Oleh:
Oleh:
Gunung Mahameru, S.Ked G 99141077
Pembimbing:
dr. Amru Sungkar.,SpB.,SpBP
BAB I
STATUS PASIEN
A. ANAMNESIS
I. Identitas Pasien
Nama
: An. FA
No RM
: 01106906
Umur
: 4 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
Tanggal Masuk
: 18 Februari 2015
Tanggal Periksa
: 25 Februari 2015
: disangkal
Riwayat trauma
: disangkal
: disangkal
Riwayat alergi
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Riwayat alergi
: disangkal
B. ANAMNESA SISTEMIK
Mata
kering (-), gigi goyah (-) sulit berbicara (-), benjolan (+) merah sebesar kacang
atom berwarna merah gelap
Hidung
Sistem Respirasi
Sistem Kardiovaskuler
Sistem Gastrointestinal
Integumen
C. Pemeriksaan Fisik
I. Primary Survey
a. Airway
b. Breathing
c. Circulation
d. Disability
e. Exposure
b. Mata
c. Telinga
d. Hidung
e. Mulut
f. Leher
g. Thoraks
h. Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Palpasi
Perkusi
: sonor/sonor
: distended (-)
k.
Perkusi
: timpani
Palpasi
Ekstremitas
akral dingin
oedem
D. Status Lokalis:
-
E. ASSESMENT
Hemangioma R Labialis Oris Inferior Sinistra
F. PLANNING
1. Pemeriksaan darah rutin.
2. Informed Consent
3. Konsul Anestesi
4. Pro Injeksi Flumicort 25 mg
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Hasil pemeriksaan laboratorium (18 Februari 2015)
Hb
12,5 g/dl
Hct
38%
AE
4,73 juta/uL
AL
7,3 ribu/uL
AT
260 ribu/uL
Gol Darah
H. PROGNOSIS
a. Ad vitam
: bonam
b. Ad sanam
: bonam
c. Ad fungsionam
: bonam
BAB II
JAWABAN UJIAN
1. ANAMNESIS
Untuk menegakkan diagnosis diperlukan adanya data dasar, salah satunya adalah
anamnesis. Anamnesis dengan lengkap berperan besar meneegakkan diagnosis.
Poin anamnesis yang menjadi poin kunci adalah berikut ini :
a. Keluhan utama, Lokasi, Onset, Kronologi
Hemangioma merupakan neoplasma jinak yang sering ditemukan pada bayi
yang baru lahir. Dikatakan bahwa 10% dari bayi yang baru lahir dapat
mempunyai hemangioma. Sekitar 30% kasus hemangioma terlihat saat bayi
lahir sementara 70% ditemukan pada minggu-minggu pertama dari
kehidupan bayi. Dari literatur dikatakan 60% hemangioma terjadi pada
daerah kepala dan leher. Pertanyaan ini untuk mengetahui alasan dari pasien
datang ke rumah sakit, dan penilaian awal progresifitas penyakit. Karena
pada pertanyaan ini akan diketahui mulai terjadinya penyakit pada pasien.
b. Kualitas kuantitas, memperberat memperringan, penyerta
Hemangioma dapat mengalami pertumbuhan sampai kurang lebih 18 bulan
sebelum akhirnya akan mengalami regresi spontan (fase involusi) yang
dapat memakan waktu 3-10 tahun. Hampir semua hemangioma pada anakanak akan mengalami regresi spontan dan menghilang tanpa terapi apapun.
Akan tetapi, hemangioma juga dapat menjadi masif sehingga menimbulkan
komplikasi yang mengancam nyawa seperti perdarahan dan gangguan
pernafasan sehingga diperlukan diagnosis dan terapi dini.Dengan adanya
pertanyaan pertanyaan tersebut akan mengetahui lebih lanjut progresivitas
penyakit, komplikasi, dan dugaan keganasan.
c. Analisis Faktor risiko
Angka kejadian tertinggi terjadi pada ras kulit putih dan terendah pada ras
asia.
