Anda di halaman 1dari 20

Manajemen Industri Perikanan

A. Definisi dan pengertian industri Perikanan.


Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah
jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan.
Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak
hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.
Sistem adalah suatu kesatuan elemen yang berdiri sendiri dan bekerja sama untuk mencapai
tujuan yang berguna. Sedangkan Sistem Industri adalah kumpulan elemen masukan (Manusia,
Material, Mesin, Money) dan lingkungan yang berdiri sendiri, tapi bila berinteraksi melakukan
kegiatan produksi akan menghasilkan tujuan akhir yang bernilai tambah. Sistem Industri Perikanan
yaitu suatu usaha di bidang perikanan yang berorientasi pada komersial dan tidak bisa berdiri
sendiri yang mempunyai beberapa subsistem, antara lain pengadaan input termasuk sarana
produksi, yaitu pengadaan bahan baku, teknologi proses, pemanfaatan dan pengolahan limbah,
pemasaran, transportasi, fasilitas kelembagaan ekonomi dan non ekonomi.
Proses produksi hasil perikanan lebih kompleks dibanding proses produksi manufaktur.
Proses Manajemen dalam Suatu Industri Akan Memberikan:
1.Arah dan sistem nilai dan tujuan yang akan dicapai
2.

Struktur organisasi dikaitkan dengan hierarki, tanggung jawab dan wewenang

3.

Perancangan, perencanaan, dan pengendalian operasional yang harus dilaksanakan

Sistem Industri Perikanan mempunyai beberapa subsistem:


1.

Bagaimana pengadaan input

2.

Bagaimana mendapat bahan baku kontinyu dengan kualitas stabil

3.

Mengupayakan teknologi penyimpanan yang murah

4.

Memenuhi syarat subsistem teknologi proses yang efektif dan efisien

5.

Penanganan hasil perlu dilakukan sortasi dan teknik pengepakan yang menarik

6.

Pengelolaan limbah

7.

Fungsi pemasaran yang efektif dan efisien

Perbedaan Teknologi Industri dan Manajemen Industri:

Teknologi Industri
Problem teridentifikasi dengan jelas
Sub sistem material
Faktor serba pasti
Asumsi berlangsung secara kontinyu
Data bisa dikembangakan dengan baik
Keputusan diambil secara analitis

Manajemen Industri
Problem teridentifikasi kurang jelas
Sub sistem manusia
Banyak ketidakpastian
Asumsi tidak berlaku secara kontinyu
Data base tidak lengkap
Keputusan diambil atas dasar intuisi

Teknik industri perikanan

penekanannya dalam merencanakan, mengorganisir atau

mengendalikan proses produksi, sehingga istilahnya berubah menjadi teknik dan manajemen
industri. Sedangkan Profesi seorang sarjana teknik dan manajemen industri adalah bertanggung
jawab merancang cara berproduksi sehingga tercapai sasaran yaitu mengembalikan investasi dengan
kualitas yang optimal.
Elemen sistem aktifitas manusia:
1.

Proses produksi, prosedur

2.

Pengadaan dan pengendalian bahan baku, mesin, peralatan

3.

Tataletak fasilitas, aliran bahan dan metode pemindahan bahan

4.

Desain area kerja

5.

Cara-cara perawatan, alat-alat, keselamatan dan kesehatan

Elemen sistem pengendalian manajemen:


1.

Sistem manajemen perancangan

2.

Prosedur peramalan, perencanaan dan pengendalian produksi

3.

Perancangan keuangan

4.

Perancangan organisasi, alokasi SDM, peningkatan karier

5.

Perancangan kebutuhan material, sistem pengendalian persediaan, proses

B. Jenis / macam-macam industri berdasarkan tempat bahan baku.


1.

Industri ekstraktif
Industri ekstraktif adalah industri yang bahan baku diambil langsung dari alam sekitar. Contoh :
pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, dan lain lain.

2.

Industri nonekstaktif
Industri nonekstaktif adalah industri yang bahan baku didapat dari tempat lain selain alam sekitar.

3.

Industri fasilitatif
Industri fasilitatif adalah industri yang produk utamanya adalah berbentuk jasa yang dijual kepada
para konsumennya. Contoh : Asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi, dan lain sebagainya.

C. Golongan / macam industri berdasarkan besar kecil modal


1. Industri padat modal
adalah industri yang dibangun dengan modal yang jumlahnya besar untuk kegiatan operasional
maupun pembangunannya
2. Industri padat karya
adalah industri yang lebih dititik beratkan pada sejumlah besar tenaga kerja atau pekerja dalam
pembangunan serta pengoperasiannya.
D. Jenis-jenis / macam industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya berdasarkan SK Menteri
Perindustrian No.19/M/I/1986
1. Industri kimia dasar contohnya seperti industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk, dsb

2. Industri mesin dan logam dasar misalnya seperti industri pesawat terbang, kendaraan bermotor,
tekstil, dll
3. Industri kecil
contoh seperti industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es, minyak goreng curah, dll
4. Aneka industri
misal seperti industri pakaian, industri makanan dan minuman, dan lain-lain.
E. Jenis-jenis / macam industri berdasarkan jumlah tenaga kerja
1. Industri rumah tangga
adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 1-4 orang.
2. Industri kecil
adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 5-19 orang.
3. Industri sedang atau industri menengah
adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 20-99 orang.
4. Industri besar
adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 100 orang atau lebih.
F. Pembagian / penggolongan industri berdasakan pemilihan lokasi
1. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada pasar (market oriented industry)
adalah industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi target konsumen. Industri jenis ini akan
mendekati kantong-kantong di mana konsumen potensial berada. Semakin dekat ke pasar akan
semakin menjadi lebih baik.
2. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada tenaga kerja / labor (man power oriented
industry)
adalah industri yang berada pada lokasi di pusat pemukiman penduduk karena bisanya jenis
industri tersebut membutuhkan banyak pekerja / pegawai untuk lebih efektif dan efisien.
3. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada bahan baku (supply oriented industry)
adalah jenis industri yang mendekati lokasi di mana bahan baku berada untuk memangkas atau
memotong biaya transportasi yang besar.
G. Macam-macam / jenis industri berdasarkan produktifitas perorangan
1. Industri primer
adalah industri yang barang-barang produksinya bukan hasil olahan langsung atau tanpa diolah
terlebih dahulu
Contohnya adalah hasil produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan sebagainya.
2. Industri sekunder
industri sekunder adalah industri yang bahan mentah diolah sehingga menghasilkan barang-barang
untuk diolah kembali.
Misalnya adalah pemintalan benang sutra, komponen elektronik, dan sebagainya.
3. Industri tersier
Adalah industri yang produk atau barangnya berupa layanan jasa.

Contoh seperti telekomunikasi, transportasi, perawatan kesehatan, dan masih banyak lagi yang
lainnya.

INDUSTRI PERIKANAN SEBAGAI SUATU SISTEM


Industri, secara devinitif industri bias diartikan sebagai suatu lokasi atau tempat dimana
aktivitas produksi akan diselenggarakan.Sedangkan aktifitas produksi, bias dinyatakan sebagai
sekumpulan aktivitas yang diperlukan untuk mengubah satu kumpulan masukkan (human
resourus,material,energi,informasi, dan lain-lain) menjadi produk keluaran (finished product atau
service) yang memiliki nilai tambah.
Manajemen Industri, adalah suatu kegiatan keterkaitan antar proses majemen, sumber daya (6
M) dan proses produksi yang akan mampu memberi arah, mengevaluasi performans dan
membuat penyesuaian dengan lingkungan industri yang selalu berubah-ubah sehingga proses
produksi dapat berfungsi secara lebih efektif, efesien, terarah dan terkendali untuk menghasilkan
tujuan yang ditetapkan.
Sumber Daya
Pokok/Input

Manusia
Material
Mesin
Metode
Money
Market

Proses Transformasi

Planning

Tujuan yg ditetapkan/out put

Actuating
Proses Produksi

Organizing

Controlling

Keluaran:
Produk akhir
Jasa/Servis
Informasi
Limbah

Informasi Umpan Balik


Dalam Proses produksi akan terjadi proses perubahan bentuk (transformasi) dari inputs yang
dimasukkan baik secara phisik maupun non phisik. Disini akan terjadi nilai tambah (value
added) dari input material yang diolah. Proses produksi atau bias juga dikatakan sebagai proses
transformasi input menjadi outputs tidaklah bisa berlangsung sendirian, karena hal tersebut akan
mengakibatkan proses produksi menjadi tidak terarah dan tidak terkendali. Agar proses produksi
bisa berfungsi secara lebih efektif dan efesien, maka dalam hal ini perlu dikaitkan dengan satu
proses yang lain, yang akan memberikan arah, dan membuat penyesuaian dalam lingkungan
industri yang selalu berubah-ubah. Untuk itu diperlukan satu proses manajemen yang selanjutnya
lebih dikenal dengan manajemen industri. Dengan demikian Industri, merupakan suatu
system, yang merupakan suatu keterkaitan unsur-unsur yang berbeda secara terpadu,
menyatu dan menyeluruh dalam pentransformasian masukkan menjadi keluaran.
Sedangkan yang dimaksud dengan system sendiri adalah merupakan suatu rangkaian
unsure-unsur yang saling terkait dan tergantung, serta saling pengaruh mempengaruhi
satu dengan yang lainnya yang keseluruhannya merupakan suatu kesatuan bagi
pelaksanaan kegiatan bagi pencapaian suatu tujuan tertentu
Unsur Manajemen
Menurut Goerge R. Terry dalam bukunya Principle of Manajemen mengatakan, ada enam
sumber daya pokok dari manajemen, yaitu :
1. Men/Women
2. Materials
3. Mechines
4. Methods
5. Money
6. Markets
Manusia merupakan unsure manajemen yang pokok, manusia tidak dapat disamakan dengan
benda, ia mempunyai peranan, pikiran, harapan serta gagasan.

Reaksi Psikisnya terhadap keadaan sekeliling dapat menimbulkan pengaruh yang lebih jauh dan
mendalam serta sukar untuk diperhitungkan secara seksama.Oleh karena itu manusia perlu
senantiasa diperhatikan untuk dikembangkan kearah yang positif sesuai dengan martabat dan
kepribadiannya sebagai manusia
Fungsi Manajemen
Fungsi dalam hal ini adalah sejumlah kegiatan yang meliputi berbagai jenis pekerjaan yang dapat
digolongkan dalam satu kelompok sehingga memebentuk suatu kesatuan administrative.
Menurut George R.Terry merumuskan fungsi manajemen menjadi empat fungsi pokok, yaitu :
1. Planning
2. Organizing
3. Actuating
4. Controlling
Seperti kita ketahui, juga menjadi dasar pembahasan bahwa Manajemen Industri merupakan
kegiatan mentransformasikan masukkan (inputs) menjadi keluaran (outputs) yang berupa barang
atau jasa. Dalam suatu industri masukkan dapat berupa manusia, materials, machines, methods,
money, markets yang diproses menjadi keluaran/ outputs yang berupa barang hasil jadi.
Secara umum fungsi manajemen industri terkait dengan pertanggung jawaban dalam pengolahan
dan pentransformasian masukkan (inputs) menjadi keluaran (outputs) berupa barang atau jasa
yang akan dapat memberikan hasil pendapatan bagi perusahaan. Untuk melaksanakan fungsi
tersebut diperlukan serangkaian kegiatan yang merupakan keterkaitan dan menyatu serta
menyeluruh sebagai suatu system.
Empat fungsi terpenting dalam fungsi manajemen industri, yaitu :
1. Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk pengolahan
masukkkan (inputs) Actuating
2. Jasa-jasa penunjang, merupakan sarana yang berupa pengorganisasian yang perlu untuk
menetapkan teknik dan metode yang akan dijalankan, sehingga proses pengolahan dapat
dilaksanakan secara efektif dan efesien.
3. Perencanaan,merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan
produksi dan operasi yang akan dilakukan dalam suatu dasar waktu atau periode tertentu
4. Pengendalian atau pengawasan,merupakan fungsi untuk menjamin terlaksananya
kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, sehingga meksud dan tujuan untuk
penggunaan dan pengolahan masukkan (inputs) pada kenyataannya dapat dilaksanakan.
Manajemen Industri selalu dihadapkan kepada masalah pengambilan keputusan yang
menyangkut proses produksi, agar supaya barang-barang atau jasa-jasayang dihasilkan sesuai
dengan apa yang telah direncanakan , baik dalam hal spesifikasi hasil keluaran, maupun da;lam
jumlah dan waktu penyelesaian serta dengan biaya seminimal mungkin. Untuk mencapai maksud
tersebut, maka kegiatan manajemen industri mencakup dua bidang kegiatan yang penting, yaitu
penetapan rancangan system produksi serta pengoperasian dan pengendalian system produksi
tersebut.
Seperti telah diuraikan bahwa setiap system terdiri dari subsystem yang lebih kecil,
sehingga dalam perusahaan sebagai suatu organisasi, system pengorganisasiannya terdiri dari
beberapa subsystem yang merupakan subsistem fungsional. Setiap subsistem fungsional
menggambarkan suatu fungsi tunggal atau komponen dari dari suatu fungsi, yang dilaksanakan
oleh beberapa orang atau beberapa mesin pada lokasi yang berbeda. Dengan demikian maka
industri merupakan suatu suatu system tunggal dari penciptaan atau pengkoversian
masukkan menjadi keluaran yang berupa barang-barang atau jasa yang dihasilkan. Untuk
menjalankan fungsi ini system produksi/industri membutuhkan masukkan-masukkan
dari subsistem yang lain dalam organisasi perusahaan, seperti masukkan (input) jasa tau
service inputs, yang dapat berupa maintenance, supervoision dan plant lay out design,
serta masukkan (input) pengendalian atau control inputs, yang berupa pengukuran
(measurement), pengolahan data (data processing), perencanaan, pengendalian,
pengolahan informasi penjualan, pesanan dan prakiraan(forecasting).
Walaupun subsistem yang terdapat dalam perusahaan ada bermacam-macam dan
fungsinya dalam organisasi (perusahaan/industri) dapat pula dibedakan dalam beberapa cara,
tetapi dalam hal ini dapat dibedakan dan dinyatakan sebagai berikut :
1. Sistem Perumusan Kebijaksanaan (Policy Formulating System)

Funsi dari system ini adalah untuk menyelaraskan kebijaksanaan organisasi perusahaan
yang mendasar dan menyeluruh dengan memproses dan mengolah serta menganalisis
informasi yang mencerminkan keadaan perusahaan, lingkungan sekarang ini dan
keadaan dimasa depan bagi pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan jangka panjang.
Dalam hal ini fungsi dari system perumusan kebijaksanaan suatu perusahaan dapat pula
di hubungkan dan digabungkan dengan fungsi pengendalian umum perusahaan. Fungsi
utama dari system ini adalah untuk mengumpulkan, menolah, dan menganalisis data dari
informasi untuk perumusan kebijaksanaan perusahaan sebagai panduan dalam bentuk
perencanaan (planning) serta untuk dasar pengendalain.
2. Sistem Pengendalian Umum (General Control Sistem)
Funsi utama dari system pengendalian ini adalah mengubah dan mentransformasikan
informasi untuk dasar pengukuran,pengevaluasian dan pemantauan terhadap keberhasilan
pelaksanaan kebijaksanaan, strategi dan program perencanaan, serta sekaligus
memberikan upaya-upaya yang harus dilakukan untuk perbaikan atau koreksi agar tujusn
dsn sasaran yang direncanakan tercapai. Pada akhir-akhir ini fungsi dari system ini dapat
dipilah-pilah kedalam fungsi dari masing-masing komponen yang terdapat, yang
pentranformasian informasinya dapat digunakan dengan bantuan komputer
dalammengolah data.
3. Sistem Pengorganisasian Antara (Intermediate Organization System)
Funsi dari system ini adalah untuk memberikan dukungan pelayanan yang dibutuhkan
oleh subsistem yang terdapat dalam organisasi perusahaan atau sekaligus mendukung
system organisasi perusahaan. Dukungan pelayanana yang terkait dengan fungsi dari
system ini termasuk pengendalian, pelimpahan, wewenang, penyampaian saran dan
keputusan serta dukungan pelayanan lain.
Bab III KARAKTERISTIK INDUSTRI PERIKANAN
3.1. Karakteristik Bahan Baku
Bahan baku diperlukan oleh industri untuk diolah,setelah melalui beberapa proses.
Ikan sebagai bahan pangan telah lama dikenal, karena hampir setiap orang pernah
memanfaatkan komoditas ini sebagai sumber protein hewani. Namun, belum banyak yang
mengetahui rahasia yang terkandung di dalamnya. Sehingga, relatif sedikit orang yang
memahami peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat pemasakan, pengawetan atau pengolahan
ikan.
Secara umum tubuh ikan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, badan (tubuh) dan
ekor. Dari ke tiga bagian ini yang memiliki daging paling banyak adalah bagian badan (tubuh).
Di samping anggota badan yang lain, ikan memiliki rangka yang berfungsi sebagai penyangga
otot tubuh. Bagian pokok dari rangka ikan adalah tulang punggung yang terdiri atas 30 sampai
200 ruas, yang satu sama lain dihubungkan oleh jaringan pengikat yang lentur.
Rangka pada tubuh ikan umumnya bertulang sejati, namun ada juga ikan yang bertulang
rawan (contohnya cucut dan pari). Baik pada ikan bertulang rawan maupun sejati, di sekeliling
rangka terdapat daging dan otot yang berfungsi sebagai jaringan pengikat. Daging dan otot ini
kebanyakan terdapat pada bagian punggung, perut dan pangkal sirip. Daging yang terdapat di
bagian punggung dan perut merupakan jaringan pengikat yang terbanyak, dan tersusun dari
bagian-bagian yang disebut miomer atau miotom.
Daging ikan merupakan bahan hayati (hidup) yang secara kimia tersusun dari berbagai zat,
seperti protein, lemak, karbo-hidrat, vitamin, mineral dan air. Komponen yang paling banyak
terdapat dalam daging ikan adalah air, kemudian protein dan lemak.

Tabel 1. Komposisi kimiawi daging ikan (%)


Jenis
Tuna
Kembung

Air
68,1
73,3-79,3

Protein
20,9
16,6-21,4

Lemak
9,4
0,5-4,1

Abu
5,0
-

Selar
Mujair
Karper

75,3-76,0
74,5-83,7
75,0-79,3

17,7-21,0
14,0-20,6
18,1-19,6

1,9-4,6
0,1-8,4
0,2-4,0

Protein ikan merupakan bagian yang terpenting untuk dipelajari sifat kimianya. Hal ini
disebabkan protein merupakan komponen terbesar dalam daging ikan setelah air dan zat ini
sangat dibutuhkan oleh manu-sia. Dilihat dari fungsinya, protein dapat dikelompokkan jadi dua,
yaitu protein penyu-sun sel dan jaringan, dan zat pembentuk atau pembuat enzim, koenzim dan
hormon. Protein pada ikan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia adalah protein penyusun sel
dan jaringan.
Setelah protein, lemak termasuk kompo-nen yang penting dalam daging ikan. Tidak se-perti
protein, kandungan lemak dalam daging ikan berbeda antara jenis ikan yang satu dengan
lainnya, bahkan antara satu individu ikan dengan yang lain yang masih satu jenis kandungan
lemaknya dapat berbeda jauh.
Karbohidrat dalam daging ikan merupakan polisakarida (gula majemuk) yang susunannya
mirip dengan pati. Karbohidrat merupakan sumber pem-bentuk tenaga (energi) pada kerja otot.
Vitamin yang terdapat ikan ada dua golongan, yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin
yang larut dalam lemak. Umumnya vitamin-vitamin tersebut lebih banyak terdapat pada organorgan bagian dalam dibanding pada dagingnya.
Pada ikan juga terdapat garam-garam mineral. Penyebaran zat ini pada ikan tidak merata.
Ada yang terdapat dalam tulang dan ada juga yang terdapat dalam daging (otot) dan ada juga
yang terdapat dalam darah.
Setelah ikan ditangkap dan dibawa ke permukaan air lama-kelamaan ikan mati. Ikan yang
mati perearan darahnya terhenti, sehingga mempengaruhi proses biokimia dan aktivitas jasat
renik (bakteri) yang terjadi di dalam tubuh dan diikuti perubahan fisik daging ikan. Perubahan itu
berlangsung dari daging ikan yang enak dimakan, setelah itu rasa enaknya berkurang dan
menurun terus hingga membusuk. Tahapan pembusukan tersebut adalah :
a. Tahap pertama, terjadi perubahan biokimia sebelum ikan menjadi kaku. Tahap ini
berlangsung 1-7 jam sejak ikan mati.
b. Tahap kedua, pada tahap ini daging ikan menjadi lebih keras daripada sebelumnya.
Karena terjadi penggabunga protein aktin dan myosin menjadi protein komplek
aktomiosin.
c. Tahap ketiga (tahap lanjut), daging ikan akan kembali lunak secara perlahan-lahan,
sehingga akan meningkatkan derajat penerimaan konsumen secara perlahan. Umumnya
tahap ini berlangsung singkat karena bakteri segera berkembang.
Bagian tubuh ikan yang cepat busuk adalah yang banyak mengandung air, seperti rongga
perut dan insang.
3.2. Karakteristik Teknologi
Dalam dunia usaha umumnya terdapat persaingan yang semakin tajam dan ketat,
sehingga diperlukan keputusan yang tepat untuk menjamin kelangsungan dan pertumbuhan
usaha, keputusan tersebut harus berdasarkan atas pertimbangan bahwa strategi industri harus
terarah untuk meningkatkan keunggulan bersaing. Keunggulan bersaing dapat diperoleh melalui
pemanfaatan teknologi yang memungkinkan perusahaan dapat bekerja dengan lebih efesien dan
dapat menghasilkan produk yang lebih baik mutunya. Selain itu dengan adanya teknologi akan
mempunyai dampak terhadap keuangan dan biaya perusahaan. Penggunaan teknologi pada
tingkat tertentu membutuhkan dana, baik berupa dana investasi yang tertanam dalamharta
tersebut maupun dana modal kerja yang digunakan untuk pengoperasian dari penggunaan
teknologi tersebut. Semakin tinggi atau maju tingkat teknologi yang digunakan maka makin
besar dana yang dibutuhkan. Teknologi yang digunakan oleh suatu perusahaan sangat penting
dalam menentukan keberhasilan usaha perusahaan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Dengan penggunaan tingkat teknologi tertentu suatu perusahaan akan dapat atau tidakuntuk
mencapai tingkat optimasi,efesiensi dan keefektifan yang dapat menjamin kelangsungan dan
pertumbuhan usaha perusahaan itu. Perkembangan penggunaan teknologi maju, terlihat dari
pengoperasian mesin-mesin yang semula dilakukan secara manual kemudian berkembang
menjadi pengoperasian secara elektrik, dan pada akhir-akhir ini dikembangkan penggunaan
elektronik dan otomatisasi yang sudah terlihat lebih banyak dan umum. Dalam penggunaan

teknologi perlu diperhatikan besarnya biaya yang harus dan dapat dibebankan bagi hasil produk
(out put). Hal ini terutama mengingat bahwa teknologi yang lebih maju /canggih akan
menghadapi tertinggalnya (out of date) akan lebih cepat pula. Akibat besarnya dana yang
diinvestasikan harus pula segera dapat terpenuhi dari hasil penyusutan (depresiasinya), dan ini
menyebabkan besarnya penyusutan per tahunnya sangat tinggi. Oleh karena itu teknologi yang
digunakan haruslah ditentukan dengan memperhatikan besarnya dana yang tertanam dan
besarnya biaya penyusutan yang harus dibebankan. Bila beban penyusutan demikian
tingginya,sedangkan jumlah hasil produksi (out put) relatif kecil, maka biaya penyusutan yang
merupakan biaya tetap yang harus dibebankan kepada sejumlah out put yang relatif kecil tersebut
yang akhirnya akan mempersulit persaingan karena harga popkok penjualan menjadi lebih tinggi.
Beberapa pengaruh penggunaan teknologi baru, yaitu :
1. Pengaruh langsung terhadap produk, biaya, investasi dan kebutuhan dasar.
2. Permintaan atau kebutuhan sarana dan prasarana system operasi
3. Pengaruh atas kemampuan berprestasi dari system operasi.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalampenggunaan teknologi baru, yaitu teknologi proses
dan perawatan (EPT) :
1. Kapasitas
2. Harga pembelian
3. Umur Ekonomis
4. Biaya Operasi Langsung
5. Biaya penunjang tidak langsung
Penyerapan teknologi baru mempunyai hambatan permasalahan keuangan diharapkan
penghematan (cost saving), akan tetapi pada kenyataan terjadi peningkatan investasi
(peningkatan capital cost). Oleh karena itu perlu dilakukan analisis penilaian investasi lebih
cermat,sehingga kerugian yang lebih besar dari penggunaan teknologi baru harus disesuaikan
dengan kebutuhan yang menekankan pada pay back (pulang modal) yang pendek dalam waktu
yang relatif singkat. Penghematan investasi yang mengandung banyak resiko.
Metode-Metode Pemilihan dan Penggantian Mesin
Penggantian mesin yang diadakan berdasarkan atas pertimbangan-pertimbangan yang
tepat. Untuk itu seorang menager membutuhkan adanya moode pendekatan guna menilai apakah
perlu pembelian mesin baru atau tidak, dan kalau perlu maka mesin manakah sebaiknya dibeli.
Metode atau pendekatan yang dipergunakan dalam hal ini didasarkan atas kemungkinan
keuntungan potensial yang akan diperoleh.Sudah tentu mesin baru yang dipilih dan dibeli adalah
mesin yang memberikan keuntungan potensial yang terbesar.
Secara teoritis ada beberapa metode yang dapat digunakan sebagai pedoman atau
petunjuk dalam penggantian mesin lama dan pemilihan atau pembelian mesin baru. Salah satu
metode pemilihan dan penggantian mesin yang dapat digunakan adalah Annual Cost Saving
Approach.
Sebelum kita membahas metode Annual Cost Saving Approach, perlu kita ketahui bahwa
biaya-biaya dikeluarkan untuk pembelian mesin baru dapat dibedakan atas dua macam, yaitu :
a. Recurring cost, yaitu biaya-boiaya yang terus menerus timbul atau terjadi dari tahun
ketahun selama mesin tersebut digunakan. Biaya biaya ini terjadi dari tahun ketahun
selamamesin tersebut digunakan. Biaya-biaya ini terdiri dari biaya upah langsung (direct
labor costs), biaya upah tidak langsung(indirect labor cost), tenaga listrik (power), biaya
pemeliharaan (maintenance cost), pajak dan ansuransi.
b. Non recurring costs yaitu biaya-biaya yang harus dikeluarkan satu kali saja selama mesin
atau peralatan tersebut dimiliki. Biaya-biaya ini terdiri dari biaya/harga pembelian, biaya
pengangkutan,(transportasion cost) dan biaya pemasangan mesin tersebut.
Disamping kedua biaya ini perlu diperhatikan adanya penyusutan (depresiasi) dalam nilai
mesin atau peralatan. Penyusutan adalah penurunan dari nilai mesin atau peralatan sebagai akibat
penggunaan atau pengorbanan mesin/peralatan tersebut untuk menghasilkan barang atau jasa.
Metode penyusutan yang dapat digunakan ada beberapa diantaranya yaitu penyusutan yang tetap
jumlahnya setiap tahun yang disebut metode garis lurus (straight line method).
Metode Annual Cost Saving Approach, yaitu metode ini menekankan pada penghematan
(saving) yang diperoleh dari mesin-mesin yang dipilih.Dalam hal ini perlu perbandingan antara
recurring cost dan non recurring serta depresiasi mesin-mesin yang akan dipilih. Non recurring

