Pengertian
Labioschisis adalah adanya gangguan fusi maxillary swelling dengan medial nasal
swelling pada satu sisi akan menimbulkan kelaianan berupa labioschisis unilateral. Bila
kegagalan fusi ini menimbulkan celah di daerah prealveolaris, maka celah tersebut dikatakan
inkomplet, sedang selebihnya dikatakan labioschisis komplet.
Celah bibir adalah kelainan kongenital pada bibir yang disebabkan oleh kegagalan
struktur fasial embrionik yang tidak komplet, kelainan ini dapat diasosiasikan dengan
anomali lain juga. Insidensi kalainan ini adalah 1 di antara 750 kelahiran hidup. Celah bibir,
lebih sering terjadi pada anak laki-laki, dapat muncul berupa indentasi ringan hingga celah
terbuka. (Kathleen Morgan Speer. 2007)
2.
Epidemiologi
Insiden bibir sumbing di Indonesia belum diketahui diketahui secara pasti, hanya
disebutkan terjadi satu kejadian setiap 1000 kelahiran. Hidayat dan kawan-kawan di propinsi
Nusa Tenggara Timur antara April 1986 sampai Nopember 1987 melakukan operasi pada
1004 kasus bibir sumbing atau celah langit-langit pada bayi, anak maupun dewasa di antara 3
juta penduduk.
Bibir Sumbing memiliki frekuensi yang berbeda-beda pada berbagai budaya dan ras
serta negara. Diperkirakan 45% dari populasi adalah non-Kaukasia. Fogh Andersen di
Denmark melaporkan kasus bibir sumbing dan celah langit-langit 1,47/1000 kelahiran hidup.
Hasil yang hampir sama juga dilaporkan oleh Woolf dan Broadbent di Amerika Serikat serta
Wilson untuk daerah Inggris. Neel menemukan insiden 2,1/1000 penduduk di Jepang.
3.
Etiologi
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya bibir sumbing. faktor tersebut
Klasifikasi
Berdasarkan lengkap/tidaknya celah terbentuk, tingkat kelainan bibir sumbing
bervariasi, mulai dari yang ringan hingga yang berat. Beberapa jenis bibir sumbing yang
diketahui adalah :
a. Unilateral Incomplete. Jika celah sumbing terjadi hanya disalah satu sisi bibir dan
tidak memanjang hingga ke hidung.
b. Unilateral Complete. Jika celah sumbing yang terjadi hanya disalah satu sisi bibir
dan memanjang hingga ke hidung.
c. Bilateral Complete. Jika celah sumbing terjadi di kedua sisi bibir dan memanjang
hingga ke hidung
5.
Patofisiologi
Secara umum, labioschisis bisa terjadi karena :
a. Kegagalan penyatuan atau perkembangan jaringan lunak dan atau tulang selama fase
embrio pada trimester I.
b. Terbelahnya bibir dan atau hidung karena kegagalan proses nosal medial dan
maksilaris untuk menyatu terjadi selama kehamilan 6-8 minggu.
c. Palatoskisis adalah adanya celah pada garis tengah palato yang disebabkan oleh
kegagalan penyatuan susunan palato pada masa kehamilan 7-12 minggu.
d. Penggabungan komplit garis tengah atas bibir antara 7-8 minggu masa kehamilan.
Penyebab terjadinya labioschisis belum diketahui dengan pasti. Kebanyakan ilmuwan
berpendapat bahwa labioschisis muncul sebagai akibat dari kombinasi faktor genetik dan
factor-faktor lingkungan. Di Amerika Serikat dan bagian barat Eropa, para peneliti
melaporkan bahwa 40% orang yang mempunyai riwayat keluarga labioschisis akan
mengalami labioschisis.
Kemungkinan seorang bayi dilahirkan dengan labioschisis meningkat bila keturunan
garis pertama (ibu, ayah, saudara kandung) mempunyai riwayat labioschisis. Ibu yang
mengkonsumsi alcohol dan narkotika, kekurangan vitamin (terutama asam folat) selama
trimester pertama kehamilan, atau menderita diabetes akan lebih cenderung melahirkan bayi/
anak dengan labioschisis.
