Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
STEP I
instabilitas genomik :
ketidakstabilan keseluruhan genetik yang dimiliki sel
IQ
Merupakan suatu pemeriksaan untuk menilai intelektual seseorang
Normal : 80 -100
< 70 retardasi mental
STEP II
1. Apa yang dimaksud dengan logam berat ?
2. Apa hubungannya intoksikasi logam berat pada masa kehamilan
dengan keluhan ?
3. Bagaimana perkembangan normal pada anak usia 7 tahun?
4. Mengapa pada pemeriksaan didapat IQ 50, dan apa hubungannya
dengan pasien ini ?
5. Klasifikasi IQ ?
6. Apa hubungannya ibu sukan makan seafood dengan keluhan ?
7. Mengapa anak ini cenderung pasif dan suka bermain dengan anak
yg lbih kecil ?
8. Mengapa anak ini terjadi keterlambatan bicara, dan sulit
mengucapkan huruf seperti L R S ?
9. Apa saja penyebab keterlambatan perkembangan pada anak?
10.
Pemeriksaan penunjang apa yang dilakukan untuk enegakkan
diagnosis ?
11.
Apakah ketika masih bayi terdapat gejala seperti pada
skenario? Bagaimana pencegahannya?
12.
Kromosom yang mana yang mengalami kelainan pada
skenario ?
13.
Apa kriteria diagnosis pada skenario ?
STEP 7
1. Apa yang dimaksud dengan logam berat ?
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26052/4/Chapter
%20II.pdf
2. Apa hubungannya intoksikasi logam berat pada masa kehamilan
dengan keluhan ?
http://lib.uin-malang.ac.id/files/thesis/fullchapter/02520019.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27896/4/Chapter
%20II.pdf
Toksisitas Timbal
Timbal adalah bahan yang dapat meracuni lingkungan dan mempunyai
dampak pada seluruh sistem di dalam tubuh. Pada anak-anak, timbal mennurunkan
tingkat kecerdasan, pertumbuhan, dan pendengaran, menyebabkan anemia dan
dapat menimbulkan gangguan pemusatan perhatian dan gangguan tingkah laku.
Pemaparan yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan otak yang parah atau
kematian.
Sumber timbal ada di Cat, pabrik, air, tanah, udara, makanan, minuman, panik dan
peralatan dapur serta keramik yang dipoles, obat-obat tradisional. Gejala keracunan
timbal: gejala penyakit yang timbul setelah mencerna, menghisap dan menghirup
timbal.3 Keracunan timbal ada beberapa yaitu akut, subakut dan kronis. Nilai
ambang toksisitas timbal adalah 0,2 miligram /m 3.
Hal ini terjadi karena 80% tubuh manusia terdiri dari air. Akibat interaksi
ini, terjadi proses ionisasi atau eksitasi atom-atom dalam sel yang bisa
menyebabkan terjadinya perubahan struktur kimiawi dari molekul DNA, atau terjadi
mutasi titik (point mutation) dalam sel tersebut. Ini menyebabkan perubahan yang
berat dari struktur kromosom (chromosome aberration).
Perubahan struktur kromosom kemungkinan menyebabkan kerusakan
pada tingkatan tertentu dalam suatu organ. Hal ini akan terjadi pada sel yang peka
terhadap radiasi (sensitive organ). Namun, bisa terjadi sebaliknya, yaitu akibat
interaksi dengan radiasi bisa sembuh dengan sendirinya melalui proses biologis
dalam sel, disebut dengan proses perbaikan sendiri (cell repair). Hal ini tergantung
pada kemampuan dan macam sel yang bersangkutan. Jika perbaikannya tidak
sempurna, akan menghasilkan sel yang tetap hidup, tetapi sudah berubah. Di lain,
pihak partikel radiasi dapat pula mengadakan interaksi dengan molekul air dalam
sebuah sel. Dimungkinkan juga terjadi perubahan-perubahan sehingga terbentuk
molekul-molekul baru, yaitu H2O2 dan HO2 yang amat beracun yang mengakibatkan
kerusakan-kerusakan jaringan tubuh. Selain melalui kedua proses tersebut, radiasi
dapat pula menyebabkan terjadinya reaksi-reaksi kimiawi lain dalam organ atau
jaringan tubuh, seperti reaksi protein denaturalisasi dan perubahan enzimatis. Juga
reaksi hormonal dalam jaringan, yang pada akhirnya akan lebih mempercepat
proses kerusakan yang kronis dan tetap, terutama pada organ-organ yang tetap.
2 etiologi pada gangguan perkembangan anak
http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/2-3-8.pdf
DNA
GENETIK DAN RETARDASI MENTAL
Para ilmuwan di Amerika Serikat mengindentifikasi gangguan
genetik yang menjadi penyebab keterbelakangan atau retardasi
mentaldan epilepsi. Gangguan segmen kecil dari kode DNA yang
hilang, seperti diungkap ketua tim riset dari Fakultas Kedokteran
Universitas Washington Evan Eichler, juga menyebabkan
malformasi, yaitu kelainan bentuk atau struktur dari organ tubuh.
