RENDAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak I
Dosen Pembimbing : Ema Hikmah S.Kp, M.Kep
Disusun oleh :
Anggita Septiani
Dian Endah Nataria
M. Farhan M
Nurhamidah Fitriani
Riri Arifin
Siti Uswatun Hasanah
Yuni Pratiwi
KELOMPOK 7
TINGKAT 2A
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
PRODI KEPERAWATAN TANGERANG
TAHUN 2013/2014
A. TINJAUAN TEORI
1. Definisi
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan 2500 gram atau kurang pada
saat lahir, bayi baru lahir ini dianggap mengalami kecepatan pertumbuhan intrauterine kurang dari
yang diharapkan atau pemendekan periode gestasi (Bobak, 2004).
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau sama
dengan 2500 gram (Surasmi, 2003).
Berat Badan Bayi Rendah (BBLR) merupakan bayi (neonatus) yang lahir dengan memiliki
berat badan kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499 gram (Hidayat, 2005).
2. Klasifikasi BBLR :
a. Klasifikasi berdasarkan Berat badan:
Bayi berat badan sangat rendah,yaitu bayi yang lahir dengan berat badan 1000 gram.
Bayi berat badan lahir sangat rendah ,yaitu bayi yang lahir dengan berat badan 1.500 gram
Bayi berat badan lahir cukup rendah ,yaitu bayi yang lahir dengan berat badan 1501-2500
gram
b. Klasifikasi berdasarkan umur kehamilan :
Bayi prematur adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan belum mencapai 37 minggu
Bayi cukup bulan adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 38-42 minggu.
Bayi lebih bulan adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan lebih dari 42 minggu
3. Klasifikasi berdasarkan umur kehamilan dan berat badan:
a. Bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK)/small-for-gestational-age(SGA) adalah Bayi yang
lahir dengan keterlambatan pertumbuhan intra uteri dengan berat badan terletak dibawah
persentil ke-10 dalam grafik pertumbuhan intra-uteri.
b. Bayi sesuai dengan masa kehamilan (SMK)/appropriate-for-gestational-age(AGA). Bayi yang
lahir dengan berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan,yaitu berat badan
terletak antara persentil ke-10 dan ke-90 dalam grafik pertumbuhan intra uterin.
c. Bayi besar untuk masa kehamilan/large-for-gestational-age(LGA). Bayi yang lahir dengan berat
badan lebih untuk usia kehamilan dengan berat badan terletak diatas persentil ke-90 dalam
grafik pertumbuhan intra-uteri
Berdasarkan pengelompokan tersebut atas, BBLR dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
1. Bayi Prematur
Adalah bayi lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan sama
dengan atau kurang dari 2.500 gram.
Hipotermi
Sindrom gawat nafas
Hipoglikemia
Perdarahan intra cranial
Rentan terhadap infeksi
Hiperbilirubinemia
Kerusakan integritas kulit
2. Bayi Dismatur
Dismaturitas adalah Bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari berat badan yang
seharusnya untuk masa kehamilan.yaitu berat badan di bawah persentil 10 pada kurva
pertumbuhan intra uteri, biasa disebut dengan bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK/AGA).
a. Panjang badan lebih dari 45 cm, berat badan lebih dari 2.500 gram
b. Kulit kering dan keriput
c. Rambut panjang dan banyak
B. Etiologi
Terjadinya lahir prematur/BBLR pada bayi disebabkan oleh berbagai macam faktor diantaranya:
1. Faktor Ibu
a.
b.
Usia
c.
d.
Faktor lain
2. Faktor Janin
3. Faktor Uterus dan Plasenta
C. Patofisiologi
D. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala yang dijumpai pada Bayi Berat Lahir Rendah antara lain :
1. Berat Badan Kurang dari 2.500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm, lingkar kepala
kurang dari 33 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm.
2. Masa gestasi kurang dari 37 minggu.
3. Kepala lebih besar dari badan.
4. Lanugo (bulu halus ) banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan
5. Lemak sub kutan kurang.
6. Ubun ubun dan sutura melebar
7. Genitalia belum sempurna, labia minora belun tertup oleh labia mayora (pada wanita) pada
pria testis
8. Pembuluh darah kulit banyak terlihat peristaltik usus dapat terlihat.
9. Rambut halus dan tipis.
10. Banyak tidur dan tangis lemah.
11. Kulit tampak mengkilat dan licin
12. Pergerakan kurang dan lemah.
13. Refleks tonus leher lemah, refleks isap kurang, refleks menelan kurang dan refleks batuk
masih lemah.
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000-24.000/mm3, hari
pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis ).
2. Hematokrit ( Ht ) : 43%- 61 % ( peningkatan sampai 65 % atau lebih menandakan polisitemia,
penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragic prenatal/perinatal).
3. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia atau hemolisis
berlebihan ).
4. Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari, dan 12 mg/dl pada 3-5
hari.
5. Destrosix : tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40-50 mg/dl
meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga.
6. Pemantauan elektrolit ( Na, K, Cl ) : biasanya dalam batas normal pada awalnya.
7. Pemeriksaan Analisa gas darah.
Pencegahan :
Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/ preventif adalah langkah yang penting.
Hal-hal yang dapat dilakukan :
1. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun kehamilan
dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko, terutama faktor
risiko yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk
pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
2. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, tanda
tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat
menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik.
3. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat (20-34
tahun).
4. Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan pendidikan
ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses terhadap
pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil.
Pengobatan :
1. Terapi
Karena belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan dan
perkembangan serta penyesuaian diri dengan lingkungan perlu diperhatikan :
a. Pengaturan suhu badan bayi prematuritas/ BBLR.
Bayi prematuritas dengan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi
hipotermi, karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik,
metabolismenya rendah, permukaan badan relatif luas. Oleh karena itu bayi prematuritas
harus dirawat di dalam inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim.
Dengan pengaturan suhu pada bayi dengan berat badan di bawah 2 kilogram dengan suhu
inkubator 35C, bayi dengan berat badan 2-2,5 kilogram dengan suhu inkubator 34C,
suhu inkubator diturunkan 1C setiap minggu sampai bayi dapat ditempatkan pada suhu
lingkungan kurang lebih 24-27C.
c. Menghindari infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang masih
lemah, kemampuan leukosit masih kurang, dan pembentukan antibody belum sempurna.
Oleh karena itu, upaya preventifsudah dilakukan sejak pengawasan antenatal sehingga
tidak terjadi persalinan prematuritas (BBLR). Dengan demikian perawatan dan
pengawasan bayi prematuritas sebaiknya secara khusus dan terisolasi dengan baik.
2. Tindakan medik
a. Intubasi
Dilakukan pada bayi prematur dengan berat badan lahir rendah yang mengalami
pernafasan periodik yang berat serta mengalami serangan apnea yang menetap.
b. Oksigen tambahan
Tujuan pemberian oksigen tambahan untuk mengatasi hipoksemia, dalam pemberian
oksigen tambahan harus dilakukan secara hati-hati karena tekanan oksigen yang tinggi di
dalam arteri bayi prematur merupakan faktor penting dalam menyebabkan retinopati
prematuritas.
B. TINJAUAN ASKEP
I. Pengkajian
1. Data biografi : Nama, jeniskelamin, usia, riwayatkehamilan
(usiakehamilanbiasanyaantara 24 sampai 37 minggu),
komplikasikehamilandanpersalinan, jenispersalinan.
2. Sistemsirkulasi/kardiovaskular : Frekuensidaniramajantung rata-rata 120 sampai
160x/menit, bunyijantung (murmur/gallop), warnakulitbayisianosisataupucat,
pengisisan capilary refill (kurangdari 2-3 detik).
3. Sistempernapasan :Bentuk dada barelataucembung, penggunaanototaksesoris,
cupinghidung, interkostal; frekuensidanketeraturanpernapasan rata-rata antara 4060x/menit, bunyipernapasanadalah stridor, wheezing atauronkhi.
4. Sistemgastrointestinal :Distensi abdomen (lingkarperutbertambah, kulitmengkilat),
peristaltikusus, muntah (jumlah, warna, konsistensidanbau), BAB (jumlah, warna,
karakteristik, konsistensidanbau), refleksmenelandanmegisap yang lemah.
III. RencanaAsuhanKeperawatan
No Dx. Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Mandiri :
Dengan Kriteria
keterbatasan perkembangan
Hasil :
RR 30-60 x/mnt
pola pernafasan.
2. Hisap jalan nafas sesuai
Sianosis (-)
metabolic.
Sesak (-)
Ronchi (-)
Whezing (-)
kebutuhan.
3. Pertahankan suhu tubuh
optimal.
4. Posisikan bayi pada abdomen
atau posisi terlentang dengan
gulungan popok di bawah
bahu untuk menghasilkan
sedikit hiperekstensi.
kolaborasi:
1. Pantau pemeriksaan laboratory
normal.
Kriteria Hasil :
Suhu 36-37 C.
elektrolit)
2. Berikan oksigen sesuai indikasi
Mandiri
1. Observasi tanda-tanda vital.
2. Tempatkan bayi pada
inkubator.
3. Ganti pakaian setiap basah
Kulit hangat.
Sianosis (-)
Ekstremitas hangat
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian D-10 W
dan ekspander volume secara
intra vena bila diperlukan.
2. Berikan obat-obatan sesuai
indikasi fenobarbital, natrium
bikarbonat.
Mandiri :
Kriteria Hasil :
imunimatur
Suhu 36-37 C
Tidak ada tanda-tanda
infeksi
Leukosit 5.000
10.000
Nutrisi terpenuhi
indikasi
Mandiri :
setelah
Kriteria hasil :
Berat badan
meningkat 15 gr/hr
Turgor elastis.
IV. Implementasi
MenurutNursalam (2001) pelaksanaan keperawatan adalah inisiatif dari rencana
tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik (Lyer et al, 1996). Tahap pelaksanaan
dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan kepada nursing orders untuk
membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan dengan harapan untuk memodifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien mencakup peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping.
Implementasi
tindakan
keperawatan
disesuaikan
dengan
rencana
tindakan
keperawatan. Dalam melakukan tindakan keperawatan pada klien dengan BBLR yang
harus diperhatikan adalah timbang berat badan setiap hari dan observasi tanda-tanda vital,
memberikan minum, rawat klien dalam inkubator, berikan posisi semi fowler dan
kolaborasi pemberian oksigen tambahan.
V. Evaluasi
MenurutNursalam (2001) evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi
proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana
tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan
perawat untuk memonitor kealpaan yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa,
perencanaan dan pelaksanaan tindakan.
Adapun evaluasi yang diharapkan pada bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
adalah oksigenisasi klien kembali adekuat, klien dapat mempertahankan suhu tubuh yang
stabil, klien tidak mengalami infeksi, kebutuhan nutrisi klien kembali terpenuhi, kebutuhan
cairan klien kembali seimbang, integritas kulit klien tetap utuh, klien tidak mengalami
cidera, klien mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang normal, keluarga klien
menunjukkan perilaku kedekatan yang positif.
DAFTAR PUSTAKA :
Rudi. 2012. AskepBBLR.http://perawatku.blog.unsoed.ac.id/2012/05/10/askep-bblr/,
Mitayani. 2009. AsuhanKeperawatanMaternitas. Jakarta: SalembaMedika.
Doenges, M.E. 1999. RencanaAsuhanKeperawatan. Edisi 3. Jakarta: EGC.
Sowden Betz Cicilia. 2002. Keperawatan Pediatric. Jakarta: EGC.