Anda di halaman 1dari 10

Laporan Pendahuluan Vertigo

I.

LATAR BELAKANG

Vertigo merupakan kasus yang sering ditemui. Secara tidak langsung kitapun pernah
mengami vertigo ini. Kata vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere yang artinya memutar.
Vertigo termasuk kedalam gangguan keseimbangan yang dinyatakan sebagai pusing, pening,
sempoyangan, rasa seperti melayang atau dunia seperti berjungkir balik. Kasus vertigo di
Amerika adalah 64 orang tiap 100.000, dengan presentasi wanita lebih banyak daripada pria.
Vertigo juga lebih sering terdapat pada Usia yang lebih tua yaitu diatas 50 tahun.
Vertigo merupakan salah satu kelainan yang dirasakan akibat manifestasi dari kejadian
atau trauma lain. Misalnya adanya cidera kepala ringan. Salah satu akibat dari kejadian atau
trauma tersebut ialah seseorang akan mengalami vertigo. Kasus ini sebaiknya harus segera
ditangani, karena jika dibiarkan begitu saja akan menggangu system lain yang ada di tubuh dan
juga sangat merugikan klien karena rasa sakit atau pusing yang begitu hebat. Terkadang klien
dengan vertigo ini sulit untuk membuka mata karena rasa pusing seperti terputar-putar. Ini
disebabkan karena terjadi ketidakseimbangan atau gangguan orientasi.
Oleh karena itu, pembelajaran mengenai vertigo beserta asuhan keperawatannya dirasa
sangat penting dan perlu. Dengan memiliki pengetahuan yang baik beserta pemberian asuhan
keperawatan yang benar, maka diharapkan agar kasus vertigo ini dapat berkurang dan
masyarakat bisa mengetahui akan kasus vertigo ini dan bisa mengantisipati akan hal tersebut.
II.

TUJUAN

Tujuan dari penyusunan laporan pendahuluan tentang vertigo ini adalah agar mahasiswa
mampu secara kognitif, afektif serta motorik dalam menyusun asuhan keperawatan pada klien
vertigo. Dengan demikian, mahasiswa bisa menerapkan asuhan keperawaan yang sudah dibuat
secara komprehensif sehingga dapat membantu proses penyembuhan klien secara tepat dan
cepat.
III.

A.

Tinjauan Pustaka

Definisi
Vertigo adalah sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya,
dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan

tubuh. Vertigo mungkin bukan hanya terdiri dari satu gejala pusing saja, melainkan kumpulan
gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala somatik (nistagmus), otonomik (pucat, peluh dingin,
mual, muntah) dan pusing (http://www.kalbefarma.com). Burton 1990 berpendapat bahwa
Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau seolah-olah benda di
sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai dengan mual dan kehilangan
keseimbangan. Sedangkan menurut yayasan stoke Indonesia, vertigo merupakan satu bentuk
gangguan keseimbangan atau gangguan orientasi di ruangan.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan vertigo adalah suatu bentuk gangguan
keseimbangan yang disertai perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar-putar atau
seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai dengan
mual

B.
1.
a.
b.
c.
d.
e.
2.
a.
b.
c.
d.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Etiologi
Menurut (Bruton 1990) vertigo dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:
Lesi vestibular, seperti:
Fisiologik
Labirinitis
Obat ; misalnya quinine, salisilat.
Otitis media
Motion sickness
Lesi saraf vestibularis
Neuroma akustik
Obat ; misalnya streptomycin
Neuronitis
Vestibular
Lesi batang otak, serebelum atau lobus temporal
Infark atau perdarahan pons
Insufisiensi vertebro-basilar
Migraine arteri basilaris
Sklerosi diseminata
Tumor
Siringobulbia
Epilepsy lobus temporal
Sedangkan menurut (http://www.kalbefarma.com) vertigo dapat disebabkan oleh
beberapa hal, diantaranya:

1.
a.
b.
c.
d.
e.
2.
a.

b.
c.
d.

C.