Evan Eichler memimpin tim terdiri dari 33 periset dari AS, Italia
serta Inggris untuk menscreening seluruh genom dari 757 individu
penderita retardasi mental. Sindroma yang masih belum diketahui
namanya ini berkaitan dengan segmen kecil dari kode DNA yang
ditemukan pada satu dari 330 kasus retardasi dengan penyebab
yang belum jelas. Sindroma ini diperkirakan berdampak terhadap
satu dari 40.000 populasi umum.
Dua peserta studi yang tidak mempunyai hubungan keluarga
diketahui kekurangan 1,5 juta nukleotid kode genetik yang terletak
pada kromosom 15 dan membentang pada 6 gen berbeda.
Umumnya terdapat sekitar 3 miliar nukleotid pada genom manusia.
Salah satu dari gen yangdikenal dengan CHRNA7 bertanggungjawab
terhadap peran protein penting yang mengantarkan pesan ke sel
otak. Gangguan pada gen ini juga berkaitan dengan epilepsi serta
schizophrenia.
Setelah mengetahui bagian genom yang dipelajari, Eichler
kemudian melakukan
screeningpada 1.040 individu lainnya yang mengalami retardasi
mental dengan menggunakan data dari
Greenwood Genetic Centerdi South Carolina. Para individu ini,
separuh diantaranya keturunan Eropa dan separuh lainnya
keturunan Amerika-Afrika.
Tujuh peserta studi lainnya diketahui mengalami gangguan genetik
serupa dan menderita gejala gangguan yang sama. Dari sembilan
kasus yang ditemukan, seluruhnya menunjukkan retardasi
menengah hingga ringan. Dari pemeriksaan aktivitas elektronik otak
diketahui tujuh peserta studi diketahui menderitaepilepsi. Para
peserta studi ini juga mempunyai karakteristik wajah abnormal
tertentu.
Para periset memprediksi sindroma minoritas lainnya kemungkinan
muncul melalui
scan resolusi tinggi untuk penghapusan "sub-mikroskopis" pada
kode genetik manusia.
3. Bagaimana perkembangan normal pada anak usia 7 tahun?
Pertumbuhan dan perkembangan fisik anak usia sekolah (7-12 tahun)
1. Parameter umum
Rata-rata tinggi badan anak usia 7-12 tahun 113 cm dan rata-rata BB anak usia 6-12
tahun mencapai 21 kg.
2. Nutrisi
Kebutuhan kalori harian anak usia 7-12 tahun menurun sehubungan dengan ukuran
tubuh, dan rata-rata membutuhkan 2400 kalori perhari. Banyaknya anak yang tidak menyukai
sayuran, biasanya hanya satu jenis makanan,yang disukai orang tua memiliki peranan penting
dalam mempengaruhi pilihan anak terhadap makanan.
3. Pola tidur
Kebutuhan tidur setiap anak bervariasi, biasanya 8 sampai 9,5 jam setiap malam.
4. Kesehatan gigi
Mulai sekitar usia 6 tahun gigi permanen tumbuh dan anak secara bertahap
kehilangan gigi desi dua.
5. Eliminasi
Pada usia 6 tahun, 85% anak memiliki kendala penuh terhadap kandung kemih dan
defekasi, enurisis nocturnal (mengompol) terjadi pada 15% anak berusia 6 tahun.
D. Perkembangan motorik
1. Motorik kasar
Biasanya anak bermain sepatu roda, berenang, kemampuan berlari dan melompat meningkat
secara progresif.
2. Motorik halus
Anak mampu menulis tanpa merangkai huruf. Misalnya, hanya menulis salah satu huruf saja.
Pada usia ini anak masih sukar terhadap kecelakaan, terutama karena
peningkatan kemampuan motorik, orang tua harus terus memberikan bimbingan pada anak
dalam situasi yang baru dan mengancam keamanan.
E. Perkembangan psikososial
1. Tinjauan (Erikson)
a. Erikson menyatakan krisis psikososial yang dihadapi sebagai Industri Versus
Inferioritas. Industri yang dimaksud adalah kemampuan seorang anak dalam menguasai
tugas perkembangannya (kepandaian), sedangkan Inferioritas merupakan perasaan dimana
seorang anak merasa rendah diri dan kepercayaan dirinya turun akibat suatu kegagalan dalam
memenuhi standar yang ditetapkan orang lain untuk anak.
1. Hubungan dengan orang terdekat anak meluas hingga mencakup
teman sekolah dan guru.
2. Anak usia sekolah secara normal telah menguasai tiga tugas
perkembangan pertama (kepercayaan, otonomi, dan inisiatif) dan saat ini berfokus pada
penguasaan kepandaian (Industri).
3. Perasaan industri berkembang dari suatu keinginan untuk pencapaian.
4. Perasaan inferioritas dapat tumbuh dari harapan yang tidak realistis
atau perasaan gagal dalam memenuhi standar yang ditetapkan orang lain untuk anak. Ketika
anak merasa adekuat, rasa percaya dirinya akan menurun.
b. Anak usia sekolah terikat dengan tugas dan sktivitas yang dapat ia selesaikan.
c. Anak usia sekolah mempelajari peraturan, kompetensi, dan kerja sama untuk mencapai
tujuan.
d. Hubungan sosial menjadi sumber pendukung yang penting semakin meningkat.
