Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SGD 15
STEP 3
1. Mengapa anak didapatkan keluhan belum bisa jalan dan bicara?
Gangguan perkembangan bahasa
Kemampuan
bahasa
merupakan
kombinasi
seluruh
system
perkembangan anak. Kemampuan berbahasa melibatkan kemapuan
motorik, psikologis, emosional, dan perilaku (Widyastuti, 2008).
Gangguan perkembangan bahasa pada anak dapat diakibatkan
berbagai faktor, yaitu adanya faktor genetik, gangguan pendengaran,
intelegensia rendah, kurangnya interaksi anak dengan lingkungan,
maturasi yang terlambat, dan faktor keluarga. Selain itu, gangguan
bicara juga dapat disebabkan karena adanya kelainan fisik seperti bibir
sumbing dan serebral palsi. Gagap juga termasuk salah satu gangguan
perkembangan bahasa yang dapat disebabkan karena adanya tekanan
dari orang tua agar anak bicara jelas (Soetjingsih, 2003).
Secara garis besar faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya GPN
dapat dibagi
menjadi 3 :
1. Faktor pranatal
Termasuk dalam golongan ini adalah faktor-faktor genetik yaitu
defek gen/kromosom, misalnya trisomi 21 pada sindrom Down.Terdapat
banyak
defek
kromosom
yang
dapat
menyebabkan
GPN.
Penyimpangan-penyimpangan ini sudah ada sejak dini dan dalam
bermacam-macam fase, yang dapat menyebabkan malformasi serebral
tergantung gen/ kromosom yang bersangkutan. Kesehatan ibu selama
hamil, keadaan gizi dan emosi yang baik, ikut mempengaruhi keadaan
bayi sebelum lahir. Faktor pranatal lain yang dapat mempengaruhi
terjadinya GPN adalah penyakit menahun pada ibu hamil seperti :
tuberkulosis, hipertensi, diabetes mellitus, anemia ; termasuk pula
penggunaan narkotika, alkohol serta merokok yang berlebihan. Usaha
menggugurkan kandungan sering berakibat bayi yang lahir cacat, yang
selanjutnya dapat menyebabkan GPN. Infeksi virus pada ibu hamil
seperti rubella, sitomegalovirus (CMV) dan toksoplasmosis dapat
mengakibatkan kerusakan otak yang potensial sehingga otak
berkembang secara abnormal. Anoksia dalam kandungan, terkena
radiasi sinar-X dalam kehamilan, abruptio placenta, plasenta previa
juga dapat mempengaruhi timbulnya GPN.
2. Faktor perinatal
Keadaan-keadaan penting yang harus diperhatikan pada masa
perinatal berkaitan
dengan GPN adalah :
a. Asfiksia
Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan dimana bayi tidak dapat
bernafas secara spontan, teratur dan adekuat pada saat lahir atau
beberapa saat setelah lahir. Bila keadaan ini berat dapat menyebabkan
kematian atau kerusakan permanen otak, sehingga bayi dapat
mengalami GPN bahkan menderita cacat seumur hidup.
b. Trauma lahir
Beberapa faktor risiko terjadinya trauma lahir antara lain :
primigravida, partus presipitatus, letak janin abnormal, penilaian fetopelvik yang meragukan dan oligohidramnion. Demikian pula dengan
cara dan jenis persalinan akan turut menentukan berat ringannya
trauma lahir. Trauma lahir merupakan salah satu faktor potensial
terjadinya GPN karena terdapat risiko terjadinya kerusakan otak
terutama akibat perdarahan.
c. Hipoglikemia
Dikatakan hipoglikemia bila kadar glukosa darah <45 mg/dL (2,6
mmol/L) atau pendapat lain mengatakan bila kadar glukosa darah <20
mg% pada bayi preterm atau <30 mg% pada bayi aterm. Keadaan ini
bila tidak ditanggulangi dengan segera dapat menyebabkan kerusakan
otak berat bahkan kematian.
d. Bayi berat lahir rendah (BBLR/berat lahir <2500 gram)
BBLR tergolong bayi risiko tinggi karena mempunyai angka morbiditas
dan
mortalitas
tinggi.
