1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Inspekulo
basa
Tidak boleh lakukan pemeriksaan dalam karena akan
infeksi
Diagnosa sementara
GxPxAx Gravid 27-28 migg inpartu + KPD
Pemeriksaan Penunjang
Lab: Lekosistosis
Rencana terapi
Istirahat total
Observasi HIS, BJA, TTV,
Pemberiaan tokolitik
Pemberiaan antibiotic (Golder periode 6 jam ) Inj 2 hari setelah itu baru
ganti oral
Pematangan paru 2 hari
Kontrol tiap minggu
Edukasi
- Perhatikan tanda-tanda infeksi ( bila demam, keluar cairan berbau
dari jalan lahir)
- Tidak boleh koitus sampai bayi lahir
< 28 minggu di terminasi
Komplikasi:
Amnotikband dapat menyebabkan kamatian janin
Cukup Bulan
Anamnesa sama dengan Kurang bulan
PD: Boleh di lakukan PD
Rencana terapi
Partus spontan pervaginam
Obs HIS,BJA, TTV
Pemberian antibiotic ( setelah 6 jam)
Bila his kurang ade kuat berikan oxytocin 5 IU (2 mg) dalam D5 %
500 cc 8 TPM -----30 menit naikan segera sampai his adekuat
Max ( primi 60 TPM. Multi 40 TPM
2.
PEB
Tanda khas
TD 140/90 mmHg
Protein uria +
Dengan atau tanpa udem
Anamnesa
Faktor Risiko
Bayi besar
Gemeli
Hidramnion
DM
Penyakit ginjal
Faktor Diagnostik
BB
TD
Kalau perlu Protein urin
Pemeriksaan Fisis
1. Test Roll Over
- Pasien datang dengan TD tinggi maka lakukan test roll over
- Suruh pasien tidur miring kiri 5 menit dan tensi di sebelah lengan
kanan
- Lalu pasien tidur terlentang 5 menit tensi di lengan kanan lalu
bandingkan
- Penilaiannya :
URO + bila perbedaan 15 mmHg
URO bila < 15 mmHg
2. BB
IMB (Indek massa badan) = BB/TB2 m
Peningkatannya BB 28 kg obesitas < 28 kg belum obesitas
Peninkatan BB terjadi dalam 1 bulan 5 kg
3. Kepala ( mata )
4. Abd. (Nyeri epigastrium )
5. Ekstremitas (udem atau tidak)
6. Reflex fisiologis normal atau meningkat
Pemeriksaan Obstetri
PL
: Inspekulo (tidak di lakukan)
PD
: seperti biasa
PP
: Seperti biasanya
Pemeriksaan Penunjang:
Lab
- DL ( Trombosit < 100.000,)
- KL ( ureum, Kreatinin, Asam urat > 7)
- UL ( Protein urin > 3 g/hari)
- Oligouri < 500 cc/hari
Diagnosa
1. Diagnosa preeklamsi ringan
Gejala yang di temukan :
- TD diastoliknya 90 mmHg
- Protein Uri +
Penanganannya:
Ukur TD tiap 3 hari
Diskusi dengan keluarga tentang penyakit ini dan prognosisnya
Pentingnya gisi yang seimbang ( kurangi garam)
Mengukur BB ibu
Berikan pengobatan sportif:
- Vit C
- Vit E ( anti oksidan selama 3 hari)
- N-asetil sistein 3x1 tab
- Aspilet 1x2 mg /hari
- Kalsium ( Kalk 3x1 tab)
2. Diagnosa PEB
Gejala yang di temukan:
Protein uri + 2
Jangguan penglihatan
Nyeri epigastrium
Prematur, IUGR,oligohidramnion.
Hamil 24-30 migg kita berikan steroid, Anti HT,pantau kondisi ibu
dan janin setiap hari dan di lakukan terminasi pada kehamilan 34
migg.
Indikasi Rujuk
Apabila sarana terbatas
Kondisi ibu dan janin memungkinkan maka stabilkan kondisi ibu dan
janin stabil profilaksis obat anti kejang MgS04 boka-boki lalu di rujuk
ke dokter SPOG
3. PLACENTA PREVIA
Plasenta yang letaknya tidak normal sehingga menutupi sebagian atau
seluruh ostium uteri internum.
Terbagi :
1. Plasenta previa totalis :
Seluruh ostium internum tertutup oleh plasenta (lebih sering terjadi)
2. Plasenta previa lateralis :
Hanya sebagian ostium tertutup oleh plasenta
3. Plasenta previa marginalis :
Hanya pada pinggir ostium terdapat jaringan plasenta
4. Plasenta letak rendah
Plasenta yang implantasinya rendah tapi tidak sampai ke ostium
uteri internum
1)ANAMNESIS :
Sebab-sebab perlu diketahui / ditanyakan.