costs yang diperhitungkan dalam hal ini adalah besar bunga setiap tahun dari biaya-biaya
pembelian, pengangkutan dan pemasaran mesin tersebut.
Bunga dimasukkan dalam perhitungan ini karena jika jumlah uang untuk investasi dalam
mesin itu kita pinjam dari bank atau orang tertentu, maka kita harus membayar bunganya. Jadi
yang dimaksud dengan Annual Cost Saving adalah perbedaan dari total recurring cost dan non
recurring serta depresiasi dari mesin lama yang kita miliki dengan mesin baru yang akan
dibeli,atau antara mesin yang satu dengan yang lain yang akan kita beli.
Disamping itu perlu kita perhatikan bahwa apabila perusahaan membeli atau memiliki
suatu mesin,makaini berarti perusahaan akan menanamkan modal atau uang dalammesin tersebut
(capital investment) dalam beberapa tahun. Oleh karena itu perlu diketahui berapa lama modal
yang ditanamtersebut akan diperoleh kembali yang sering disebut dengan Capital Recovery
Period (C.R.P).
Investasi Baru
C.R.P

=
Annual Cost Saving + Depresiasi Peralatan Baru

Maka semakin pendek Capital Recovery Period, maka makin baik investasi tersebut, karena
investasi dapat kembali dalam jangka waktu yang lebih pendek pula.
Hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam mengambil keputusan pembelian mesin ini
adalah, antara lain :
- Apakah mesin baru itu tidak akan mengurangi semangat kerja dan menurunkan semangat
kerja para pekerja, serta dapat menjamin keselamatan dan kesenangan kerja.
- Apakah mesin baru tersebut dapat menampung kemungkinan pertambahan permintaan
(demand) dikemudian hari, sehingga memungkinkanperusahaan akan berkembang.
- Apakah ada hal-hal lain yang menguntungkan dari mesin baru tersebut.
3.3. Karakteristik Manajemen
Peran Manajement Industri sngat penting dalam menentukan keberhasilan usaha dalam
jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk manajemen industri selalu digunakan suatu dasar
pemikiran atau konsep dalam pengelolaannya. Konsep dasar dalam manajemen industri adalah
konsep keseimbangan dan konsep optimasi. Kedua konsep ini menekankan pentingnya efesiensi,
dimana konsep keseimbangan mendasarkan pada kondisi yang tidak seimbaang,sehingga
menimbulkan inefesiensi. Sedangkan konsep optimasi juga mendasarkan pada prinsip efesiensi ,
dimana tingkat efesiensi yang paling tinggi dicapai pada titik optimum, karena telah
mempertimbangkan kendala-kendala yang ada. Keberhasilan suatu perusahaan sangat
dipengaruhi oleh peran manajemen industri yang menjalankan kegiatan usahanya. Dengan
semakin pesatnya perkembangan ekonomi dan dunia usaha,maka keputusan keputusan yang
diambil dalam manajemen industri harus terarah kepada keputusan yang strategis, yang
mempunyai dampak menyeluruh bagi perusahaan itu dan bersifat jangka panjang, terutama
untuk menjamin kelangsungan serta pertumbuhan dan perkembangan perusahaan
tersebut.Dengan keputusan strategis, Usaha perusahaan terarah pada pencapaian tujuan dan
sasaran jangka panjang, yang melalui suatui masa yang penuh dengan perubahan-perubahan
yang cepat. Keputusan strategis menggambarkan cara-cara yang harus dilakukan bagi
keberhasilan perusahaan bagi pencapaian tujuan dan sasaramn jangka panjang tersebut tercermin
antara lain dalam keputusan bidang-bidang usaha yang terus akan dijalankan, teknologi yang
digunakan dan terus akan dikembangkan, serta besarnya investasi yang ditanamkan. Keputusankeputusan itu menyangkut pula dalambidang produksi, dimana manajemen industri menekankan
keputusan strategisnya dalampeningkatan mutu, pengembangan produk baru, penggunaan skala
yang ekonomis dan penekanan biaya produksi melalui pengembangan dan penyerapan teknologi
maju. Kerena kemampuan perusahaan bersaing baik dipasar dalam negeri maupun luar negeri
(dunia) ditentukan antara lain melalui harga, mutu dan pengembangan produk baru, dimana
semua berkaitan dengan produksi dan teknolog

BAB V
PENYUSUNAN KEBUTUHAN PRODUK(PERAMALAN/FORCASTING)
Setiap perusahaan selalu menghadapi masa depan dalam aktivitasnya, dalam rangka mencapai
keberhasilannya. Oleh karena itu semua perusahaan membutuhkan pimpinan yang mampu untuk
menetapkan keputusan yang tepat.
dalam menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian, agar perusahaan tersebut dapat
meraih keberhasilannya. Salah satu hal yang penting dalam mempprakirakan atau meramalkan
besarnya permintaan pelanggan akan barang atau jasa yang dihasilkan.
Prakiraan atau peramalan merupakan seni dan ilmu dalam meprediksikan kejadian yang mungkin
dihadapi pada masa yang akan datang. Sebagai suatu fungsi atau aktivitas manajemen, fungsi
peramalan diharapkan akan mampu memberikan skenario m,asa depan yang berisikan informasiinformasi yang relevan untuk kondisi mendatang yang berkaitan dengan aspek-aspek pemasaran,
pendanaan, produksi dan lain-lain yang memiliki signifikansi dalam proses perencanaan
produksi.
5.1. Kebutuhan Prakiraan/Peramalan Dalam Manajemen Produk dan Operasi
Dalam manjemen Industri selalu berkeinginan untuk dapat mengestimasi atau
memprakirakan besarnya seluruh permintaan jangka panjang dan estimasi atau prakiraan atau
prakiraan jangka pendek untuk masing-masing produknya.
Prakiraan atau peramalan (forcast) menurut Sofyan Assauri adalah penggunaan data/informasi
untuk menentukan kejadian pada masadepan, dalam bentuk perhitungan, atau prakiraan dari data
yang lalu dan informasi lainnya untuk penentuan terlebih dahulu atau prakiraan. Sedangkan
menurut Sritomo Wignjosoebroto peramalan adalah terjemahan dari istilah forecasting adalah
suatu upaya untuk memperoleh gambaran mengenai apa yang akan terjadi dimasa mendatang.
Dalam hal ini gambaran mengenai masa depan tersebut akan menjadi dasar didalam membuat
perencanaan, dimana perencanaan itu akan berfungsi untuk menentukan target sasaran yang
realistic yang harus dicapai.
5.2. Penggunaan Prakiraan/Peramalan Permintaan Dalam Sub Sistem Produksi
Umumnya untuk menentukan atau merencanakan jumlah hasil yang akan diproduksi sangat
ditentukan oleh jumlah atau besarnya permintaan dari produk tersebut. Oleh karena itu setiap
perusahaan selalu memperkirakan atau meramalkan jumlah permintaan dari produknya.
Berdasarkan jumlah permintaan yang diramalkan untuk operasi, maka subsistem produksi
operasi merencanakan dan merancang sistem, menjadwalkan atau menskedulkan sistem
dan mengendalikan sistem tersebut. Dalam perencanaan atau merancang sistem tercakup

