Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
MORBUS HANSEN
Oleh :
Ferdika Suhendra
0910015060
Pembimbing :
dr. Solihin Wijaya
dr. Evi Fitriany, M. Kes
dr. Zulhijrian Noor
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit kusta atau lepra disebut juga Morbus Hansen, adalah sebuah
penyakit infeksi menular kronis yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium
leprae. Kusta memiliki dua macam tipe gejala klinis yaitu pausibasilar (PB) dan
multibasilar (MB). Istilah kusta sendiri berasal dari bahasa Sansekerta, yakni
kushtha berarti kumpulan gejala-gejala kulit secara umum. Penyakit kusta disebut
juga Morbus Hansen, karen nama yang menemukan kuman mycobacterium
leprae adalah Dr. Gerhard Armauwer Hansen pada tahun 1874 sehingga penyakit
ini disebut Morbus Hansen.1,2,3
Kusta merupakan penyakit menahun yang menyerang syaraf tepi, kulit dan
organ tubuh manusia yang dalam jangka panjang mengakibatkan sebagian
anggota tubuh penderita tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Meskipun
infeksius, tetapi derajat infektivitasnya rendah. Waktu inkubasinya panjang,
mungkin beberapa tahun, dan tampaknya kebanyakan pasien mendapatkan infeksi
sewaktu masa kanak-kanak. Tanda-tanda seseorang menderita penyakit kusta
antara lain, kulit mengalami bercak putih, merah, ada bagian tubuh tidak
berkeringat, rasa kesemutan pada anggota badan atau bagian raut muka, dan mati
rasa karena kerusakan syaraf tepi. Gejalanya memang tidak selalu tampak. Justru
sebaiknya waspada jika ada anggota keluarga yang menderita luka tak kunjung
sembuh dalam jangka waktu lama. Juga bila luka ditekan dengan jari tidak terasa
sakit. 1,2,3
Kelompok yang berisiko tinggi terkena kusta adalah yang tinggal di daerah
endemik dengan kondisi yang buruk seperti tempat tidur yang tidak memadai, air
yang tidak bersih, asupan gizi yang buruk, dan adanya penyertaan penyakit lain
seperti HIV yang dapat menekan sistem imun. Pria memiliki tingkat terkena kusta
dua kali lebih tinggi dari wanita. 1,2,3
Kusta menyebar luas ke seluruh dunia, dengan sebagian besar kasus
terdapat di daerah tropis dan subtropis, tetapi dengan adanya perpindaham
penduduk maka penyakit ini bisa menyerang di mana saja. Penyakit ini diduga
berasal dari Afrika atau Asia Tengah yang kemudian menyebar keseluruh dunia
Sejalan
dengan
strategi
global
yang
dicanangkan WHO untuk menurunkan lebih jauh beban karena kusta (2011-2014),
pemerintah mengadopsi tujuan untuk menurunkan angka cacat tingkat 2 per
100.000 penduduk di tahun 2015 sebesar 35% dibandingkan dengan data tahun
2010. 4,5
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1. Identitas Pasien
Nama
: Bpk. S. B.
Umur
: 28 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
Pekerjaan
: Tidak Berkerja
Pendidikan
: SMP
Suku
: Madura
Agama
: Islam
2.2. Anamnesis
Anamnesis
dilakukan
pada
hari Senin,
11 Januari
2015 secara
2.2.6. Genogram
Keterangan :
= Pasien
= Laki -laki
= Meninggal Dunia
= Perempuan
= Tinggal Serumah
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Tinggi badan
Berat badan
BMI
Status gizi
: 167 cm
: 64 kg
: 22,95 kg/m2
: Baik
Tanda Vital
Tekanan darah
120/60 mmHg
Nadi
Frekuensi Nafas
18 kali/menit, reguler
Suhu
Kepala
: Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Wajah
Leher
Toraks
Inspeksi
: Paru
Jantung
Palpasi
: Paru
Jantung
Perkusi
: Paru
Jantung
Auskultasi : Paru
Jantung
Abdomen
Inspeksi
: Flat
Palpasi
Perkusi
: Distribusi redup-timpani
Ekstremitas
Atas
Bawah
1,2 dan 3)
4)
Nervus medianus
: -/-
: -/-
: -/-
Tes Sensibiltas :
o Rasa raba
o Rasa nyeri
Pemeriksaan bakteriologis
: BTA (-)
2.6.2. Medikamentosa
Pengobatan yang telah diberikan pada pasien setiap bulan selama 12 bulan
adalah :
Pengobatan Bulanan : Hari ke 1 (obat diminum didepan petugas)
a) 2 kapsul rifampisin @ 300 mg (600 mg)
b) 3 tablet clofazimin @ 100 mg (300 mg)
c) 1 tablet dapson @ 100mg
Pengobatan Harian : Hari ke 2-28
a) 1 tablet clofazimine 50 mg
b) 1 tablet dapson 100 mg
2.8. Prognosis
Ad Vitam
Ad Sanationam
Ad Kosmetikum
: Bonam
: Dubia
: Dubia
BAB III
ANALISIS KEDOKTERAN KELUARGA
3.1. Identitas Keluarga
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Keterangan
Nama
Umur
Jenis kelamin
Status
perkawinan
Agama
Suku bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
lengkap
I. Kepala Keluarga
Bpk. S.B.