- multipara
- riwayat mioma uteri, SC
- kuretase berulang (aborsi)
- usia lanjut ( > 35 tahun )
- status gizi
Dari gejalanya didapatkan :
Perdarahan tanpa nyeri ( pada kehamilan > 22 minggu )
Perdarahan berulang
Biasanya timbul setelah bl ke-7
(perdarahan terjadi karena terlepas plasenta dari dasarnya)
2)PEMERIKSAAN FISIS
Umum (tanda vital, konjunctiva)
Obstetrik
Pemeriksaan luar (Kepala anak tinggi dan Kelainan letak, BJA (+))
Inspekulo
Tujuan : mengetahui perdarahan dari ostium uteri eksternum dan
internum.
Perabaan fornises (hanya pd let. kepala)
Pemeriksaan dalam (hanya di K. Operasi / PDMO)
Perdarahan banyak : langsung Operasi
Perdarahan sedikit : PDMO
3)PEMERIKSAAN PENUNJANG
HB dan Hct (perdarahan), Lekosit, APTT dan PTT (untuk DIC),
Ureum kreatinin (untuk faal ginjal)
USG : mengetahui letak placentanya.
4)DIAGNOSIS
Perabdominal
: SC
4. SOLUTIO PLACENTA
Terlepasnya plasenta sebagian atau seluruhnya (yang letaknya normal)
sebelum janin lahir.
Nama lain :
o Abruptio placentae
o Ablatio placentae
o Accidental haemorrhage
o Premature separation of the normally implanted placenta
Terbagi :
1. Perdarahan Tersembunyi :
Pelepasan biasanya komplit
Sering disertai toxaemia
Hanya 20%
2. Perdarahan Keluar :
Biasanya inkomplit
Jarang disertai toxaemia
80% dari solusio plasenta
3. Perdarahan keluar dan tersembunyi
1)ANAMNESIS :
Penyebab :
Hipertensi esensial
Riwayat
Preeklamsi
penyakit
Tali pusat pendek ( riwayat
obstetric )
Trauma
Tekanan rahim pada vena cava inferior (posisi tidur ibu)
Uterus yang mengecil (hidramnion, gemelli)
Predisposisi : usia lanjut ( > 35 ), multiparitas, defisiensi asam folat
Gejala :
Perdarahan disertai nyeri
Perdarahan sedikit
Perdarahan segera disusul partus
Anemia dan syok
2)PEMERIKSAAN FISIS
Pemeriksaan umum (T, N, R, SB)
Tanda-tanda anemis dan syok
Obstetric :
o PL : TFU makin naik
Palpasi anak sukar
Rahim keras dan nyeri
BJA (-)
o PD : Ketuban menonjol / tegang
3)PEMERIKSAAN PENUNJANG
HB, Hct, Lekosit
Proteinuria bila disertai toksemia
USG : untuk mengetahui adanya perdarahan (hiperekoid/tampak
gambaran
hitam)
4)DIAGNOSIS
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis dan penunjang
5)TERAPI
a. Umum :
Pemberian darah cukup
Pemberian O2
Pemberian antibiotika
Pada syok yang berat diberi kortikosteroid dalam dosis tinggi
b. Khusus :
1. Terhadap hypofibrinogenaemi
Human fibrinogen 10 gr / darah segar
Menghentikan fibrinolyse dengan trasylol
2. Merangsang diurese (dengan manitol 30-40 cc/jam)
c. Obstetris :
Sedapat-dapatnya kelahiran terjadi dalam 6 jam
Alasan :
perdarahan bertambah
a. Pemecahan ketuban
b. Pemberian infus pitocin : 5 U dalam 500 cc glucose 5%
c. Seksio Sesarea
Dilakukan
: kalau serviks
setelah
Subinvolusi
A.
Atonia uteri
1)ANAMNESIS
Faktor risiko :
o Polihidramnion
o Kehamilan kembar
o Makrosomia
o Persalinan lama
o Persalinan terlalu cepat
o Persalinan dengan induksi
o Infeksi intrapartum
o Paritas tinggi
Gejala dan tanda :
o Perdarahan segera setelah anak lahir
o Syok
2) PEMERIKSAAN FISIS
o Status generalis
o Status obstetric
PL : kontraksi uterus (-) / lembek
Atasi syok
Ya
Ya
Uterus kontraksi?
Evaluasi rutin
Tidak
Tidak
Uterus kontraksi?
Ya
Uterus kontraksi?
Ya
Pengawasan kala IV
Aproksimasi
Atasi perdarahan
C.Retensio Plasenta
Plasenta belum lahir jam sesudah anak lahir.
