Disusun Oleh:
Nama
NIM
: 14/366731/PA/16242
Golongan : 23B
Partner
Asisten
: Fadilah Fuad
I. Pendahuluan
I.1. Latar Belakang
Setiap alat elektronik pada masa ini tentu menggunakan listrik
dengan nilai arus dan tegangan yang berbeda-beda. Nilai tegangan input pada
sebuah alat elektronik agar sebuah alat dapat berjalan dengan optimal, pada
umumnya berkisar pada angka yang tidak bulat. Tegangan pada catu daya
umumnya akan lebih besar dari dari tegangan input yang dibutuhkan. Namun
agar alat tidak terjadi breakdown, maka nilai tegangan yang akan masuk akan
diberi resistor. Resistor sebagai hambatan berperan untuk memotong
tegangan yang masuk. Cara kerja resistor dan penerapan hukum ohm inilah
yang akan menjadi bahan percobaan dalam praktikum ini. Oleh karena itu
praktikan akan memperagakan pengukuran arus dan tegangan pada suatu
tahanan.
Dalam analisa data hasil praktikum, metode grafik merupakan salah
satu cara untuk menganalisa suatu data. Pada grafik akan terlihat hubungan
antar variabel-variabel yang dicari baik memiliki hubungan yang berbanding
lurus maupun terbalik. Selain itu, grafik juga digunakan untuk melakukan
seleksi pada masing-masing data hasil pengukuran. Oleh karena itu praktikan
pada praktikum ini akan belajar menginterpretasikan grafik dan menentukan
nilai tahanan pada suatu resistor menggunakan metode grafik.
I.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum Hukum Ohm ini adalah:
- Belajar menginterpretasikan grafik
- Memperagakan pengukuran atus dan tegangan pada suatu tahanan
- Menentukan besar suatu tahanan dengan metode grafik
didapat perbedaan besar dari arus yang dihasilkan. Sifat konduktor yang masuk
disini disebut hambatan. Penentuan hambatan antara dua titik sembarang dari
sebuah konduktor dengan memberikan beda potensial sebesar V di antara titiktitik itu dan diukur arus sebesar i yang dihasilkan, maka hambatan R yang
dihasilkan dapat dirumuskan sebagai berikut:
R=
V
i
................................... (1)
Satuan SI untuk hambatan yang diperoleh dari Pers. 1 adalah volt per
ampere. Satuan ini sering muncul sehingga pada umumnya disebut dengan
sebuah nama khusus, ohm (simbol ). Sehingga:
1Ohm=1=1 volt per ampere=1V / A
............ (2)
V
R
.........................................(3)
maka dapat dilihat bahwa nilai arus yang dihasilkan berbanding terbalik dengan
nilai hambatan itu sendiri. Untuk nilai V yang tetap, semakin besar nilai
hambatan yang diberikan, maka semakin kecil nilai arus yang dihasilkan
(Halliday, 2010).
Untuk menentukan nilai hambatan dari suatu resistor maka dapat dilihat
dari warna gelang pada masing-masing resistor, dimana setiap warna
mengandung nilai. Berikut tabel dari nilai masing-masing gelang warna resistor:
Tabel 1. Tabel nilai gelang warna resistor
Warna Gelang Gelang 1
Angka ke-1
Gelang 2
Angka ke-2
2
Gelang 3
Faktor Pengali
Gelang 4
Toleransi
Hitam
Coklat
Merah
Oranye
Kuning
Hijau
Biru
Ungu
Abu-abu
Putih
Emas
Perak
Tanpa Warna
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-
x 100
x 101
x 102
x 103
x 104
x 105
x 106
x 107
x 108
x 109
x 10-1
x 10-2
-
5%
10%
20%
Pada umumnya resistor memiliki empat gelang warna (namun ada juga yang
berjumlah lima). Pada gelang pertama dan kedua menunjukkan nilai depan dari
masing-masing resistor, gelang ketiga merupakan gelang yang menunjukkan
faktor pengali dari gelang pertama dan kedua. Sementara gelang keempat
merupakan faktor toleransi (ralat) dari sebuah resistor. Seperti contohnya sebuah
resistor memiliki warna gelang merah, ungu, oranye, emas, itu berarti resistor
tersebut mempunyai nilai 27 x 103 dengan ralat 5% atau dapat ditulis (27 +
5%) x 103 .
Nilai hambatan total dari gabungan dua resistor atau lebih dapat
dirumuskan sebagai berikut. Jika hambatan disusun seri maka nilai hambatan
total adalah:
n
Rtot = Ri
i=1
..................... (4)
Apabila hambatan disusun pararel maka maka nilai hambatan total adalah:
1
1
=
R tot i =1 Ri
........................ (5)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai hambatan akan semakin besar apabila
masing-masing hambatan disusun seri dan akan semakin kecil apabila masingmasing hambatan disusun pararel (Halliday, 2010).
III.
Metode Eksperimen
III.1.
Alat dan Bahan
Berikut alat dan bahan yang dibutuhkan pada praktikum Hukum Ohm:
- Sumber tegangan DC 6V (empat buah baterai)
- DC miliamperemeter (100 mA)
- DC Voltmeter (5 V)
- Potensiometer 10 k
- Dua buah resistor
III.2.
Skema Percobaan
III.3.
