Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Mahasiswa mengenal alat GPS Geodetik, utamanya GPS TOPCON Hiper Pro.
2. Mahasiswa memahami teknis survey lapangan dengan alat GPS static.
3. Mahasiswa memahami teknik pengolahan data GPS dengan menggunakan
software Topcon Tools dan GPS Tools.
4. Mahasiswa memahami proses perataan jaring dalam pengolahan data GPS.
1.3 Manfaat
Manfaat dari adanya praktikum ini adalah :
1. Mahasiswa mampu memahami teknik survey lapangan dengan alat GPS Geodetik.
2. Mahasiswa mampu menentukan titik koordinat yang dapat digunakan sebagai
referensi Ground Control Point (GCP) dari proses pengolahan data GPS.
3. Mahasiswa mampu memahami Proses perataan jaring dalam pengolahan data GPS
untuk menentukan titik koordinat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM)
GPS (Gobal Positioning System) adalah sistem untuk menetukan posisi dan
navigasi secara global dengan menggunakan satelit. System yang dapat digunakan
oleh banyak orang sekaligus dalam segala cuaca ini, didesain untuk memeberikan
posisi dan kecepatan 3 dimensi yang teliti, serta informasi mengenai waktu secara
kontinyu di seluruh dunia. Satelit GPS yang mengorbit bumi dengan orbit dan
kedudukan yang tetap (koordinat pasti), seluruhnya berjumlah 24 buah dimana
21 buah aktif bekerja dan 3 buah sisanya adalah cadangan. Arsitektur dari system
GPS disetujui oleh Departemen Pertahanan Amerika pada tahun 1973. Secara
global, GPS digunakan untuk kepentingan militer maupun sipil (survey pemetaan
serta informasi geografi).
Sistem GPS, yang memiliki nama asli NAVSTAR GPS (Navigation Satelite
Timing and Ranging Global Positioning System), memiliki tiga segmen utama, yaitu
segmen angkasa (space segment) yang terdiri dari satelit satelit GPS, segmen
system control (control system segment) yang terdiri dari stasiun stasiun
pemonitor dan pengontrol satelit, dan segmen pengguna (user segment) yang
terdiri dari pemakai GPS termasuk alat alat penerima serta pengolah sinyal dan
data GPS. Ketiga segmen GPS tersebut digambarkan secara skematik pada gambar
berikut :
Gambar 2.1 Sistem Penentuan Posisi Global, GPS (Wells et al., 1986)
Jurusan Teknik Geomatika
FTSP- Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya-2014
BLOK III
Konfigurasi Orbit
Konstelasi standar satelit GPS terdiri dari 24 satelit yang menempati 6 bidang
orbit (bentuknya sangat mendekati lingkaran), dengan eksentrisitas orbit
umumnya lebih kecil dari 0.02 seperti yang diilustrasikan pada gambar berikut :
Parameter
tipe data yang digunaka (pseudorange, fase)
kualitas receiver gps
level dari kesalahan dan bias
jumlah satelit
lokasi dan distribusi satelit
lama pengamatan
absolute & differential positioning
static, rapid-static, pseudo-kinematic, stop and go,
kinematic
one & multi stations references
real-time & processing
Strategi
Pemrosesan
Data
Absolute
Differential
Titik
Receiver
(menggunakan (menggunakan
1 receiver)
2 receiver)
STATIC
Diam
Diam
KINEMATIC
Bergerak
Bergerak
Diam
Diam
RAPID
STATIC
(singkat)
PSEUDO-
Diam
KINEMATIC
Diam dan
bergerak
STOP AND
Diam
GO
Diam dan
bergerak
di atas langit, geometrinya menjadi lemah dan DOP-nya tinggi. Namun ketika
berjauhan maka geometrinya menjadi kuat dan nilai DOP menjadi rendah.
Sehingga dengan rendahnya nilai DOP maka kekakuratan posisi GPS menjadi lebih
baik karena adanya separasi sudut yang luas dari satelit-satelit yang digunakan
dalam memperhitungakan posisi unit GPS. Dalam prakteknya, berbagai bentuk
DOP digunakan, tergantung pada kebutuhan. Misalnya, untuk keperluan umum
posisi GPS, pengguna mungkin tertarik dalam meneliti efek dari geometri satelit
pada kualitas yang dihasilkan posisi 3-D (lintang, bujur, dan ketinggian) kontelasi
satelit. Hal ini dapat dilakukan dengan memeriksa nilai PDOP.
