Tujuan Percobaan
yang
bercabang. Berdasarkan jumlah ikatannya, senyawa hidrokarbon alifatik dibagi menjadi senyawa
alifatik jenuh dan tidak jenuh.
Senyawa alifatik jenuh merupakan senyawa alifatik yang rantai C nya hanya berisi ikatan
ikatan tunggal. Alkana merupakan senyawa alifatik jenuh. Contih senyawa yaitu butana.
H3C
CH3
Senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya terdapat ikatan
rangkap dua atau rangkap tiga.Jika memiliki ikatan rangkap dua disebut alkena sedangkan untuk
rangkap tiga disebut alkuna. Contoh senyawa hidrokarbon tak jenuh yaitu :
H3C
H3C
CH3
CH3
Hidrokarbon alisiklik atau hidrokarbon siklik merupakan hidrokarbon yang terdiri atas atom
karbon yang tersusun dalam satu lingkar atau lebih.
Reaksi Adisi
Reaksi adisi terjadi pada senyawa yang mempunyai ikatan rangkap dua atau rangkap tiga,
senyawa alkena atau senyawa alkuna termasuk ikatan karbon dengan atom lain. Pada reaksi ini,
ikatan rangkap akan berubah menjadi ikatan tunggal
Reaksi Eliminasi
Pada reaksi ini, molekul senyawa berikatan tunggal berubah menjadi senyawa berikatan rangkap.
Reaksi eliminasi merupakan kebalikan dari reaksi adisi.
Reaksi Oksidasi
Reaksi oksidasi merupakan reaksi yang terjadi apabila suatusenyawa alkana dibakar
menggunakan oksigen maka senyawa yang dihasilkan adalah karbon dioksida dan air. Reaksi ini
disebut reaksi oksidasi
Reaksi Halogenasi
Reaksi ini terjadi pada senyawa jenuh dimana suatu senyawa direaksikan dengan halogen (F 2,
Cl2, Br2, l2) menghasilkan alkil halida. Reaksi alkana dengan unsur unsur halogen disebut
reaksi halogenasi. Reaksi ini akan menghasilkan senyawa alkil halida, dimana atom hidrogen
dari alkana akan disubstitusi oleh halogen sehingga reaksi ini bisa disebut reaksi substitusi
(Fressenden, 1994)
Sehingga untuk mengetahui reaksi reaksi yang terjadi pada senyawa hidrokarbon dan
untuk mengidentifikasi ikatan rangkap pada minyak tanah dan premium dilakukanlah percobaan
ini.
Prinsip Kerja
Mereaksikan senyawa hidrokarbon dengan beberapa pereaksi untuk mengetahui reaksi kimia
yang terjadi dan komposisi hidrokarbon yang dimiliki dari sampel.
Alat
Tabung reaksi, pipet tetes, erlemeyer 50 mL, beaker glass 100 mL, gelas ukur, botol sempro
Bahan
H2SO4 pekat, solar, minyak tanah, premium, toluena, air brom
Prosedur Kerja
a. Reaksi dengan brom
Air brom dimasukkan pada masing masing 3 mL air brom ke dalam tabung reaksi yang
bersih dan kering. Ditandai setiap tabung dengan nomor 1 sampai 5. Menambahkan tetes demi
tetes hidrokarbon pada masing masing tabung sambil dikocok dan dihitung jumlah tetes
hidrokarbon sampai tidak terjadi perubahan warna. Memasukkan hasil yang diperoleh pada tabel
1.
b. Reaksi hidrokarbon dengan asam sulfat pekat
Hidrokarbon dimasukkan 1 mL ke dalam tabung reaksi bersih dan kering. Ditambahkan 1
mL asam sulfat pekat dan dikocok campuran dengan sangat hati hati. Mengamati terjadinya
perubahan dan timbulnya panas. Menuangkan campuran ke dalam beaker glass 100 mL yang
telah diisi akuades. Mengamati ada tidaknya lapisan minyak yang mengapung di atas air. Dicatat
pengamatan dalam tabel 2.
c. Komposisi hidrokarbon dalam minyak tanah dan premium
Hidrokarbon dimasukkan 5 mL ke dalam erlenmeyer 100 mL yang bersih dan kering.
