Anda di halaman 1dari 19

I.

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Ny.S

Usia

: 59 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Pendidikan

: Tamat D2

Pekerjaan

: Pensiunan Aventis

Alamat

: Pisangan Lama

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 03 Oktober 2012 pukul
10.30 WIB di Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan.
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri dengan keluhan dada terasa sakit bila ada
pikiran selama satu bulan ini.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke poliklinik Psikiatri dengan keluhan dada terasa sakit bila ada
pikiran. Keluhan itu sudah dirasakan pasien sudah lama, akan tetapi satu bulan
terakhir dada pasien merasa semakin sakit dan sedikit terasa sesak. Jika tidak ada
pikiran dan merasa tenang, dada pasien tidak terasa sakit. Dada pasien terasa seperti
tertekan. Pasien pernah kontrol ke Jantung dan sudah dilakukan EKG, hasilnya tidak
ditemukan kelainan.
Saat ini pasien tinggal sendirian di rumah. Pasien memiliki seorang anak
perempuan dan saat ini sedang kuliah di Bandung. Di saat liburan semester, anak
pasien balik ke Jakarta. Suami pasien telah meninggal 6 tahun yang lalu. Pasien
merasa khawatir dengan anaknya di Bandung, takut terjadi apa-apa, dia tidak bisa
mengawasi anaknya selama 24 jam. Pasien juga saat ini merasa ketakutan tinggal
sendirian di rumah. Pasien merasa ada yang mengganggu pasien tiap malam seperti
ada yang meniup pasien. Tetangga sebelah pasien juga bercerita ada yang
mengganggu. Hal itu membuat pasien menjadi cemas hingga dada pasien terasa sakit,
gemeteran dan keringat dingin dan menyebabkan pasien sulit untuk tidur. Akan tetapi
Gangguan Panik

di saat anak pasien tinggal bersamanya, pasien dapat tidur. Pasien merasa
nyaman apabila ada orang yang tidur menemani pasien.
Pasien saat ini juga hanya berani bepergian sendiri dalam jarak dekat seperti ke
pasar atau ke rumah sakit. Pasien tidak berani bepergian jauh sendirian. Pasien takut
apabila keluhan dadanya sakit timbul di tengah jalan, tidak ada yang menolong
pasien dan mati mendadak. Saat ini pasien merasa kehilangan teman untuk curhat,
kakak pasien paling tua meninggal dunia dua minggu yang lalu secara tiba-tiba, tidak
menderita sakit. Dengan adanya hal ini, menambah rasa takut pasien mengenai mati
mendadak.
Pasien mengatakan tidak terdapat riwayat trauma kepala. Pasien juga tidak
pernah menggunakan zat psikoaktif (NAPZA) maupun alkohol. Pasien tidak
memiliki riwayat merokok. Pasien mengatakan tidak pernah mendengar suara atau
bisikan-bisikan tanpa objek. Pasien tidak pernah melihat adanya penampakan atau
bayangan yang hanya dilihat oleh pasien. Pasien juga tidak pernah menghidu baubauan yang hanya dihidu oleh pasien, sedangkan lingkungan sekitarnya tidak
menghidu bau yang dikeluhkan pasien. Pasien mengatakan bahwa tidak pernah
merasakan halusinasi pada indera pengecapannya. Pasien menuturkan tidak pernah
merasakan di sekujur tubuhnya seperti ada yang merayapi. Pasien mengatakan
pikirannya tidak pernah bisa dibaca oleh orang lain dan pikirannya disedot oleh
makhluk asing. Pasien tidak merasa dirinya adalah orang lain dan tidak merasa
lingkungannya berubah menjadi lebih besar atau lebih kecil daripada biasanya.
Pasien menyangkal adanya rasa sedih berlebihan, kehilangan minat, dan rasaa mudah
lelah. Pasien juga menyangkal adanya rasa gembira berlebihan, aktivitas fisik
maupun mental yang berlebihan.
Menurut pasien, ia dilahirkan secara normal dan tidak ada penyulit selama
masa kandungan maupun proses persalinan. Pasien merupakan anak ketiga dari
sepuluh bersaudara. Pasien menempuh pendidikan dari SD hingga tamat D2. Saat ini
pasien tinggal sendirian. Pasien ada yang menemani di rumah apabila anaknya
sedang liburan semester. Kegiatan pasien di rumah adalah melakukan pekerjaan ibu
rumah tangga dan juga melakukan hobinya yaitu berkebun. Pasien melakukan semua
pekerjaan rumah sendirian tanpa ada yang membantu kecuali anaknya sedang ada di
rumah.

