Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PELAYANAN
INTENSIVE CARE
UNIT
Edisi 1 - 2013
SILOAM HOSPITALS
GROUP
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Definisi
1.2
Latar Belakang
1.3
Tujuan
1.4
Sasaran Pedoman
1.4
1.5
Batasan Operasional
1.6
Landasan Hukum
STANDAR KETENAGAAN
2.1
Struktur Ketenagaan
2.2
Kualifikasi SDM
2.3
11
STANDAR FASILITAS
13
3.1
Kebutuhan Ruangan
13
3.2
18
26
4.1
26
4.2
27
BAB V
28
BAB VI
MUTU
30
6.1
30
8.2
30
PENUTUP
33
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB VII
BAB I
PENDAHULUAN
Definisi
Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu ruangan perawatan khusus dengan staff
dan perlengkapan khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi
pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang
mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia.
Pelayanan ICU adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien dalam kondisi
kritis diruang perawatan intensif, dilaksanakan secara terintegrasi oleh tim yang
terlatih dan berpengalaman dibidang critical care. Pengelolaan pelayanan ICU
dilakukan secara khusus dengan mengutamakan keselamatan pasien (Patient
Safety), untuk menurunkan angka kematian dan kecacatan.
ICU Siloam Sriwijaya dirancang dengan design ruang khusus, didukung oleh
staff yang kompeten serta sarana, prasarana dan peralatan canggih khusus
untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan kompetensi staff
medik, perawat dan staff lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan keadaan tersebut.
Latar Belakang
Sesuai dengan visi Siloam Sriwijaya untuk menjangkau pelayanan ke seluruh
masyarakat Indonesia, termasuk didalamnya adalah pelayanan ICU yang sama di
setiap rumah sakit di seluruh Indonesia, maka dipandang perlu untuk adanya suatu
Pedoman Standar Pelayanan ICU yang meliputi ruang, struktur, SOP, peralatan,
sarana dan prasarana sebagai acuan penyelenggaraan pelayanan ICU di Siloam
Hospitals
Tujuan
Tujuan Umum:
Standarisasi pelayanan ICU Siloam Hospitals di Indonesia.
Tujuan Khusus:
b.
rujukan
tertinggi termasuk
dukungan / bantuan yang kompleks dalam jangka waktu yang tak terbatas,
memberikan bantuan ventilasi mekanis, bantuan renal ekstrakorporal dan
pemantauan kardioinvasif dalam jangka waktu yang terbatas.
Batasan Operasional
Pelayanan ICU diindikasikan dan ditentukan oleh kebutuhan pasien yang sakit
kritis:
1.
2.
Pada keadaan permintaan layanan ICU lebih tinggi dari pada kapasitas atau sarana
dan prasarana maka kepala ICU harus menentukan prioritas sesuai indikasi.
Prioritas tersebut adalah:
1.
2.
3.
4.
Pengecualian
Dengan pertimbangan danpersetujuan Kepala ICU, indikasi masuk pada
beberapa golongan pasien bisa dikecualikan, dengan catatan bahwa pasienpasien golongan demikian sewaktu waktu harus bisa dikeluarkan dari ICU
agar fasilitas ICU yang terbatas tersebut dapat digunakan untuk pasien
prioritas 1, 2, 3 (satu, dua, tiga). Pasien yang tergolong demikian antara lain:
1) Pasien yang memenuhi kriteria masuk tetapi menolak terapi tunjangan
hidup yang agresif / DNR (Do Not Resuscitate).
2) Pasien dalam keadaan vegetatif permanen.
3) Pasien yang telah dipastikan mengalami mati batang otak. Pasien pasien
seperti itu dapat dimasukkan ke ICU untuk menunjang fungsi organ
hanya untuk kepentingan donor organ.
Kriteria keluar
Prioritas pasien dipindahkan dari ICU berdasarkan pertimbangan medis oleh
kepala ICU dan tim yang merawat pasien.
