Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Tujuan utama dari adanya pentanahan adalah menciptakan jalur yang low-impedance(tahanan
rendah) terhadap permukaan bumi untuk gelombang listrik dan transient voltage.
Penerangan, arus listrik, circuit switching dan electrostatic discharge adalah penyebab umum
dari adanya sentakan listrik atau transient voltage. Sistem pentanahan yang efektif akan
meminimalkan efek tersebut.
Tahanan pentanahan harus memenuhi syarat yang di inginkan untuk suatu keperluan pemakaian
Elektroda yang ditanam dalam tanah harus :
Tahan Korosi
3.
4.
5.
6.
Cukup Kuat
Jangan sebagai sumber arus galvanis
Elektroda harus mempunyai kontak yang baik dengan tanah sekelilingnya.
Tahanan pentanahan harus baik untuk berbagai musim dalam setahun.
Biaya pemasangan serendah mungkin.
Dari ketiga faktor tersebut diatas yang dominan pengaruhnya adalah tahanan sekeliling elektroda atau dengan
kata lain tahanan jenis tanah ().
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
JENIS TANAH
TAHANAN JENIS
TANAH( ohm.meter
)
56
30
100
200
500
1000
3000
TEMPERATUR TANAH
Temperatur bumi pada kedalaman 5 feet (= 1,5 m) biasanya stabil terhadap perubahan temperatur permukaan.
Bagi Indonesia daerah tropic perbedaan temperatur selama setahun tidak banyak, sehingga faktor temperatur
boleh dikata tidak ada pengaruhnya.
ELEKTRODA PENTANAHAN
Pada dasarnya ada 3 (tiga) jenis elektroda yang digunakan pada sistem pentanahan yaitu :
1.
Elektroda Batang
2.
Elektroda Pelat
3.
Elektroda Pita
Elektroda elektroda ini dapat digunakan secara tunggal maupun multiple dan juga secara gabungan dari ketiga
jenis dalam suatu sistem.
ELEKTRODA BATANG
Elektroda batang terbuat dari batang atau pipa logam yang di tanam
vertikal di dalam tanah.
Biasanya dibuat dari bahan tembaga, stainless steel atau galvanised steel. Perlu diperhatikan pula dalam
pemilihan bahan agar terhindar dari galvanic couple yang dapat menyebabkan korosi.
Ukuran Elektroda :
diameter 5/8 - 3/4
Panjang 4 feet 8 feet
Elektroda batang ini mampu menyalurkan arus discharge petir maupun untuk pemakaian pentanahan yang lain.
ELEKTRODA PELAT
Bentuk elektroda pelat biasanya empat persegu atau empat persegi panjang yang tebuat dari tembaga, timah
atau pelat baja yang ditanam didalam tanah. Cara penanaman biasanya secara vertical, sebab dengan
menanam secara horizontal hasilnya tidak berbeda jauh dengan vertical. Penanaman secara vertical adalah
lebih praktis dan ekonomis.
ELEKTRODA PITA
Elektroda pita jenis ini terbuat dari bahan metal berbentuk pita atau juga kawat BCC yang di tanam di dalam
tanah secara horizontal sedalam 2 feet. Elektroda pita ini bisa dipasang pada struktur tanah yang mempunyai
tahanan jenis rendah pada permukaan dan pada daerah yang tidak mengalami kekeringan.
Hal ini cocok untuk daerah daerah pegunungan dimana harga tahanan jenis tanah makin tinggi dengan
kedalaman.
PENGKONDISIAN TANAH
Bagi daerah daerah yang mempunyai struktur tanah dengan tahanan jenis tanah yang tinggi untuk
memperoleh tahanan pentanahan yang diinginkan seringkali sukar diperoleh. Ada tiga cara untuk
mengkondisikan tanah agar pada lokasi elektroda ditanam tahanan jenis tanah menjadi rendah, yaitu :
1.
Dengan membuat lubang penanaman elektroda yang lebar dan dimasukkan mengelilingi elektroda
tersebut bahan bahan seperti tanah liat atau cokas.
2.
Mengelilingi elektroda pada statu jarak tertentu diberi zat-zat nimia yang mana akan memperkecil
tahanan jenis tanah di sekitarnya. Zat-zat nimia yang biasa di pakai adalah sodium chloride, calsium chloride,
magnesium sulfat, dan coper sulfat.
3.
Dengan
Bentonite.
Bubuk bentonita bersifat mengabsorb air, karena itu dengan mencampur bubuk bentonite, garam dapur dan air
maka campuran bentonite tersebut dapat menghasilkan tahanan jenis tanah yang rendah. Dengan menanamkan
campuran bentonite tersebut disekeliling elektroda maka tahanan pentanahandapat diperkecil 1/10 1/15 kali.
