BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan
kerja merupakan
hal yang
tidak
penerapan
teknologi dan
pengaturan iklim kerja yang baik dalam proses produksi maupun proses
distribusinya. Dengan lingkungan kerja yang nyaman maka semangat kerja
akan meningkat, dan produktivitasmeningkat.
Di industri atau perusahaan di indonesia sekarang ini banyak yang
belum sadartentang iklim kerja. Kondisi seperti ini seharusnya sudah menjadi
perhatian, karena iklim kerja yang baik akan mempengaruhi kenyamanan dan
produktivitas, misalnya iklim kerja yang panas dapat mempengaruhi kondisi
pekerja, karena dengan panas yang didukung dengan kondisi lingkungan
yang tidak mendukung maka pekerja akan cepat kehilangan energi (daya
tahan tubuh) dan akan berimbas pada semangat bekerja. Panas merupakan
sumber penting dalam proses produksi maka tidak menutup kemungkinan
pekerja dapat terpapar langsung. Jika pekerja terpapar dalam jangka waktu
yang lamamaka pekerja yang terpapar panas dapat mengalami penyakit
akibat kerja yaitu menurunnya daya tahan tubuh dan berpengaruh terhadap
timbulnya gangguan kesehatan sehingga berpengaruh terhadap produktivtas
dan efisiensi kerja. dan juga harusmemperhatikan Nilai Ambang Batas
(NAB) yang mempengaruhi ketahanan tubuh.
Pada saat seseorang bekerja di lingkungan suhu ekstrim panas maka
suhu inti tubuhnya akan mulai naik dan keringat diproduksi oleh tubuh
dengan tujuan untuk melepaskan panas berlebih di tubuh melalui proses
penguapan keringat. Jika cairan tubuh yang keluar dari tubuh yang berupa
keringat tersebut tidak digantikan maka tubuh tidak akan mampu
memproduksi keringat kembali menyebabkan temperatur inti tubuh akan
terus meningkat yang kemudian akan menyebabkan timbulnya masalah yang
serius (OSH Departement of Labor Wellington New Zealand,1997). Hampir
seluruh organ tubuh dapat bekerja secara maksimal pada temperatur yang
relatif konstan sekitar 37 0 C. Temperatur tubuh diluar temperatur normal,
baik akibat kondisi lingkungan maupun aktivitas fisik dapat menyebabkan
kerusakan jaringan-jaringan tubuh (King,2004). Penelitian yang dilakukan
oleh Andrey Livchak yang berjudul The Effect of Supply Air Systems on
Kitchen Thermal Environment diperoleh hasil bahwa faktor suhu
berpengaruh terhadap produktivitas. Jika suhu pada ruangan meningkat 5,5 o
C diatas tingkatan nyaman akan menyebabkan penurunan produktivitas
sebesar 30%. Penelitian lain oleh Ora Ola Lina Manurung yang berjudul
Identifikasi Bahaya Paparan Panas Pada Pekerja Di Lingkungan Kerja
Industri Strategis PT X diperoleh hasil bahwa kontribusi paparan panas
menimbulkan gangguan terhadap kesehatan pekerja adalah untuk penurunan
tekanan darah sistolik 35%, penurunan tekanan diastolic 36% dan kenaikan
suhu tubuh adalah 89,2%. Penelitian Borghi pada pekerja pabrik gelas yang
terpapar panas dengan suhu 29-31 derajat Celcius WBGT di lingkungan kerja
selama lebihdari 5 tahun menemukan batu asam urat di saluran kemih pada
sekitar 38,8% pekerja yang mengeluh pegal atau nyeri di daerah pinggang
dan/atau rasa panas atau sakit saatbuang air kecil.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi tekanan panas.
2. Untuk mengetahui dan mengukur tekanan panas didalam dan diluar
ruangan dengan menggunakan Quest Temp.
3. Untuk mengetahui dampak tekanan panas terhadap kesehatan manusia.
4. Untuk mengetahui cara pengendalian tekanan panas.
C. Manfaat
1. Bagi Praktikan
a. Dapat mengetahui definisi tekanan panas.
b. Dapat mengetahui dan mengukur tekanan panas didalam dan diluar
ruangan dengan menggunakan Quest Temp.
c. Dapat mengetahui dampak tekanan panas terhadap kesehatan manusia.
d. Dapat mengetahui cara pengendalian tekanan panas.
2. Bagi D4 Kesehatan Kerja
a. Dapat menentukan pengaruh iklim kerja di tempat kerja.
b. Dapat melakukan pencegahan jika dalam ruangan tempat kerja tekanan
panas melebihi NAB (Nilai Ambang Batas).
c. Dapat memberikan informasi kepada mahasiswa tentang suhu kering
dan suhu basah dalam lingkungan kerja.
d. Dapat dijadikan kepustakaan bagi mahasiswa dalam mengukur iklim
kerja.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan pustaka
1. Tekanan Panas dan Iklim Kerja
Heat Stress atau Tekanan Panas diartikan sebagai jumlah beban
panas yang merupakan hasil dari kegiatan (pelaksanaan pekerjaan) tenaga
kerja dan kondisi lingkungan dimana tenaga kerja tersebut bekerja.
iklim tropis yang suhunya sekitar (29-30)oC dengan kelembaban (8595)oC.(Wahyu, 2003).
Temperatur yang baik untuk pekerja berkisar antara (18,321,3)oC sedangkan untuk pekerja berat biasanya digunakan suhu yang
lebih rendah yaitu (12,8-15,6)oC. Menurut Sedarmayanti (1996), bahwa
temperatur yang terlampau dingin akan mengakibatkan gairah kerja
menurun.
Sedangkan
temperatur
yang
terlampau
panas,
dapat
b.
c.
Benda
Permukaan luar tanur
Permukaan dalam tanur atau metal panas
Logam pijar
Nyala busur las
Suhu (oC)
500
1200
1850
2000
d. Heat Cramps.
Merupakan kejang-kejang otot tubuh (tangan dan kaki) akibat
keluarnya keringat yang menyebabkan hilangnya garam natrium dari
tubuh yang kemungkinan besar disebabkan karena minum terlalu
banyak dengan sedikit garam natrium.
e. Heat Syncope atau Fainting.
Keadaan ini disebabkan karena aliran darah ke otak tidak
cukup karena sebagian besar aliran darah dibawa ke permukaan kulit
atau perifer yang disebabkan karena pemaparan suhu tinggi.
f. Heat Exhaustion.
Keadaan ini terjadi apabila tubuh kehilangan terlalu banyak
cairan dan atau kehilangan garam. Gejalanya mulut kering, sangat
haus, lemah dan sangat lelah. Gangguan ini biasanya banyak dialami
oleh pekerja yang belum beraklimatisasi terhadap suhu udara panas.
Sumamur melaporkan bahwa pengujian pada 6 (enam)
perusahaan dengan pemeriksaan pada 48 tenaga kerja (27%) sampel,
sebanyak 60% dari tenaga kerja yang pada tekanan panas ISBB 28,829,2oC menyatakan perasaan panas. Seluruh tenaga kerja pada ISBB dari
30,2oC menyatakan bahwa keadaan panas tidak tertahankan. Sedangkan
pada ISBB yang kurang dari 27,65 derajat Celcius, mereka tidak
merasakan sesuatu efek panas.
2. Antisipasi dan recognisi terhadap panas panas
a. Antisipasi
Umumnya di dalam industri sering dijumpai adanya
perbedaan suhu yang besar antara satu tempat dengan tempat yang
lain, dan hal ini mengakibatkan terjadinya perbedaan panas yang besar
pula. Energi panas yang berasal dari sumber akan dipancarkan secara
langsung dan masuk ke lingkungan tempat kerja yang bersuhu dingin
dan menyebabkan suhu udara tempat kerja naik, dengan demikian
iklim atau cuaca di dalam tempat kerja berubah dan menimbulkan
tekanan panas yang akan diterima oleh tenaga kerja yang bekerja
sebagai beban panas tambahan. Panas mempunyai pengaruh yang
buruk terhadap tubuh. Dalam hal tersebut, yang harus diketahui dari
tenaga kerja yang bekerja di lingkungan tempat kerja yang panas yaitu:
sumber panas.
Ada dua macam sumber panas yang sangat penting untuk para
tenaga kerja yang bekerja di lingkungan tempat kerja yang panas:
1) Panas Metabolisme
Tubuh manusia akan selalu menghasilkan panas selama
masih hidup. Proses yang menghasilkan panas di dalam tubuh ini
disebut proses merabolisme. Panas metabolisme meningkat,
apabila beban kerja (aktivitas kerja) meningkat.
Dalam rangka menjaga kelangsungan hidup, maka suhu
tubuh harus dipelihara agar tetap konstan (37oC). Kenya taan
bahwa tubuh hanya memiliki kemampuan yang sangat terbatas
(sedikit) dalam menimbun (menyimpan) panas yang dihasilkan
dari metabolisme yang terbanyak (yang dihasilkan) harus dibuang
atau dikeluarkan dari dalam tubuh ke udara disekitarnya (udara
lingkungan tempat kerja).
2) Panas dari Luar Tubuh (datang dari lingkungan tempat kerja). Hal
tersebut sangat penting untuk dua alasan:
a) Panas dari lingkungan tempat kerja secara nyata dapat
menambah beban panas kepada tubuh.
b) Bahwa faktor-faktor panas lingkungan tempat kerja termasuk
suhu udara, kecepatan gerak udara, kelembaban udara dan
panas radiasi. Ini semua menentukan kecepatan (kemampuan)
tubuh dalam mengeluarkan (melepaskan) panas ke udara
lingkungan tempat kerja.
b. Recognisi
1) Pengenalan
Reaksi fisiologis terhadap pemajanan tekanan panas dapat
digunakan sebagai alat untuk mengenal adanya bahaya tekanan
panas di lingkungan tempat kerja panas, seperti: kenaikan suhu inti,
kenaika denyut nadi atau kehilangan cairan tubuh (keringat) yang
sangat banyak.
Disamping itu tekanan panas juga berpengaruh kepada
tingkah laku tenaga kerja. Tingkah laku yang umumnya
dihubungkan dengan tekanan panas adalah upaya untuk mengurangi
9
10
10
11
11
12
12
13
ISBB (oC)
Waktu Istirahat
Beban Kerja
Ringan
Sedang
Berat
30,0
26,7
25,0
(8 jam/hari)
75% kerja
25% istirahat
30,6
28,0
25,9
50% kerja
50% istirahat
31,4
29,4
27,9
25% kerja
75% istirahat
32,2
31,1
30,0
2.
3.
B. Perundang-undangan
1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
2. Kepmenaker Nomor : KEP-51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas
Faktor Fisika di tempat Kerja. Pasal 1 ayat 5, Iklim kerja yaitu hasil
perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerak udaradan panas
radiasi dengan tingkat pengeluaran panas dari tubuh tenaga kerja sebagai
akibat dari pekerjaan.
3. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Pasal 3
ayat 1 (g), mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya
suhu, kelembaban, debu, kotoran, uap, gas, hembusan angin, cuaca,
sinar/radiasi, suara dan getaran.
4. SNI 16-70063-2004, tentang NAB Iklim Kerja (panas), Kebisingan,
Getaran Tangan Lengan dan Radiasi Sinar Ultra Ungu di Tempat Kerja.
13
14
BAB III
HASIL
14
15
Gambar Alat
a. Quest Temp10o
Keterangan:
1. Display
2. On atau Of
3. Globe
4. Dry Bulb
5. Wet Bulb
6. WBGT out
7. WBGT in
8.0F atau 0C
9. Wet sensor bar
10. Dry Sensor bar
11. Globe sensor bar
12. Statif.
Fungsi : Mengukur kelembaban nisbi, panas, radiasi dan mengetahui
lama pendinginan.
2.
15
16
Hasil Pengukuran
Praktikum tekanan panas dilaksanakan pada :
Hari/tanggal
Waktu
Lokasi
Ruang
Kuliah
Nama
Alat
Ques
Temp 100
Cuaca
Indikator
Cerah
2.
Hasil
Pengukuran
a. WBGT in
26,2 0C
47,16 0F
b. Globe
c. Dry Bulb
d. Wet Bulb
29,4 0C
29,2 0C
24,9 0C
52,92 0F
52,56 0F
44,82 0F
Perhitungan
a. Menentukan ISSB Quest Temp 10o di dalam ruangan
1) tnwb= 24,9oC (suhu basah alami)
2) tg = 29,4 oC (suhu Globe)
3) Dalam ruangan
BAB IV
PEMBAHASAN
16
17
didapatkan
hasil
pengukuran
seperti
diatas
kemudian
Waktu Istirahat
-
(8 jam/hari)
75% kerja
50% kerja
25% kerja
25% istirahat
50% istirahat
75% istirahat
ISBB (oC)
Beban Kerja
Ringan Sedang Berat
30,0
26,7
25,0
30,6
31,4
32,2
28,0
29,4
31,1
25,9
27,9
30,0
Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja, Nomor : KEP51/MEN/1999, pengukuran yang dilakukan termasuk dalam 75 % kerja dengan
waktu istirahat 25 % dan masuk dalam beban yang ringan dengan ISBB sebesar
30,6 oC. dan Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) dalam ruangan dari hasil
pengukuran didapatkan 27,16 oC. Hal ini berarti ISBB dalam ruang kuliah 2 D.IV
Keselamatan dan Kesehatan Kerja sudah sesuai dengan yang tercantum dalam
Keputusan Menteri Tenaga Kerja, Nomor : KEP-51/MEN/1999.
Dan Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) di luar ruangan dari hasil
pengukuran didapatkan 27,14 oC dibandingkan dengan ISBB yang tercantum
dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja, Nomor : KEP-51/MEN/1999 yang
masuk dalam kriteria 75 % kerja, 25 % istirahat dan beban kerja sedang yaitu
sebesar 28,0 oC. ini dapat dikatakan bahwa ISBB di depan ruang kuliah 1 D.IV
Keselamatan dan Kesehatan Kerja sudah sesuai dengan yang tercantum dalam
Keputusan Menteri Tenaga Kerja, Nomor : KEP-51/MEN/1999.
17
18
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Tekanan Panas diartikan sebagai jumlah beban panas yang merupakan
hasil dari kegiatan (pelaksanaan pekerjaan) tenaga kerja dan kondisi
18
19
19
20
haus, lemah dan sangat lelah. Gangguan ini biasanya banyak dialami
oleh pekerja yang belum beraklimatisasi terhadap suhu udara panas.
4. Pengendalian terhadap tekanan panas adalah sebagai berikut :
Langkah-langkah pengendalian iklim kerja diantaranya :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
B. Saran
1. Sebaiknya sebelum melakukan pengukuran, praktikan harus mempelajari
cara kerja alat yang digunakan untuk pengukuran.
2. Sebaiknya sebelum dilakukan pengukuran, alat harus dipastikan dalam
kondisi yang baik dan dapat digunakan.
3. Sebaiknya peralatan dikalibrasi terlebih dahulu agar hasil pengukuran
yang didapatkan valid.
4. Sebaiknya pembagian waktu yang dibutuhkan untuk melakukan praktikum
lebih diperhatikan lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal K3. 2012. Penyakit Akibat Tekanan Panas Di Tempat Kerja.
http://jurnalk3.com/blog/penyakit-akibat-tekanan-panas-di-tempatkerja.html (05 November 2013).
Sumamur. Dr. P.K., M.Sc. 2009. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja.
Jakarta : CV Sagung Seto
Tim Penyusun, 2013. Buku Pedoman Praktikum Higiene Industri II Semester III.
Surakarta: Program Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
20
21
21