Anda di halaman 1dari 15

BAB 9

REFRIGERASI DAN LIKUIFAKSI

Refrigerasi sangat banyak dipakai untuk mengkondisikan udara pada bangunan gedung,
pengolahan, transportasi dan penyimpanan bahan makanan dan minuman. Pada skala
industri yang lebih besar, refrigerasi dipakai pada pabrik-pabrik es, dan industri dehidrasi
gas. Aplikasi pada industri petroleum, termasuk pemurnian minyak pelumas, serta untuk
industri kimia yang terjadi reaksi kimia pada temperatur rendah.
Selain itu refrigerasi dipakai juga untuk proses pemisahan hidrokarbon yang bersifat
mudah menguap (volatile).
Proses yang berhubungan erat dengan refrigerasi adalah pencairan gas (gas liquifaction)
yang penting untuk aplikasi komersil.
Pada bab ini yang akan dibahas adalah analisis termodinamika yang terjadi pada
refrigerasi dan likuifaksi. Sedangkan mengenai peralatan secara detail dan desainnya
tidak dibicarakan disini .
Istilah refrigerasi menyatakan secara tidak langsung untuk menjaga temperatur agar
selalu berada dibawah temperatur sekitarnya. Hal ini , memerlukan proses penyerapan
panas secara kontinyu pada level temperatur yang diinginkan, biasanya selalu dilengkapi
dengan evaporasi likuid

dengan aliran yang steady state.

Uap yang terbentuk

dikembalikan ke keadaan awal (berupa likuid) untuk dievaporasi kembali.


Secara umum yang banyak dipakai adalah cara sederhana yaitu kompressi dan kondensasi
fluida nya. Sebagai pilihan pemecahannya, panas harus mudah diserap likuid yang
mempunyai volatilitas rendah, kemudian terevaporasi pada tekanan tinggi.
Untuk memahami prinsip refrigerasi, perlu dimengerti lebih dulu tentang

prinsip

refrigerator Carnot .
Refrigerator Carnot
Pada proses refrigerasi kontinyu, panas yang diserap pada temperatur rendah harus
dikeluarkan kembali (rejected) secara kontinyu ke lingkungan sekitarnya(surrounding)

dengan suhu yang lebih tinggi. Pada dasarnya siklus refrigerasi adalah kebalikan dari
siklus heat engine. Panas di transfer dari temperatur rendah ke yang lebih tinggi,
(menurut hukum termo, adalah impossibel , kalau tidak dibantu energi dari luar sistim).
Refrigerator ideal sama seperti heat engine yang ideal yang beroperasi menurut siklus
Carnot. Siklus Carnot terdiri dari 2 langkah isotermal, yaitu (panas diserap) | QC | pada
suhu rendah TC dan (panas dilepas) | QH | pada suhu lebih tinggi TH , serta 2 langkah
proses adiabatis. Siklus memerlukan tambahan kerja bersih ( net work ) W sistim.
Karena U fluida kerja = 0 untuk siklus, hukum pertama termodinamika dituliskan sbb;
W | QH | | QC |

Ukuran efektivitas

suatu

refrigerasi

..(9.1)
dinyatakan

dengan

coefficient

of

performance / c o p atau simbul , didefinisikan sebagai berikut ;

panas diserap pada suhu rendah | QC |

kerja bersih
W

Persamaan (9.1) bila dibagi |QC| :

(9.2)

W
|Q |
H 1
| QC | | QC |

Kombinasikan dengan (5.7), didapatkan persamaan berikut :


T TC
| W | TH

1 H
| QC | TC
TC

sehingga persamaan (9.2) menjadi :

TC
T H TC

..(9.3)

Persamaan ini hanya digunakan pada refrigerator yang beroperasi menurut siklus Carnot.
Sebagai contoh, untuk pendinginan di level 50C, pada surronding 300C, maka harga
refrigerator Carnot adalah ;

