Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
L DENGAN
APPENDICTOMY DI BANGSAL MULTAZAM
RS PKU MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Seminar Kelompok Praktek Klinik
KMB V
Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
(2005.878)
(2005.879)
(2005.880)
(2005.881)
(2005.882)
(2005.883)
(2005.884)
LAPORAN PENDAHULUAN
APPENDICSITIS
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Appendiks adalah ujung seperti jari-jari yang kecil panjangnya kirakira 10 cm (4 inchi), melekat pada sekum tepat di bawah katup ileosekal
(Smeltzer, Suzanne, C., 2001).
Appendisitis adalah peradangan dari appendiks vermiformis, dan
merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. Penyakit ini dapat
mengenai semua umur baik laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih sering
menyerang laki-laki berusia antara 10 sampai 30 tahun (Mansjoer, 2000).
Apendektomi adalah pembedahan untuk mengangkat apendiks
dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan resiko perforasi. (Smeltzer
Suzanne, C., 2001).
2. Patofisiologi
Appendiks terinflamasi dan mengalami edema sebagai akibat
tersumbat, kemungkinan oleh fekalit (massa keras dari feses), tumor atau benda
asing. Proses inflamasi meningkatkan tekanan intraluminal yang akan
menghambat aliran limfe yang mengakibatkan edema, diapedesis bakteri dan
ulserasi mukosa menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat secara
progresif, dalam beberapa jam, terlokalisasi dikuadran kanan bawah dari
abdomen. Akhirnya appendiks yang terinflamasi berisi pus. (Smeltzer,
Suzanne, C., 2001).
g. Tanda rovsing dapat timbul dengan melakukan palpoasi kuadran bawah kiri
yang secara paradoksimal menyebabkan nyeri yang terasa di kuadran kanan
bawah
h. Distensi abdomen akibat ileus paralitik
i. Kondisi pasien memburuk
(Smeltzer, Suzanne, C, 2001)
4. Komplikasi
a. Komplikasi utama apendisitis adalah perforasi appendiks, yang dapat
berkembang menjadi peritonitis atau abses.
b. Abses sub frenikus
c. Fokal sepsis intraabdominal lain
(Mansjoer, 2000)
5. Pathway
mual, muntah
Resiko tinggi
kekurangan volume
cairan
Appendiks terinflamasi
Appendiktomy
Luka post OP
Resiko tinggi
infeksi
Nyeri akut
Sumber :
- Smeltzer, Suzzane, C (2001)
- Mansjoer (2000)
6. Pemeriksaan diagnostik
a.
b.
c.
d.
7. Penatalaksanaan
a. Pembedahan diindikasikan bila diagnosa apendisitis telah ditegakkan.
b. Antibiotik dan cairan IV diberikan sampai pembedahan dilakukan.
c. Analgesik dapat diberikan setelah diagnosa ditegakkan.
(Smetzer, Suzanne, C., 20010
B. Konsep Dasar Keperawatan
Menurut Doengoes, 1999
1. Pengkajian
Dasar data pengkajian pasien (pra operasi)
a. Aktivitas atau istirahat
Gejala : Malaise
b. Sirkulasi
Tanda
: Takikardia
c. Eliminasi
Gejala : Konstipasi pada awitan awal
Diare (kadang-kadang)
Tanda
d. Makanan / cairan
Gejala : Anoreksia
Mual / muntah
e. Nyeri kenyamanan
Gejala : Nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilikus, yang
meningkat berat dan terlokalisasi pada titik Mc. Burney.
Mc. Burney (setengah jarak antara umbilikus dan tulang ileum
kanan), meningkat karena berjalan, bersin, batuk, atau nafas
dalam (nyeri berhenti tiba-tiba di duga perforasi atau infark pada
appendiks) keluhan berbagai rasa nyeri atau gejala tidak jelas
(sehubungan dengan lokasi appendiks, contoh retrosekal atau
sebelah ureter).
Tanda
f. Keamanan
Tanda
g. Pernafasan
Tanda
2. Diagnosa keperawatan
a. Infeksi, resiko tinggi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan
utama, perforasi atau ruptur pada apendiks, peritonitis, pembentukan abses.
b. Kekurangan volume cairan, berhubungan dengan muntah pra operasi,
pembatasan pasca operasi.
c. Nyeri (akut) berhubungan dengan adanya insisi bedah.
d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan perjalanan penyakit.