Komposisi campuran bentonite menurut perbandingan :Bentonite : garam dapur : air = 1 : 0,2 : 2
kelistrikan. Umumnya digunakan sebagai pengaman terhadap bahaya sengatan listrik baik langsung maupun
tidak langsung. Selain digunakan untuk pengaman instalasi, sistem grounding / pentanahan juga banyak ditemui
pada sistem lain seperti sistem menara telekomunikasi, menara transmisi, ataupun penangkal petir yang umum
kita lihat pada bangunan rumah maupun gedung bertingkat. Pemasangan sistem grounding / pentanahan pada
sistem tersebut diatas tentu saja lebih detail dalam perhitungan maupun aspek lain yang mempengaruhi. Bisa
dibayangkan jika sistem menara ataupun penangkal petir tersebut mengalami kegagalan dalam sistem
pengamannya (dalam hal ini grounding / pentanahannya), tentu saja akan menimbulkan kerusakan dan juga
bahaya bagi mahluk hidup disekitarnya. Bagaimana tidak? Terakhir penulis pernah membaca artikel yang
mengatakan bahwa muatan petir per detik bisa mencapai100.000KV(kilo volt). Coba bandingkan dengan
tegangan yang digunakan untuk rumah kita (220 volt). Hanya 220 volt aja udah bisa bikin orang berasap apalagi
yang 100.000KV, bayangin aja deh sendiri hasilnya jadi arang kali yaaa he..heheee..
Kita kembali pada pembahasan, berdasarkan jenis elektroda yang digunakan pada penanaman sistem
grounding terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:
1.
Elektroda Batang. Merupakan jenis elektroda yang umum dipasang pada instalasi rumah tinggal.
Elektroda ini berupa pipa besi, baja profil, atau batang logam lainnya yang dipancangkan ke tanah. Biasanya
pada bahan logam tersebut dilapisi dengan lapisan tembaga.
2.
Elektroda Pelat. Terbuat dari logam utuh atau berlubang yang cara pemasangan pada umumnya
ditanam secara dalam.
3.
Elektroda Pita. Terbuat dari penghantar berbentuk pita atau bulat. Pemasangannya dipasang secara
horizontal pada kedalaman antara 0,5m 1m dari permukaan tanah.
Faktor terpenting pada sistem grounding / pentanahan adalah hambatan dalam dari tanah tempat batang ground
/ arde akan dipasang. Alat yang umum digunakan oleh instalatir listrik dalam mengukur hambatan dalam dari
tanah adalah meger dan earth tester.
Lalu mengapa grounding yang telah terukur dan terpasang beberapa waktu lalu tidak berfungsi sebagaimana
yang diharapkan? jawaban dari pertanyaan tersebut adalah keadaan tanah yang juga dapat berubah seiring
dengan waktu yang tentu saja akan mempengaruhi hambatan dalam dari tanah tersebut.
Bagaimana cara memperbaiki hambatan dalam tanah dari sistem grounding yang telah terpasang atau belum
terpasang? Ada beberapa metode yang digunakan:
1. Metode ini telah dibahas pada posting Cara Memasang Instalasi Listrik yaitu dengan meyiram tanah dari
grounding tersebut dengan campuran air dengan serbuk arang. Mengapa serbuk arang?Untuk pertanyaan yang
satu ini penulis gak bisa jawab, maklum..bukan orang fisika bahan dan juga bukan orang
kimia.he..he..heee Dari pengamataan penulis, serbuk arang lebih bagus mempertahankan air (kandungan
elektrolit) yang terserap dibandingkan tanah itu sendiri yang cenderung mengalirkan kelapisan tanah
dibawahnya, apalagi jika lapisan atas dari tanah tempat grounding tersebut berupa lapisan tanah pasir yang
tentu saja akan lebih cepat mengalirkan air kelapisan tanah dibawahnya. Dari pengukuran grounding beberapa
waktu setelah penanaman batang ground/arde juga dapat diketahui (dengan pengukuran alat) bahwa
penanaman grounding yang menggunakan campuran air dengan serbuk arang lebih bagus daripada
menggunakan air saja.Pengukuran tersebut tentu saja bukan pada kondisi hujan ataupun banjir
he..he.heee
2. Metode ini umum dilakukan pada pembumian / grounding dari menara maupun bangunan dengan penangkal
petir yaitu dengan menanam batang grounding / arde lebih dalam ke bumi. Penanaman dari grounding tersebut
umumnya menggunakan elektroda pelat dan bisa mencapai belasan meter dibawah permukaan tanah. Tujuan
dari penanaman lebih dalam ini adalah untuk melewati beberapa lapisan tanah yang memungkinan untuk
mendapatkan lapisan tanah dengan hambatan dalam terkecil. Untuk instalasi rumah tidak diharuskan lhoo
Cukup mengganti batang arde menjadi lebih panjang lagi sehingga lebih memungkinan untuk mendapatkan
lapisan tanah dengan hambatan dalam terkecil. Hal tersebut tentu saja juga dipengaruhi kondisi tanah disekitar
grounding sehingga anda dapat juga menambahkan metoda pertama dalam penanaman grounding ini.
3. Sedikit berbeda dengan dua metoda sebelumnya yang hanya menggunakan 1 batang ground/arde, metoda
ketiga ini menggunakan dua atau lebih batang ground/arde. Metoda ini sering digunakan pada pemasangan
peralatan jaringan distribusi TM/TR ( Gardu Distribusi, ABSW pada tiang, dsb.) yang tujuannya tentu saja
mendapatkan hambatan dalam dari tanah sekecil kecilnya.