Menaambahkan 5 mL H2SO4 pekat. Mengocok campuran dan biarkan beberapa saat. Membuang
lapisan bawah secara hati hati menggunakan pipet. Mengulangi penambahan 5 mL asam sulfat
pekat untuk yang ke dua, dibuang asam sulfatnya dan yang ke tiga cucilah hidrokarbon dengan 5
mL air seperti penambahan asam sulfat dan dibuang airnya. Memperkirakan apakah ke lima jenis
hdrokarbon yang tersisa jumlahnya sama. Menambahkan tetes demi tetes air brom ke dalam
hidrokarbon yang didapat sampai warna brom tetap. Membandingkan hasil yang diperoleh
dengan yang didapatkan pada langkah 1.
Perlakuan
Persiapan alat dan bahan
Waktu
10 menit
2.
25 menit
3.
25 menit
4.
premium
Perkiraan waktu yang dibutuhkan 1 jam 50 menit
Hasil
1. Reaksi dengan brom
No Senyaw
Jumlah
Tetesan
Fenomena
1.
Solar
40 tetes
2.
Minyak
32 tetes
Tanah
(Penambahan Gambar
Brom)
kekuningan
Sesudah : 2 fase (kuning, tidak
berwarna)
3.
Premiu
30 tetes
4.
Toulena 32 tetes
1.
Solar
Fenomena
Gambar
2.
Minyak
Tanah
3.
Premiu
m
coklat
tua)
dan
panas
Sesudah ( air ) : 3 fase (tidak
berwarna, hijau lumut, merah
bata ) dan panas
4.
Senyaw
Gambar
1.
Solar
2.
Minyak
tanah
3.
Premiu
m
4.
fase
Pembahasan Hasil
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa yang terdiri dari karbon dan hidrogen. Praktikum
kali ini membahas tentang reaksi kimia beberapa hidrokarbon. Bahan yang digunakan
diantaranya yaitu solar, minyak tanah, premium dan toluena.
Percobaan pertama yaitu reaksi hidrokarbon dengan brom. Pertama tama dalam 4 tabung
yang berbeda di isi masing masing dengan 3 mL air brom, kemudian diberi tetesan
hidrokarbon yang berbeda pada setiap tabung sampai tidak terjadi perubahan warna. Fungsi air
brom adalah memutus ikatan rangkap dan jika positif mengandung ikatan rangkap ditandai
dengan memudarnya warna merah kecoklatan air brom. Hasil percobaan menunjukkan bahwa
solar membutuhkan 40 tetes air brom, minyak tanah 32 tetes, premium 30 tetes dan toluena
sebanyak 32 tetes. Perubahan yang terjadi yaitu terbentuknya 2 fase pada masing masing
hidrokarbon yang direaksikan .Pada solar terbentuk 2 fase yaitu kuning tua dan tidak berwarna,
hal ini menunjukkan brom dengan solar tidak bereaksi, sebab solar sendiri merupakan
hidrokarbon sangat jenuh dengan jumlah atom C sebanyak C 15-C17 , sedangkan brom disini
tujuannya memutus ikatah rangkap. Solar merupakan hidrokarbon jenuh yang memiliki ikatan
tunggal sehingga tidak bereaksi dengan air brom, karena tidak ada ikatan rangkap yang
diputus oleh air brom dan ditunjukkan dengan warna coklat yang tidak berubah atau tidak
memudar. Berikut adalah reaksinya:
H3C
CH3
Br Br
Pada minyak tanah juga menghasilkan 2 fase yaitu bagian atas berwarna kuning dan bagian
bawah tidak berwarna. Hal ini menunjukkan bahwa brom dan minyak tanah tidak bereaksi,
karena minyak tanah merupakan hidrokarbon yang sangat jenuh dengan jumlah atom C sebanyak
C11-C14 . Minyak tanah merupakan hidrokarbon jenuh yang memiliki ikatan tunggal sehingga
tidak bereaksi dengan air brom, karena tidak ada ikatan rangkap yang diputus oleh air brom.