2. Rasa takut dan stressor
a. Sebagian perasaan takut yang terjadi sejak masa kanak-kanak awal dapat terselesaikan
atau berkurang. Namun, anak dapat menyembunyikan rasa takutnya untuk menghindari
dikatakan sebagai pengecut atau bayi.
b. Rasa takut yang sering terjadi:
1.
2.
3.
4.
c.
Gagal di sekolah
Gertakan
Guru yang mengintimidasi
Sesuatu yang buruk terjadi pada orang tua
d. Orang tua dan pemberi asuhan lainnya dapat membantu mengurangi rasa takut anak dengan
berkomunikasi secara empati dan perhatian tanpa menjadi overprotective.
e.
Anak perlu mengetahui bahwa orang-orang akan mendengarkan mereka dan memahami
perkataannya.
3. Sosialisasi
a.
Masa usia sekolah merupakan periode perubahan dinamis dan kematangan seiring
dengan peningkatan keterlibatan anak dan aktivitas yang lebih kompleks, membuat
keputusan, dan kegiatan yang memiliki tujuan.
b. Ketika anak usia sekolah belajar lebih banyak mengenai tubuhnya, perkembangan
sosial berpusat pada tubuh dan kemampuannya.
c. Hubungan dengan teman sebaya memegang peranan penting yang baru.
d. Aktivitas kelompok, termasuk tim olahraga, biasanya menghabiskan banyak waktu dan
energi.
4. Bermain dan mainan
a. Bermain menjadi lebih kompetetif dan kompleks selama periode usia sekolah.
b. Karakteristik kegiatan meliputi tim olahraga, klub rahasia, aktivitas geng, pramuka
atau organisasi lain. Puzzle yang rumit, koleksi, permainan papan, membaca dan
mengagumi pahlawan tertentu.
c. Peraturan dan ritual merupakan aspek penting dalam bermain dan permainan.
d. Mainan, permainan, dan aktivitas yang meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
6. Video game (tingkatkan pemantauan orang tua terhadap isi permainan untuk
menghindari pajanan terhadap perilaku kekerasan dan seksual yang tidak
dikehendaki).
5. Disiplin
a. Anak usia sekolah mulai menginternalisasikan pengendalian diri dan membutuhkan
sedikit pengarahan dari luar. Mereka melakukannya, walaupun membutuhkan orang tua
atau orang dewasa lain yang dipercaya untuk menjawab pertanyaan dan memberikan
bimbingan untuk membuat keputusan.
b. Tanggungjawab pekerjaan rumah tangga membantu anak usia sekolah merasa bahwa
mereka merupakan bagian penting keluarga dan meningkatkan rasa pencapaian
terhadap prestasi mereka.
c. Izin mingguan, diatur sesuai dengan kebutuhan dan tugas anak, membantu dalam
mengajarkan keterampilan, nilai, dan rasa tanggungjawab.
d. Ketika mendisiplinkan anak usia sekolah, maka orang tua dan pemberi asuhan lain
harus menyusun batasan yang konkret dan beralasan (memberikan penjelasan yang
meyakinkan) serta mempertahankan peraturan sampai batas minimal.
F. Perkembangan psikoseksual
1. Tinjauan (Freud)
a. Periode latensi, yang terdiri dari usia 5-12 tahun, menunjukkan tahap yang relative tidak
memperhatikan masalah seksual sebelum masa pubertas dan remaja.
b. Selama periode ini, perkembangan harga diri berkaitan erat dengan perkembangan
keterampilan untuk menghasilkan konsep nilai dan menghargai seseorang.
2. Perkembangan seksual
a. Masa peremajaan dimulai pada akhir usia sekolah, perbedaan pertumbuhan dan
kematangan diantara kedua gender semakin nyata pada masa ini.
b. Pada tahap awal usia sekolah, anak memperoleh lebih banyak pengetahuan dan sikap
mengenai seks. Selama usia sekolah, anak menyaring pengetahuan dan sikap tersebut.
c. Pertanyaan mengenai seks memerlukan jawaban jujur yang berdasarkan tingkat
pemahaman anak.
G. Perkembangan kognitif
1. Tinjauan (Piaget)
a. Anak berusia antara 7-11 tahun berada dalam tahap konkret operasional, yang ditandai
dengan penalaran induktif, tindakan logis, dan pikiran konkret yang reversible.
b. Karakteristik spesifik tahapan ini antara lain:
1. Transisi dari egosentris ke pemikiran objektif (yaitu:melihat dari sudut pandang
lain, mencari validasi, bertanya).
2. Berfokus pada kenyataan fisik saat ini disertai ketidakmampuan melihat untuk
melebihi kondisi saat ini.
3. Kesulitan menghadapi masalah yang jauh, masa depan atau hipotesis.
4. Perkembangan berbagai klerifikasi mental dan aktivitas yang diminta.
5. Perkembangan prinsip konservasi (yaitu:volume, berat, massa, dan angka).
c.