28 tahun
Laki-laki
II. Pasangan
Ibu N.S.
27 tahun
Perempuan
Menikah
Menikah
Islam
Islam
Madura
Jawa
SMP
SMK
Tidak Berkerja
Ibu Rumah Tangga
Jln. Merapi No. 30 RT. 13 Kelurahan Tanah Merah
Kecamatan Samarinda Utara Kota Samarinda
Anggota
Keluarga
Bpk. S.B.
2.
(Pasien)
Ibu N.S.
3.
An. M.K.
Usia
28 thn
Pekerjaan
Tidak
27 thn
Berkerja
IRT
6 thn
Pelajar
Hub.
Stt.
Serumah
Ya
Tdk Kdg
Klrg.
Nikah
Ayah
Menikah
Ya
Ibu
Anak
Menikah
Belum
Ya
kandung
menikah
Ya
Ekonomi Keluarga
Luas tanah
Luas Bangunan
Pembagian ruangan
Keterangan
12 x 7 meter
4 x 10 meter
Rumah ialah rumah pribadi pasien
dengan pembagian ruangan 2 ruang
tamu, 1 kamar tidur, 1 kamar mandi,
4.
5.
dan 1 dapur
550 Watt
Rp 1.500.000,00
10
Bahan makanan :
-
Beras
Rp 150.000,00
Lauk/ikan, sayur
Rp 550.000,00
Air minum
Rp 50.000,00
Pendidikan
Rp 300.000,00
Kesehatan
Listrik
Rp 100.000,00
Air
Lain-lain
Rp 350.000,00
b. Penghasilan keluarga/bulan
No.
Rp 1.800.000,00
Perilaku Kesehatan
Keterangan
1.
2.
Pelayanan promotif/preventif
Puskesmas
Pemeliharaan kesehatan anggota keluarga Puskesmas dan Rumah Sakit
3.
lain
Pelayanan pengobatan
4.
Jamkesda
No
1.
Keterangan
Makan 2 kali sehari (siang dan
malam). Nasi, tahu, tempe, ayam, ikan,
telur, sayur. Jarang mengkonsumsi susu
dan buah.
No
1.
Aktivitas Keluarga
Keterangan
Aktivitas fisik
a. Ayah (pasien)
b. Ibu
Mencuci
baju,
memasak,
dan
membersihkan rumah
c. Anak
11
Aktivitas mental
ibadah
sholat
waktu.
No
Lingkungan
Keterangan
Hubungan
Sosial
sekitar
dengan
baik,
lingkungan
sebagian
warga
Sederhana
Luas tanah
12 x 7 meter
Luas bangunan
4 x10 meter
Kayu
Kayu
Lampu listrik
Sarana MCK
Air galon
Pembuangan sampah
sampah
di
daerah
tersebut.
3
Lingkungan Kerja
- Ayah (Pasien)
- Ibu
Di dalam rumah
- Anak
12
Indikator Pertanyaan
Keterangan
Jawaban
Ya
Tidak
A. Perilaku Sehat
1
Tidak merokok
Ada yang memiliki kebiasaan
merokok
Persalinan
Dimana ibu melakukan
persalinan
Imunisasi
Apakah bayi ibu sudah di
imunisasi lengkap
Balita di timbang
Apakah balita ibu sering
ditimbang ? Dimana ?
Sarapan pagi
Apakah seluruh anggota
keluarga memiliki kebiasaan
sarapan pagi?
Dana sehat / Askes
Apakah anda ikut menjadi
peserta jaminan kesehatan
Cuci tangan
Apakah seluruh anggota
keluarga mempunyai
kebiasaan mencuci tangan
menggunakan sabun sebelum
makan dan sesudah buang air
besar ?
