Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
EKOLOGI PERTANIAN
INDRALAYA
2012/2013
I.
A. Latar Belakang
PENDAHULUAN
berarti terjadi tumpang tindih relung ekologi antara kacang hijau dan jagung.
Tumpang tindihnya relung ekologi antara kacang hijau dan Jagung akan
mempengaruhi pertumbuhan dan daya hidup keduanya. Oleh karena itulah percobaan
ini dilakukan sehingga dapat diketahui pengaruh kompetisi terhadap pertumbuhan
kacang hijau (Vigna radiata) dan jagung (Zea mays).
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum persaingan intraspesifik dan interspesiik
adalah mempelajari pengaruh jarak tanam (kerapatan tanaman) terhadap laju
pertumbuhan tinggi tanaman.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
berlaku bagi kebanyakan organisme tetapi pengaruh yang sebenarnya malah dapat
memicu perubahan mendasar sampai kepada variasai.
Jika pembahasan berbagai factor abiotik lingkungan terkait dengan berbagai
parameter toleransi, sebaran dan optimasi, factor biotic didak langsung terkait
dengan factor itu. Tetapi di sisi lain factor biotic lebih realistic, bervariasi dan
mampu menciptakan stabilitas populasi. Dalam artian yang luas persaingan
ditunjukan pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang
sama. Persaingan ini dapat terjadi antara indifidu yang sejenis ataupun antara
indifidu yang berbeda jenis. Persaingan yang terjadi antara individu yang sejenis
disebut dengan persaingan intraspesifik sedangkan persaingan yang terjadi antara
individu yang berbeda jenisnya disebut sebagai persaingan interspesifik.
Persaingan yang terjadi antara organisme-organisme tersebut mempengaruhi
pertumbuhan dan hidupnya, dalam hal ini bersifat merugikan (Odum, 1971). Setiap
organisme yang berinteraksi akan di rugikan jika sumber daya alam menjadi terbatas
jumlahnya. Yang jadi penyebab terjadinya persaingan antara lain makanan atau zat
hara, sinar matahari, dan lain lain (Setiyadi, 1989). Faktor-fator intraspesifik
merupakan mekanisme interaksi dari dalam individu organisme yang turut
mengendalikan kelimpahan populasi. Pada hakikatnya mekanisme intraspesifik yang
dimaksud merupakan perubahan biologi yang berlangsung dari waktu ke waktu
(Wirakusumah, 2003).
Secara teoritis ,apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies ,
maka akan terjadi interaksi diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut dapat
Dua jenis populasi tumbuhan dapat bertahan bersama bila individuindividunya secara bebas di kendalikan oleh hal hal sebagai berikut :
1. Perbedaan unsur hara
2. Perbedaan sebab sebab kematian
3. Kepekaan terhadap berbagai senyawa racun
4. Kepekaan terhadap faktor faktor yang mengendalikan sama dan pada waktu
yang berbeda.
III.
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
C. Cara Kerja
Adapun cara kerja dari praktikum ini adalah :
1) Beberapa pot plastik yang berisi tanaman disediakan secukupnya.
2) Biji jagung atau kacang hijau yang masih baik dipilih kemudian direndam dalam
air selama satu jam.
3) Biji-biji tersebut ditanam kedalam pot plastik yang berbeda dan diatur
sedemikian rupa sehingga dalam percobaan ini terdapat beberapa perlakuan
sebagai berikut :
- Pot no 1 ditanam dengan 1 biji jagung atau biji kacang hijau.
- Pot no 2 ditanam dengan 2 biji jagung atau biji kacang hijau.
- Pot no 3 ditanam dengan biji jagung atau biji kacang hijau.
- Pot no 4 ditanami dengan 6 biji jagung atau biji kacang hijau.
- Pot no 5 ditanami dengan 8 biji jagung atau biji kacang hijau,
Setiap perlakuan dilakukan dengan tiga ulangan.