perancangan produk (produk design), perancangan proses (proses design), investasi dan
penggantian peralatan, serta perancanaan kapasitas. Sedangkan dalam penjadwalan sistem
tercakup perencanaan produksi menyeluruh atau agregate dan penjadwalan operasi (operations
schedulling). Dalam penggendalian sistem (controlling the system) tercakup pengendalian
produksi, pengendalianpersediaan, pengendalian tenaga kerja dan pengendalian biaya. Ketiga
kegiatan tersebut akan menentukan hasil keluaran baik berupa barang atau jasa.
5.3. Karakteristik Permintaan
Prakiraan /peramalan permintaan suatu barang atau jasa membutuhkan informasi tentang
permintaan terhadap barang atau jasa. Pola permintaan terhadap suatu barang atau jasa dapat
berbentuk garis trend linier sesuai dengan perkembangan waktu dan dapat berbentuk musiman
atau tetap selalu konstan. Untuk melihat pola permintaan terhadap barang /jasa tersebut, maka
dibutuhkan informasi tentang permintaan akan barang/jasatersebut selama ini.
5.4. Penggunaan Prakiraan /peramalan dan Metodenya
Metode Peramalan Subyektif /prediktif
- Metode ini sangat tergantung pada pengalaman dan kemampuan pendapat dari
anggota/orang yang ada baik yang berada didalam maupun diluar organisasi.
- Metode ini umum digunakan dalam kondisi keterbatasan waktu dan tidak adanya data
historis yang tersedia dan cukup banyak jumlahnya untuk melakukan peramalan kondisi
yang akan datang.
- Beberapa metode subyektif yang sering digunakan untuk menghasilkan ramalan jangka
panjang :
1. Metode Fishbowling
adalah teknik untuk mengumpulkan pendapat secara kelompok dengan membagi kelompok
menjadi dua. Kelompok yang ditegah berdiskusi tentang masalah-masalah tertentu yang
diramalkan akan terjadi. Sedangkan yang mengelilingi akan memberikan kritik pada akhir
diskusi.
2. Subjective estimates Survay
Dalam hal ini peramalan kebutuhan berdasarkan pengalaman, pengetahuan yang dimiliki oleh
peramal. Hasil ramalan ini bisa dilengkapi dengan data yang diperoleh dan berasal dan bersal
dari konsumen, distributor survey atau aktivitas penelitian pasar. Proses ramalan ini bersifat
cepat, biaya rendah, tidak memerlukan teknik maupun keahlian yang spesifik/khusus.
3. Metode Delphi
Cara/ teknik untuk meramalkan kejadian yang akan datang dan bukan dipakai untuk
merencanakannya. Pendekatan yang dipakai menggunakan forum panel diskusi dari pakar yang
mencoba memberikan jawaban tentang kuisener yang berkitan dengan kondisi dan permasalahan
masa depan.
Metode Peramalan Sebab Akibat
Untuk meramalkan kejadian-kejadian yang berlangsung dalam jangka pendek/menegah Asumsi
yang perlu diambil dalam hal ini adalah proses kerja (produksi) dalam kondisi tetap dan
stabil ada 3 tahap :
1. Identifikasi satu/ lebih variabel yang merupkan faktor-faktor berpengaruh secara
signifikan terhadap kebutuhan/demand dan memiliki hubungan sebab akibat.
2. Pilih bentuk hubungan / model matematis dari variabel-variabel pengaruh (faktor
penyebab) dan variabel tetap yang dipengaruhi (akibat)
3. Pengujian Statistik
Metode Peramalan Seri Waktu
Kondisi masa yang akan datang sangat tergantung dan ditentukan oleh apa-apa yang terjadi
dimasa lampu dan/atau masa kini.
Didasari oleh asumsi bahwa kejadian-kejadian masa mendatang akan mengikuti jalur yang ada
atau dengan kata lain, bahwa pola prilaku ekonomi masa lalu cukup berlaku untuk membenarkan
penggunaan data historis untuk memprediksi masa depan.
Faktor-faktor yang berkaitan dengan kondisi kondisi yang akan datang serba tidak terduga
sebelumnya :
1. Faktor kecenderungan /trend
Bahwa kebutuhan terhadap hasil kegiatan kerja dalamjangka waktu mendatang akan naik
atau turun.
2. Faktor Siklus Bisnis

Tidak memiliki pola yang berulang sama


3. Faktor Musiman
Berfluktuasi
4. Faktor Keacakan
Ketidak sesuaian antara yang diramalkan dengan kenyataan tersebut disebabkan oleh
faktor-faktor lingkungan yang serb atidak pasti dan sulit untuk diprediksi maupun
dikendalikankarena cepat berubah.

BAB VI
MANAJEMEN KETERSEDIAAN
6.1. Persediaan
Pengertian dari persediaan (inventory) merupakan timbunan barang (bahan baku, komponen,
produk setengah jadi, atau produk akhir, dan lain-lain) yang secara sengaja disimpan sebagai
cadangan (safety atau buffer-stock) untuk menghadapai kelangkaan pada saat proses produksi
sedang berlangsung. Dengan persediaan yang cukup, maka kelancaran proses produksi akan bisa
dijaga, demikian pula antisipasi kebutuhan yang senantiasa berfluktuasi dan tidak pasti, maupun
ramalan permintaan yang tidak menjamin ketelitiannya, semuanya akan dapat diatasi. Pada
dasarnya persediaan mempermudah/memperlancar jalannya operasi perusahaan pabrik yang
harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-barang serta selanjutnya
menyampaikan pada pelanggan atau konsumen
Manfaat persediaan antara lain :
1. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan yang
dibutuhkan perusahaan.
2. Menghilangkan resiko dari material yang dipesan tidak baik sehingga harus
dikembalikan.
3. Untuk memupuk bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat digunakan
bila bahan itu tidak ada dalam pasaran.
4. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran arus produksi.
5. Mencapai penggunaan mesin yang optimal.
6. Memberikan pelayanan (service) kepada pelanggan dengan sebaik-baiknyadimana
keinginan pelanggan pada suatu waktu dapat dipenuhi atau memberikan jaminan tetap
tersedianya barang jadi tersebut.
7. Mengadakan pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan penggunaan atau
penjualannya.
Persediaan (inventory) akan memiliki fungsi dan arti penting untuk menjaga proses produksi bisa
berlangsung lancar dan terkendali. Fungsi-fungsi tersebut terdiri dari :
1. Fungsi Pipe-Line (transit) inventorories
Berfungsi sebagai penghubung antara produsen barang dengan pemasok ataupun
konsumen yang dipisahkan oleh geografis yang berjarak jauh dan memerlukan waktu
lama untuk masa penyerahan barang. Faktor jarak dan waktu akanmembuat pesanan
ataupun permintaan barang tidak bisa seketika diberikan, sehingga untuk mengatasi hal
tersebut diperlukan adanya extra-stock agar bisa memenuhi pesanan setiap waktu.
2. Ekonomic Order Quantities
Problem persediaan adalah menetapkan berapa jumlah pesanan produk yang harys dibuat
setiap kali pesanan akan dilakukan. Kuantitas produk yang dipesan diharapkan mampu
memberi keseimbangan dalam hal biaya penyimpanan barang dalam jumlah besar dan
pesanan dalam jumlah kecil dengan frekuensi pemesanan jarang
3. Safety/Buffer Stocks
Merupakan antisipasi terhadap kondisi acak, fluktuasi, ketidak pastian, dan diluar kendali
sistem industri yang berkaitan dengan tingkat kebutuhan/permintaan,laju produksi, waktu
yang dibutuhkan untuk penggantian, dan hal-hal lain. Exstra stock barang harus selalu
disiapkan untuk mengantisipasi segala macam kondisi tak terduga.
4. Decoupling Inventories (inprosess inventory)
Persidiaan dibuat agar setiap tahapan produksi bisa lebih bebas tidak saling tergantung
dengan proses yang lain. Adanya breakdown dari satu mesin tidak akan mengganggu
aktivitas yang lain. Langkah ini terutama diaplikasikan untuk sistem produksiyang lintas

