DI SUSUN
OLEH:
RIZA NASRILLIANTI
12 22201 057
1|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Teori Umum
Setiap bangunan sipil seperti gedung, jembatan, jalan raya, terowongan, menara,
dam/tanggul dan sebagainya harus mempunyai pondasi yang dapat mendukungnya. Istilah
pondasi digunakan dalam teknik sipil untuk mendefenisikan suatu konstruksi bangunan yang
berfungsi sebagai penopang bangunan dan meneruskan beban bangunan di atasnya (upper
structure) ke lapisan tanah yang cukup kuat daya dukungnya. Untuk itu, pondasi bangunan
harus diperhitungkan agar dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban
beban yang bekerja, gaya gaya luar seperti tekanan angin, gempa bumi dan lain lain.
Sehingga pondasi yang merupakan bagian dari konstruksi bangunan harus memenuhi beberapa
persyaratan, antara lain:
1. Cukup kuat untuk mencegah/menghindarkan timbulnya patah geser yang disebabkan
muatan tegak ke bawah.
2.
Dapat
tanah
stabil,
3.
antara
menyesuaikan
lain,
kegiatan
Menahan
tanah
terhadap
mengembang,
pertambangan
gangguan
dari
kemungkinan
dan
unsur-unsur
tanah
gaya
kimiawi
terjadinya
menyusut,
mendatar
di
dalam
gerakan-gerakan
tanah
dari
tanah
yang
tidak
gempa
bumi.
baik
organik
maupun anorganik.
4. Dapat menahan tekanan air yang mungkin terjadi. Suatu konstruksi pondasi yang tidak
cukup kuat dan kurang memenuhi persyaratan tersebut diatas, dapat menimbulkan kerusakan
pada bangunannya. Akibat yang ditimbulkan oleh kerusakan ini, memerlukan perbaikan dari
bangunannya bahkan kemungkinan terjadi seluruh bangunan menjadi rusak dan harus
dibongkar. Di samping itu, tidak boleh terjadi penurunan melebihi batas yang diijinkan.
Macam-Macam Kemungkinan Pondasi
1. Keadaan Tanah yang Kering (tidak dapat diperngaruhi air hujan dan sebagainya dengan
air di dalam tanah sedikit atau dalam sekali, gunung). Jika daya dukung bagus pake
pondasi lajur atau umpak. Kalau tidak, bias pake plat beton.
2. Keadaan Tanah yang Basah (mungkin terjadi longsor akibat terkena air hujan atau air di
bawah permukaan) biasanya digunakan dinding bendungan. Paku bumi dari kayu hanya
2|
boleh digunakan di bawah permukaan air tanah permukaan terendah karena bahaya
pembusukan.
3. Pondasi di Dalam Air pada prinsipnya dapat digunakan cara seperti pada pondasi pada
tanah basah yaitu menggunakan dinding bendungan dan pondasi paku bumi kayu atau
beton bertulang. Kemudian juga dengan menimbun batu kali selebar mungkin dengan
ketinggian di atas permukaan air.
Sebelum memulai pengerjaan pondasi, terlebih dahulu harus memenuhi syarat-syarat secara :
a. Fungsional : mampu mendukung dan menyalurkan dengan baik beban-beban diatasnya
b. Struktural : tidak ambles dan tidak berubah bentuk
Pondasi bangunan biasanya dibedakan atas dua bagian yaitu pondasi dangkal (shallow
foundation) dan pondasi dalam (deep foundation), tergantung dari letak tanah kerasnya dan
perbandingan kedalaman dengan lebar pondasi. Pondasi dangkal kedalamannya kurang atau
sama dengan lebar pondasi (DB) dan dapat digunakan jika lapisan tanah kerasnya berada
dekat dengan permukaan tanah. Sedangkan pondasi dalam digunakan jika lapisan tanah keras
berada jauh dari permukaan tanah atau memenuhi syarat kedalamannya lebih besar dengan
lebar pondasi (D>B). Berdasarkan teori yang telah dikemukakan dapat diketahui tentang
macam-macam pondasi, namun pada pembuatan makalah ini, penulis hanya memfokuskan
pembahasan seputar Pondasi Dangkal.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
3|
dan gaya gaya dari luar. Pondasi merupakan bagian dari struktur yang berfungsi meneruskan
beban menuju lapisan tanah pendukung dibawahnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
beberapa meter masuknya ke dalam tanah. Salah satu tipe yang sering digunakan ialah pondasi
menerus yang biasa pada rumah-rumah, dibuat dari beton atau pasangan batu, meneruskan
beban dari dinding dan kolom bangunan ke tanah keras. Pondasi dangkal dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis :
-Pondasi Setempat ( Single Footing )
-Pondasi Menerus ( Continuous Footing )
-Pondasi Pelat ( Plate Foundation )
-Pondasi Cakar Ayam
-Pondasi Sarang Laba-laba
-Pondasi Grid
-Pondasi Gasing
-Pondasi Hypar
1. a Pondasi Setempat (Single Footing)
Pondasi setempat; dibuat pada bagian yg
pendukung/kolom struktur, tiang, dsb), juga biasa digunakan pada konstruksi bangunan
kayu di daerah rawa-rawa. Pada bangunan sementara sering juga digunakan penumpu batu
alam massif yang bertarah dan diletakkan di atas permukaan tanah yang diratakan.
