PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Definisi Sifilis
Klasifikasi Sifilis
Studi Kasus
BAB II
PEMBAHASAN
menghilang
seketika.
Namun,
pemeriksaan
serologi
lunak
yang
disebut
gumma.
Guma
adalah
lesi
Gambar 1. Chancre sifilis primer pada area anal (a) penis (b) dan
mukosa oral (c).[4]
2.4.3.2. Neurosifilis
Neurosifilis
paresis
dibagi
generalisata,
menjadi
dan
tabes
meningovaskular,
dorsalis.
Sifilis
Beberapa
pemeriksaan
diagnostik
dapat
dilakukan
untuk
positif
maka
pemeriksaan
dilanjutkan
ke
uji
treponemal.[4]
yang
timbul
sebagai
respon
terhadap
10
11
Artinya : wanita yang keji adalah untuk laki laki yang keji, dan
laki laki yang keji adalah untuk wanita wanita yang keji (pula) (Q.S.
An - Nur 24:26).
2.8. Studi Kasus
SKENARIO
Nn. A berusia 20 tahun bekerja sebagai perempuan pekerja seks
selama 1 tahun terakhir. Setiap bulan tempat ia bekerja, dilakukan
pemeriksaan kesehatan rutin IMS (Infeksi Menular Seksual) oleh PKBI
(Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia). Sekitar sebulan sebelum hari
pengkajian oleh kelompok kami, ia mengaku mengetahui mengidap
penyakit sifilis setelah dilakukan pemeriksaan dengan metode VCT
(Voluntary Counseling and Testing) melalui analisis darah yang didapatkan
hasil positif sifilis. Nn. A mengaku mengeluh demam, sakit tenggorokan,
dan malaise sekitar sebulan terakhir. Nn. A mengeluh merasa tidak nyaman
pada area genitalnya seperti ada massa yang mengganjal namun tidak terasa
gatal ataupun sakit. Akibat adanya massa yang mengganjal tersebut, Nn. A
merasa aneh dan saat menyentuh area genitalnya. Karena tidak ada rasa
gatal ataupun sakit Nn. A hanya mengabaikan keadaan tersebut. Setelah
divonis menderita penyakit sifilis dan mengalami gejala yang membuatnya
merasa tidak nyaman, Nn. A langsung dirujuk ke rumah sakit untuk
melakukan pemeriksaan. Setelah diperiksa Nn. A mengatakan bahwa dia
diberi beberapa obat oleh dokter. Nn. A mengaku setelah mengonsumsi obat
obatan tersebut gejala yang dialaminya berkurang sehingga aktivitasnya
dapat berjalan seperti biasa lagi. Nn. A menyatakan saat koitus dengan
pasangan atau pacar- nya dia tidak menggunakan alat kontrasepsi
apapun. Sedangkan, jika melaukan koitus dengan pelanggan dirinya
12
selalu memakai alat kontasepsi. Sampai saat ini, Nn. A selalu rutin
mengikuti pemeriksaan IMS yang selalu diadakan 4 kali sebulan. Dari hasil
observasi pengkajian kelompok kami, Nn. A terlihat enggan terbuka
menceritakan masalah kesehatannya dengan cara menatap ruangan sekitar
dengan gugup. Nn. A menyatakan merasa cemas terhadap penyakitnya
karena merasa takut jika orang lain dan teman temannya akan
menjauhinya apabila mereka mengetahui penyakitnya. Sekaligus, dapat
mengganggu pendapatan dari pekerjaannya sebagai perempuan pekerja
seks.
2.9. Rencana Asuhan Keperawatan
2.9.1. Pengkajian
Nama
: Nn. A
PENGKAJIAN
Usia
: 20 Tahun
Hari / tgl
Pekerjaan
: PPS
2014
: Kamis, 20 November
Pukul
Lokasi
PPPS
(Perhimpunan
Data Objektif
Klien
terlihat
Data Subjektif
enggan Klien mengeluh merasa tidak
menceritakan penyakitnya
ada
massa
yang
mengganjal
Klien
terlihat
memalingkan
lingkungan sekitar
gugup
tatapan
dan Klien
mengaku
mengeluh
menyatakan
tidak
13
Masalah
Keperawatan
Etiologi
Data Fokus
pemaparan
Resiko Infeksi
Meningkatnya
menyatakan
tidak
14
Ansietas
kulit
sifilis)
-
ke
dan
yakni
sifilis
lapisan
gugup
tatapan
lingkungan sekitar.
terlihat
ada
seperti
genitalnya
memalingkan
Kerusakan
Pallidum)
-
penyakitnya)
-
Diagnosis Keperawatan
2.8.3
15
2.9.3.1.
16
2.9.3.2.
Identifikasi
penyebab
yang
mungkin
dari
Identifikasi
perubahan
fisik
pasien
akibat
gaya
hidup
untuk
penyakit sifilis
-
Diskusikan
perubahan
Nama
: Nn. A
IMPLEMENTASI
Usia
: 20 Tahun
17
Pekerjaan
: PPS
Pukul
Lokasi
: PPPS (Perhimpunan
Menjelaskan
patofisiologi
sifilis
kepada
klien
dengan
Mempromosikan
perubahan
gaya
hidup
khususnya
pola
18
19
BAB III
KESIMPULAN
Sifilis merupakan salah satu penyakit menular seksual yang kronis,
progresif, dan mematikan. Di Indonesia dari tahun 2005 2007 prevalensi
penyakit sifilis pada wanita pekerja seks meningkat dari 7,8% menjadi
14,5%. Sifilis disebabkan oleh transmisi bakteri T. Pallidum transmukosal
dan transplasental. Sifilis dapat dibedakan menjadi sifilis dini yang
termasuk didalamnya adalah sifilis fase primer, sekunder, laten dan sifilis
lanjut yang termasuk didalamnya adalah fase tersier. Pemeriksaan
diagnostik dapat dilakukan untuk mendeteksi keberadaan bakteri T.
20
DAFTAR PUSTAKA
21
22