prosesnya sulit untuk dibuat seimbang. Langkah ini bisa diterapkan juga untuk aktivitas
yang menghubungkan antara pemasok barang dengan prdusen, atau antara produsen
dengan konsumen.
5. Seasonal Inventories
Persediaan dibuat untuk mengantisipasi fluktuasi permintaan produk/barang pada musim
yang berbeda. Dalam hal ini dilakukan pemanfaatan kapasitas produksi seoptimal
mungkin pada musim tertentu dan dijadikan sebagai bentuk persediaan untuk
mengantisipasi melinjaknya permintaan pada musim yang lain.
Permasalahan persediaan yang perlu diformulasikan dalamperencanaan adalah seberapa banyak
(how much) dan kapan (when) perediaan barang tersebut harus disisapkan agar tidak terjadi
kelangkaan (stock-out)? . Optimasi jumlah persediaan akan ditentukan berdasarkan biaya yang
terkecil yang dalam hal ini akan tergantung pada keputusan yang akan diambil; apakah akan
melakukan pemesanan barang (untuk persediaan) dengan jumlah sedikit tetapi frekuensi
pemesannya akan sering kali harus dilakukan, atau apakah akan melakukan pemesanan sekaligus
dalam jumlah besar dengan frekuensi pemesanannya jarang (sedikit).
6.2. Pengertian Dan Tujuan Pengawasan/Pengendalian Persediaan
Pengawasan persdiaan merupakan salah satu kegiatan dari urutan kegiatan-kegiatan yang
berkaitan satu dengan yang lain dalam seluruh operasi produksi perusahaan sesuai dengan apa
yang direncanakan baik waktu, jumlah, kualitas ataupun biaya. Pengawasan persediaan
meruakan masalh yang penting, karena jumlah persediaan masing-masing bahan akan
menentukan atau mempengaruhi kelancaran produksi serta keefektifan dan efesiensi perusahaan.
Adapun fungsi-fungsi utama dari pengawasan persediaan yang efektif adalah :
1. Memperoleh bahan-bahan, yaitu menetapkan prosedur untuk memperoleh suatu suplai
yang cukup dari bahan-bahan yang dibutuhkan baik kuantitas maupun kualitas.
2. Menyimpan dan memelihara bahan-bahan dalam persediaan, yaitu mengadakan suatu
sistempenyimpanan untuk memelihara dan melindungi bahan-bahan yang telah
dimasukkan kedalampersediaan.
3. Pengeluaran bahan-bahan
Menetapkan suatu pengaturan atas pengeluaran dan penyampaian bahan-bahan dengan
tepat pada saat serta tempat dimana dibutuhkan.
4. Meminimalisasi investasi dalam bentuk bahn atau barang ( mempertahankan persediaan
dalamjumlah optimum setiap waktu)
Tujuan dari pengawasan persediaan adalah :
1. Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga dapat mengakibatkan
terhentinya kegiatan produksi
2. Menjaga agar supaya pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar atau
berlebihan sehingga biaya yang timbul dari persediaan tidak terlalu besar.
3. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena ini akan berakibat
biaya pemesanannya menjadi besar.
Pengawasan perusahan merupakan salah satu fungsi yang penting untuk kelangsungan hidup
(kontinuitas) dan perkembangan perusahaan. Pelaksanaan fungsi imniberhubungan dengan
seluruh bagian yang bertujuan agar usaha-usahapenjualan dapat intensif serta produksi pabrik
dan penggunaan enaga dapat maksimum.Untuk melaksanakan fungsi ini, maka setiap perusahaan
terdapat satu orang atau beberapa orang yang merupakan atau membentuk suatu bagian
pengawasan persediaan yang diberi tanggung jawab dalampelaksanaan tersebut. Walaupun
demikian tidak ada satu ketentuan yang dapat diberikan karena hal itu tergantung pada besar dan
jenis perusahaan. Bila dilihat dari proses produksi bagian pengawaspersediaan sering diatur
sebagai berikut :
1. Pada perusahaan yang proses terus menerus (continuous manufacturing), pengawasan
persediaan biasanya merupakan bagian dari pengawas produksi, karena perlu di
pertahankan arus bahan-bahan yang dibutuhkan untuk operasi yang lancar dan efesien
dari kegiatan produksi
2. Pada perusahaan dengan proses terputus-putus (intermittent manufacturing), keperluan
akan kelancaran arus bahan-bahan tidak begitu tersa penting, dan dalam halini
pengawasan persediaan dapat menjadi tanggung jawab dari manajer, pimpinan
produksi,kepala bagian pembelian atau pejabat-pejabat yang setingkat (tergantung besar

kecilnya perusahaan). Perusahaan yang besar pengawas persediaan melaporkan dan


bertanggung jawab atas kegiatannya, sedangkan pada perusahaan yang kecil tidak jarang
kepala bagian pembelian juga melakuikan pengawasan persediaan disamping melakukan
fungsi pembelian.
Tugas-tugas bagian pengawas persediaan
1. menentukan jenis dan jumlah barang-barang yang harus dibeliuntuk persediaan
2. menentukan kapan pemesanan akan dilakukan
3. meminta kepada bagian pembelian untuk pembelian untuk membeli barang-barang/
bahan yang sudah ditentukan untuk persediaan
4. memeriksa barang-barang yang sudah diterima
5. mengadakan pengecekkan barang-barang mana yangcepat habis dan yang lambat habis
6. mengadakn pencatatn administrasi
7. mengadakan pemeriksaan secara langsung keadaan fisik bahan dan administrasi
persediaan dalamgudang
8. menganalisis persediaan untuk dapat menentukan jumlah persediaan optimum dengan
memperhatikan persediaan yang minimum,jumlah pesanan yang ekonomis,titik
pemesanan kembali dan jumlah persediaan yang maksimum.
Hubungan pengawasan persediaan dengan perencanaan dan pengawasan produksi adalah seperti
kita ketahui tujuan perencanaan dan pengawasan produksi adalah untuk dapat
berhasiltercapainya tujuan perusahaan yaitu kelancaran operasi dan kelangsungan hidup serta
dapat berkembangnya perusahaan pabrik. Dalam rangka untuk mencapai tyujuan tersebut peran
pengawas persediaan adalah sangat penting. Oleh karena itu kegiatan pengawasan persediaan
yang dilakukan haruslah didasarkan atas perencanaan dan pengawasan produksi yang telah
ditetapkan dan dijalankan. Besarnya volume produksi dan skedul produksi yang telah ditentukan
akan menentukan besarnya persediaan optimum, besarnya pesanan dan skedul pemesanan.Agar
supaya perencanaan dan pengawasan produksi dan pengawasan persediaan dapat berjalan
dengan efektif, keduanya harus berjalan bersama-sama. Perencanaan dan pengawasan produksi
mengusahakan agar proses produksi dapat berjalan lancar dan efesien serta sesuai denga
skedulyang telah ditetapkan. Sedangkan pengawasan persediaan mengatur besarnya persediaan
bahan-bahan yang dapat dijamin lancarnya produksi serta kelangsungan produksi dengan biaya
yang sekecil-kacilnya, seperti apa yang diharapkan dalam perencanaan dan pengawasan
produksi.

6.3. Pengendalian Persediaan Dengan Metode Jumlah Pemesanan Ekonomis (Economic


Order Quantity/EOQ)
Biaya Persediaan (TIC) per tahun = k.D/Q + h.Q/2
Dimana,
EOQ : 2k.D/h
Keterangan :
D : Demand (permintaan)
k: biaya pemesanan (k per pesanan)
Q : Pemesanan dalam jumlah yang paling ekonomis (EOQ)
h : Biaya penyimpanan
Contoh soal :
Bilamana diramalkan kebutuhan/permintaan akan produk sebesar D : 160 unit per tahun dengan
biaya pemesanan (k) sebesar Rp. 10.000,- per pesanan dan biaya penyimpanan (h) sebesar Rp.
2.000,-/ unit per tahun ; maka tentukan berapa EOQ dan TIC nya ? Selanjutnya berikan
gambaran yang bisa menunjukkan bahwa dengan pemesanan sebesar EOQ akan benar-benar bisa
memberikan total biaya persediaan terkecil.
Dari Formulasi EOQ : 2k.D/h
Diperoleh

EOQ atau Qo : 2 x10.000 x 160 / 2.000 : 40 unit


Dengan demikian
Biaya persediaan (TIC) dapat diperoleh : k.D/Qo + h.Qo/2
Atau sebesar : 10.000 x 160/40 + 2.000 x 40/2 : Rp. 80.000,Untuk membuktikan Qo = 40 unit /pesanan akan bisa memberikan biaya persediaan yang paling
minimal dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Biaya (Rp)

TIC = k.D/Q + h.Q/2


TIC80

TIC20

Rp. 100.000

Biaya Penyimpanan
(h.Qo/2)

TIC0

Rp. 80.000

Biaya Pemesanan
(k.D/Qo)

Q = 20

Q = 40

Q = 80

Q (unit)

