NAMA KELOMPOK:
1.
2.
3.
4.
5.
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITA NEGRI SEMARANG
TAHUN AJARAN 2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan
baik. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah umum Pendidikan Pancasila
yang membahas tentang Pancasila sebagai Etika Politik. Terimakasih pula kami ucapkan
kepada dosen yang telah memberikan kepercayaan kepada kelompok kami dalam
menyelesaikan tugas Pendidikan Pancasila yang mengakaji tentang Peranan
Pancasila Sebagai Etika Politik Bangsa.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah ini pada akhirnya. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
umumnya. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Identifikasi Makalah
1.3
Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
17
3.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
18
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.Identifikasi Makalah
Bertitik tolak dari latar belakang, maka permasalahan yang timbul adalah Bagaimana
Pelaksanaan Pancasila sebagai Etika Politik.
1.3.Bataasan Masalah
Mengingat Permasalahan Pancasila yang sangat luas dan kompleks, yaitu menyangkut segala
aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Agar tidak rancu, maka perlu diadakan
pembatasan pembahasannya. Adapun batasan pembahasannya adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pengertian Etika
Pancasila Sebagai Sistem Etika
Etika Politik dan Etika Pancasila
Pengertian Nilai
Nilai nilai etika dalam Politik
Etika dalam Kehidupan Kenegaraan Hukum
Evaluasi Kritis Penerapan Etika dalam Kehidupan Kenegaraan
Etika Politik dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
1.4.Tujuan
Tujuan dan Manfaat
1.
2.
Untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih jauh mengenai Pancasila sebagai
Sistem Etika Politik.
3.
Untuk menambah literatur pengetahuan Pancasila dalam pengamalan kehidupan seharihari khususnya yang berkaitan dengan etika politik.
4.
Memahami, memperdalam, mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan seharihari yang berkaitan dengan etika politik yang sesuai dengan pengamalan Pancasila.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Etika
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah Ethos, yang berarti watak
kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etikabiasanya berkaitan erat dengan perkataan
moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu Mos dan dalam bentuk jamaknya
Mores, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan
perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.Etika dan
moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan,
yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah
untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. Istilah lain yang identik denganetika, yaitu:
Susila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang
lebih baik (su). Akhlak (Arab), berarti moral, dan etikaberarti ilmu akhlak.
Etika termasuk kelompok filsafat praktis dan dibagi menjadi dua kelompok yaitu etika umum
dan etika khusus. Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-aaran
dan pandangan-pandangan moral. Etika adalah suatu ilmu yang menbahasa tentang
bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral terntentu atau bagaimana kita
haru mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan pelbagai ajaran moral
(Suseno, 1987). Etika umum mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap
tindakan manusia, sedangkan etika khusus membahas prinsip-prinsip itu dalam hubungannya
dengan pelbagai kehidupan manusia (Suseno, 1987). Etika khusus dibagi menjadi etika
individual yang membahas kewajiban manusia terhadap diri sendir dan etika sosial
merupakan keawajiban manusia terhadap manusia lain dalam hidup bermasyarakat, yang
merupakan suatu bagian terbesar dari etika khusus.
kelompok bagaimana dengan sesama warga negara. Dalam hidup berkelompok, selain etika
kelompok bagaimana warga negara Indonesia bergaul dalam hidupnya, akan muncul etika
yang berkaitan dengan kerja atau profesi, seperti etika guru/ dosen Indonesia, etika
jurnalistik/ wartawan Indonesia, dan sebagainya.
Uraian tersebut menunjukkan bahwa Pancasila pun memiliki sistem etika seperti yang telah
diuraikan, yaitu memiliki etika yang bersifat umum dan khusus; mengatur etika individual
dan sosial, serta mengembangkan etika yang berkaitan dengan lingkungan dan kerja atau
profesi.
dan dengan penuh keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia tampa pandang bulu. Nilainilai Pancasila tersebut mutlak harus dimiliki oleh setiap penguasa yang berkuasa mengatur
pemerintahan, agar tidak menyebabkan berbaghai penyimpangan seperti yang sering terjadi
dewasa ini. Seperti tindak pidana korupsi, kolusi dan nepotisme, penyuapan, pembunuhan,
terorisme, dan penyalahgunaan narkotika sampai perselingkuhan dikalangan elit politik yang
menjadi momok masyarakat.
