PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini pembangunan tempat tinggal maupun perkantoran dengan menggunakan
beton semakin meningkat. Hal ini dikarenakan beton mudah dicetak, awet ,tahan api,
dapat di cor ditempat ( Subakti 1995). Namun bila bahan material beton tersebut sulit
didapatkan, seperti contoh di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, maka pembangunan
dengan menggunakan beton cor ditempat menjadi sulit dilaksanakan. Apalagi dari segi
keakurasian ukuran dan kualitas sistem cor ditempat juga kurang terjamin.
Kesulitan ini dapat diatasi yaitu dengan menggunakan sistem pracetak. Sistem ini
memiliki beberapa keunggulan. Di antaranya dari segi keakurasian ukuran dan
kualitas yang terjamin, serta pelaksanaan pembangunan yang relatif cepat, rapi, dan
ekonomis. Sehingga sitem ini mempunyai nilai tambah tidak hanya dari sisi struktur,
yaitu kekuatan dan kekakuannya saja, tetapi juga dari sisi arsitekturalnya yaitu
penampakan luar atau keindahannya ( Freedman 1999) .
Dalam tugas akhir ini akan direncanakan gedung perkantoran bertingkat 12 lantai,
ukuran 27 m 40 m dengan tinggi 45,75 m. Gedung ini telah di desain oleh konsultan
arsitek dengan sistem pracetak. Yang menarik dari tugas akhir adalah digunakannya
software Tekla Structures 15 sebagai program bantu. Memang, di Indonesia
penggunaan software ini masih kurang populer dibanding SAP 2000 maupun
ETABS. Tetapi sesungguhnya program ini mempunyai banyak kelebihan yang
layak
untuk dipertimbangkan sebagai salah satu solusi dalam pemecahan
permasalahan perencanaan atau rekayasa sipil.
Software ini merupakan Building Information Modelling (BIM) yang sangat
canggih. Tekla Corporation sebagai produsen dari software ini mengklaim bahwa
produknya mampu menggabungkan kemampuan pemodelan, analisa dan desain
struktur lengkap dengan detail dan gambar perencanaannya. Selain itu software
ini juga mampu digunakan untuk menampilkan data bill of material, sequence dan
schedulling pekerjaan.
Kemampuan yang dimiliki oleh software ini membuat banyak perusahaan
rekayasa bangunan di berbagai negara tertarik untuk menggunakannya. Walaupun
investasi yang harus dikeluarkan untuk pembelian lisensi relatif mahal, namun
penggunaannya terus meluas karena software ini terbukti memberikan
keuntungan jangka panjang berupa peningkatan produktivitas dalam proses desain dan
kontruksi.
1.2 Permasalahan
Permasalahan utama yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah bagaimana
mendapatkan hasil perencanaan yang berupa Detail Engineering Design (DED)
dari gedung Graha Nusantara dengan menggunakan software Tekla Structures
15.
Detail permasalahan:
1.
2.
3.
4.
1.3 Tujuan
Tujuan utama dari Tugas Akhir ini adalah untuk mendapatkan Detail
Engineering Design (DED) dari gedung Graha Nusantara dengan menggunakan
software Tekla Structure 15. Hasil perencanaan ini didasarkan dari peraturan
perencanaan yang berlaku di Indonesia. Peraturan yang dimaksud adalah SNI-032847-2002 yang mengatur tentang tata cara perhitungan struktur beton untuk
bangunan gedung dan SNI 02 - 1726-2002 tentang ketahanan gempanya.
Tujuan khusus:
1. Mengetahui pengertian sistem pracetak.
2. Mengetahui keuntungan dan kekurangan sistem pracetak.
3. Mengetahui komponen struktur yang bisa menggunakan sistem pracetak.
2
BAB 2.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lokasi Bangunan
Penting sekali untuk mengetahui data-data lokasi dari pembangunan struktur gedung
yang akan dilaksanakan. Hal ini ditentukan oleh jenis tanah di mana bangunan tersebut
akan berdiri, terrnasuk dalam zona gempa berapa, dan bahan material apa saja yang
mudah didapatkan di daerah tersebut. Karena hal ini akan mempengaruhi dalam
perencanaan kekuatan dan keawetan bangunan. maupun biaya pembangunan yang
dibutuhkan.
Dalam tugas akhir ini akan direncanakan pembanguan Gedung Perkantoran Graha
Nusantara yang berada di kota Banjarmasin. Kota Banjarmasin terletak di provinsi
Kalimantan Selatan. Kota ini beriklim tropis dengan suhu udara 25 -38 C, curah
hujan rata-rata 236 mm. Kota ini mempunyai lapisan gambut tebal, jenis tanah alluvial
yang didominasi oleh struktur lempung, dan hasil sondir menunjukkan nilai
konsistensi, sangat lunak, lunak, firm, stiff, very stiff . Kota ini berada di wilayah
gempa 1 dengan resiko gempa rendah.
Gambar 2.1 Wilayah Gempa Indonesia dengan percepatan puncak batuan dasar
dengan perioda ulang 500 tahun ( SNI-1726-2002)
Karena berada pada resiko gempa rendah maka pembangunan gedung dengan
sistem pracetak akan mudah dilaksanakan. Sistem pracetak kurang sesuai bila
digunakan pada bangunan yang berada pada zona gempa tinggi, karena rawan
terhadap gaya lateral.
2.2. Sejarah Perkembangan Sistem Pracetak
Beton adalah material konstruksi yang banyak dipakai di Indonesia, jika dibandingkan
dengan material lain seperti kayu dan baja. Hal ini bisa dimaklumi, karena bahanbahan pembentukannya mudah terdapat di Indonesia, cukup awet, mudah dibentuk dan
harganya relative terjangkau. Ada beberapa aspek yang dapat menjadi perhatian dalam
sistem beton konvensional, antara lain waktu pelaksanaan yang lama dan kurang
bersih, kontrol kualitas yang sulit ditingkatkan serta bahan-bahan dasar cetakan dari
kayu dan triplek yang semakin lama semakin mahal dan langka.