Seadainya pemesanan dilakukan sejumlah Q : 20 units/ tahun,maka akan diperoleh biaya


persediaan sebesar :
TIC20 = 10.000 x (160/20) + 2.000 x (20/2) = Rp. 100.000,Sedangkan bila pemesanan dilakukan sejumlah Q = 80 unit/ tahun, akan diperoleh biaya
persediaan sebesar
TIC80 = 10.000 x (160/80) + 2.000 x (80/2) = Rp. 100.000,Dari perhitungan ini akan tampak pemesanan < Qo (20 Unit) atau > Qo (80 unit) akan
menghasilkan biaya persediaan sebesar Rp. 100.000,-atau lebih besar dari biaya persediaan
minimal (EOQ = 40 unit). Dengan demikian terbukti kalau pemesanan sebesar EOQ (Qo) akan
mampu memberikan tingkat biaya persdian yang terkecil.
Waktu Pemesanan
Untuk mencari siklus waktu pesanan/pengadaan persediaan optimal (to) dapat ditetapkan
berdasarkan rumus :
to = Qo/D
dimana
to = saat kapan pesanan ekonomis dilaksanakan
Dari persoalan diatas, maka to = 40/160 = 0,25 tahun atau 62.5 hari kerja (dalam hal ini satu
tahun dialokasikan dalm 250 hari kerja) selanjutnya bilamana harga per unit (b) produk tersebut
adalah sebesar Rp. 10.000,- per unit ; maka Total Cost (TC) untuk pengadaan persediaan per
tahun dapat dihitung :
TC = TIC + b.D = Rp. 80.000,-+ (Rp. 10.000,-) . 160 = Rp. 1.680.000,-/tahun
Titik Pemesanan Kembali
Titik pemesanan kembali (reorder point) merupakan titik saat pemesanan barang harus dilakukan
sebanyak yang dibutuhkan, banyaknya persediaan yang ada digudang, atau banyaknya
persediaan yang direncanakn untuk mengantisipasi kebutuhan produksi yang akan datang. Pada
saat persediaan sudah mencapai suatu tingkat tertentu (reorder level), maka pemsann dalam
jumlah yang ekonomis harus dibuat, yaitu padasaat t o. Saat pemesanan dilakukan dengan jumlah
EOQ atau Qo sampai dengan saat barang yang dipesan datang, maka hal ini dikenal dengan
istilah lead-time. Titik pemesanan kembali pada saat tingkatpersedian sudah menunjukkan
sejumlah tertentu (TPK) dapat diformulasikan sebagai berikut:

TPK = SS + L. D
Dimana ,
TPK = Reorder Level
SS = Safety stock
L. D = Permintaan atau laju pemakaian perediaan selama tenggang waktu pemesanan sampai
dengan kedatangan barang (lead-time).
Dalam model EOQ nilai Safety Stock (SS) = 0
Contoh soal ;
Bilamana kebutuhan /permintaan akanproduk (D) sebesar 160 unit/tahun, biaya pemesanan (k) =
Rp. 10.000,-, biaya penyimpanan (h) = Rp. 2.000,-/tahun;maka tentukan berapa TPK dan biaya
persediaan (TIC) nya/ dalam hal ini persediaan akan memiliki stock pengaman (safety stock), SS
= 5 unit , dan Lead-time (L) 1 bulan. Dari persoalan ini telah diperoleh perhitunga untuk
EOQ(Qo) adalah sebesar 40 unit/pesanan, sehingga berdasarka formulasi-formulasi yang ada
maka nilai TPK dan TIC dapat diperoleh berdasarkan hasil perhitungan sebagai berikut:
TPK = SS + L.D
= 5 + 1 (bln) x 160 (unit)/12 (bln)
= 16 unit
TICo = D/Q.k + (SS + Qo/2). H
= 160/40 x 10.000 +(5 + 40/2) x 2.000
= Rp. 90.000,-

BAB VIII
PENGAWASAN DAN PEMBINAAN SERTA PENETAPAN STANDART MUTU
(PENGENDALIAN KUALITAS)
Difinisi dan Konsep Pengendalian Kualitas
Secara definitif yang dimaksud dengan kualitas atau mutu suatu produk/ jasa adalah
derajat/tingkatdimana produk atau jasa tersebut mampu memuaskan keinginan dari
konsumen(finess for use). Sedangkan yang dimaksud dengan pengendalian kualitas adalah
suatu sistem verifikasi dan penjagaan /perawatan dari suatu tingkatan derajat kualitas
produk atau proses yang dikehendaki dengan cara perencanaan yang seksama, pemakaian
peralatan yang sesuai, inspeksi yang terus menerus, serta tindakan korektif bilamana
diperlukan. Dengan demikian hasil yang diperoleh dari kegiatan pengendalaian kualitas ini
benar-benar bisa memenuhi standart-standart yang telah dilaksanakan/ditetapkan. Aktifitas
pengendalian kualitas umumnya akan meliputi kegiatan-kegiatan :
1. Pengamatan terhadap performans produk atau proses
2. Membandingkan performans yang ditampilkan tadi dengan standar-standar yang berlaku.

3. Mengambil tindakan apabila terdapat penyimpangan penyimpangan yang cukup


signifikan(accept or reject)dan apabila perlu dibuat tindakan untuk mengoreksinya.
Dimana aktifitas tersebut dilaksanakan mulai pada saat produk dirancang, diproses, sampai
selesai dan didistribusikan ke konsumen.
Kegiatan pengendalian kualitas selain berkepentingan untuk menemukan
kesalahan,kerusakan,atau ketidak sesuaian suatu produk atau proses dalam memenuhi fungsi
yang diharapkan juga mencoba menemukan sebab musabab terjadinya kesalahan tersebut dan
kemudian memberi alternatif-alternatif menyelesaikan masalah yang timbul.
Kegiatan pengendalian kualitas antara lain meliputi aktifitas-aktifitas sebagai berikut:
1. Perencanaan kualitas pada saat merancang (desain) produk dan proses pembuatannya.
2. Pengendalian dalam penggunaan segala sumber material yang dipakai dalam proses prose
produksi (incoming material control)
3. Analisis tindakan koreksi dalam kaitannya dengan cacat-cacat yang dijumpai pada
produk yang dihasilkan.
Parameter yang menentukan produk harus mampu memenuhi konsep fitness for use,
yaitu :
1. Kualitas Desain/Rancangan (Quality Of Design)
Derajat dimana kelas atau katagori dari suatu produk akan mampu memberikan kepuasan
pada konsumen secara umum. Kualitas rancangan secar umum dipengaruhi oleh 3
faktor,yaitu aplikasi penggunaan, pertimbangan biaya dan kebutuhan/permintaan pasar
(market demand). Berdasarkan ketiga faktor tersebut maka didalam merancang suatu
produk haruslah dipertimbangkan masak-masak jangan sampai over design.
2. Kualitas Kesesuaian (Quality Of Conformance)
Suatu produk harus dibuat sedemikian rupa sehingga sesuai (conform) dan memenuhi
Spesifikasi, Standar dan kriteria-kriteria standart kerja lainnya yang telah disepakati.
Dalam pemakaian nantinya,maka produk tersebut harus pula sesuai dengan fungsi yang
telah dirancang sebelumnya. Kualitas kesesuaian ini akan berkaitan dengan tiga macam
bentuk pengendalian (kontrol) sebagai berikut :
- Pencegahan Cacat (Defect Prevention)
- Mencari Kerusakan , Kesalahan Atau Cacat (Defect Finding)
- Analisa Dan Tindakan Koreksi (Defect Analysis And Correction)
Keuntungan Dan Biaya Pelaksanaan Pengendalian Kualitas
Keuntungan yang diperoleh perusahaan apabila melaksanakan manajemen kualitas
sebaik-baiknya, yaitu antara lain :
1. Menambahkan tingkat efesiensi dan produktifitas kerja
2. Mengurangi kehilangan-kehilangan (losses) dalam proses kerja yang dilakukan seperti
mengurangi waste produk/produk tak terpakai atau menghilangkan waktu-waktu yang
tidak produktif.
3. Menekan biaya dan save money (simpanan uang)
4. Menjaga agar penjualan (sales) akan tetap meningkat sehingga profit tetap diperoleh
(meningkatkan potensi daya saing).
5. Menambah reliabilitas (keandalan) produk yang dihasilkan.
6. Memperbaiki moral pekerja tetap tinggi
Semakin tinggi kualitas produk akan memyebabkan semakin tinggi pula biaya /beban yang harus
dipikul perusahaan. Akan tetapi yang jelas tetap diharapkan mampu dikembalikan dalam bentuk
profit yang disebabkan produk bersangkutan memiliki daya saing tinggi.
Biaya Pelaksanaan Pengendalian Kualitas
Biaya yang harus dipikul dalamkaitannya dengan pelaksanaan pengendaliankualitas antara lain:
1. Biaya Akibat Kesalahan/Cacat
2. Biaya Pencegahan Sebelum Terjadi Kesalahan
Contoh : pelatihan, kelengkapan peralatan kerja,intruksi kerja, dll
3. Biaya Inspeksi dan Evaluasi Produk
Contoh : kalibrasi peralatan kerja dan pengukuran,material/produk yang rusak,dll
Metode Teknik Pengendalain Kualitas :

Ada beberapa metode teknik dalam pengemdalian kualitas diantaranya :