PDOP dapat dibagi menjadi dua komponen:
1. HDOP (Horizontal Dilution of Precision)
2. VDOP (Vertikal Dilution of Precision)
Dan oleh karena pengguna GPS hanya dapat melacak satelit dengan prioritas
horisontal, maka VDOP akan selalu lebih besar daripada HDOP. Akibatnya, resolusi
vertikal GPS akan kurang tepat dibandingkan dengan resolusi horisontal. nilai
VDOP
dapat
ditingkatkan
oleh
supplementing
GPS
dengan
cara
Satelit, seperti kesalahan ephemeris, jam satelit, dan selective availability (SA).
Medium propagasi, seperti bias ionosfer dan bias troposfer.
GPS Receiver, seperti kesalahan jam receiver, kesalahan yang terkait dengan
antena, dan noise (derau).
Data pengamatan, seperti ambiguitas fase dan cycle slips.
Lingkungan sekitar GPS receiver, seperti multipath dan imaging.
Berikut ini akan dijelaskan karakteristik dari kesalahan dan bias yang umum terjadi.
1. Kesalahan orbit (ephemeris)
Kesalahan ephemeris merupakan kesalahan dimana orbit satelit yang dilaporkan
oleh ephemeris satelit tidak sama dengan orbit satelit yang sebenarnya sehingga
akan mempengaruhi ketelitian koordinat titik-titik yang ditentukan.
10
yang sama besarnya. Jadi secara umum, bias ionosfer dapat mengakibatkan
ukuran jarak yang dihasilkan menjadi kurang teliti.
3. Bias troposfer
Ketika melalui lapisan troposfer, sinyal GPS akan mengalami refraks, yang
menyebabkan perubahan kecepatan dan arah sinyal GPS. Bias troposfer ini akan
mempengaruhi kecepatan sehingga akan menghasilkan ukuran jarak yang
kurang teliti. Lapisan troposfer ini memperlambat data waktu dan data fase.
4. Multipath
Multipath merupakan fenomena dimana sinyal dari satelit tiba di antena GPS
melalui dua atau lebih lintasan yang berbeda (Abidin, 2006). Dalam hal ini, satu
sinyal merupakan sinyal langsung dari satelit ke antena, sedangkan yang lainnya
merupakan sinyal-sinyal tidak langsung yang dipantulkan oleh benda-benda
(seperti: gedung, jalan raya, mobi, pepohonan, dll) di sekitar antena sebelum tiba
di antena. Perbedaan panjang lintasan menyebabkan sinyal-sinyal tersebut
berinteferensi ketika tiba di antena yang mengakibatkan kesalahan pada hasil
pengamatan. Kesalahan akibat multipath akan menghasilkan ukuran jarak yang
kurang teliti. Multipath akan mempengaruhi hasil ukuran pseudorange dan
carrier phase.
11
12
9. Kesalahan jam
Kesalahan jam ini dapat berupa kesalahan jam satelit maupun kesalahan jam
receiver. Bentuk kesalahannya dapat berupa bentuk offset waktu, offset
frekuensi, maupun frequency drift. Kesalahan jam ini akan langsung
mempengaruhi ukuran jarak, baik pseudorange maupun jarak fase.
10. Pergerakan dari pusat antenna
Pada umumnya pusat fase antena GPS akan berubah-ubah tergantung pada
elevasi dan azimuth satelit, serta intensitas sinyal, dan lokasinya akan berbeda
untuk sinyal L1 dan L2 [Tranquilla et al. 1987]. Hal ini disebabkan oleh sulitnya
merealisasikan sumber radiasi yang ideal pada antena GPS. Karena perbedaan
tersebut bersifat variatif terhadap waktu, maka besar efek kesalahan karena
adanya pergerakan pusat fase antena pada ukuran jarak juga akan bervariasi
secara temporal.
11. Imaging
Imaging merupakan suatu fenomena yang melibatkan suatu benda konduktif
(konduktor) yang berada dekat dengan antena GPS, seperti reflektor berukuran
besar maupun groundplane dari antena itu sendiri (Abidin, 2006). Efek dari
imaging ini adalah akan memunculkan antena bayangan (image) atau dengan
kata lain fenomena imaging ini akan mendistorsi pola fase antena yang
seharusnya. Hal ini mengakibatkan perubahan titik pusat fase antena sehingga
akan menyebabkan terjadinya kesalahan pada ukuran jarak.