Landasan hukum
a.
b.
c.
d.
e.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 148 tahun 2010 Tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
Keputusan
Menteri
kesehatan
Republik
Indonesia
No
1778/MENKES/SK/XII/2010
m. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 519/Menkes/Per/III/2011 tentang Ruang
Lingkup Dokter Anastesi
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Struktur Ketenagaan
Struktur internal tanya ke ICU
D WHI D
C
D
N
ai ee
Cu l io
r vaa
Ur i vc
di dl s n it
s tCe i so
Ci N
o s c ir
h
l ouo a os
anrC
r
l n
r sa
d
kHeri
NH
n ue
ee
aa r a
t
dA s d
o
s
e
r
Ns
A
ui
EM
Kualifikasi SDM
rs
dA
st
u
Untuk mendukung penanganan
pasien di ruang intensive care dibutuhkan
i a
c
nn
a
g c khusus.
t
pendidikan dan pelatihan
Spesifikasi Pendidikan dan Pelatihan yang
e
o
r
terkait dengan layanan dan kompetensi
adalah seperti pada table berikut:
No
Tenaga
1
Strata/Klasifikasi Pelayanan
Jenis
Kepala
Sekunder
Dokter intensives
Tersier
Dokter Anestesi Intensivis
ICU
belum
ada
dokter
intensivis)
2
Tim Medis
memberikan pelayanan
diperlukan)
setiap diperlukan).
Perawat
Kemampuan ALS/ACLS,
FCCS
dan FCCS
Minimal
60%
dari
jumlah
bersertifikat ICU
bersertifikat ICU
Tenaga
Tenaga
non
(Ward clerk)
(Ward clerk)
kesehatan
HCA
Housekeeping
Housekeeping Tenaga
rekam medik Tenaga
untuk kepentingan ilmiah
dan penelitian.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Memberikan inhalasi
8.
9.
1
0
ICU Sekunder
Kompetensi ICU Primer di tambah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
ICU Tersier
Kompetensi ICU Sekunder ditambah:
1.
2.
Kompetensi Ketua tim di ICU (Penanggung jawab Shift) Kompetensi Ketua Tim ICU
( penanggung jawab shift) antara lain : Kompetensi perawat ICU primer +
kemampuan leadership.
Kompetensi Kepala Ruangan ICU
Kompetensi Ketua Tim + Kompetensi managerial
Tugas dan Tanggung Jawab
Uraian tugas Head Nurse, Perawat Incharge, Perawat Pelaksana dan
Health Care Assisstance masing masing tercantum dalam : UT LVNUR
003, UT LVNUR 011, UT LVNUR 012, UT LVNUR 018
( lampiran : .....)
1
1
a. Rasio perawat dan pasien pelayanan ICU Primer adalah 1 perawat : 2-3
pasien,
b. Rasio perawat dan pasien pelayanan ICU Sekunder adalah 1 perawat : 1- 2
pasien,
c. Rasio perawat dan pasien pelayanan ICU Tersier adalah 1-2 perawat : 1
pasien,
d. Perbandingan perawat dengan pasien berdasarkan pada kompleksitas
masalah pasien.: perbandingan perawat : pasien yang menggunakan
ventilasi mekanik adalah 1:1, sedangkan perbandingan perawat : pasien yang
tidak menggunakan ventilasi mekanik adalah 1:2.
Formulasi penghitungan tenaga perawat tersebut diatur dalam KRS ST 196
(lampiran )
1
2
BAB III
STANDAR FASILITAS
Kebutuhan Ruang
Standar kebutuhan alat untuk ICU umum untuk kapasitas 10 tempat tidur + ruang
isolasi.