4. Penatalaksanaan keperawatan
a. Berikan intervesi umum
1. Motivasi pengungkapan secara verbal
2. Motivasi perawatan diri
3. Motivasi interaksi dengan teman sebaya
4. Beritahu bahwa anak usia sekolah boleh untuk menangis
5. Berikan informasi factual, gunakan model untuk mendemonstrasikan konsep atau
prosedur
6. Sediakan benda atau aktivitas pengalih
b. Berikan kenyamanan fisik dan intervensi yang aman
1. Berikan anak usia sekolah kesempatan untuk mengendalikan seluruh fungsi
tubuhnya
2. Bantu perkembangan keterampilan motorik halus anak. Anjurkanlah hal-hal
berikut ini:
a) Mainan bongkar pasang, seperti satu set Lego
b) Menggambar
c) Permainan computer
d) Menggambar bagian-bagian tubuh
e) Membaca catatan saat ada pendidikan kesehatan untuk pasien
3. Perbolehkan anak untuk berpartisispasi dalam pengobatan.
c. Berikan intervensi kognitif
1. Bantu mengembangkan cara berpikir rasional (berikan penjelasan ilmiah, rasional,
dan peraturan) dan bantu membuat keputusan
2. Bantu anak menguasai konsep konservasi, konstan dan reversibilitas, klasifikasi dan
kategorisasi
a) Biarkan anak untuk mencatat asupan dan pengeluaran urine serta tanda-tanda
vital
b) Anjurkan anak untuk mengatakan kepada perawat kapan prosedur harus
dilakukan
c) Bantu anak membuat buku catatan kecil
d) Gunakan konsep, seperti kartu atau papan permainan, dalam penyuluhan atau
permainan
e) Motivasi anak untuk mengerjakan tugas sekolah
3. Berikan waktu untuk, dan dorong anak mengungkapkan secara verbal (bicarakan
waktunya)
d. Berikan intervensi psikososial dan emosional
1. Berikan kesempatan untuk menyalurkan tekanan
a) Anjurkan interaksi dengan teman sebaya, penyuluhan kelompok, dan batasi
lingkungan
b) Hindari ruangan yang digabung dengan usia lain
2. Tingkatkan pencapaian kemampuan
a) Berikan pujian terhadap cara bermain yang kooperatif
b) Beri anak tugas yang dapat diselesaikan
c) Libatkan anak dalam perawatan
4. Mengapa pada pemeriksaan didapat IQ 50, dan apa hubungannya
dengan pasien ini ?
a. Retardasi mental ringan
i. IQ berkisar 50 69
tingkat
dan
masalah
kemampuan
berbicara
yang
5. Klasifikasi IQ ?
a. Retardasi mental ringan
IQ berkisar 50 69
dan
masalah
kemampuan
berbicara
yang
mempengaruhi
IQ biasanya di bawah 20
Biasanya ada disabilitas neurologik dan fisik lain yang berat yang
mempengaruhi mobilitas seperti epilepsi dan hendaya daya lihat dan daya
dengar
Kategori ini digunakan bila penilaian dari tingkat retardasi mental dengan
memakai prosedur biasa sangat sulit atau tidak mungkin dilakukan karena
adanya gangguan sensorik atau fisik misalnya buta, bisu, tuli dan penderita
yang perilakunya terganggu berat atau fisiknya tidak mampu
f.
Jelas terdapat retardasi mental tetapi tidak ada informasi yang cukup untuk
menggolongkannya dalam salah satu kategori di atas
PPDGJ III
B.
C.
D.
Catatan: keparahan tidak ditentukan: jika terdapat kecurigaan kuat adanya RM tetapi IQ
pasien tidak dapat diuji oleh tes IQ baku.
Read more: http://www.artikel.indonesianrehabequipment.com/2012/07/anak-kebutuhankhusus-retardasi-mental.html#ixzz2QJK28Cp8
Derajat RM
Sangat
IQ
< 20
Usia prasekolah
Usia dewasa
(0-5)
tahun)
(>21 tahun)
Retardasi jelas
berat
Beberapa
Perkembangan
perkembangan
motorik
motorik
dapat bicara
berespons
namun terbatas
terbatas
Berat
20-34
Perkembangan
Dapat
berbicara Dapat
dan
sangat
motorik
yang atau
miskin
belajar berperan
berkomunikasi
namun
sebagian
latihan dalam
kejuruan
tidak pemeliharaan
bermanfaat
diri sendiri di
bawah
pengawasan
ketat
Sedang
35-49
atau
social sendiri
belajar ketrampilan
berkomunikasi,
dan
pekerjaan dilatih
tanpa
namun
sedang
ke
tempat
telah dikenal
yang terutama
jika
berada dalam
stress
Ringan
50-69
Dapat
Dapat
mengembangkan ketrampilan
ketrampilan
social
belajar Biasanya
dapat
ketrampilan
komunikasi,
social
retradarsi mental
kejuruan
namun
dan
perlu
bantuan
terutama
stress
Manifestasi klinis
bila
6. Mengapa anak ini cenderung pasif dan suka bermain dengan anak
yg lbih kecil ?
Gangguan
pada
sistem
syaraf.
Anak anak lebih peka terhadap paparan Pb, utamanya organ otak lebih
sensitif pada anak-anak dibandingkan pada orang dewasa. Paparan
menahun dengan Pb dapat menyebabkan lead encephalopathy.
