Refrigerasi sangat banyak dipakai untuk mengkondisikan udara pada bangunan gedung,
pengolahan, transportasi dan penyimpanan bahan makanan dan minuman. Pada skala
industri yang lebih besar, refrigerasi dipakai pada pabrik-pabrik es, dan industri dehidrasi
gas. Aplikasi pada industri petroleum, termasuk pemurnian minyak pelumas, serta untuk
industri kimia yang terjadi reaksi kimia pada temperatur rendah.
Selain itu refrigerasi dipakai juga untuk proses pemisahan hidrokarbon yang bersifat
mudah menguap (volatile).
Proses yang berhubungan erat dengan refrigerasi adalah pencairan gas (gas liquifaction)
yang penting untuk aplikasi komersil.
Pada bab ini yang akan dibahas adalah analisis termodinamika yang terjadi pada
refrigerasi dan likuifaksi. Sedangkan mengenai peralatan secara detail dan desainnya
tidak dibicarakan disini .
Istilah refrigerasi menyatakan secara tidak langsung untuk menjaga temperatur agar
selalu berada dibawah temperatur sekitarnya. Hal ini , memerlukan proses penyerapan
panas secara kontinyu pada level temperatur yang diinginkan, biasanya selalu dilengkapi
dengan evaporasi likuid
prinsip
refrigerator Carnot .
Refrigerator Carnot
Pada proses refrigerasi kontinyu, panas yang diserap pada temperatur rendah harus
dikeluarkan kembali (rejected) secara kontinyu ke lingkungan sekitarnya(surrounding)
dengan suhu yang lebih tinggi. Pada dasarnya siklus refrigerasi adalah kebalikan dari
siklus heat engine. Panas di transfer dari temperatur rendah ke yang lebih tinggi,
(menurut hukum termo, adalah impossibel , kalau tidak dibantu energi dari luar sistim).
Refrigerator ideal sama seperti heat engine yang ideal yang beroperasi menurut siklus
Carnot. Siklus Carnot terdiri dari 2 langkah isotermal, yaitu (panas diserap) | QC | pada
suhu rendah TC dan (panas dilepas) | QH | pada suhu lebih tinggi TH , serta 2 langkah
proses adiabatis. Siklus memerlukan tambahan kerja bersih ( net work ) W sistim.
Karena U fluida kerja = 0 untuk siklus, hukum pertama termodinamika dituliskan sbb;
W | QH | | QC |
Ukuran efektivitas
suatu
refrigerasi
..(9.1)
dinyatakan
dengan
coefficient
of
kerja bersih
W
(9.2)
W
|Q |
H 1
| QC | | QC |
1 H
| QC | TC
TC
TC
T H TC
..(9.3)
Persamaan ini hanya digunakan pada refrigerator yang beroperasi menurut siklus Carnot.
Sebagai contoh, untuk pendinginan di level 50C, pada surronding 300C, maka harga
refrigerator Carnot adalah ;
5 273,15
11,13
30 273,15 5 273,15
Kompressor
Evaporator
QC
Gambar 9.1 Siklus Refrigerasi Carnot
3
4
lnP
2
1
S
Gambar. T- S Diagram siklus refrigerasi Carnot
Dalam gambar siklus refrigerator Carnot, likuid dievaporasi pada tekanan tetap, karena
ada panas yang diserap pada temperatur rendah dan konstan. Uap yang terbentuk lalu
dikompressi hingga tekanannya lebih tinggi, kemudian didinginkan dan dikondensasikan
pada kondenser dengan melepas panas pada temperatur yang lebih tinggi. Selanjutnya
likuid dari kondenser dikembalikan ke tekanan semula dengan proses ekspansi, untuk
disirkulasikan.
Langkah 2 3 ; proses
menunjukkan
Langkah
Bila basis diambil = 1 unit massa fluida nya , maka jumlah panas diserap di eveporator
dan panas dibuang pada condenser dapat dihitung dengan persamaan :
| QC | H 2 H1
dan
| QH | H 3 H 4
persamaan diatas mengikuti persamaan (2.32), dan bila perubahan energi potensial dan
kinetik nya diabaikan, maka kerja kompressi adalah ;
W H3 H 2
H 2 H1
H3 H 4
.(9.4)
Untuk mendesain evaporator, kompressor, kondensor, dan alat pelengkap lainnya, harus
diketahui laju alir sirkulasi refrigeran m&. Harga ini ditentukan dari laju penyerapan panas
di evaporator dengan persamaan berikut ;
m&
| QC |
H 2 H1
(9.5)
PEMILIHAN REFRIGERAN
Pada refrigerator Carnot, coefficient of performance ( c o p ) tidak tergantung pada
refrigeran nya. Akan tetapi, pada kompressi uap dan adanya irreversibilitas tidak terlepas
dari siklus ini. Dalam prakteknya, c.o.p. , dipengaruhi oleh faktor faktor lain yang cukup
luas termasuk refrigerannya.