Tata Laksana
Gambara.1. Alat
Skema
seri. seperti pada gambar
Gambar1.2. Skema rangkaian pararel.
danrangkaian
bahan dirangkai
b. Potensiometer diputar hingga voltmeter dan miliampermeter
menunjukkan angka nol.
c. Potensiometer diputar hingga jarum pada voltmeter menunjukkan
angka 0,2 volt.
d. Nilai pada miliampermeter dicatat sebagai hasil.
e. Potensiometer diputar kembali dengan hingga angka pada voltmeter
menunjukkan angka dengan kelipatan 0,2 dan dilakukan hingga
menunjukkan angka 4 volt dan nilai pada miliampermeter masingmasing dicatat.
f. Langkah a e diulangi kembali dengan menggunakan rangkaian pada
gambar 2.
III.4.
I1 x 10-3 (A)
I2 x 10-3 (A)
Setelah dibuat tabel maka akan dibuat grafik I vs V. Nilai I dan V di-plot
pada grafik sehingga membentuk garis linier. Data terjauh dari garis akan
menjadi bendera ralat dari grafik tersebut sehingga didapat grafik sebagai
berikut:
I x 10-3 (A)
m
m
y 2 y 1
x 2x 1
Untuk ralat dari m atau m dapat dicari dengan mencari nilai dari m dan m
terlebih dahulu. Nilai m dan m dapat dirumuskan sebagai:
'
m' =
'
y2 y1
'
'
x2 x1
}}
}} over {{x} rsub {2} rsup {
IV.
1
m
R=
R
m
m
1
m
2
m
I1 x 10-3 (A)
1,6
2,5
3,8
5,0
6,5
7,2
8,5
9,5
10,8
11,8
13,0
14,0
15,5
16,5
18,4
I2 x 10-3 (A)
1,6
2,5
3,6
5,0
6,4
7,2
8,5
9,8
10,8
11,8
13,0
14,0
15,6
16,5
18,5
3,2
3,4
3,6
3,8
4,0
19,2
20,5
22,2
23,4
24,6
19,4
20,5
22,2
23,4
24,6
I1 x 10-3 (A)
5,5
9,5
14,0
18,5
23,0
27,2
32,2
36,4
41,5
46,0
50,5
54,5
58,0
62,0
67,0
I2 x 10-3 (A)
5,0
9,5
14,0
18,5
22,5
26,5
31,5
36,5
40,5
44,5
49,5
54,0
58,0
63,0
67,0
= 5,5 x 10-3
Nilai m:
|64,8|+ 5,54,8
2
m=
= 0,95 x 10-3
Sehingga didapat nilai:
m + m = (5 + 1) x 10-3
Mencari nilai R + R
1
R=
m
R=
1
5 103
= 200
1
R= 2 m
m
5 10
2
3
(3) 10
1
R=
= 40
Sehingga didapat nilai:
R + R = (2,0 + 0,4) x 102
b. Perhitungan resistor rangkaian pararel
Diambil pada grafik nilai:
y2 = 68 x 10-3
y1 = 64 x 10-3
x2 = 3
x1 = 2,8
Sehingga didapat nilai m:
( 6864 ) 103
m=
32,8
= 20 x 10-3
10
= 25 x 10-3
Nilai m:
|2520|+ 22,520
2
m=
= 3,75 x 10-3
Sehingga didapat nilai:
m + m = (2,0 + 0,4) x 10-2
Mencari nilai R + R
1
R=
m
R=
1
2
2 10
= 50
R=
1
m
2
m
11
2 10
(2)2 0,4 102
1
R=
= 10
Sehingga didapat nilai:
R + R = (5 + 1) x 102
c. Perhitungan nilai resistor seri dan pararel menurut persamaan (4) dan (5)
Resistor seri
Rtot =100+100
= 200
Resistor pararel
1
1
1
1
=
+
=
R tot 100 100 50
Rtot = 50
V.
Pembahasan
Percobaan
yang
dilaksanakan
oleh
praktikan
bertujuan
untuk
menentukan nilai dua buah resistor atau lebih melalui persamaan Hukum Ohm
dengan
nilai
tegangan
listrik
beserta
arus
sebagai
datanya
dan
12
data
yang
baik
dan
juga
dapat
menerapkan
serta
Kesimpulan
1. Nilai gradien dari kedua grafik masing-masing bernilai positif.
2. Kuat arus pada suatu tahanan berbanding lurus dengan besar tegangan
pada tahanan itu sendiri.
3. Didapat nilai resistor untuk percobaan 1 sebesar 50 dan 200 pada
percobaan kedua.
VII.
Daftar Pustaka
Halliday, David., Resnick, Robert., Walker, Jearl. 2010. Dasar-Dasar Fisika
Jilid II terj. Syarifudin, dkk. Tanggerang: Binarupa Aksara.
Laboratorium Fisika Dasar. 2014. Buku Petunjuk Praktikum Fisika Dasar
Untuk Mahasiswa Jurusan Fisika Semester I. Yogyakarta: Universitas
Gadjah Mada.
PENGESAHAN
Laporan ini telah diterima dan diperiksa.
Yogyakarta, 8 Desember 2014
Praktikan,
Asisten,
Fadilah Fuad
13
NIM: 14/366731/PA/16242
14