Lukitri Gutomo
Sukri
15
Sri Wahyuni
23
Indahwati
31
Sumamik
39
Wasis Sunaryadi
45
Sudjarwo
53
Djuweni
61
Karno
71
SUSUNAN REDAKSI
Pemimpin Redaksi :
Anis Chandra Kristanti, S.Si.
Editor Pelaksana :
Ikhwanudin, M.Pd.
Penyunting (mitra bestari):
Dr. Syaad Patmanthara
Dr. Bambang Triono, M.M.
Tata Letak :
Dhega Febiharsa, S.ST.
Penerbit dan Percetakan :
CV. Cerdas Ulet Kreatif
Jl. Manggis 72 Jember Lor Patrang
Jember Jawa Timur Kode Pos 68118
Telp. / Fax. (0331) 422327
Isi di luar tanggungjawab percetakan
ISSN : 2337-4705
Pendahuluan
Banyak faktor yang mempengaruhi dalam
peningkatan pendidikan, misalnya faktor dari guru
sendiri dalam menggunakan strategi pembelajaran,
minat siswa, intelegensi, faktor keluarga, motivasi
dan
prestasi
siswa,
faktor
yang
datang
dari
berkesinambungan.
menanyakan
materi
yang
diajarkan.
sebab
itu
peneliti
mencoba
terhadap
pelajaran PKn
yaitu
dengan
peristiwa
sejarah
bangsa
dan
dapat
dengan
Media Pembelajaran
Pembelajaran dengan menggunakan media
gambar dipilih karena dapat merubah perilaku minat
siswa
dalam
belajar
PKn.
Siswa
dapat
siap
dalam
menerima
pelajaran.
proses
belajar
mengajar,
karena
akan
minat/motivasi
belajar
ini
sementara
materi
yang
disampaikan
Begitu
juga,
Winskel
(1987)
diperoleh
berupa
kesan-kesan
yang
sebagai
hasil
aktivitas
sebelumnyua
(1982:2).
Sedangkan
Hawadi
menyatakan
prestai
Volume 1, 2013
1.
Perencanaan
kesimpulan
bahwa
prestasi
belajar
mengetahui
hakekatnya
2.
dalam
proses
atau
mengevaluasi
tindakan
Pelaksanaan tindakan
belajar
Semua
rencana
telah
disiapkan
kegiatan
yang
terintegrasi.
Murid
melakukan
3.
Observasi/pengamatan
disiapkan.
4.
Refleksi
secara maksimal.
Melalui
kegiatan
pengamatan
dapat
Metode Penelitian
Peneliti mengambil subyek yang diteliti Kelas
VII-H dengan jumlah peserta didik 36 siswa yaitu 20
siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan
2 siklus terdiri dari 4 tahap kegiatan yaitu : (1) Tahap
perencanaan
tindakan;
(2)
Tahap
pelaksanaan
pelaksanaan
penelitian
dalam
Metode
pengumpulan
data
disesuaikan
keberhasilan
pembelajaran,
subjek
dilaksanakan
penelitian
tes
formatif
dalam
yang
tahap
ini,
peneliti
mengumpulkan
penelitian.
Selanjutnya,
peneliti
memudahkan
dalam
menyusun,
peneliti
yang
mau
menjawab
pembelajaran
(3)
siswa
pertanyaan
berani
b) Tindakan
atas
menanggapi
pengajaran
dari
rencana
dalam
terhadap
adanya
strategi
pembelajaran
memberikan
pertanyaan-pertanyaan
pada
kelompok
mengadakan
tersebut,
evaluasi
(4)
atas
peneliti
hasil
dari
pembelajaran.
c) Hasil observasi
Pada
siklus
diperoleh
hasil
pembelajaran
keaktifan/respon
yaitu
tingkat
evaluasi.
Terhadap kegiatan tingkat keaktifan/
respon siswa, ternyata dari 36 siswa yang
terlibat dalam pembelajaran (1) siswa yang
berani bertanya baik terhadap teman atau
terhadap guru sebanyak 26 siswa atau 72%
(2) siswa yang mau menjawab pertanyaan
a) Perencanaan
64%
(3)
siswa
berani
menanggapi
mengeluarkan
pendapat,
menyusun
Volume 1, 2013
Indikator
1.
Jumlah
Siswa
26
Siswa berani
bertanya
2.
Siswa berani
24
menjawab
pertanyaan
3.
Siswa berani
22
menanggapi
pertanyaan/
pendapat teman.
4.
Siswa berani
27
mengeluarkan
pendapat/membuat
tanggapan/bercerita
Rata-rata Keaktifan siswa siklus I
Prosentase
67
61
2.
75
69%
d) Refleksi
Dalam pembelajaran siklus 1 dengan
media gambar siswa dibagi tiga kelompok
dan setiap kelompok terdiri dari 5 orang
merupakan kelompok yang kurang efisien.
Hal ini dari pembelajaran kurang bermakna
dari nilai hasil evaluasi masih belum
sempurna.
Siswa belum beradaptasi terhadap
strategi pembelajaran dengan penggunaan
media gambar, sehingga mereka masih
kesulitan untuk menerapkan dan membuat
kesimpulan.
Di dalam pembahasan materi siswa
masih banyak yang bicara dan kalau dikasih
pertanyaan hanya beberapa siswa yang
menjawab.
Di
tindakan siklus II
72
dalam kegiatan
pembelajaran
di
dalam
pembelajaran
Melakukan
evaluasi
terhadap
jalannya
tindakan
terhadap
pembagian
kelompok
siswa
materi
dengan
diselingi
diakhir
pembelajaran
untuk
c) Hasil observasi
2) Hasil evaluasi.
Dalam siklus
kegiatan
dalam
gambar-gambar
pembelajaran.
pembelajaran
yang
tingkat
II
tahap
keaktifan/respon
mau
menjawab
siswa
pertanyaan
atas
yang
2)
dijadikan
Pada
saat
media
interaksi
berlangsung
peneliti
pasif ikut
mengeluarkan
Di
(4)
siswa
yang
berani
mengeluarkan
pendapat.
diberi
menjawab.
dengan
keaktifan/respon
jawab
siklus
berikutnya.
Seperti
4)
juga
sudah
dalam
pada
pertanyaan
3)
mulai
Di dalam pembelajaran
menggunakan
media
gambar
Indikator
Jumlah
Siswa
Siswa berani
31
bertanya
Siswa berani
2.
menjawab
33
pertanyaan
Siswa berani
menanggapi
3.
34
pertanyaan/
pendapat teman.
Siswa berani
mengeluarkan
4.
35
pendapat/membuat
tanggapan/bercerita
Rata-rata keaktifan siswa siklus II
1.
Prosentase
86%
92%
Dengan
adanya
pelaksanaan
strategi
94%
97%
92%
Volume 1, 2013
1.
dalam
2.
pembelajaran
dapat
meningkatkan
tuntas.
menjawab
Pada
siklus
II
sudah
menunjukkan
pertanyaan,
dan
menanggapi
mudah.
Penggunaan
gambar
sebagai
media
ini
Daftar Pustaka
Aqib, Z. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama
Widya.
juga
terjadi perubahan
dan
mengalami
peningkatan.
Dengan
mengadakan
inovasi
dalam
maka
Jakarta, LP3ES
, 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22
tahun 2006 tentang Standar Isi. Jakarta
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta, Bina Aksara
setelah
itu
guru
memberikan
pertanyaan
dan
FHUII Press
BP7 Pusat. 1995. UUD 1945, P4, GBHN, Bahan Penataran P4.
Jakarta, BP7 Pusat
Budimansyah, Dasim. 2002. Model Pembelajaran dan Penelian
Portofolio. Bandung, PT. Genesindo
Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi Kurikulum Pendidikan
Kewarganegaraan Tahun 2006. Jakarta, Depdiknas
Gabriel A. Almond dan Sidney Verba. 1984. Budaya Politik.
Jakarta: Bina Aksara
Kesimpulan
Lemhanas,
2001,
Pendidikan
Kewarganegaraan.,
Jakarta,
sebagai berikut :
ISSN : 2337-4705
Bimbingan
Pendahuluan
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
no. 20 tahun 2003 pasal 3 dinyatakan bahwa
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa
yang
bermartabat
dalam
rangka
mengembangkan
kehidupannya
sebagai
kejuruan
merupakan
pondasi
konseling
adalah
salah
satu
system
administrasi
dan
supervisi
merupakan
bantuan
kepada
dapat
timbul
dalam
hidupnya.
Bantuan
Volume 1, 2013
dalam
layanan
dan
orientasi,
informasi,
penempatan
rangka
mengembangkan
kemampuannya
diantisipasi
kepada
sedini
mungkin
sehingga
tidak
individu
agar
dapat
mengembangkan
(self realization).
1986:39).
Dari
pengertian
tersebut,
dapat
penulis
(1988:12)
berpendapat
bahwa
perkembangan
yang
optimal
dan
konseli
tidak
lepas
dari
10
Lukitri Gutomo
perkembangan,
masalah-masalah
pribadi
atau
kepribadian.