5 273,15
11,13
30 273,15 5 273,15

SIKLUS KOMPRESSI UAP


Kompressi uap pada siklus refrigerasi ditunjukkan dalam Gambar 9.1 dibawah ini.
QH
Condensor
Throttle
Valve

Kompressor
Evaporator

QC
Gambar 9.1 Siklus Refrigerasi Carnot

Diagram T S nya digambarkan sperti berikut ;


Const S

3
4

lnP
2
1

S
Gambar. T- S Diagram siklus refrigerasi Carnot

Gambar. P- H Diagram siklus refrigerasi Carnot

Dalam gambar siklus refrigerator Carnot, likuid dievaporasi pada tekanan tetap, karena
ada panas yang diserap pada temperatur rendah dan konstan. Uap yang terbentuk lalu
dikompressi hingga tekanannya lebih tinggi, kemudian didinginkan dan dikondensasikan
pada kondenser dengan melepas panas pada temperatur yang lebih tinggi. Selanjutnya
likuid dari kondenser dikembalikan ke tekanan semula dengan proses ekspansi, untuk
disirkulasikan.

Pada diagram T - S ditunjukkan 4 langkah proses yaitu;

Langkah 1 2 ; proses evaporasi likuid pada tekanan konstan, terjadi penyerapan


panas QC pada temperatur rendah konstan. (proses isotermal)

Langkah 2 3 ; proses

aktual kompressi , garis 2 3

menunjukkan

kompressi isentropis yang irrevesibel.

Langkah 3 4 ; proses kondensasi , melepas panas ke surrounding Q H yang


temperaturnya yang lebih tinggi

Langkah

4 1 : proses ekspansi melalui Throttling process entalpi konstan .

Bila basis diambil = 1 unit massa fluida nya , maka jumlah panas diserap di eveporator
dan panas dibuang pada condenser dapat dihitung dengan persamaan :
| QC | H 2 H1

dan

| QH | H 3 H 4

persamaan diatas mengikuti persamaan (2.32), dan bila perubahan energi potensial dan
kinetik nya diabaikan, maka kerja kompressi adalah ;

W H3 H 2

dan dengan persamaan (9.2) coefficient of performance C O P , adalah ;

H 2 H1
H3 H 4

.(9.4)

Untuk mendesain evaporator, kompressor, kondensor, dan alat pelengkap lainnya, harus
diketahui laju alir sirkulasi refrigeran m&. Harga ini ditentukan dari laju penyerapan panas
di evaporator dengan persamaan berikut ;
m&

| QC |
H 2 H1

(9.5)

PEMILIHAN REFRIGERAN
Pada refrigerator Carnot, coefficient of performance ( c o p ) tidak tergantung pada
refrigeran nya. Akan tetapi, pada kompressi uap dan adanya irreversibilitas tidak terlepas
dari siklus ini. Dalam prakteknya, c.o.p. , dipengaruhi oleh faktor faktor lain yang cukup
luas termasuk refrigerannya.

Faktor-faktor tersebut merupakan karakteristik refrigeran , seperti bersifat racun


(toxicity), mudah nyala (flameability), sifat korosi, harga (cost), dan tekanan uap. Adanya
udara (karena ada bocor) sangat tidak diperbolehkan masuk ke dalam siklus sistim
refrigerasi.
Dengan demikian pemilihan refrigeran tergantung pada karakteristik yang perlu
dipertimbangkan dalam proses siklus.
Beberapa senyawa kimia yang dapat dipakai sebagai refrigeran antara lain , ammonia,
methyl chloride, carbon dioxide, propane, dan hidrokarbon lainnya.
Sejak tahun 1930 an hidrokarbon halogenasi dipakai sebagai refrigeran, seperti chloro
fluoro carbon, CCl3F atau CFC-11 dan CCl2F2 atau CFC-12. Molekul-molekul senyawa
kimia tersebut tetap stabil diatamosfir dalam beratus tahun, yang dapat menyebabkan
lapisan ozone semakin menipis. Karena itu bahan ini tidak diproduksi lagi dan tidak
boleh dipakai lagi berdasarkan pertimbangan lingkungan.
Sebagai gantinya yaitu senyawa yang tidak mengandung chlorin yang menyebabkan
menipisnya lapisan ozone, misalnya senyawa CHCl2CF3 (dichlorotrifluoroethane atau
HCFC-123), CF3CH2F (tetrafluoroethane atau HFC-134a), dan CHF2CF3 (penta
fluoroethane atau HFC-125). Diagram tekanan / entalpi untuk (HFC-134a) diberikan
dalam lampiran, dan tabel 9.1.
Beberapa macam refrigeran yang bisa dipakai