ICU universal 10 bed capacity + 2 isolasi
No Ruangan
1 Ruangan
pasien
Fungsi
Untuk perawatan
pasien
Ukuran / Luas
2
12 - 16 m /tt
Jumlah
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
3
2 Ruangan
Isolasi
3 Nurse
station
Untuk perawatan
pasien dengan
penyakit infeksius
Untuk menyimpan 16 m
alat - alat medis
yang sudah
dibersihkan dan
siap pakai
1
1
1
1
1
12-16 m
Input pemakaian
Pemantauan
pasien
4 Storage
(10 bed
capacity)
Thermometer
Senter
Stetocope
File Cabinet
Form cabinet
Telepone
Fax
Komputer
Meja panjang
Kursi
Emergency trolley
1
1
1
1
1
1
3
1
Tensimeter mobile
Stetoscope
Glukotest
X-ray viewer (2
view)
X-ray film rack
Diagnostic test
Hummer
1
3
1
Pneumatic tube
Central monitor
1
1
Portable X - ray
Almari / rak alat
Dressing trolley
O2 tank
Transport monitor
Suction botle
Infus pump
1
1
1
1
1
9
5
1
4
5 Clean
Utility
6 Dirty
utility
Untuk menyimpan 9 m
alat - alat tenun
bersih
Untuk
membersikkan
ala- alay kotor
srtelah digunakan
Syring pump
O2 regulator
Suction regulator
Ripple bed matress
Blanketroll
Pad slide
Light, Exam, mobile
IV stand
Ventilator:
Ventilator adult
Ventilator Baby log
Ventilator universal
Air warmer Machine
IABP Machine
CVVH Machine
Generator pace maker
Portable suction
machine
Lift, Patient, C - Base
5
2
2
2
2
1
1
5
Transpot monitor
Humidifier chamber
1
6
Blood warmer
Ekg machine
Wheel chair
1
1
2
Hamper, Linen,
Mobile, w/Lid
Linen shelving
Gliserin spuit
Dresing trolley
8-9 m
Bedpan washer
Bedpan rack
Comod
Bedpan
Urinal
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
6
6
1
5
1
6
7 Storage
Alkes &
Obat
8 Pantry
Menyimpan stock
Alkes
Menyimpan stock
obat - obatan
9-12 m
Untuk
menghangatkan
makanan pasien
6-9 m
Tempat konsultasi
keluarga dengan
okter
Tempat konsultasi
keperawatan
Tempat HN
mengerjakan
tugasnya
Hamper, Linen,
Mobile, w/Lid
Basin
Stand, Dual Basin
Waste bins harps
container
Sharps container
1
12
6
2
1
1
1
1
1
1
1
2
1
Meja
Kursi
Dispenser
Microwafe
Almari rak
Zing
5
1
1
6-9 m
Tempat dokter
membaca dan
menulis
10 Ruangan
HN
Tempat minum
karyawan
9 Ruang
dokter
Housekeeping chart
Meja kantor
Kursi kantor
Komputer
File Cabinet
Telephone
Rak Buku
3
1
1
1
6-9 m
Meja kantor
Kursi kantor
3
1
Komputer
File Cabinet
1
1
7
Telephone
11 Ruang
Istirahat
dokter
12 Locker
pria dan
locker
wanita
Tempat
melakukan PA
Tempat dokter
jaga instirahat
Untuk ganti
pakaian
13 Ruang
tunggu
pasien
Rak Buku
Tempat tidur
9m
Sofa
Meja
Almari / Locker
Telephone
TV
Shower
Wastafel
4-6 m
25-30 m
Toilet
Locker
Cermin
TV
Kursi penunggu
Locker penunggu
1
1
1
1
1
24
12
1
8
DR
E
R
O
G
R G
Lo
R uL
D
P
G
u
u
T
W
u o
ok
R
u K
D
ua
a
d
j au
kta
a
dn
na
u m
ee
w
n d
ag
gy
b
rrk a
a
n
Pg
a g
e n rPtgA
r D &
e
B
l
J
I
ao
K
R rC
e
n
wk e
oa
a tS n
aS
ra
tt
S
t e a
p
s
o
L w
D
r z
airM
a a
t he
i h
d
n
i
s
R
u
a
n
g
P
e
r
a
w
a
t
a
n
I
C
U
N
u
r
s
e
S
t
a
t
i
o
n
&
C
e
n
t
r
a
l
1
9
2
0
E
D
RWI
OT
OPD
RS Lain
n
d
P
e
e
n
n
t
a
n
i
g
f
a
i
n
k
a
a
s
I
i
C
U
i
n
d
i
k
a
s
i
I Inf Se
or
ra
m
h
ed te
RW
co
ri
I
ns
m
en
a
t
ke
IC
U
P
u
l
aK
na
gm
/a
Pr
i
nJ
de
an
ha
z
OT,
Ra ruang
Sh
lain. Sebelum pasien l masuk ke ICU, pasien dan atau keluarganya harus
e
untuk
dirawat
di
ICU.