Kejuruan
Narkoba
atau
NAPZA
(Narkotika,
ectasy,
putau,
dan
sabu-sabu),
mengembangkan
memfasilitasi
mereka
potensi
secara
konseli
dan
sistematik
dan
proaktif
dan
berbasis
data
tentang
administratif
dan
instruksional
dengan
dirinya
agar
atau
mampu
mengembangkan
mencapai
tugas-tugas
perkembangan
konseli
tidak
selalu
hal
utama
yang
melatarbelangi
perlunya
kualitas
sumber
daya
manusia
Volume 1, 2013
tentu
perlu
mengintegrasikan
seluruh
11
Fungsi adaptasi
komponen bimbingan.
guru
adanya
perkembangan
ilmu
pengetahuan
dan
dalam
mengadaptasikan
pribadi
siswa-siswa.
Dalam
program
fungsi
ini
pengalaman
belajar
bagi
para
siswanya.
Kejuruan
1.
Fungsi penyaluran
Fungsi
bimbingan
penyaluran
dalam
ialah
membantu
fungsi
menyalurkan
1.
jurusan
sekolah,
memilih
jenis
sekolah
Prinsip
dan lain-lain.
2.
2.
Fungsi penyesuaian
Fungsi
ialah
membantu siswa
berbagai
siswa
Oleh
untuk
kebutuhan.
teknik
memperhatikan
fungsi
adalah
penyesuaian
bimbingan dalam
bimbingan
dibantu
3.
dengan
perbedaan
dan
berbagai
12
4.
Lukitri Gutomo
kesulitannya sendiri.
Prinsip
referal
atau
pelimpahan
dalam
menangani
masalah
tersebut
perlu
mengembangkan
2.
lingkungan
digunakan
masyarakatnya.
8.
3.
juga
untuk
dan
meningkatkan
bimbingan
secara
menyeluruh.
program,
bertujuan
melalui
memantapkan,
progam
Hal
itu
pengembangaan
yang
lebih
penelitian
luas,
dan
manajemen
pengembangan
keberhasilan
memelihara
masyarakat
tingkat
yang
yang
menilai
manajemen
dilaksanakan
rencana-
manfaat
mengimplementasikan
dan
dan
keberhasilan
didik
tingkat
individual,
konseling
adalah
9.
Layanan responsif
yang bertujuan untuk membantu memenuhi
dan
dibimbing
efektif
perilaku
responsif
dan
mengandung
perencanaan
Volume 1, 2013
pelajaran
hendaknya
13
mata
pengetahuan
pelaksanaan
dan
meningkatkan
pemahaman
tentang
konseling
sehingga
kegiatan
(Nurihsan, 2005:21).
Daftar Pustaka
Penutup
1.
Simpulan
Berdasarkan
uraian
di
atas
dapat
sangat
penting
sekali.
Sejalan
motivator,
director,
inisiator,
Saran
Depdiknas.
M. Surya. 1988. Pengantar Bimbingan dan Penyuluhan. Jakarta :
UT.
Mungin Eddy Wibowo. 1986. Konseling di Sekolah Jilid I. FIP
IKIP Semarang.
Nurihsan, Juntika. 2005. Manajemen Bimbingan Konseling di SD
Kurikulum
2004.
Jakarta:
Gramedia
Widiasaraan
Indonesia.
Oemar Hamalik. 2000. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung:
Sinar Baru Algensindo.
PP nomor 28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar. Jakarta:
Dedpikbud.
Prayitno Erman Amti. 1997. Dasar-dasar Bimbingan dan
Konseling. Jakarta: Depdikbud.
Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sugiyo, dkk. 1987. Bimbingan dan Konseling Sekolah. Semarang:
FIP IKIP Semarang.
14
ISSN : 2337-4705
Pendahuluan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan/kompetensi, isi, dan
bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Muara keberhasilan kurikulum secara aktual
akan ditentukan oleh implementasi kurikulum.
Implementasi kurikulum pada satuan pendidikan,
diejawantahkan dalam bentuk kegiatan pembelajaran
serta
berdasarkan
pembelajaran
yang
pelaksanaannya
kurikulum
pada
telah
sering
yang
tidak
pembelajaran
desain
atau
rencana
ditetapkan.
terjadi
sesuai
Pada
implementasi
dengan
sehingga
desain
mengakibatkan
saat
proses
pembelajaran
belajar
merupakan
mengajar.
suatu
proses
Proses
yang
mungkin
cenderung
untuk
melakukan
dan
psikologis
yang
kondusif
bagi
yang
diharapkan,
dunia
kurikulum.
pelaksanaan
adalah
guru
pembelajaran
dalam
adalah
merupakan
kurikulum
vital
guru
faktor
pendidikan,
pelaksanaan
membuat
perencanaan
(RPP).
Perencanaan
Volume 1, 2013
Standar
kemampuan
guru
meliputi
tiga
2003:11).
Masing-masing
15
komponen
disebut
merupakan
dilaksanakan
juga
suatu
kerana
training.
sebagai
program
diasumsikan
yang
dapat
menjadi
dalam
sebuah
organisasi.
Misalnya
lingkungan
kerja,
rekan
kerja,
dan
pekerjaannya.
On the job training dapat diterapkan pada
setiap karyawan baru, karyawan yang pindah ke
bagian lain (mutasi), karyawan yang berganti tugas
dan tanggung jawab, atau kepada karyawan yang
menunjukkan
prestasi
kurang
baik
dalam
pekerjaannya.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
yang
harus
dilakukan
guru
sebelum
16
Sukri
diinginkan.
Kelima
aspek
tersebut
adalah:
1)
Tujuan
hasil belajar.
belajar mengajar.
Desain adalah rancangan, pola atau model
Metode Penelitian
rancangan
pembelajaran
sesuai
atau
menyusun
model
dengan
silabus,
standar
pembelajaran.
Kegiatan
sebelum
akan
dilaksanakan
langkah-langkah
meliputi
dalam
dalam
perencanaan,
dua
siklus,
setiap
siklus
pelaksanaan
tindakan,
guru
dalam
menyusun
pelaksanaan
Sedangkan
pengajaran
atau
satuan
pembelajaran
yang
itu
peneliti
juga
dibuat
pembelajaran (RPP).
guru
dalam
dengan
Selain
perencanaan
oleh
dimaksud
(RPP).
menyusun
persiapan
Analisis
data
dalam
penelitian
ini
Volume 1, 2013
17
aspek
penyusunan
pembelajaran (RPP).
kemampuan
guru
pelaksanaan
dalam
pembelajaran
menyusun
(RPP)
atau
indikator
sebuah
yang
ada
rencana
dalam
pelaksanaan
rencana
dengan
2.
Deskripsi Siklus 1
Pada tahap ini melaksanakan on the job
training
hasil
rekaman
yang
didapat
fakta/observasi
di
indikator
yang
menjadikan
dasar
menggunakan
disiapkan.
metode
Pengamatan
terhadap
Hasil Penelitian
1.
dengan
persyaratan
atau
formalitas
rencana pelaksanaan
kemampuan
rencana
guru
pelaksanaan
dalam
menyusun
pembelajaran
(RPP)
kegiatan
yang
mana
patut
pengamatan
terhadap
aktivitas
18
Sukri
Kesiapan
bahan
S
TS
8
4
67
58
33
Tercapai
42
50
Belum
50
42
Belum
58
Belum
menunjukkan
hasil
sesuai
dengan
ditetapkan.
bahwa
pentingnya
rencana
guru
belum
menyadari
bahwa
pelaksanaan
pembelajaran
(RPP).
Dari
hasil
pengamatan
terhadap
diketahui
pelaksanaan
bahwa
rencana
(Baik).
Dari hasil evaluasi terhadap rencana
3.
Deskripsi Siklus 2
produk
pembelajaran
rencana
pelaksanaan
yang
belum
dipahami
guru
lebih
pelaksanaan
secara
memenuhi
pembelajaran
indikator
(RPP)
kinerja
yang
belum
telah
individu
dalam
suatu
kelompok.
Volume 1, 2013
19
memberikan
juga
membosankan.
refleksi
Setelah
siklus
dan
II
penguatan
dijalankan
yang
pelaksanaan
tabel berikut.
memenuhi
pembelajaran
indikator
(RPP)
kinerja
sudah
yang
telah
Kesiapan
bahan
S
TS
12
0
100
0
Nominal
Jumlah
Prosentase (%)
Pencapaian
S
10
83
Tercapai
TS
2
17
TH
1
8
Panel
Pakar
S
TS
10
2
83
17
Tercapai
Tercapai
H
11
92
Tercapai
menunjukkan
hasil
sesuai
dengan
peserta
yang
siap
dan
tidak
ada
Pembahasan
1.
Siklus 1
Pada siklus pertama dilaksanakan on the
job
training
sudah
memenuhi
kriteria
keberhasilan.