Ammonia R-717 , Methyl Chlorida R-40, Carbon dioxide R-744, Propane R-290, dan
Freon 12 R-12 dan lain lain dapat dilihat dalam Chem Eng. Hand Book Perry.
Refrigerasi dapat dilakukan secara bertingkat yang disebut sistim Cascade, menggunakan
jenis refrigeran berbeda seperti diagram dibawah ini.
TH 100 F
TC 500 F
Pada siklus 1 : tekanan input kompressor 16 psia, dan discharge 58 psia atau pressure
ratio = 3,6.
Pada siklus 2 : tekanan input kompressor 21 psia, dan discharge 112 psia atau ratio
nya = 5,3. Ratio ini masih memenuhi.
Jika dipakai siklus tunggal untuk operasi -500F dan 860F, dengan HFC -134, maka
tekanan uap masuk ke kondensor harusnya sekitar 5,6 psia, suatu tekan dibawah tekanan
atmosfir. Sedangkan tekanan discharge siklus 2 adalah 112 psia, dengan demikian jika
dihitung rasio tekanannya 112/2,6 = 20 , harga ini terlalu tinggi untuk kompressor satu
tingkat pada siklus refrigerasi tunggal.
REFRIGERASI ABSORBSI
Kerja pada kompressi uap refrigerant biasanya diberikan oleh motor listrik. Sumber
energi listrik untuk menggerakkan motor mungkin saja dihasilkan oleh heat engine. Oleh
karena itu dikatakan , kerja untuk refrigerasi berasal dari sumber panas yang level
temperaturnya lebih tinggi . Prinsip ini langsung diterapkan untuk menggunakan panas
sebagai sumber energi pada refrigerasi. Alat yang menggunakan prisip ini disebut Mesin
Refrigerasi Absorbsi.
Kerja yang dibutuhkan refrigerator Carnot, yaitu mengabsorb panas pada temperatur TC
dan melepas panas ke surronding , misalnya pada temperatur TS , sehingga dengan
persamaan (9.2) dan (9.3) didapatkan persamaan ;
W
TS TC
| QC | , dimana |QC| adalah panas yang diabsorb.
TC
TH > TS , maka
Berarti kerja W dapat diperoleh dari beda temperatur TH dan TS . Untuk menghasilkan
kerja W dibutuhkan panas |QH|, dengan persamaan (5.8) diperoleh ;
|W |
T
1 S
| QH |
TH
| QH || W |
dan
TH
TH TS
TH
TS TC
TH TS
TC
.(9.6)
Skema diagram refrigerator absorbsi ditunjukkan pada Gambar 9.4 dibawah ini.
Pada skema dibagi dua oleh garis putus. Disisi kanan garis putus menunjukkan bagian
atau unit absorbsi , dan dibagian kiri adalah unit refrigerasi kompressi uap refrigeran.
Panas yang diberikan ke proses , kemudian dibuang ke surrounding pada T S , suatu level
temperatur terendah dari heat engine.
Likuid dari absorber yang mengandung refrigeran konsentrasi tinggi, dipompakan untuk
menaikkan tekanannya agar memenuhi tekanan di Kondenser.
Panas dari sumber pada temperatur TH ditransfer ke likuid bertekanan (fluida dari pompa)
sehingga temperaturnya naik dan menguapkan refrigeran dari pelarutnya. Uap refrigeran
Heat exchanger berfungsi mengkonservasi energi dan menyesuaikan temperatur arus alir
agar sesuai dengan masing-masing arah alirannya. Sumber panas untuk regenerator
biasanya digunakan steam tekanan rendah.
Pada umumnya, sistim refrigerasi absorbsi beroperasi dengan refrigeran air dan larutan
lithium bromide sebagai absorbent . Sistim sangat terbatas dipakai untuk temperatur
refrigerasi diatas titik beku air.
