Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

Nama

: Indah Purnamasari
Novia Tri Hapsari
Wismoyo Adi

NIM

: 5213412046
5213412004
5213412015

Prodi

: Teknik Kimia S1

Kelompok

: V (5)

Tanggal Praktikum

: 14 Maret 2013

Materi Praktikum

: Analisis dengan Spektrofotometer

A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat membuat kurva kalibrasi
2. Mahasiswa mampu menganalisis sampel dengn menggunakan alat spektrofotometer.
B. Dasar Teoritis
Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi
dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek
kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan
sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding
dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet.
Sinar atau cahaya yang berasal dari sumber tertentu disebut juga sebagai radiasi
elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
adalah cahaya matahari.

Dalam interaksi materi dengan cahaya atau radiasi elektromagnetik, radiasi


elektromagnetik kemungkinanan dihamburkan, diabsorbsi atau dihamburkan sehingga
dikenal adanya spektroskopi hamburan, spektroskopi absorbsi ataupun spektroskopi
emisi.
Pengertian spektroskopi dan spektrofotometri pada dasarnya sama yaitu di
dasarkan pada interaksi antara materi dengan radiasi elektromagnetik. Namun pengertian
spektrofotometri lebih spesifik atau pengertiannya lebih sempit karena ditunjukan pada
interaksi antara materi dengan cahaya (baik yang dilihat maupun tidak terlihat).
Sedangkan pengertian spektroskopi lebih luas misalnya cahaya maupun medan magnet
termasuk gelombang elektromagnetik.
Radiasi elektromagnetik memiliki sifat ganda yang disebut sebagai sifat dualistik
cahaya yaitu:
1)

Sebagai gelombang

2)

Sebagai partikel-partikel energi yang disebut foton

Secara sederhana Instrumen spektrofotometri yang disebut spektrofotometer terdiri dari :


Sumber cahaya monokromator sel sampel detektor read out (pembaca).

Gambar 1. Rangkaian Alat

Fungsi masing-masing bagiannya yaitu:


1. Sumber sinar polikromatis berfungsi sebagai sumber sinar polikromatis dengan berbagai
macam rentang panjang gelombang. Untuk sepktrofotometer

UV menggunakan lampu deuterium atau disebut juga heavi hidrogen

VIS menggunakan lampu tungsten yang sering disebut lampu wolfram

UV-VIS menggunan photodiode yang telah dilengkapi monokromator.

Infra merah, lampu pada panjang gelombang IR.

2. Monokromator berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang yaitu mengubah cahaya


yang berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi cahaya monaokromatis. Jenis
monokromator yang saat ini banyak digunakan adalan gratting atau lensa prisma dan
filter optik. Jika digunakan grating maka cahaya akan dirubah menjadi spektrum cahaya.
Sedangkan filter optik berupa lensa berwarna sehingga cahaya yang diteruskan sesuai
dengan warnya lensa yang dikenai cahaya. Ada banyak lensa warna dalam satu alat yang
digunakan sesuai dengan jenis pemeriksaan.
3. Sel sampel berfungsi sebagai tempat meletakan sampel
- UV, VIS dan UV-VIS menggunakan kuvet sebagai tempat sampel. Kuvet biasanya
terbuat dari kuarsa atau gelas, namun kuvet dari kuarsa yang terbuat dari silika memiliki
kualitas yang lebih baik. Hal ini disebabkan yang terbuat dari kaca dan plastik dapat
menyerap UV sehingga penggunaannya hanya pada spektrofotometer sinar tampak (VIS).
Cuvet biasanya berbentuk persegi panjang dengan lebar 1 cm.
- IR, untuk sampel cair dan padat (dalam bentuk pasta) biasanya dioleskan pada dua
lempeng natrium klorida. Untuk sampel dalam bentuk larutan dimasukan ke dalam sel
natrium klorida. Sel ini akan dipecahkan untuk mengambil kembali larutan yang
dianalisis, jika sampel yang dimiliki sangat sedikit dan harganya mahal.

4. Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan mengubahnya
menjadi arus listrik.
Syarat-syarat sebuah detektor :

Kepekaan yang tinggi

Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi

Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.

Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.

Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi

5. Read out merupakan suatu sistem baca yang menangkap besarnya isyarat listrik yang
berasal dari detektor.
Faktor-faktor yang sering menyebabkan kesalahan dalam menggunakan spektrofotometer
dalam mengukur konsentrasi suatu analit:
1. Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu
larutan yang berisi selain komponen yang akan dianalisis termasuk zat pembentuk warna.
2. Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet
dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.
3. Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah atau
sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan kisaran
sensitivitas dari alat yang digunakan (melalui pengenceran atau pemekatan).