dibrikan dalam nam dagang yaitu,

Ammonia R-717 , Methyl Chlorida R-40, Carbon dioxide R-744, Propane R-290, dan
Freon 12 R-12 dan lain lain dapat dilihat dalam Chem Eng. Hand Book Perry.
Refrigerasi dapat dilakukan secara bertingkat yang disebut sistim Cascade, menggunakan
jenis refrigeran berbeda seperti diagram dibawah ini.

Gambar. Sistim refrigerasi Cascade 2 tingkat


Pada siklus Cascade terdiri dari 2 siklus , siklus 1 dengan refrigeran propylen dan siklus
2 refrigerannya HFC-134.
TH 860 F , TC 00 F

Misalkan kondisi-kondisi yang diinginkan adalah ;


,

TH 100 F

TC 500 F

Pada siklus 1 : tekanan input kompressor 16 psia, dan discharge 58 psia atau pressure
ratio = 3,6.
Pada siklus 2 : tekanan input kompressor 21 psia, dan discharge 112 psia atau ratio
nya = 5,3. Ratio ini masih memenuhi.
Jika dipakai siklus tunggal untuk operasi -500F dan 860F, dengan HFC -134, maka
tekanan uap masuk ke kondensor harusnya sekitar 5,6 psia, suatu tekan dibawah tekanan
atmosfir. Sedangkan tekanan discharge siklus 2 adalah 112 psia, dengan demikian jika
dihitung rasio tekanannya 112/2,6 = 20 , harga ini terlalu tinggi untuk kompressor satu
tingkat pada siklus refrigerasi tunggal.

REFRIGERASI ABSORBSI
Kerja pada kompressi uap refrigerant biasanya diberikan oleh motor listrik. Sumber
energi listrik untuk menggerakkan motor mungkin saja dihasilkan oleh heat engine. Oleh
karena itu dikatakan , kerja untuk refrigerasi berasal dari sumber panas yang level
temperaturnya lebih tinggi . Prinsip ini langsung diterapkan untuk menggunakan panas
sebagai sumber energi pada refrigerasi. Alat yang menggunakan prisip ini disebut Mesin
Refrigerasi Absorbsi.
Kerja yang dibutuhkan refrigerator Carnot, yaitu mengabsorb panas pada temperatur TC
dan melepas panas ke surronding , misalnya pada temperatur TS , sehingga dengan
persamaan (9.2) dan (9.3) didapatkan persamaan ;
W

TS TC
| QC | , dimana |QC| adalah panas yang diabsorb.
TC

Jika sumber panas yang tersedia datas temperatur misalnya = TH ,

TH > TS , maka

Berarti kerja W dapat diperoleh dari beda temperatur TH dan TS . Untuk menghasilkan
kerja W dibutuhkan panas |QH|, dengan persamaan (5.8) diperoleh ;

|W |
T
1 S
| QH |
TH

| QH || W |

dan

TH
TH TS

, lalu substitusikan harga W,

sehingga didapat persamaan berikut ;


| QH | | QC |

TH
TS TC
TH TS
TC

.(9.6)