Tatanan bermasyarakat
2.
Tatanan bernegara
3.
4.
5.
6.
7.
Tatanan pendidikan
8.
9.
Pada umumnya, kegiatan kenegaraan kaitannya dengan hasil perjanjian bermasyarakat, orang
beranggapan bahwa kegiatan kenegaraan meliputi:
1.
2.
3.
Oleh karena itu, analisis kenegaraan tidak dapat dipisahkan dari analisis tata hukum.
Konstitusi adalah suatu pola hidup berkelompok dalam organisasi negara, yang
seringkali diperluas dalam organisasi apapun. Sebagai pola hidup berkelompok dalam
organisasi negara maka konstitusi pada umumnya memuat:
1. Hal-hal yang dianggap fundamental dalam berorganisasi.
2. Hal-hal yang dianggap penting dalam hidup berkelompok oleh suatu bangsa, sekalipun
oleh bangsa lain tidak dianggap demikian.
3. Hal-hal yang dicita-citakan, sekalipun hal itu seolah-olah sulit untuk dicapai karena
idealistik.
Etika dalam Kehidupan Kenegaraan dan Hukum
Manusia dalam hidupnya tidak lepas dari manusia lain. Untuk itu, manusia perlu hidup
berkelompok (zoon politicon) yang menampilkan insan berfikir sekaligus sebagai insan usaha
( homo economicus). Hal itu dilakukan selain sebagai kodratnya, dimaksudkan untuk
mencapai kesejahteraan bersama.
Bangsa Indonesia memilih bentuk ( organisasi) negara yang dinamakan Republik yang
merupakan suatu pola yang mengutamakan pencapaian kepentingan umum ( respublica) dan
bukan kepentingan perseorangan atau kepentingan golongan.
Pada umumnya, kegiatan kenegaraan kaitannya dengan hasil perjanjian bermasyarakat, orang
beranggapan bahwa kegiatan kenegaraan meliputi:
1.
2.
3.
Oleh karena itu, analisis kenegaraan tidak dapat dipisahkan dari analisis tata hukum.
Konstitusi adalah suatu pola hidup berkelompok dalam organisasi negara, yang
seringkali diperluas dalam organisasi apapun. Sebagai pola hidup berkelompok dalam
organisasi negara maka konstitusi pada umumnya memuat:
1.
2.
Hal-hal yang dianggap penting dalam hidup berkelompok oleh suatu bangsa, sekalipun
oleh bangsa lain tidak dianggap demikian.
3.
Hal-hal yang dicita-citakan, sekalipun hal itu seolah-olah sulit untuk dicapai karena
idealistik.
3.
Menjadi kerangka acuan dalam mengevaluasi pelaksanaan nilai-nilai etika dan moral
dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.
Etika kehidupan berbangsa meliputi sebagai berikut:
a.
Etika ini bertolak dari rasa kemanusiaan yang mendalam dengan menampilkan kembali sikap
jujur, saling peduli, saling memahami, saling menghargai, saling mencintai, dan tolongmenolong di antara sesame manusia dan anak bangsa. Senada dengan itu juga
menghidupkansuburkan kembali budaya malu, yakni malu berbuat kesalahan dan semua yang
bertentangan dengan moral agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa.
b.
Etika ini dimaksudkan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, efesien, dan efektif
serta menumbuhkan suasana politik yang demokratis yang bercirikan keterbukaan, tanggung
jawab, tanggap akan aspirasi rakyat, menghargai perbedaan, jujur dalam persaingan, serta
menjujunjung tinggi hak asasi manusia.
c.
Etika ini bertujuan agar prinsip dan prilaku ekonomi baik oleh pribadi, institusi, maupun
keputusan dalam bidang ekonomi dapat melahirkan ekonomi dengan kondisi yang baik dan
realitas.
d.