Hemangioma lebih sering terjadi pada perempuan bila dibandingkan dengan
laki-laki dengan perbandingan 5:1.
Hemangioma yang sudah terbentuk sempurna saat lahir jarang ditemui, pada
umumnya hemangioma tidak langsung tampak pada saat lahir tetapi
beberapa minggu pertama setelah lahir.
Beberapa jenis hemangioma dapat tampak pada saat lahir sebagai lesi samarsamar di kulit, yang bervariasi dari makula merah sampai nevus pucat yang
menyerupai memar.
Fibrosarcoma
Rhabdomyosarcoma
Nasal glioma
Lipoblastoma
Neurofibroma
4. PEMERIKSAAN
PENUNJANG
DAN
PENILAIAN
HASIL
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pilihan pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain:
1. USG : Ultrasonografi berguna untuk membedakan hemangioma dari struktur
dermis yang dalam ataupun subkutan, seperti kista atau kelenjar limfe.
2.
4. Foto polos : Jika terjadi pada saluran pernafasan dan bersifat mengganggu
jalan nafas.
5. Biopsi kulit : Biopsi diperlukan bila ada keraguan diagnosis ataupun untuk
menyingkirkan hemangioendotelioma kaposiformis atau penyakit keganasan.
Pemeriksaan immunohistokimia dapat membantu menegakkan diagnosis.
Komplikasi yang dapat terjadi pada tindakan biopsi ialah perdarahan.
Hasil biopsy jaringan akan ditemukan sel endotel matur dengan turnover
lambat, pada gambaran jaringan tersebut juga ditemukan adanya sel mast
yang berjumlah sedikit. Adapun batas antara jaringan normal dan jaringan
hemangioma didapatkan adanya membran basalis tipis.
5. RENCANA PENATALAKSANAAN
Umumnya hemangioma tidak menimbulkan komplikasi, dan dapat diobservasi
hingga terjadi involusi spontan. perlu dijelaskan pada orang tua untuk kontrol
teratur 3-6 bulan sekali atau lebih cepat. Beberapa ahli lebih memilih mengobati
hemangioma pada saat muncul untuk mencegah pembesaran, sebagian lagi
memberikan pengobatan atas indikasi adanya gangguan kosmetik atau bila sudah
mulai mengganggu fungsi organ.
Tatalaksana yang dapat dilakukan pada pasien adalah :
1. Observasi dan Edukasi
follow-up
perkembangan
hemangioma
infantil
perlu
dilakukan.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
I.
ANGIOGENESIS
Dalam perkembangan embrio, suatu prekursor yang umum, hemangioblas,
menghasilkan sel- sel induk hematopoiesis dan sel- sel angioblas, sel-sel angioblas
akan berproliferasi, bermigrasi ke lokasi perifer dan dapat berdiferensiasi menjadi
sel-sel endotel, perisit, serta sel-sel otot polos vaskular. Endothelial Progenitor Cell
(EPC) sebagai prekursor endotel yang mirip angioblas juga disimpan di dalam sumsum tulang dewasa dan dapat memulai angiogenesis, sel-sel ini turut berpartisipasi
dalam menggantikan sel-sel endotel yang hilang pada endotelialisasi implan
vaskulat dan pada neovaskularisasi organ yang mengalami iskemia, luka di kulit
serta tumor.4
VEGF dan angiopoitin merupakan faktor yang paling penting , reseptor
tirosin kinase VEGFR-2 (terutama terbatas pada sel endotel dan prekursor sel
endotel) adalah reseptor yang paling penting untuk angiogenesis ( sekalipun FGF-2
dapat pula meningkatkan proliferasi, diferensiasi dan migrasi sel-sel endotel).
Interaksi VEGF/VEGFR-2:4
Memobilisasi sel prekursor endotel dari sum sum tulang dan meningkatkan
proliferasi sel sera diferensiasinya pada tempat angiogenesis.