13
Hasil dari test Chi-Square atau variance Ratio pada residual setelah
perataan (test ini harus dapat melalui confidence level 68%, yang berarti
bahwa data-data tersebut konsisten terhadap model matematika yang
digunakan).
Daftar baseline hasil perataan, termasuk koreksi dari komponenkomponen baseline hasil pengamatan.
14
Baseline yang lebih pendek dari 8 Km : Komponen lintang dan bujur dari
kedua baseline tidak boleh berbeda lebih besar dari 0,03 meter.
Komponen tinggi tidak boleh berbeda lebih dari 0,06 meter.
Baseline yang lebih panjang dari 8 Km : komponen lintang dan bujur dari
kedua baseline tidak boleh besar dari 0,05 meter. Komponen tinggi tidak
boleh berbeda lebih dari 0,10 meter.
Untuk jaring titik kerangka dasar GPS ini, semi major axis dari elips
kesalahan garis (ls) antara dua titik yang berdekatan (baik dihubungkan
langsung oleh suatu pengamatan maupun tidak) harus lebih kecil dari
harga parameter r yang dihitung sebagai berikut :
r = 30 (d + 0,2)
dimana :
r = panjang maksimum yang diperkenankan untuk semi-major axis
(mm)
d = jarak dalam Km.
15
Waktu
Lokasi
Nama Alat
Tipe
Jumlah
Keterangan
Dual Frekuensi
GPS 03 (No. Seri 309-
Receiver GPS
Topcon
0681),
GPS 02 (No. Seri 3098664)
Kabel
Download GPS
...
Sesuai spesifikasi
Receiver GPS
16
Kabel Charger
GPS
Sesuai spesifikasi
Receiver GPS
Accu
GS Astra
...
Statif
...
...
Petunjuk
6
Topcon, Hiper
Pengoperasian
Pro
GPS
7
Plastik Bening
...
2
2
Sesuai spesifikasi
Receiver GPS
Pelindung Saat Hujan
Untuk lebih detailnya Spesifikasi Receiver GPS yang digunakan, dijelaskan sebagai
berikut :
Tabel 3.2 Spesifikasi receiver GPS
Description
Tracking Spesifications
Tracking Channels,
standard
Tracking Channels,
optional
Signals Tracked
Performance Specifications
Static, Rapid Static
RTK
H : 3 mm + 0.5 ppm
V : 5 mm + 0.5 ppm
H : 10 mm + 1 ppm
V : 15 mm + 1 ppm
Power Specifications
Battery
6 to volts DC
Power consumption
Integrated
Integrated flat ground plane
Jurusan Teknik Geomatika
FTSP- Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya-2014
17
Radio Specification
Radio type
Power Output
1.0W/0.25W (selectable)
Wireless Communication
Communication
I/O
Communication Ports
2x serial (RS232)
Status Indicator
Up to 128 MB
Data Type
Data Input/Output
Real time data
outputs
ASCII Outputs
Other Outputs
TPS format
Output Rate
Enviromental Specifications
Enclosure
Operating
temperature
Dimensions
Weight
1.65
g/ 3.64 lbs
18
Nama
NRP
Lukman Hakim
3512100013
M. Irsyadi Firdaus
3512100013
Dedy Kurniawan
3512100017
Fristama Abrianto
3512100018
Nurul Aini
3512100020
Roni Kurniawan
3512100021
3512100024
Pembagian Tugas
Record Titik
Rek1,Rek2,Lpp2
Record Titik
Lpp2,Des1,Des2
Record Titik
Lpp2,Des1,Des3
Record Titik
Rek1,Rek2,Lpp3
Record Titik
Lpp2,Des1,Des3
Record Titik
Rek1,Rek2,Lpp4
Record Titik
Lpp2,Des1,Des3
:2
Jumlah Titik
:3
(n)
:1
Minimum Sesi =
=2/1 = 2 Sesi
19
Bila menggunakan accu, pasang kabel charger sesuai plus minus pada
receiver dan instrumen accu
f)
g)
j)
Titik
REK
LPPM
Baseline
REK-LPPM
Keterangan
BM ITS 1
GPS C
Mobilisasi
2
REK
REK-DES
DES
DES
LPPM
15:40-16:15
15 menit
BM ITS 1
GPS 3
Mobilisasi
3
Waktu
16:30 - 17:10
20 menit
DES-LPPM
GPS 3
GPS C
17:30 - 18:10
20
1. Software Komersil
Sesuai tipe receiver yang digunakan dalam praktikum GPS ini yaitu Topcon,
kami melakukan pengolahan data dengan software komersil Topcon Tols
Versi 8.2.3.