Sistem beton pracetak adalah metode konstruksi yang mampu menjawab kebutuhan di
era millennium baru ini. Pada dasarnya sistem ini melakukan pengecoran komponen di
tempat khusus di permukaan tanah (fabrikasi), lalu dibawa ke lokasi (transportasi )
untuk disusun menjadi suatu struktur utuh (ereksi). Keunggulan sistem ini, antara lain
mutu yang terjamin, produksi cepat dan massal, pembangunan yang cepat, ramah
lingkungan dan rapi dengan kualitas produk yang baik. Perbandingan kualitatif antara
strutur kayu, baja serta beton konvensional dan pracetak dapat dilihat pada tabel :
Tabel 2.1 Perbandingan kualitatif antara strutur kayu, baja serta beton konvensional
dan pracetak
Aspek
kayu
baja
kayu
Pracetak
Mudah
Pengadaan
Semakin terbatas
Utamanya impor
Mudah
Permintaan
Banyak
Banyak
Paling banyak
Cukup
Pelaksanaan
Sukar, Kotor
Cepat, bersih
Lama, kotor
Cepat, bersih
Pemeliharaan
Biaya Tinggi
Biaya tinggi
Biaya sedang
Biaya sedang
Kualitas
Tergantung spesies
Tinggi
Sedang-tinggi
Tinggi
Harga
Semakin mahal
Mahal
Lebih murah
Lebih murah
Tenaga Kerja
Banyak
Banyak
Banyak
Banyak
Lingkungan
Tidak ramah
Ramah
Kurang ramah
Ramah
Ada
Ada
Ada
Ada
(sedang diperbaharui)
(sedang diperbaharui)
(sedang diperbaharui)
(sedang diperbaharui)
Standar
Aspek
Beton
konvensional
baja
Aspek
Utamanya
Pengadaan
impor
kayu
konvensional
Beton
Pengadaan
Semakin terbatas
Permintaan
Banyak
Pelaksanaan
Sukar, Kotor
Cepat,
Pelaksanaan
bersih
Pemeliharaan
Biaya Tinggi
Biaya
Pemeliharaan
tinggi
Kualitas
Tergantung spesies
Tinggi
Kualitas
Tergantung
Sedang-tinggi
spesies
Mahal
Harga
Lebih
Semakin
murah
mahal
Banyak
Permintaan
baja
Pracetak
Beton
konvensional
Pracetak
Mudah
Mudah
Semakin
Mudah
terbatas
Mudah
Utamanya impor
PalingBanyak
banyak
Cukup
Banyak
Paling banyak
Cukup
Lama,
Sukar,kotor
Kotor
Cepat,
Cepat,
bersihbersih
Lama, kotor
Cepat, bersih
Biaya
Biaya
sedang
Tinggi
Biaya Biaya
sedang
tinggi
Biaya sedang
Biaya sedang
TinggiTinggi
Sedang-tinggi
Tinggi
Lebih murah
Mahal
Harga
Semakin mahal
Lebih murah
Lebih murah
Tenaga Kerja
Banyak
Banyak
Tenaga Kerja
Banyak
Banyak
Banyak
Banyak
Banyak
Banyak
Lingkungan
Tidak ramah
Ramah
Lingkungan
Kurang
Tidakramah
ramah
Ramah
Ramah
Kurang ramah
Ramah
Ada
Ada
Ada Ada
Ada
Ada
(sedang
(sedangdiperbaharui)
diperbaharui)
(sedang
(sedang
diperbaharui)
diperbaharui)
(sedang diperbaharui)
(sedang diperbaharui)
Ada
Standar
(sedang diperbaharui)
Ada
Standar
(sedang diperbaharui)
Gambar.2. 2 Alur kerja Tekla Structures dan kolaborasi antar pihak yang terlibat
dalam proyek (tekla.com)
Dari gambar di atas kita dapat melihat bahwa Tekla merupakan program bantu
dengan kemampuan yang komplit. Tekla dapat membantu penyelesaian suatu
proyek mulai dari proses perencanaan (pemodelan, analisa struktur,
pendetailan), hingga proses pelaksanaan (fabrikasi, dan manajemen kontruksi).
Dengan kemampuan yang lengkap tersebut menjadikan penyelesaian proyek akan
menjadi lebih cepat. Tidak mengherankan jika ribuan lisensi software ini sudah
digunakan oleh perseorangan dan perusahaan di seluruh dunia demi mendapatkan
produk rekayasa engineering yang berkualitas dan cepat untuk memuaskan
6
pelangganya.
2.3.2 Sejarah Singkat Tekla Structures
Tekla Structures awalnya dikenal sebagai Tekla X-Steel yang berfokus hanya pada
perencanaan bangunan baja. Pada saat itu program ini sudah bisa digunakan
untuk pemodelan, analisa, desain dan pendetailan struktur baja. Versi ini
berkembang sampai versi 9. Untuk versi selanjutnya Tekla Corporation sebagai
pengembang program ini memperluas kemampuan Tekla Structures dengan
menambah fitur untuk pemodelan, analisis, desain dan detailing struktur beton
bertulang. Saat ini Tekla Corporation sudah merilis Tekla Structures 15. Dalam
versi yang terbaru ini sudah ditambahkan fitur atau modul untuk keperluan
manajemen konstruksi.
2.3.3 Building Information Modelling (BIM)
Tekla Structures merupakan aplikasi Building Information Modelling (BIM).
Building Information Modelling adalah proses dalam membangun dan mengelola
data bangunan selama siklus pembangunannya. Biasanya menggunakan tiga
dimensi, real- time, dan perangkat lunak pemodelan bangunan dinamis untuk
meningkatkan produktivitas dalam desain dan konstruksi bangunan (Wikipedia).
Definisi lainnya adalah proses yang menghasilkan Informasi Model Bangunan
(juga disingkat BIM), yang meliputi geometri bangunan, hubungan spasial,
informasi
geografis
,
serta kuantitas dan properties dari komponen
bangunan.(Wikipedia).