Nilai kemampuan guru dalam menyusun
RPP pada siklus II diketahui bahwa diperoleh
rata-rata nilai secara klasikal sebesar 81.13.
pembelajaran (RPP)
yang
dihasikan
guru
20
Sukri
B (Baik).
yang
atau
rencana
dalam
diri
masih
guru
belum
tersebut.
fokus
Hal
tersebut
pelaksanaan
pembelajaran
(RPP)
bahwa melalui
meningkatkan
kemampuan
disebabkan
karena
terlalu
lama
guru
guru
dalam
bahwa
rencana
rencana
pelaksanaan
terhadap
penyusunan
rencana
pelaksanaan
Siklus 2
Pada siklus pertama dilaksanakan on the
konsultatif
dimana
diharapkan
para
guru
akan
Produk
rencana
pembelajaran (RPP)
yang
pelaksanaan
dihasikan
sangat
membantu
mereka
dalam
guru
menekankan
konsultatif
pada
akan
metode
kolaboratif
memberikan kesempatan
Volume 1, 2013
Dengan
demikian,
pemahaman
terhadap
Profesi
Pengawas
Sekolah.
Bacaan
21
Pendukung.
Surabaya: PMPTK
, 2003. Prinsip-prinsip Manajemen Penataran. Jakarta:
Pusdiklat Depdiknas
Arikunto, Suharsimi. 1998. Penelitian Tindakan untuk Guru,
Kepala Sekolah dan Pengawas. Jakarta: Aditya Maedia
Beeby, C.E. 1987. Pendidikan di Indonesia-Terjemahan. BP3K
Kesimpulan
Jakarta: YIIS.
On
the
job
training
pengaruh
dapat
memberikan
terhadap
peningkatan
binaan
rencana
guru
dalam
pelaksanaan
di
menyusun
pembelajaran
Meningkatnya
sekolah
rencana
(RPP)
guru
dalam
di
menyusun
pelaksanaan
pembelajaran
berdampak pada
peningkatan
Guru
memberikan
positif
terhadap
rencana
(RPP)
respon
Dengan
on
demikian
training
terhadap
sangat
kegiatan
pelaksanaan
melalui
penyusuan
pembelajaran
the
job
kegiatan
memberikan
training.
on
dampak
kemampuan
menyusun
Tahun
2007,
tentang
Standar
Kepala
rencana
guru
2010.
Pelatihan
Penelitian
Penguatan
Tindakan
kemampuan
Sekolah
Materi
Kepala Sekolah.
kemampuan
binaan
the
job
positif
dalam
pelaksanaan
pembelajaran (RPP).
Daftar Pustaka
, 2008. Laporan Penelitian Tindakan Kelas, Sebagai
Karya Tulis Ilmiah dalam Kegiatan Pengembangan
Persada.
22
ISSN : 2337-4705
Pendahuluan
Biologi merupakan salah satu jenis mata
pelajaran yang memerlukan pemahaman konsep
secara menyeluruh dan saling terkait antara satu
tapik bahasan dengan topik bahasan yang lain,
dimana di dalam mengkaji teori-teori atau hukumhukum yang ada seringkali memerlukan usaha lebih
dari anak didik untuk memusatkan perhatiannya
agar dapat memahami dan mengingat konsep yang
dipelajarinya dengan baik.
Adapun kendala-kendala yang dihadapi para
guru mata pelajaran Biologi khususnya materi
Struktur dan Fungsi Akar diantaranya adalah
kurangnya minat belajar peserta didik, dimana
sebagian besar pandangan peserta didik dalam
pemahaman materi Biologi harus dengan cara
dihafal semata dan dibaca berulang-ulang. Selain
masalah tersebut, cara penyampaian materi dari
guru juga kurang menarik, kurang komunikatif
dengan peserta didik sehingga terkesan monoton
dan menjemukan.
Berdasarkan
hasil
pengamatan
dan
pada
siswa
(Focus
on
Learners),
dahulu
diminta
mengobservasi
suatu
untuk
meningkatkan
kemampuan
menekankan aspek
penalaran
sehingga
Pengertian Belajar
Belajar adalah proses interaksi terhadap
kegiatan belajar mengajar yang ada disekitar individu
Volume 1, 2013
kemampuan
dengan
mengatasi koflik
3.
berkomunikasi,
orang
lain
serta
23
bekerjasama
mengelola
dan
4.
Learning
to
be
adalah
keberhasilan
mencari
pengetahuan
informasi
yang
dan
menemukan
mampu
ilmu
memecahkan
manusia
psikomotorik
(psychomotoric
domain).
Belajar
yang
mampu
mengenal
dirinya,
Based Learning)
dengan lingkungan.
Empat pilar belajar yang dikemukakan oleh
UNESCO secara rinci peneliti paparkan sebagai
berikut:
1.
Learning
to
pembelajaran
know,
yang
yaitu
suatu
memungkinkan
proses
siswa
Monitoring,
Organizing.
Maintening,
Belajar
dengan
hanya
mekanistis,
terbatas
melainkan
pada
juga
kemampuan
meliputi
tentang cara
pemecahan
berpikir
masalah
kritis dan
serta
untuk
dan
mengalami,
menemukan
dan
24
Sri Wahyuni
tugas
guru mengatur
strategi
belajar,
Seperti
yang
dikemukakan
oleh
Sudjana
siswa.
Prestasi Belajar
Pengertian prestasi belajar adalah hasil dari
proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan peserta
didik. Dalam pengertian uji hasil yang diperoleh adalah
hasil kegiatan selama mengikuti kegiatan belajar
mengajar. Prestasi belajar adalah hasil yang telah
dicapai atau dilakukan oleh peserta untuk mendapatkan
kepandaian. Seseorang dapat dikatakan berprestasi
apabila ia dapat mencapai hasil yang maksimal dari apa
yang telah dilakukan. Begitu halnya dengan seseorang
peserta didik apabila ia memperoleh prestasi belajar
Volume 1, 2013
25
guru.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan pengembangan metode
dan strategi pembelajaran. Metode dalam penelitian ini
adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action
Research)
yaitu
suatu
dikembangkan bersama-sama
penelitian
yang
perencanaan,
pelaksanaan
tindakan,
pengamatan,
berbasis
masalah
dengan
mengadakan
diskusi
(pembelajaran
berbasis
masalah)
untuk
melihat
pada
bulan
Februari
sampai
dengan
sudah
tingkat
bersangkutan
pembelajaran berikutnya.
ketuntasan
belajar
dapat
maka
melanjutkan
kelas
yang
pada
suatu
26
Sri Wahyuni
2) Menilai
Pelaksanaan Penelitian
1.
tindakan
dengan
Siklus 1
(LKS).
a) Perencanaan
1) Identifikasi
masalah
dan
d) Refleksi
penetapan
dilakukan
dalam
proses
hasil
3) Memperbaiki
pembelajaran
kontekstual
pelaksanaan
tindakan
2.
Siklus 2
a) Perencanaan
skenario
tentang
dan
evalusi
mutu,
kompetensi dasar.
skenario
evaluasai
tindakan.
5) Menentukan
meliputi
belajar
mengajar.
dengan
hasil
observasi
pembelajaran.
b) Tindakan
1) Menerapkan tindakan yang mengacu
pada skenario pembelajaran.
2) Siswa membaca materi yang terdapat
pada buku sumber.
3) Siswa mendengarkan penjelasan guru
tentang materi yang terdapat pada buku
sumber.
4) Siswa mendengarkan penjelasan guru
tentang materi yang dipelajari.
5) Siswa berdiskusi membahas masalah
(kasus) yang sudah dipersiapkan oleh
guru.
6) Masing-masing kelompok melaporkan
hasil diskusi.
7) Siswa mengerjakan lembar kerja siswa
(LKS).
c) Pengamatan
1) Melakukan observasi dengan memakai
format observasi yang sudah disiapkan
yaitu dengan alat perekam, catatan
anekdot untuk mengumpulkan data.
mengumpulkan
bacaan
dari
Volume 1, 2013
7) Presentasi
hasil
diskusi.
27
Siswa
siswa.
c) Pengamatan
yang
sudah
dan
yang
terjadi
disiapkan
selama
pelaksanaan
tindakan berlangsung.
indikator
partisipasi
siswa
dalam
terkumpul.
4) Membahas
evaluasi
tentang
pelaksanaan
tindakan
hasil
analisis
data
terlihat
hubungan
siswa
dengan
guru
sangat
learning
how
mengeksplorasi dan
to
learn
siswa
dapat
Problem Based
Learning
28
Sri Wahyuni
9,6%.
2.
sebesar 15%.
3.
tergolong
mengakomodir
mampu
mampu
membuktikan
semua
teori
permasalahan,
kedalam
praktek,
baik
demikian
juga
tentang
modalitas
kinestetik).
dengan
(gaya
menggunakan
belajar
kata
tanya
How
(bagaimana).
Daftar Pustaka
model
Based
dismpulkan
kinestetik
bahwa
Problem
meningkatkan
kemampuan
memecahkan
Kesimpulan
mengalami
peningkatan
dari
Volume 1, 2013
Mudjiono. 1993. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Mel Silberman. 1996. Active Learning 101 Strategi to Teach Any
Subject. Bandung : Kaifa.