Langkah Pengolahan dengan Topcon Tools
1) Buka Topcon Tools
21
22
23
8) Membuka data yang akan diolah dengan melakukan klik pada tombol
atau Import
24
25
26
27
28
Receiver
Antena
29
30
c) Setting Receiver
31
32
33
34
Mulai
Survei
Pendahuluan
dan Persiapan
Peminjaman alat
Pengukuran/Pere
kaman
Pengolahan Data
GPS Tools
Topcon Tools
Data Rinex
Koordinat
Receiver
Koordinat
Receiver
Kondisi Satelit
Satelit Pengirim
Cycle Slip
RMS Error
Satelit Orbit
Satelit Clock
Observation
Data
Analisis
Receiver Clock
Selesai
Trofosperic
Parameter
Residual/Satisti Gambar 3.25 Diagram Alir Praktikum
c
Jurusan Teknik Geomatika
FTSP- Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya-2014
35
36
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Hasil yang diperoleh dari TopconTools dapat diolah lagi di komputer. Data yang
diperoleh antara lain sebagai berikut :
716'55.12804"S
11247'38.91669"E
32.943
Koordinat geosentrik
X
-2451240.552
Y
5832939.729
Z
-803081.046
37
Titik Despro
Koordinat
Latitude
Longitude
Ell. Height (m)
716'39.90408"S
11247'48.75810"E
33.087
Titik LPPM
Koordinat
Latitude
Longitude
Ell. Height (m)
716'51.09536"S
11247'45.40176"E
32.714
111.934
-0.609
-340.980
19640'15.2325"
-003'40.3039"
358.883
-343.415
-104.329
-0.373
Covarian matrix
Sigma X (m)
Sigma Y (m)
Sigma Z (m)
Corr XY
Corr XZ
Corr YZ
0.006
0.011
0.005
-0.7346
0.4906
-0.5621
189.427
62.679
-122.923
azimuth (derajat)
elevation angel
distance (m)
1640'15,8358''
001'22.9905"
234.353
Jurusan Teknik Geomatika
FTSP- Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya-2014
38
dn (m)
de (m)
dht (m)
-123.129
-199.423
0.099
Covarian matrix
Sigma X (m)
Sigma Y (m)
Sigma Z (m)
Corr XY
Corr XZ
Corr YZ
0.004
0.010
0.005
-0.7928
0.7253
-0.9036
301.319
62.197
-463.895
21250'28.9972"
-001'02.1387"
556.651
-466.518
-303.762
-0.143
Covarian matrix
Sigma X (m)
Sigma Y (m)
Sigma Z (m)
Corr XY
Corr XZ
Corr YZ
0.005
0.013
0.003
-0.5062
0.0994
-0.4048
Dari data yang diperoleh diatas, maka parameter yang akan dicari adalah :
XB, YB, ZB, XC, YC, ZC
Maka akan diperoleh sembilan (9) persamaan V + AX = F
1)
39
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
40
9)
Dari persamaan yang diperoleh diatas maka dapat dilakukan desain matriksnya yaitu :
V1
V2
V3
V4
V5
V6
V7
V8
V9
0
0
0
-1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
-1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
-1
0
0
1
-1
0
0
0
0
0
-1
0
0
0
-1
0
0
0
0
0
-1
0
0
0
-1
0
0
0
0
0
-1
Xb
Yb
Zb
=
Xc
Yc
Zc
-1.975
10.060
-1.975
76.923
-2.470
10.060
-2.470
333.333
250
-1.261
1.378
-1.261
100
-1.106
1.378
-1.106
200
166.666
-1.361
2.038
-1.361
90.909
-1.779
2.038
-1.779
200
41
_
-
V=
V=
-1
-1
-2451069.432
-1
5832996.359
-1
-803381.196
-1
-2450979.024
-1
5833054.990
-1
-1
-803237.033
-1
130.199329189956
5.56653717998415
-163.744108559098
99.0195721535459
4.04810138372332
-267.086553490769
-149.59309865674
-3.32736143562943
267.92133795016
Jurusan Teknik Geomatika
FTSP- Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya-2014
42
x =
220.666
156.035
220.666
156.035
220.666
156.035
156.035
220.666
156.035
220.666
156.035
220.666
[ (
) ]
43
Dalam praktikum ini, datum yang digunakan adalah WGS 84 dengan parameter
sebagai berikut :
a
= 6378137 m
= 6356752.314 m
= 0.003352811
= 0.00669438
=
a.