Sambil mengenang masa SMP kelas 2/3, kita tentu sedikit mengingat pelajaran fisika mengenai hukum
Ohm. (hayoo.. ingat gak) Pada pembahasan mengenai hambatan (resistansi) yang disimbolkan dengan huruf
R, dikatakan bahwa pada rangkaian paralel:
1/R total = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 ++ 1/Rn
dengan menggunakan perhitungan diatas kita akan memperoleh R total menjadi lebih kecil. Dari prinsip inilah
kita gunakan dalam memperbaiki hambatan dalam pada sistim grounding. Pemasangan batang ground/arde
terlihat seperti gambar dibawah ini.
Gambar Pemasangan 3 Batang Ground/Arde
biasanya jarak pemasangan peralel dari batang ground antara satu dan lainnya lumayan berjauhan. Mengenai
jarak tanam antar batang ground/arde paling efektif, terus terang penulis kurang begitu memahaminya. (belum
pernah ketemu bukunya broo.. susah banget..mungkin IQ-ku yang begitu rendah kali yaa.) Aturan mengatakan
bahwa jarak antar batang ground/arde minimal adalah 2 x panjang batang ground/arde tersebut. Jika pada
pengukurannya masih kurang bagus kita bisa tambahkan penanaman batang arde lagi. Disamping itu kita dapat
menambahkan metode pertama pada tiap batang ground/arde yang ditanam.
testiiiiiiiiiiiii
(kulit basah ).
2. Tahanan dalam (internal) tubuh sendiri berkisar antara 100 500.
Sehingga :
Untuk kondisi terbaik :
R = 1000 k
I = 220V/1000k
= 0,22 mA
Daerah 3 : daerah berbahaya, Arus sengatan 200-500 mA dapat mengakibatkan kejangkejang/kontraksi otot dan paru-paru sehingga gangguan pernafasan.
c. Kawat petir yang ada pada bagian atas saluran transmisi. Kawat petir ini
sesungguhnya juga berfungsi sebagai lightning arrester. Karena letaknya yang
ada di sepanjang saluran transmisi, maka semua kaki tiang transmisi harus
ditanahkan agar petir yang menyambar kawat petir dapat disalurkan ke tanah
dengan lancar melalui kaki tiang saluran transmisi.
d. Titik netral dari transformator atau titik netral dari generator. Hal ini
diperlukan dalam kaitan dengan keperluan proteksi khususnya yang menyangkut
gangguan hubung tanah.
Secara teoretis, tahanan dari tanah atau bumi adalah nol karena luas
penampang bumi tak terhingga. Tetapi kenyataannya tidak demikian, artinya
tahanan pentanahan nilainya tidak nol. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya
tahanan kontak antara alat pentanahan dengan tanah di mana alat tersebut
dipasang (dalam tanah).
Mengapa harus ditanahkan???
Pada saat terjadi gangguan, arus gangguan yang
dialirkan ke tanah akan menimbulkan perbedaan tegangan pada permukaan
tanah yang disebabkan karena adanya tahanan tanah. Bila arus hubung-singkat
ke
tanah dipaksakan mengalir melalui tanah dengan tahanan yang tinggi, maka hal
tersebut akan menimbulkan perbedaan tegangan yang besar dan bisa jadi
berbahaya. Oleh sebab itu diperlukan sistim pentanahan yang berguna untuk
memperoleh tegangan potensial yang merata dalam suatu bagian struktur dan
peralatan, serta untuk memperoleh jalan balik arus hubung-singkat/arus
gangguan ke tanah yang memiliki resistansi rendah."
Elektroda batang terbuat dari batang atau pipa logam yang di tanam vertikal di
dalam tanah.
Biasanya dibuat dari bahan tembaga, stainless steel atau galvanised steel. Perlu
diperhatikan pula dalam pemilihan bahan agar terhindar dari galvanic couple
yang dapat menyebabkan korosi.
Ukuran Elektroda :
diameter 5/8 - 3/4
Panjang 4 feet 8 feet
Elektroda batang ini mampu menyalurkan arus discharge petir maupun untuk
pemakaian pentanahan yang lain.
ELEKTRODA PELAT
Bentuk elektroda pelat biasanya empat persegu atau empat persegi panjang
yang tebuat dari tembaga, timah atau pelat baja yang ditanam didalam tanah.
Cara penanaman biasanya secara vertical, sebab dengan menanam secara
horizontal hasilnya tidak berbeda jauh dengan vertical. Penanaman secara
vertical adalah lebih praktis dan ekonomis.
ELEKTRODA PITA
Elektroda pita jenis ini terbuat dari bahan metal berbentuk pita atau juga kawat
BCC yang di tanam di dalam tanah secara horizontal sedalam 2 feet. Elektroda
pita ini bisa dipasang pada struktur tanah yang mempunyai tahanan jenis rendah
pada permukaan dan pada daerah yang tidak mengalami kekeringan.