Skema diagram refrigerator absorbsi ditunjukkan pada Gambar 9.4 dibawah ini.
Pada skema dibagi dua oleh garis putus. Disisi kanan garis putus menunjukkan bagian
atau unit absorbsi , dan dibagian kiri adalah unit refrigerasi kompressi uap refrigeran.
Panas yang diberikan ke proses , kemudian dibuang ke surrounding pada T S , suatu level
temperatur terendah dari heat engine.
Likuid dari absorber yang mengandung refrigeran konsentrasi tinggi, dipompakan untuk
menaikkan tekanannya agar memenuhi tekanan di Kondenser.
Panas dari sumber pada temperatur TH ditransfer ke likuid bertekanan (fluida dari pompa)
sehingga temperaturnya naik dan menguapkan refrigeran dari pelarutnya. Uap refrigeran

keluar dari regenerator mengalir ke condenser, sedangkan solven yang mengandung


refrigeran konsentrasinya relatif rendah dikembalikan ke absorber.

Heat exchanger berfungsi mengkonservasi energi dan menyesuaikan temperatur arus alir
agar sesuai dengan masing-masing arah alirannya. Sumber panas untuk regenerator
biasanya digunakan steam tekanan rendah.
Pada umumnya, sistim refrigerasi absorbsi beroperasi dengan refrigeran air dan larutan
lithium bromide sebagai absorbent . Sistim sangat terbatas dipakai untuk temperatur
refrigerasi diatas titik beku air.
Alternatif sistim lain, digunakan metanol sebagai refrigeran dan polyglycolether sebagai
absorbent. Misalkan , level temperatur refrigerasi 10 0C (TC = 263,15 K) dengan
sumber panas nya adalah steam mengkondens pada tekanan atmosferik (TH = 373,15 K).
Maka untuk temperatur surrounding 30 0C (TS = 303,15 K ), harga minimum yang
mungkin untuk

| QH |
didapat dari persamaan (9.6) adalah sbb ;
| QC |

| QH |
373,15
303,15 263,15

0,81

| QC | 373,15 303,15
263,15
Pada aktual refrigerator absorbsi , harga

| QH |
, bisa 3 kali lebih besar.
| QC |

THE HEAT PUMP


Heat pump, kebalikan dari heat engine, adalah suatu alat untuk pemanas di rumah tangga
dan bangunan gedung-gedung komersil di usim dingin dan sebagai alat pendingin
pada waktu musim panas. Di musim dingin, alat ini beroperasi menyerap panas dari
surrounding dan dilepaskan ke dalam bangunan. Refrigerant menguap didalam coil yang
ditempatkan didalam tanah atau diluar ruangan. Uap bertekanan (vapor compression)
disertai dengan kondensasi, berarti ada panas yang ditransfer ke aliran air atau udara.
Aliran air atau udara ini adalah fluida pemanas bangunan tersebut.
Kompressi harus pada tekanan sesuai dengan temperatur kondensasi refrigeran, yang
lebih bersar dari level temperatur yang diinginkan didalam bangunan.
Biaya operasi yang diperlukan cukup besar adalah biaya instalasi listrik untuk
menggerakkan kompressor. Bila unit mempunyai c.o.p. | QC | / W = 4 , panas tersedia
untuk memanaskan rumah |QH| adalah sama dengan 5 kali energi input kompressor.
Karena itu , nilai keekonomisan heat pump jika difungsikan sebagai pemanas, sangat
tergantung pada biaya listriknya.
Heat pump dapat juga difungsikan sebagai pendingin udara pada musim panas. Diagram
ali refrigerasinya kebalikan dari fungsi pemanas. Fungsi pendingin dapat terjadi dengan
menyerap panas dari bangunan gedung dan dilepas atau dikeluarkan ke koil bawah tanah
atau diluar gedung.
Contoh soal
Sebuah rumah mempunyai alat pemanas di musim dingin, memerlukan kerja 30 kJ s -1 ,
dan bila fungsi pendingin di musim panas diperlukan kerja 60 kJ s -1. Anggaplah alat ini
dipasang untuk menjaga temperatur didalam rumah pada 20 0C di musim dingin , dan
25 0C d musim panas. Dibutuhkan sirkulasi refrigeran melalui interior exchanger coil
pada 30 0C di musim dingin, dan 5 0C di musim panas. Coil bawah tanah menyediakan
sumber panas di musim dingin, dan menyimpan/menampung panas di musim panas.
Temperatur ground selama setahun adalah 15 0C , karakteristik perpindahan panas coil
megharuskan temperatur refrigeran 10 0C di musim dingin, dan 25 0C di musim panas.
Berapakah minimum kebutuhan power untuk pemanasan dimusim dingin, dan untuk
pendinginan dimusim panas.
9

