Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
6. Komplikasi
Komplikasi fraktur dapat dibagi menjadi :
a. Komplikasi Dini
1) Nekrosis kulit
2) Osteomielitis
3) Kompartement sindrom
4) Emboli lemak
5) Tetanus
b. Komplikasi Lanjut
1) Kelakuan sendi
2) Penyembuhan fraktur yang abnormal:
- Malunion, adalah suatu keadaan dimana tulang yang patah
telah sembuh dalam posisi yang tidak pada seharusnya,
membentuk sudut atau miring
- Delayed union, adalah proses penyembuhan yang berjalan
terus tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat dari
keadaan normal.
- Nonunion, patah tulang yang tidak menyambung kembali.
3) Osteomielitis kronis
4) Osteoporosis pasca trauma
5) Ruptur tendon
7. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan penunjang fraktur menurut Doenges (1999):
a. Pemeriksaan Rongent
Menentukan luas atau lokasi fraktur.
b. CT Scan tulang, tomogram MRI
Untuk melihat dengan jelas daerah yang mengalami kerusakan.
c. Arteriogram (bila terjadi kerusakan vasculer)
d. Hitung darah kapiler lengkap
1) HT mungkin meningkat (hema konsentrasi) meningkat atau
menurun.
2) Kreatinin meningkat, trauma obat, keratin pada ginjal meningkat.
3) Kadar Ca kalsium, Hb
8. Penatalaksanaan
Prinsip penanganan fraktur meliputi reduksi, imobilisasi, dan
pengembalian fungsi dan ketentuan normal dengan rehabilitasi.
4) Keamanan
Laserasi kulit, avulsi jaringan, pendarahan, perubahan warna
Pembengkakan lokal
5) Pengetahuan
Kurangnya pemajanan informasi tentang penyakit, prognosis dan
pengobatan serta perawatannya .
6
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri akut) berhubungan dengan terputusnya
jaringan tulang.
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan
muskuloskeletal.
c. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah.
3. Rencana Asuhan
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri akut) berhubungan dengan terputusnya
jaringan tulang.
Tujuan dan kriteria hasil: Nyeri dapat berkurang/hilang, pasien tampak
tenang.
Intervensi:
1) Lakukan pendekatan pada klien & keluarga
Rasional: hubungan yang baik membuat klien dan keluarga
kooperatif
2) Kaji tingkat intensitas & frekuensi nyeri
Rasional: Tingkat intensitas nyeri dan frekuensi menunjukkan
skala nyeri
3) Jelaskan pada klien penyebab dari nyeri
Rasional: Memberikan penjelasan akan menambah pengetahuan
klien tentang nyeri
4) Observasi tanda-tanda vital
Rasional: Untuk mengetahui perkembangan klien
5) Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian
analgetik
Rasional : Merupakan tindakan dependent perawat, di mana
analgetik berfungsi untuk memblok stimulasi nyeri
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan
muskuloskeletal.
Tujuan dan kriteria hasil: pasien memiliki cukup energi untuk
beraktifitas perilaku menampakkan kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan sendiri pasien mengungkapkan mampu untuk melakukan
beberapa aktifitas tanpa dibantu koordinasi otot, tulang dan anggota
gerak lainnya baik.
Intervensi:
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Volume 3 Edisi 8. Jakarta:
EGC
Doenges, Marilynn. E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC
Handerson, M. A. 1997. Ilmu Bedah Untuk Perawat. Yogyakarta: Yayasan Enssential
Medika
Mansjoer, Areif. 2005. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta: FKUI.
NANDA International. 2011. Diagnosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. Jakarta: EGC
Nurarif, Amin Huda. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Mediaction Publishing