Berikut adalah reaksinya:
H3C
CH3
Br Br
Pada premium 2 fase yang terbentuk yaitu pada bagian atas kuning dan bagian bawah tidak
berwarna. Hal ini terjadi karena brom dengan premium tidak bereaksi, premium merupakan
hidrokarbon jenuh dengan jumlah atom C sebanyak C5-C10. Premium merupakan hidrokarbon
jenuh yang memiliki ikatan tunggal sehingga tidak bereaksi dengan air brom, karena tidak ada
ikatan rangkap yang diputus oleh air brom. Berikut adalah reaksinya:
H3C
CH3
Br Br
Pada toluena 2 fase yang terbentuk yaitu pada bagian atas berwarna kuning dan bagian
bawah keruh. Toluena memiliki ikatan rangkap lebih dari satu dan merupakan hidrokarbon siklik
yang tersubstitusi, sedangkan air brom tidak mampu memutuskan ikatan rangkap yang
jumlahnya lebih dari satu. Selain itu toluena merupaka basa lewis dan Br2 merupakan basa
sehingga tidak bisa bereaksi. Reaksi substitusi elektrofilik aromatik akan terjadi jika ada asam
lewis seperti FeBr3. Berikut adalah reaksinya:
CH3
Br Br
Percobaan ke dua yaitu reaksi hidrokarbon dengan asam sulfat pekat. Pertama tama 1 mL
hidrokarbon ditambahkan 1 ml asam sulfat kemudian di kocok. Campuran tersebut kemudian
dituangkan pada beaker glass yang berisi air. Hasil percobaan menunjukkan hidrokarbon solar
setelah diberi perlakuan tersebut terbentuk 3 fase dimana fase atas tidak berwarna, fase tengah
hijau lumut dan fase bawah berupa endapan merah bata dan menghasilkan panas Hidrokarbon
minyak tanah juga menghasilkan 3 fase dimana fase atas tidak berwarna, fase tengah keruh dan
fase bawah merah bata dan menghasilkan panas. Hasil serupa ditunjukkan oleh hidrokarbon
premium, 3 fase yang terbentuk pada fase atas tidak berwarna, fase tengah hijau lumut dan fase
bawah merah bata dan menghasilkan panas. Sedangkan untuk hidrokarbon toluena hasil
percobaan menunjukkan terbentuknya 2 fase , dimana fase atas lapisan minyak, fase bawah tidak
berwarna. Pada semua sampel yang diuji menunjukkan fase atas merupakan lapisan minyak
Hasil yang diperoleh menunjukkan semua hidrokarbon tidak bereaksi dengan asam sulfat.
Peristiwa ini terjadi karena semua hidrokabon tersebut bersifat non polar sedangkan asam sulfat
adalah pengoksidasi kuat yang bersifat polar, sehingga ketika direaksikan dengan hidrokarbon
tersebut akan terbentuk 3 fase. Akan tetapi pada toluena hanya terbentuk 2 fase hal ini mungkin
disebabkan oleh kurang telitinya praktikan. Panas yang dihasilkan menunjukkan bahwa reaksi
tersebut eksoterm, dimana terjadi perpindahan panas dari sistem ke lingkungan. Aquades disini
berfungsi untuk proses mendekantasi campuran hidrokarbon dengan asam sulfat. Lapisan minyak
yang terbentuk berasal dari asam alkanoat yang tidak larut dalam air. Asam alkanoat itu sendiri
merupakan hasil reaksi hidrokarbon jenuh dalam hal ini alkana dengan asam sulfat atau biasa
disebut reaksi sulfonasi. Hidrokarbon yang mengandung jumlah atom H palinh banyak yang
menghasilakan lapisan minyak paling banyak karena pergantian 1 atom H oleh gugus SO 3H,
sehingga semakin banyak gugus SO3H yang mensubstitusi atom H pada hidrokarbon maka akan
terbentuk asam alkanoat yang banyak pula dalam hal ini lapisan minyak yang terbentuk karena
tidak larut dalam air.
Berikut adalah reaksi yang terjadi:
Solar
H3C
CH3
HO
SO 3H
Minyak tanah
H3C
SO3H
Premium
H3C
HO
CH3
CH3
HO
SO 3H
Toluena
CH3
HO
SO 3H
Pada percobaan komposisi hidrokarbon dalam minyak tanah dan premium, pertama tama
5 mL sampel direaksikan dengan 5 mL asam sulfat pekat dan dikocok didiamkan . Setelah proses
tersebut diambil lapisan bawahnya dan diulangi penambahan asam sulfat dengan perlakuan yang
sama. Selanjutnya penambahan
Kemudian dibandingkan volum yang diperoleh dengan langkah penambahan asam sulfat
sebelumnya. Fungsi penambahan asam sulfat pekat dilakukan sebanyak dua kali dengan tujuan
untuk terjadinya reaksi pembakara, dimana setiap sampel akan mengalami reaksi pembakaran
yang berbeda dan mengindikasikan bahwa pada sampel kemungkinaa terdapat senyawa berikatan
rangkap. Fungsi air brom sendiri dalam percobaan ini adalah memutus ikatan rangkap.
Sedangkan fungsi penambahan air yaitu untuk menghilangkan sisa asam sulfat yang telah
direaksikan sebelumnya.
Hasil percobaan menunjukkan pada solar volum hidrokarbon yang diperoleh setelah
penambahan air brom berubah menjadi lebih sedikit dari volume awal yaitu menjadi 2,2 mL,
selain itu terbentuk 2 fase dimana fase atas berwarna kuning dan fase bawah tidak berwarna, air
brom yang diteteskan sebanyak 14 tetes. Hal tersebut terjadi karena solar bersifat non polar
sedangkan asam sulfat adalah pengoksidasi kuat yang bersifat polar, sehingga ketika direaksikan
dengan hidrokarbon tersebut akan terbentuk 2 fase.
Percobaan selanjutnya adalah hidrokarbon minyak tanah yang menunjukkan volume
hidrokarbon yang dihasilkan tidak sama dengan volume awal saat penambahan asam sulfat,
dimana volum berubah menjadi 2,1 mL. Sedangkan air brom yang diteteskan sebanyak 16 tetes.
Percobaan selanjutnya adalah hidrokarbon premium yang menunjukkan terbentuknya 2 fase
saat ditetesi brom yaitu bagian atas keruh dan bagian bawah tidak berwarn. Jumlah tetesan air
brom yang diperlukan yaitu 35 tetes. Pada percobaan ini juga terjadi penurunan volum dimana
volum akhir yang diperoleh yaitu 1,4 mL.
Percobaan yang terakhir yaitu hidrokarbon toluena yang menunjukkan terbentuknya 2 fase
setelah ditambambahkan air brom, dimana pada bagian atas berwarna kuning keruh dan bagian
bawah tidak berwarna. Volum akhir yang diperoleh juga mengalami perubahan menjadi 2,1 mL.
Sedangkan tetesan air brom yang dibutuhkan yaitu 10 tetes.
Perubahan volum paling besar terjadi pada premium, hal ini terjadi dikarenakan pada saat
direaksikan dengan H2SO4 terjadi pengurangan volum.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa solar, minyak
tanah, premium dan toluena tidak mengalami reaksi adisi. Akan tetapi jika direaksikan dengan
asam sulfat maka akan terjadi reaksi eksoterm yang menghasilkan panas.
Referensi
Fessenden. 1982. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1. Erlangga :Jakarta
Petruci, Ralp H dan Suminar. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta :
Erlangga.
Nama Praktikan
Siti Zubaidah . S
101810301011