Penyelesaian
Kebutuhan power minimum diberikan dalam heat pump Carnot.
Sebagai pemanas dimusim dingin, koil didalam rumah pada temperatur level tertinggi TH,
maka panas dibutuhkan |QH| = 30 kJ s1, lalu persamaan :
| QC | | QH |

TC
10 273,15
-1
30
28, 02 kJ s
TH
30

273,15

adalah panas yang diserap koil bawah tanah.


Lalu dengan persamaan (9.1),
W | QH | | QC | 30 28, 02 1,98 kJ s-1
karena itu power yang dibutuhkan adalah 1,98 kW
Sebagai pendingin dimusim panas, |Q C| =60 kJ s-1, dan koil dalam rumah temperaturnya
adalah level temperatur terendah TC , kombinasikan persamaan (9.2) dan (9.3) ,
selesaikan untuk W ;
W | QC |

TH TC
25 5
-1
60
4,31 kJ s
TC
5

273,15

power dibutuhkan pada musim panas = 4,31 kW.

PROSES LIKUIFAKSI
Gas yang dicairkan,

secara umum digunakan untuk berbagai keperluan, contohnya

propan cair didalam tabung, dipakai sebagai bahan bakar untuk keperluan domestik,
oksigen cair diperlukan untuk roket, gas alam yang dicairkan untuk transportasi dilautan,
nitrogen cair dipakai untuk refrigerasi pada suhu rendah.
Sealain itu, campuran gas, (seperti udara) dicairkan untuk memisahkan komponen
menjadi masing-masing fraksinya.
Likuifaksi dihasilkan jika gas didinginkan sampai temperatur pada daerah 2 phase
region. Hal ini dapat dicapai dengan beberapa cara ;
1. Dengan heat exchange pada tekanan tetap
2. Dengan proses ekpansi (dimana bisa diperoleh kerja W)
3. Dengan proses Throttling.
10

Ketiga cara ini digambarkan dalam diagram T- S , seperti pada grafik dibawah ini.

Pada proses tekanan tetap ( 1 ), mendekati region 2 phase, dan likuifaksi sangat dekat
dengan temperatur tertentu yang harus diturunkan.
Proses throttling ( 3) tidak menghasilkan likuid, kecuali jika initial state pada tekanan
cukup tinggi , dan temperatur cukup rendah selama proses entalpi konstan , untuk
memotong region 2 phase. Hal ini tidak akan terjadi bila initial state nya dititik A. Jika
initial state di titik A , dimana temperatur nya sama , tetapi tekanannya lebih tinggi dari
titik A, kemudian dengan proses ekspansi entalpi konstan (isentalpi ekspansi) proses( 3 )
dihasilkan pembentukan likiud.
Perubahan keadaan dari A ke A , sangat mudah dilakukan dengan mengkompres gas
hingga ke tekanan final di B, diikuti dengan pendinginan pada tekanan konstan hingga
titik A . Likuifaksi dengan ekspansi isentropis sepanjang proses ( 2 ) dapat dilakukan
pada tekanan rendah (pada temperatur tertentu) dibanding dengan men throttlingnya.
Misalnya , lanjutan proses ( 2 ) dari keadaan awal A , akhirnya dihasilkan likuid.
Proses throttling (3) adalah cara yang umum dipakai pada pabrik komersil skala kecil
untuk pencairan gas. Temperatur gas selama ekspansi akan terus turun. Hal ini tentu saja
sesuai dengan yang terjadi pada kebanyakan gas pada kondisi tekanan dan temperatur
yang umum.
Cara yang paling ekonomis untuk mendinginkan gas untuk dicairkan adalah dengan
counter current heat exchange dengan sejumlah porsi gas yang tidak tercairkan dalam