Hal ini cocok untuk daerah daerah pegunungan dimana harga tahanan jenis
tanah makin tinggi dengan kedalaman.
PENGKONDISIAN TANAH
Bagi daerah daerah yang mempunyai struktur tanah dengan tahanan jenis
tanah yang tinggi untuk memperoleh tahanan pentanahan yang diinginkan
seringkali sukar diperoleh. Ada tiga cara untuk mengkondisikan tanah agar pada
lokasi elektroda ditanam tahanan jenis tanah menjadi rendah, yaitu :
Dengan membuat lubang penanaman elektroda yang lebar dan dimasukkan
mengelilingi elektroda tersebut bahan bahan seperti tanah liat atau cokas.
Mengelilingi elektroda pada statu jarak tertentu diberi zat-zat nimia yang mana
akan memperkecil tahanan jenis tanah di sekitarnya. Zat-zat nimia yang biasa di
pakai adalah sodium chloride, calsium chloride, magnesium sulfat, dan coper
sulfat.
Dengan Bentonite.
Bubuk bentonita bersifat mengabsorb air, karena itu dengan mencampur bubuk
bentonite, garam dapur dan air maka campuran bentonite tersebut dapat
menghasilkan tahanan jenis tanah yang rendah. Dengan menanamkan campuran
bentonite tersebut disekeliling elektroda maka tahanan pentanahandapat
diperkecil 1/10 1/15 kali.
Komposisi campuran bentonite menurut perbandingan :Bentonite : garam
dapur : air = 1 : 0,2 : 2
http://jasronelektrik.blogspot.com/2010/05/grounding-atau-pentanahan.html
dengan semestinya serta terhindar dari sambaran petir atau tegangan asing lainnya.
B. Tujuan pembumian peralatan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mencegah terjadinya tegangan kejut listrik yang berbahaya bagi manusia bila pada peralatan
listrik terjadi kebocoran listrik.
2. Untuk memungkinkan timbulnya arus tertentu baik besarnya maupun lamanya dalam keadaan
gangguan tanah tanpa menimbulkan kebakaran atau ledakan pada bangunan atau isinya.
C. Tahanan Pentanahan
Adalah besarnya tahanan pada kontak/hubung antara masa (body) dengan tanah. Faktor-faktor yang
mem pengaruhi besarnya pentanahan:
Tahanan jenis tanah.
Panjang jenis elektroda pentanahan.
Luas penampang elektroda pentanahan.
Harga pentanahan makin kecil makin baik. Pentanahan yang ideal harus memberikan nilai tahanan
pentanahan mendekati nol atau 1 ohm.
D. Faktor-faktor yang menentukan tahanan pentanahan
Tahanan pentanahan suatu elektroda tergantung pada tiga faktor :
1. Tahanan elektroda itu sendiri dan penghantar yang menghubungkan ke peralatan yang ditanahkan.
2. Tahan kontak antara elektroda dengan tanah.
3. Tahanan dari massa tanah sekeliling elektroda.
Namun demikian pada prakteknya tahanan elektroda dapat diabaikan, akan tetapi tahanan kawat
penghantar yang menghubungkan keperalatan akan mempunyai impedansi yang tinggi terhadap impuls
frekuensi tinggi. Dari ketiga faktor tersebut diatas yang dominan pengaruhnya adalah tahanan sekeliling
elektroda atau dengan kata lain tahanan jenis tanah ().
No
.
JENIS TANAH
TAHANAN JENIS
TANAH( ohm.meter )
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
56
30
100
200
500
1000
3000
ELEKTRODA BATANG
Elektroda batang terbuat dari batang atau pipa logam yang di tanam vertikal di dalam tanah. Biasanya
dibuat dari bahan tembaga, stainless steel atau galvanised steel. Perlu diperhatikan pula dalam pemilihan
bahan agar terhindar dari galvanic couple yang dapat menyebabkan korosi. Elektroda batang ini mampu
menyalurkan arus discharge petir maupun untuk pemakaian pentanahan yang lain.
ELEKTRODA PELAT
Bentuk elektroda pelat biasanya empat persegu atau empat persegi panjang yang tebuat dari tembaga,
timah atau pelat baja yang ditanam didalam tanah. Cara penanaman biasanya secara vertical, sebab
dengan menanam secara horizontal hasilnya tidak berbeda jauh dengan vertical. Penanaman secara
vertical adalah lebih praktis dan ekonomis.
ELEKTRODA PITA
Elektroda pita jenis ini terbuat dari bahan metal berbentuk pita atau juga kawat BCC yang di tanam di
dalam tanah secara horizontal sedalam 2 feet. Elektroda pita ini bisa dipasang pada struktur tanah yang
mempunyai tahanan jenis rendah pada permukaan dan pada daerah yang tidak mengalami kekeringan.