C. Alat dan Bahan


a) Alat
1. Spektrofotometer Geneys 10 UV
2. Labu takar 25 ml
3. Pipet ukur 10 ml, 25 ml
4. Pipet tetes
5. Ball filler
6. Beker glass 100 ml
7. Tabung reaksi
8. Rak tabung reaksi
b) Bahan

1. Larutan KMnO4 konsentrasi 0,05 M


2. Aquades
3. Sampel dari teknisi

Gambar 2. Spektrofotometer
D. Skema kerja
Pengenceran larutan KMnO4 dari
0,05M
menjadi
0,0009M,
0,0007M, 0,0005M, 0,0003M,
0,0001M

Dengan
menggunakan
Spektrofotometer Geneys 10 UV,
carilah panjang gelombang maksimum
larutan KMnO4 pada konsentrasi
tertentu. (catat panjang gelombang &
absorbansinya).

Buat kurva kalibrasi dengan 5


kosentrasi
yang
berbeda,
konsentrasi (x) vs absorbansi (y)
Setting
panjang
gelombang
maksimum yang diperoleh pada alat
spektrofotometer, kemudian carilah
absorbansi larutan KMnO4 pada 5
konsentrasi yang berbeda
Ukur absorbansi dari sampel yang
E. Data Pengamatan
telah
disediakan
dengan
menggunakan Spektrofotometer
Table 1. Pengenceran Larutan standar
Genesys 10 UV

Konsentrasi awal
KMnO4 (M)

Volume awal
KMnO4 (mL)

Tentukan konsentrasinya melalui


kurva kalibrasi yang telah anda
buat.

Volume akhir setelah

ditambahkan aquades
(mL)

Konsentrasi akhir
KMnO4 (M)

0,05
0,0009
0,0007
0,0005
0,0003

0,45
19,44
17,857
15
8,33

25
25
25
25
25

0,0009
0,0007
0,0005
0,0003
0,0001

Data Pengenceran :
a) V1M1 = V2M2
0,05V1 = 9.10-4.25
0,05V1 = 0,0225
V1 = 0,45 mL
b)

V1M1 = V2M2
9.10-4V1 = 7.10-4.25

9.10-4V1 = 0,0175
V1 = 19,44 mL
c) V1M1 = V2M2
7.10-4V1 = 5.10-4.25
7.10-4V1 = 0,0125
V1 = 17,857 mL
d) V1M1 = V2M2
5.10-4V1 = 3.10-4.25
5.10-4V1 = 0,0075
V1 =15 mL
e) V1M1 = V2M2
3.10-4V1 = 1.10-4.25
V1 = 8,33 m

Tabel 2. Data Pengamatan panjang gelombang


No

Panjang gelombang yang diukur

Absorbansi (A)

Keterangan

1
2
3
4
5
6

(nm)
450
455
460
465
470
475

0,073
0,217
0,240
0,289
0,325
0,357

Semua diuji
pada
konsentrasi
0,0005 M

480

0,413

485

0,508

490

0,565

10

495

0,602

11

500

0,698

12

505

0,828

13

510

0,861

14

515

0,872

15

520

0,985

16

525

1,104

17

530

1,053

Maksimu

18

535

0,954

19

540

1,005

20

545

1,062

21

550

0,992

22

555

0,779

23

560

0,645

24

565

0,622

25

570

0,595

26

575

0,497

27

580

0,341

28

585

0,223

29

590

0,170

30

595

0,146

31

600

0,134

Dari tabel diatas dapat kita simpulkan bahwa panjang gelombang maksimum terjadi pada 525 nm
dengan absorbansi 1,104 A. Panjang gelombang 525 nm menjadi acuan untuk menghitung
absorbansi larutan standar 0,0001M, 0,0003M, 0,0005M, 0,0007M, serta 0,0009M.

Tabel 3. Hasil Absorbansi Larutan Standar Pada 525 nm.


No

konsentrasi (M)

absorbansi (A)

1
2
3
4

0,0001
0,0003
0,0005
0,0007

0,289
0,880
1,452
2,028

0,0009

2,572

Dari table diatas kita dapat membuat kurva kalibrasi.