Moloe, L.T. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Nur, M. 2004. Strategi-strategi Belajar. Edisi Kedua. Universitas
Negeri Surabaya.
Nurhadi, Yasin, B., & Senduk, A.G. 2004. Pembelajaran
Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK Edisi Kedua.
Universitas Negeri Malang.
29
Pendidikan.
Surabaya: SIC.
Zainul, A & Nasoetion, N. 1993. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta :
PAU Dirjen, Dikte Depdikbud.
30
ISSN : 2337-4705
Pendahuluan
Berdasarkan pengamatan penulis sebagai guru
Tata Busana di SMPN 8 Kota Blitar, materi
menggambar pola dasar pakaian anak merupakan
materi yang sulit dan bahkan ditakuti siswa. Setiap
menjelang
ulangan
semester,
siswa
sering
SMPN
Kota
Blitar,
menyadari
bahwa
dasar
pakaian anak,
bukan semata-mata
terbatasnya
dilakukan
untuk
pelajaran
2011/2012
melalui
metode
pembelajaran
digunakan
untuk
secara
untuk
proses
waktu
telah
usaha
pembelajaran
berikutnya,
sudah
operasional
mengatakan
bahwa
dapat
model
dilakukan.
Dengan
pembelajaran
itu
Volume 1, 2013
merupakan
jantungnya
metode
pembelajaran
(Winataputra, 1993/1994).
Metode
31
pembelajaran
digunakan
untuk
Soetopo
(2005:159)
menuliskan,
metode
diberikan
siswa
oleh
guru.
melaksanakan
Roestiyah
(2001:135)
latihan-latihan
selama
maka
dan
pembelajaran di kelas.
pengembangan.
terlebih
dahulu
Pembelajaran
harus
berkaitan
mengetahui
dengan
upaya
dimaksud
orang
dapat
halnya
yang
menguasai
dengan
guru
pengetahuan
muatan
lokal.
Ia
dapat
adalah
tugas
siswa
dari
materi
Motivasi Belajar
melakukan sesuatu
kepadanya
wali
menyatakan
murid.
Nasution
(2000:202)
dengan
standart
kualitas
sebagai
32
Indahwati
besar
pengaruhnya
terhadap
maka
sangat
diperlukan
kegiatan
menyelesaikan
tugas
yang
diberikan
mencapai
persyaratan
menyelesaikan tugas-tugasnya.
minimum
dalam
Mengevaluasi
merencanakan
dan
mempersiapkan
suatu
proses
untuk
menentukan
nilai
belajar
(Nurkancana,
selama
1992:11).
satu
periode
Evaluasi
tertentu
yang
berarti
Volume 1, 2013
Berdasarkan
dapat
sebanyak 33 siswa.
perubahan
tingkah
pendapat
laku
tersebut
33
sebagai
akibat
dari
Untuk
memperoleh
siswa
data
sejauh
terhadap
bahan
mana
pemahaman
kajian
Metode Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah
rancangan model Kemmis dan Taggart yang terdiri
dari atas empat langkah, yakni: perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi (Arikunto,
2006:93).
Model ini dipilih karena dalam pembelajaran
selalu diawali dengan perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan refleksi. Dalam Penelitian ini akan
dilaksanakan dalam dua siklus, dan langkah-langkah
dalam
setiap
siklus
meliputi
perencanaan,
data
dalam
penelitian
ini
siswa.
Sedangkan
analisis
kuantitatif
Interval Nilai
86.00 100.0
71.00 85.99
55.00 70.99
54.99
Kualifikasi
A
B
C
D
Kriteria
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
34
Indahwati
yaitu 75.00.
Hasil Penelitian
1.
b) Pelaksanaan
siswa
guru
pembelajaran
dalam
melaksanakan
kegiatan
sering
menerapkan
metode
kalimat
karena
takut
jika
dari
standar
ketuntasan
minimal
yang
diharapkan.
2.
tindakan pertama
kepandaiannya.
pembelajaran
dapat
Tujuannya
berjalan
agar
dengan
proses
lancar.
kedua
dilakukan
proses
dilakukan
pembahasan
hasil-hasil
telah
dipelajari
secara
singkat
dan
pekerjaan siswa.
Tiga puluh menit sebelum pertemuan berakhir
a) Perencanaan
Perencanaan tindakan untuk meningkatkan
motivasi dalam kegiatan pembelajaran, aktivitas
dalam pengajuan dan menanggapi ide serta hasil
dengan mengunakan metode pemberian
pekerjaan
siklus
belajar
Pelaksanaaan
rumah
dirancang
oleh
peneliti.
Volume 1, 2013
35
c) Observasi
tindakan
harus
diadakan
perbaikan.
menerapkan
pembelajaran
dengan
a) Perencanaan
tindakan melalui
model
motivasi
siswa
dalam
kegiatan
Perencanaan
d) Refleksi
pada
siswa
dalam
menyampaikan
atau
rumah dirancang
oleh
peneliti.
Perencanaan
siklus
tindakan kedua,
yaitu
tahap
membuka
pelajaran,
inti
dalam
pengambilan
data,
guru
36
Indahwati
menyajikan
Gambar-
berikut.
gambar-gambar/foto-foto.
Selanjutnya
guru
menyampaikan
tujuan
tindakan
pembelajaran
sebelumnya
dan
ada
pembagian
peran
dalam
waktu
yang
sama.
Perubahan
ini
dan
mengurangi
tidak
terselesaikannya
tanpa
ditunjuk,
siswa
menjelaskan
No
1
2
3
4
Aspek Motivasi
Kesiapan siswa
Keaktifan bertanya atau
menjawab
Peran serta dalam diskusi
Hasil kerja siswa
Rata-rata
Nilai
77.27
80.30
(%)
77.27%
80.30%
77.27
83.33
79.55
77.27%
83.33%
79.55%
hasil
belajar
siswa
setelah
dalam
Volume 1, 2013
yang
menunjukkan
pembelajaran.
bahwa
siswa
telah
mencapai
terhadap
proses
pembelajaran
kurang
memiliki
motivasi
37
terhadap
dengan
2.
Pembahasan
1.
sering
bercanda
gurau
dam
tidak
memang
sangat sulit
untuk
selama
mengikuti
pembelajaran
siswa
yang
sama
sehingga
pada
tindakan
38
Indahwati
Daftar Pustaka
Arsyad, Azhar. 1997. Media Pengajaran. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Dahar, RW. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta : Erlangga.
menyebutkan bahwa
dalam
Pembelajaran
IPA
di
SD
dengan
Kesimpulan
semester
gasal
tahun
pelajaran
AS.
1996.
Media
Pendidikan,
Pengertian
2.
1995.
Belajar
dan
Faktor-faktor
yang
39
ISSN : 2337-4705
Pendahuluan
Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat
ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam
mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di
sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu
komponen pendidikan yang berpengaruh dalam
meningkatkan
kinerja
guru.
Kepala
sekolah
memberikan
bantuan
pemecahan
atas
baru
sebagai
retorika
dan
urung
khususnya
di
satuan
pendidikan.
beberapa
syarat,
antara
lain
sekolah
yang
efektif
ditandai
dengan
hal-hal
40
Sumamik
Motivator
a) Mengusulkan kepala sekolah, guru dan staf
untuk
meningkatkan profesionalisme.
mengikuti
b) Mengadakan
pelatihan
seleksi
untuk
peserta
untuk
siswa berprestasi.
tersebut
nampak
bahwa
manajemen
sekolah
operasional
mencakup
kegiatan
dalam
rangka
peningkatan
kualitan
Supervisor
a) Menyusun program supervisi untuk kepala
sekolah dan guru baik fisik maupun non
fisik yang meliputi administrasi, sarana dan
prasarana
(sapras),
KBM,
kesiswaan,
Edukator
a) Membimbing, mengarahkan dan memberi
saran saran kepada kepala sekolah, guru,
siswa dan staf.
kegiatan
yang
dilakukan
pengawas
maupun
sesuatu
yang
dalam
rangka
bermanfaat
bagi
profesional
sama
dengan
profesional
menjadi
mengenai
pengembangan
profesi
Volume 1, 2013
pendidikan,
manajerial,
serta
pengawasan
penunjang.
akademik
41
Pendidik
dan
Sebagai
Dalam rancangan
pendidik,
melaksanakan
kepala
kegiatan
perencanaan,
pengelolaan,
pengawas
sekolah
dan
angka
kreditnya,
dan
sekolah
evaluasi
dalam
pembelajaran;
kegiatan
pendidikan
mengharuskan
kemampuan
formal/pengawasan,
menyusun
pembelajaran.
perangkat-perangkat
pengelolaan
memilih
dan
dan
Penguatan
fungsi
pengawas
sekolah
efisien;
dan
mencerminkan
kegiatan
kapabilitas
evaluasi
yang
mengevaluasi
dalam
tepat
memilih
metode
dan
dalam
kependidikan lainnya.
(Bordieu,
1990
dalam
Hermawanti&Rinandari,
2.