4) Sebagai cadangan sediakan beberapa pot yang ditanami jenis yang sama untuk
penyulaman apabila selama percobaan ada tanaman yang mati.
5) Penyiraman dilakukan setiap hari
6) Pengamatan dilakukan setiap minggu dan diukur tinggi tanamannya dengan
kertas milimeter sampai tanaman berumur 4 minggu.
7) Tinggi tanaman yang berbeda jarak tanamannya dibandingkan pada setiap jenis
tersebut.
IV.
A. Hasil
Adapun hasil dari praktikum persaingan intraspesifik dan interspesifik adalah
sebagai berikut :
Intraspesifik Kacang Hijau
Minggu
1
2
3
4
A
2
4
8
18
B
1
5
9
17
C
9
15
20
30
Perlakuan ( cm )
D
E
F
G
5
11
8
7,5
13
20
12,5 13.5
24
31
22
23,5
40,6
46
30
32
C
-
Perlakuan ( cm )
D
E
F
G
12,5
10
19
30,6
24
41
I
-
J
-
H
-
I
-
J
-
Intraspesifik Jagung
Minggu
1
2
A
3
13
B
9,5
20
3
4
24
31
34
50
42,5
51
41
63
63
81
Interspesifik
Minggu
1
2
3
4
A
32
50
62
70
Perlakuan ( cm )
B
C
12
19
15
25
21
30,5
30
43
D
12
15
28
33
A
12
18
21
30
Perlakuan ( cm )
B
C
14
20
18
33
22
43
34
57
D
18
27
38
41
A
-
B
20
22
41
50
A
10
15
22
32
B
8
13
20
32
Pengulangan
Minggu
1
2
3
4
Kelompok B
Minggu
1
2
3
4
Pengulangan
Minggu
1
2
3
4
Perlakuan ( cm )
C
8
11
29
44
D
41
53
E
58
Perlakuan ( cm )
C
Kontrol
Minggu
Perlakuan ( cm )
K
1
2
3
4
L ( kontrol 1 )
5
12
18
26
M ( kontrol 2 )
5
5
8
14
Perlakuan ( cm )
L ( kontrol 1 )
5
8
13
22
M ( kontrol 2 )
13
28
32
45
Pengulangan
Minggu
K
1
2
3
4
B. Pembahasan
untuk melihat perbandingan pertumbuhan suatu tanaman dengan ruang lingkup yang
sama. Pengamatan dilakukan selama kurang lebih 4 minggu dengan pengukuran
pertumbuhan tinggi tanaman dilakukan dalam jangka waktu 3 hari 1 kali sampai
tanaman dipanen. Pengukuran ini dilakukan untuk melihat apakah trjadi persaingan
jenis atau tidak karena pada umumnya tumbuhan yang berasal dari biji untuk awal
kehidupannya mendapat suplai makanan dari kotiledonnya (cadangan makanan).
Dan setelah beberapa hari secara perlahan kotiledon akan gugur dan dengan
sendirinya suatu tumbuhan harus mendapatkan suplai makanannya sendiri dan harus
bersaing dengan yang lainnya untuk mempertahankan hidupnya. Selain itu,
penanaman biji dengan jumlah dan jarak yang berbeda di setiap plotnya bertujuan
untuk menentukan kemampuan suatu tumbuhan untuk tumbuh dan melihat
perbedaan pertumbuhan di masing-masing plot. Pada umumnya kecepatan
perkecambahan dan pertumbuhan suatu biji tumbuhan merupakan faktor penentu
untuk menghadapi dan menanggulangi persaingan. Biji yang tumbuh terlebih dahulu
akan menyebabkan tumbuhan tersebut mencapai tinggi yang lebih besar,
mendapatkan intensitas cahaya matahari, air dan unsur hara tanah lebih besar
tumbuhnya (Indriyanti, 2006). Biji suatu tanaman dapat mengakhiri masa
dormansinya apabila terdapat faktor-faktor yang mengukung hal tersebut terjadi.
Beberapa hal yang berpengaruh terhadap pemutusan dormansi biji adalah
struktur biji itu sendiri, sedangkan faktor lingkungan yang berpengaruh adalah kadar
air, kelembaban tanah, suhu tanah, intensitas cahaya dan faktor fisik lainnya. Enam
faktor yang merupakan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan bijibiji yang di tanam. Namun dalam praktikum ini yang lebih dilihat adalah persaingan
yang terjadi antara biji yang ditanam dalam 1 plot baik persaingan intaraspesifik
ataupun persaing interspesifiknya.Untuk menguji hipotesis dan mengukur perbedaan
antar perlakuan dengan menggunakan ulangan yang sama maka digunakan metode
analisis varians satu jalur atau ANOVA 1 jalur dengan sistem Rancangan Acak
Lengkap (RAL). Berikut adalah hasil dari perhitungan dengan menggunakan metode
tersebut.
Biji suatu tanaman dapat mengakhiri masa dormansinya apabila terdapat
faktor-faktor yang mengukung pemutusan dormansi. Beberapa hal yang berpengaruh
terhadap pemutusan dormansi biji adalah struktur biji itu sendiri, sedangkan faktor
lingkungan yang berpengaruh adalah kadar air, kelembaban tanah, suhu tanah,
intensitas cahaya dan faktor fisik lainnya.
No
1
2
3
4
5
6
Faktor fisik
pH Tanah
Suhu Tanah
Kelembaban Udara
Intensitas cahaya
Suhu udara
Kelembaban tanah
Faktor-faktor
Awal
5
29 0C
67%
0,59 Lux
27 0C
3
Akhir
5.8
28.5 0C
75%
2,08 Lux
27 0C
3.6
pertumbuhan tanaman biji jagung dan biji kacang hijau pada praktikum ini. Faktorfaktor tersebut diukur agar mengetahui keadaan makroklimat pada awal penanaman
dan akhir penanaman. Dan selama pengamatan pertumbuhan tanaman, yang lebih
dilihat adalah persaingan yang terjadi antara biji yang ditanam dalam 1 plot baik
persaingan intaraspesifik ataupun persaing interspesifiknya.
V.
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dalam ppraktiikum persaingan
intraspesifik dan interspesifik adalah :
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan intraspesifik dan interspesifik
adalah kepadatan atau jarak tanaman, luas lahan tanam, jenis tanaman, dan waktu
lamanya tanaman hidup.
2. Semakin rapat jarak suatu tanaman maka pertumbuhannya akan semakin
terhambat karena persaingan mendapatkan sumber daya atau unsur hara dari
tanah semakin ketat.
3. Cepat atau lambatnya perkecambahan pada tanaman juga berpengaruh terhadap
menangnya suatu tanaman dalam berkompetisi.
4. Terjadinya kompetisi antar tanaman dapat menyebabkan tanaman mati
5. Kompetisi adalah interakksi antar individu yang muncul akibat kesamaan
kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi
kemampuan bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Arnita,indriani.1990.Ekologi Umum.Gita Media Press: Jakarta.
Irwan, Z.D.. 2007. Prinsip-Prinsip Ekologi. Jakarta: Bumi Aksara.
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Bumi Aksara: Jakarta.
Michael. 1994. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium. UI
Press . Jakarta.
Naughhton.1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. UGM Press Yogyakarta.
Odum, E.P. 1971. Dasar-dasar Ekologi (diterjemahkanTjahjono, S. dan
Srigandono,B) Yogyakarta: Penerbit Universitas Gajah Mada.
Setiadi, Dedi, Muhadiono, Ayip Yusron.1989. Penuntun Praktikum Ekologi.PAU
Ilmu Hayat. IPB: Bogor.
Salisbury, F.B. 1995. Fisiologi Tumbuhan jilid 2. Penerbit ITB: Bandung .
Wirakusumah, S. 1003. Dasar-dasar Ekologi bagi populasi dan Komunitas. UIPress: Jakarta.