Prognosis
tumbuh-kembang
termasuk
perkembangan neurologis pada bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK)
lebih jelek dibanding bayi sesuai masa kehamilan (SMK). Hal ini
disebabkan pada KMK telah terjadi retardasi pertumbuhan sejak
didalam kandungan, terlebih jika tidak mendapat nutrisi yang baik
sejak lahir.
e. Infeksi
Bayi baru lahir terutama BBLR sangat peka terhadap infeksi termasuk
potensi
untuk terjadinya infeksi intrakranial. Infeksi pada bayi umumnya
merupakan infeksi berat dengan mortalitas tinggi, sehingga
pencegahan menjadi hal yang sangat penting. Pencegahan
dititikberatkan pada cara kerja aseptik, memberi kesempatan ibu untuk
menyusui seawal mungkin dan melaksanakan rawat gabung. Infeksi
berat dapat memberi dampak gejala sisa neurologis yang jelas seperti :
hidrosefalus, buta, tuli, cara bicara yang tidak jelas dan retardasi
mental. Gejala sisa yang ringan seperti gangguan penglihatan,
kesukaran belajar dan kelainan tingkah laku dapat pula terjadi.
f. Hiperbilirubinemia
1. Lingkungan
a. Sosial ekonomi kurang
Terlambat
b. Tekanan keluarga
Gagap
c. Keluarga bisu
d. Di rumah menggunakan
bahasa
bilingual
Terlambat
bahasa
pemerolehan
struktur
2. Emosi
a. Ibu yang tertekan
b. Gangguan
orang tua
serius
pada
Terlambat
atau
perkembangan bahasa
gangguan
c. Gangguan
anak
serius
pada
Terlambat
atau
perkembangan bahasa
gangguan
3. Masalah pendengaran
a. Kongenital
b. Didapat
4. Perkembangan terlambat
a. Perkembangan lambat
Terlambat bicara
b. Perkembangan
tetapi masih
Terlambat bicara
lambat,
5. Cacat bawaan
a. Palatoschizis
Terlambat
dan
kemampuan bicaranya
b. Sindrom down
Kemampuan
rendah
terganggu
bicaranya
lebih
6. Kerusakan otak
a. Kelainan neuromuskular
Mempengaruhi
mengisap, menelan,
kemampuan
Mempengaruhi
mengisap
kemampuan
dan
menelan,
menimbulkan gangguan
akhirnya
Berpengaruh pada
makan dan timbul
pernafasan,
disartria
Kesulitan
membedakan
mengerti bahasa,
simbolisasi,
akhirnya
mengenal
dan
suara,
konsep,
2. Sistem masukan/input
Adalah sistem pendengaran, penglihatan dan integritas taktil-kinestetik
dari anak. Pendengaran merupakan alat yang penting dalam
perkembangan bicara. Anak dengan otitis media kronis dengan
penurunan daya pendengaran akan mengalami keterlambatan
kemampuan menerima ataupun mengungkapkan bahasa. Gangguan
bicara juga terdapat pada tuli oleh karena kelainan genetik dan
metabolik (tuli primer), tuli neurosensorial (infeksi intra uterin: sifilis,
rubella, toksoplasmosis, sitomegalovirus), tuli konduksi seperti akibat
malformasi telinga luar, tuli sentral (sama sekali tidak dapat
mendengar), tuli persepsi/afasia sensorik (terjadi kegagalan integrasi
arti bicara yang didengar menjadi suatu pengertian yang menyeluruh),
dan tuli psikis seperti pada skizofrenia, autisme infantile, keadaan
cemas dan reaksi psikologis lainnya.