1. Lembar Isian (Check Sheet)
Lembat isian merupakan alat batu untuk memudahkan prose pengumpulan data. Bentuk
dan isiannya disesuaikan dengan kebutuhan maupun kondisi kerja yang ada. Didalam
pengumpulan data maka data yang diambil harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan
analisis dalamarti bahwa data harus :
- Jelas , tepat dan mencerminkan fakta
- Dikumpulkan dengan cara yang benar, hati-hati dan teliti
Untuk mempermudah proses pengumpulan data ini akan perlu dibuat suatu lembar isian
(check sheet), dimana perlu pula diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Maksud pembuatan harus jelas
a. Informasi apa yang ingin diketahui ?
b. Apakah data yang nantinya diperoleh cukup lengkap sebagai dasar untuk
mengambil tindakan ?
- Stratifikasi harus sebaik mungkin
a. Mudah dipahami dan diisi
b. Memberikan data yang lengkap tentang apa yang ingin diketahui
- Dapat diisi dengan cepat , mudah dan secara otomatis bisa segera dianalisa. Kalau perlu
disini dicantumkan gambar dari produk yang dicheck.
2. Diagram Sebab Akibat
Diagram ini berguna untuk menganalisa dan menemukan faktor-faktor yang berpengaruh
secara signifikan didalam menentukan karakteristik kualitas out-put kerja. Disamping
untuk mencari penyebab-penyebab yang sesungguhnya dari suatu masalah. Dalam hal ini
metode sumbang saran akan cukup efektif digunakan untuk mencari faktor-faktor
penyebab terjadinya penyimpangan kerja secara detail.
Ada 4 prinsip sumbang saran yang bisa diperhatikan, yaitu :
- Jangan melarang seseorang untuk berbicara
- Jangan mengkritik pendapat orang lain
- Semakin banyak pendapat, maka hasil akhir akan semakin baik
- Ambillah manfaat dari ide atau pendapat orang lain.
Untuk mencapai faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan kualitas hasil kerja, maka
orang akan selalu mendapatkan 5 faktor penyebab utama yang signifikan dan perlu
diperhatikan :
- Manusia
- Metode Kerja
- Mesin dan Peralatan kerja lainnya
- Bahan-bahan baku
- Lingkungan kerja
3. Diagram Pencar
Diagramini dipakai untuk melihat korelasi (hubungan ) dari suatu faktor penyebab yang
berkesinambungan terhadap faktor lain ( karakteristik kualitas kerja). Prosedur
pembuatan diagrampencar :
a. Kumpulkan 20 sampai 100 pasang sample data yang hubungannya akan kita teliti.
Masukkan data ini dalam suatu lembar data. Sebagai contoh kita ingin melihat
apakah ada korelasi antara umur pemakaian dengan biaya perawatanyang harus
dikeluarkan setiap tahunnya
b. Gambarkan dua buah sumbu secara vertikal(y) dan horisontal (x) ini sebaiknya
samapanjang agar mudah dibaca. Apabila hubungan antara dua data ini
merupakan hubungan sebab akibat maka sumbu vertikal biasanya akan
menunjukkan nilai kuantitatif dari akibat,sedangkan sumbu horisontal akan
menunjukkan nilai kuantitatif dari sebab
c. Plot data yang ada dalamgrafik. Titik-titik data ini diperoleh dengan memotong
nilai kuantitatif dari kedua sumbu.Apabila nilai data berulang dan jatuh pada titik
yang sama maka lingkari titik tersebut sesuai dengan frekuensi pengulangannya.

Mutu Terpadu (Total Quality Control) Sebagai Bagaian Dari Manajemen Industri
Pengendalian Mutu Terpadu (PMT) atau lebih dikenal dengan Total Quality Control
(TQC) adalah konsep pendekatan manajer ala Jepang (berasal mula dari Amerika) dan
disesuaikan dengan kultur budaya masyarakat Jepang. Secara definitif PMT adalah berbagai
kegiatan dalampenyelidikan dan pengembangan produksi, penjualan, danpelayanan purna
jualdengan cara rasionaluntuk mencapai kepuasan tingkat yang paling ekonomis.
Peningkatan kualitas produk industri dan daya saing tidak hanya dicapai dengan
penggunaan teknologi yang maju dan canggih saja, akan tetapi juga melibatkan organisasi
perusahaan secara keseluruhan dan menuntut kewajiban,tanggung jawab serta partisipasi aktif
dari segenap karyawan pelaksana, pimpinan bawah(low management) sampai pimpinan teratas
(top manajement). Penerapan sistem manajemen pengendalian mutu terpadu harus didukung dan
diikuti kegiatan dari apa yang disebut dengan Gugus Kendali Mutu (GKM). Gugus Kendali
Mutu adalah kelompok kecil karyawan pelaksana kadang-kadang dipimpin oleh mandor
(supervisor) yang secar suka rela akan mencari jalan dan cara untuk memperbaiki
kualitas dan mengurangi biaya-biaya produksi ditempat-tempat manapun kelompok ini
berada dalamsistem produksi.
PMT/TQC merupakan sistem yang efektif untuk melakukan pengendalian atau
peningkatan kualitas karena dalamkonsep PMT pengertian mengenai kualitas tidak saja
ditekankan pada kualitas produk atau proses pembuatannya saja, akan tetapi mencakup banyak
hal, antara lain :
1. Kualitas produk/jasa itu sendiri
2. kualitas kegiatan atau proses kerja
3. kualitas penjualan yang menyangkut harga dan kualitas purna jual yang akan menyangkut
kegiatan maintenance serta pengadaan peralatan suku cadang.
4. Kualitas ketepatan waktu dan cara penyampaian/penyerahan barang ketangan konsumen
yang membutuhkannya.
5. Kualitas keselamatan (safety) serta moral/semangat kerja setiap individu yang terlibat
dalamproses industri
6. kualitas pengumpulan dan pengolahan data
Sistem Pengendalian (Control) Dalam PMT/TQC
Pengertian pengendalian dalammanajemen PMT/TQC adalah dilaksanakan dengan
memutar daur Plan-Do-check-Action (PDCA) atau disebut pula dengan lingkaran Deming
karena yang mengintroduksikan pertama kali adalah W. Edward Deming.
Plan : Buatlah rencana yang sesuai sebelum mulai bekerja
Do
: Laksanakan pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah
Ditetapkan sebelumnya.
Action
Plan
Check : Teliti apakah pekerjaan sudah sesuai dengan
(Tindakan)
rencana yang dibuat, ukur performans keluaran
(Rencana)
dan bandingkan dengan standart kualitas yang telah
ditetapkan
Action : Bilama perlu dilakukan tindakan perbaikan, karena
Check
Do
Hal ini merupakan dasarrencana selanjutnya
(Teliti)
(Kerjakan)
Proses produksi akan menghasilkan suatu produk yang berkualitas tinggi hanya dapat dicapai
jikalau terdapat pengendalian mutu dalam setiap tahap proses produksi yang berlangsung.
Dimana dalam setiap tahap produksi ini akan merupakan gugus (circle) mata rantai proses
produksi yang harus dapat dijamin keterpaduan dan kerja sama antar karyawan dengan
manajemen untuk menghasilkan kualitas kerja yang optimal.
Prinsip-Prinsip Dasar PMT/TQC yang harus diperhatikan adalah :
1. Orientasi kepada pelanggan
2. Berorientasi pada cara kerja tim (team Work)
3. Orientasi pada pengembangan Sumberdaya Manusia

4. Orientasi pada pemecahan masalah secara obyektif rasional


Syarat Pokok Suksesnya Penerapan Konsep PMT/TQC
1. Seleruh sumberdaya manusia yang turut serta dalam proses produksi baik tingkat
manajemen puncak, menegah maupun pelaksana mengerti dan menghayati arti
PMT/TQC dan mau melakukannya dalam proses produksi atau pekerjaan lain yang
berkaitan.
2. PMT/TQC sebagai totalitas pengendalian terhadap mutu produk, secara bertahap atau
berjenjang merupakan rangkaian dari suatu proses produksi yang menjadi tanggung
jawab masing-masing kelompok kecil dalam suatu rangkaian dari suatu proses produksi
yang menjadi tanggung jawab masing-masing kelompok kecil dalam suatu rangkaian
yang terpadu dari Gugus Kendali Mutu yang bekerja dalam satuan tim/kelompok
3. Seluruh mata rantai dan sistem tersebut dapat bekerja secara efektif dan efesien baik
disebabkan oleh latar belakang pendidikan dan peletihan yang baik maupun sasaran
produksi yang baik menyangkut segi teknologi, pengalaman kerja karyawan serta adanya
sikap mental yang positif dari karyawan
4. Sikap mental positif tersebut adalah dengan bekerja produktif dalam suatu semangat
kelompok (tim) yang kuat akan menjamin mutu produksi yang tinggi, sumber imbalan
jasa yang lebih baik bagi tenaga kerja, oleh karena adanya jaminan pasar yang luas serta
menguntungkan bagi perusahaan.
PMT/TQC akan berhasil dengan baik bilamana setiap anggotanya (karyawan) yang terlibat
dalamproses produksi tersebut menyadari sepenuhnya mengenai :
1. Apa yang harus mereka lakukan
2. Mengapa hal tersebut harus dilakukan
3. Hambatan /kendala apa saja yang harus mereka hadapi dan harus bisa diatasi
4. Alternatif-alternatif apa yang harus dipilih untuk mengatasi kendala yang ada dan untuk
mencapai target sasaran yang ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai