PENDAHULUAN
Katarak adalah suatu keadaan dimana lensa mata biasanya jernih dan
bening menjadi keruh. Pada dasarnya katarak dapat terjadi karena proses
kongenital atau karena proses degeneratif. Proses degeneratif pada lensa disebut
juga sebagai katarak senelis yang dibagi menjadi emapt stadium, yaitu insipien,
imatur, matur dan hipermatur.1
Katarak merupakan penyebab utama gangguan pengelihatan di seluruh
dunia. Sekitar 40% dari 42 juta orang buta didunia berhubungan dengan katarak
dengan rincian 13 juta orang di negara berkembang. Katarak di wilayah tersebut
bertanggung jawab atas terjadinya 80% kebutaan total di India, 72% di Nepal,
72% di Pakistan dan 26% di Cina. Di Pakistan dan di India, insiden katarak lebih
tinggi dan onset usia katarak yaitu 20 tahun lebih cepat daripada onset usia
katarak di Eropa.2
Sebagian katarak disebabkan karena proses penuaan pada lensa.
Transparansi lensa dipertahankan oleh banyak faktor yang bertanggungjawab atas
homogenitas optikalnya termasuk struktur mikroskopik dan konstituen kimia.
Melalui proses penuaan, terjadi akumulasi perlahan pigmen kuning kecokelatan di
dalam lensa dengan penurunan transmisi sinar. Perubahan struktural juga terjadi
pada serat-serat lensa yang menyebabkan rusaknya arsitektur reguler dan susunan
serat lensa. Faktor ekstrinsik yang berhubungan dengan pembentukan katarak
bervariasi berdasarkan perbedaan sosioekonomik dan geografis.3
Katarak senilis yang terjadi pada usia si atas 50 tahun terutama pada
stadium hipermatur dapat menyebabkan komplikasi glaukoma fakolitik. Pada
stadium ini terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan korteks lensa dapat mencair
sehingga nukleus tenggelam di dalam korteks lensa. Degenerasi kapsul lensa juga
dapat terjadi sehingga bahan lensa ataupun korteks lensa yang cair keruh juga dan
masuk ke dalam bilik mata depan. Dan jika bahan lensa ini menutup jalan keluar
BAB II
LAPORAN KASUS
A. IDENTIFIKASI
Nama
: Tn. UJ
Usia
: 68 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
: Punjung Jaya
Pekerjaan
: Pedagang
B. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Mata tidak bias melihat lagi sejak 1 bulan yang lalu.
Riwayat Perjalanan Penyakit
Sekitar 8 bulan yang lalu, penderita mengeluh penglihatan kedua mata
buram secara perlahan. Mata merah tidak ada, pandangan silau ada,
pandangan berkabut ada. Penderita melihat lebih terang pada malam atau
pagi hari dan lebih nyaman melihat pada jarak dekat dari pada jauh. Penderita
mengeluh penglihatannya menjadi kurang tajam, nyeri bola mata tidak ada,
pandangan seperti melihat pelangi tidak ada, pandangan seperti melihat
terowongan tidak ada, nyeri kepala tidak ada, mual dan muntah tidak ada.
Penderita berobat ke puskesmas namun keluhan tidak berkurang.
Satu bulan yang lalu, penderita mengeluh tidak bisa melihat sehingga
aktivitas sehari-hari nya sangat terbatas dan tergantung pada orang lain.
Riwayat Penyakit Dahulu
-
Riwayat Kebiasaan
-
C. PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis
- Sensorium
: Kompos mentis
- Keadaan umum : Tampak sakit sedang
- Nadi
: 72 x/menit
- RR
: 20 x/menit
- Tekanan Darah : 170/100 mmHg
- Suhu
: tidak diperiksa
Status oftalmologikus
Pemeriksaan
Okuli Dekstra
Okuli Sinistra
Visus
1/60, psb
6/9, psb
Tekanan Intraokuler
18,5 mmHg
18,5 mmHg
Ortoforia
Palpebra
Tenang
Tenang
Konjungtiva
Tenang
Tenang
Kornea
Jernih
Jernih
Sedang
Sedang
Iris
Gambaran baik
Gambaran baik
Pupil
Lensa
(+)
Keruh, shadow test (-)
(+)
Keruh, shadow test (-)
Segmen Posterior
Okuli Dekstra
Okuli Sinistra
Papil
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Makula
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Retina
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
E. DIAGNOSIS KERJA
Katarak senilis matur okuli dekstra sinistra.
F. DIAGNOSIS BANDING
1. Katarak
2. Kelainan refraksi
3. Glaukoma kronis
4. Retinopati
G. TATALAKSANA
H. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
BAB III
6
TINJAUAN PUSTAKA
3.1
Lensa Mata
3.1.1
Embriologi Lensa
Perkembangan mata mulai tampak pada mudigah 22 hari sebagai
sepasang lekukan dangkal pada sisi kanan dan kiri otak depan. Dengan
menutupnya tabung syaraf, lekukan-lekukan ini membentuk kantong
keluar pada otak depan, yaitu gelembung mata. Gelembung ini selanjutnya
menempel pada ektoderm permukaan dan menginduksi perubahan
ektoderm yang diperlukan untuk pembentukan lensa.
Sel-sel ektoderm permukaan yang semula menempel pada
gelembung mata mulai memanjang dan membentuk plaktoda lensa.
Plaktoda ini selanjutnya melakukan invaginasi dan berkembang menjadi
gelembung lensa. Segera setelah pembentukan gelembung lensa, sel- sel
dinding posterior mulai memanjang ke arah depan dan membentuk
serabut-serabut panjang yang berangsur-angsur mengisi lumen gelembung
lensa tersebut. Menjelang akhir minggu ke-7, serabut-serabut lensa primer
ini mencapai dinding depan gelembung lensa. Akan tetapi, pertumbuhan
lensa tidak berakhir pada tingkat ini saja, karena serabut-serabut lensa
yang baru (sekunder) terus ditambahkan kepada inti sentral tersebut. 5
3.1.2
suspensorium.
Tarikan
dari
serabut-serabut
ligament
3.2.
Katarak
3.2.1. Definisi
Katarak berasal dari Yunani Katarrhakies, Inggris Cataract, dan
Latin cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut
bular dimana penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang
keruh. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat
terjadi akibat hidrasi (penambahan air) lensa, denaturasi protein atau
kedua-duanya. 1
3.2.2. Klasifikasi
Berdasarkan usia, katarak dapat diklasifikasikan dalam :
1. Katarak kongenital
gula
darah.10
Penelitian-penelitian
cross
sectional
1. Katarak traumatik
Katarak traumatik merupakan katarak yang muncul sebagai
akibat cedera pada mata yang dapat merupakan trauma perforasi
ataupun tumpul yang terlihat sesudah beberapa hari ataupun
beberapa tahun. Katarak traumatik ini dapat muncul akut, subakut,
atau pun gejala sisa dari trauma mata. 9
Di Amerika Serikat diperkirakan terjadi 2,5 juta trauma mata setiap
tahunnya. Kurang lebih 4-5% dari pasien-pasien mata yang
membutuhkan perawatan komperhensif merupakan keadaan sekunder
akibat trauma mata. Trauma merupakan penyebab tertinggi untuk buta
monokular pada orang kelompok usia di bawah 45 tahun. Setiap
tahunnya diperkirakan 50.000 orang tidak dapat membaca koran
sebagai akibat trauma mata. Dilihat dari jenis kelamin perbandingan
tejadian katarak traumatik laki-laki dan perempuan adalah 4 : 1.
National Eye Trauma System Study melaporkan rata-rata usia
penderita katarak traumatik adalah 28 tahun dari 648 kasus yang
berhubungan dengan trauma mata. 9
2. Katarak komplikata
Katarak yang terbentuk sebagai efek langsung penyakit
intraokuler pada fisologi lensa (mis, uveitis rekuren yang parah).
Katarak biasanya berawal di daerah subkapsular posterior dan
akhirnya mengenai seluruh struktur lensa. Penyakit-penyakit
intraokuler yang sering berkaitan dengan pembentukan katarak
dalah uveitis kronik atau rekuren, glaukoma, retinitis pigmentosa,
dan pelepasan retina. Katarak ini biasanya unilateral dan prognosis
visualnya tidak sebaik katarak senilis biasa. 7
3. Katarak akibat diabetes melitus
Katarak pada pasien diabetes mellitus dapat terjadi dalam tiga
bentuk :
3.1. Pasien dengan dehidrasi berat, asidosis, dan hiperglikemi
nyata, pada lensa akan terlihat kekeruhan berupa garis akibat
kapsul lensa berkerut
3.2. Pasien diabetes juvenile dan tua tidak terkontrol
10
merokok,
derajat
sosial
ekonomi,
sattus
pendidikan
dan
multivitamin.4
3.2.4. Diagnosis
1. Anamnesis
Pasien sering mengeluh :
1.1. penurunan tajam penglihatan tanpa rasa nyeri
1.2. rasa silau 10
2. Pemeriksaan Fisik
2.1. tajam penglihatan dengan menggunakan snellen chart
11
3.2.5. Penatalaksanaan
Pembedahan dan Lensa Intraokuler
Meski telah banyak usaha yang dilakukan untuk memperlambat
progresivitas atau mencegah terjadinya katarak, tatalaksana masih tetap
dengan pembedahan.
10
sudah menurun sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan seharihari atau bila katarak ini menimbulkan penyulit seperti glaukoma dan
uveitis. 1
1. Tehnik operasi pada pasien katarak dapat dibagi menjadi tiga jenis
yaitu :
1.1. Intracapsular Cataract Extraction (ICCE)
Pembedahan ini dilakukan dengan mengeluarkan seluruh lensa
bersama kapsul. Dapat dilakukan pada zonula zinn yang telah rapuh
atau berdegenerasi dan mudah putus. ICCE dikontraindikasikan pada
pasien berusia kurang dari 40 tahun yang masih mempunyai ligamen
hialoidea kapsular dan penyulit yang dapat terjadi pada pembedahan
ini adalah astigmat, glaucoma, uveitis, endoftalmitis, dan perdarahan. 1
1.2.
pengangkatan
jahitan
kornea
untuk
14
3.2.7. Pencegahan
Sebagai upaya untuk memperlambat peningkatan prevalensi
katarak khususnya pada usia produktif, perlu tindakan pencegahan yang
sesuai dengan faktor risiko katarak yang ada di Indonesia. 4
BAB IV
15
ANALISIS KASUS
Adanya penglihatan kedua mata yang buram secara perlahan tanpa mata
merah yang dirasakan sejak 8 bulan yang lalu. Pandangan silau ada, pandangan
berkabut ada. Penderita melihat lebih terang pada malam atau pagi hari dan lebih
nyaman melihat pada jarak dekat dari pada jauh. Sejak 1 bulan yang lalu,
penderita mengeluh tidak bisa melihat sama pada kedua matanya sehingga semua
aktivitas sehari-hari nya menjadi sangat terbatas.
Dari keluhan penderita maka ada beberapa kemungkinan diagnosis yaitu
katarak, kelainan refraksi, glaukoma kronis, retinopati. Namun penderita
menyangkal adanya nyeri bola mata, pandangan seperti melihat pelangi,
pandangan seperti melihat terowongan, nyeri kepala, mual dan muntah serta
riwayat pemakaian kacamata sebelumnya sehingga glaukoma kronis dan kelainan
refraksi dapat disingkirkan. Sedangkan retinopati belum bisa disingkirkan karena
segmen posterior okuli desktra sinistra belum bisa dinilai. Penurunan visus secara
perlahan pada usia lanjut, dimana pandangan seperti berkabut dan silau pada siang
hari merupakan gejala katarak senilis yang diakibat kan kekeruhan pada lensa.
Dari hasil pemeriksaan oftalmologi ditemukan penurunan visus pada
kedua mata (OD=1/60 psb; OS=6/9 psb) dan tidak mengalami perbaikan saat
dilakukan pinhole sehingga kelainan refraksi dapat disingkirkan. Ditemukan
kekeruhan lensa dengan shadow test (-) pada okuli dekstra sinistra menandakan
bahwa katarak senilis pada penderita sudah mencapai stadium matur. Berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan oftalmologi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pasien
tersebut mengalami katarak senilis stadium matur okuli dekstra sinistra.
Untuk tatalaksana pada pasien ini, disarankan untuk dilakukan
pembedahan (Extra Capsular Cataract Extraction) ECCE+ IOL pada okuli dextra.
Terapi bedah dilakukan karena tajam penglihatan sudah mengganggu pekerjaan
sehari-hari atau bila katarak senilis sudah matur seperti pada pasien ini.
Prognosis ad vitam bonam, karena katarak tidak mengancam jiwa.
Prognosis ad fungtionam adalah dubia ad bonam karena setelah tindakan
16
DAFTAR PUSTAKA
17
1.
2.
3.
(http://www.scribd.com/doc/36492804/katarak)
Tana, Lusianawaty, dkk. 2007. Peranan Pekerjaan terhadap Kejadian
Katarak.
Diakses
dari
Jakarta, Indonesia.
Tana, Lusianawaty, dkk. 2007.Katarak pada Petani dan Keluarganya
di
Kecamatan
Teluk
Jambe
Barat.
Media
Penelitian
dan
6.
7.
8.
9.
10.
files_katarak-traumatik.pdf)
James, Bruce, Chris Chew, Anthony Bron. 2006. Lecture Notes on
Opthalmology (edisi kesembilan). Terjemahan oleh : Asri Dwi
Rachmawati, Penerbit Erlangga, Jakarta, Indonesia, hal. 76.
18
19