Gambaran klinis yang timbul adalah rasa malas, gampang tersinggung,
sakit kepala, tremor, halusinasi, gampang lupa, sukar konsentrasi dan
menurunnya kecerdasan
Anak-anak lebih rentan terhadap pengaruh yang merugikan dari timah daripada
orang dewasa. Paparan timah pada usia 28 minggu masa kehamilan bertepatan
dengan waktu perkembangan neurologik yang kritis, secara potensial memiliki
pengaruh yang tetap walaupun kadarnya rendah sekalipun. Risiko anak terhadap
keracunan timah berhubungan dengan saat mulai belajar merangkak, berjalan dan
aktivitas tangan-ke-mulut. Kadar timah darah mencapai puncak pada usia 18-30
bulan dan akan menurun secara berangsur-angsur pada anak belajar berjalan
(toddler) dan usia sekolah.4
Timah adalah zat neurotoksik, sangat mempengaruhi perkembangan sistem
saraf. Anak lebih rentan terhadap paparan timah yang akhirnya mengakibatkan
anak lebih tinggi mengabsorsi timah daripada orang dewasa. Pada hewan
percobaan yang keracunan timah paparan timah berhubungan dengan transmisi
sinyal pada sinaps dan menganggu molekul adhesi sel, menyebabkan gangguan
pada migrasi sel selama waktu yang kritis dari perkembangan sistem syaraf.
Gangguan ekspresi subunit N-methyl-D-aspartate receptor (NMDAR) dan NMDARmediated calcium signaling pada sinaps glutamatergik yang dianggap sebagai
mekanisme utama defisit yang disebabkan timah pada plastisitas sinaptik dan pada
defisit proses belajar dan memori. 4
Efek neurologikal klinis yang berhubungan dengan paparan timah sering
terjadi secara kompleks. Defisit yang terjadi dilaporkan adalah pada IQ verbal,
kepandaian akademik IQ seperti membaca dan matematika, keahlian visuo-spatial,
kemampuan menyelesaikan masalah, ketrampilan gerak dan gerakan halus,
kepandaian bahasa dan memori. Paparan timah dilaporkan oleh para peneliti sangat
mempengaruhi perkembangan kognitif pada anak sampai dengan terjadinya
retardasi mental.4
Timah memasuki seluruh jaringan tubuh, didistribusikan melalui pembuluh
darah, salah satunya menuju ke otak. Timah di susunan saraf pusat meningkatkan
permeabilitas blood brain barrier (BBB) mengakibatkan penumpukan di otak .12
Lokasi penumpukan timah di otak girus frontal inferior kiri, girus frontal medial kiri
dan kanan, seperti terlihat pada gambar di bawah ini (Gambar 3). Sel-sel
mengabsorbsi timah melalui jalur yang sama dengan ion kalsium dan mengatur
aktivitas jalur tersebut untuk menyerap lebih banyak timah dalam sel. 13
Gambar 2. Gambaran MRI anak yang terpapar timah dengan lokasi girus
frontal inferior kiri, girus temproral medial kiri dan kanan. (Dikutip dari
Yuan W dkk.,2006)
rinolaliaaperta, yaitu terjadi suara hidung pada huruf bertekanan tinggi seperti s,
k, dan g.
KETERLAMBATAN BICARA, BERBAHAYA ATAU TIDAK BERBAHAYA- Dr
Widodo Judarwanto SpA
10. Apa saja penyebab keterlambatan perkembangan pada anak?
11. Pemeriksaan penunjang apa yang dilakukan untuk enegakkan
diagnosis ? Pemeriksaan Penunjang
Beberapa pemeriksaan penunjang perlu dilakukan pada anak yang
menderita retardasi mental,yaitu:
a. Kromosom kariotipe
b. EEG (Elektro Ensefalogram)
c. CT (Cranial Computed Tomography) atau MRI (Magnetic Resonance
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
Imaging)
Titer virus untuk infeksi congenital
Serum asam urat (Uric acid serum)
Laktat dan piruvat
Plasma asam lemak rantai sangat panjang
Serum seng (Zn)
Logam berat dalam darah
Serum tembaga (Cu) dan ceruloplasmin
Serum asam amino atau asam organik
Plasma ammonia
Analisa enzim lisozom pada lekosit atau biopsy kulit:
Urin mukopolisakarida
Urin reducing substance
Urin ketoacid
Urin asam vanililmandelik
12. Apakah ketika masih bayi terdapat gejala seperti pada skenario?
Bagaimana pencegahannya?
Pencegahan Primer.
Pendidikan kesehatan pada masyarakat untuk hidup sehat gizi dan kebersihan.
Perbaikan keadaan sosio ekonomi.
Konseling genetik.
Tindakan medis yang baik pada prenatal, natal, pasca natal ibu terhadap bayi.
Pencegahan Sekunder.
Diagnosa dan pengobatan dini.
Pencegahan Tertier.