BIM saat ini semakin populer dan diyakini akan mempercepat proses
perencanaan dan pengerjaan proyek. Penggunaannya terus meluas di dunia.
Bahkan Thom Mayne, seorang arsitek yang tergabung dalam American Institute of
Architect menyatakan bahwa perusahaan yang tidak menggunakan aplikasi BIM
akan hilang dari peredarannya dalam sepuluh tahun ke depan. Pernyataan ini sangat
menarik, dan tentunya harus kita sikapi dengan bijak. Kita harus mulai
membuka mata dan mempelajari perkembangan perencanaan struktur dengan
berbasis BIM.
2.3.4
Manfaat Pemodelan 3D
Sturts dan Griftfis mengklaim bahwa beberapa insinyur sipil yang menjadi
praktisi desain punya pengalaman peningkatan sepuluh kali lipat dalam
produktivitas sejak digunakannya CAD, yang sudah menyertakan pemodelan tiga
dimensi (Sturts and Griffis 2005), tetapi data ini tidak didasarkan pada
pengukuran empiris atau pengalaman. Survey yang dilakukan terhadap 56
pengguna
Autodesk
Revit (Khemlani 2004) melaporkan peningkatan
produktivitas yang signifikan dengan migrasi dari perencanaan berbasis 2D ke
pemodelan 3D dalam praktik arsitektural, seperti yang ditunjukkan pada gambar
7
2.1. Akan tetapi, gambar ini merupakan opini yang subyektif dari para pengguna,
bukan dari pengukuran empiris atau pengalaman.
Gambar 2.2 Peningkatan produktivitas sebagai hasil dari migrasi ke program Revit
yang diambil dari responden pada survey Autodesk di Web (Khemlani, 2004)
2.3.5 Kelebihan Tekla Structures
Dibandingkan dengan software lain yang sejenis, Tekla Structures memiliki
kemampuan yang lebih lengkap. Software ini sudah menggabungkan
kemampuan pemodelan, analisa, desain, pendetailan, dan manajemen konstruksi
menjadi satu kesatuan yang powerful dan canggih. Lachmi Khemlani pendiri dan
editor AECbytes yang ahli dalam pemodelan bangunan cerdas dalam
websitenya AECbytes.com mereview beberapa keunggulan dari Tekla Structures
15, beberapa diantanya adalah :
Dengan menggunakan Tekla maka penyelesaian dari suatu proyek akan lebih
terintegrasi mulai dari proses pemodelan,desain,drawing,detailing. Penyelesaian
desain dan konstruksi suatu proyek menjadi lebih cepat.
Database yang tersentralisasi sehingga memastikan semua gambar dan
laporan tetap terkoordinasi dengan model
Parametric components library yang luas cakupannya yang bisa
mengautomatisasi pembuatan detail dan sambungan.
Kemampuan untuk mendeteksi clash dengan native objects dan reference
model.
Kemampuan inter-operasi dengan aplikasi desain dan teknologi manufaktur
dan konstruksi.
Dukungan yang bagus terhadap multiple users dalam mengerjakan sebuah
proyek secara bersamaan.
Tekla juga bisa melakukan perhitungan volume material (Bill of Material)
serta mengeluarkan output schedule pelaksanaan proyek.
Selain itu Khemlani juga melakukan review pada versi yang terbaru, yaitu
Tekla Structures 15, beberapa diantaranya adalah :
Data struktur yang inovative sehingga membuat ukuran file lebih ringkas,
walaupun digunakan untuk proyek yang luas dan kompleks.
Library komponen parametric yang luas memungkinkan otomatisasi perintah
8
Gambar 2.4 As-built modelling dalam format 3D lengkap dengan denah dan
potongan
(Khemlani, 2008)
10
11
BAB 3
METODOLOGI
3.1 Metodologi Perencanaan
Langkah yang perlu diambil dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
3.1.1 Pemodelan Struktur
Pemodelan struktur gedung dengan menggunakan Software Tekla 15. Sebagai
input pemodelan adalah gambar arsitektur yang sudah dibuat oleh perencana
sebelumnya.
3.1.2 Pembebanan
a. Beban Mati (RSNI 3 Revisi SNI 1727 1989)
b. Beban Hidup (RSNI 3 Revisi SNI 1727 1989)
c. Beban Gempa (SNI-1726-2002)
3.1.3 Kombinasi Pembebanan
Kombinasi pembebanan SNI-2847-2002 Pasal 11.2 :
1.
2.
3.
4.
1,4 D
1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R )
1,2 D + 1,0 L 1,0 E
0,9 D 1,0 E
12
Cocok
Ya
Cocok
Gambar detail
perencanaan
Selesai
13
: 30 MPa
14
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Perencanaan Struktur Sekunder
Dalam perencanaan ini komponen struktur yang dibuat pracetak adalah balok dan
pelat. Dalam menghitung jumlah kebutuhkan tulangan maka perhitungan dilakukan
melalui 3 tahap:
1) Penulangan sebelum komposit
2) Penulangan pada saat pengangkatan
3) Penulangan sesudah komposit
Dari hasil perhitungan yang ada didapatakan hasil seperti dibawah ini:
4.1.1 Perencaan Pelat
Pelat yang direncanakan menggunakan pelat dua rah. Untuk penulangan pelat sebelum
As = 315,16 mm2. Sedangkan untuk penulangan setelah komposit tulangan lentur 13200 mm As = 663,661 mm2 .
4.1.2 Perencanaan Tangga
Pada perencanaan ini, tangga dimodelkan sebagai frame statis tertentu. Perletakan dapat
diasumsikan sebagai sendi-sendi, sendi-jepit, sendi-rol, ataupun jepit-jepit. Namun,
dalam perhitungan ini, perletakan tangga diasumsikan berupa sendi dan rol (rol
diletakkan pada ujung bordes).
Data-data perancangan :
Syarat perencanaan tangga :
2.t + i = 64-67
dimana :
t = tinggi injakan (diambil 18 cm)
i = lebar injakan
2.t + i = 66
2 (18) + i = 66
i = 30 cm
Mutu beton (fc)
= 40 MPa
Mutu baja (fy)
= 350 MPa
Tinggi antar lantai
= 425cm
Panjang bordes
= 100 cm
Panjang tangga
= 300 cm
Lebar tangga
= 300 cm
15
= 15 cm
= 15 cm
= 18 cm
= 30 cm
= 12 mm
= 20 mm
300
= ( 18 ) = 17
= (n-1) = 17-1 = 16
Tebal rata-rata
18
= arc tan 30
= arc tan 0,6 = 30,96
i
= 2 sin (injakan &tanjakan)
30
= 2 sin 30,96 = 7,72 cm
Tebal rata-rata pelat tangga = 15 + 7,72 = 22,72 cm
= 0,5 850,586
tulangan 3 19 mm = 850,586 mm2 karena atas tidak mengalami tarik, tulangan negatif
digunakan tulangan praktis minimum sehingga luasan yang diperlukan,
As = 0,5 As
= 0,5 850,586
= 425,293 mm2
Digunakan 2 19 mm = 567,057 mm2. .
16
Satuan
Mu negatif
Nmm
Mn perlu
Nmm
Rn
perlu
pakai
As perlu
mm2
n Tul. tarik
As
mm2
n Tul.tekan
As'
mm2
Mn
Nmm
Keterangan
'
-'
kontrol
Balok AB-1
Balok AB-2
Balok A1-2
Penulangan pada tumpuan akibat momen positif
271879000
301975000
195177000
Balok B1-2
195594000
339848750
377468750
243971250
244492500
1,73
0,005088925
0,005088925
1592,833592
6
2279,64
4
1519,76
1,93
0,005669653
0,005669653
1774,60141
7
2659,58
5
1899,7
1,25
0,003625201
0,0045
1408,5
5
1899,7
3
1139,82
1,25
0,003633096
0,0045
1408,5
5
1899,7
3
1139,82
549423438,5
636833208,2
460824867,9
OK
OK
OK
Cek momen nominal tulangan terpasang
0,00728
0,00850
0,00607
0,00486
0,00607
0,00364
0,00243
0,00243
0,00243
0,02122
0,02122
0,02122
OK
OK
OK
1585,29
1585,29
1585,29
460824867,9
OK
0,00607
0,00364
0,00243
0,02122
OK
1585,29
f's
Mpa
fy
Mpa
350
351
352
353
f's pakai
a
Mn
Mpa
mm
Nmm
350
46,85
453877086,1
350
54,65
526244031,1
350
39,05
381510141,2
350
39,05
381510141,2
Mn
Nmm
kontrol
Mu
Nmm
363101668,9
OK
339848750
420995224,9
OK
377468750
305208112,9
OK
243971250
305208112,9
OK
244492500
17
Satuan
Mu
Nmm
Mn perlu
Nmm
Cek balok T atau persegi
be1
mm
Balok AB-1
Balok AB-2
Cek balok T asli atau palsu
150335000
164478000
Balok A1-2
Balok B1-2
71033000
84753000
187918750
205597500
88791250
105941250
2000
2000
1500
1500
be2
mm
2580
2580
2580
2580
be3
mm
3750
3750
3750
3750
be
mm
2000
0,96
0,00278
0,0045
29,00
130
balok T palsu
2000
1,05
0,00305
0,0045
29,00
131
balok T palsu
1500
0,45
0,00130
0,0045
29,00
132
balok T palsu
1500
0,54
0,00156
0,0045
29,00
133
balok T palsu
Balok AB-2
Balok A1-2
Balok B1-2
Rn
perlu
pakai
a
hf
kontrol
mm
mm
Keterangan Satuan
Balok AB-1
Penulangan pada lapangan
Mu
Nmm
150335000
Mn perlu
Nmm
Rn
perlu
pakai
As perlu
mm2
n Tul. tarik
As
mm2
n Tul.tekan
As'
mm2
Mn
Nmm
Kontrol
Mu
Nmm
164478000
71033000
84753000
187918750
0,96
0,00278
0,0045
1408,5
4
1519,76
2
759,88
205597500
1,05
0,00305
0,0045
1408,5
4
1519,76
2
759,88
88791250
0,45
0,00130
0,0045
1408,5
3
1139,82
2
759,88
105941250
0,54
0,00156
0,0045
1408,5
3
1139,82
2
759,88
371037496,2
OK
187918750
371037496,2
OK
205597500
280061323,6
OK
88791250
280061323,6
OK
105941250
18
Keterangan
Satuan
Balok AB-1
As
mm2
2279,64
2659,58
1899,7
1899,7
As'
mm2
1519,76
1519,76
1139,82
1139,82
f's
d
a
Mpa
mm
mm
101,07
626
37,90
45,20
626
36,08
45,20
626
36,08
Mpr1
kNm
594,87
496,60
496,60
Mpr2
kNm
387,77
289,51
289,51
Mpr3
kNm
594,87
496,60
496,60
Mpr4
Wu
kNm
kN
289,51
37,27
289,51
37,27
L
VeA
m
kN
387,77
385,13
30,30
30,30
Analisa terhadap gempa kiri
8
8
244,01
256,29
6
242,82
6
242,82
VeB
kN
19,22
19,22
L
VeA
m
kN
1,65
13,93
Analisa terhadap gempa kanan
8
8
244,01
256,29
6
242,82
6
242,82
VeB
kN
19,22
19,22
1,65
Balok AB-2
Penulangan geser
127,52
626
43,36
Akibat gempa kiri
695,77
385,13
Akibat gempa kanan
695,77
13,93
Balok A1-2
Balok B1-2
Ve( gempa)
kN
Ve
kN
kontrol
Vs
131,02
131,02
122,01
OK
325,35
128,15
OK
341,73
121,41
OK
323,76
121,41
OK
323,76
Av
kN
mm2
s
s1
mm
mm
265,46
178,77
156,5
265,46
170,20
156,5
265,46
179,65
156,5
265,46
179,65
156,5
s2
mm
176
176
176
176
s3
s pasang
n
n
Vsmax
mm
mm
buah
buah
kN
312
120
12,25
13
1319,72
312
120
12,25
13
1319,72
312
120
12,25
13
1319,72
312
120
12,25
13
1319,72
484,69
Vs
kN
484,69
484,69
484,69
Vs<Vsmax
kN
OK
OK
OK
OK
(Vc+Vs)
kN
363,52
363,52
363,52
363,52
Vumax
kN
244,01
256,29
242,82
242,82
OK
OK
OK
OK
(Vc+Vs)>Vumax
Keterangan
Satuan
Ve( gempa)
kN
Ve
kN
kontrol
Vu
kN
Balok AB-1
Balok AB-2
Balok A1-2
Daerah sendi non plastis (lapangan)
122,83
135,11
131,02
Balok B1-2
131,02
122,01
OK
282,93
128,15
OK
299,31
121,41
OK
271,58
121,41
OK
271,58
353,67
374,14
339,48
339,48
s pasang
n
n
Vsmax
mm
mm
mm
buah
buah
kN
265,46
164,46
313
150
35,67
36
1319,72
265,46
155,46
313
150
35,67
36
1319,72
265,46
171,33
313
160
33,50
34
1319,72
265,46
171,33
313
160
33,50
34
1319,72
363,52
Vs
Av
s
s1
kN
mm2
Vs
kN
387,75
387,75
363,52
Vs<Vsmax
kN
OK
OK
OK
OK
(Vc+Vs)
kN
290,81
290,81
272,64
272,64
Vumax
kN
244,01
256,29
242,82
242,82
OK
OK
OK
OK
(Vc+Vs)>Vumax
19
Penulangan longitudinal
Dimensi kolom
mm
800800
800800
2
mm
Ag
640000
640000
Mutu beton (f'c)
Mpa
40
40
Mutu tulangan (fy)
Mpa
350
350
Tulangan
16D25
16D25
Diameter tulangan (d)
mm
25
25
Jumlah tulangan
buah
16
16
2
mm
Ast
7850
7850
Rasio tulangan (%)
0,012
0,012
Pu max
kN
4870,25
6569,27
Pn max
kN
12.605,11
12.605,11
Penulangan Geser Kolom (Daerah Sendi Plastis)
Mnt
kNm
1850
1900
Mnb
kNm
2050
2100
Ve kolom
kN
917,65
941,18
Pu (dari analisa struktur)
kN
4870,25
6569,27
Vc
kN
1345,62
1345,62
Vt
kN
610,95
610,95
Syarat s max
mm
100
100
Sengkang terpasang
413-200
413-200
Diameter sengkang ()
mm
13
13
Jumlah sengkang (n)
buah
4
4
mm2
Ash terpasang
530,66
530,66
0,75 Vn terpasang
kN
1467,43
1467,43
0,75 Vn terpasang > Vu
kN
memenuhi
memenuhi
Penulangan Geser Kolom (Daerah Luar Sendi Plastis)
Ve
kN
917,65
941,18
Vc
kN
672,81
672,81
Vt
kN
610,95
610,95
Syarat s max
mm
200
200
Sengkang terpasang
413-200
413-200
Diameter sengkang ()
mm
13
13
Jumlah sengkang (n)
buah
4
4
mm2
Ash terpasang
530,66
530,66
0,75 Vn terpasang
kN
962,8223327
962,8224685
0,75 Vn terpasang > Vu
kN
memenuhi
memenuhi
20
Penulangan longitudinal
Dimensi kolom
mm
800800
800800
2
mm
Ag
640000
640000
Mutu beton (f'c)
Mpa
40
40
Mutu tulangan (fy)
Mpa
350
350
Tulangan
16D25
16D26
Diameter tulangan (d)
mm
25
25
Jumlah tulangan
buah
16
16
mm2
Ast
7850
7850
Rasio tulangan (%)
0,012
0,012
Pu max
kN
5852,02
7627,53
Pn max
kN
12.605,11
12.605,11
Penulangan Geser Kolom (Daerah Sendi Plastis)
Mnt
kNm
1900
1900
Mnb
kNm
2100
2100
Ve kolom
kN
941,18
941,18
Pu (dari analisa struktur)
kN
5852,02
7627,53
Vc
kN
1345,62
1345,62
Vt
kN
610,95
610,95
Syarat s max
mm
100
100
Sengkang terpasang
413-200
413-200
Diameter sengkang ()
mm
13
13
Jumlah sengkang (n)
buah
4
4
mm2
Ash terpasang
530,66
530,66
0,75 Vn terpasang
kN
1467,43
1467,43
0,75 Vn terpasang > Vu
kN
memenuhi
memenuhi
Penulangan Geser Kolom (Daerah Luar Sendi Plastis)
Ve
kN
941,18
941,18
Vc
kN
672,81
672,81
Vt
kN
610,95
610,95
Syarat s max
mm
200
200
Sengkang terpasang
413-200
413-200
Diameter sengkang ()
mm
13
13
Jumlah sengkang (n)
buah
4
4
mm2
Ash terpasang
530,66
530,66
0,75 Vn terpasang
kN
962,8224112
962,8225531
0,75 Vn terpasang > Vu
kN
memenuhi
memenuhi
21
500 mm
500 mm
550 mm
fc
40 MPa
fy
350 MPa
lp
300 MPa
150 mm
Ketentuan yang digunakan dalam perencanaan konsol pendek ini, sesuai dengan SNI
03-2847-2002 Pasal 13.9. Untuk dapat menggunakan SNI 03-2847-2002 Pasal 13.9,
maka geometri konsol pendek serta gaya yang terjadi pada konsol pendek tersebut
harus sesuai dengan yang diisyaratkan oleh SNI 03-2847-2002 Pasal 13.9.1. Syarat
tersebut adalah sebagai berikut :
a/d
<1
150 / 500 = 0,3 < 1....OK
Vu
Nuc
Nuc
= 0,2 Vu
= 0,2 191370=38274N 251810,01 N.OK
Vn
Avf
Avf
255160
350 1,4 = 520,73mm2
Vu a + Nuc (h d)
1,4
fy
m in =
30619200 Nmm
= 1,4/350 = 0,004
fc'
40
0,0045
m in = 4 fy 4 350
Dipilih yang terbesar yaitu 0,0045
30619200
Mu
2
2
Rn = b.d = 500 500 = 0,245 MPa
fy
m
= 0,85 x f c '
perlu
350
0,85 x 40
2m Rn
1
1 1
m
fy
= 10,30
2 10,30 0,245
1
1 1
10,30
350
= 0,00070
Mu
Af1
=
Af2
0,85 fy d
30619200
0,85 0,65 350 500
= 316,68 mm2
23
An
Nw
38274
As
2 Avf
An 2 520,73 145 ,8
3
=499,62 mm2
3
=
Asmin =
fc'
40
Ah
(0,85) fc Al
191370
0,85 40 0,75 = 7504,7 mm2
As perlu
2928,80 mm2
As terpasang
3042,28 mm2
24
25 mm
perlu
As terpasang
200 mm
db
0,04 db fy
0,04 22 350 = 308
db x fy 22 x 350
4 f 'c
4 x 40 = 304,37 mm
2928,80
304,37 3042,28
200 mm
db
Dipakai
= 293,02 mm
OK
= 293,02 mm 300 mm
fy
400
dh
dh
8 db
dh
150 mm
db
fc'
22
= 100 40 = 347,85 mm
hb
100
dh
8 db = 8 22 = 176 mm
dh
hb
Dipakai
dh
fy
350
400 = 347,85 400 = 304,37 mm
= 304,37 310 mm
25
Pada perencanaan sambungan antara balok induk dan balok anak digunakan
sambungan dengan konsol pendek. Balok anak diletakkan pada konsol yang berada
pada balok induk yang kemudian dirangkai menjadi satu kesatuan.
4.2.1
Vu = 59860 N
Dimensi Balok Anak 35/50
Direncanakan dimensi konsol :
bw
= 350 mm
200 mm
lp
80 MPa
75 mm
fc
40 MPa
fy
350 Mpa
Ketentuan yang digunakan dalam perencanaan konsol pendek ini, sesuai dengan SNI
03-2847-2002 Pasal 13.9. Untuk dapat menggunakan SNI 03-2847-2002 Pasal 13.9,
maka geometri konsol pendek serta gaya yang terjadi pada konsol pendek tersebut
harus sesuai dengan yang diisyaratkan oleh SNI 03-2847-2002 Pasal 13.9.1. Syarat
tersebut adalah:
a/d
<1
Vu
Nuc
Nuc
= 0,2 Vu
= 0,2 59860= 11972 N
.........OK
Vn
= 79813,33 N
Avf
Avf
79813,33
350 1,4 = 162,88 mm2
Vu a + Nuc (h d)
1,4
fy
m in =
4728940 Nmm
= 1,4/350 = 0,004
fc'
40
0,0045
m in = 4 fy 4 350
Dipilih yang terbesar yaitu 0,0045
4728940
Mu
2
2
Rn = b.d = 350 180 = 0,417 MPa
fy
m
= 0,85 x f c '
perlu
350
0,85 x 40
2m Rn
1
1 1
m
fy
= 10,30
2 x 10,30 x 0,417
1
1 1
10,30
350
= 0,0012
Mu
Af1
0,85 fy d
4728940
0,85 0,75 350 180
= 117,75 mm2
An
N uc
11972
As
2 Avf
An 2 162,88
3
3
=
Asmin =
fc '
40
f
0,04 y bd = 0,04 350 350 150 = 240 mm2
Ah
45,61
=154,2 mm2
(0,85) fc Al
59860
0,85 0,65 40 = 2708,59 mm2
=
28
22 mm
As perlu
693 mm2
As terpasang
850,586 mm2
perlu
As terpasang
200 mm
db
0,04 db fy
0,04 19 350 = 266
db x fy 19 x 350
4 f 'c
4 x 40 = 262,86 mm
693
262,86 850,586
200 mm
db
Dipakai
= 214,16 mm
OK
= 214,16 mm 220 mm
fy
400
dh
dh
8 db
dh
150 mm
hb
db
19
100 fc' = 100 40 = 300,41 mm
dh
8 db = 8 19 = 152 mm
29
dh
Dipakai
4.3
hb
dh
fy
350
400 = 300,41 400 = 262,86 mm
= 300,41 300 mm
Untuk mempekuat sambungan pelat dengan balok, maka pada bagian tepi pelat akan
diberikan lebihan tulangan (panjang penyaluran) yang nantinya akan dicor bersamaan
dengan pengecoran topping.
Panjang penyaluran bisa dipasang pada satu arah maupun dua arah tergantung
bagaimana pelat direncanakan. Jika direncanakan sebagai pelat dua arah, maka
panjang penyaluran dipasang pada dua arah tetapi jika pelat direncanakan sebagai
pelat satu arah, maka panjang penyaluran hanya dipasang pada satu arah saja.
4.3.1 Panjang Penyaluran Tulangan Pelat Type A
db = 13 mm
Arah X -
Arah Y -
As perlu
: 465,75 mm2
As terpasang
: 663,661 mm2
As perlu
: 407,25 mm2
As terpasang
: 663,661 mm2
Penyaluran Arah X
Kondisi tarik
d
300 mm
12 f y
db
25
fc '
Dengan :
= 1,3
faktor pelapis
=1
=1
12 350 1,3 1 1
25 40
448,92 mm ~ 450 mm
d
13
d
30
Kondisi tekan
As
db
perlu
As terpasang
200 mm
db
0,04 db fy
db f y
db
13 350
4 40 = 179,85 mm
465,75
182 663,661
200 mm
Dipakai
f 'c
= 127,52 mm
NOT OK
= 200 mm
Penyaluran Arah Y
Kondisi tarik
d
300 mm
12 f y
db
25
fc '
Dengan :
= 1,3
faktor pelapis
=1
=1
12 350 1,3 1 1
25 40
448,92 mm ~ 450 mm
d
13
d
31
Kondisi tekan
As
db
perlu
As terpasang
200 mm
db
0,04 db fy
db f y
db
=
=
200 mm
4.4
13 350
4 40 = 179,85 mm
407,25
182 663,661
Dipakai
f 'c
= 111,68 mm
NOT OK
= 200 mm
32
Vn C r (0,8 . fc' As )
A2
2 . fc' A1
A1
Dimana :
0,7
Cr
s w Vu
200
= 1 bila tidak ada goyangan horizontal yang berarti
A1
A2
Nu
At
Avf + An =
Vu
Nu
. fy. . fy
A vf
Ash
dimana
Acr
A n fy
e .f ys
e
=
1000. . A cr .
A vf A n fy
Id . b
lebar balok
Id
panjang penanaman
fys
Nilai maksimum Vn dari PCI design handbook table 6.7.1 untuk beton cor monolit
2
e
1000 . . Acr, recommended = 1,4
max = 3,4
33
Perhitungan
Vu
Nu
fy
350 Mpa
= 50723,75 Psi
fc
40 Mpa
= 5797,2 Psi
Avf
V
10,89 1000
u
=
= 25,66 >3,4 dipakai 3,4
An
Vu
10,89 x 1000
Nw
2,18 x 1000
As perlu
E
MT
Id
34
As ada
Idb = 9,6
C = 1,3
0,18
0,244 = 0,74
fy
fc
'
= 1,18
1,18
50723,75
5797,2
= 0,786
A x B x C x D x E x MT 12 in
D= 1
Dipakai Id = 12 in 35 cm
Acr
1000. . Acr .
Avf An f y
Dipakai e = 3,4
vf
Ash
An f y
e . f ys
= 0,04 in2
: 600 mm
Tebal
: 100 mm
Type
: A1
Allowable axial
: 235,4 ton
: 17 tonm
: 25,5 tonm
Direncanakan kedalaman 16 m
Dari hasil analisa struktur dengan menggunakan program bantu ETABS, diambil
output reaksi perletakan yang terbesar dari kombinasi D + L. Hasilnya adalah sebagai
berikut :
D
: 656912,83 kg
Mx
: 1624,097 kgm
My
: 4485,822 kgm
35
Hx
: 3324,12 kg
Hy
: 1203,39 kg
Ap
Ns
As
36
Np
39 45 50
44,67
3
Ns
2 3 7 11 45
13,6 A H D 2 30 0,6 2 33,93 m 2
S
5
13,6
QS S 1 AS
1 33,93 187,75ton
3
QL
QL 503,07
167,92ton
3
Pijin 1 tiang = SF
Perhitungan Pijin 1 group tiang
Np
2 45 80
42,33
3
Ns
2 2 3 7 11 45 80
25 A H D 2 30 3,6 2 1221 m 2
S
6
25
QS S 1 AS 1 1221 11400 ton
3
QL
QL 22145
7381,67ton
3
Pijin 1 group tiang = SF
4.5.2.2 Daya Dukung Tiang Pancang Kelompok
Pondasi tiang pancang direncanakan 60 cm. Jarak dari as ke as antar tiang pancang
direncanakan seperti perhitungan di bawah ini:
Untuk jarak antar tiang pancang :
2,5 D
S3D
2,5 60 S 3 60
150
S 180
S1 120
150
480
150
90
480
90
X
90
150
150
90
arc tan( D / S )
1 1
2
90
m n Converse Labarre
=1-
Dimana :
D = diameter tiang pancang
S = jarak antar tiang pancang
m = jumlah tiang pancang dalam 1 baris = 3
n = jumlah baris tiang pancang = 3
Efisiensi :
()
=1-
QL (group)
38
Dengan memperhatikan jenis tanahnya bukan jumlah baris dan kolomnya maka
dihasilkan efisiensi yang lebih baik .
Efisiensi :
Pub
Pub (nPu1 ) 2
7381,67 2
0,997
7381,67 2 9 167,92 2
= 656912,83 kg
Berat total
71884,8 kg +
= 728797,63 kg
Pmax
n
X2
Y 2
Pijin 1 tiang
Pmax
2
2
8
6
1
,
5
6
1
,
5
=
= 61,80 ton Pijin 1 tiang = 235,4 ton. . . . . . OK!!
: 600 mm
Tebal
: 100 mm
Type
: A1
Allowable axial
: 235,4 ton
: 17 tonm
BAB 5
DETAILING PADA TEKLA STUCTURES 15
5.1 Ruang Lingkup
Seperti telah dijelaskan pada Bab III khususnya tentang kemampuan software
Tekla Strukctures 15 dalam mendukung proses perancangan, maka pada bab ini akan
dibahas salah satu aplikasi software Tekla Structures 15. Ruang lingkup pembahasan pada
bab ini meliputi :
Pembuatan model gedung
Pembuatan gambar kerja (shop drawing)
Pembuatan report
Aplikasi analisa struktur tidak dibahas dalam Tugas Akhir ini karena pada
Tekla Structure 15 (cracked version) yang digunakan tidak mampu mendukung
kemampuan tersebut.
5.2 Tahap Modeling
5.2.1 Memilih Environment
Untuk menjalankan program Tekla seperti menjalankan program windows
lainnya. Pilihlah environment yang tersedia pada metu start - up misalnya Us Metric.
41
42
diinputkan pada saat membuat model akan tersimpan dalam model. Hal ini
memungkinkan kita untuk membuat gambar dan report yang diperlukan secara otomatis,
lebih cepat, dan selalu update dengan model yang telah dibuat.
5.3.1 General Arangement Grawing (GA)
Gambar ini berisikan informasi seperti denah lokasi pembalokan, kolom, pelat,
dan potongan. Pada lampiran akan ditampilkan 2 buah contoh GA yaitu denah balok,
potongan melintang dan memanjang.