Titik B
X
Sehingga :
b. Iterasi
[ (
) ]
[ (
) ]
(
) ]
44
c.
Titik C
X
Sehingga
d. Iterasi
[ (
) ]
[ (
) ]
(
) ]
45
6378475.718658
0.9996
6378137
6356752.314
0.003352811
0.00669438
0.006739497
0.00167922
[ ]
[
[ ]
[
[
Dengan ketentuan
untuk daerah di selatan ekuator
untuk daerah di sebelah timur meridian tengah
untuk daerah di sebelah barat meridian tengah
Sehingga :
a.
Titik A
(
(
(
)
(
(
)
))
)
46
))
[]
[ ]
(
[ ]
[ ]
(
[ ]
[
]
(
]
(
(
T = 698075.194
U = 9194685.848
b. Titik B
[]
[ ]
[ ]
[ ]
Jurusan Teknik Geomatika
FTSP- Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya-2014
47
[ ]
[
]
(
]
(
)
(
T = 697915.115
U = 9199638.023
c.
Titik C
[]
[ ]
(
[ ]
[ ]
(
[ ]
[
]
(
]
(
(
T = 697809.839
U = 9199782.835
Jurusan Teknik Geomatika
FTSP- Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya-2014
48
Titik
A
Koordinat Geosentrik
(m)
X = -2451542.1
Y = 5832879.954
Z = -802616.903
X=
Y=
Z=
X=
Y=
Z=-
Koordinat Geografis
L = 716'55.12804"S
B = 11247'38.91669"E
H = 32.943 m
L = 714'13.96"
B=
H = 32.714 m
L = 714'9.26"
B=
H = 33.087 m
Koordinat UTM
(m)
T = 698075.194
U = 9194685.848
T = 697915.115
U = 9199638.023
T = 697809.839
U = 9199782.835
b. Variansi aposteori
c.
Standar deviasi
x =
220.666
156.035
220.666
156.035
220.666
156.035
156.035
220.666
156.035
220.666
156.035
220.666
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
masing-masing
61
62
RMS error yang dihasilkan pengukuran kami dalam interval yang lumayan besar, karena
pengaruh waktu perekaman yang sebentar, serta sinyal satelit GPS yang terekam sangat
sedikit.
63
5.1 Kesimpulan
1) Pada pengolahan data GPS, ada dua jenis perangkat lunak yang dapat digunakan, yaitu
perangkat lunak komersial yang dikeluarkan oleh perusahaan- perusahaan receiver
GPS yaitu Topcon Tools serta perangkat lunak ilmiah yaito GPSTools. Sehingga dalam
pengukuran suatu titik koordinat dapat mengahasilkan koordinat yang presisi dengan
ketelitian tinggi, dengan menggunakan alat GPS Geodetik.
2) Dari GPS Geodetik, pemrosesan data koordinat dilakukan dengan Topcon Tools untuk
menghasilkan data RINEX, kemudian dilolah menggunakan perangkat lunak GPStools.
Dalam pengolahan data dengan menggunakan software GPSTools akan memperoleh
plotting observation data dan receiver position.
3) Dari praktikum GPS didapat koordinat membentuk suatu jaring yang tidak
menyambung, untuk itu diperlukan proses perataan jaring atau network adjustment.
Dengan cara ini didapatkan nilai koordinat titik yang menyambung sehingga
membentuk jarring yang tertutup.
5.2 Saran
1) Dalam pengukuran GPS sangat ditentukan oleh perencanaan dan koordinasi yang baik
antar titik sehingga diharuskan kesalahan Blunder dan sistematik tidak ada dalam
pengukuran.
2) Tiap kelompok pengukuran seharusnya melakukan koordinasi dengan baik seperti
bersamaan dalam mengoperasikan alat sehingga sama sekali tidak ada blunder. Jika
proses pengukuran GPS sudah baik maka akan lebih mudah dalam proses pengolahan
baseline. Dan hasil ketelitiannya pun akan menjadi baik.
3) Diharapkan dalam melakukan praktikum memperbanyak membaca literature maupun
manual book alat yang digunakan sehingga dalam pengambilan data tidak ada
kebingungan sehingga menimbulkan kesalahan.
64
65