Sikat gigi
Apakah anggota keluarga
memiliki kebiasaan gosok
gigi menggunakan odol
Aktivitas fisik/olahraga
Apakah anggota keluarga
melakukan aktivitas fisik atau
olah raga teratur
Pasien memiliki
kebiasaan merokok
Di timbang di Posyandu
13
B. Lingkungan Sehat
Jamban
Apakah di rumah tersedia
jamban dan seluruh keluarga
menggunakannya
Bebas sampah
Apakah dirumah tersedia
tempat sampah? Dan di
lingkungan sekitar rumah
tidak ada sampah berserakan?
SPAL
Apakah ada/tersedia SPAL di
sekitar rumah
Ventilasi
Apakah ada pertukaran udara
didalam rumah
Kepadatan
Apakah ada kesesuaian
rumah dengan jumlah
anggota keluarga?
Lantai
Apakah lantai bukan dari
tanah?
ASI Eksklusif
Apakah ada bayi usia 0-6
bulan hanya mendapat ASI
saja sejak lahir sampai 6
bulan
Konsumsi buah dan sayur
Semua anaknya
mendapatkan asi
eksklusif.
14
15
Klasifikasi :
SEHAT I : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 1-5 pertanyaan (Merah)
SEHAT II : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 6-10 pertanyaan (Kuning)
SEHAT III : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 11-15pertanyaan (Hijau)
SEHAT IV : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 16-18pertanyaan (Biru)
Kesimpulan :
Dari 18 indikator yang ada, yang dapat dijawab Ya ada 15 pertanyaan yang
berarti identifikasi keluarga dilihat dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehatnya
masuk dalam klasifikasi SEHAT III.
15
Adaptasi
Kemitraan
Pernyataan
Hampir
Selalu
(2)
Hampir
tidak
pernah (0)
Pertumbuhan
Kasih sayang
Saya
puas
dengan
kehangatan dan kasih sayang
yang diberikan keluarga saya
Kebersamaan
Total
Kadang
Kadang
(1)
10
Keterangan :
Total skor 8-10 = Fungsi keluarga sehat
Total skor 6-7 = Fungsi keluarga kurang sehat
Total skor 5= Fungsi keluarga sakit
Kesimpulan : Nilai skor keluarga ini adalah 10, artinya keluarga ini menunjukan
fungsi keluarga sehat
Faktor Resiko
Rumah:
Fisik
Biologi
kurang bersih
Tidak ada riwayat penyakit serupa dalam keluarga
Memiliki kartu jaminan kesehatan.
Psiko-sosioekonomi
tabungan
yang dimilikinya
Higiene pribadi kurang.
Perilaku Kesehatan
Gaya hidup
Lingkungan
di dalam rumah.
Pasien tidak berkerja dan banyak menghabiskan
waktu di dalam rumah
Status pengetahuan hidup bersih dan sehat cukup baik dan perlu
ditingkatkan lagi.
Status Lingkungan
18
1. Perilaku pasien dan keluarga untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat
masih kurang karena banyaknya barang bekas didalam rumah, ventilasi
kamar/rumah yang lebih banyak tertutup dan sumber air tidak bersih
2. Jendela pasien dimana arah matahari masuk tertutup oleh bangunan lain
disekitarnya
sehingga
dapat
menjadi
tempat
perkembang
biakan
Masalah kesehatan
Individu
Pengobatan/Tindakan
Diagnosis kerja pada pasien ini adalah Morbus
Hansen tipe Multibasiler yang telah dinyatakan
release
from
treatment.
Tindakan
yang
Keluarga
positif
kepada
pasien,
mencari
19
Skor
Upaya
Awal
Penyelesaian
Fungsi Biologis
Pasien
menderita
Morbus
Hansen
penyakit
tipe
Multi
kondisi
pasien
memberikan
kepada pasien
sekarang
dukungan
dan
semangat
uangnya
motivasi
keperluan
yang
mendesak
untuk
Perilaku
Kesehatan
Keluarga
Higiene pribadi yang kurang
tentang
mengenai
Edukasi
Kurangnya
mengenai
jenis-jenis
pengetahuan
penyakit
yang
diperlukan
Edukasi mengenai Morbus Hansen,
Morbus
Hansen
Kurangnya tindakan pencegahan
makanan
mulai
dari
penyebab
hingga
20
penularan penyakit
komplikasinya
Edukasi
mengenai
4
tindakan-
Lingkungan Rumah
Kamar
yang
gelap
dengan
menjemur kasur
Edukasi
untuk
menutup
dan
Kandang
binatang
peliharan
teratur
1
tempat
Skor 2
21
air
KOMUNITAS
Mandala of Health
PERILAKU
Berobat bila sakit
Tidak Utamakan
Pencegahan
Jarang Sarapan & Olahraga
Makan Seadanya
Jarang Mencuci Tangan
PELAYANAN KESEHATAN
Jaminan Kesehatan
Daerah
Pengobatan MH MB
Edukasi Pasien MH
FAKTOR BIOLOGI
Mengalami Morbus
Hansen
Terdapat tetangga yang
pernah mengalami Morbus
Hansen
Asupan Nutrisi
GAYA HIDUP
Sederhana Namun
Kurang Sehat
KELUARGA
LINGKUNGAN PSIKO-SOSIOEKONOMI
Ling. Ekonomi MenengahKebawah
Hub. Pasien dan Warga Baik
PASIEN MORBUS
HANSEN TIPE
MULTIBASILER
Lingkungan Komunitas :
Daerah Padat Penduduk
PEKERJAAN
Tidak Berkerja
Berternak
LINGKUNGAN FISIK
Ling. Fasilitas
Sederhana
Pencahayan Rumah
Kurang
Ventilasi tidak dibuka
BAB IV
PEMBAHASAN
Studi kasus dilakukan pada pasien Bpk. S.B. berusia 28 tahun dengan
keluhan utama bercak putih baru pada pundak dan dagu. Keluhan dirasakan
pasien sejak 1 tahun yang lalu dan telah didiagnosis dengan relap Morbus Hansen
tipe Multibasiler. Pasien telah menjalani terapi selama satu tahun dan dinyatakan
Release from treatment untuk yang ketiga kalinya. Pasien juga memiliki bercakbercak serupa pada bagian tubuh yang lain, namun telah diobati sesuai dengan
regimen yang ditentukan. Pasien tinggal satu rumah dengan 2 orang anggota
keluarganya, dan hanya pasien yang mengalami gejala serupa.
Penyakit kusta atau lepra disebut juga Morbus Hansen, adalah sebuah
penyakit infeksi menular kronis yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium
leprae. Diagnosis Morbus Hansen tipe Multibasiler didapatkan atas dasar
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium. Pasien awalnya
mengeluhkan bercak putih pada lengan kanan dan pinggang yang kemudian
melebar secara lambat dan pada daerah tersebut dirasakan tebal. Pada
pemeriksaan ditemukan terdapat daereh-daerah hipopigmentasi yang mengalami
gangguan saraf tepi terutama sistem sensorik dan otonom. Pada pemeriksaan
laboratorium pasien juga ditemukan BTA sehingga pasien dinyatakan mengalami
Morbus Hansen dan bedasarakan gambaran klinisnya dinyatakan tipe Multibasiler.
Adapun faktor-faktor resiko terjadinya Morbus Hansen adalah status sosial
dan ekonomi yang buruk, riwayat kontak lama terhadap pasien dengan Morbus
Hansen, imunitas tubuh yang kurang terhadap kusta dan cara hidup yang tidak
bersih dan sehat. Pada studi kasus ditemukan bahwa pasien berada dalam status
sosial dan ekonomi yang kurang, terdapat tetangga dengan Morbus Hansen yang
tinggal tepat dibelakang rumah, terdapat riwayat kontak pada pasien Morbus
Hansen, dan perilaku keluarga juga mendukung terjadinya penularan Morbus
Hansen.
Pengobatan pada pada pasien telah berjalan selama 12 bulan terakhir dan
dinyatakan release from treatment. Pada saat ini tatalaksana terutama berupa
edukasi pada pasien dan keluarganya mengenai penyakitnya yang meliputi
DAFTAR PUSTAKA
1. WHO. (2009). Enhanced Global Strategy for Further Reducing the Disease Burden
due
to
Leprosy.
retrieved
January
2015
from
ttp://www.searo.who.int/entity/global_leprosy_programme/documents/enhanced_globa
l_strategy_2011_2015_operational_guidelines.pdf. Last update: January 10, 2009
2. CDC. (2013). Hansens's Disease (Leprosy), retrieved
January 2015
http://www.cdc.gov/leprosy/health-care-workers/index.html. Last update: April 29,
2013
3. Djuanda. A.,Djuanda. S., Hamzah. M., dan Aisah.A. (1993). Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Jakarta: Balai Penrbit FKUI
4. Ditjen PPM & PL. (2012). Pedoman Nasional Program Pengendalian Penyakit Kusta.
Jakarta : Sub Direktorat Kusta & Frambusia.
5. Daili, dkk. 1998. Kusta. UI PRES. Jakarta.