11

proses throttling proses. Ada 2 proses likuifaksi yang dikenal yaitu proses Linde dan
proses Claude . Diagram alir proses seperti tergambar berikut .

Pada proses Linde, setelah gas dikompress lalu di pre cooled hingga temperatur
ambientnya, dan diteruskan dengan refrigerasi.

Gas yang temperaturnya rendah

dialirkan ke Throttle Valve, sehingga sebagian besar fraksi gas akan mencair.

12

Pada proses Claude, agar lebih efisien, throttle valve diganti dengan expander.
Neraca energi pada proses Claude;
m9 H 9 m15 H15 m4 H 4 W&out
bila ekspander beroperasi secara adiabatis,
Selanjutnya, dari neraca massa nya :

W&out m&12 ( H12 H 5 )

m15 m4 m9 , persamaan energi diatas dibagi

dengan m4 menjadi sbb ;


m&9
m& m&9
m&
H9 4
H15 H 4 12 H12 H 5
m&4
m&4
m&4
jika didefinisikan :

z m&9 / m&4

dan

x m&12 / m&4 , maka persamaan diatas

diselesaikan untuk z , hasilnya sbb ;


z

x H12 H 5 H 4 H15
H 9 H15

...(9.7)

dimana z adalah fraksi aliran masuk sistim heat exchanger yang dapat dilikuifaksi dan x
adalah fraksi yang dibelokkan diantara heat exchanger dengan yang melintas lewat
expander. Harga x adalah variabel desain mesti dispesifikasi sebelum persamaan (9.7)
diselesaikan untuk z.
Pada proses Linde ( z = 0 ) , persamaan diatas menjadi :
z

H 4 H15
H 9 H15

...(9.8)

Karena itu Proses Linde merupakan juga proses Claude yang terbatas, apabila tidak ada
aliran gas tekanan tinggi yang dikirim ke ekspander.
Persamaan (9.7) dan (9.8) diperkirakan tidak ada panas yang mengalir dari surrounding
kedalam sistim. Hal ini tidak mungkin sepenuhnya benar, karena mungkin saja terjadi
kebocoran gas pada temperatur yang sangat rendah, walaupun peralatannya diisolasi
sempurna.
Contoh soal
Gas alam dianggap gas methan murni dicairkan menurut proses Claude.Dikompress
hingga 60 bar dan precooling pada 300 K. Tekanan pada expander dan throttle adalah 1
bar. Recycle methan pada tekanan itu keluar exchanger system (poi 15 pada gbr.9.7)

13

pada 295 K. Diasumsi tidak ada panas surrounding masuk ke sistem, dan efisiensi
ekspander 75 %, keluar dari ekspader adalah saturated vapor. Aliran yang dibelokkan
adalah 25 % dari methan yang masuk ke sistim heat exchanger (x = 0,25), hitunglah
fraksi z atau methan yang menjadi cair, dan berapakah temperatur aliran masuk ke
throttle valve pada tekanan tinggi.
Penyelesaian
Cari data untuk methan dari Hand Book Perry dan Green , dan interpolasi linernya
diperoleh :
H4 = 1140,0 kJ kg-1

(pada 300 K, 60 bar)

H15 = 1188,9 kj kg-1

(pada 295 K, 1 bar )

Dengan interpolasi ln P pada tabel sifat-sifat cairan dan uap saturated, untuk P = 1 bar
didapat ; Tsat = 111,5 K
H9 = 285,4 kJ kg-1