Gangguan Panik

Hubungan pasien dengan keluarga baik, tidak ada masalah dengan suami
maupun anaknya. Hubungan pasien dengan tetangga sekitar berjalan dengan baik,
kadang-kadang pasien mengikuti kegiatan seperti pengajian. Biaya pemenuhan
kebutuhan sehari-hari dan biaya pengobatan berasal dari pensiunan. Pasien saat ini
mempunyai keinginan anaknya cepat selesai kuliah, dapat pekerjaan, dan tinggal
bersama pasien lagi.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Tidak ada keluhan yang sama sebelumnya.
2. Riwayat Gangguan Medik
Ada gangguan medis pada pasien berupa hipertensi
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikotropika/Alkohol
Tidak terdapat riwayat penggunaan zat psikotropika maupun alkohol.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Pranatal
Pasien dilahirkan dalam proses persalinan normal dan tidak ada penyulit selama
masa kandungan dan proses persalinan.
2. Riwayat Masa Kanak-Kanak dan Remaja
Pasien tumbuh dan berkembang sesuai umur sebagaimana anak seumurnya
sehingga pasien tidak ada gangguan pertumbuhan dalam masa perkembangannya.
Pasien mengaku pernah menempuh pendidikan dari tingkat SD sampai tamat D2.
Prestasi pasien selama menempuh masa pendidikan termasuk biasa-biasa saja dan
tidak ada yang menonjol.
3. Riwayat Masa Akhir Anak-Anak
Pasien tumbuh dengan baik tidak ada masalah dalam kehidupan sosial.
4. Riwayat Pendidikan
Pasien mengaku pernah menempuh pendidikan dari tingkat SD sampai tamat D2.
Prestasi pasien selama menempuh masa pendidikan termasuk biasa-biasa saja dan
tidak ada yang menonjol.
5. Riwayat Pekerjaan
Pasien saat ini merupakan pensiunan Aventis.
Gangguan Panik

6. Riwayat Agama
Pasien menganut agama Islam dan taat beribadah.
7. Hubungan dengan Keluarga
Pada saat ini pasien tinggal sendirian di rumah. Pasien memiliki seorang anak,
akan tetapi saat ini anaknya sedang kuliah di Bandung. Di saat liburan, anaknya
balik ke Jakarta untuk menemani pasien. Hubungan pasien dan anaknya berjalan
dengan baik.
8. Aktivitas Sosial
Pasien tidak mempunyai masalah dalam berinteraksi dengan orang lain. Pasien
dapat bersosialisasi dengan tetangga dan teman-teman di lingkungan dengan baik.
Pasien sering mengikuti kegiatan yang diadakan di lingkungan berupa pengajian.
E. Riwayat Keluarga
Di keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan yang sama seperti pasien.
F. Riwayat Situsional Sosial Sekarang
Pasien seorang perempuan berusia 59 tahun, saat ini tinggal sendirian. Pada saat
liburan semester, anaknya balik ke Jakarta untuk menemani pasien. Pada saat ini
pasien ingin anaknya cepat selesai kuliah, dapat pekerjaan dan tinggal bersama
pasien kembali. Untuk biaya hidup sehari-hari dan biaya pengobatan pasien diperoleh
dari pensiunan.
G. Persepsi Pasien terhadap Dirinya
Pasien ingin anaknya cepat selesai kuliah, dapat pekerjaan dan tinggal bersama
pasien kembali.
III.

STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Perempuan berusia 59 tahun, penampilan pasien tampak sesuai dengan usianya,
berpakaian rapi, perawatan diri baik, warna kulit sawo matang.
2. Kesadaran Umum

: Compos Mentis.

3. Kontak Psikis

: Dapat dilakukan, wajar.


Gangguan Panik

4. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor


a. Cara berjalan

: Baik.

b. Aktifitas psikomotor : Pasien kooperatif, kontak mata baik, tidak ada gerakan
involunter dan dapat menjawab pertanyaan dengan baik.
5. Pembicaraan
a. Kuantitas

: Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan dokter dan dapat

mengungkapkan isi hatinya dengan jelas.


b. Kualitas

: Bicara spontan, volume bicara normal, artikulasi jelas dan

pembicaraan terarah dan dapat dimengerti.