Menurut Mansjoer dan kawan-kawan, hipotesis yang diajukan antara lain:
a. Insufisiensi zat untuk tumbuh kembang organ selama masa embrional dalam hal
kuantitas (pada gangguan sirkulasi feto-maternal) dan kualitas (defisiensi asam folat,
vitamin C, dan Zn)
b. Penggunaan obat teratologik, termasuk jamu dan kontrasepsi hormonal
c. Infeksi, terutama pada infeksi toxoplasma dan klamidia.
d. Faktor genetic
Kelainan ini terjadi pada trimester pertama kehamilan, prosesnya karena tidak
terbentuknya mesoderm pada daerah tersebut sehingga bagian yang telah menyatu (prosesus
nasalis dan maksilaris) pecah kembali.
Pada hewan percobaan vitamin A dikenal sebagai "teratogen universal". Namun
kemungkinan teratogenitas pada manusia yang mengkonsumsi suplemen vitamin A masih
kontroversi.
Vitamin B-6 memiliki peran vital dalam metabolisme asam amino. Defisiensi vitamin
B-6 tunggal telah terbukti dapat menyebabkan langit-langit mulut sumbing dan kelainan
defek lahior lainnya pada tikus percobaan. Dan Miller (1972) menunjukkan bahwa pemberian
vitamin B-6 dapat mencegah terjadinya celah orofasial. Salah satu penyebab terjadinya celah
orofasial ialah heterogenitas, sebanyak sekitar 20% menyertai sindrom yang disebabkan
mutasi yang spesifik. Namun juga terjadinya celah orofasil juga berhubungan dengan asam
folat dan multivitamin lainnya. Beberapa mungkin memiliki etiologi karena asam folat
namun sebagian lagi tidak, sehingga menyulitkan untuk mencari efeknya.
6.
Pathway
(Terlampir)
7. Tanda dan Gejala
Ada beberapa gejala dari bibir sumbing / labioschisis yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
8.
Komplikasi
Keadaan kelainan pada wajah seperti bibir sumbing ada beberapa komplikasi
karenannya, yaitu :
a. Masalah asupan makanan
Merupakan masalah pertama yang terjadi pada bayi penderita labioschisis. Adanya
labioschisis memberikan kesulitan pada bayi untuk melakukan hisapan pada payudara ibu
atau dot. Tekanan lembut pada pipi bayi dengan labioschisis mungkin dapat meningkatkan
kemampuan hisapan oral. Keadaan tambahan yang ditemukan adalah reflex hisap dan reflek
menelan pada bayi dengan labioschisis tidak sebaik bayi normal, dan bayi dapat menghisap
lebih banyak udara pada saat menyusu. Memegang bayi dengan posisi tegak lurus mungkin
dapat membantu proses menyusu bayi. Menepuk-nepuk punggung bayi secara berkala juga
dapat membantu. Bayi yang hanya menderita labioschisis atau dengan celah kecil pada
palatum biasanya dapat menyusui, namun pada bayi dengan labioplatoschisis biasanya
membutuhkan penggunaan dot khusus. Dot khusus (cairan dalam dot ini dapat keluar dengan
tenaga hisapan kecil) ini dibuat untuk bayi dengan labio-palatoschisis dan bayi dengan
masalah pemberian makan/ asupan makanan tertentu.
b. Masalah Dental
Anak yang lahir dengan labioschisis mungkin mempunyai masalah tertentu yang
berhubungan dengan kehilangan, malformasi, dan malposisi dari gigi geligi pada arean dari
celah bibir yang terbentuk.
c. Infeksi telinga
4
Anak dengan labio-palatoschisis lebih mudah untuk menderita infeksi telinga karena
terdapatnya abnormalitas perkembangan dari otot-otot yang mengontrol pembukaan dan
penutupan tuba eustachius.