Persetujuan
dinyatakan
dengan
b.
c.
2
0
d.
e.
f.
2) Komponen dinding.
Komponen dinding memiliki persyaratan sebagai berikut :
a. Dinding harus mudah dibersihkan, tahan cuaca dan tidak berjamur.
b. Lapisan penutup dinding harus bersifat non porosif (tidak mengandung
pori-pori) sehingga dinding tidak menyimpan debu.
c. Warna dinding cerah tetapi tidak menyilaukan mata.
d. Hubungan/pertemuan antara dinding dengan dinding harus tidak siku,
tetapi melengkung untuk memudahkan pembersihan.
3) Komponen langit-langit.
Komponen langit-langit memiliki persyaratan sebagai berikut :
a. Harus mudah dibersihkan, tahan terhadap segala cuaca, tahan terhadap
air, tidak mengandung unsur yang dapat membahayakan pasien, serta
tidak berjamur.
b. Memiliki lapisan penutup yang bersifat non porosif (tidak berpori)
sehingga tidak menyimpan debu.
c. Berwarna cerah, tetapi tidak menyilaukan pengguna ruangan.
Sarana Dan Prasarana
1) Lokasi
Dianjurkan satu komplek dengan kamar bedah dan kamar pulih, berdekatan
atau mempunyai akses yang mudah ke Unit Gawat Darurat, laboratorium
dan radiologi.
2) Desain
2
1
Pelayanan ICU yang memadai ditentukan berdasarkan disain yang baik dan
pengaturan ruang yang adekuat. Disain berdasarkan klasifikasi pelayanan
ICU dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Disain berdasarkan klasifikasi pelayanan ICU.
DISAIN
ICU Sekunder
ICU Tersier
Area Pasien :
tiap
tiap
1 tempat tidur
1 tempat tidur
Stop kontak 10 - 16
Stop kontak 16 - 20
Vacum 3
Vacum 3
Lampu tindakan 0
Lampu tindakan 1
Lingkungan
Air Conditioned
Air Conditioned
Suhu
23-25 C
23-25 C
Humiditas
50 70 %
50 70 %
Area kerja
2
2
g) Bakteriologis
h) Kabel monitor
3) Lantai mudah dibersihkan, keras dan rata.
Ruangan ICU dibagi menjadi beberapa area yang terdiri dari:
Peralatan yang memadai baik kuantitas maupun kualitas sangat membantu
kelancaran pelayanan. Uraian peralatan berdasarkan klasifikasi pelayanan ICU
dapat dilihat pada tabel 3. Berikut ini adalah ketentuan umum mengenai
peralatan :
a. Jumlah dan macam peralatan bervariasi tergantung tipe, ukuran dan fungsi
ICU dan harus sesuai dengan beban kerja ICU, disesuaikan dengan standar
yang berlaku.
b. Terdapat jadwl pemeriksaan berkala untuk kesiapan alat.
c. Terdapat jadwal kalibrasi berkala untuk keamanan alat
d. Terdapat petunjuk penggunaan alat.
e. Peralatan dasar meliputi:
1) Ventilasi mekanik.
