Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kelompok 5
Nama Anggota Kelompok :
Dinda Amalia Putri
(8135132253)
Dwileva Hafni
(8135132271)
Eka Yuliasih
(8135132266)
Ika Wahyu Lestari
(8135132273)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan yang berjudul Pancasila Sebagai Ideologi
Negara: Ideologi Pancasila. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Pancasila di Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta.
Secara historis, pengertian ideologi mengalami perubahan dari masa ke masa. Untuk
itu, di sini diuraikan pengertian awal ideologi dan perubahan-perubahan makna yang terjadi
berikutnya dan bahasan-bahasan tentang ideologi lainnya.
Dalam penulisan dan menyusun makalah, penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada dosen mata kuliah pancasila, Bapak Drs. Agus Martono yang telah memberikan
nasihat dan bimbingan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat waktu. Harapan penulis, kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca untuk dijadikan sebagai bahan referensi dalam mempelajari bahasan ini.
Akhir kata, tak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati akan menerima
kritik dan saran yang membangun.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR________________________________________________________I
DAFTAR ISI_______________________________________________________________II
BAB I PENDAHULUAN_____________________________________________________1
A. LATAR BELAKANG_____________________________________________________1
B. RUMUSAN MASALAH__________________________________________________1
C. TUJUAN______________________________________________________________2
D. MANFAAT____________________________________________________________2
BAB II REFERENSI DAN BUKU_____________________________________________3
A. REFERENSI I___________________________________________________________3
B. REFERENSI II___________________________________________________________4
BAB III PEMBAHASAN (LANDASAN TEORI)_________________________________5
A. PENGERTIAN IDEOLOGI_______________________________________________5
B. MAKNA IDEOLOGI BAGI SUATU NEGARA_______________________________6
C. PENGERTIAN MACAM MACAM IDEOLOGI______________________________6
1. Ideologi Terbuka_____________________________________________________6
2. Ideologi Tertutup_____________________________________________________7
3. Ideologi Komperenhensif______________________________________________7
4. Ideologi Partikular____________________________________________________8
D. SIFAT IDEOLOGI_______________________________________________________8
E. PERANAN IDEOLOGI BAGI BANGSA DAN NEGARA______________________8
F. FAKTOR PENDORONG KETERBUKAAN IDEOLOGI PANCASILA____________9
G. MACAM MACAM IDEOLOGI DI DUNIA_______________________________10
1. Sosialisme__________________________________________________________10
a. Asal Mula Ideologi Sosialime__________________________________________10
b. Konsep Sosialisme___________________________________________________10
2.
LIBERALISME_________________________________________________________12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Ideologi Negara Indonesia adalah Pancasila. Ideologi pancasila ini dijadikan sebagai
pandangan hidup bagi bangsa Indonesia dalam mengembangkan negara Indonesia dalam
berbagai aspek. Dengan ideologi inilah bangsa Indonesia bisa mencapai kemerdekaan dan
bertambah maju baik dari potensi sumber daya alam maupun sumber daya manusianya.
Pancasila sebagai ideologi nasional artinya Pancasila merupakan kumpulan atau seperangkat
nilai yang diyakini kebenaranya oleh pemerintah dan rakyat Indonesia dan digunakan oleh
bangsa Indonesia untuk menata atau mengatur masyarakat Indonesia atau berwujud Ideologi
yang dianut oleh negara (pemerintah dan rakyat) Indonesia secara keseluruhan, bukan milik
perseorangan atau golongan tertentu atau masyarakat tertentu saja, namun milik bangsa
Indonesia secara keseluruhan. Permasalahan tentang Ideologi Pancasila bukan hanya sebuah
permasalahan yang berkadar kefilsafatan karena bersifat cita-cita dan normatif namun juga
bersifat praksis karena menyangkut operasionalisasi dan strategi. Hal ini karena ideologi
Pancasila juga menyangkut hal-hal yang mendasarkan suatu ajaran yang menyeluruh tentang
makna dan nilai-nilai hidup, ditentukan secara kongkrit bagaimana manusia harus bertindak.
B. RUMUSAN MASALAH
Dengan memperhatikan ulasan singkat latar belakang di atas, maka dapat disusunlah
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan Ideologi?
2. Apakah makna Ideologi bagi suatu Negara?
3. Apa saja pengertian macam-macam Ideologi?
4. Apa saja pengertian sifat-sifat Ideologi?
5. Apakah peranan Ideologi bagi suatu Negara?
1
2.
3.
4.
5.
6.
7.
D. MANFAAT
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang pengertian Ideologi.
2. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang makna Ideologi bagi suatu negara.
3. Memberikan informasi dan pengetahuan pengertian macam-macam Ideologi.
4. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang sifat-sifat Ideologi.
5. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang peranan Ideologi bagi suatu negara.
6. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang faktor pendorong keterbukaan
Ideologi Pancasila.
7. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang macam-macam Ideologi di dunia.
BAB II
REFERENSI DAN BUKU
A. Referensi I
(Sumber : Buku Pendidikan Kewarganegaraan, Penerbit Hartono Media Pustaka
tentang Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara)
Menjelaskan pengertian dari Ideologi:
Secara umum : Ilmu tentang pengertian dasar, ide atau cita cita.
Secara etimologi : ideologi berasal dari kata idea = pikiran, dan logos = ilmu.
Menurut Para ahli :
1. A.S. Hornby
Ideologi adalah seperangkat gagasan yang membentuk landasan teori ekonomi dan
politik atau yang dipegangi oleh seorang atau sekolmpok orang.
2.
Soerjono Soekanto
Gunawan Setiardja
Ideologi sebagai seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas yang
dijadikan pedoman dan cita cita hidup.
BAB III
PEMBAHASAN (LANDASAN TEORI)
A. PENGERTIAN IDEOLOGI
Secara etimologi istilah ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep,
pengertian dasar, cita-cita, dan logos yang berarti Ilmu dan kata idea berasal dari bahasa
yunani eidos yang artinya bentuk. Di samping itu ada kata idein yang artinya melihat. Maka
secara harfiah, ideologi adalah ilmu atau pengertian-pengertian dasar.
Dalam pengertian sehari-hari, ide disamakan artinya dengan cita-cita. Cita-cita yang
dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai, sehingga cita-cita yang
bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau faham. Memang pada
hakikatnya, antara dasar dan cita-cita itu sebenarnya dapat merupakan satu kesatuan. Dasar
ditetapkan karena atas dasar landasan, asas atau dasar yang telah ditetapkan pula. Dengan
demikian ideologi mencakup pengertian tentang idea-idea, pengertian dasar, gagasan-gagasan
dan cita-cita.
Apabila ditelusuri secara historis istilah ideologi pertama kali dipakai dan
dikemukakan oleh seorang perancis, Destutt de Tracy, pada tahun 1976. Seperti halnya
Leibniz, de Tracy mempunyai cita-cita untuk membanggun suatu sistem pengetahuan.
Apabila Leibniz menyebutkan impiannya sebagai one great system of truth dimana
tergabung segala cabang ilmu dan segala kebenaran ilmiah, De Tracy menyebutkan ideologi
yaitu science of ideas, suatu program yang diharapkan dapat membawa perubahan
Internasional dalam masyarakat perancis. Namun Napoleon mencemoohkannya sebagai
khayalan belaka, yang tidak mempunyai arti praktis. Hal semacam itu hanya impian belaka
yang tidak akan menemukan kenyataan.
Sedangkan secara terminologi, menurut Soerjanto Poespowardjojo, ideologi adalah
suatu pilihan yang jelas dan membawa komitmen untuk mewujudkannya. Sejalan dengan itu,
c.
Isinya tidak langsung operasional. Sehingga setiap generasi baru dapat dan
perlu menggali kembali falsafah tersebut dan mencari implikasinya dalam situasi
ke-kini-an
mereka.
d.
Tidak pernah memaksa kebebasan dan tanggung jawab masyarakat, melainkan
menginspirasi masyarakat untuk berusaha hidup bertanggung jawab sesuai
dengan
falsadah itu.
e.
Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima warga masyarakat yang berasal
dari
2.
Ideologi Tertutup
Ideologi tertutup adalah suatu sistem emikiran tertutup dan sifatnya mutlak yang
Ideologi Komperenhensif
Ideologi Komprehensif Didefinisikan sebagai suatu system pemikiran menyeluruh
mengenai semua aspek kehidupan sosial. Dalam ideologi ini terdapat suatu cita-cita yang
bertujuan untuk melakukan transformasi sosial secara besar-besaran menuju bentuk tertentu.
4.
Ideologi Partikular
IdeologiPartikular didefinisikan sebagai suatu keyakinan-keyakinan yang tersususn
secara sistematis dan terkait erat dengan kepentingan satu kelas sosial tertentu dalam
masyarakat.
D. SIFAT IDEOLOGI
Ada tiga dimensi sifat ideologi, yaitu dimensi realitas, dimensi idealisme, dan dimensi
fleksibilitas .
1. Dimensi realitas : nilai yang terkandung dalam dirinya, bersumber dari nilai-nilai
yang hidup dalam masyarakat, terutama pada waktu ideologi itu lahir sehingga
mereka betul-betul merasakan dan menghayati bahwa nilai-nilai dasar itu adalah milik
mereka bersama. Pancasila mengandung sifat dimensi realitas ini dalam dirinya.
2. Dimensi idealisme : Ideologi itu mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam
berbagai bidang kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara. Pancasila bukan
saja memenuhi dimensi idealisme ini tetapi juga berkaitan dengan dimensi realitas.
3. Dimensi Fleksibilitas : Ideologi itu memberikan penyegaran, memelihara dan
memperkuat relevansinya dari waktu ke waktu sehingga bersifat dinamis, demokratis.
Pancasila
memiliki
dimensi
fleksibilitas
karena
memelihara,
memperkuat
mempersatukan sesama kita. Apabila dibandingkan dengan agama, agama berfungsi juga
mempersatukan orang dari berbagai pandangan hidup bahkan dari berbagai ideologi.
Sebaliknya ideologi mempersatukan orang dari berbagai agama. Oleh karena itu
ideologi juga berfungsi untuk mengatasi berbagai pertentangan (konflik) atau ketegangan
sosial. Dalam hal ini ideologi berfungsi sebagai pembentuk solidaritas (rasa kebersamaan)
dengan mengangkat berbagai perbedaan ke dalam tata nilai yang lebih tinggi. Fungsi
pemersatu itu dilakukan dengan memenyatukan keseragaman ataupun keanekaragaman,
misalnya dengan memakai semboyan kesatuan dalam perbedaan dan perbedaan dalam
kesatuan.
F. FAKTOR PENDORONG KETERBUKAAN IDEOLOGI PANCASILA
1. Kenyataan dalam proses pembangunan nasional dan dinamika masyarakat yang
berkembang secara cepat.
2. Kenyataan menunjukkan bahwa bangkrutnya ideologi yang tertutup dan beku
cenderung meredupkan perkembangan dirinya.
3. Pengalaman sejarah politik masa lampau.
4. Tekad untuk memperkokoh kesadaran akan nilai-nilai dasar Pancasila yang bersifat
abadi dan hasrat mengembangkan secara kreatif dan dinamis dalam rangka mencapai
tujuan nasional.
Sekalipun Pancasila sebagai ideologi bersifat terbuka, namun ada batas-batas
keterbukaan yang tidak boleh dilanggar, yaitu :
1.
2.
3.
4.
bermasyarakat.
5. Penciptaan norma-norma baru harus melalui konsensus.
10
menurut
11
12
menasionalisasikan industri-industri besar lain lain yang menyangkut hajat hidup orang
banyak. Dalam bentuk yang paling lengkapsosialisme negara, dan menghilangkan milik
swasta (Blinton: 1981).
Sosialisme yang kita kenal sekarang ini timbul sebagian besar sebagai reaksi terhadap
Liberalisme abad ke 19. Pendukung Liberalisme abad ke 19 adalah kelas menengah yang
memiliki industri, perdagangan dan pengaruh mereka di pemerintahan besar akibatnya kaum
buruh terlantar.
2. Liberalisme
a. Asal Mula Liberalisme
Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi
politik yang di dasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama.
Secara umum, Liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan
oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham Liberalisme menolak adanya pembatasan,
khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan
yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif
bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan
terhadap pemilikan individu. Oleh karna itu paham Liberalisme lebih lanjut menjadi dasar
bagi tumbuhnya kapitalisme.
b. Rukun Liberalisme
1) Yang utama adalah perorangan, berkebalikan dengan khakikian komunitas.
Liberalisme memiliki keyakinan mendalam dan nilai-nilai perorangan, penekanan
pada hak-hak pribadi dihadapan hak-hak sosial. Dalam pandangan leberalisme, hakhak pribadi seseorang sekali-kali tidak dapat di abaikan atau di jadikan tumbal hak-hk
sosial.
2) Yang utama adalah kerelaan dan kesepakatan; apabila pemerintah ingin memiliki
legalitas maka legilitas tersebut harus bedasarkan kerelaan masyarakat dan
bedasarkan kontrak sosial eperti yang dikemukakan Rousseau (1778). Berangkat dari
masalah ini, sebaik-baik pemeritahan demokrasi. Lantaran dalam pemerintahan
demokrasi yang menjadi poros adalah kerelaan/keridhaan dan kontak sosial.
13
3) Bebas dalam memiliki hak memilih; asas dalam mewujukan kebebasan sejati
bedasarkan maktab ini adalah bahwa setiap orang memiliki kemampun dan hak untuk
memilih atau dua atau beberapa opsi. Dan dia memeiliki kebebasan penuh dalam
memilih bedasarkan selera dan keinginan sendiri.
4) Bersyarat dan beraturan; artinya kekusaan penguasa tidak boleh tidak terbatas tanpa
syarat dan batasan, tetapi kekuasaannya harus terbatas dan harus edasarkan syaratsyarat tertentu. Dengan kata lain, kekuasaan, domain penguasa haru tercatat jelas
dalam sebuah piagam (charter). Atas alasan ini, pemerintahan penguasa harus terbatas
dan jalan untuk mewujudkan pemerintahan terbatas adlah pemisah kekuasaan,
eksekutif, yudikatif dan legislatif sebuah konsep yang di ambil dari konsep
Montesquieu (1775) untuk pertama kalinya.
5) Kesamaan dalam memperoleh kesempatan dan fasilitas; liberalisme sebagaimana
yang telah diterangi sebelumnya, memiliki hubungan erat dengan sistem
perekonomian kapitalis. Berangkat dari sini pada domain ekonomi seluruh individu
memiliki kesempatan yang sama dalam mendapatkan kesmpatan dan fasilitas.
6) Keadilan sosial bedasarkan meritokrasi; ganjaran setiap orang dalam memperoleh
keuntungan ekonomi harus bedasarkan potensi dan meritokrasinya. Bedasarkan
pandangan liberalisme, harus tercipta sebuah kondisi pada sebuah komunitas sehingga
bedasarkan potesi dan kecakapan nnatural yang mereka miliki, mereka dapat
memperoleh keuntungan dan maslahat ekonomi yang ada. Pada hakikatnya,
liberalisme sekali-kali tidak akan menerma keadilan sosial tanpa memandang
kebebasan dan hak-hak indivdu. Oleh karena itu sebagai orag menggolongkan bahwa
salah satu rukun prioritasnya kebebasan individu atas keadilan sosial; artinya
kebebasan individu merupakan tujuan utama dan persamaan sosial merupakan alat
dan media untuk sampai pada kebebasan individu. Dengan kata lain, dengan dalih
menciptakan keadilan dan persamaan, kebebasan-kebebasan dibatasi atau dieliminir.
7) Toleran terhadapakidah dan pikiran orang lain; liberalisme menyakini kebebasan
tanpa kait dan syarat dalam ranah pemikiran-pemikiran politik, keyakinan-keyakinan
agama dan pandangan-pandangan sosial. Mereka menyakini bahwa hanya dengan
bersikap bebas terhadap akidah setiap orang yang dapat mengantar manusia menuju
kemajuan dan kesempurnaan. Dalam pandangan kaum Liberalis, tiada satu hakikat
(kebenaran) di alam semesta ini, namun hakikat-hakikat dan keragamanlah yang ada.
14
menggunakan
cara-cara
licik
untuk
memelihara
kekuasaan
dan
bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Demi prinsip tersebut,
maka pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama.
15
BAB IV
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pancasila adalah ideologi kebangsaan karena ia digali dan dirumuskan untuk
kepentingan membangun negara bangsa Indonesia. Pancasila yang memberi pedoman dan
pegangan bagi tercapainya persatuan dan kesatuan di kalangan warga bangsa dan
membangun pertalian batin antara warga negara dengan tanah airnya. Pancasila juga
merupakan wujud dari konsensus nasional karena negara bangsa Indonesia ini adalah sebuah
desain negara modern yang disepakati oleh para pendiri negara Republik Indonesia dengan
berdasarkan Pancasila.
Dengan ideologi nasional yang mantap seluruh dinamika sosial, budaya, dan politik
dapat diarahkan untuk menciptakan peluang positif bagi pertumbuhan kesejahteraan bangsa.
Oleh karenanya, prestasi bangsa kita akan menentukan posisi Pancasila di tengah percaturan
ideologi dunia saat ini dan di masa mendatang.
3.2 SARAN
Patutlah kiranya kita bersedia menjunjung tinggi peranan Pancasila di Indonesia dan
mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya yaitu dengan menjadi warga negara
Indonesia yang baik dan taat hukum agar perancangan Pancasila sebagai dasar negara ini
tidak sia-sia. Tidak hanya di kalangan petinggi, pejabat, atau masyarakat saja tetapi seluruh
pelosok negeri sebagai bagian dari bangsa Indonesia juga wajib mewujudkan nilai-nilai
Pancasila tersebut.
16
17
DAFTAR PUSTAKA
14