Adapun ciri-ciri pondasi setempat adalah :
4|
sampai
umpak
dapat
ketinggian
dibuat
dari
bahan-bahan
1
sebagai
meter.
berikut:
1.b
Pondasi
Menerus
(Continuous
Footing)
Pondasi menerus (Pondasi Langsung) dapat digunakan pada tanah yang seragam.
Ciri-ciri Pondasi menerus adalah :
Ukuran sama besar dan terletak pada kedalaman yang sama;
Dipasang di bawah seluruh dinding penyekat dan kolom;
5|
6|
7|
B.
tanah (macam tanah), kekuatan tanah (t), kedalaman ( t ) yang dipilih, letak permukaan air
tanah. Tidak lupa pula harus mempertimbangkan faktor beban diantaranya adalah jumlah lantai,
tinggi bangunan dan besarnya/panjang bentang. Penentuan macam pondasi dan model pondasi
terutama didasarkan pada kemudahan pengerjaan dan efisiensi, letak daya dukung tanah
merupakan faktor utama untuk menentukan macam dan model.
Disebut Pondasi dangkal jika Df B
8|
Keruntuhan ini terjadi jika pondasi berada pada pasir padat dan lempung kaku.
Pasir padat jika :
1. 120 < qc 30 SPT
2. Dr > 0,60 Kepadatan relative
Lempung Kaku jika :
1. Dari data sondir diperoleh qc > 60 kg/cm2
2. Cu > 10 t/m2 qu/2=Cu
3. NSPT > 8
b. Lokal shear Failure
Keruntuhan ini terjadi jika pondasi berada pada pasir agak padat dan lempung agak kaku.
Pasir agak padat jika :
1. 40 < qc < 120
2. 10 < NSPT < 30
3. 0,4 < Dr qc > 60
9|
Keruntuhan ini terjadi jika pondasi berada pada lempung lunak dan pasir gembur. Untuk kasus
ini persamaan perhitungan pondasi dangkal tidak berlaku.
C.
Beberapa Faktor Yang Dipertimbangkan Terhadap Perencanaan dan Pelaksanaan
akibat beban pondasi baru. Solusinya dengan pengaturan jarak yang cukup (sebaran beban 1:1)
atau gunakan sheet pile.
10 |
Suku ke-2 kapasitas dukung tanah akan hilang, sehingga kapasitas dukung menjadi
berkurang. Solusi dengan pengaturan jarak yang cukup (sebaran 1:1) atau gunakan sheet
pile/buis beton.
Sifat tanah ekspansif : pada saat basah mengembang dan pada saat kering tanah menyusut baik
ke arah vertikal (dominan) maupun horisontal
Solusi : Mengganti tanah dengan tanah yang baik, perbaikan tanah dengan bahan kimia
(semen/kapur), pengontrolan kadar air agar tidak terjadi penyusutan dan pengembangan.
Untuk pondasi dapat dipasang rongga pengatur kembang susut.
11 |
Laminating Clays (lempung keras tapi berlapis dan bercelah) akan menyebabkan bidang licin
jika ada air hujan sehingga qu tidak bisa ditetapkan besarnya. Disarankan menggunakan
residual strength-nya. Lempung lunak akan menimbulkan masalah setlement dan kapasitas
dukung yang rendah dan jenis tanah ini dapat mengalir dan menggeser tiang pancang.
Jika akan mendesain pondasi di atas timbunan yang tidak direncanakan perlu diyakinkan
dahulu materialnya apa, dan keseragaman/kepadatannya bagaimana. Apakah materialnya
berupa sampah, puing bangunan, tanah bekas tanaman atau kayu. Masalah yang timbul adalah
perbadaan setlement akibat kepadatan dan keseragaman yang berbeda-beda.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
12 |
Disebut Pondasi dangkal karena kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal, hanya beberapa
meter masuknya ke dalam tanah. Salah satu tipe yang sering digunakan ialah pondasi menerus
yang biasa pada rumah-rumah, dibuat dari beton atau pasangan batu, meneruskan beban dari
dinding dan kolom bangunan ke tanah keras. Pondasi dangkal dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis :
-Pondasi Setempat ( Single Footing )
-Pondasi Menerus ( Continuous Footing )
-Pondasi Pelat ( Plate Foundation )
-Pondasi Cakar Ayam
-Pondasi Sarang Laba-laba
-Pondasi Grid
-Pondasi Gasing
-Pondasi Hypar
Semua jenis pondasi diatas digunakan sesuai dengan kebutuhan, tergantung pada struktur
tanah, kekuatan tanah, kedalaman yang dipilih, dan lain-lain
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26493/3/Chapter%20II.pdf
http://www.scribd.com/doc/47949817/PENGERTIAN-PONDASI
http://www.scribd.com/doc/13568272/Desain-Dan-Analisis-Pondasi-Dangkal
13 |
Ariestadi, Dian, 2008, Teknik Struktur Bangunan Jilid 2 untuk SMK, Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional, h. 258 266.
Ir.Respati.sri,1995.PONDASI,Penerbit Pusat Pengembangan Program Studi Teknik Sipil,
Bandung.
http://id.shvoong.com/exact-sciences/engineering/1883778-pondasi/#ixzz1ffW82RhG
http://id.shvoong.com/exact-sciences/engineering/1883778-pondasi/#ixzz1LrWrRnVc
http://mustari-teknikcivil.blogspot.com/2010/01/makalah-pondasi.html
http://monochromestudio.blogspot.com/2011/04/macam-macam-pondasi_18.html
http://putukebarongan.blogspot.com/2009/12/concrete-tidal-wall.html
14 |