2) Alat ventilasi manual dan alat penunjang jalan nafas.
3) Alat hisap.
4) Peralatan akses vaskuler.
5) Peralatan monitor invasif dan non-invasif.
6) Defibrilator dan alat pacu jantung.
7) Alat pengatur suhu pasien.
8) Peralatan drain thorax.
9) Pompa infus dan pompa syringe.
10) Peralatan portable untuk transportasi.
11) Tempat tidur khusus.
12) Lampu untuk tindakan.
13) Continous Renal Replacement Therapy.
2
3
Sekunder ICU
Tersier
Ventilasi mekanik
Canggih
Canggih
- Tekanan darah
- Saturasi oksigen
(pulse oxymeter)
Suhu
EEG
Non invasif :
- Kapnograf
2
4
jantung
Alat pengatur suhu pasien
Bronchoscopy
Echokardiografi
Hemodialisis
CRRT
syringe
transportasi
2
5
BAB IV
TATA LAKSANA LAYANAN
Tata Laksana Layanan
Tata laksana layanan ICU Siloam Sriwijaya dibagi menjadi 2 klasifikasi
pelayanan yaitu:
1. Close ICU
Pada closed ICU, jika dokter yang merawat pasien sudah memutuskan dan /
mengindikasikan pasien harus mendapat perawatan intensive, maka dokter
yang merawat atau dokter jaga saat itu harus melaporkan kepada Dokter
Intensivist ICU. Dokter ICU akan mengkaji indikasi tersebut melalui telephone.
Setelah menerima jawaban dari dokter intensivist dokter yang merawat pasien /
dokter jaga segera memberitahukan ke HN / incharge untuk pemindakan pasien.
HN / Incharge segera menghubungi HC dan HN/Incharge ICU untuk rencana
pemindahan pasien.
HN / Incharge ICU akan mengkaji diagnose, dokter yang merawat, kondisi
pasien, informed cosent, tindakan yang sudah dilakukan, tindakan yang akan
dilakukan, alat alat yang dipasang obat obatan / infuse yang diberikan.
Informasi tersebut kemudian diteruskan ke perawat yang akan merawat pasien
tersebut dan persiapan ruangan untuk pasien baru. Dalam waktu < 30 menit
pasien sudah boleh di antar ke ICU.
Penanganan pasien selama di ICU sepenuhnya dibawah tanggung jawab dokter
intensivist. Dokter intensivist akan berkoordinasi dengan berbagai disiplin
untuk penanganan pasien. Semua keputusan dan instruksi dari dokter
intensivist, termasuk rencana dan / pemindahan pasien jika kondisi pasien
sudah stabil dan tidak memerlukan penanganan di ICU lagi
2. Open ICU
Pada Layanan Open ICU, dokter yang merawat pasien yang menentukan dan
memutuskan pasien harus dirawat di ICU. Selama perawatan di ICU akan
dikonsultasikan kepada dokter anestesi atau intensivist yang bertugas untuk
airway managemen, berhubungan dengan kedaruratan, pemasangan alat alai
Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit
SHG 2013
2
6
invasive, pemberian obat obat anestesi dll namun coordinator dan segala
instruksi diputuskan oleh dokter yang merawat. Dokter yang merawat akan
berkoordinasi dengan berbagai disiplin lain untuk merawat pasien tersebut.
Kebijakan / SOP Dan Formulir
NO
1
2
3
6
7
8
9
11
13
14
15
17
18
21
23
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
39
NO DOK
PT-01
PT-02
PT-03
PT-06
PT-07
PT-08
PT-09
PT-11
PT-13
PT-14
PT-15
PT-17
PT-18
PT-21
PT-23
PT-25
PT-26
PT-27
PT-28
PT-29
PT-30
PT-31
PT-32
PT-33
PT-34
PT-35
PT-39
40
42
44
PT-40
PT-42
PT-44
45
46
PT-45
PT-46
50
PT-50
JUDUL DOK
Penerimaan Pasien Baru di ICU ICCU v08
Perawatan Pasien dengan Ventilator v08
Laporan Pergantian Shift di ICCU - CCU v07
Pemasangan Kateter Vena Sentral v06
Pengambilan Contoh Darah Dari Selang Arteri v07
Pemasangan ETT atau Intubasi (asisten) v08
Ekstubasi (asisten) v07
Perawatan Pasien Pasca Operasi Jantung v05
Perawatan Pasien dengan Selang Intra Arteri v07
Pencabutan Selang Intra Arteri v07
Perawatan Pasien dengan Temporary Pace Maker v06
Nutrisi Parenteral Total v08
Penatalaksanaan Pasien dengan IABP v06
Pencabutan Kateter Vena Sentral v07
Pencabutan Elektroda Paceemaker v04
Pemasangan Selang Intra Arteri v04
Cara Penggunaan dan Pemeliharaan Blanket Roll v06
Penggantian Selang Ventilator v06
Monitoring Intravaskular v04
Suction Tracheobronchial v07
Mengeluarkan Sheath v05
Perawatan Defibrilator v03
Cara Pemakaian dan Pemeliharaan Bedside Monitor v06
Cara Pemakaian dan Pemeliharaan Central Monitor v05
Cara Pemakaian dan Pemeliharaan Transport Monitor v05
Penggunaan dan Pemeliharaan Tempat Tidur ICU v06
Penggunaan dan Pemeliharaan EKG 12 Lead di ICU v06
Penggunaan dan Pemeliharaan Penghangat Udara Warm Air
v06
Cara Penggunaan Monitor Transport (M3 Agilent) v05
Penggunaan dan Pemeliharaan Mesin CWH (Aquarius) v05
Penggunaan dan Pemeliharaaan Alat Penimbang Berat Badan
Cardinal Detect v05
Penggunaan dan Pemeliharaan Ventilator Servo 300 A v04
Penanganan Alat Medik Non Medik Sebelum Dekontaminasi
dan Pembersihan v05
2
7
51
52
53
PT-51
PT-52
PT-53
54
55
56
57
58
59
60
61
63
64
65
66
67
68
PT-54
PT-55
PT-56
PT-57
PT-58
PT-59
PT-60
PT-61
PT-63
PT-64
PT-65
PT-66
PT-67
PT-68
2
8
BAB V
RISIKO, INSIDEN DAN KESELAMATAN KERJA
Risiko
Untuk mencegah suatu kejadian yang merugikan atau membahayakan maka ICU
Siloam Sriwijaya melakukan suatu strategi manajemen resiko (risk management).
Stratergi yang dilakukan adalah dengan menerapkan IPSG 1-6.
Tindakan Koreksi / Pencegahan Insiden
Untuk melakukan pencegahan maupun koreksi terhadap suatu insiden dilakukan
tindakan pencegahan / koreksi yang meliputi menentukan masalah/potensial
masalah, tindakan yang dilakukan segera dan mencari akar masalah, tindak lanjut
/ pencegahan dan data monitoring.
Keselamatan kerja
Standard Precautions : Mencuci tangan dan penggunaan sarung tangan (PPSHPL-001)
Kewaspadaan Needle stick Injury. Alur pelaksanaan PP-SHPL-9 dan 10
Ergonomi bekerja:
Jalur Evakuasi
Masker
2.
Sarung tangan
3.
Goggles
Paparan Radiasi
1.
2
9
2.
Apron
3.
Tyriod Shield
4.
Gonad Shield
5.