Hal ini cocok untuk daerah daerah pegunungan dimana harga tahanan jenis tanah makin tinggi dengan
kedalaman. http://puilsigit.blogspot.com/2013_10_01_archive.html
MAKALAH PRODUKTIF
PENTANAHAN (GROUNDING)
DI
S
U
S
U
N
Oleh : Kelompok I
ALDI RIFALDI
AKBAR PRATAMA
AKBAR ASIZ
A. PAMMUSURENG Z.
SMKN 1 Liliriaja
3TITL2
SMKN 1 LILIRIAJA
TAHUN AJARAN 2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. karena atas berkah
danrahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah Distribusi Daya
Listrik yang berjudul Pentanahan. Dalam makalah ini dibahas mengenai Sistem pentanahan pada saluran
distribusi.Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini masih terdapatkekurangan, untuk itu kritik
dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkandemi kesempurnaan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.Untuk itu kami ucapkan banyak
terimakasih.
Citta, 20 Januari2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Sampul i
Kata Pengantar ii
Daftar isi iii
BAB I : Pendahuluan
A. Pendahuluan 1
B. Tujuan 2
BAB II : Pembahasan
A. Fungsi Pentanahan 3
B. Syarat-syarat sistem pentanahan yang efektif 4
C. Sifat dan Jenis-jenis tanah 5
D. Macam-macam Elektroda . 6
E. Nilai tahanan menurut PUIL .. 8
F. Faktor yang menentukan tahanan pentanahan . 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Secara umum pentanahan adalah melakukan koneksi sirkuit atau peralatan ke
bumi. Sistem pentanahan yang kurang baik dapat menyebabkan penurunan kualitas
tenaga listrik. Ilmu pertanahan sering kali dianggap remeh, padahal pentanahan yang
baik sangatlah penting.
Pada system tenaga listrik, 70% s/d 80% yang terkena gangguan adalah pada
sistem transmisi. Salah satunya adalah gangguan ke tanah selain gangguan-gangguan lain
seperti , surja petir, kesalahan mekanis akibat retak-retak pada isolator, burung atau
daun-daun yang terbang dekat isolator gantung, debu-debu yang menempel pada
isolator, tegangan lebih dan gangguan hubung singkat.
Jika arus gangguan lebih dari 5 A maka timbul busur listrik pada kontak-kontak
antara kawat yang terganggu dan tanah yang tidak dapat padam sendiri. Dan jika
terdapat busur tanah yang menetap, padam dan menyala, hal ini dapat membahayakan.
Hal ini disebabkan karena busur tanah tersebut merupakan gelombang berjalan yang
memiliki muka gelombang yang curam yang dapat membahayakan isolasi dari alat-alat
instalasi meskipun letaknya jauh dari titik gangguan.
B. Tujuan
Tujuan utama pentanahan adalah menciptakan jalur yang low-impedance(tahanan
rendah) terhadap permukaan bumi untuk gelombang listrik dan transient voltage.
Penerangan, arus listrik, circuit switching dan electrostatic discharge adalah penyebab
umum dari adanya sentakan listrik atau transient voltage. Sistem pentanahan yang
efektif akan meminimalkan efek tersebut.
Menurut IEEE Std 142-2007, tujuan system pentanahan adalah:
1) Membatasi besarnya tegangan terhadap
diperbolehkan
bumi
2) Menyediakan jalur bagi aliran arus yang dapat memberikan deteksi terjadinya hubungan
yang tidak dikehendaki antara konduktor system dan bumi. Deteksi ini akan
mengakibatkan beroperasinya peralatan otomatis yang memutuskan suplai tegangan dari
konduktor tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fungsi Pentanahan
Definisi grounding adalah sistem pentanahan yang berfungsi untuk meniadakan
beda potensial sehingga jika ada kebocoran tegangan atau arus akan langsung dibuang ke
bumi.
Fungsi grounding :
Perlindungan dari tegangan tinggi
Grounding dalam sistem instalasi listrik berungsi untuk mengurangi atau menghindari
bahaya yang disebabkan oleh tegangan tinggi.misalnya bahaya petir dengan tegangan
tinggi
Penstabil tegangan
Grounding dapat berfungsi untuk menstabilkan tegangan pada banyak sumber tegangan.
Jika tidak terdapat titik referensi umum untuk semua sumber tegangan, akan terjadi
kesulitan antar masing-masing hubungan
Mengatasi arus yang lebih
Grounding juga berfungs untuk mengatasi arus yang berlebih, karena sistem grounding
ini menyediakan level keselamatan baik kerusakan peralatan atau manusia
anda lindungi dapat dibuat dengan cara membor tanah di tepi kantor anda sampai
kedalaman ditemukannya air. Masukanlah pipa ledeng ke dalam lubang tersebut. Dalam
mengerjakan pemboran tanah mintalah bantuan kepada tukang pembuat sumur bor yang
memiliki perangkat bor tanah yang lengkap.Pasanglah kabel tembaga khusus ground,
dengan dibagian ujungnya dipasang terlebih dahulu batang tembaga sepanjang kurang
lebih 1 - 1,5 meter.
Masukan batang tembaga kedalam lubang sampai dasar lubang. Sisa kabel
tembaga yang masih tampak di bagian ujung lubang di permukaan tanah segera
dihubungkan dengan kabel ground yang berasal dari ruang kerja anda. Agar ujung kabel
ground t ersebut tidak goyang ada baiknya ujung lubang ground tersebut ditutup dengan
semen, sehingga hanya tampak ujung kabel tembaga saja diatasnya
Tahanan pentanahan harus memenuhi syarat yang di inginkan untuk suatu keperluan
pemakaian
2.