Pembagian berdasarkan patologi anatomi :
1. Separasi / Akreta Parsial
Kontraksi uterus Kenyal
TFU setinggi Pusat
Bentuk uterus Diskoid
Perdarahan Sdg-banyak
Tali pusat Terjulur
Ostium uteri Sbg terbuka
Separasi plasenta Lepas sebagian
Syok Sering terjadi
2. Plasenta Inkarserata
Kontraksi uterus Keras
TFU 2 dibawah pusat
Bentuk uterus agak globuler
Perdarahan sedang
Tali pusat Terjulur
Ostium uteri konstriksi terbuka
Separasi plasenta sudah lepas
Syok jarang terjadi
3. Plasenta Akreta
Kontraksi uterus cukup
TFU setinggi pusat
Bentuk uterus agak diskoid
Perdarahan sedikit bahkan tidak ada
Tali pusat tidak Terjulur
Ostium uteri terbuka
Separasi plasenta melekat seluruhnya
Syok jarang terjadi
6. PERSALINAN PRETERM
Kontraksi uterus yang teratur diikuti dengan dilatasi servik yang
propresif dan atau penipisan servik pada usia hamil kurang dari 37
minggu
Diagnosis berdasarkan :
Menetapkan waktu
Riwayat kontraksi dan faktor risiko
Pemeriksaan abdomen untuk menilai aktifitas uterus
Pemeriksaan servik secara serial bila beralasan
Pemeriksaan inspekulo secara steril pada ketuban pecah dini
Menunda pemeriksaan digital bila terdapat perdarahan
Vaginal yang belum terdiagnosa sampai plasenta diketahui
Penyebab :
o Idiofatik
o KPD
o APB
o Korioamnionitis
o Kehamilan ganda
o Hydramnios
o Kelainan servik ( inkompetent)
o Penyakit sistemik ibu
o Kelainan bawaan janin
1). Anamnesis
o Mengetahui HPHT ibu :
Rumus Naegele
HPHT diketahui dengan pasti
Siklus haid normal
Siklus haid teratur antara 24 35 hari
4). Terapi
Tujuan :
o Diagnosis dini
o Identifikasi dan terapi penyebab
o Menunda persalinan
o Menurunkan morbiditas dan
o Mortalitas perinatal
Management :
o Short term tocolysis (48 hrs )
o Corticosteroids ( single course )
o Neonatal intensive care unit ( nicu )
1. Tokolisi
Obat-obat tokolisis dipakai pada kasus-kasus persalinan
preterm membakat (preterm labor ) untuk menunda
persalinan.
Tujuan tokolisis hanya untuk menunda persalinan sampai
dengan 48 jam untuk memberi kesempatan pemberian
kortikosteroid,
persiapan
personil
dan
transportasi
rujukan.
Obat :
1. Beta agonis , saat ini tidak dianjurkan lagi
karena efek samping terhadap ibu dan janin
oleh
(
3. Antibiotik
o Pilih jenis antibiotik yang tidak toxic terhadap janin
1. Ampisilin :
2 g / iv dilanjutkan dengan 1 g / iv tiap 4 jam
2. Clindamisin :
600 g / iv tiap 8 jam
3. Untuk infeksi intrauterin (korioamnionitis)
dibutuhkan antibiotik dengan spektrum
lebih luas
Rujukan Preterm :
Pertimbangan :
a. Tersedianya sarana perawatan obst / neo yang memadai
b. Transportasi
c. Tenaga ahli
d. Waktu perjalanan
e. Risiko ibu & janin
f. Risiko
terjadinya
persalinan
diperjalanan
dengan
mempertimbangkan :
- paritas dan riwayat persalinan
- pembukaan servik
- kontraksi uterus
- respon terhadap tokolisis
Persiapan :
1. Catatan antenatal, lab dan USG
2. Komunikasi dengan pasien, keluarga dokter mengenai indikasi,
optimalisasi dan transportasi
3. Pemberian obat-obat yang sesuai sebelum dirujuk
4. Evaluasi ibu dan janin sebelum dirujuk
7. INKONTINENSIA URINE
Permasalahan :
o Physical
Aktifitas fisik terbatas
Ketidaknyamanan karena rasa kencing
Bau yang tidak enak
Skin rash
Insomnia
Dehidrasi
o Psychological
Hilang kebebasan ----- rasa terikat di rumah
Rasa malu
Depresi
Rasa ingin bunuh diri
Mempengaruhi karier
o Social
Turunya interaksi sosial
Rencana berpergian yang terbatas
o Sexual
Menghindari kontak seksual
o Occupational/Financial
Selalu absen dari pekerjaan
Kehilangan pekerjaan
Selalu ganti pekerjaan
Hubungan yang buruk dengan sesame
Kehilangan pendapatan
Hubungan kejadian inkontinensia
Dengan paritas :
Paritas meningkat, persentase terjadinya inkontinensia meningkat.