Alternatif sistim lain, digunakan metanol sebagai refrigeran dan polyglycolether sebagai
absorbent. Misalkan , level temperatur refrigerasi 10 0C (TC = 263,15 K) dengan
sumber panas nya adalah steam mengkondens pada tekanan atmosferik (TH = 373,15 K).
Maka untuk temperatur surrounding 30 0C (TS = 303,15 K ), harga minimum yang
mungkin untuk
| QH |
didapat dari persamaan (9.6) adalah sbb ;
| QC |
| QH |
373,15
303,15 263,15
0,81
| QC | 373,15 303,15
263,15
Pada aktual refrigerator absorbsi , harga
| QH |
, bisa 3 kali lebih besar.
| QC |
Penyelesaian
Kebutuhan power minimum diberikan dalam heat pump Carnot.
Sebagai pemanas dimusim dingin, koil didalam rumah pada temperatur level tertinggi TH,
maka panas dibutuhkan |QH| = 30 kJ s1, lalu persamaan :
| QC | | QH |
TC
10 273,15
-1
30
28, 02 kJ s
TH
30
273,15
TH TC
25 5
-1
60
4,31 kJ s
TC
5
273,15
PROSES LIKUIFAKSI
Gas yang dicairkan,
propan cair didalam tabung, dipakai sebagai bahan bakar untuk keperluan domestik,
oksigen cair diperlukan untuk roket, gas alam yang dicairkan untuk transportasi dilautan,
nitrogen cair dipakai untuk refrigerasi pada suhu rendah.
Sealain itu, campuran gas, (seperti udara) dicairkan untuk memisahkan komponen
menjadi masing-masing fraksinya.
Likuifaksi dihasilkan jika gas didinginkan sampai temperatur pada daerah 2 phase
region. Hal ini dapat dicapai dengan beberapa cara ;
1. Dengan heat exchange pada tekanan tetap
2. Dengan proses ekpansi (dimana bisa diperoleh kerja W)
3. Dengan proses Throttling.
10
Ketiga cara ini digambarkan dalam diagram T- S , seperti pada grafik dibawah ini.
Pada proses tekanan tetap ( 1 ), mendekati region 2 phase, dan likuifaksi sangat dekat
dengan temperatur tertentu yang harus diturunkan.
Proses throttling ( 3) tidak menghasilkan likuid, kecuali jika initial state pada tekanan
cukup tinggi , dan temperatur cukup rendah selama proses entalpi konstan , untuk
memotong region 2 phase. Hal ini tidak akan terjadi bila initial state nya dititik A. Jika
initial state di titik A , dimana temperatur nya sama , tetapi tekanannya lebih tinggi dari
titik A, kemudian dengan proses ekspansi entalpi konstan (isentalpi ekspansi) proses( 3 )
dihasilkan pembentukan likiud.
Perubahan keadaan dari A ke A , sangat mudah dilakukan dengan mengkompres gas
hingga ke tekanan final di B, diikuti dengan pendinginan pada tekanan konstan hingga
titik A . Likuifaksi dengan ekspansi isentropis sepanjang proses ( 2 ) dapat dilakukan
pada tekanan rendah (pada temperatur tertentu) dibanding dengan men throttlingnya.
Misalnya , lanjutan proses ( 2 ) dari keadaan awal A , akhirnya dihasilkan likuid.
Proses throttling (3) adalah cara yang umum dipakai pada pabrik komersil skala kecil
untuk pencairan gas. Temperatur gas selama ekspansi akan terus turun. Hal ini tentu saja
sesuai dengan yang terjadi pada kebanyakan gas pada kondisi tekanan dan temperatur
yang umum.
Cara yang paling ekonomis untuk mendinginkan gas untuk dicairkan adalah dengan
counter current heat exchange dengan sejumlah porsi gas yang tidak tercairkan dalam
11
proses throttling proses. Ada 2 proses likuifaksi yang dikenal yaitu proses Linde dan
proses Claude . Diagram alir proses seperti tergambar berikut .
Pada proses Linde, setelah gas dikompress lalu di pre cooled hingga temperatur
ambientnya, dan diteruskan dengan refrigerasi.
dialirkan ke Throttle Valve, sehingga sebagian besar fraksi gas akan mencair.
12
Pada proses Claude, agar lebih efisien, throttle valve diganti dengan expander.