Mobile Shield
3
0
BAB VI
MUTU
Standar / sasaran mutu
Sasaran mutu ICU adalah
75% Asuhan Keperawatan Pasien Baru Akan dilengkapi dalam waktu 24 jam
Kriteria :
Dilakukan pada semua pasien baru kecuali pasien pindahan tentang pengkajian,
NCP dan SBAR
Action Plan:
1. Sosialisasi kontnyu kebijakan Nursing yang mengatur tentang standar praktek
keperawatan pada semua staff baru maupun lama (KRS-SGNUR-00-002)
2. Sosialisasi tentang konsep standar praktek keperawatan / proses keperawatan
3. Selalu mengingatkan staff tentang pentingnya [erencanaan askep yang
sistimatis dan terintegrasi serta pendokumentasian dalam keperawatan.
4. Meningkatkan peran HN dan incharge dalam melakukan supervise setiap
rekam medic dan keperawatan pasien setiap hari.
5. Memberikan pembinaan pada staff yang belum melakukan perencanaan askep
dan pendokumentasian dengan benar.
Monitoring dan evaluasi akan dilakukan setiap bulan, didokumentasikan dan
dilaporkan dalam laporan bulanan (monthly repport).
Laporan di Ruang ICU Siloam Hospitals
1. Laporan Harian
Laporan harian ditulis setiap shift oleh perawat pelaksana yang merawat pasien
tersebut dan oleh perawat incharge / HN yang merawat dan mengelola ruangan
secara keseluruhan pada shift tersebut.
Laporan inidividu pasien terdiri dari data hasil pemantauan pasien pada flow
chart, proses perawatan,data data penunjang hasil pemeriksaan, pengobatan
serta tindakan yang akan dilakukan dan pada file pasien. Perawat juga harus
melaporkan kepada incharge segala kendala atau masalah yang dihadapi pasien
dan / keluarga seperti pembiayaan, asuransi dan lain lain.
Pedoman Pelayanan Intensive Care Unit
SHG 2013
3
1
Laporan HN/Incahge, ditulis oleh incharge / HN pada shift tersebut yang berisi
Laporan pasien secara keseluruhan, ketenagaan, fasilitas dan peralatan, masalah
masalah yang ada dan pemecahannya, rencana tindakan dan lain lain.
2. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan dibuat oleh HN setiap akhir bulan bulan tersebut atau awal
bulan berikutnya. Komponen laporan bulanan adalah: operational volume,
patient days/BOR, pencapaian sasaran mutu, revenue, FTE dan jam lembur, staff
cuti, Training dan Pendidikan, pengadaan dan penggunaan peralatan, kasu
terbanyak, dan angka kematian.
3. Laporan Tahunan.
Laporan tahunan dibuat oleh HN setiap tahun yang terdiri dari 5 bagian yaitu:
a.
Pencapaian unit of service ( mulai dari pasien masuk, jumlah hari rawt,
BOR, mortalitas dan jumlah kasus terbanyak)
b.
Ketenagaan
c.
Peralatan
d.
Pengendalian mutu
e.
3
2
BAB VII
PENUTUP
Pedoman Pelayanan ICU Siloam Hospitals ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi
seluruh Siloam Sriwijaya yang menyelenggarakan pelayanan ICU. Pelayanan ICU
Siloam Sriwijaya dibagi menjadi tiga klasifikasi pelayanan yang disesuaikan dengan
kemampuan rumah sakit meliputi sumber daya, sarana, prasarana dan peralatan. Oleh
karena itu, setiap rumah sakit hendaknya dapat menyesuaikan dengan ketentuan yang
ada dalam pedoman ini dan dapat mengembangkannya sesuai dengan situasi dan
kondisi yang kondusif bagi setiap rumah sakit. Pedoman Pelayanan ICU Siloam
Sriwijaya, selanjutnya perlu dijabarkan dalam prosedur tetap di setiap rumah sakit guna
kelancaran pelaksanaannya.
3
3