Dengan umur :
Umur yang bertambah, persentase terjadinya inkontinensia
meningkat.
Penyebab inkontinensia urine berhubungan dengan ginekologi :
Fistula urogenital
stres inkontinensia
Instabilitas kandung kemih
Terbagi :
1. Stress inkontinensia
2. Hiperaktif kandung kemih
9. CERVIX INKOMPETEN
Penting:
Uterus Normal sebelum Hamil
Berat 30-50 gr
Panjang 9 cm
Lebar 6 cm ( sebesar telur ayam kampung)
Adalah kelainan yang oleh pembukaan servix tanpa nyeri pada trimester
ke 2 atau mungkin pada awal trimester ke 3 disertai prolaps dan
menggembungnya selaput ketuban kedalam vagina diikuti oleh pecahnya
selaput ketuban dan ekspulsi janin imatur. Jika tidak diterapi secara
efektif rangkaian ini akan berulang pada setiap kehamilan.
Anamnesa :
Riwayat abortus berulang pada trimester 2/awal trimester ke 3
Keluarnya janin tanpa rasa nyeri
Pemeriksaan fisik : PD : ostium servicalis internum lebih membuka dari
pada normal
Inspekulo
:Masukan busi hegar no 7 jika masuk semua (+)
serviks inkompeten
USG transvaginal : jika ditemukan panjang serviks 2 cm pada saat
hamil maka berisiko untuk partus preterm.
Terapi dengan prosedur pengikatan serviks (cerclage) dengan 2
metode:
1. Prosedur McDonald
2. Cara Shirokar
Catatan untuk pengikatan serviks:
Serviks diikat hingga umur kehamilan 36 minggu kemudian, ikatan
dilepas untuk menunggu proses melahirkan secara normal.
Diagnosis
Persalinan lama
Riwayat Distosia bahu sebelumnya
Riwayat SC
Komplikasi
Untuk bayi : kematian, asfiksia dan komplikasinya, fraktur
klavikula dan humerus, kelumpuhan pleksus brakhialis
Untuk ibu: perdarahan, rupture uteri
Langkah-langkah:
Ingat ALARM:
Tambahan :
Bila langkah-langkah diatas tidak berhasil, maka tindakan terakhir yang
dilakukan:
a. Fraktur Clavikula
b. Chepalik Replacement (Manouver Zavenelli)
c. Symfisitomi ibu
Danger: HPP
Teknik Vakum:
Persiapan:
Cup dilicinkan dengan minyak atau gel masukkan kedalam
jalan lahir dan letakkan pada kepala bayi
Titik pada cup usahakan menunjuk ke UUK, jarak antara UUK
dengan cup 1 cm, dipergunakan ukuran cup yang terbesar
supaya tidak terlepas
Cup ditekan pada kepala bayi dengan 2 jari, sambil seorang
assisten perlahan-lahan memompa tekanan sampai 0,2 atm
(pertahankan selama 2 menit) selanjutnya diturunkan sampai
0,5 atm (pertahankan 2 menit) kemudian turunkan lagi sampai
0,7 atm (pertahankan 5 menit) agar kaput terbentuk dengan
baik
Periksa dengan 1 jari apakah ada jaringan servix atau vagina
yang terjepit
Pasang pengait dan tarik dengan tangan kanan
3 jari tangan kiri dimasukkan kedalam jalan lahir untuk
mengarahkan tarikan. Lakukan tarikan percobaan bila terasa
berat bayi besar / CPD SC
Jari telunjuk dan jari tengah diletakkan pada pinggiran cup dan
ibu jari pada tengah cup
Penarikan dilakukan waktu His dan ibu disuruh mengedan atau
dapat dilakukan dorongan pada fundus uteri untuk
memudahkan ekstraksi, lakukan episiotomy bila kepala terlihat
1 cm mendekati perineum
Arah tarikan:
Tarik kebawah, bila oksiput sudah dibawah symfisis arah
tarikan mendatar, bila dahi sudah terlihat tarik kearah atas
Setelah kepala lahir bersihkan wajah bayi, cup dilepaskan
Keuntungan
Cup dapat dipasang pada waktu kepala masih agak tinggi (st
0)
Tarikan tidak dapat terlalu berat karena cup akan lepas sendiri
Kerugian
Lebih mahal
Ketentuan vakum
Bahaya
Ibu:
Robekan bibir servix atau vagina
Anak:
Perdarahan otak (Chepal haematom)