d. Gangguan berbicara
Pada bayi dengan labio-palatoschisis biasanya juga memiliki abnormalitas pada
perkembangan otot-otot yang mengurus palatum mole. Saat palatum mole tidak dapat
menutup ruang/ rongga nasal pada saat bicara, maka didapatkan suara dengan kualitas nada
yang lebih tinggi (hypernasal quality of 6 speech). Meskipun telah dilakukan reparasi
palatum, kemampuan otot-otot tersebut diatas untuk menutup ruang/ rongga nasal pada saat
bicara mungkin tidak dapat kembali sepenuhnya normal. Penderita celah palatum memiliki
kesulitan bicara, sebagian karena palatum lunak cenderung pendek dan kurang dapat bergerak
sehingga selama berbicara udara keluar dari hidung. Anak mungkin mempunyai kesulitan
untuk menproduksi suara/ kata "p, b, d, t, h, k, g, s, sh, dan ch", dan terapi bicara (speech
therapy) biasanya sangat membantu.
9.
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan prabedah rutin (misalnya hitung darah lengkap
b. Pemeriksaan Diagnosis
1) Foto Rontgen
2) Pemeriksaan fisik
3) MRI untuk evaluasi abnormal
10. Therapy
Terapi untuk pasien dengan labioschisis meliputi perbaikan melalui pembedahan,
untuk memperbaiki penampilan anak, biasanya antara usia 1-3 bulan
11.
Penatalaksanaan
Penanganan untuk bibir sumbing adalah dengan cara operasi. Operasi ini dilakukan
setelah bayi berusia 2 bulan, dengan berat badan yang meningkat, dan bebas dari infeksi oral
pada saluran napas dan sistemik. Dalam beberapa buku dikatakan juga untuk melakukan
operasi bibir sumbing dilakukan hukum Sepuluh (rules of Ten)yaitu, Berat badan bayi
minimal 10 pon, Kadar Hb 10 g%, dan usianya minimal 10 minggu dan kadar leukosit
minimal 10.000/ui.
Perawatan
5
a. Menyusu ibu
Menyusu adalah metode pemberian makan terbaik untuk seorang bayi dengan bibir
sumbing tidak menghambat penghisapan susu ibu. Ibu dapat mencoba sedikit
menekan payudara untuk mengeluarkan susu. Dapat juga menggunakan pompa
payudara untuk mengeluarkan susu dan memberikannya kepada bayi dengan
menggunakan botol setelah dioperasi, karena bayi tidak menyusu sampai 6 mgg.
b. Menggunakan alat khusus :
1) Dot domba
Karena udara bocor disekitar sumbing dan makanan dimuntahkan melalui hidung,
bayi tersebut lebih baik diberi makan dengan dot yang diberi pegangan yang menutupi
sumbing, suatu dot domba (dot yang besar, ujung halus dengan lubang besar), atau
hanya dot biasa dengan lubang besar.
2) Botol peras
Dengan memeras botol, maka susu dapat didorong jatuh di bagian belakang mulut
hingga dapat dihisap bayi.
3) Ortodonsi
Pemberian plat/ dibuat okulator untuk menutup sementara celah palatum agar
memudahkan pemberian minum dan sekaligus mengurangi deformitas palatum
sebelum dapat dilakukan tindakan bedah definitive.
c. Posisi mendekati duduk dengan aliran yang langsung menuju bagian sisi atau
belakang lidah bayi.
d. Tepuk-tepuk punggung bayi berkali-kali karena cenderung untuk menelan banyak
udara.
e. Periksalah bagian bawah hidung dengan teratur, kadang-kadang luka terbentuk pada
bagian pemisah lobang hidung.
f. Suatu kondisi yang sangat sakit dapat membuat bayi menolak menyusu. Jika hal ini
terjadi arahkan dot ke bagian sisi mulut untuk memberikan kesempatan pada kulit
yang lembut tersebut untuk sembuh.
g. Setelah siap menyusu, perlahan-lahan bersihkan daerah sumbing dengan alat berujung
kapas yang dicelupkan dala hydrogen peroksida setengah kuat atau air.