Pemimpin
Sebagai
pemimpin,
kepala
sekolah
dituntut
dengan
3.
menerapkan
prinsip-prinsip
mengedepankan
dan
keteladanan,
Pengelola (manajer)
Sebagai pengelola, kepala sekolah secara
operasional
penyelenggaraan
prasarana,
pengelolaan
hubungan
sekolah-
dan
melaksanakan
sekolah
kegiatan
adalah
mengelola
pendidikan
dan
kegiatan-kegiatan
operasional
tersebut
kepala
sekolah
pendekatan-pendekatan
baru
melaksanakan
dalam rangka
42
Sumamik
memberikan
4.
Administrator
merupakan
yang luas,
pengambil
kebijakan
pelaksanaan
kegiatan
pembelajaran
5.
Pembinan Berkelanjutan
masyarakat
maupun
dari
pemerintah setempat.
6.
satuan
pendidikan
adalah
supervisi
yang
sekolah
terhadap
satuan
pendidikan
7.
Wirausahawan
bersumber
permasalahan
kepala
dalam
bagi
Dalam pengertian
sekolah
solusi
guna
memberikan
landasan
empiris
yang
jelas,
yakni
pendidikan
setempat
juga
mengeluarkan
Volume 1, 2013
Hal
lain
yang
diperhatikan
adalah
3.
43
tujuan
dan
menjadi
menyusun
pengetahuan
perhatian
tersebut
pengawas
hendaklah
sekolah
dalam
perencanaan supervisi
4.
agar
guru
guru
binaannya
dapat
yang disusun
jelas.
sebelumnya.
Perencanaan supervisi,
kemudian disebut
Penutup
pedoman
untuk
menyusun
program
tanggungjawabnya,
agar
dalam
mencapai tujuan
yang telah
ditentukan.
2.
yang
mengetahui
menjadi
secara
lebih
tanggungjawabnya
rinci
mengenai
daerah
yang
masih
terkendala
benturan
dengan
kebijakan
pemerintah
daerah.
44
Sumamik
Glickman, Carl D., & Gordon, Stephen P., & Ross-Gordon, Jovita
M. (2004). Supervision; and Instructional Leadership, A
Daftar Pustaka
Sekolah
pengawas-sekolah-di-solo-11739.
Profesional
dan
Pengembangan
Sekolah
http://suaramerdeka.com/v1/
go.php?id=jiptunair-gdl-s1-2006-amaliafauz-2069.
disertasi/search/advancedResults.
45
ISSN : 2337-4705
Pendahuluan
Dalam kaitannya proses belajar mengaar di
sekolah, hal yang paling sering diperbicangkan
adalah rendahnya nilai atau hasil belajar siswa. Salah
satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa
karena adanya faktor ketakutan dari siswa itu sendiri
yang
menganggap
materi
pelajaran
khususnya
dimaksudkan
untuk
dipelajari.
dapat
keefektifan
seorang
penyusunan
guru
mengurangi
Ketika
mempermudah
untuk
proses
belajar
mengajar.
Peneliti mencoba memberi variasi lain untuk
menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap Bahasa
mereka.
untuk
apa
dibuat,
apa
manfaatnya
dan
lain
46
Wasis Sunaryadi
berulang-ulang
secara
sungguh-sungguh dengan
menggunakan
proses
guru
role
play
pada
Berdasarkan
pendapat
tersebut
dapat
berulang-ulang.
tingkah
laku
sebagai
akibat
dari
kelas
pengukuran
hasil
belajar
itu,
pada
dasarnya
adalah
untuk
melakukan
perbaikan
MTsN
(2004:141),
evaluasi
kebanyakan
pelaksanaan
Jl. Ciliwung
Volume 1, 2013
2.
47
a) Perencanaan
Perencanaan tindakan peningkatan aktivitas
dalam
pengajuan
ide.
mengetahui
dengan
ketuntasan
menganalisis
belajar
data
siswa.
hasil
tes
kegiatan pembelajaran,
dan
menanggapi
aktivitas dalam
ide
serta
hasil
Caranya
formatif
b) Pelaksanaan tindakan
Kegiatan
ini
didahului
dengan
menggali
Hasil Penelitian
1.
dapat
belajar.
berjalan
dengan
lancar.
Pembentukan
untuk
yang diajarkan.
masingmasing.
dipelajari
terlebih
dahulu.
Setelah
itu
48
Wasis Sunaryadi
Pertemuan
kedua
dilakukan
proses
dengan baik.
siswa
Kemudian
dilakukan
pembahasan
kerja mereka
secara
klasikal
permasalahan
diutarakan
oleh
hasilhasil
satu
persatu
siswa.
Jika
kelompok
telah
dipelajari
secara
singkat
dan
dari hasil
diskusi siswa.
Tiga puluh menit sebelum pertemuan berakhir
guru
mengadakan
test
tertulis
rata aktivitas
menanggapi ide
Aspek
Partisipasi
dalam
kelompok
Beban
tanggung
jawab
Kualitas
interaksi
Peran
dalam
kelompok
Rata-rata
Tercapai
%
siswa dalam
Taraf
Keberhasilan
Nilai
KriHuruf
teria
65.97
C
Skor
total
Skor
maks
95
144
65.9
7
98
144
68.0
6
68.06
104
144
72.22
108
144
72.2
2
75.0
0
75.00
101.
25
144
70.3
1
70.31
menyampaikan
dan
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa ratarata aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
dengan role play pada siklus tindakan tahap 1, rata-
dalam
menyampaikan
atau
Volume 1, 2013
49
berperan
dalam
pengambilan
data,
guru
klasikal.
Bertolak
dari
penjelasan
tersebut
tujuan
tersebut
memberikan
siklus
perbaikan.
terselesaikannya
disodorkan.
tindakan
harus
diadakan
secara
seksama.
draf
Selanjutnya
ringkasan
materi
permasalahan
yang
guru
serta
telah
seefisien mungkin.
3.
a) Perencanaan
Perencanaan
pembelajaran
tindakan melalui
dengan
role
model
play dirancang
oleh
dilaksanakan
pada
siklus
1.
Pemilihan
pembelajaran
tepat
maka
tanpa menunjuk
benar
konsepnya
maka
guru
yang
menjelaskannya.
c) Observasi dan hasil belajar
Hasil pada siklus 2 aktivitas siswa dalam
ide-idenya serta hasil belajar yang ditunjukkan dalam
sudah
b) Pelaksanaan tindakan
pelajaran,
diperoleh
dan
menutup
bentuk
prestasi
peningkatan.
belajar
kognitif
mengalami
50
Wasis Sunaryadi
rata aktivitas
menanggapi ide
No.
1
2
3
4
Aspek
Partisipasi
dalam
kelompok
Beban
tanggung
jawab
Kualitas
interaksi
Peran
dalam
kelompok
Rata-rata
Skor
total
Skor
maks
107
144
74.3
1
Taraf
Keberhasilan
Nilai
KriHuteria
ruf
74.3
B
1
110
144
76.3
9
76.3
9
113
144
144
78.4
7
84.7
2
122
78.4
7
84.7
2
113
144
78.4
7
78.4
7
Tercapai
%
A
B
dan
kualitas
interaksi
artinya
siswa
telah
dapat
dinyatakan
tanggung
ideidenya secara
<70.00.
Apabila dilihat dari tanggapan siswa terhadap
proses pembelajaran dengan role play dari siswa
kelas VII-A MTsN Kepanjenkidul Blitar sangat baik.
Sedang bila ditinjau dari ketercapaian guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan
role play dinyatakan sangat baik.
d) Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan siklus tindakan
2, ditinjau dari aspek hasil belajar siswa maupun
aktivitas siswa telah terdapat peningkatan. Hal ini
ditunjukkan dengan: (1) Aktivitas siswa kelas VII-A
MTsN
Kepanjenkidul
Blitar
dalam
diskusi
tuntas
belajar
juga
mengalami
bahwa siswa
Volume 1, 2013
royong
yang
telah
dijelaskan,
maka
dilaksanakan
dengan
benar
51
sesui
dapat
kegiatan
kelompok,
Kepanjenkidul Blitar.
Pembahasan
Peran
guru
dalam
kegiatan
belajar
mengoptimalkan
belajar
siswa.
Guru
tetapi
siswa
secara
pengetahuan
dalam
pikiran
sehingga
pengajaran
aktif
membangun
mereka
merupakan
sendiri,
suatu
membantu
siswa
untuk
pengetahuan
dengan
kemampuannya
usaha
mengkonstruksi
sendiri
bukanlah
suatu
transfer
membangun
bantuan
adalah
pemahamannya
dengan
satu
model
pembelajaran
yang
persyaratan
kelompok
dapat
mengkonstruksi
tertentu
membantu
pengetahuannya.
sistematis,
logis
dan
jelas,
(3)
belajar
atau
dengan
kelompok
lain,
yaitu
berarti
faktor
pembelajaran mempunyai
penggunaan
metode
dengan
menggunakan
metode
bahwa
belajar
siswa
dalam
Pada
model
keefisienan
dan
keefektifan
unsur
kooperatif (gotong
penelitian ini.
dasar
pembelajaran
52
Wasis Sunaryadi
Kesimpulan
2003.