Etika ini bertujuan agar penegakan hukum secara adil, perlakuan yang sama dan tidak
diskriminatif terhadap setiap warga Negara di hadapan hukum, dan menghindarkan
peggunaan hukum secara salah sebagai alat kekuasaan.
e.
Etika ini diwujudkan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai ilmu pengetahuan dan teknologi
agar mampu berpikir rasional, kritis, logis, dan objektif.
Dengan berpedoman pada etika kehidupan berbangsa tersebut, penyelenggara Negara dan
warga Negara berprilaku secara baik bersumber pada nilai-nilai pancasila dalam
kehidupannya. Etika kehidupan berbangsa tidak memiliki sanksi hukum. Namun sebagai
semacam kode etik, pedoman etik berbangsa memberikan sanksi moral bagi siapa saja yang
berprilaku menyimpang dari norma-norma etik yang baik. Etika kehidupan berbangsa ini
dapat kita pandang sebagai norma etik Negara sebagai perwujudan dari nilai-nilai dasar
Pancasila.
Etika dan moral bagi manusia dalam kehiduan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat,
senantiasa bersifat relasional. Hal ini berarti bahwa etika serta moral yang terkandung dalam
sila-sila Pancasila, tidak dimaksudkan untuk manusia secara pribadi, namun secara
relasioanal senantiasa memiliki hubungan dengan yang lain baik kepada Tuhan yang maha
esa maupun kepada manusia lainnya.
f.
Etika lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi
kelangsungan kehidupan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lain baik secara langsung
maupun secara tidak langsung.
Jadi, etika lingkungan merupakan kebijaksanaan moral manusia dalam bergaul dengan
lingkungannya.etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan yang menyangkut
lingkungan dipertimbangkan secara cermat sehingga keseimbangan lingkungan tetap terjaga.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan penerapan etika lingkungan
sebagai berikut:
1. Etika Ekologi Dangkal
Etika ekologi dangkal adalah pendekatan terhadap lingkungan yang menekankan bahwa
lingkungan sebagai sarana untuk kepentingan manusia, yang bersifat antroposentris. Etika
ekologi dangkal ini biasanya diterapkan pada filsafat rasionalisme dan humanisme serta ilmu
pengetahuan mekanistik yang kemudian diikuti dan dianut oleh banyak ahli lingkungan.
Jenis-Jenis Etika Lingkungan
Etika Lingkungan disebut juga Etika Ekologi. Etika Ekologi selanjutnya dibedakan dan
menjadi dua yaitu etika ekologi dalam dan etika ekologi dangkal. Selain itu etika lingkungan
juga dibedakan lagi sebagai etika pelestarian dan etika pemeliharaan. Etika pelestarian adalah
etika yang menekankan pada mengusahakan pelestarian alam untuk kepentingan manusia,
sedangkan etika pemeliharaan dimaksudkan untuk mendukung usaha pemeliharaan
lingkungan untuk kepentingan semua makhluk.Kebanyakan para ahli lingkungan ini memiliki
pandangan bahwa alam bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Secara umum, Etika ekologi dangkal ini menekankan hal-hal berikut ini :
BAB.III
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
Kita harus mengerti bagaimana politik itu sendiri yang seharusnya dilaksanakan sesuai
denganamanahpancasila,tudakbertentangandanbukanbagaimanapancasiladipolitikkan
olehparapenguasanegarakhususnyanegaraIndonesia
3.2.SARAN
Sebagai calon penerus bangsa yang ber-intelektual seorang mahasiswa berkewajiban
untuk mempelajari dan menjunjung tinggi pancasila, karena pancasila memberikan dasardasar yang bersifat fundamental dan universal bagi manusia baik dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Daftar Pustaka
Kaelan. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.
Soegito. A. T. Dkk. 2005. Pendidikan Pancasila. Semarang: Pengembangan MKU/MKDKLP3.
Notonagoro. 1980. Beberapa Hal Mengenai Filsafat Pancasila. Jakarta: PT Pancuran Tujuh.
http://chayoy.blogspot.com/2012/06/makalah-etika-politik.html
http://id.wikipedia.org/wiki/pengertian_etika_lingkungan.
http://www.findyou.com.pdf/2010/04/10/Etika_lingkungan_hidup