Pengobatan
a. Dilakukan bedah elektif yang melibatkan beberapa disiplin ilmu untuk penanganan
selanjutnya. Bayi akan memperoleh operasi untuk memperbaiki kelainan, tetapi waktu
yang tepat untuk operasi tersebut bervariasi.
b. Tindakan pertama dikerjakan untuk menutup celah bibir berdasarkan kriteria rule
often yaitu umur > 10 mgg, BB > 10 pon/ 5 Kg, Hb > 10 gr/dl, leukosit > 10.000/ui.
c. Tindakan operasi selanjutnya adalah menutup langitan/palatoplasti dikerjakan sedini
mungkin (15-24 bulan) sebelum anak mampu bicara lengkap seingga pusat bicara
otak belum membentuk cara bicara. Pada umur 8-9 tahun dilaksanakan tindakan
operasi penambahan tulang pada celah alveolus/maxilla untuk memungkinkan ahli
ortodensi mengatur pertumbuhan gigi dikanan dan kiri celah supaya normal.
d. Operasi terakhir pada usia 15-17 tahun dikerjakan setelah pertumbuhan tulang-tulang
muka mendeteksi selesai.
e. Operasi mungkin tidak dapat dilakukan jika anak memiliki kerusakan horseshoe
yang lebar. Dalam hal ini, suatu kontur seperti balon bicara ditempl pada bagian
belakang gigi geligi menutupi nasofaring dan membantu anak bicara yang lebih baik.
f. Anak tersebut juga membutuhkan terapi bicara, karena langit-langit sangat penting
untuk pembentukan bicara, perubahan struktur, juga pada sumbing yang telah
diperbaiki, dapat mempengaruhi pola bicara secara permanen.
Prinsip perawatan secara umum :
a. Lahir : bantuan pernafasan dan pemasangan NGT (Naso Gastric Tube) bila perlu
untuk membantu masuknya makanan kedalam lambung.
b. Umur 1 minggu : pembuatan feeding plate untuk membantu menutup langit-langit dan
mengarahkan pertumbuhan, pemberian dot khusus.
c. Umur 3 bulan : labioplasty; tindakan operasi untuk bibir, alanasi (untuk hidung) dan
evaluasi telingga.
d. Umur 18 bulan - 2 tahun : palathoplasty atau tindakan operasi langit-langit bila
terdapat sumbing pada langit-langit.
e. Umur 4 tahun : dipertimbangkan repalatorapy atau pharingoplasty.
f. Umur 6 tahun : evaluasi gigi dan rahang, evaluasi pendengaran.
g. Umur 11 tahun : alveolar bone graft augmentation (cangkok tulang pada pinggir
alveolar untuk memberikan jalan bagi gigi caninus), perawatan otthodontis.
h. Umur 12-13 tahun : final touch; perbaikan-perbaikan bila diperlukan.
i. Umur 17-18 tahun : orthognatik surgery bila perlu.
Pengkajian
7
Diagnosa Keperawatan
a. Prabedah
1) Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
gangguan dalam pemberian makan
2) Risiko infeksi yang berhubungan dengan kelainan
3) Ansietas (orang tua) yang berhubungan dengan pembedahan
b. Post-bedah
1) Ketidakefektifan jalan napas yang berhubungan dengan efek anestesia, edema
pascaoperasi, serta produksi lendir yang berlebihan
2) Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan teknik
pemberian makan yang baru dan perubahan diet pascaoperasi
3) Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan insisi bedah
4) Nyeri yang berhubungan dengan pembedahan
5) Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan perawatan di rumah
3.
Intervensi
Pra-Bedah
No
Tujuan
dan
Kriteria Intervensi
Rasional
8
Dx
1
hasil
Setelah
diberikan
asuhan
selama
...x24
ini
dapat
menstimulasi
stripping
bayi
seimbang
dan
dengan
kriteria hasil :
kenaikan
bulanan
hingga 1 kg)
mulut
untuk
mengeluarkan susu).
Bayi
oleh
atap
namun
selama
pemberian
berat makan.