Kurikulum
2004.
Pedoman
Khusus
Aktivitas siswa
kelas
VII-A
MTsN
siswa
kelas
VII-A
MTsN
siswa
kelas
VII-A
PT Refika Aditama.
Margono. 1977. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Moleong, L. J. 2002. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Mudhofir. 2001. Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Belajar.
Bandung: Rosda.
Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep,
Karakteristik dan Implementasi. Jakarta: Rosda.
Nasution, S. 1980. Asas-asas Kurikulum. Bandung: Jemmars.
kategori baik.
3.
2.
MTsN
Daftar Pustaka
Jakarta: LP3ES.
Sudjimat, D. Agus. 2005. Metodologi Penelitian. Program Pasca
Suharsimi.
1989.
Prosedur
Penelitian,
Suatu
Bandung: Alfabeta.
Syaiful Bahri Jamarah, Drs. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta: Balitbang Depdiknas.
Walgito, Bimo. 1991. Psikologi Sosial Suatu Pengantar.
Yogyakarta: Andi Ofset.
ASCD.
Degeng, I Sujana. 1989. Ilmu Pengajaran Taxonomi Variabel.
Jakarta: Direktorat P&K.
Pendidikan Guru.
Zamroni, Dr. 2003. Paradigma Pendidikan Masa Depan.
Yogyakarta: Bigraf Publising.
53
ISSN : 2337-4705
Pendahuluan
Tugas guru menurut Permendiknas No 41 tahun
2007 tentang Standar Proses diny atakan bahwa setiap
guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun
RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung
secara
interaktif,
inspiratif,
cukup
bagi
prakarsa,
kreativitas,
dan
minat,
dan
dengan
penjadwalan
di
satuan
pendidikan.
Berdasarkan kenyataan di lapangan masih
banyak sekolah yang memperoleh nilai dalam
penyusunan RPP sangat rendah. Hal ini amat
memprihatinkan bagi pengawas karena memang
sebelumnya tidak ada pengawas pembina mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Ada beberapa temuan
masalah di lapangan antara lain: penyusunan RPP
belum sesuai dengan standar proses, sebagian besar
masih copy paste atau foto copy hasil MGMP
sehingga RPP yang dimiliki belum sesuai dengan
kondisi sekolah
masing-masing,
belum pernah
pada
buku
paket
saja,
belum
kontekstual, belum sesuai antara tujuan dengan butirbutir penilaian dan alat penilaian belum bervariasi
sesuai standar penilaian.
Apabila
kondisi
tersebut
tidak
segera
proses
dan
hasil
pembelajaran.
standar
proses,
yaitu
secara
interaktif,
dilakukan secara
54
Sudjarwo
diukur
dalam pembelajaran.
Perencanaan
adalah
menyusun
langkah-
yang
dibuat
harus
harus
dapat
putusan
penjelasan-penjelasan
dari
yang
tujuan,
luas
dan
penentuan
beberapa
pendapat
tersebut
dapat
Singkatnya,
dengan
terpenuhinya
faktor
kerjasama
tujuan.
Pembelajaran atau pengajaran adalah sebagai
suatu proses yang dilakukan oleh guru dalam
membimbing membantu dan mengarahkan peserta
didik untuk memiliki pengalaman belajar. Menurut
Sumantri (1988:95), pengajaran adalah suatu cara
bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar bagi
peserta didik.
Sedangkan
Rencana
Pelaksanaan
prosedur
dan
managemen
dalam
silabus.
RPP
merupakan
satuan
pendidikan
pengembangannya
harus
(KTSP),
yang
dilakukan
secara
profesional.
Penyusunan
program
pembelajaran
akan
berbagai
oleh
pendapat
peneliti
tersebut
bahwa
dapat
rencana
Volume 1, 2013
55
pelaksanaan.
kebutuhan
spesifik,
dengan
beberapa
kemungkinan
masyarakat,
ilmu
mengandung
pengetahuan
dan
hendaknya
pengalaman
belajar,
Materi
kedua,
mengembangkan
standar
merupakan
materi
bahan
Dengan
untuk
demikian
RPP
berfungsi
penyusunan
RPP
adalah
sekolah
diharapkan
dapat
memilih
dan
1)
56
Sudjarwo
dianggap
mengatakan
bahwa
penilaian
pembelajaran
yang
telah
dilaksanakan,
valid.
Penilaiannya
juga
dilakukan
yang
Pelatihan
merupakan
proses
perbantuan
selama
akan
proses
implementasi
RPP
masupun
datang
melalui pengembangan
kebiasaan
sikap
yang
tertentu
organisasi
Tinjauan Workshop
Pengetahuan, keterampilan dan kecakapan
manusia dikembangkan melalui belajar. Banyak cara
yang dapat dilakukan untuk memperoleh ketiga
aspek tersebut seperti belajar di dalam sekolah, luar
sekolah, tempat bekerja, sewaktu bekerja, melalui
pengalaman, dan melalui workshop. Menurut Badudu
sesuai
yang
dilukiskan
tempat
memperbaiki
(Dahana
unjuk
ia
oleh
bekerja
kerja,
and
Bhatnagar,
teknologi
serta
sedang
dan
sekaligus
pendidikan
Bidang
yang
dimaksud
misalnya
Volume 1, 2013
57
digunakan
lembar
dalam
kegiatan
ini
adalah
Interval Nilai
86.00 100.0
71.00 85.99
55.00 70.99
54.99
Kualifikasi
A
B
C
D
Kriteria
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Pembahasan
1.
Siklus 1
Pada siklus pertama dilaksanakan tindakan
sampel
diagram penjelasan.
adalah
analisis
menggambarkan
statistik
kondisi
deskriptif
populasi
dan
Hasil Penelitian
1.
Siklus 1
Dari hasil pelatihan atau workshop pertama
mudah
sangat
membantu
guru
dalam
Siklus 2
Setelah
kriteria B (Baik).
mengikuti
workshop
kedua
58
Sudjarwo
tahun
sebelumnya,
atau
rencana
pelaksanaan
yang
disesuaikan
dengan
guru
mengalami
kesulitan
pembelajaran
memberikan
kesempatan
pada
butir
peserta
penilaian
didik
untuk
mengeksplorasi informasi.
dalam
menyusun
(RPP)
rencana
telah
pelaksanaan
bertambah
dan
2.
Siklus 2
dengan
adanya
workshop
ini.
Selain
karena
menarik.
Kesimpulan
dalam
dalam
menyusun
pembelajaran
(RPP).
Di
mendapatkan
bimbingan
rencana
sini
yang
pelaksanaan
para
lebih
peserta
intensif.
menyusun
rencana
pelaksanaan
dapat
workshop
pelaksanaan
(Baik).
Proses
(Baik).
2.
Daftar Pustaka
Badudu, J.S. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :
Gramedia.
Majid, Abdul. 2010. Perencanaan pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Diknas. 2010. Peraturan Pemerintah No 74 tahun 2007 Tentang
Guru
Diknas. 2007. Permendiknas No 41 tahun 2007 tentang Standar
II.
Setelah pelaksanaan workshop kedua, terjadi
peningkatan nilai kinerja dan produk perangkat
pembelajaran
yang
dihasilkan.
Hal
ini
dapat
Proses
Diknas. 2007. Permendiknas No 12 tahun 2007 Standar Pengawas
Sekolah/Madrasah
Kenneth D. Mooer. 2001. Classroom Teaching Skill, New York:
McGraw Hill.
Volume 1, 2013
Mulyasa. 2004. Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: Remaja
Rodakarya
Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Suatu
Panduan Praktis. Bandung: Remaja Rodakarya.
59
60
Sudjarwo
61
ISSN : 2337-4705
Pendahuluan
Proses pembelajaran Bahasa Inggris adalah
proses yang menyeluruh dan saling berhubungan
antara materi Bahasa Inggris yang satu dengan
lainnya. Konsep awal yang diterima siswa menjadi
syarat
untuk
penguasaan
konsep
berikutnya.
kecakapan
sosial,
dapat
memecahkan
dengan
kurikulum
tingkat
satuan
oleh
melatarbelakangi
2007:147).
faktor
metode
pengetahuan
membaca
pelajaran
Bahasa
Inggris.
Siswa
sehingga
siswa
mudah
menerima
dan
mata
yang
(Trianto,
2000:25).
Langkah-langkah
yang
harus
62
Djuweni
sebagai berikut:
1.
pembaca
Survey
Dalam tahap ini, pembaca mulai meneliti,
benar-benar
memanfaatkan
daftar
4.
Recite
dan
sesuai
dulu
dan
renungkan
seperti
dan
informasi
2.