3. Intervensi dan rasionalisasi
Diagnosa I
-
Intervensi
Awasi tanda vital, perhatikan
Rasional
Dugaan adanya infeksi atau
peritonitis
nyeri abdomen
- Lakukan pencucian tangan yang
Diagnosa II
-
Intervensi
Awasi tekanan darah dan nadi
Rasional
Tanda yang membantu
mengidentifikasi fluktuasi
-
jenis
Diagnosa III
-
Intervensi
Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik -
Rasional
Berguna dalam pengawasan
penyembuhan
Pertahankan istirahat dengan posisi - Gravitasi melokalisasi eksudat
semi-fowler
Diagnosa IV
-
Intervensi
Kaji ulang pembatasan aktivitas
Rasional
Memberikan inflamasi pada
pasca operasi
menimbulkan masalah
Mencegah kelemahan,
meningkatkan penyembuhan
A. Pengkajian
Tanggal pengkajian
: 14 April 2008
Jam pengkajian
: 08.00 WIB
Tanggal masuk
: 11 April 2008
1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama
: Nn. L
Umur
: 17 th
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
Suku
: Jawa
Bangsa
: Indonesia
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Pelajar
: Tn. s
Umur
: 52 th
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Wiraswasta
: Ayah kandung
2. Keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri pada luka bekas post operasi.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Sehari kiriman dr. D, keluhan 1 minggu nyeri perut kanan bawah,
mual kadang-kadang muntah, pasien dirawat dibangsal Multazam dengan
terapi infus RL 20 tetes per menit, injeksi biotiax 1 gr/hari.
b. Riwayat keperawatan dahulu
Pasien belum pernah mondok, tidak pernah mengalami kecelakaan
maupuan trauma, mempunyai riwayat alergi kacang goreng.
c. Riwayat keperawatan keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakti yang sama
dengan pasien.
4. Pola fungsional (menurut Gordong)
a. Pola persepsi dan manajemen kesehatan
Nn. L mengatakan bila ada anggota keluarga yang sakit dibawa ke
puskesmas bila belum sembuh diperiksakan ke dokter.
b. Pola nutrisi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan makan 3 x/hari, mau makan sayur
dan buah-buahan, minum 1.000 cc.
10
Selama sakit
c. Pola eliminasi
Sebelum sakit : Nn. L mengatakan BAK 4-5 x/hari warna kuning jernih,
dan BAB 1 x/hari dengan konsistensi lembek
Selama sakit
Q :
R :
skala nyeri 4
T :
e. Sistem pernafasan
Pasien tidak mengalami gangguan pernafasan, tidak ada sumbatan
pada saluran nafasnya.
f.
11
j.
5. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
: Sedang
b. Kesadaran
12
d. Kepala
1) Mata
2) Hidung
3) Telinga
4) Leher
e. Dada
1) Paru
2) Jantung
:
I
: Sonor
: Pekak
: BJ I, II reguler
3) Abdomen :I
f. Ekstremitas
Atas
Bawah
13
h. Kulit
6. Program terapi
a. Biotriax 1 gr/ hari
b. Remopain 1 ml/12 jam
c. Flagil sup 3 x 1
7. Pemeriksaan penunjang
Hasil laboratorium pada tanggal 11 April 2008
Hemoglobin
13,9 g/dl
Lekosit
6.800 /mm3
N : 4.000-11.000 /mm3
Erytrosit
4,99
Hematokrit
43
N : Lk : 40-50 % ; Pr : 37-43 %
Trombosit
299.000
N : 150.000-400.000
8. Data fokus
a. Data subyektif :
1) Pasien mengatakan nyeri pada perut luka post operasi
2) Pengkajian kenyamana
P
: skala nyeri 4
14
B. Analisa Masalah
No
Data
1. DS : - Pasien mengatakan nyeri pada
Problem
Nyeri akut
Etiologi
Luka post
operasi
apendiktomy
: skala nyeri 4
15
No
Data
Problem
Etiologi
perutnya
2.