(1/2
Bayi
perlu
frekuansi
disendawakan
yang
sering
selama
pemberian banyak
makan.
sehingga
menimbulkan
terlalu
sering
dapat
sehingga
menyebabkan
Coba
untuk
memberi
atau
kurang
dapat
untuk sehingga
pencapaian
melelahkan
dapat
berat
bayi
menyebabkan
badan
yang
sangat kurang.
tanpa
teraspirasi,
tersedak
letakkan
atau aspirasi;
menggunakan
sebuah
diberikan
Setelah
Air
dapat
membersihkan
asuhan
keperawatan 5-10 ml air, setelah setisp pasase nasal dan palatu, serta dapat
selama
...x24
saluran
gilirannya
hasil :
Bayi
tidak
menunjukkan
tanda-
tanda
infeksi
ditandai
oleh
yang
eustasia,
dapat
yang
pada
mencegah
suhu yang
mengering
tubuh kurang dari 37,80 menggunakan aplikator yang dapat menjaga agar celah tersebut
C dan tidak ada tanda- berujung kapas basah.
sehingga
infeksi.
lapangan
iritabilitas
paru,
mengurangi
risiko
atau
makan,
letakkan
bayi
di
tempat
dapat
menimbulkan
tidurnya pneumonia.
Kaji
untuk
bayi
termasuk
telinga
yang
berbau
Setelah
asuhan
diberikan
selama
...x24
jam serta memeluk bayi, dan dapat tua dalam perawatan bayi di
diharapkan :
mempraktikkan
tugas rumah.
melibatkan mempersiapkan
perawatan
dalam
bayi
gaya
Mempersiapkan
anggota
dengan
mereka
penampilan
normal mereka, serta untuk menyambut kehadiran bayinya, dan memungkinkan orang
mengekspresikan
perasaan
tentang
bayi
anggota
tentang
keluarga,
penampilan
bayi
memperlihatkan
memperlakukan
layaknya
anggota
yang
normal,
menjadwalkan
dapat
memberi
perawatan
bayi
dan
mereka sendiri.
Rujuk
orang
tua
ke
Kelompok
pendukung
keterampilan
koping
keterampilan
serta
penyelesaian
masalah.
Pusat
diberikan
Setelah
asuhan
selama
...x24
diharapkan
tidak
Orang
prosedur
tua termasuk
mengalami penurunan pembedahan itu sendiri, lama yang diharapkan sehingga dapat
rasa
cemas
yang pembedahan,
ditandai
oleh penampilan
mengekspresikan
pemahaman
yang
tentang
kebutuhan pembedahan
Demonstrasikan kepada
Mendemonstrasikan
teknik
dan berpatisipasi dalam orang tua teknik pemberian pemberian makan yang benar dan
perawatn pra dan pasca makan yang benar, untuk pengguanaan
bedah anak atau bayi
restrain
lengan
dipraktikkan
pembedahan
cairan
sedikit
12
tersebut.
demonstrasikan
restrain
yang
Juga
pengunaan
benar
pada
Post-bedah
N
Tujuan
Hasil
Dx
1
Setelah
dan
diberikan
asuhan
selama
Kriteria Intervensi
Tanda
distres
ini
dapat
Rasional
abnormal,
sianosis, pneumonia,
yang
terapi
antibiotik.
yang
ditandai
memepertahankan
Pengaturan-kembali
dilembapkan
13
mencairkan
sehingga
dapat
dengan
lebih
selimut
mencegah
anak
dapat
dari
menggigil.
anak
dalam
posisi
diberikan
Setelah
asuhan
keperawatan telah
selama
...x24
jam celah
menjalani
bibir,
tegak
Posisi
dan aspirasi.
perbaikan menyebabkan
beri
terlalu
diharapkan berat badan makan melalui spuit dan slang jahitan; penggunaan garpu
seimbang
kriteria hasil :
Bayi
Seiring
anak
adekuat
oleh
ditandai
beradaptasi
diet
botol.
dan
terhadap untuk
pemberian
makan,
serta
terus
Mula-mula
makan
anjurkan
dengan
Bayi
kecil;
dengan
cairan sesuai-usia.
atau
anak
pemberian
metode
pemberian makan.
14
diberikan
Setelah
asuhan
keperawatan sutura
selama
...x24
diharapkan
kulit
berikut
ini
setelah yang
integritas kebutuhan :
baik
menjamin
kriteria hasil :
kebersihan,
mencegah
Bersihkan
garis
pemisahan
Bayi atau anak tidak salin dan aplikator berujung jumlah materi berkerak di
menderita
pada
integritas
program
mengakibatkan
mulut
dan
makan
membersihkan
untuk
mulut
dari
pertumbuhan
bakteri.
sesuai
program.