Menstimulasi proliferasi dan motilitas sel endotel yang sudah ada sehungga
terjadi peningkatan pembentukan tunas kapiler
Angiopoietin 1 berinteraksi dengan reseptor sel endotel untuk merekrut selsel periendotel. Interaksi tersebut juda memediasi maturasi pembuluh darah
dari saluran sederhana menjadi suatu struktur vaskular yang lebih kompleks
dan membantu mempertahankan inaktivitas sel-sel endotel. Interaksi
II.
HEMANGIOMA
2.1 DEFINISI
Hemangioma adalah suatu tumor jinak yang terbentuk akibat kelainan
proliferasi dari jaringan angioblastik pada masa fetal. Kelainan ini sering ditemukan
pada kulit dan jaringan subkutan, tapi tidak tertutup kemungkinan bahwa bentuk
neoplasma ini didapati di seluruh bagian tubuh yang memiliki pembuluh darah.1
2.2 EPIDEMIOLOGI
Hemangioma merupakan neoplasma jinak yang sering ditemukan pada bayi
yang baru lahir. Dikatakan bahwa 10% dari bayi yang baru lahir dapat mempunyai
hemangioma dimana angka kejadian tertinggi terjadi pada ras kulit putih dan
terendah pada ras asia. Hemangioma lebih sering terjadi pada perempuan bila
dibandingkan dengan laki-laki dengan perbandingan 5:1. Angka kejadian
hemangioma meningkat menjadi 20-30% pada bayi-bayi yang dilahirkan prematur
dengan berat badan lahir kurang dari satu kilogram
2,3
hemangioma terlihat saat bayi lahir sementara 70% ditemukan pada minggu-minggu
pertama dari kehidupan bayi. Belum ada literatur yang dapat menunjukkan secara
pasti akan keterkaitan insidensi henmangioma yang berkaitan dengan faktor
herediter, tetapi menurut survey, 10% pada bayi-bayi dengan riwayat keluarga
menderita hemangioma. Dari literatur dikatakan 60% hemangioma terjadi pada
daerah kepala dan leher dan dapat mengalami pertumbuhan sampai kurang lebih 18
bulan sebelum akhirnya akan mengalami regresi spontan (fase involusi) yang dapat
memakan waktu 3-10 tahun.1 Hampir semua hemangioma pada anak-anak akan
mengalami regresi spontan dan menghilang tanpa terapi apapun. Akan tetapi,
hemangioma juga dapat menjadi masif sehingga menimbulkan komplikasi yang
sumber
menyebutkan
kemungkinan
bahwa
angiogenesis
dan
Growth
angiogenesis.
Factor
Peningkatan
(VEGF),
faktor-faktor
mempunyai
peranan
pembentukan
dalam
proses
angiogenesis
seperti
Pada tahun 1982, berdasarkan histologi dan prilaku biologi lesi, Mulliken
dan Glowacki membagi kelainan vaskular yang terjadi pada kulit anak-anak menjadi
dua kelompok utama yaitu malformasi vaskuler dan hemangioma.8
Malformasi vaskular akan tampak saat lahir dan akan bertumbuh seiring
bertambahnya usia anak. Malformasi vaskular dikelompokkan menjadi tipe yang
high flow (malformasi arteri dan malformasi arteriovenosus) dan low flow
(malformasi vena, kapiler, dan limfatik).
Perbedaan
Saat timbul
Perjalanan penyakit
Hemangioma
proliferasi,
fase
involusi
Insidensi
Tak
pertumbuhan
anak
dan
1:1
terdapat
Gambaran dominan
dengan
Histologis
sudah
lobuler
pembuluh darah
lesi
menetap
jaringan parenkim
lahir
tampak
3:1
Radiologis
Malformasi Vaskuler
turnover
lambat
turnover
cepat
Membran
Membran
tipis
basalis
basalis
multilaminer
memucat, dan konsistensi tumor menjadi lunak. Fase ini pada umumnya
berlangsung sampai anak usia 5-10 tahun. Kecepatan regresi hemangioma tidak
berhubungan dengan gender, lokasi, ukuran, dan morfologi. Masa involusi akan
berakhir pada saat anak usia 5 tahun (50%), dan pada usia 7 tahun (70%).
Berakhirnya masa involusi terjadi pada usia 10-12 tahun.
Proliferasi
Proliferasi
Proses involusi
Involusi selesai
Iinvolusi
UKURAN
selesai
Ukuran
Umur (th)
Lahir 1 2 3 4 5 6 7
LAHIR
7 (UMUR TAHUN)
o Malfornmasi limfatik
o Arteriovenosus
o Hemangioma kapiler lobular (granuloma piogenik)
o Tufted angioma
o Spindle cell hemangioendothelioma
o Hemangioendotelioma Kaposiformis
Fibrosarcoma
Rhabdomyosarcoma
Nasal glioma
Lipoblastoma
Neurofibroma
2.9 PENATALAKSANAAN
Pengobatan
Umumnya hemangioma tidak menimbulkan komplikasi, dan dapat
diobservasi hingga terjadi involusi spontan. Regresi spontan terjadi pada 80%
hingga 85% kasus pada usia 9 tahun. Seperti telah dikemukakan di atas untuk
memprediksi kemungkinan terjadinya giant hemangioma sangatlah sulit sehingga
perlu dijelaskan pada orang tua untuk kontrol teratur 3-6 bulan sekali atau lebih
cepat. Beberapa jenis hemangioma bisa mengancam jiwa atau fungsi organ dan
tentunya memerlukan penanganan segera. Pengobatan hemangioma masih
merupakan kontroversi. Beberapa ahli lebih memilih mengobati hemangioma pada
B. Terapi medikamentosa
I. Terapi pilihan utama
a. Kortikosteroid
Umumnya para klinisi memilih steroid sebagai terapi medikamentosa pilihan
utama untuk mengobati hemangioma. Mekanisme yang jelas tentang peran steroid
belum diketahui secara pasti, walaupun ada dugaan bahwa steroid berpengaruh
terhadap hemangioma dengan cara5:
1. Menghambat kapasitas proliferasi pericytes immature.
2. Intensifikasi efek vasokonstriksi epinefrin maupun norefinefrin pada
pembuluh darah otot polos.
3. Memblok reseptor estradiol pada hemangioma.
4. Menghambat angiogenesis.
1. Kortikosteroid sistemik
Pengobatan dengan kortikosteroid sistemik telah dianggap sebagai
terapi medikamentosa yang paling efisien untuk cutaneous infantile
hemangiomas tanpa komplikasi. Pemberian steroid sebaiknya dilakukan pada
masa proliferatif, karena bila diberikan pada masa involusi kurang
bermanfaat. Dosis yang dianjurkan inisial prednison atau prednisolon 2 3
mg/kg/hari, satu kali sehari pada pagi hari. Beberapa peneliti menganjurkan
dosis yang lebih besar (prednison 5 mg/kg/hari) untuk menghasilkan terapi
efektif, cepat, dan cukup aman, dilanjutkan hingga 6 8 minggu dan pada
kasus yang lebih berat dapat diberikan hingga 12 minggu.
2. Kortikosteroid intralesi
Kortikosteroid intralesi sangat baik diberikan pada hemangioma
dengan ukuran kecil (diameter < 10 cm) dan lesi lokal bermasalah
(hemangioma disertai ulserasi atau dengan komplikasi misalnya terjadi
infeksi berulang pada daerah lesi). Dosis yang diberikan 2 3 mg/kg setiap
kali suntikan diulang setiapminggu selama 1 -2 bulan. Adanya respon terapi
yang baik terhadap steroid ditandai oleh pengecilan ukuran hemangioma.
Pemberian kortikosteroid intralesi dengan interval waktu 4 8 minggu
merupakan terapi yang efektif sebagai upaya untuk menghindari efek
samping terapi kortikosteropid sistemik.