Pola bahasa juga akan terpengaruh pada anak dengan gangguan
penglihatan yang berat, demikian pula dengan anak dengan defisit
taktil-kinestetik akan terjadi gangguan artikulasi.
3. Sistem pusat bicara dan bahasa
Kelainan susunan saraf puast akan mempengaruhi pemahaman,
interpretasi, formulasi dan perencanaan bahasa, juga pada aktivitas
dan kemampuan intelektual dari anak. Gangguan komunikasi biasanya
merupakan bagian dari retardasi mental, misalnya pada Sindrom
Down.
4. Sistem produksi
Sistem produksi suara seperti laring, faring, hidung, struktur mulut, dan
mekanisme neuromuskular yang berpengaruh terhadap pengaturan
nafas untuk berbicara, bunyi laring, pembentukan bunyi untuk
artikulasi bicara melalui aliran udara lewat laring, faring, dan rongga
mulut.
2.4 Patofisiologi8
Terdapat dua aspek untuk dapat berkomunikasi: pertama, aspek
sensorik (input bahasa), yang melibatkan telinga dan mata, dan kedua,
aspek motorik (output bahasa), yang melibatkan vokalisasi dan
pengaturannya.
Urutan proses komunikasi-input bahasa dan output bahasa adalah
sebagai berikut:
1. sinyal bunyi mula-mula diterima oleh area auditorik primer yang
nantinya akan menyandikan sinyal tadi dalam bentuk kata-kata
2. kata-kata lalu diinterpretasikan di area Wernicke
3. penentuan buah pikiran dan kata-kata yang akan diucapkan juga
terjadi di dalam area Wernicke
Dislalia
Seda
ng
Disfasia
ekspresif
Sang
at
berat
Disfasia
reseptif
dan
persepsi
Tuli
dan
persepsi
tuli sentral
Sedangkan Rapin dan Allen (dikutip dari Klein,1991) berdasar
patofisiologi, membagi kelainan bahasa pada anak mejadi 6 subtipe,
yaitu:
1. 2 primer ekspresif:
- disfraksia verbal
- gangguan defisit produksi fonologi
2. defisit represif dan ekspresif
- gangguan campuran ekspresif- represif
- disfasia verbal auditori agnosia
3. 2 defisit bahasa yang lebih berat
- gangguan leksikal-sintaksis
- gangguan semantik-pragmatik
Anak dengan disfraksi verbal (afraksia verbal atau gangguan
perkembangan bicara ekspresif) mengerti segala sesuatu yang
dikatakan padanya, mereka lebih sering menunjuk dari pada bicara.
Banyak yang mempunyai riwayat prematur, beberapa menderita
disfraksia oromotor (anak ini mengeluarkan air liur dan mempunyai
kesulitan mengikuti gerakan mulut). Jika mereka bicara, lebih banyak
tuli
Tidak normal
Pendengaran
Autisme
Tuli
Gangguan dalam berbicara
2.7 Penatalaksanaan
Deteksi dan penanganan dini pada problem bicara dan bahasa
pada anak, akan membantu anak dan orang tua untuk menghindari
atau memperkecil kelainan pada masa sekolah.2
Dalam diagnosa dan penanganannya diperlukan ahli yang beragam
seperti dokter, ahli terapi: ahli terapi bicara dan ahli fisioterapi,
psikolog, perawat, dan pekerja sosial.9
2.8 Prognosis2
Menetap
Tidak menetap
Prognosis gangguan bicara pada anak tergantung pada
penyebabnya.
Dengan
masalah
medis seperti
Perkembangan
yangperbaikan
tidak sempurna,
retardasi
mentaltuli konduksi
dapat menghasilkan perkembangan bahasa yang normal pada anak
yang tidak retardasi mental. Sedangkan perkembangan bahasa dan
kognitif pada anak dengan ganguan pendengaran sensoris bervariasi.