Kurva kalibrasi
3
2.5

f(x) = 2884x + 0.01


R = 1
1.45
1.45
0.88
0.88
0.51
0.29
0.29

2
Absorbansi

1.5
1
0.5
0
0

2.08
2.08

2.57
2.57

Konsentrasi

Gambar 3. Kurva kalibrasi


F. Analisis Data dan Pembahasan
Dari kurva kalibrasi diatas dapat kita ambil rumus :
Y = 2884x + 0,013 Y = absorbansi
X = konsentrasi
Dari persamaan tersebut, kita dapat mengetahui konsentrasi larutan melalui
absorbansinya dengan menggunakan alat Spektrofotometer Genesys 10 UV.
Pada percobaan diatas, dapat diketahui bahwa panjang gelombang maksimum yang
menjadi acuan adalah 525 nm dengan absorbansi 1,104 A. Melalui acuan panjang gelombang 525
nm kita menemukan absorbansi dari larutan standar 0,0001M, 0,0003M, 0,0005 M, 0,0007 M,
0,0009 M yaitu 0,289 A, 0,880 A, 1,452 A, 2,028 A, 2,572 A dan didapatkan persamaan
Y=2884x + 0,013 pada kurva kalibrasi. Menggunakan panjang gelombang maksimum karena
serapan warnanya tinggi.
Dari persamaan yang didapatkan, maka kita dapat menentukan konsentrasi (X) larutan
sampel dengan mengetahui absorbansinya (Y) yaitu 0,506 A.

Larutan KMnO4 yang memiliki absorbansi 0,506 A:


Y = 2884x + 0.013

0,506 = 2884x + 0,013


X=

0,5060,013
2884

X = 0,000170943M
Penyebab kesalahan sistematik yang sering terjadi pada analisa menggunakan
spektrofotometer adalah :
i.

Serapan oleh pelarut (larutaan blangko)


Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan larutan blangko yaitu larutan yang berisi
matrik selain komponen yang dianalisis. Larutan blangko berisi pelarut murni yang

ii.

digunakan dalam sampel.


Serapan oleh kuvet
Kuvet yang biasa digunakan adalah kuvet yang berbahan gelas atau kuarsa.
Dibandingkan dengan kuvet dari gelas, kuvet dari kuarsa memberikan kualitas yang
lebih baik. Namun, harganya jauh lebih mahal. Serapan oleh kuvet ini diatasi dengan
penggunaan jenis ukuran dan bahan kuvet yang samauntuk tempat larutan blangko dan
sampel. Sampel merupakan larutan standar.
Selain larutan blangko dan serapan kuvet, kemungkinan kesalahan terjadi pada
saat pengenceran. Pada saat pengenceran pemberian larutan KMnO 4 atau pemberian
aquades tidak pas, bisa kelebihan ataupun kekurangan. Oleh karena itu, kesalahan
pada pengenceran, akan berpengaruh pada perhitungan. Karena, hasil dari
pengenceran menjadi bahan untuk perhitungan.

G. Simpulan dan Saran


1. Simpulan
a. Dengan membuat sederet larutan standar dengan konsentrasi yang telah diketahui
secara pasti, diukur absorbansinya, kemudian dibuat kurva antara absorbansi versus
konsentrasi yang akan diperoleh garis linear.
b. Konsentrasi sampel dapat dihitung dengan cara mengeplotkan absorbansi yang
terukur dalam kurva.
c. Gelombang maksimum untuk larutan KMnO4 0,0005 M adalah pada panjang
gelombang 525 nm dengan absorbansi 1,104 A.

d. Absorbansi sampel 0,506 A, maka didapat konsentrasi 0,000170943 M.


2.

Saran
a. Pastikan saat pengenceran volume sudah sesuai dengan perhitungan.
b. Pastikan pada saat pengujian, kuvet yang halus berada pada lubang, karena jika
kuvet yang permukaannya kasar, akan mempengaruhi perhitungan.
c. Pastikan saat membuat kurva kalibrasi disertakan juga 0,0 agar garis yang
dihasilkan seperti pada kurva diatas.

H. Daftar Pustaka
Tim dosen praktikum kimia analisa. 2010. Buku Petunjuk Praktikum Kimia Analisa.
Teknik Kimia. FT UNNES Semarang.
Dra. Haryani sri, M.Si. 2004. Kimia Analisis Instrumen. FMIPA UNNES. Semarang.Day,
R.A,J.R dan A.L Underwood. 1986. Analisis Kuantitatif edisi kelima. Jakarta: Erlangga.
Mengetahui,
Semarang, 20 Maret 2013
Dosen Pengampu
Praktikan

Dewi Artantanti Putri, ST


NIP.198711192010032010

Indah Purnamasari
NIM.5213412046

Praktikan

Praktikan

Novia Tri Hapsari


NIM.5213412004

Wismoyo Adi
NIM.5213412015

Anda mungkin juga menyukai