3. Kortikosteroid topikal
Kortikosteroid topikal (langsung pada daerah lesi hemangioma)
biasanya efektif pada hemangioma tipe cutaneous.
mengancam
jiwa
bila
terjadi
kegagalan
dengan
pemberian
2. Vinkristin
Vinkristin dapat dipertimbangkan pemberiannya pada kasus yang
gagal dengan terapi steroid sebanyak dua siklus pengobatan, yang
mengalami kekambuhan dan yang tidak dapat mentoleransi pengobatan
medikamentosa lain. Vinkristin mempengaruhi mitotic spindle microtubules
dan merangsang proses apoptosis pada sel tumor in vitro. Ada laporan yang
menyatakan bahwa vinkristin efektif digunakan pada kasus hemangioma
yang mengancam jiwa yang resisten terhadap pengobatan steroid. Taki et al,
menyatakan bahwa padakasus intractable Kasabach-Merritt syndrome
pemberian vinkristin sangat efektif, sehingga mereka menyarankan
pemakaian vinkristin pada kasus demikian.
Dosis yang dianjurkan 1.5 mg/m2 per kali suntikan, jika diperlukan
dapat diulang satu kali lagi dengan interval 2-3 bulan setelah suntikan
pertama.
3. Bleomisin
Omidvari et al5, melaporkan pemberian bleomisin intralesi pada
kasus hemangioma yang mengalami komplikasi, yaitu hemangioma yang
mengalami infeksi sekunder, permukaannya bergaung dan hemangioma yang
tumbuh sangat cepat. Mereka mengambil suatu kesimpulan bahwa
pemberian bleomisin mudah, aman dan merupakan terapi yang efektif untuk
mengobati hemangioma dengan komplikasi. Ada peneliti lain yang
memberikan suntikan local bleomisin pada 210 anak dengan hemangioma
kavernosus dengan tingkat keberhasilan 91.2%. Terapi dengan bleomisin
tidak efektif pada hemangioma pampiniform yaitu hemangioma yang terjadi
akibat malformasi vena di pleksus pampiniform pada skrotum. Dosis
bleomisin intralesi 2 mg (diberikan dalam larutan 0.4mg/ml). Suntikan dapat
diulang sebanyak 6-10 kali dengan interval 4-6 minggu.
C. Terapi Operatif
1. Bedah eksisi
Indikasi bedah eksisi ialah sebagai berikut5:
1. Hemangioma yang tumbuh secara progresif.
2. Hemangioma yang mengalami infeksi berulang.
3. Hemangioma yang permukaannya bergaung, sehingga ditakutkan
disertai keganasan.
4. Mengganggu secara kosmetika.
5. Hemangioma yang gagal dengan pengobatan medikamentosa.
6. Hemangioma yang bertangkai.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
Li3,
Li
Li,
Chang Xu and Bo
6.
7.
Karaolu,
Cengiz
evik.2012.
Intramuscular
cavernous
9.
10.
11.
12.
Marzanna Oksiuta, Ewa Matuszczak, Wojciech Dbek ,Ewa DzienisKoronkiewicz, Adam Hermanowicz, Marzena Tylicka.2014.Treatment of
problematic infantile hemangiomas with propranolol: a series of 40 cases
and review of the literature. Postepy Hig Med Dosw (online); 68: 11381144
13.
14.
15.
Hyoung Nam Lee, Shin Young Kim, Hyung Hwan Kim, Hyun-Deuk
Cho.2013.Subcutaneous Cavernous and Capillary Hemangiomas of the
Breast: Radiologic-Pathological Correlation. J Korean Soc Radiol
2013;69(6):475-479
16.
Chih-Chieh
Chuang,
Hou-Chun
Lin,
Chia-Wen
18.
19.
Mohamed
Ismail,
Stephen
Damato,
Alex
Freeman
and
Raj
21.
22.
23.
24.
25.
Tina
S.
Chen,,
Lawrence
F.
Eichenfield,
dan
Sheila
Fallon
27.
28.
29.
30.
Eun Kyung Khil, Hyun Sook Hong, Ji Sang Park, Kee Hyun Chang, Hee
Kyung Kim, Jang Yul Byun.2013.Nasopharyngeal Hemangioma in
Adult: A Case Report. J Korean Soc Radiol;68(5):391-395