5.
stabilo
melakukan
kebutuhan.
berhenti
Dengan
Dalam
dengan
Sekarang
(berwarna
survey,
kuning,
hijau
Question
Dalam
kita
anggap
penting,
Reflect
Tahap record ini kita menandai hal-hal yang
seperti
dan
(berwarna
survey,
yang
dianjurkan
stabilo
melakukan
lainnya
kuning,
hijau
Read
harus
dilakukan,
menggarisbawahi
dan
yaitu
menandai
membuat
catatan
atau
kecil.
satu wacana.
untuk
menjawab
pertanyaan-pertanyaan
yang
Volume 1, 2013
Periksalah
kembali
keseluruhan
bagian.
dan
sarana-sarana
meyakinkan
bahwa
studi
kita
telah
kita
akan
dapat
dengan
mudah
Talking
Stick
merupakan
pendekatan
Review
lainnya
63
struktur
informasi
yang
jika
kita
pada
akhirnya
siswa
akan
dapat
Stick
merupakan
pendekatan
1)
Guru
menyiapkan
memegang
tongkat
tersebut
harus
belajar
merupakan
perilaku
yang
64
Djuweni
pembelajar.
Jika
pembelajar
pengetahuan
tentang
konsep,
mempelajari
maka
perubahan
Metode Penelitian
Bloom
dalam
Nana
Sudjana
belajar.
Tes
prestasi
belajar
yang
bagi
guru
ataupun
bagi
siswa
yang
Penelitian
Tindakan
Kelas
(PTK).
permasalahan
atau
hambatan
yang
siklus
melalui
tahap
masing
perencanaan
tindakan,
pelaksanaan
tindakan,
dalam
mengikuti
pelajaran.
Pembelajaran SQ4R adalah cara membaca
yang dapat mengembangkan metakognitif siswa,
yaitu dengan menugaskan siswa untuk membaca
bahan belajar secara seksama, cermat, melalui;
survey dengan mencermati teks bacaan, melihat
Plan (perencanaan)
Kegiatan yang akan dilakukan ialah meliputi
Volume 1, 2013
65
ditetapkan.
2.
Maret 2008.
penelitian.
Dalam
pelaksanaan
tindakan
pada
3.
Observing (pengamatan)
yaitu
uji
validitas,
reabilitas,
daya
4.
Reflective (refleksi)
Refleksi adalah suatu kegiatan yang mengulas
Bahasa
Inggris.
Kelebihan
maupun
solusinya
dan
langkah-langkah
untuk
Hasil Penelitian
1.
66
Djuweni
Kemudian
dilakukan
pembahasan
hasilhasil
kerja mereka
secara
permasalahan
diutarakan
meningkatkan hasil
klasikal
satu
oleh
persatu
siswa.
Jika
menunjuk
siswa/
kelompok
Deskripsi Siklus 1
yang
a)
Perencanaan
kegiatan pembelajaran,
pengajuan
dan
menanggapi
serta
hasil
dipelajari
secara
singkat
dan
dari hasil
pekerjaan siswa.
aktivitas dalam
ide
telah
tertulis guna
mengukur
c)
Observasi
b)
Pelaksanaan tindakan
Taraf
Keberhasilan
Aspek
Penilaian
Skor
total
Skor
maks
Kriteria
No.
Nilai Huruf
Tercapai%
Bertanya/
menjawab
Mengemukakan
pendapat
Memberikan
komentar
Menarik
kesimpulan
Rata-rata
103
152
67.76
Cukup
103
152
67.76
Cukup
109
152
71.71
Baik
117
152
76.97
Baik
108
152
71.05
Baik
berdasarkan
tingkat
kepandaiannya.
1
2
3
siswa
dalam
pembelajaran
dan
dipelajari
terlebih
dahulu.
Setelah
itu
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa ratarata aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
dengan metode SQ4R pada tindakan tahap 1, rata-rata
siswa termasuk kategori B (Baik). Untuk setiap aspek
Volume 1, 2013
nampak
untuk:
bertanya/
mengemukakan
menjawab
pendapat
tergolong
dan
cukup,
3.
Deskripsi Siklus 2
tergolong baik.
a)
Perencanaan
Perencanaan
d)
tindakan melalui
model
Refleksi
pada
67
aspek
aktivitas
siswa
dalam
kegiatan
telah
terdapat
aspek
mengemukakan
bertanya/
pendapat
menjawab
yang
masih
dan
belum
dilaksanakan
pada
siklus
1.
Pemilihan
b)
Pelaksanaan tindakan
pelajaran,
pembelajaran.
siswa
masih
belum
selesai
dalam
inti
pembelajaran
dan
menutup
berperan
dalam
pengambilan
data,
guru
klasikal.
tersebut
secara
seksama.
memberikan
siklus
perbaikan.
diusahakan
dengan
setelah
materi
harus
menerapkan
memberikan
diadakan
pembelajaran
penjelasan
tentang
proses
dan
ringkasan
mengurangi
materi
guru
draf
Selanjutnya
tidak
serta
terselesaikannya
pada
siswa
untuk
membuat
kesimpulan
dan
membahas
68
Djuweni
<70.00.
yang menjelaskannya.
bila
ditinjau
dari
ketercapaian
guru
dalam
d)
Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan siklus tindakan
prestasi
belajar
kognitif
mengalami
peningkatan.
Hasil pengamatan terhadap aspek aktivitas
2
3
4
Bertanya/
menjawab
Mengemuk
akan
pendapat
Memberika
n komentar
Menarik
kesimpulan
Rata-rata
122
152
80.26
123
152
80.92
122
152
80.26
126
152
82.89
123.
5
152
81.09
Kriteria
Skor
maks
Nilai Huruf
No.
Skor
total
Tercapai%
Aspek
Penilaian
tuntas
belajar
juga
mengalami
telah
tuntas
siswa
dikategorikan
artinya
siswa,
Sangat
Baik
Sangat
Baik
Sangat
Baik
individual
secara
Sangat
Baik
Sangat
Baik
tertulis,
dinyatakan
yang
telah
dijelaskan,
maka
dapat
bahwa siswa
Peran
guru
dalam
kegiatan
belajar
mengoptimalkan
belajar
siswa.
Guru
Volume 1, 2013
69
jadi,
tetapi
siswa
secara
pengetahuan
dalam
pikiran
sehingga
pengajaran
aktif
membangun
mereka
sendiri,
usaha
mengkonstruksi
merupakan
suatu
membantu
siswa
untuk
pengetahuan
dengan
kemampuannya
sendiri
kegiatan belajar.
menekankan
pengetahuan,
bagaimana
pemahamannya
dengan
berarti
faktor
penggunaan
pembelajaran mempunyai
Ini
tetapi
lebih
siswa
membangun
bantuan
guru. Model
metode
dengan
menggunakan
metode
yang
mengkustruksi
mengarahkan
semua
siswa
pengetahuan
untuk
yang
telah
diperolehnya.
Ada
kelompok
persyaratan
dapat
mengkonstruksi
tertentu
membantu
pengetahuannya.
Kesimpulan
bahwa
belajar
siswa
dalam
Pada
model
(melalui
dasar
lain.
SQ4R
Pembelajaran
merupakan
cara
Reflect
jawabannya.
memberikan
contoh
dari
yaitu
bahan
aktivitas
bacaan
dan
mempertimbangkan
jawaban
yang
SQ4R
Talking
dapat
stick
pembelajaran yang
pendekatan
pembelajaran
metode
Penggunaan
2008/2009.
2.
Daftar Pustaka
Anni, Catharina Tri. 2004. Psilologi belajar. Semarang: UPT MKK
UNNES.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta:Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2001. Prosedur Penilaian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
menyeluruh.Sedangkan
cara
meninjau
ulang
70
Djuweni
MelaluiStrategi
Pembelajaran
Aktif
(Cara
A.
2008.
Pengertian
Pendekatan,
Strategi,
12/pengertian-pendekatan-strategimetode-
dan
Faktor-Faktor
Yang
Slameto.
teknik-taktik-
71
ISSN : 2337-4705
Pendahuluan
Proses belajar mengajar pada permainan bola
voli dalam Pendidikan Jasmani, guru olahraga perlu
berpikir ulang tentang arah yang harus guru tetapkan
pada siswa. Mengingat bahwa sasaran pada sekolah
tingkat menengah mengarah ke pengoptimalan gerak
dasar dan kebugaran, maka penataan proses belajar
mengajarnya sangat diperlukan kecermatan dan
spesifikasi materi yang selalu konsisten pada koridor
Pendidikan Jasmani
yang
mengarah
ke
DAP
dari
guru
Pendidikan
Jasmani
sangat
Pemilihan
metode
juga
harus
berhubungan
dengan
situasi
belajar.
harus
memperhatikan
dalam
kondisi
upaya
telah
dilakukan
untuk
dilakukan
dalam
penelitian
ini
adalah
72
Karno
merupakan
sarana
yang
Metode Taktis
Metode taktis adalah suatu metode yang
dipergunakan
Jasmani
dalam
yang
pembelajaran
pembelajaran
Pendidikan
mengkombinasikan
keterampilan
proses
teknik
dengan
Penguasaan
kemampuan
bermain
melalui
3.
taktis
memungkinkan
siswa
untuk
menyadari
bermain
mereka.
Di
samping
itu
bergerak).