Penyakit Sistem Vestibuler Perifer, seperti:


Telinga bagian luar : serumen, benda asing.
Telinga bagian tengah: retraksi membran timpani, otitis media purulenta akuta, otitis media
dengan efusi, labirintitis, kolesteatoma.
Telinga bagian dalam: labirintitis akuta toksika, trauma, serangan vaskular, alergi, hidrops
labirin (morbus Meniere ), vertigo postural.
Nervus VIII. : infeksi, trauma, tumor.
Inti Vestibularis: infeksi, trauma, perdarahan, trombosis arteria serebeli posterior inferior,
tumor, sklerosis multipleks.
Penyakit SSP, seperti :
Hipoksia Iskemia otak : Hipertensi kronis, arterios-klerosis, anemia, hipertensi kardiovaskular,
fibrilasi atrium paroksismal, stenosis dan insufisiensi aorta, sindrom sinus karotis, sinkop,
hipotensi ortostatik, blok jantung.
Infeksi : meningitis, ensefalitis, abses
Trauma kepala/ labirin
Migren
Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang
menghubungkan telingan dengan otak dan di dalam otaknya sendiri. juga bisa berhubungan
dengan kelainan penglihatan atau perubahan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba

Patofisiologi
Vertigo terjadi akibat dari perubahan posisi kepala yang cepat dan tibat-tiba, biasanya
akan dirasakan pusing yang sangat berat, yang berlangsung bervariasi di semua orang, bisa lama
atau hanya beberapa menit sasja. Penderita kadang merasakan lebih baik jika berbaring diam
saja. Vertigo dapat berlangsung selama berhari-hari dan disertai dengan mual muntah. Hasilnya
pendertia akan merasa amat sangat panic dan segera melarikan diri untuk berobat, tak jarang
pasien seperti ini ditemukan di unit gawat darurat. Vertigo disebabkan oleh pengendapan kalsium
di dalam salah satu alat penyeimbangan di dalam telinga, tetapi sebagian besar penyebabnya
belum dikethui hingga sekarang. Beberapa dugaan yang dikemukakan oleh para ahli adalah,
trauma pada alat keseimbangan, infeksi, sisa pembedangan telinga, degenerative karena usai dan
kelainan pembuluh darah. Vertigo berbeda dengan dizziness, suatu pengalaman yang mungkin
pernah kita rasakan, yaitu kepala terasa ringan saat akan berdiri. Sedangkan vertigo bisa lebih
berat dari itu, misalnya dapat membuat kita sulit untuk melangkah karena rasa berputar yang
mempengaruhi keseimbangan tubuh. Adanya penyakit vertigo menandakan adanya gangguan
system deteksi seseorang.

D.

E.

1.
2.
3.
4.
5.

F.

Pohon Masalah

Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada klien dengan vertigo yaitu Perasaan berputar yang kadang-kadang
disertai gejala sehubungan dengan reak dan lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu
makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness),
nyeri kepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah, mudah tersinggung, gelisah,
lidah merah dengan selaput tipis.
Pasien Vertigo akan mengeluh jika posisi kepala berubah pada suatu keadaan tertentu.
Pasien akan merasa berputar atau merasa sekelilingnya berputar jika akan ke tempat tidur,
berguling dari satu sisi ke sisi lainnya, bangkit dari tempat tidur di pagi hari, mencapai sesuatu
yang tinggi atau jika kepala digerakkan ke belakang. Biasanya vertigo hanya berlangsung 5-10
detik. Kadang-kadang disertai rasa mual dan seringkali pasien merasa cemas.Penderita biasanya
dapat mengenali keadaan ini dan berusaha menghindarinya dengan tidak melakukan gerakan
yang dapat menimbulkan vertigo. Vertigo tidak akan terjadi jika kepala tegak lurus atau berputar
secara aksial tanpa ekstensi, pada hampir sebagian besar pasien, vertigo akan berkurang dan
akhirnya berhenti secara spontan dalam beberapa hari atau beberapa bulan, tetapi kadang-kadang
dapat juga sampai beberapa tahun.
Pada anamnesis, pasien mengeluhkan kepala terasa pusing berputar pada perubahan
posisi kepala dengan posisi tertentu. Secara klinis vertigo terjadi pada perubahan posisi kepala
dan akan berkurang serta akhirnya berhenti secara spontan setelah beberapa waktu. Pada
pemeriksaan THT secara umum tidak didapatkan kelainan berarti, dan pada uji kalori tidak ada
paresis kanal.
Uji posisi dapat membantu mendiagnosa vertigo, yang paling baik adalah dengan
melakukan manuver Hallpike : penderita duduk tegak, kepalanya dipegang pada kedua sisi oleh
pemeriksa, lalu kepala dijatuhkan mendadak sambil menengok ke satu sisi. Pada tes ini akan
didapatkan nistagmus posisi dengan gejala :
Mata berputar dan bergerak ke arah telinga yang terganggu dan mereda setelah 5-20 detik.
Disertai
vertigo berat.
Mula gejala didahului periode laten selama beberapa detik (3-10 detik).
Pada uji ulangan akan berkurang, terapi juga berguna sebagai cara diagnosis yang tepat.

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik yang penting untuk dilakukan pada klien dengan kasus vertigo
antara lain:
1. Pemeriksaan fisik
a.
Pemeriksaan mata
b. Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh
c.
Pemeriksaan neurologik
d. Pemeriksaan otologik
e.
Pemeriksaan fisik umum
2. Pemeriksaan khusus
a.
ENG
b. Audiometri dan BAEP
c.
Psikiatrik
3. Pemeriksaan tambahan
a.
Radiologik dan Imaging
b. EEG, EMG
G. Penatalaksanaan medis
Beberapa terapi yang dapat diberikan adalah terapi dengan obat-obatan, terapi fisik /
latihan dan olah raga. Dan jika keduat terapi di atas tidak dapat mengatasi kelainan yang diderita
dianjurkan untuk terapi bedah.
Terapi menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 48) :
Terdiri dari :
1. Terapi kausal
2. Terapi simtomatik
3. Terapi rehabilitatif

H.
1.
a.

Proses Keperawatan
Pengkajian data keperawatan
Aktivitas / Istirahat
Letih, lemah, malaise, keterbatasan gerak, ketegangan mata, kesulitan membaca, insomnia,
bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala, sakit kepala yang hebat saat perubahan
postur tubuh, aktivitas (kerja) atau karena perubahan cuaca.
b. Sirkulasi
Riwayat hypertensi, denyutan vaskuler, misal daerah temporal, pucat, wajah tampak kemerahan
c.
Integritas Ego

d.

e.

f.

g.

h.
i.

Faktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu, perubahan ketidakmampuan, keputusasaan,


ketidakberdayaan depresi, kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala,
mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik)
Makanan dan cairan
Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang, keju, alkohol, anggur,
daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus, hotdog, MSG (pada migrain), mual/muntah,
anoreksia (selama nyeri), penurunan berat badan
Neurosensoris
Pening, disorientasi (selama sakit kepala), riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi,
trauma, stroke, aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus, perubahan visual, sensitif terhadap
cahaya/suara yang keras, epitaksis, parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore,
perubahan pada pola bicara/pola pikir, mudah terangsang, peka terhadap stimulus, penurunan
refleks tendon dalam, papiledema.
Nyeri/ kenyamanan
Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migrain, ketegangan otot, cluster,
tumor otak, pascatrauma, sinusitis, nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah, fokus
menyempit, fokus pada diri sendiri, respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis,
gelisah, otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.
Keamanan
Riwayat alergi atau reaksi alergi, demam (sakit kepala), gangguan cara berjalan, parastesia,
paralisis, drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus).
Interaksi sosial
Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang berhubungan dengan penyakit
Penyuluhan / pembelajaran
Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga, penggunaan alkohol/obat lain
termasuk kafein, kontrasepsi oral/hormone, menopause.

2.

Analisis Data
No

DATA

PROBLEM

ETIOLOGI

1.

Subjektif (S)
1.
Klien mengatakan
bahwa nyeri kalau akan
dilakukan ganti posisi,
2.
Klien mengatakan
sudah terjadi perubahan pola
tidur karena nyeri yang
dirasakan
Objektif (O)
1.
Pucat pada daerah
wajah
2.
Klien tampak gelisah

Gangguan rasa Stress dan


nyaman nyeri
ketegangan,
iritasi/ tekanan
syaraf,
vasospressor,
peningkatan
intrakranial.

G
n
d
k
te
v
p
d
m
d
m
p
g

2.

Subjektif (S)
1.
Perubahan
ketidakmampuan,
keputusasaan,
ketidakberdayaan depresi
Objektif (O)
1.
Otot-otot daerah leher
juga menegang
2.
Penurunan refleks
tendon dalam

Koping
individual tak
efektif

ketidakadekuatan
relaksasi,
metode koping
tidak adekuat,
kelebihan beban
kerja

K
e
d
a
m
a
b

3.

Subjektif (S)
1.
klien tidak tahu akan
penyakit yang diderita
Objektif (O)
1.
ketidak-adekuatannya
mengikuti instruksi.

Kurang
pengetahuan
(kebutuhan
belajar)
mengenai
kondisi dan
kebutuhan
pengobatan

keterbatasan
kognitif, tidak
mengenal
informasi dan
kurang
mengingat

K
(
m
k
b
k
ti
in
m

3. Intervensi Kperawatan
NO
1.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
DAN TUJUAN
Gangguan rasa nyaman nyeri
berhubungan dengan stress dan
ketegangan, iritasi/ tekanan syaraf,
vasospressor, peningkatan intrakranial
ditandai dengan menyatakan nyeri
yang dipengaruhi oleh faktor misal,
perubahan posisi, perubahan pola tidur,
gelisah.
Tujuan: setelah melalui perawatan
selama 1 x 24 jam gangguan rasa
nyaman nyeri dapat teratasi.

INTERVENSI
1.Pantau tanda-tanda vital,
intensitas/skala nyeri

1. Meng
dalam m
keperaw
2. Anjurkan klien istirahat ditempat 2. istira
intesitas
tidur.
3. posis
mengur
menceg
3. Atur posisi pasien senyaman
serta me
mungkin
4. relak
ketegan
perasaa
5. analg
mengur
4. Ajarkan teknik relaksasi dan
pasien m
napas dalam
5. Kolaborasi untuk pemberian
analgetik

2.

Koping
individual
tak
efektif 1. Kaji kapasitas fisiologis yang 1. Meng
berhubungan
dengan
ketidak- bersifat umum
mengid
adekuatan relaksasi, metode koping
penyim
tidak adekuat, kelebihan beban kerja
fisiolog
memud
Tujuan: setelah melalui perawatan 2. Sarankan
klien
untuk melakuk
selama 1 x 24 jam koping individu mengekspresikan perasaannya
keperaw
2. klien
menjadi lebih adekuat
kelegaa
mengun
perasaa
tenang

3. Berikan informasi mengenai 3. agar


penyebab sakit kepala, penenangan kondisi
dan hasil yang diharapkan.
diterima
klien h
4. Dekati pasien dengan ramah dan untuk p
penuh perhatian, ambil keuntungan 4. mem
berarti d
dari kegiatan yang dapat diajarkan.

3.

Kurang
pengetahuan
(kebutuhan
belajar)
mengenai
kondisi
dan
kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan keterbatasan kognitif, tidak
mengenal informasi dan kurang
mengingat
Tujuan: setelah melalui perawatan
selama 1 x 24 jam pasien
mengutarakan pemahaman tentang
kondisi, efek prosedur dan proses
pengobatan.

1. Kaji tingkat pengetahuan klien 1. mege


dan keluarga tentang penyakitnya.
pengala
klien d
penyaki
2. Berikan penjelasan pada klien
tentang penyakitnya dan
kondisinya sekarang.
2. denga
penyaki
sekaran
3. Diskusikan mengenai
keluarg
pentingnya posisi atau letak tubuh
yang normal
tenang
4. Anjurkan pasien untuk selalu
cemas
memperhatikan sakit kepala yang
3. agar k
dialaminya dan faktor-faktor yang
melakuk
berhubungan
posisi/le
baik.
4. denga
faktor y
dapat m
sendiri d
sederha
beristira
seranga

REFERENSI

Mansjoer et al. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia

Sudoyo Aru.W et al. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Media Aesculapius Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia

Doengoes Marilynn. E et al. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai