kanak-kanak.
Terlihat ketakutan bila mendengar suara yang agak keras
Gejala ini juga dapat merupakan salah satu bentuk gejala autistik pada anak. Dapat
pada kasus, anak dengan sifat autistik enggan berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini
akhirnya dapat menyebabkan gangguan bahasa. Atau, pada kasus anak dengan gangguan
bahasa dapat terjadi keterlambatan perkembangan mental karena minimnya komunikasi
yang dapat dilakukan dengan orang lain.
Mudah marah, dan sulit ditenangkan jika sudah marah
Anak yang mudah marah dan sulit ditenangkan menunjukkan kharakterisrik
kepribadian tipe sulit pada anak (temperamental). Hal ini dapat disebabkan tidak
sinerginya hubungan anatar orangtua dan anak. Sifat temperamental pada anak dapat
disebabkan perkembangan mental yang terganggu (kelainan/gangguan mental) atau
sebagai adaptasi negatif anak terhadap kondisi lingkungan yang tidak kondusif. Untuk itu
perlu dinilai kondisi yang memicu kemarahan pada anak, dan kenapa ia sulit ditenangkan.
Nilai juga peran ibu/ayah sebagai orang tua dan kedekatan hubungan orangtua-anak. Hal
ini untuk mengekslusi kemungkinan masalah yang mungkin ada pada orangtua/lingkungan
sosial.
Adapun gangguan perkembangan pada anak dengan ciri mudah marah dan sulit
ditenangkan dapat ditemukan pada kondisi anak autistik, gangguan kognisi (retardasi
mental) atau pada anak dengan gangguan perilaku dan emosional.
Belum bisa berjalan
Anak sudah mampu berjalan pada usia 2 tahun. Pada pasien ini, meski usia mencapai
4 tahun tapi belum bisa berjalan. Keterlambatan ini dapat murni karena gangguan fungsi
motorik atau merupakan efek tidak langsung dari keterlambatan perkembangan fungsi
kognisi dan mental pada anak. Adapun pada gangguan fungsi motorik umumnya
disebabkan kelainan biologis dan umumnya bisa terlihat jelas, misalnya pada cerebral
palsy dimana terjadi atrofi pada otot ekstremitas. Bila merupakan akibat dari gangguan
perkembangan, umumnya terdapat gejala gangguan perkembangan lain.
Bila gejala-gejala pada pasien ditelaah secara keseluruhan, kemungkinan pasien
memang mengalami gangguan perkembangan. Adapun kemungkinan diagnosis pada kasus
pasien diatas adalah:
Autisme kemungkinan paling besar pasien menderita autisme. Hal ini didukung oleh
adanya tanda-tanda autistik pada pasien seperti menolak kehadiran orang lain dan lebih
senang bermain sendiri, mudah marah dan sulit ditenangkan, ucapannya tidak/susah
dimengerti. Adapun yang kurang mendukung adalah gangguan berjalan, karena pasien
autisme jarang mengalami gangguan pada motorik kasar.
Retardasi Mental kemungkinan pasien mengalami gangguan kognisi juga masih besar.
Hal ini ditunjukkan dengan adanya tanda-tanda gangguan adaptif pada pasien, seperti
gangguan bicara, mudah marah, menolak orang lain dll. Untuk menegakkan diagnosis
terhadap lingkungan.
Cerebral Palsy kemungkinan cerebral palsy ditujukan dengan gangguan berjalan pada
anak.
Tumbang Normal
PERTUMBUHAN ANAK
Berat Badan
bayi yang cukup bulan, berat badan saat lahir akan kembali pada hari
ke 10
BB pada usia 5 bulan 2X BB saat lahir
BB pada usia 1 tahun 3X BB saat lahir
BB pada usia 2 tahun 4X BB saat lahir
BB pada masa prasekolah kenaikan BB rata-rata 2 kg/tahun
dibandingkan anak laki-laki, pacu tumbuh anak perempuan lebih cepat
yaitu sekitar usia 8 tahun, sedangkan anak laki-laki kira-kira pada usia
10 tahun. tetapi pertumbuhan anak perempuan lebih cepat berhenti
daripada anak laki-laki.
anak perempuan perempuan umur 18 yahun sudah tidak tumbuh lagi,
sedangkan anak laki-laki baru berhenti tumbuh pada usia 20 tahun.
kenaikan berat badan anak pada tahun pertama kehidupan, kalau anak
mendapat gizi yang baik adalah berkisar antara:
700-1000 gram/ bulan triwulan 1
dapat pula digunakan rumus yang dikutip dari Behrman, 1992 untuk
memperkirakan berat badan anak yaitu:
lahir
3-12 bulan
3,25 kg
Umur ( bulan) + 9
2
1-6 tahun
6-12 tahun
Umur (tahun) X 2 +
8
Umur (tahun) X 7 -5
Pola pertumbuhan
Tinggi Badan
secara garis besar, tinggi badan anak dapat diperkirakan sebagai
berikut:
1 tahun 1,5 X TB lahir
4 tahun 2 X TB lahir
6 tahun 1,5 X TB setahun
dapat juga digunakan rumus behrman yaitu :
1. Lahir
2. Umur 1 tahun
3. 2-12 tahun
50 cm
75 cm
Umur (Tahun) X 6 +
77
rata-rata kenaikan tinggi badan pada nak prasekolah adalah 6-8 cm/
tahun
anak perempuan umumnya memulai pacu tumbuh tinggi badan
adolesennya kira-kira pada umur 10,5 tahun dan mencapai puncaknya
kira-kira umur 12 tahun di Inggris dan 3 bulan lebih awal di Amerika
anak laki-laki lebih tinggi pacu tumbuh dan mencapai puncaknya 2
tahun kemudian. namun, puncak untuk anak laki-laki lebih tinggi
daripada anak perempuan
rata-rata laju pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki 10,3 cm per
tahun sementara anak perempuan 9 cm/ tahun
kecepatan rata-rata seluruh tubuh adalah 9,5 cm / tahun pada anak
laki-laki dan 8,1 cm per tahun pada anak perempuan
rumus tinggi akhir anak sesuai dengan potensi genetik berdasarkan
data tinggi badan orang tua dengan asumsi bahwa semuanya tumbuh
optimal sesuai dengan potensinya, adalah sebagai berikut:
TB anak perempuan = (TB ayah- 13 cm) + TB ibu 8,5 cm
2
PERKEMBANGAN ANAK
Perkembangan adalah : level individual fisiologis anak yang merupakan
hasil dari pematangan system saraf dan reaksi psikologi, hasil dari 2
faktur : genetik (nature) dan lingkungan (nurture)
Tahap-tahap perkembangan anak
TAHUN PERTAMA
0 - 3 Bulan
lingkungan mereka
2 6 minggu lebih senang dengan orang orang yang dikenal
sosial.
Bereaksi terhadap bunyi/suara
Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran,
dan kontak
Menahan barang yang dipegangnya, reflek memegang ini tetap ada
sampai 8 minggu.
4 8 minggu pertama, bayi yang ditarik dari posisi berbaring ke
posisi duduk, kepala bayi akan jatuh ke belakang 12 minggu ada
3 6 bulan:
ditempatkan
di
dekat
atau
digerakkan
melalui
bidang
penglihatan mereka.
Umur 3 bulan, bayi yang diletakkan tiarap pada permukaan keras
bantuan pelvisnya.
4 bulan dapat tertawa nyaring, menunjukkan perasaan tidak senang
sosial
dengan
terbaik
memperlihatkan
ansietas
orang
berada
bila
orang
dalam
didekati
yang
lengan
orang
memberikan
ibu,
asing.
mulai
Apabila
tanpa protes.
4 6 bulan sering mengalami kebotakan di daerah oksikutnya.
4 bulan lebih terampil melakukan kontak dengan benda benda
tangan
Mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya
6 9 bulan:
benda
Dapat merayap atau merangkak
Dapat duduk tanpa bantuan dan mempertahankan posisi ini dengan
punggung lurus
asing
Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan sembunyisembunyi
9 12 bulan:
TAHUN KEDUA
12 18 bulan:
dan imitatif
12 bulan dapat melepaskan sebutir mimis ke tangan orang yang
memintanya 15 bulan memasukkan butir mimis ke botol kecil dan
berusaha mengeluarkannya dengan memasukkan tangan 18
18 24 bulan:
besar
Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan
mereka
2 3 tahun:
ditujukan kepadanya
Menggambar lingkaran
Bermain bersama anak yang lain dan menyadari adanya lingkungan
lain di luar keluarganya
3 - 4 tahun:
4 5 tahun:
dan kecil
Menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa
6 10 tahun:
Pendekatan Diagnosis
Rio, Anak laki-laki 4 tahun
Bertingkah laku aneh sejak usia 2 tahun. Perilaku yang dimaksud antara lain:
1. Menolak kehadiran orang lain
2. Lebih asyik bermain sendiri dengan mobil-mobilannya yang sudah usang
3. Jika mendengar suara keras menjadi sangat ketakutan
4. Ucapannya sulit dimengerti
5. Sulit menenangkan Rio
6. Belum bisa berjalan sendiri
Lainnya:
Disorder,
karena
gejala
keterlambatan
kesulitan
adaptasi,
DENVER II
Denver II merupakan salah satu alat skrining perkembangan untuk
mengetahui sedini mungkin penyimpangan perkembangan yang terjadi pada
anak sejak lahir sampai berumur 6 tahun.
Perlengkapan Test:
Formulir Denver II
Diberikan untukdeteksi dini penyimpangan perkembangan anak usia
kurang dari 6 tahun, yang berisi 125 gugus tugas yang disusun dalam formulir
menjadi 4 sektor untuk menjaring fungsi berikut :
1. Personal sosial
Penyesuaian diri dengan masyarakat dan perhatian terhadap kebutuhan
perorangan
2. Adaptif-Motorik halus
Koordinasi mata tangan, memainkan, menggunakan benda-benda kecil
3. Bahasa
Mendengar, mengerti dan menggunakan bahasa.
4. Motorik kasar
Duduk, jalan, melompat dan gerakan umum otot besar
Skala umur tertera pada bagian atas formulir yang terbagi dari umur
25% populasi anak sudah dapat berjalan dengan baik pada usia 11 bulan
lebih,
50% pada usia 12 1/3 bulan.
Pada ujung sebelah kiri dari daerah hitam menunjukkan bahwa 75%
Perbedaan
Differential
Diagnosis
Pada PDD
gangguan
bicara,
emosional-sosial,
kemandirian,
intelegensi,
dan
perkembangan moral.
3. Gangguan perkembangan pervasif (PDD)
Merupakan kelompok kondisi psikiatrik dimana keterampilan sosial
yang diharapkan , perkembangan bahasa, dan kejadian perilaku
tidak
intelektual
yang
dibawah
rata-rata
dan
gangguan
dalam
4. Sindrome Rett
5. Childhood Disintergrative Disorder (CDD)
Autisme
DEFINISI
Gangguan autistik merupakan gangguan yang terkenal, ditandai
oleh
gangguan
penyimpangan
berlarut-larut
komunikasi,
pada
dan
interaksi
pola
perilaku
sosial
yang
timbal
balik,
terbatas
dan
autistik
ditemukan
lebih
sering
pada
laki-laki
dibandingkan pada anak perempuan. Tiga sampai lima kali lebih banyak
anak laki-laki yang memiliki gangguan autistik dibandingkan anak
perempuan. Tetapi anak perempuan memiliki gangguan autistik yang
cenderung terkena lebih serius dan lebih mungkin memiliki riwayat
keluarga gangguan kognitif dibandingkan anak laki-laki.
ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
Sebenarnya penyebabnya
multifaktorial, namun kemungkinan
dapat terjadi karena:
1.
Kelainan Organik-Neurologis-Biologis
Faktor psikodinamika dan keluarga tidak terbukti berpengaruh
terhadap autis, namun beberapa anak autis berespon terhadap
lesi
neurologis,
terutama
rubella
congenital,
Pemeriksaan
MRI/Magnetic
Resonance
Imaging,
menemukan
terutama
polimikrogria,
pada
beberapa
pasien
autis.
Pemeriksaan
PET
(Positron
Emmision
Tomography),
selama
2.
Mutasi pada kromosom no. 2, 7, 13, 15, 16, 17, dan kromosom X
3.
Gangguan imunologis
ekstraembrional
mungkin
mengalami
kerusakan
selama
kehamilan
4. Faktor Perinatal
5.
6.
Faktor Biokimiawi
metabolit
serotonin]
cairan
serebrospinalis
terhadap
GEJALA KLINIS
a. Gangguan
komunikasi;
tampak
tuli,
gangguan
bicara,
biasanya
seperti
atau
hipo-aktif,
perubahan
atau
tidal
rencana
menangis
tanpa
menyukai
liburan,
suka
sebab,
tidak
bahasa
bermain
imitasi
sosial
yang
aneh,
stereotype
dan
sesuai
dengan
taraf
perkembangannya.
3. Pola perilaku serta minat dan kegiatan yang terbatas, berulang.
Minimal harus ada 1dari gejala berikut ini :
a. Preokupasi terhadap satu atau lebih kegiatan dengan focus
dan
minimal pada salah satu bidang (1) interaksi sosial, (2) kemampuan
bahasa dan komunikasi, (3) cara bermain simbolik dan imajinatif.
C. Bukan disebabkan oleh Sindroma Rett atau Gangguan Disintegratif
Masa Anak
TERAPI
Terapi harus intensif dan terpadu
Secara formal sebaiknya 4 8 jam sehari
Seluruh keluarga harus terlibat untuk memicu komunikasi dengan anak
Kerjasama tim : psikiater, psikolog, neurolog, dokter anak, terapis
bicara dan pendidik
Autisme tidak dapat sembuh dengan sempurna, terapi hanya bersifat
meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan perkembangan yang
semula tidak dimiliki
Terapi-terapi tersebut antara lain :
1) Terapi Medikamentosa
Beberapa terapi medikamentosa yang dapat diberikan adalah :
Haloperidol
Suatu obat antipsikotik yang mempunyai efek meredam psikomotor,
biasanya digunakan pada anak yang menampakkan perilaku temper
tantrum yang tidak terkendali sertamempunyai efek lain yaitu
meningkatkan proses belajar biasanyadigunakan dalam dosis 0,20
mg
Fenfluramin
Suatu obat yang mempunyai efek mengurangi kadar serotonin
darah yang bermanfaat pada beberapa anak autisme
Naltrexone
Merupakan
obat
antagonis
opiat
yang
diharapkan
dapat
dengan
pemberian
mainan
bervariasi
dengan
tujuan
mengurangi kekakuan
Memberikan
stimulasi
mengkompensasikan
spesifik
keterlanbatan
dan
latihan
untuk
perkembangan
secara
menyeluruh
Mencegah timbulnya gangguan sekunder
Cara-cara tersebut hanya dapat dilakukan pada anak autis dengan
lingkungan yang terstruktur dan teratur dengan baik. Anak autis
memiliki pola berpikir yang berbeda, mereka mengalami kesulitan
untuk memahami lingkungannya sehingga harus diciptakan
lingkungan terstruktur, antara lain dengan :
dengan
proses
pemberian
reinforcement
dan
meniru
vokalisasi terapis
4) Fisioterapi
Pemberian terapi ini berfungsi merangsang perkembangan motorik
dan kontrol tubuh
4. Obat-obatan
memberi
obat
untuk
menurunkan
hiperaktivitas,
Retardasi Mental
Definisi
Berdasarkan American Association on Mental Retardation, definisi
Retardasi mental merujuk kepada keterbatasan substansial pada fungsi.
Ditandai dengan secara signifikan fungsi intelektual dibawah rata-rata,
muncul bersamaan dengan keterbatasan pada dua atau lebih area
keterampilan
adaptif:
komunikasi,
merawat-diri,
hidup
dirumah,
diri
sendiri
secara
sederhana.
Tetapi
seringkali
masih
etiologinya, termasuk
kromosom
mungkin
terdapat
dalam
jumlah
atau
dalam
bentuknya.
7. Akibat prematuritas.
Kelompok ini termasuk retardasi mental yang berhubungan dengan
keadaan bayi pada waktu lahir berat badannya kurang dari 2500 gram
dan/atau dengan masa hamil kurang dari 38 minggu serta tidak terdapat
sebab-sebab lain seperti dalam sub kategori sebelum ini.
EPIDEMIOLOGI
Berdasarkan sampling empiris, baroff (1991) hanya 0.9% populasi
yang dapat diasumsikan retardasi mental. Diperkirakan sekitar 89% anakanak mengalami retardasi mental ringan, 7% retaradasi mental sedang,
dan 4% retardasi mental berat hingga sangat berat. Lebih banyak laki-laki
disbanding perempuan.
Prevalensi retardasi mental sekitar 1 % dalam satu populasi. Di
indonesia 1-3 persen penduduknya menderita kelainan ini.4 Insidennya
sulit di ketahui karena retardasi metal kadang-kadang tidak dikenali
sampai anak-anak usia pertengahan dimana retardasinya masih dalam
taraf ringan. Insiden tertinggi pada masa anak sekolah dengan puncak
umur 10 sampai 14 tahun. Retardasi mental mengenai 1,5 kali lebih
banyak pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan.
PATOLOGI/ PATOGENESIS
nonspesifik
yang
berhubungan
dengan
derajat
kecacatan
anak-anak
dengan
kecacatan
intelektual
datang
pertama kali ke dokter spesialis anak pada saat bayi karena dysmorphism,
berkaitan disfungsi, atau gagal mencapai perkembangan yang sesuai
umur, tetapi dysmorphism adalah tanda awal yang membawa anak-anak
ke dokter, Sebagian besar anak-anak dengan cacat intelektual tidak
mampu mengimbangi perkembangan anak lain seumurnya. Pada masa
awal bayi, gagal mencpai perkembangan yang diharapkan meliputi,
gangguan respon visual atau pendengaran, tonus otot yang tidak biasa
(hipo atau hipertonia) atau postur tubuh dan kesulitan makan. Antara 6
hingga
18
bulan,
keterlambatan
motorik
(gagal
duduk,
merayap,
DIAGNOSIS
Kriteria Diagnostik
menurut
usianya
dales
kelompok
kulturalnya)
pada
menggunakan
sarana
masyarakat,
mengarahkan
diri
sendiri,
Anamnesis
Anamnesis dapat diperoleh dari orang tua atau pengasuh, dengan
menggali riwayat ibu hamil, proses persalinan dan kelahiran; adanya
riwayat keluarga retardasi mental; pertalian darah orang tua; dan
gangguan herediter.
Interview psikiatri
Kemampuan verbal pasien meliputi bahasa reseptif dan ekspresif,
harus di nilai sedini mungkin dengan mengobservasi komunikasi antara
pengasuh dan pasien dan dengan cara menggali riwayatnya.
Kontrol pasien atas pola motilitas harus dipastikan dan bukti klinis
atas kebingungan dan distorsi dalam persepsi dan memori harus
dievaluasi.
kegunaan
bicara,
tes
realitas,
dan
kemampuan
untuk
ukuran
telinga
tidak
simetris,
lidah
yang
menjulurm
dan
labaoratorium
digunakan
untuk
menguraikan
penyebab
retardasi mental, termasuk analisis kromosom, tes urin dan darah untuk
gangguan metabolic, dan neuroimaging.
Komplikasi
Anak-anak dengan retardasi mental memiliki gangguan emosional,
penglihatan, pendengaran, ortopedik, yang lebih tinggi disbanding dengan
anak lainnya. Jika tidak ditanggulangi, gangguan tersebut dapat secara
potensial mempengaruhi outcome individu disbanding dengan gangguan
intelektualnya.
Pencegahan
Contoh program pencegahan primer, meliputi:
1. meningkatkan kewaspadaan public terhadap bahaya alcohol dan
berbagai obat-obatan yang dapat mengganggu janin
2. mencegah hamil muda dan promosi antenatal care
3. mencegah luka trauma
4. mencegah keracunan
tersebut
termasuk
pendidikan
untuk
meningkatkan
pencegahan
sekunder
adalah
untuk
mempersingkat
program
komperhensif
yang
bertujuan
dalam
melatih
retardasi
mental;
tidak
ada
agen
yang
ditemukan
dapat
gangguan
psikiatrik
dan
perilaku
yang
berhubungan.
ADHD
DEFINISI
Gangguan yang ditandai oleh rentang perhatian yang buruk yang
buruk yang tidak sesuai dengan perkembangan atau ciri hiperaktivitas
yang impulsivitas atau keduanya tidak sesua dengan usia
Tiga tipe gangguan defidit atensi dan hiperaktivitas:
Predominan inatentif
Predominan hiperaktif-impulsif
Tipe kombinasi
EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian pasat di indonesia belum diketahui, sedangkan di
amerika insidensi bervariasi dari 2 sampai 20 % anak-anak sekolah dasar.
Di inggris dilaporkan angka kejadiannya lebih rendah dari di amerika yaitu
kurang dari 1%. Anak laki-laki memiliki insidensi yang lebh tinggi
dibandingkan denan anak perempuan, dengan rasio 3-5: 1.
ETIOLOGI
Tidak diketahui
Riwayat keluarga
Cedera otak
Faktor psikososial
GEJALA KLINIS
Gejala dapat timbul saat masih bayi, gejala yang kemugkinan dapat
timbul berupa, peka terhadap stimuli dan mudah marah dengan suara,
cahaya, temperatur, dan perubahan lingkungan lainnya. Dan kadang yang
terjadi adalah kebalikannya, yaitu anak tenang dan lemah, banyak tidur,
daan
tampaknya
berkembang
lambat
pada
bulan-bulan
pertama
khidupan. Namun yang paling sering trjadi adalah sikap aktif bayi di
tempat tidurnya.
Karakteridtik Anak-anak dengan ADHD:
Hiperaktivitas
Labilitas emosi
Gangguan atensi
Impulsivitas
Kriteria diagnostik
Dan diagnosis tidak dibuat sebelum anak dalam sekolah dasar dan
situasi belajar yang tertruktur
sering
gagal
mebrikan
prhatian
terhadap
perincian
atau
sering
mengalami
kesuliotan
bermain
atau
terlibat
dalam
(3)impulsivitas
TERAPI
Farmakoterapi
Psikoterapi
PROGNOSIS
Perjalanan penyakit ADHD agak bervariasi. Gejala dapat menetap
sampai masa rmaja atau kehidupan dewasa, gjala dapat menghilang pada
pubrtas, atau
Cerebal Palsy
Cerebral palsy adalah suatu gangguan atau kelainan yang terjadi pada
suatu kurun waktu dalam perkembangan anak, mengenai sel-sel motorik di
dalam susunan saraf pusat dan merupakan sebuah kumpulan kondisi yang rumit
yang mempengaruhi pergerakan dan postur karena kerusakan atau kegagalan
dari perkembangan otak yang mengontrol pergerakan.
Sebab-sebab paralisis serebri yang paling penting ialah :
1. Malformasi congenital yaitu gangguan perkembangan otak sejak lahir
Gangguan gangguan dalam perkembangan otak yang mungkin
terjadi diantaranya :
a. Gangguan pembentukan girus. Lipatan-lipatan permukaan otak
ini
mungkin terlalu kecil atau terlalu besar, atau tidak terbentuk sama
sekali pada tempat-tempat tertentu
b. Bagian-bagian otak tertentu seperti korpus kalosum atau serebelum
tidak terbentuk atau tidak sempurna pembentukannya
c. Di dalam otak dapat terjadi sebuah lubang atau rongga yang
berhubungan dengan salah satu ventrikel. Rongga ini mungkin dapat
berhubungan dengan ruangan sub-araknoid pada permukaan otak.
Keadaan ini dinamakan proensefali.
d. Susunan histologist jaringan otak mungkin pula tidak berkembang
sempurna yaitu, mengandung terlalu banyak sel-sel glia, susunan
serabut-serabut
saraf
tidak
teratur.
Keadaan
ini
disebut
status
marmoratus.
Pada anak-anak dengan malformasi congenital ini sebetulnya sedari
lahir sudah terdapat keadaan cacat. Tapi mungkin hal ini baru jelas setelah
bayi berumur beberapa bulan.
2. Kerusakan otak yang terjadi pada partus
Cedera yang mungkin terjadi pada waktu partus ialah perdarahan
intracranial.
Gejala-gejala
klinis
pada
macam-macam
keadaan
ini
oleh lokasi kerusakan. Gejala lain ialah asfiksia yaitu keadaan kekurangan
oksigen.
Dalam kasus, disebutkan bahwa saat lahir Gde Langkir terlihat normal,
jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa penyebab paralisis serebri pada Gde
Langkir ialah adanya gangguan perkembangan otak sejak lahir.
Gejala-gejala neurologis paralisis serebri :
1. Hemiplegia, tetraplegia, paraplegia kedua tungkai, triplegia
2. Kelumpuhan mungkin flaksid, mungkin pula spastic atau campuran
keduanya. Kelumpuhan tidak hanya mengenai lengan dan tungkai, tapi
dapat juga mengenai otot-otot leher yang berfungsi menegakkan kepala.
3. Atetosis, yaitu gerakan gerakan spontan abnormal pada lengan, tungkai,
4.
5.
6.
7.
8.
emosi
KLASIFIKASI
Berdasarkan gejala klinis maka pembagian cerebral palsy adalah sebagai
berikut:
1) Tipe spastis atau piramidal.
Pada tipe ini gejala yang hampir selalu ada adalah :
a) Hipertoni (fenomena pisau lipat).
b) Hiperrefleksi yang djsertai klonus.
c) Kecenderungan timbul kontraktur.
d) Refleks patologis.
Secara topografi distribusi tipe ini adalah sebagai berikut:
a) Hemiplegia apabila mengenai anggota gerak sisi yang sama.
b) Spastik diplegia. Mengenai keempat anggota gerak, anggota gerak
bawah lebih berat.
c) Kuadriplegi, mengenai keempat anggota gerak, anggota gerak atas
sedikit lebih berat.
d) Monoplegi, bila hanya satu anggota gerak.
e) Triplegi apabila mengenai satu anggota gerak atas dan dua anggota
gerak bawah, biasanya merupakan varian dan kuadriplegi.
2) Tipe ekstrapiramidal
Akan berpengaruh pada bentuk tubuh, gerakan involunter, seperti
atetosis, distonia, ataksia.Tipe ini sering disertai gangguan emosional dan
retardasi mental. Di samping itu juga dijumpai gejala hipertoni, hiperrefleksi
ringan,
jarang
sampai
timbul
klonus.
Pada
tipe
ini
kontraktunjarang
ditemukan, apabila mengenai saraf otak bisa terlihat wajah yang asimetnis
dan disantni.
3) Tipe campuran
Gejala-gejalanya merupakan campuran kedua gejala di atas,misalnya
hiperrefleksi dan hipertoni disertai gerakan khorea.
Berdasarkan derajat kemampuan fungsional.
1) Ringan:
Penderita masih bisa melakukan pekerjaanlaktifitas sehari-hari sehingga
sama sekali tidak atau hanya sedikit sekali membutuhkan bantuan khusus.
2) Sedang:
Aktifitas sangat terbatas. Penderita membutuhkan bermacam-macam
bantuan khusus atau pendidikan khusus agar dapat mengurus dirinya
sendiri, dapat bergerak atau berbicara. Dengan pertolongan secara
khusus, diharapkan penderita dapat mengurus diri sendiri, berjalan atau
berbicara sehingga dapat bergerak, bergaul, hidup di tengah masyarakat
dengan baik.
3) Berat:
Penderita sama sekali tidak bisa melakukan aktifitas fisik dan tidak
mungkin dapat hidup tanpa pertolongan orang lain. Pertolongan atau
pendidikan khusus yang diberikan sangat Sedikit hasilnya. Sebaiknya
penderita seperti ini ditampung dalam rumah perawatan khusus. Rumah
perawatan khusus ini hanya untuk penderita dengan retardasi mental
berat, atau yang akan menimbulkan gangguan sosial-emosional baik bagi
keluarganya maupun lingkungannya.
Kelainan neuropatologik yang terjadi tergantung pada berat dan ringannya
kerusakan Jadi kelainan neuropatologik yang terjadi sangat kompleks dan difus
yang bisa mengenai korteks motorik, traktus piramidalis, daerah paraventrikuler
ganglia basalis, batang otak, dan serebelum.
PATOGENESIS
pada
masa
ini
bisa
mengakibatkan
terjadinya
kelainan
sebagainya.
Fase selanjutnya terjadi proliferasi neuron, yang terjadi pada masa gestasi
bulan ke 24. Gangguan pada fase ini bisa mengakibatkan mikrosefali,
makrosefali.
Stadium selanjutnya yaitu stadium migrasi yang terjadi pada masa gestasi
bulan 35. Migrasi terjadi melalui dua cara yaitu secara radial, sd
berdiferensiasi dan daerah periventnikuler dan subventrikuler ke lapisan
sebelah dalam koerteks serebri; sedangkan migrasi secara tangensial sd
berdiferensiasi dan zone germinal menuju ke permukaan korteks serebri.
Gangguan pada masa ini bisa mengakibatkan kelainan kongenital seperti
Prognosis
Bila ada retardasi mental, epilepsy, gangguan lihat/dengar
baik
prognosis kurang
Asperger Disorder
Asperger disorder ditandai oleh gangguan sosial kualitatif, tidak
adanya keterlambatan bahasa dan kognitif yang bermakna, dan adanya
minat dan perilaku yang terbatas. Hans Asperger sang penemu dahulu
menyebutnya psikopati autistic, gambarannya berupa orang dengan
perilaku autis, dengan intelegensia normal yang menunjukkan gangguan
kualitatif
dalam
interaksi
sosial
dan
keanehan
perilaku
tanpa
keterlambatan bahasa.
Etiologi
Penyebabnya belum diketahui, tetapi dari penelitian didapatkan
terdapat hubungan dengan autistic. Kemiripan yang terdapat pada
gangguan asperger dengan autistic mendukung hipotesis faktor genetic,
metabolit, infeksi dan perinatal.
Diagnosis dan Gambaran Klinis
Gambaran klinis adalah sekurangnya dua indikasi gangguan sosial
kualitatif berikut ini:
berulang
(misalnya
dalam
interaksi
sosial)
dan
keingintahuan
tentang
bandingnya
adalah
gangguan
autistic,
ganguan
mendekati masa dewasa, gangguan kepribadian schizoid. Menurut DSMIV, perbedaan yang paling jelas antara gangguan Asperger dan gangguan
autistic adalah criteria tentang keterlambatan dan disfungsi bahasa .
Tidak adanya keterlambatan bahasa adalah kriteria untuk gangguan
Asperger, dimana gangguan bahasa adalah gambaran inti dari gangguan
autistic.
Penelitian terbaru membandingkan Asperger dan Autis, menemukan
bahwa
anak-anak
dengan
Gangguan
Asperger
lebih
suka
untuk
tidak
adanya
keterlambatan
bahasa
merupakan
kriteria
Childhood
Disintegrative
Disorder
daerah
fungsional
setelah
minimal
tahun
setelah
sekitar
kasus
per
100.000
anak
laki-laki.
Idiopatik.
Berhubungan dengan kondisi neurologis lain, termasuk gangguan
kejang, sklerosis, tuberosus, dan berbagai gangguan metabolic.
normal
dengan
selama
manifestasi
sekurangnya
adanya
tahun
komunikasi
pertama
verbal
dan
dari
autistic
disorder
berdasarkan
kehilangannya
Rett sindrom
Rett sindrom adalah sebuah gangguan perkembangangan pervasive
yang mengenai substansia gricea cerebri, hanya terjadi pada wanita dan
timbul sejak lahir Sindrom ini hanya terjadi pada wanita, dan timbul sejak
lahir, bersifat progresif.
Manifestasi klinis
Ataxia
Dementia
Kejang
Atrofi cerebral
Hyperamonemia ringan
Diagnosis
Ada 3 cara criteria klinis untuk dapat memberikan diagnosis:
1. Kriteria essential
Perkembangan yang tampak normal hingga berusia 6-18 bulan dan
mempunyai lingkar kepala normal saat lahir diikuti dengan penurunan
perkembangan
kepala
(antara
3-4
tahun),
ketidakmampuan
2. criteria supportive
Criteria ini tidak harus ada dalam diagnosis RS tapi dapat terjadi
pada beberapa pasien :
Kesulitan benafas, kelainan yang dapat dilihat dari EEG, serangan,
kekauan otot, kejang, scoliosis, teeth-grinding, kaki yang kecil bila
dihubungkan dengan tinggi badan retaedasi, berkurangnya lemak tubuh
dan berat otot, pola tidur yang tidak normal, lekas marah, berkurangnya
mobilitas seiring dengan usia, dan sembelit
3.
Criteria exclution
Anak dengan salah satu criteria berikut tidak mempunyai rett syndrome :
Terapi
1. Terapi Fisik
Terapi
fisik
dimaksudkan
untuk
menjaga
atau
meningkatkan
motorik,
mengembangkan
keahlian
transisional,
tangan
untuk
mendukung
mobilitas,
mencapai
meningkatkan
body
awareness,
memberikan
jangkauan
gerakan yang lebih baik, mengurangi sakit pada otot, menjaga dan
meningkatkan mobilitas, melawan kejang-kejang,dan meningkatkan
respon protektif. Contoh terapi fisik yaitu menggunakan kolam bola,
tempat tidur air, atau trampoline.
3. Terapi Occupational
Terapi Occupational dapat digunakan untuk meningkatkan kegunaan
tangan. Dari penelitian diketahui bahwa terdapat penurunan gerakan
tangan yang diulang-ulang dapat mengarahkan pada kewaspadaan
dan
fokus
mengurangi
yang
lebih
kecemasan
baik,
dan
sama
baiknya
perilaku
dengan
menyakiti
membantu
diri
sendiri.
bergerak
dan
memainkan
alat
yang
dapat
sama
untuk
mereka
yang
mempunyai
keterbatasan,
memberikan
pengalaman
baru
dan
menyenangkan.
jangkauan
gerak
dan
mengurangi
kejang-kejang.
Kesulitan sensori dan persepsi yang ia rasakan saat berada di luar air
tidak
muncul ketika
berada
di air, sehingga ia
dapat meraih
secara
keseluruhan,
yang
juga
akan
menambah
Terapi Cinta
Terapi
cinta
adalah dasar
dari
semua
terapi
penerimaan,