Restrain
sirkulasi
dan
latihan menggaruk
pergerakan
sendi
(ROM) atau
setiap 2 jam.
lengan
alur
meletakkan
jahitan
objek
15
Duduk
di
tempat
atau
telentang
mencegah
menggesekkan
anak
bibirnya
mengurangi menangis.
Menangis
menyebabkan
tegangan
diberikan
Setelah
asuhan
keperawatan mengetahui
selama
...x24
diharapkan
iritabilitas, mungkin
setiap
Bayi
terlalu
anak
muda
untuk
kriteria hasil :
atau
berkurang
Bayi
atau anak
dapat mempertahankan
tingkat
yang
kenyamanan
ditandai
oleh program.
Lakukan
pengalihan,
aktivitas
Aktivitas pengalihan
misalnya, memfokuskan
Setelah
asuhan
selama
diberikan
...x24
pemberian
anak,
persepsinya
terhadap nyeri.
keperawatan teknik
kembali
Menggunakan sendok
diharapkan :
Orang
mengekspresikan
pemahaman
sedotan
rumah
bayi
untuk jahitan.
atau
anak
biarkan
anak
dan cairan.
mendemonstrasikan
Jangan
rumah
memastikan
kebrsihan
sehingga
berujung
kapas dan
membersihkan
mengurangi
jahitan.
dapat
menyebabkan
program
untuk infeksi
menutup insisi.
membutuhkan
intervensi medis.
kemerahan,
Beri
setelah
air
sedikit-sedikit
pemberian
makan,
bagi
pertumbuhan
Restrain
lengan
tua
bahwa
mereka
harus menggaruk
alur
jahitan,
mulutnya.
secara
restrain
vaskular.
bibir
ke
menekan
daerah
abdomen-dengan
kepala
tempat
tidur
ditinggikan.
tegangan
anak
mengurangi
tangisan.
termasuk
pendengaran
penting,
karena
perlunya perkembangan
saluran
yang
mempredisposisi
atau
abnormal
anak
pada
rutin
dan
imunisasi
membantu
mempertahankan
kesehatan optimal.
4.
Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi
5.
Evaluasi
NO.DX EVALUASI
1.
2.
Perawatan dapat dikatakan berhasil apabila bayi tidak menunjukkan tandatanda infeksi yang ditandai oleh suhu tubuh kurang dari 37,80 C dan tidak ada
tanda-tanda draynase telinga, batuk, ronchi kasar di lapangan paru, atau
iritabilitas
3.
Orang tua mengajukan pertanyaan yang tepat tentang kondisi bayi, dapat
melibatkan perawatan bayi ke dalam gya hidup normal mereka, serta
mengekspresikan perasaan mereka tentang penampilan bayi
Orang tua mengalami penurunan rasa cemas yang ditandai oleh
4.
mengekspresikan
pemahaman
tentang
kebutuhan
pembedahan
dan
berpatisipasi dalam perawatan pra dan pasca bedah anak atau bayi.
Perawatan dapat dikatakan berhasil apabila bayi atau anak tetap bebas dari
komplikasi pernapasan yang ditandai oleh memepertahankan pernapasan
5.
6.
terhadap diet dan metode pemberian makan yang baru, serta terus mengalami
peningkatan berat badan.
Perawatan dapat dikatakan berhasil apabila bayi atau anak tidak menderita
kerusakan pada integritas kulit yang ditandai oleh insisi tetap utuh, tidak ada
7.
8.
9.
perawatan di rumah
DAFTAR PUSTAKA
20
Doenges, E., Marilyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3.EGC : Jakarta.
Betz, Cecily, dkk. 2002. Buku Saku Keperawatan Pedriatik. Jakarta ; EEC.
Hidayat, Aziz Alimul. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba Medika.
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EEC.
Smeltzer C. Suzanne, Bare G. Brendo, 2002, Keperawatan Medikal Bedah, vol. 3, EGC :
Jakarta.
Speer, Kathleen Morgan. 2007. Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
Wilkinson, J.M, 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC. EGC: Jakarta.
Wong, Dona L.2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pedriatik. Jakarta : EEC.
21