6. Sikap terhadap Pemeriksa

: Kooperatif.

B. Keadaan Afektif
1. Mood

: Biasa-biasa saja.

2. Afek

: Luas.

3. Keserasian

: Mood dan afek serasi.

4. Empati

: Pemeriksa dapat merasakan perasaan pasien saat ini.

C. Fungsi Intelektual/Kognitif
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan
a. Taraf Pendidikan
Pasien mengaku pernah menempuh pendidikan dari tingkat SD sampai tamat
D2. Prestasi pasien selama menempuh masa pendidikan termasuk biasa-biasa
saja dan tidak ada yang menonjol.
b. Pengetahuan Umum
Baik, pasien dapat menjawab dengan tepat ketika diberikan pertanyaan
seputar presiden Indonesia pertama dan saat ini.
2. Daya konsentrasi
Baik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik dari awal sampai akhir
sampai selesai. Pasien juga dapat menyebutkan dengan benar jumlah
pengurangan 100 7.
3. Orientasi
a. Waktu

: Baik, pasien dapat mengetahui waktu saat berobat menjelang

siang hari
Gangguan Panik

b. Tempat

: Baik, pasien dapat mengetahui sedang berada di RS

Gangguan Panik

c. Persahabatan Poliklinik Psikiatri.


d. Orang

: Baik, pasien mengetahui pemeriksa adalah dokter.

e. Situasi

: Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang berkonsultasi dan

wawancara.
4. Daya ingat
a. Daya ingat jangka panjang
Baik, pasien dapat mengingat dengan baik hal-hal tentang masa
pendidikannya.
b. Daya ingat jangka pendek
Baik, pasien dapat mengetahui arah ke RS Persahabatan dari rumahnya dan
menggunakan angkutan umum untuk menggapai tujuannya.
c. Daya ingat segera
Baik, pasien dapat dengan segera menyebutkan kembali lima nama kota yang
diucapkan pemeriksa.
d. Akibat hendaya daya ingat pasien
Tidak terdapat hendaya daya ingat pasien saat ini.
e. Pikiran Abstrak
Baik, pasien mengerti makna peribahasa dari tong kosong nyaring bunyinya
yang diberikan oleh pemeriksa.
f. Bakat Kreatif
Pasien memiliki hobi berkebun.
g. Kemampuan Menolong Diri Sendiri
Baik, pasien mengerjakan segala sesuatunya sendiri dan mampu mengurus
dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain.
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi dan ilusi
Halusinasi

: Tidak terdapat halusinasi

Ilusi

: Tidak terdapat ilusi.

2. Depersonalisasi dan derealisasi


Depersonalisasi : Tidak terdapat depersonalisasi.
Derealisasi

: Tidak terdapat derealisasi.

Gangguan Panik

E. Proses Pikir

Gangguan Panik

1. Arus Pikir
a. Produktifitas

: Baik, pasien dapat menjawab dengan spontan bila

diajukan pertanyaan oleh dokter.


b. Kontinuitas

: Baik, koheren.

c. Hendaya bahasa

: Tidak terdapat hendaya bahasa pada pasien ini.

2. Isi Pikiran
a. Preokupasi

: Tidak terdapat preokupasi.

b. Gangguan pikiran

: Tidak terdapat waham maupun gagasan mirip waham.

F. Pengendalian Impuls
Baik, pasien dapat mengendalikan dirinya dan melakukan wawancara dengan baik.
G. Daya Nilai
1. Norma Sosial
Baik, pasien dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya dengan baik.
2. Uji Daya Nilai
Baik, karena ketika diberikan perumpamaan jika pasien bertemu anak kecil yang
sedang terpisahkan dengan ibunya maka pasien akan menanyakan alamat anak
tersebut dan mengantarkan anak itu ke rumahnya.
3. Penilaian Realitas
Tidak terdapat riwayat gangguan penilaian realitas.
H. Persepsi Pasien terhadap Diri dan Kehidupannya
Menurut penilaian pemeriksa sebagai dokter terhadap pasien yaitu saat ini
pasien sadar bahwa dia sakit dan memiliki keinginan untuk sembuh sehingga pasien
rutin kontrol ke dokter untuk mendapatkan pengobatan.
I. Tilikan/Insight
Tilikan derajat 6, pasien sadar bahwa dirinya sakit, dan pasien punya
keinginan sembuh dengan cara berobat.