Dikatakan bahwa anak
dengan gangguan fonologi biasanya
Dispraksia
prognosisnya lebih baik. Sedangkan gangguan bicara pada anak yang
intelegensinya normal perkembangan bahasanya lebih baik dari pada
anak yang retardasi mental. Tetapi anak dengan
gangguan
yang
Terdapat
kelainan
multipel, terutama dengan gangguan pemahaman, gangguan bicara
ekspresif, atau kemampuan naratif yang tidak berkembang pada usia 4
tahun, mempunyai gangguan bahasa yang menetap pada umur 5,5
tahun.
2.9 Pencegahan10
Immatur,
Ada beberapa
hal yang harus diperhatikan dan dihindari untuk
disartria
untuk mencegah adanya masalah keterlambatan bicara pada anak - di
luar adanya kelainan organik dan bawaan pada anak.
Hal yang perlu diperhatikan:
Immatur, perkembangan yang tidak sempurna,
Masalah pembelajaran dan komunikasi dengan orang tua
Masalah komunikasi dan interaksi dengan orang tua tanpa
disadari memiliki peran yang penting dalam membuat anak
mempunyai kemampuan berbicara dan berbahasa yang tinggi. Banyak
orang tua yang tidak menyadari bahwa cara mereka berkomunikasi
dengan si anak lah yang juga membuat anak tidak punya banyak
perbendaharaan kata-kata, kurang dipacu untuk berpikir logis, analisa
atau membuat kesimpulan dari kalimat-kalimat yang sangat sederhana
sekali pun.
Sering orang tua malas mengajak anaknya bicara panjang lebar dan
hanya bicara satu dua patah kata saja yang isinya instruksi atau
jawaban sangat singkat. Selain itu, anak yang tidak pernah diberi
kesempatan untuk mengekspresikan diri sejak dini (lebih banyak
menjadi pendengar pasif) karena orang tua terlalu memaksakan dan
memasukkan segala instruksi, pandangan mereka sendiri atau
keinginan mereka sendiri tanpa memberi kesempatan pada anaknya
Secara
garis
besar
terdapat
kategori
perubahan
sebagai
ciri
pertumbuhan, yaitu :
1) Perubahan ukuran
Perubahan ini terlihat secara jelas pada pertumbuhan fisik yang dengan
betambahnya umur anak terjadi pula penambahan berat badan, tinggi
badan, lingkaran kepala, dll. Organ tubuh seperti jantung, paru-paru atau
usus akan bertambah besar, sesuai dengan peningkatan kebutuhan
tubuh.
2) Perubahan proporsi
Selain
bertambahnya
perubahan
proporsi.
ukuran-ukuran,
Anak
bukanlah
tubuh
dewasa
juga
memperlihatkan
kecil,
tubuh
anak
menghilangnya
kelenjar
timus,
lepasnya
gigi
susu
dan
masa
kritis
karena
akan
menentukan
perkembangan
selanjutnya.