3.
4.
Temperatur tanah
5.
Ini merupakan faktor utama yang menentukan tahanan jenis tanah. Bahan dasar dari
pada tanah relatif bersifat bukan penghantar. Tanah liat umumnya mempunyai tahanan
jenis terendah, sedang batu-batuan dan quartz bersifat sebagai insulator.
Tabel dibawah ini menunjukkan harga-harga ( ) dari berbagai jenis tanah.
N
o.
TAHANAN JENIS
TANAH( ohm.meter
)
JENIS TANAH
Tanah
mengandung
1. garam
yang
air
2. Rawa
56
30
3. Tanah liat
100
4. Pasir Basah
200
500
1000
3000
Batu
D. MACAM-MACAM ELEKTRODA
1.Elektoda
Terpisah (separate)
Fungsi dari pada elektroda pH sebagai elektroda utama, sehingga jika ingin
digunakan harus ada referensi dalam menggunakannya.
Gabung (combine)
Fungsi elektroda utama yang direferensikan menjadi satu dalamelektroda, dan
elektroda jenis ini yang biasanya sering di temui di masyarakat.
2. Elektroda Logam:
Terpisah (separate)
a.
elektroda
potensiometri
bila
dikombinasikan
dengan
elektroda
denganlogam tunggal, bahan perak pada umumnya digunakan untuk argentometri dan
platina atau emas untuk titrasi .
Gabung (combine)
Elektroda gabung perak digunakan untuk titrasi Argentometri dan elektroda
gabung platina atau emas untuk titrasi dan pengukuran reduksi-oksidasi.
3. elektroda ion selektif
Elektroda ion bias terdeteksi ion-ion tertentu yang sesuai dengan sensor atau
membrannya, Yang umum dipakai untuk jenis membrane ini adalah membrane gelas untuk
ion H+ dan Na+, membrane Kristal untuk ion-ion Ca++, K+, NO4-, BF4- dan Surfaktan.
4. elektroda referensi
Fungsi
elektroda yang
menjadi
referensi
dari
elektroda
utama.Elektroda referensi memberikan tegangan yang konstan serta tidak
mengandalkan dari komposisi larutan. Maka dari itu dibuatlah konduktor logamyang ada
kaitannya dengan garam, logam itulah serta larutan yang menjadi komposisi tetapnya.
Yang umum digunakan sebagai elektrodareferensi adalah kalomel (Hg/Hg2Cl2),
elektroda referensi Hg/Hg2SO4 dan elektroda referensi Ag/AgCl.
5. elektroda karbon
Elektroda ini berfungsi sebagai elektroda utama pada pengukuran atau titrasi
redoks. Atau sebagai elektroda bantu dan elektroda referensi pada beberapa metode
titrasi.
6. sel-sel konduktifitas,
Terbagi menjadi 4 macam berdasarkan fungsi dan konstruksinya yaitu:
1. Imersi, sel ini untuk pengukuran konduktansi secara umum tetapi juga digunakan untuk
titrasi
2. Pipet, untuk pengukuran contoh yang statis atau dinamis lambat
3. Titrasi, untuk pengukuran sebagai alat bantu deteksi pada tittrasi
4. Sel jones, untuk pengukuran contoh yag mengalir dengan konduktifitas rendah sampai
tinggi sekali.
5. Sel-sel konduktifitas dilapisi oleh platina hitam,agar permukaannya lebih peka terhadap
ion-ion dalam contoh, juga untuk menghindari efek polarisasi pada contoh dengan
konduktifitas tinggi. Sel konduktifitas jenis imersi dikelilingi oleh tabung gelas untuk
mencegah kesalahan pengukuran, karena pengukuran konduktifitas harus dengan volume
contoh yang tetap untuk menghindari perubahan distribusi ion-ion dalam larutan contoh
Tahanan elektroda itu sendiri dan penghantar yang menghubungkan ke peralatan yang ditanahkan.
2.
3.
Namun demikian pada prakteknya tahanan elektroda dapat diabaikan, akan tetapi tahanan kawat
penghantar yang menghubungkan keperalatan akan mempunyai impedansi yang tinggi terhadap impuls
frekuensi tinggi seperti misal pada saat terjadi lightningdischarge. Untuk menghindarinya, sambungan ini di
usahakan dibuat sependek mungkin.
Dari ketiga faktor tersebut diatas yang dominan pengaruhnya adalah tahanan sekeliling elektroda atau
dengan kata lain tahanan jenis tanah ().
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pentanahan adalah melakukan koneksi sirkuit atau peralatan ke bumi yang
bertujuan untuk mempertahankan potensial bumi pada konduktor yang terhubung dan
mengalirkan arus tanah menuju dan dari bumi
1.