DS : -
Resiko
tinggi
Port de entry
infeksi
RR : 20 x/menit
DS : - Pasien mengatakan aktivitas
dibantu keluarga
- Pasien mengatakan badannya
Gangguan
Kelemahan
pemenuhan
fisik
ADL
masih lemas
DO : - Pasien tampak lemas
- TD : 120/60 mmHg,
N : 80 x/menit, S : 36C
RR : 20 x/menit
- Aktivitas dibantu oleh keluarga
dan perawat
- Terpasang infus RL 20 tpm
C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : sakit kepala berhubungan dengan pelebaran pembuluh
darah akibat dari peningkatan TD
16
D. Intervensi Keperawatan
1. Diagnosa I
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam nyeri akut
dapat berkurang.
KH
Intervensi :
a. Kaji keadaan umum pasien
b. Kaji skala nyeri PQRST
c. Monitor vital sign
d. Berikan posisi yang nyaman
e. Ajarkan teknik relaksasi distraksi nafas dalam
f. Injeksi analgetik sesuai program
2. Dx. II
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam tidak
terjadi infeksi.
KH
Intervensi :
a. Observasi vital sign
17
Intervensi :
a. Kaji tingkat ketergantungan pasien
b. Dekatkan alat atau barang yang dibutuhkan pasien
c. Motivasi pasien untuk miring ke samping kanan dan kiri
d. Libatkan keluarga dalam pemenuhan ADL pasien
E. Implementasi
No.Dx
I
Hari/Tgl/
jam
Senin
Implementasi
-
14-04-08
I
08.00
11.00
Mengkaji keadaan
umum pasien
Respon
Keadaan umum pasien
lemah
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 36,2C
18
Paraf
No.Dx
II
Hari/Tgl/
jam
08.30
Implementasi
-
Mengkaji keadaan
luka
II
Respon
Daerah sekitar luka
tidak terdapat tanda-
08.00
tanda infeksi
- Melakukan injeksi
08.20
III
11.30
III
09.00
I
III
Mengkaji adanya
tanda infeksi
Tidak ada tanda-tanda
08.10
porsi
Motivasi pasien untuk Pasien belum berani
miring ke samping
III
07.30
11.10
Selasa
ADL pasien
- Mengajarkan pasien
15-04-08
I
15.00
16.00
infeksi
Obat masuk lewat selang
dalam
Mengkaji keadaan
umum pasien
baik
TD : 120/60 mmHg
S : 36C
Rr : 20 x/menit
II
21.00
Melakukan injeksi
19
N : 80 x/menit
Obat masuk melalui
Paraf
No.Dx
Hari/Tgl/
Implementasi
jam
16.30
14.30
15.00
I, II
Rabu
16-04-08
08.00
Biotrax 1 gr/hari
Memberi fooding
Mengajarkan pasien
Respon
selang infus
Fooding diterima
keluarga pasien
Pasien mau mengikuti
nafas dalam
dalam)
Menyiapkan air untuk
sibin
nafas dalam
Mengkaji keadaan
umum pasien
-
I, II
08.30
Melakukan injeksi
lewat selang infus
S : 36,5C
Obat masuk lewat selang
infus
09.00
1 gram/ 24 jam
- Melakukan medikasi
- Memotivasi pasien
III
yang dibutuhkan
II, III
11.00
pasien
- Melakukan vital sign TD : 120/90 mmHg
20
Paraf
Hari/Tgl/
No.Dx
Implementasi
jam
Respon
Paraf
S : 36C
12.00
Mengantarkan
Rr : 20 x/menit
Pasien kooperatif
makanan
F. Evaluasi
Tgl/jam
Kamis
Evaluasi
: Pasien mengatakan nyeri berkurang
17 April 2008
08.00
: Intervensi dilanjutkan
- Lakukan medikasi sesuai program
08.00
21
TTD
Tgl/jam
P
Evaluasi
: Intervensi dilanjutkan
- Lakukan medikasi sesuai program
08.00
: Intervensi dilanjutkan
- Libatkan keluarga dalam pemenuhan
ADL
- Dekatkan barang-barang yang
dibutuhkan.
22
TTD
DAFTAR PUSTAKA
23