Gangguan Panik

J. Taraf Dapat Dipercaya

Gangguan Panik

Pemeriksa memperoleh kesan bahwa jawaban pasien dapat dipercaya karena


konsistensi dalam menjawab pertanyaan yang diajukan.
IV.

PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
1. Keadaan Umum

: Baik, Compos Mentis.

2. Tanda Vital

: TD = 120/80 mmHg; N = 80 x/min


RR = 20 x/min; S = afebris

3. Sistem Kardiovaskular

: Ditemukan kelainan berupa hipertensi.

4. Sistem Muskuloskeletal : Tidak ditemukan kelainan.


5. Sistem Gastrointestinal : Tidak ditemukan kelainan.
6. Sistem Urogenital

: Tidak ditemukan kelainan.

7. Gangguan Khusus

: Tidak ada.

B. Status Neurologis
1. Saraf Kranial

: Kesan dalam batas normal.

2. Saraf Motorik

: Kesan dalam batas normal.

3. Sensibilitas

: Kesan dalam batas normal.

4. Susunan Saraf Vegetatif : Tidak ditemukan kelainan.


5. Fungsi Luhur

: Tidak ditemukan kelainan.

6. Gangguan Khusus

: Tidak ada.

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien perempuan usia 59 tahun datang dengan keluhan dada terasa sakit sejak satu
bulan jika ada pikiran.

Pasien mengeluhkan dadanya semakin sakit dan sedikit sesak nafas. Keluhan ini
timbul jika pasien memikirkan sesuatu, rasa khawatir terhadap anak, ada yang
mengganggu pasien di rumah.

Fungsi kognitif pada pasien masih baik, begitu pula dengan pengendalian impuls
masih baik. Pasien tidak mempunyai riwayat trauma kepala. Orientasi waktu,
tempat, orang dan situasi baik.

Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien.

Tidak terdapat riwayat menggunakan zat psikoaktif maupun alkohol.


Gangguan Panik

Pasien lahir secara normal dan tidak terdapat penyulit pada proses persalinan. Masa

Gangguan Panik

kanak-kanak, remaja hingga dewasa pasien memiliki kemampuan bersosialisasi


dengan baik.

Pasien menempuh pendidikan dari SD sampai tamat D2, pada waktu kecil pasien
termasuk siswa yang tidak terlalu menonjol dalam prestasi belajar.

Keadaan umum baik dan tidak ditemukan gangguan medis pada pasien.

Pada saat ini pasien tinggal sendirian di rumah. Pasien memiliki seorang anak, akan
tetapi saat ini anaknya sedang kuliah di Bandung. Di saat liburan, anaknya balik ke
Jakarta untuk menemani pasien. Suami pasien sudah meninggal 6 tahun yang lalu.
Pasien merasa nyaman apabila anaknya balik ke Jakarta. Hubungan pasien dengan
keluarga berjalan dengan baik. Hubungan pasien dengan tetangga sekitar berjalan
dengan baik. Untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan biaya pengobatan dari
pensiunan.

Pasien ini didapatkan gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam
sosial dan pekerjaan

VI.

FORMULASI DIAGNOSIS
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan pada pasien terdapat kelainan pola
perilaku dan psikologis yang secara klinis bermakna yang dapat menyebabkan timbulnya
distress dan disabilitas dalam fungsi sehari-hari maka pasien dikatakan menderita
gangguan jiwa
a. Diagnosis Aksis I

Pada pasien ini tidak memiliki riwayat trauma kepala yang menyebabkan adanya
disfungsi otak, sehingga pasien ini bukan gangguan mental organik (F.0).

Dari anamnesis tidak didapatkan riwayat penggunaan zat psikoaktif maupun


alkohol. Maka pasien ini bukan menderita gangguan mental dan perilaku
akibat zat psikoaktif atau alkohol (F.1).

Pada pasien ini tidak ditemukan adanya gangguan dalam menilai realitas yang
ditandai adanya halusinasi dan waham, sehingga pasien ini dikatakan bukan
menderita gangguan psikotik (F.2).