Pentanahan pada gardu induk harus memperhitungkan tahanan jenis tanah, tata
letak, arus fibrasi, jumlah batang pentanahan yang diperlukan, arus gangguan hubung
tanah, tahanan batang, ukuran konduktor kisi-kisi, tegangan sentuh, tegangan kisi-kisi
(grid), tegangan mesh, tegangan langkah yang diijinkan, tegangan langkah yang
sebenarnya, tegangan transfer.
3.
Bahaya yang timbul pada gardu induk akibat gangguan tanah adalah terjadinya
tegangan sentuh, tegangan langkah dan tegangan pindah yang membahayakan instalasi
dan manusia di sekitarnya.
4.
B. Saran
Dari uraian tentang pentanahan yang telah dijelaskan, untuk meningkatkan
kualitas tenaga listrik, pentanahan yang baik sangat dibutuhkan. karena pentanahan yang
baik dapat mereduksi gangguan-gangguan system transmisi yang dapat menyebabkan
penurunan kualitas tenaga listrik ke konsumen seperti swell, sag, turun tegangan, dan
transien.
http://pentanahan35.blogspot.com/2014/03/makalah-pentanahangrounding.html
http://listrik-calm.blogspot.com/2011/11/sistim-pentanahan.html
Sistem Pentanahan
Dalam sebuah instalasi listrik ada empat bagian yang harus ditanahkan atau sering juga disebut dibumikan.
Empat bagian dari instalasi listrik ini adalah:
a. Semua bagian instalasi yang terbuat dari logam (menghantar listrik) dan dengan mudah bisa disentuh
manusia. Hal ini perlu agar potensial dari logam yang mudah disentuh manusia selalu sama dengan potensial
tanah (bumi) tempat manusia berpijak sehingga tidak berbahaya bagi manusia yang menyentuhnya.
b. Bagian pembuangan muatan listrik (bagian bawah) dari lightning arrester. Hal ini diperlukan agar lightning
arrester dapat berfungsi dengan baik, yaitu membuang muatan listrik yang diterimanya dari petir ke tanah (bumi)
dengan lancar, seperti telah dijelaskan pada artikel di sini.
c. Kawat petir yang ada pada bagian atas saluran transmisi. Kawat petir ini sesungguhnya juga berfungsi
sebagai lightning arrester. Karena letaknya yang ada di sepanjang saluran transmisi, maka semua kaki tiang
transmisi harus ditanahkan agar petir yang menyambar kawat petir dapat disalurkan ke tanah dengan lancar
melalui kaki tiang saluran transmisi.
d. Titik netral dari transformator atau titik netral dari generator. Hal ini diperlukan dalam kaitan dengan keperluan
proteksi khususnya yang menyangkut gangguan hubung tanah.
Dalam praktik, diinginkan agar tahanan pentanahan dari titik-titik pentanahan tersebut di atas tidak melebihi 4
ohm.
Secara teoretis, tahanan dari tanah atau bumi adalah nol karena luas penampang bumi tak terhingga. Tetapi
kenyataannya tidak demikian, artinya tahanan pentanahan nilainya tidak nol. Hal ini terutama disebabkan oleh
adanya tahanan kontak antara alat pentanahan dengan tanah di mana alat tersebut dipasang (dalam tanah). Alat
untuk
melakukan pentanahan ditunjukkan oleh Gambar 1.
Gambar 1. Macam-macam alat pentanahan.
Dari gambar 1 tampak bahwa ada empat alat pentanahan, yaitu:
1. Batang pentanahan tunggal (single grounding rod).
2. Batang pentanahan ganda (multiple grounding rod). Terdiri dari beberapa batang tunggal yang dihubungkan
paralel.
3. Anyaman pentanahan (grounding mesh), merupakan anyaman kawat tembaga.
4. Pelat pentanahan (grounding plate), yaitu pelat tembaga.
Tahanan pentanahan selain ditimbulkan oleh tahanan kontak tersebut diatas juga ditimbulkan oleh tahanan
sambungan antara alat pentanahan dengan kawat penghubungnya. Unsur lain yang menjadi bagian dari
tahanan pentanahan adalah tahanan dari tanah yang ada di sekitar alat pentanahan yang menghambat aliran
muatan listrik (arus listrik) yang keluar dari alat pentanahan tersebut. Arus listrik yang keluar dari alat pentanahan
ini menghadapi bagian-bagian tanah yang berbeda tahanan jenisnya. Untuk jenis tanah yang sama, tahanan
jenisnya dipengaruhi oleh kedalamannya. Makin dalam letaknya, umumnya makin kecil tahanan jenisnya, karena
komposisinya makin padat dan umumnya juga lebih basah. Oleh karena itu, dalam memasang batang
pentanahan, makin dalam pemasangannya akan makin baik hasilnya dalam arti akan didapat tahanan
pentanahan yang makin rendah.
Gambar 2. Batang pentanahan beserta aksesorisnya.
Gambar 2 menggambarkan batang pentanahan beserta aksesorisnya, yaitu; (1) Konduktor tanah, (2)
Penghubung antara konduktor dengan elektroda tanah, dan (3) Elektroda tanah.
Gambar 3. Batang pentanahan dan lingkaran pengaruhnya (sphere of influence).
