Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pendahuluan
Setelah lebih dari 5 (lima) tahun ditunggu-tunggu, akhirnya terbitlah Standar
Audit Intern Pemerintah Indonesia (SAIPI). Kerja keras Asosiasi Auditor Internal
Pemerintah Indonesia (AAIPI), khususnya Komite Standar Audit AAIPI ini patut
diapresiasi. Keterlambatan standar ini dapat dipahami mengingat organisasi profesi
audtor (intern), sebagaimana diatur dalam pasal 52 ayat 3, pasal 53 ayat 3, dan
pasal 55 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah, baru terbentuk pada tanggal 30 November 2012 di
Jakarta dengan nama Asosisasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI).
Pasal 53 ayat 3 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (selanjutnya disebut PP 60/2008) menyatakan
bahwa standar audit yang dipakai untuk menjaga mutu hasil audit yang dilaksanakan
APIP disusun oleh organisasi profesi auditor dengan mengacu pada pedoman yang
ditetapkan oleh pemerintah.
Ada beberapa permasalahan yang perlu kita cermati dari standar audit tersebut.
Berikut ini bahasan atas beberapa permasalahan tersebut.
dan
efisien
untuk
kepentingan
pimpinan
dalam
mewujudkan
tata
istilah standar pengawasan intern, bukan audit intern.Demikian juga dengan definisi
yang dibuat, cukup menggunakan pengawasan intern yang sudah didefinisikan
dalam PP 60/2008.Namun jika standar ini dimaksudkan hanya untuk mengatur
kegiatan audit, maka istilah yang digunakan seharusnya standar audit, tanpa kata
intern.Pembahasan lebih lanjut ada di bagian ruang lingkup.
Sistematika Standar
Sistematika standar audit intern yang dibuat oleh AAIPI sesuai dengan daftar isi
dan sistematika adalah sebagai berikut:
a. Pendahuluan
b. Standar Atribut (Attribute Standards) mengatur mengenai karakteristik
umum yang meliputi tanggung jawab, sikap, dan tindakan dari penugasan
audit intern serta organisasi dan pihak-pihak yang melakukan kegiatan audit
intern, dan berlaku umum untuk semua penugasan audit intern. Standar
atribut terdiri dari:
1) Prinsip-prinsip Dasar
2) Standar Umum
c. Standar Pelaksanaan (Performance Standards) menggambarkan sifat
khusus kegiatan audit intern dan menyediakan kriteria untuk menilai kinerja
audit intern. Standar pelaksanaan terdiri dari:
1) Standar Pelaksanaan Audit Intern
2) Standar Komunikasi Audit Intern
Standar ini juga dilengkapi dengan 2 (dua) lampiran yaitu Contoh Rincian
Kegiatan Audit Intern di Lingkungan APIP dan Contoh InternalAudit Charter (Piagam
Audit Intern).
Pendahuluan berisi latar belakang, definisi, tujuan dan fungsi standar, ruang
lingkup, landasan dan referensi, interpretasi dan perubahan, dan sistematika.
Prinsip-prinsip Dasar terdiri dari:
1000 Visi, Misi, Tujuan, Kewenangan dan Tanggung Jawab APIP (Audit
Charter)
1100 Independensi dan Objektivitas
2100
Kewajiban Auditor
2200
4100
Ruang Lingkup
Sesuai dengan pendahuluan standar, AAIPI menyatakan bahwa Standar Audit
ini mengatur mengenai kegiatan audit intern yang dapat dilakukan oleh auditor dan
pimpinan APIP sesuai dengan mandat serta kedudukan, tugas, dan fungsi masingmasing. Lingkup kegiatan audit intern yang dapat dilakukan oleh auditor, dalam
standar dikelompokkan sebagai kegiatan penjaminan kualitas (quality assurance)1
dan kegiatan pengawasan lainnya yang tidak memberikan penjaminan kualitas
(kegiatan consulting). Kegiatan penjaminan kualitas terdiri dari audit, evaluasi, reviu
dan pemantauan/monitoring.
Berdasarkan ruang lingkup di atas, maka wajarlah kalau AAIPI menggunakan
judul Standar Audit Intern, karena standar yang dibuat oleh AAIPI itu berlaku untuk
semua penugasan APIP, bukan khusus kegiatan audit. Dalam beberapa pernyataan
standar dalam Standar Audit tersebut, AAIPI kadang-kadang masih menggunakan
istilah audit, tanpa kata intern.Pengecualian atas standar ini adalah atas penugasan
audit keuangan yang memberikan opini yang wajib menggunakan SPKN yang
diterbitkan oleh BPK-RI dan.atau SPAP yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI).
Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah AAIPI melampaui mandat yang
diberikan sesuai pasal 53 PP 60/2008 mengingat pasal tersebut menyatakan bahwa
mandat yang diberikan kepada organisasi profesi auditor adalah hanya menyusun
standar audit, bukan standar pengawasan intern (atau audit intern menurut AAIPI).
Bahkan untuk penugasan reviu laporan keuangan, yang menetapkan standar
(standard setter) reviu bukan organisasi profesi auditor tetapi oleh Menteri Keuangan
sesuai pasal 57 PP 60/2008. Demikian juga standar setter untuk pejabat pengawas
pemerintah, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman
Pembinaan
dan
Pengawasan
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Istilah penjaminan kualitas (quality assurance) kurang tepat. Sesuai definisi audit intern
yang juga digunakan oleh AAIPI, bahwa audit intern adalah kegiatan yang independen dan
obyektif dalam bentuk pemberian keyakinan (assurance activities), tanpa ada kata kualitas
yang akan memberikan makna jauh berbeda. Hal ini dapat penulis maklumi karena istilah
tersebut ada di penjelasan pasal 48 ayat 2 PP 60/2008 yang menyatakan kegiatan audit,
reviu, evaluasi, dan pemantauan merupakan kegiatan yang berkaitan langsung dengan
penjaminan kualitas (quality assurance)]
5
Daerahadalah
Menteri
yang
menangani
urusan
pemerintahan
di
bidang
Menteri
Negara
Pendayagunaan
Aparatur
Negara
Nomor
Sebagaimana yang dinyatakan dalam definisi, AAIPI menyatakan bahwa SAIPI wajib
dipedomani
oleh
auditor
intern
pemerintah
Indonesia.Selanjutnya,
AAIPI
tetapi
tidak
memasukkan
Standar
Kompetensi
Pengawas
peraturan
perundang-undangan
yang
digunakan
dalam
penyempurnaan
atas
SAIPI
yang
telah
disusunnya
dengan
Daftar Pustaka:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah.
3. Peraturan BPK-RI Nomor 01 Tahun 2007 Tentang Standar Pemeriksaan
Keuangan Negara.
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis
Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di
Daerah dan Angka Kreditnya.
5. Peraturan
Menteri
Negara
Pendayagunaan
Aparatur
Negara
Nomor
tentang
Jabatan
Fungsional
Pengawas
Penyelenggaraan
Urusan
10