Pada pasien ini tidak ditemukan mood yang meningkat, aktivitas fisik dan
pembicaraan meningkat, makan pasien ini bukan pasien mania. Pasien juga tidak
mengalami mood yang menurun, kehilangan minat dan kegembiraan, penurunan
Gangguan Panik

aktivitas fisik, maka pasien ini bukan menderita gangguan depresi. Karena pasien

Gangguan Panik

ini bukan menderita mania dan depresi, maka pasien ini bukan menderita
gangguan perasaan (F.3).

Pada pasien sudah mengalami beberapa kali serangan ansietas berat yang
sebenarnya secara objektif tidak ada bahaya dan ada keadaan bebas dari gejala
ansietas tersebut, serta terjadi pada situasi yang tidak dapat diprediksi. Pasien
juga tidak mengalami gangguan ansietas fobik. Keluhan tersebut dialami pasien
sejak satu bulan yang lalu, sehingga pasien dikatakan menderita gangguan
panik (Anxietas Paroksismal Episodik) (F.41)

b. Diagnosis Aksis II
Tumbuh kembang normal, bisa berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang
lain sebagaimana orang normal lainnya, serta menempuh pendidikan hingga SMA,
tidak ada gangguan kognitif dan retardasi mental. Maka pada aksis II tidak ada
diagnosis.
c. Diagnosis Aksis III
Pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan neurologis ditemukan kelainan berupa
hipertensi sejak tiga tahun yang lalu, akan tetapi pasien rutin kontrol dan minum obat
antihipertensi. Maka pada aksis III ada hipertensi terkontrol.
d. Diagnosis Aksis IV
Pada saat ini pasien tinggal sendirian di rumah. Pasien memiliki seorang anak,
akan tetapi saat ini anaknya sedang kuliah di Bandung. Di saat liburan, anaknya balik
ke Jakarta untuk menemani pasien. Suami pasien sudah meninggal 6 tahun yang lalu.
Pasien merasa nyaman apabila anaknya balik ke Jakarta. Hubungan pasien dengan
keluarga berjalan dengan baik. Hubungan pasien dengan tetangga sekitar berjalan
dengan baik. Untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan biaya pengobatan dari
pensiunan. Maka pada aksis IV tidak terdapat masalah sosial berupa tidak
nyaman tinggal sendirian di rumah.
e. Diagnosis Aksis V
Pada pasien ini didapatkan gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas
ringan dalam sosial dan pekerjaan. Maka aksis V didapatkan GAF Scale 80 71.

VII.

EVALUASI MULTIAKSIAL
Gangguan Panik

Aksis I

: Gangguan panik (Anxietas Paroksismal Episodik) (F.41)

Aksis II

: Tidak ada diagnosis.

Aksis III : Hipertensi terkontrol


Aksis IV: : Terdapat masalah sosial .
Aksis V : GAF Scale 80 71.
VIII. DAFTAR PROBLEM
Organobiologik : Hipertensi
Psikologis

: Gangguan panik.

Sosioekonomi : Terdapat masalah sosial.


IX.

PROGNOSIS
a. Prognosis ke Arah Baik

Tidak terdapat kelainan genetik

Pasien mempunyai keinginan untuk sembuh.

Respon terhadap pengobatan baik.

Keluarga mendukung pasien untuk sembuh.

b. Prognosis ke Arah Buruk

Tidak ada

Berdasarkan data-data di atas, dapat disimpulkan prognosis pasien adalah :


Ad vitam

: dubia ad bonam.

Ad functionam

: dubia ad bonam.

Ad sanationam

: dubia ad bonam.

X. TERAPI
a.

b.

Psikofarmaka

Antiprestin 1 x 20 mg

Alprazolam 2 x mg

Psikoterapi
Pada pasien :

Edukasi pentingnya minum obat secara teratur dan kontrol rutin setiap bulan.

Ada yang menemani pasien di rumah maupun sedang bepergian supaya pasien
Gangguan Panik

merasa nyaman.

Gangguan Panik

Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Memberi dukungan akan kesembuhan pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Gangguan Panik

13
1. Maslim, Rusdi. Dr. SpKJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan pertama. PT
Nuh Jaya. Jakarta. 2001.
2. Maslim, Rusdi. Dr. SpKJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi ketiga. PT Nuh
Jaya. Jakarta. 2007.

Gangguan Panik

Anda mungkin juga menyukai