Sedangkan gambar 3 menggambarkan batang pentanahan beserta lingkaran pengaruhnya (sphere of influence)
didalam tanah. Tampak bahwa makin dalam letaknya di dalam tanah sampai kedalaman yang sama dengan
kedalaman batang pentanahan, dan lingkaran pengaruh ini makin dekat dengan batang pentanahan. Hal ini
disebabkan oleh adanya variasi tahanan jenis tanahnya, seperti ditunjukan oleh tabel tahanan jenis tanah
dibawah ini.
Pentanahan
Pentanahan (Grounding)
Sambungan ke tanah diperlukan untuk melindungi peralatan peralatan komunikasi dan personal
terhadap bahaya petir atau kesalahan pada power sistem dan juga dapat berfungsi sebagai service
pada suatu sistem.
Untuk merencanakan suatu sistem pentanahan ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan,
antara lain Tahanan Jenis Tanah, Struktur tanah, keadaan lingkungan, biaya, ukuran dan bentuk
sistemnya.
Biasanya tahanan pentanahan yang lebih rendah sangat efektif, tetapi biaya menjadi besar. Untuk
itu perlu dipertimbangkan efek fungsi dan ekonomisnya. Oleh karena itu perlu kiranya bagi kita
untuk dapat merencanakan dan membuat sistem pentanahan yang sesuai dengan keperluannya.
Tahan Korosi
Cukup Kuat
3.
4.
5.
6.
3.
Namun demikian pada prakteknya tahanan elektroda dapat diabaikan, akan tetapi tahanan kawat
penghantar yang menghubungkan keperalatan akan mempunyai impedansi yang tinggi terhadap
impuls frekuensi tinggi seperti misal pada saat terjadi lightningdischarge. Untuk menghindarinya,
sambungan ini di usahakan dibuat sependek mungkin.
Dari ketiga faktor tersebut diatas yang dominan pengaruhnya adalah tahanan sekeliling elektroda
atau dengan kata lain tahanan jenis tanah ().
2.
3.
4.
Temperatur tanah
5.
N
o.
JENIS TANAH
1. Tanah
mengandung
2. garam
yang
air
TAHANAN JENIS
TANAH( ohm.met
er )
56
30
3. Rawa
100
4.
200
Tanah liat
5.
6.
7.
Pasir Basah
Batu-batu kerikil basah
Pasir dan batu krikil
kering
500
1000
3000
Batu
TEMPERATUR TANAH
Temperatur bumi pada kedalaman 5 feet (= 1,5 m) biasanya stabil terhadap perubahan
temperatur permukaan. Bagi Indonesia daerah tropic perbedaan temperatur selama setahun tidak
banyak, sehingga faktor temperatur boleh dikata tidak ada pengaruhnya.
ELEKTRODA PENTANAHAN
Elektroda Batang
2.
Elektroda Pelat
3.
Elektroda Pita
Elektroda elektroda ini dapat digunakan secara tunggal maupun multiple dan juga secara
gabungan dari ketiga jenis dalam suatu sistem.
ELEKTRODA BATANG
Elektroda batang terbuat dari batang atau pipa logam yang di
tanam vertikal di dalam tanah. Biasanya dibuat dari bahan tembaga, stainless steel atau
galvanised steel. Perlu diperhatikan pula dalam pemilihan bahan agar terhindar dari galvanic
couple
Ukuran
diameter 5/8
Panjang
yang
dapat
menyebabkan
Elektroda
feet
korosi.
:
- 3/4
feet
Elektroda batang ini mampu menyalurkan arus discharge petir maupun untuk pemakaian
pentanahan yang lain.
ELEKTRODA PELAT
ELEKTRODA PITA
PENGKONDISIAN TANAH
Bagi daerah daerah yang mempunyai struktur tanah dengan tahanan jenis tanah yang tinggi
untuk memperoleh tahanan pentanahan yang diinginkan seringkali sukar diperoleh. Ada tiga cara
untuk mengkondisikan tanah agar pada lokasi elektroda ditanam tahanan jenis tanah menjadi
rendah, yaitu :
1.
Dengan membuat lubang penanaman elektroda yang lebar dan dimasukkan mengelilingi
elektroda tersebut bahan bahan seperti tanah liat atau cokas.
2.
Mengelilingi elektroda pada statu jarak tertentu diberi zat-zat nimia yang mana akan
memperkecil tahanan jenis tanah di sekitarnya. Zat-zat nimia yang biasa di pakai adalah sodium
chloride, calsium chloride, magnesium sulfat, dan coper sulfat.
3.
Dengan
Bentonite.
Bubuk bentonita bersifat mengabsorb air, karena itu dengan mencampur bubuk bentonite, garam
dapur dan air maka campuran bentonite tersebut dapat menghasilkan tahanan jenis tanah yang
rendah. Dengan menanamkan campuran bentonite tersebut disekeliling elektroda maka tahanan
pentanahandapat
diperkecil
1/10
1/15 kali.
Komposisi campuran bentonite menurut perbandingan :Bentonite : garam dapur : air = 1 : 0,2 : 2