Neraca energi pada proses Claude;
m9 H 9 m15 H15 m4 H 4 W&out
bila ekspander beroperasi secara adiabatis,
Selanjutnya, dari neraca massa nya :
z m&9 / m&4
dan
x H12 H 5 H 4 H15
H 9 H15
...(9.7)
dimana z adalah fraksi aliran masuk sistim heat exchanger yang dapat dilikuifaksi dan x
adalah fraksi yang dibelokkan diantara heat exchanger dengan yang melintas lewat
expander. Harga x adalah variabel desain mesti dispesifikasi sebelum persamaan (9.7)
diselesaikan untuk z.
Pada proses Linde ( z = 0 ) , persamaan diatas menjadi :
z
H 4 H15
H 9 H15
...(9.8)
Karena itu Proses Linde merupakan juga proses Claude yang terbatas, apabila tidak ada
aliran gas tekanan tinggi yang dikirim ke ekspander.
Persamaan (9.7) dan (9.8) diperkirakan tidak ada panas yang mengalir dari surrounding
kedalam sistim. Hal ini tidak mungkin sepenuhnya benar, karena mungkin saja terjadi
kebocoran gas pada temperatur yang sangat rendah, walaupun peralatannya diisolasi
sempurna.
Contoh soal
Gas alam dianggap gas methan murni dicairkan menurut proses Claude.Dikompress
hingga 60 bar dan precooling pada 300 K. Tekanan pada expander dan throttle adalah 1
bar. Recycle methan pada tekanan itu keluar exchanger system (poi 15 pada gbr.9.7)
13
pada 295 K. Diasumsi tidak ada panas surrounding masuk ke sistem, dan efisiensi
ekspander 75 %, keluar dari ekspader adalah saturated vapor. Aliran yang dibelokkan
adalah 25 % dari methan yang masuk ke sistim heat exchanger (x = 0,25), hitunglah
fraksi z atau methan yang menjadi cair, dan berapakah temperatur aliran masuk ke
throttle valve pada tekanan tinggi.
Penyelesaian
Cari data untuk methan dari Hand Book Perry dan Green , dan interpolasi linernya
diperoleh :
H4 = 1140,0 kJ kg-1
Dengan interpolasi ln P pada tabel sifat-sifat cairan dan uap saturated, untuk P = 1 bar
didapat ; Tsat = 111,5 K
H9 = 285,4 kJ kg-1
( saturated liqiud)
(saturated vapor)
H H12 H 5 H s H12 H 5
..(A)
dimana H12 adalah entalpi pada tekanan 1 bar hasil dari ekspansi isentropis dari poin 5.
Selanjutnya dengan trial and error, asumsi pertama temperatur T5, diarahkan untuk
mendapatkan
persamaan (A) akan diketahui , dan terlihat apakah hasilnya memenuhi atau tidak. Jika
belum memenuhi, trial lagi , pilih harga T 5 yang lain, teruskan prosedur yang sama
sampai ditemukan harga yang memenuhi.
Untuk trial T5 = 253,6 K,
14
0,1130
artinya 11,3 % methan yang masuk ke sistim heat exchanger menjadi likuid.
Temperatur pada poin 7 tergantung pada harga entalpinya, dicari dari neraca energi pada
sistim heat exchanger, pada exchanger I ;
m&4 H 5 H 4 m&15 H15 H14 0
dengan m&15 m&4 m&9 dan m&9 / m&4 z , lalu persamaan diatas diubah bentuk sehingga
dihasilkan :
H14
H5 H 4
1009,8 1140, 0
H15
1188,9
1 z
1 0,1130
T14 = 227,2 K
(pada 1 bar)
Untuk exchanger II ;
m&7 H 7 H 5 m&14 H14 H12 0 , dan m&7 m&4 m&12 , m&14 m&4 m&9
dengan definisi z dan x , persamaan diatas diubah bentuk menjadi ;
H7 H5
1 z
1 0,1130
H14 H12 1009,8
1042,1 796,9
1 x
1 0, 25
T7 197, 6 K
(pada 60 bar)
Dengan naiknya x , T7 menurun, dan dengan cepat mendekati temperatur saturasi pada
separator dan areanya tanpa batas pada exchanger II.
Karena itu x dari segi cost adalah sangat tinggi pada sistim exchanger.
Batasan untuk x = 0, pada proses Linde, dengan persamaan (9.8) harga z adalah ;
z
1140, 0 1188,9
0, 0541 , artinya hanya 5,41 % gas masuk throttle valve akan
285, 4 1188,9
keluar sebagai likuid. Temperatur gas pada poin 7 , diperleh dari entalpy yang dihitung
berdasarkan neraca energi ;
H 7 H 4 1 z H15 H10