Nama
IQ
Tingkat
Sosial
Sangat
Superior
130
Tinggi
Sekali
Patokan
Pendidikan
Superior
Dapat
110-
Tinggi
Dapat
menyelesaikan
Normal
130
berfungsi
86-104 Normal
Dapat
Dapat
berfungsi
menyelesaikan
Tidak
Beberapa kali
Dapat
mencari
nafkah
secara
sederhana
dalam
keadaan
sanggup
baik,
perkembangan
motorik dan
bicara
normal
Dapat
dilatih/dididik
di sekolah
khusus Sukar
berpikir
abstrak
Bodoh/
bebal
Taraf
perba
68-85
tasan
D bil Total
52-67
Idiot
(pudis)
RM
RM
sangat
20
Kriminalitas
Tidak
berat
tidak naik
Tidak dapat
Perkembang
ringan
mengenal
dilatih dan
http://e-medis.blogspot.com/2013/06/retardasi-mnetal-diagnosa-pengobatan.html
dkk, 1994, dalam Nevid, 2003). Gen yang rusak berada pada area kromosom yang tampak
rapuh, sehingga disebut Fragile X syndrome. Sindrom ini mempengaruhi laki-laki karena
mereka tidak memiliki kromosom X kedua dengan sebuah gen normal untuk mengimbangi
mutasinya. Laki-laki dengan sindrom ini biasanya memperlihatkan retardasi mental sedang
sampai berat dan memiliki angka hiperaktifitas yang tinggi. Estimasinya adalah 1 dari setiap
2.000 laki-laki lahir dengan sindrom ini ( Dynkens, dkk, 1998, dalam Durand, 2007).
14. Apa kriteria diagnosis pada skenario(dari awal diagnosa sampai
penatalaksanaan) ?
Retardasi Mental
1. Definisi Retardasi Mental
Menurut American Association on Mental Retardation (AAMR) 1992 Retardasi mental yaitu
: Kelemahan atau ketidakmampuan kognitif muncul pada masa kanak-kanak (sebelum 18
tahun) ditandai dengan fase kecerdasan dibawah normal ( IQ 70-75 atau kurang), dan
disertai keterbatasan lain pada sedikitnya dua area berikut : berbicara dan berbahasa;
keterampilan merawat diri, ADL; keterampilan sosial; penggunaan sarana masyarakat;
kesehatan dan keamanan; akademik fungsional; bekerja dan rileks, dan lain-lain.
Retardasi mental merupakan suatu gangguan Aksis II dimana dalam DSM-IV-TR untuk
gejala anak retardasi mental terbagi dalam tiga kelompok yaitu :
1. Kriteria pertama, seseorang harus memiliki intelektual yang secara signifikan berada di
tingkatan sub average (dibawah rata-rata), yang ditetapkan berdasarkan satu tes IQ atau
lebih.
2. Kriteria Kedua, adanya defisit atau hendaya dalam fungsi adaptif yang muncul beragam
setidaknya dua bidang yakni, komunikasi, merawat diri sendiri, mengurus rumah,
keterampilan sosial, interpersonal, pemanfaatan sumber daya di masyarakat, keterampilan
akademis, pekerjaan, kesehatan, dan keselamatan. Tes yang paling dikenal adalah Adaptive
Behavior Scale, atau ABS untuk mnegukur prilaku adaptif. Contoh dati item dalam Vineland
Adaptive Behavior Scales, yaitu:
Umur 2 tahun mampu mengucapkan setidaknya 50 kata yang dikenali. Selain itu dapat
membuka sweater, atau kemeja kancing depan tanpa dibantu.
Umur 5 tahun mampu untuk menceritakan cerita populer, dongeng, lelucon panjang, atau
jalan cerita program TV serta mengikat tali sepatu yang menjadi suatu simpul, tanpa
bantuan.
Umur 8 tahun mampu untuk menyimpan rahasia lebih dari 1 hari dan sudah bisa memesan
makan sendiri di restoran.
Umur 11 tahun mampu untuk mengunakan telepon untuk semua jenis panggilan, tanpa
bantuan . menonton TV atau mendengarkan radio untuk informasi tertentu Umur 16 tahun
mampu untuk menjaga kesehatan sendiri, merespon isyarat tidak langsung dalam suatu
pembicaraan.
3. Kriteria Ketiga, anak dengan retardasi mental ciri intelektual dan kemampuan adaptif itu
harus
muncul
sebelum
mencapai
18
tahun.
2. Indikator Retardasi
MentalGejala anak retardasi mental menurut (Brown, dkk 1991 dalam Sekar, 2007)
menyatakan :
1. Lamban dalam mempelajari hal-hal yang baru, mempunyai kesulitan dalam mempelajari
pengetahuan abstrak atau yang berkaitan, dan selalu cepat lupa apa yang dia pelajari tanpa
latihan yang terus menerus.
2. Kesulitan dalam menggeneralisasi dan mempelajari hal-hal yang baru.
3. Kemampuan bicaranya sangat kurang bagi anak retardasi mental berat.
4. Cacat fisik dan perkembangan gerak. Kebanyakan anak dengan retardasi mental berat
mempunyai ketebatasan dalam gerak fisik, ada yang tidak dapat berjalan, tidak dapat berdiri
atau bangun tanpa bantuan. Mereka lambat dalam mengerjakan tugas-tugas yang sangat
sederhana, sulit menjangkau sesuatu, dan mendongakkan kepala.
5. Kurang dalam kemampuan menolong diri sendiri. Sebagian dari anak retardasi mental
berat sangat sulit untuk mengurus diri sendiri, seperti : berpakaian, makan, dan mengurus
kebersihan diri. Mereka selalu memerlukan latihan khusus untuk mempelajari kemampuan
dasar.
6. Tingkah laku dan interaksi yang tidak lazim. Anak tunagrahita ringan dapat bermain
bersama dengan anak reguler, tetapi anak yang mempunyai retardasi mental berat tidak
melakukan hal tersebut. Hal itu mungkin disebabkan kesulitan bagi anak retardasi mental
dalam memberikan perhatian terhadap lawan main.
7. Tingkah laku kurang wajar yang terus menerus. Banyak anak retardasi mental berat
bertingkah laku tanpa tujuan yang jelas. Kegiatan mereka seperti ritual, misalnya : memutarmutar jari di depan wajahnya dan melakukan hal-hal yang membahayakan diri sendiri,
misalnya: menggigit diri sendiri, membentur-beturkan kepala, dan lain-lain.
yang memproduksi retardasi mental adalah ibu hamil yang menggunakan bahan-bahan kimia,
dan nutrisi yang buruk. (Durand, 2007).
Penyakit ibu yang juga menyebabkan retardasi mental adalah sifilis, cytomegalovirus, dan
herpes genital. Komplikasi kelahiran, seperti kekurangan oksigen dan cidera kepala,
menempatkan anak pada resiko lebih besar terhadap gangguan retardasi mental. Kelahiran
premature juga menimbulkan resiko retardasi mental dan gangguan perkembangan lainnya.
Infeksi otak, seperti encephalitis dan meningitis juga dapat menyebabkan retardasi mental.
Anak-anak yang terkena racun, seperti cat yang mengandung timah, juga dapat terkena
retardasi mental. (Nevid, 2003)
asam amino Phenylalanine yang terdapat pada banyak makanan. Asam Phenylpyruvic,
menumpuk dalam tubuh menyebabkan kerusakan pada sistem saraf pusat yang
mengakibatkan retardasi mental dan gangguan emosional.
sampai berat dan memiliki angka hiperaktifitas yang tinggi. Estimasinya adalah 1 dari setiap
2.000 laki-laki lahir dengan sindrom ini ( Dynkens, dkk, 1998, dalam Durand, 2007).
.Penanganan anak dengan gangguan tingkah laku dilakukan dengan Terapi Kognitif
Behavioral, yaitu melatih anak dengan gangguan tingkah laku untuk berpikir bahwa konflik
sosial adalah masalah yang dapat diselesaikan dan bukan merupakan tantangan terhadap
kejantanan mereka, yang harus dibuktikan dengan kekerasan. Anak-anak ini dilatih
menggunakan keterampilan calming self talk, yaitu teknik untuk berpikir & berbicara kepada
diri sendiri, tujuannya adalah menghambat perilaku impulsif, mengendalikan kemarahan, dan
mencoba solusi yang tidak mengandung kekerasan dalam menghadapi konflik sosial.
yang
diperlukan
untuk
supaya
dapat
mempertahankan
hidupnya
tanpa
Etiologi
FAKTOR PENYEBAB
A.
B.
C.
D.
E.
Kelainan Kromosom
1. Down Sindrom. Diagnosis: Hambatan bahasa, daya ingat, keterampilan bina
diri, memecahkan masalah (pada usia 30 tahun), rata-rata IQ kurang dari 50
(penurunan terus terjadi mulai usia 1 s/d 30 tahun). Catatan: penderita down
sindrom kebanyakan hidup tidak lebih dari 40 tahun.
2. Sindrom X Rapuh. Fenotip: Kepala besar & Panjang, perawakan pendek.
Diagnosis: gangguan hiperaktivitas, gangguan belajar & gangguan pervasif.
Catatan: Fungsi Intelektual mulai menurun pada periode pubertal.
Penjelasan
perkembangan otak dan dapat mengakibatkan retardasi mental. Keadaan seperti itu
dapat diperbaiki dengan memberikan gizi yang mencukupi sebelum anak berusia 6
tahun, sesudah itu biarpun anak tersebut dibanjiri dengan makanan yang bergizi,
inteligensi yang rendah tersebut sangat sukar untuk ditingkatkan.
d. Penyakit otak yang nyata
Dalam kelompok ini termasuk retardasi mental akibat beberapa reaksi sel-sel otak
yang nyata, yang dapat bersifat degeneratif, radang, dst. Penyakit otak yang terjadi
sejak lahir atau bayi dapat menyebabkan penderita mengalamai keterbelakangan
mental.
e. Penyakit atau pengaruh prenatal
Keadaan ini dapat diketahui sudah ada sejak dalam kandungan, tetapi tidak
diketahui etiologinya, termasuk anomaly cranial primer dan defek congenital yang
tak diketahui sebabnya.
f. Kelainan kromosom
Kelainan kromosom mungkin terjadi pada aspek jumlah maupun bentuknya.
Kelainan pada jumlah kromosom menyebabkan sindroma down yang dulu sering
disebut mongoloid. .
g. Prematuritas
Retardasi mental yang termasuk ini termasuk retrdasi mental yang berhubungan
dengan keadaan bayi yang pada waktu lahir berat badannya kurang dari 2500 gram
dan/atau dengan masa kehamilan kurang dari 38 minggu.
h. Akibat gangguan jiwa yang berat
Retardasi mental juga dapat terjadi karena adanya gangguan jiwa yang berat pada
masa kanak-kanak.
i. Deprivasi psikososial
Devripasi artinya tidak terpenuhinya kebutuhan. Tidak terpenuhinya kebutuhan
psikososial awal-awal perkembangan ternyata juga dapat menyebabkan terjadinya
retardasi mental pada anak.
Read more: http://www.artikel.indonesianrehabequipment.com/2012/07/anakkebutuhan-khusus-retardasi-mental.html#ixzz2QJJcz1Wf
Klasifikasi
Untuk menentukan berat-ringannya retardasi mental, kriteria yang dipakai adalah:
1. Intelligence Quotient (IQ),
Derajat
IQ
Usia prasekolah
Usia dewasa
(0-5)
21 tahun)
(>21 tahun)
RM
Sangat
< 20
Retardasi jelas
berat
Beberapa
Perkembangan
perkembangan
motorik
motorik
dapat bicara
berespons
dan
sangat
terbatas
namun terbatas
Berat
20-34
Perkembangan
motorik
Dapat
berbicara Dapat
yang atau
miskin
belajar berperan
berkomunikasi
namun
sebagian
latihan dalam
kejuruan
tidak pemeliharaan
bermanfaat
diri sendiri di
bawah
pengawasan
ketat
Sedang
35-49
belajar ketrampilan
berkomunikasi,
social
sendiri
dan dilatih
tanpa
namun
bermanfaat,
sedang
dapat
pengawasan
pergi terutama
jika
telah stress
Ringan
50-69
Dapat
Dapat
mengembangka
ketrampilan
belajar Biasanya
dapat
social
dan kelas 6 SD
ketrampilan
komunikasi,
social
retradarsi mental
kejuruan
namun
dan
perlu
bantuan
terutama
bila
stress
Manifestasi klinis
Diagnosis
g. Retardasi mental ringan
IQ berkisar 50 69
tingkat
dan
masalah
kemampuan
berbicara
yang
dapat
mencapai
tingkat
yang
lebih
tinggi
dalam
sederhana,
sedangkan
yang
lain
hanya
dapat
kerusakan
atau
penyimpangan
perkembangan
yang
IQ biasanya di bawah 20
Biasanya ada disabilitas neurologik dan fisik lain yang berat yang
mempengaruhi mobilitas seperti epilepsi dan hendaya daya lihat dan
daya dengar
Jelas terdapat retardasi mental tetapi tidak ada informasi yang cukup
untuk menggolongkannya dalam salah satu kategori di atas
PPDGJ III
F.
G.
H.
Catatan: keparahan tidak ditentukan: jika terdapat kecurigaan kuat adanya RM tetapi
IQ pasien tidak dapat diuji oleh tes IQ baku.
Usia Prasekolah
Sangat berat
Berat
Sedang
Ringan
Keadekuatan S
Ada beberapa
Kejuruan
Beberapa perk
perkembangan motorik;
bidang sensorimotorik;
mencapai pera
memerlukan perawatan;
yang sangat te
memerlukan pe
sendiri.
Dapat berepera
belajar berkomunikasi;
dalam pemeliha
sendiri dibawah
pengawasan le
memperoleh manfaat
dapat mengem
mempunyai keterampilan
keterampilan m
komunuikasi.
memperoleh manfaat
minimal yang b
dalam lingkung
Dapat memperoleh
terkendali.
Dapat bekerja s
untuk berkomunikasi;
dalam pekerjaa
dalam keterampilan
terlatih dibawah
tidak mungkin
terawasi; meme
pengawasan da
bimbingan jika
pengawasan sedang.
dalam stress so
ekonomi ringan
Dapat mengembangkan
yang dikenal.
Dapat belajar
Biasanya dapa
keterampilan akademik
keterampilan so
kejuruan yang
untuk membiay
sendiri minimal
mungkin meme
dengan sosial.
bantuan dan bi
dibawah stress
ekonomi yang t
Catatan: Yang membedakan anak RM dengan gejala perilaku dan Autis adalah:
1. Anak RM biasanya berhubungan dengan orang tua atau anak-anak lain dengan
cara yang sesuai dengan umur mentalnya,
2. mereka menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain,
3. mereka memiliki gangguan yang relatif tetap tanpa pembelahan fungsi.
b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder terhadap terjadinya retardasi mental dapat dilakukan dengan
diagnosis dan pengobatan dini peradangan otak dan gangguan lainnya.
Ada beberapa jenis latihan yang dapat diberikan kepada penderita retardasi mental,
yaitu:
1) Latihan di rumah: belajar makan sendiri, membersihkan badan dan berpakaian
sendiri, dst.,
2) Latihan di sekolah: belajar keterampilan untuk sikap social,
3) Latihan teknis: latihan diberikan sesuai dengan minat dan jenis kelamin penderita,
dan
4) Latihan moral: latihan berupa pengenalan dan tindakan mengenai hal-hal yang
baik dan buruk secara moral.
Read more: http://www.artikel.indonesianrehabequipment.com/2012/07/anakkebutuhan-khusus-retardasi-mental.html#ixzz2QJKJWh7W
KOMPLIKASI
-Serebral palcy
-Gangguan kejang
-Gangguan kejiwaan
-Gangguan konsentrasi /hiperaktif
-Defisit komunikasi
-Konstipasi
UJI LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK
-Uji intelegensi standar ( stanford binet, weschler, Bayley Scales of infant
development )
-Uji perkembangan seperti DDST II
-Pengukuran fungsi adaftif ( Vineland adaftive behaviour scales, Woodcock-Johnson
Scales of independent Behaviour, School edition of the adaptive behaviour scales ).
AUTISM