Dalam
kaitanya
dengan
dan
perkembangan
gerak,
serta
permainan
disenangi
terhadap
dan
memiliki
pengaruh
bola
voli
umumnya
dan
proses
Volume 1, 2013
73
sarana
ketangkasan,
untuk
memperoleh
suatu
(Sugiyanto, 1998:431).
bersifat
rekreatif
dalam
arti
untuk
mencari
yang optimal.
baik
bermain.
berulang-ulang.
penyerangan
Adapun
maupun
pertahanan
teknik-teknik
dasar
dalam
dalam
tersebut
memiliki
kekhususan
dan
74
Karno
mengontrol umpan
yang
bersifat reflektif
sesuai
dengan
kode
melakukan penelitian.
Penelitian yang Relevan
Penelitian yang ada hubungannya dengan
penelitian adalah : hasil penelitian Mc Cloy (1934),
Mc
Cloy
dan
Young
(1954)
telah
mampu
mempelajari
gerak
keterampilan
dalam
Gambar 1. Skema Penelitian
olahraga.
Suharta (1997) meneliti tentang pengaruh
pendekatan mengajar dan kemampuan awal terhadap
1.
Siklus 1
tepat
a)
Rencana tindakan
dipakai
pendekatan
mengajar
langsung.
voli.
b)
Tindakan pembelajaran
Tahap
tindakan
merupakan
penerapan
perencanaan,
ini
mengajar komando.
Metode Penelitian
c)
yaitu
direncanakan
dua
dengan
kali
pembelajaran
pertemuan.
Setiap
Observasi
Pada
terhadap
tahap
ini
pelaksanaan
dilaksanakan
pembelajaran
observasi
dengan
Volume 1, 2013
b)
75
Tindakan pembelajaran
Tahap
tindakan
merupakan
penerapan
perencanaan,
yaitu
dengan
menggunakan
c)
Observasi
Pada
terhadap
tahap
ini
pelaksanaan
dilaksanakan
pembelajaran
observasi
dengan
Refleksi
d)
Refleksi
1,
maka
dilanjutkan
rencana
tindakan
untuk
2.
Siklus 2
a)
Rencana tindakan
siswa.
ringkasan
materi
yang
akan
diajarkan,
(3)
dengan metode
76
Karno
mengetahui
dengan
keterampilan
bawah.
pasing
atas
dan
pasing
ketuntasan
menganalisis
belajar
data
siswa.
hasil
tes
Caranya
formatif
siswa,
keberanian
aspek
untuk
yang
mencoba,
diamati
kesiapan,
kedisiplinan,
dan
Pr osentaseKeberhasilan
Hasil Penelitian
1.
atau
mengeluarkan
ide,
bila
telah
100%
Taraf
keberhasilan
tindakan
ditentukan
2.
a)
Perencanaan tindakan
Perencanaan tindakan peningkatan aktivitas
dalam
kegiatan
pembelajaran,
minat
belajar
dirancang
oleh
peneliti.
Perencanaan
Volume 1, 2013
77
yang
peneliti
tetapkan.
Pemilihan
materi
itu
untuk:
kerjasama
semester.
b)
Pelaksanaan tindakan
1
2
Kesiapan
Keberanian
untuk
mencoba
Kedisiplinan
Keaktifan
siswa
Rata-rata
Skor
total
Skor
maks
Kriteria
No.
Nilai Huruf
Tercapai
%
97
105
136
136
71.32
77.21
71.32
77.21
B
B
103
110
136
136
75.74
80.88
75.74
80.88
B
A
103.75
136
76.29
76.29
3
4
d)
Refleksi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
c)
Observasi
sudah
kekurangan
Taraf
Keberhasilan
Skor
maks
Kriteria
Kerjasama
Beban
tanggung
jawab
Kualitas
interaksi
Peran serta
Rata-rata
Skor
total
Nilai Huruf
1
2
Aspek
Tercapai%
No.
89
93
136
136
65.44
68.38
65.44
68.38
C
C
98
136
72.06
72.06
100
95
136
136
73.53
69.85
73.53
69.85
B
C
aktivitas
siswa
dalam
pelaksanaan
termasuk
baik
yang
berarti
harus
masih
diperbaiki
terdapat
dalam
dari
peneliti
(guru),
guru
kurang
78
Karno
No.
Aspek
1
2
Kerjasama
Beban
tanggung
jawab
Kualitas
interaksi
Peran serta
Rata-rata
Skor
total
Skor
maks
Kriteria
Nilai Huruf
Tercapai%
100
102
136
136
73.53
75
73.53
75
B
B
103
136
75.74
75.74
114
104.75
136
136
83.82
77.02
83.82
77.02
A
B
tindakan
harus
diadakan
perbaikan.
menerapkan
pembelajaran
dengan
a)
Perencanaan tindakan
Perencanaan
jawab
dan
kualitas
tindakan melalui
model
dengan
metode
taktis
drill dirancang
oleh
peneliti.
Perencanaan
dan
1
2
Kesiapan
Keberanian
untuk
mencoba
Kedisiplinan
Keaktifan
siswa
Rata-rata
Skor
total
Skor
maks
Kriteria
Aspek
Nilai Huruf
No.
Tercapai
%
Pelaksanaan tindakan
104
107
136
136
76.47
78.68
76.47
78.68
B
B
108
119
136
136
79.41
87.5
79.41
87.5
B
A
109.5
136
80.51
80.51
inti
pembelajaran
dan
menutup
interaksi
pembelajaran
b)
3
4
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa ratarata minat belajar siswa pada siklus tindakan tahap 2
termasuk kategori sangat baik.
Sedangkan hasil tes yang dilakukan di
lapangan. Nilai rata-rata siswa adalah 77.2, artinya
siswa telah dapat dinyatakan memahami materi yang
telah dipelajari. Dengan demikian secara klasikal
dapat dikatakan tuntas, karena secara individual
Volume 1, 2013
siswa
memperoleh
nilai
kurang
dari
krteria
Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan siklus tindakan
peningkatan.
Hal
ini
menunjukkan
79
Pembahasan
Penggunaan metode pembelajaran taktis dan
drill dengan situasi psikologis siswa dalam proses
pembelajaran yang ditunjang dengan pengelolaan
forum yang tepat akan memberikan dampak positif
dalam situasi psikologis
siswa
dalam
sebuah
persoalan
yang
muncul
atau
hal
tersebut
menjadi
sebuah
input
mereka.
pembelajaran
Di
taktis
samping
juga
itu
metode
menekankan
pada
bermain dan
memberikan
kesempatan
pembelajaran
taktis
dan
drill
siswa
bersemangat
terlibat
dan
dalam
termotivasi
suasana
untuk
yang
belajar
disesuaikan
dengan
tahap-tahap
perkembangan siswa.
Hasil yang dapat dipetik dari penggunaan
metode
pembelajaran
taktis
dan
drill
adalah
80
Karno
masalah.
Proses
2.
pembelajaran
76.29%
mengidentifikasi,
dengan
menyusun
kerangka
kerja,
juga
mengalami
peningkatan.
Hal
ini
permainan.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, S. 2003. Reabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
merupakan suatu
beberapa
permainan
dan
macam
dapat
bentuk
juga
atau
disusun
variasi
dengan
Ratna
Willis,
1988.
Teori-teori
Belajar.
Jakarta:
Depdikbud.
Degeng, I Nyoman Sudana.1989. Ilmu Pengajaran Taksonomi
Variabel. Jakarta:Depdikbud Ditjen Dikti.
Degeng, I Nyoman Sudana.2000. Teori Pembelajaran I:
Taksonomi Pembelajaran. Malang: UM Malang.
Dimyati, dan Mujiono. 2002.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Rineka Cipta.
Keraf, Gorys. 1982. Tata bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta
:Gramedia.
Keys, G. Et al. 1994. Teaching Strategies A Guide To Better
Instruction. Boston New York: Houghton Mifflin
Company.
Kesimpulan
Dari hasil analisis dan uraian pembahasan
dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.
Volume 1, 2013
Education.
Slavin, Robert E. 2000. Educational Psychology:Theory And
Sixth
Edition.
Boston:
Johns
Hopkins
University.
Suharto,
Practice.
81
Grogorius.
Bandung: Rosdakarya.
Witkin, H.A. 1977. Cognitive Style and Learning. San Fransisco:
Jossey Bass.
1986.Metodologi
Penelitian
dalam
82
ISSN : 2337-4705
Author Index
Volume 1
Volume 1, 2013
83
Subject Index
Volume 1
motor educability, 76
on the job training, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22
Penelitian Tindakan Kelas, 3, 7, 8, 22, 23, 26, 29, 39, 48, 66, 67,
71, 76
pengawas, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 55
prestasi belajar, 1, 2, 3, 10, 25, 37, 48, 51, 53, 66, 70, 80
Problem Based Learning, 1, 23, 24, 25, 26, 28, 29
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), 17, 18, 19, 20, 21, 22,
35, 59, 60
Role play, 47
SQ4R, 1, 63, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 71
supervisi, 9, 16, 17, 42, 44, 45
Talking Stick, 1, 63, 65, 66, 68, 71
wirausahawan, 44