( saturated liqiud)

H12 = 796,9 kJ kg-1

(saturated vapor)

S12 = 9521 kJ kg-1 K-1 ( saturated vapor)


Entalpi aliran yang dibelokkan diantara heat exchenger I dan II , H5 , diperlukan untuk
penggunaan persamaan (9.7), efisiensi ekspander diketahui, setara dengan entalpi H12 ,
yaitu entalpi ekshaust ekspander. Entalpi inlet ekspander H5 ( = H11) lebih kecil
dibanding kalkulasi secara langsung. Persamaan yang memasukkan efisiensi ekspander
dapat dituliskan sbb :

H H12 H 5 H s H12 H 5

diselesaikan untuk H12 didapatkan ; H12 H 5 H12 H 5

..(A)

dimana H12 adalah entalpi pada tekanan 1 bar hasil dari ekspansi isentropis dari poin 5.
Selanjutnya dengan trial and error, asumsi pertama temperatur T5, diarahkan untuk
mendapatkan

H5 dan S5, lalu H12 didapatkan. Kemudian semua kuantitas pada

persamaan (A) akan diketahui , dan terlihat apakah hasilnya memenuhi atau tidak. Jika
belum memenuhi, trial lagi , pilih harga T 5 yang lain, teruskan prosedur yang sama
sampai ditemukan harga yang memenuhi.
Untuk trial T5 = 253,6 K,

H5 = 1009,8 kJ kg-1 (pada 60 bar)

Substitusi ke persamaan (9.7), hasilnya sbb ;

14

0, 25 796,9 1009,8 1140, 0 1188,9


285, 4 1188,9

0,1130

artinya 11,3 % methan yang masuk ke sistim heat exchanger menjadi likuid.
Temperatur pada poin 7 tergantung pada harga entalpinya, dicari dari neraca energi pada
sistim heat exchanger, pada exchanger I ;
m&4 H 5 H 4 m&15 H15 H14 0
dengan m&15 m&4 m&9 dan m&9 / m&4 z , lalu persamaan diatas diubah bentuk sehingga
dihasilkan :
H14

H5 H 4
1009,8 1140, 0
H15
1188,9
1 z
1 0,1130

dimana H14 = 1042,1 kJ kg-1

T14 = 227,2 K

(pada 1 bar)

Untuk exchanger II ;
m&7 H 7 H 5 m&14 H14 H12 0 , dan m&7 m&4 m&12 , m&14 m&4 m&9
dengan definisi z dan x , persamaan diatas diubah bentuk menjadi ;
H7 H5

1 z
1 0,1130
H14 H12 1009,8
1042,1 796,9
1 x
1 0, 25

sehingga H 7 719,8 kJ kg-1

T7 197, 6 K

(pada 60 bar)

Dengan naiknya x , T7 menurun, dan dengan cepat mendekati temperatur saturasi pada
separator dan areanya tanpa batas pada exchanger II.
Karena itu x dari segi cost adalah sangat tinggi pada sistim exchanger.
Batasan untuk x = 0, pada proses Linde, dengan persamaan (9.8) harga z adalah ;
z

1140, 0 1188,9
0, 0541 , artinya hanya 5,41 % gas masuk throttle valve akan
285, 4 1188,9

keluar sebagai likuid. Temperatur gas pada poin 7 , diperleh dari entalpy yang dihitung
berdasarkan neraca energi ;

H 7 H 4 1 z H15 H10

H 7 1140, 0 1 0, 0541 1188,9 796,9 769, 2 kJ kg-1 .


temperatur yang sesuai dengan gas methn masuk throttle valve adalah T7 = 206,6 K .
Soal untuk latihan :
Problem 9.4 , 9.6 , 9.8 , 9.13, 9.15 , 9.17, dan 9.18 , buku Smith Van Ness edisi 6.
15

Anda mungkin juga menyukai