5.3.2 Cast Unit Drawing (C)
Gambar ini juga bisa disebut gambar produksi. Cast unit drawing menampilkan
informasi suatu komponen misalnya balok, kolom, pelat, serta penulangannya. Pada
gambar ini bisa ditambahkan informasi gambar detail, tampak dan potongan komponen.
Juga bisa ditampilkan tabel yang berisikan informasi volume beton dan tulangan, panjang
dan bentuk tulangan. Gambar ini akan sangat membantu bagi pekerja dilapangan untuk
memproduksi komponen dan tulangan yang digunakan pada struktur gedung.
5.4 Report
5.4.1 Drawing List Report
Drawing list report adalah daftar gambar yang dibuat oleh Tekla Structures.
Report ini menampilkan informasi tipe/jenis, judul, ukuran, tanggal dibuat, tangal dicetak,
dan nomor file cetak. Ini akan berguna untuk proses pengarsipan gambar yang rapi dan
terkendali.
5.4.2 Material List Report
Ini merupakan report yang berisi volume material yang digunakan dalam model
gedung. Dalam Tugas akhir ini diambil contoh pembuatan material list untuk komponen
beton. Dari report ini akan ditampilkan informasi tentang ukuran penampang, mutu,
jumlah, panjang, luas permukaan, dan volume komponen beton, yang digunakan pada
struktur.
Report ini akan sangat membantu para estimator pada proses tender dan bagian
procurement di kontraktor untuk menghitung volume dan merencanakan pembelian
material tersebut dengan lebih teliti dan lebih cepat.
5.4.3 Rebar Schedule Report
Sama dengan Material List Report, fungsi report ini juga untuk menampilkan data
volume material, hanya saja ini dikhususkan pada tulangan. IInformasi yang ditampilkan
antara lain, jumlah, mutu baja tulangan, ukuran, panjang, lokasi tulangan, serta berat
tulangan.
Report ini juga akan sangat membantu bagian procurement di proyek untuk
memperkirakan volume dan harga besi tulangan dengan lebih teliti dan cepat. Ini penting,
karena besi tulangan merupakan komponen yang harganya cukup fluktuatif dan mahal,
sehingga ketepatan dalam perhitungan volume besi yang harus dibeli akan dapat
meningkatkan laba yang didapat oleh tim proyek.
BAB 6 KESIMPULAN
44
11. Verifikasi hasil analisa struktur sudah ssesuai dengan perhitungan manual sesuai
SNI 03-2847-2002
12. Dalam perencanaan ini hasil analisa struktur dengan perhitungan manual sudah
sesuai ETAB 9.6
13. Hasil {enggambaran detail perencanaan gedung Graha Nusantara dengan Tekla
Strukture 15 ada pada lampiran gambar.
6.2 Saran
Dari pengalaman yangh didapatkan selama proses perancangan, penulis menyarankan :
Perlu dicoba untuk melakukan analisa struktur dan desain menggunakan Tekla
Structures yang mau terintregrasi dengan ETAB, SAP, mauoun STAAD pro.
Tujuannya adalah supaya dari tekla itu sendiri bisa diketahui hasil analisa struktur
bukan hanya penggambaran salja.
Dengan berbagai fasilitas unggul yang ditawarkan Tekla Structures, program ini
layak untuk dijadikan program bantu wajib yang harus dikuasai oleh mahasiswa
S1 Teknik Sipil untuk meningkatkan daya saing dan kompetensi dalam
mengantisipasi tren permintaan pasar yang akan mengarah pada penggunaan
program bantu berbasis Building Information Modelling (BIM)
Kedepan Jurusan Teknik Sipil ITS perlu membuat standar drawing dan report agar
kualitas gambar desain yang dihasilkan mutunya menjadi lebih baik dan mudah
dimengerti.
46
47
48
DAFTAR ACUAN
Badan Standardisasi Nasional .2002. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
untuk Gedung, SNI 03-1726-2002.
Badan Standardisasi Nasional .2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Beton
untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002.
Badan Standardisasi Nasional .2002. Tata Cara Perhitungan Pembebanan
UntukBangunan Rumah dan Gedung, RSNI 3 Revisi SNI 1727 1989.
Blume, J.A., Newmark, N.M., and Corning, L.H. 1961. Design of Multistory
Reinforced Concrete Buildings for Earthquake Motions, Chicago, IL :
Portland Cement Association.
ICBO .1973. Uniform building code, International Conference of Building Officials,
Whittier, CA.
Khemlani, L. 2004. "Autodesk Revit: Implementation in Practice." Arcwiz, Fremont
CA.
Moehle, Jack P., Hooper, John D., and Lubke, Chris D. 2008. "Seismic design
of reinforced concrete special moment frames: a guide for practicing engineers,"
NEHRP Seismic Design Technical Brief No. 1, produced by the NEHRP
Consultants Joint Venture, a partnership of the Applied Technology Council and
the Consortium of Universities for Research in Earthquake Engineering, for the
National Institute of Standards and Technology, Gaithersburg, MD., NIST GCR
8-917-1
Purwono, R. 2005.Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa Sesuai SNI-1726
dan SNI-2847 Terbaru. Surabaya : ITS Press.
Sacks, R., Barak, R.2005. A Qualitative and Quantitative Assessment of the
Impact of 3D Modelling of Building Structures on Engineering
Productivity. Reseach Report #1005156 3D Engineering Productivity,
Technion and Development Foundation
Sturts, C. S., and Griffis, F. H. B. 2005. "Pricing Engineering Services." Journal of
Management in Engineering, 21(2), 56-62.
Subakti, Aman. 1995 .Teknologi Beton Dalam Praktek. Jurusan Teknik Sipil ITS ,
Surabaya
Sidney Freedman . 1999. Loadbearing Architectural Precast Concrete Wall Panels,
PCI JOURNAL September-October 1999
49
<
50