3) Perkembangan mempunyai pola yang tetap
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut 2 hukum yang
tetap, yaitu :
halnya
pertumbuhan,
perkembangan
berlangsung
dalam
masa
remaja,
sedangkan
bagian
tubuh
yang
lain
mungkin
Usia 4 5 tahun
- Pandai bicara jarinya
- Mampu menyebut hari hari dalam seminggu
- Berminat pada kata baru dan artinya
- Mampu menghitung jari
- Memprotes bila dilarang apa yang diinginkan
- Mendengan dan mengulang hal penting dan
cerita
Sosial
Usia 3 4 bulan
- Mampu menatap mata anda
- Tersenyum bila diajak bicara/ senyum
- Tertawa dan menjerit gembira bila diajak main
Usia 6 9 bulan
- Mulai berpartisipasi dalam tepuk tangan dan
petak umpet
Usia 9 12 bulan
- Berpartisipasi dalam permainan
Usia 18 24 bulan
- Memperlihatkan minat kepada anak lain dan
bermain main dengan mereka
Usia 2 3 tahun
- Bermain bersama anak lain dan menyadari
adanya lingkungan lain diluar keluarganya
Usia 4 5 tahun
- Bermain bersama anak lain, dan dapat
mengikuti aturan permainan
Emosi
Lahir-3bulan
- Bereaksi terhadap suara/bunyi
Usia 3 6 bulan
- Tersenyum melihat gambar/mainan lucu atau
binatang peliharaan
- Tertawa dan menjerit gembira bila diajak
bermain
Usia 6 9 bulan
- Mengenal anggota keluarga dan takut
terhadap orang asing
Usia 9 12 bulan
- Memperlihatkan minat yang besar terhadap
sekitarnya
Usia 12 18 bulan
- Memperlihatkan rasa cemburu dan bersaing
Usia 18 24 bulan
- Menaruh minta pada apa yang dikerjakan
orang dewasa
Usia 3 4 tahun
- Menunjukan rasa sayang kepada saudaranya
8 bulan
12 bulan
18 bulan
24 bulan
Deteksi Dini
Pertumbuhan
BB
TB
Lingkar kepala,lingkar lengan, lipat kulit
Penglihatan
pendengaran
SUMBER
:
Jurnal
GANGGUAN
PERKEMBANGAN
NEUROLOGIS
PADA
BAYI
DENGAN
RIWAYAT
HIPERBILIRUBINEMIA NEURODEVELOPMENTAL DISORDER
AMONG
BABIES
WITH
HISTORY
OF
HYPERBILIRUBINEMIA,Tesis, Untuk memenuhi sebagian
persyaratan mencapai derajat Sarjana S-2 dan memperoleh
keahlian dalam bidang Ilmu Kesehatan Anak , oleh Baginda
P Hutahaean , PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER ILMU
BIOMEDIK DAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I
ILMU
KESEHATAN
SEMARANG, 2007
ANAK
UNIVERSITAS
DIPONEGORO,
factor
yang
mempengaruhi
pertumbuhan
dan
termasuk
neurodevelopmental disorder
Keterlambatan dalam adaptasi social, motorik halus, motorik kasar,
dan verbal.
7. Mengapa didapatkan anak mirip sindrom down dan microsephali?
Ibu punya kerusakan genetic?
Lingkar kepala mencerminkan volume intracranial.Dipakai untuk menaksir
pertumbuhan otak. Apabila otak tidak tumbuh normal maka kepala akan
kecil. Sehingga pada lingkar kepala (LK) yang lebih kecil dari normal
(mikrosefali), maka menunjukkan adanya retardasi mental.Sebaliknya
kalau ada penyumbatan pada aliran cairan serebrospinal pada
hidrosefalus akan meningkatkan volume kepala,sehingga LK lebih besar
dari normal.
The backward flopping of the head that occurs when an infant is placed in
a sitting position. Head lag is obvious in a newborn because the neck
muscles are still weak, but by 4 months the baby can hold his or her head
upright
BMA llustrated Medical Dictionary Copyright 2007 Dorling Kindersley
Definition
o
Head lag is what it sounds like: When a baby goes from lying down to
sitting up, her head will naturally lag, or droop, forward or backward. As
she grows stronger, she can control her neck muscles more easily and her
head lag should disappear.
Measuring Head Lag
Doctors watch for head lag by lying a baby on his back, then pulling him
gently by the arms into a sitting position. The level of control the baby has
over his neck muscles can be assessed by the severity of his head lag.
Milestones
Parents can help children develop muscle strength and reduce head lag.
Giving baby supervised time on his tummy encourages him to lift his head
and strengthen his neck muscles, so eventually he will be able to willfully
move his neck in other directions, too.
STEP 4
Embriogenesis
Selama 3-4
minggu
Sistem Imun
(Neuroinflamasi)
OTAK
Etiologi
Multi organ
(Neuroinflamasi)
Gangguan Berjalan
Gangguan Berbicara
Genetik
Manifestasi Klinis
Infeksi
Paparan XRay
Segera
Lambat
dll