PENDAHULUAN
1.1
Judul Skripsi
Analisis Pengaruh Fragmentasi Hasil Peledakan terhadap Produktivitas
Analisis
Pengaruh Fragmentasi Hasil Peledakan terhadap Produktivitas Alat Muat pada PT.
Berau Coal, Tanjungredep, Kalimantan Timur.
1.3
Perumusan Masalah
Pada penelitian ini akan dilakukan pengamatan , pengukuran , perhitungan
dan analisis fragmentasi hasil peledakan terhadap penggunaan bahan peledak baik
berdasarkan densitas bahan peledak , powder factor dan geometri peledakan yang
dilakukan oleh perusahaan.
1.4
Batasan Masalah
Batasan masalah yang dilakukan pada penelitian ini merujuk kepada :
1. Penelitian dilakukan pada lokasi penambangan.
2. Mengkaji geometri peledakan dan powder factor (PF) yang digunakan oleh
perusahaan.
3. Perbandingan
dan
perhitungan
fragmentasi
menggunakan
metode
Hipotesa
Hasil dari fragmentasi peledakan akan menghasilkan perhitungan
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah :
1. Masukan bagi perusahan dalam melakukan perencanaan peledakan.
Metode Penelitian
Metode penelitian meliputi :
1. Studi literatur.
Dilakukan dengan cara mencari bahan-bahan pustaka yang bertujuan dengan
penelitian yang akan dilakukan dari buku-buku dan laporan penelitian yang ada.
2. Observasi lapangan.
3. Pengambilan data.
a. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari hasil
pengamatan di lapangan. Data primer yang didapatkan pada saat penelitian
sebagai berikut :
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, yaitu
data yang didapat dengan menyalin dari data yang sudah ada. Data sekunder yang
didapatkan pada saat penelitian adalah:
4. Pengolahan dan analisis data.
Pengolahan data dapat dilakukan dengan melakukan perhitungan-perhitungan
secara teoritis kemudian menganalisis hadil pengolahan data tersebut dengan
menggunakan :
a. Perhitungan geomteri peledakan.
b. Menganalisis frakmentasi hasil
peledakan
secara
actual
dengan
BAB II
LANDASAN TEORI
3m
3m
2,5 m
3m
Bidang bebas
Bidang bebas
a. Pola bujursangkar
b. Pola persegipanjang
3m
3m
2,5 m
3m
Bidang bebas
c. Pola zigzag bujursangkar
Bidang bebas
d. Pola zigzag persegipanjang
Gambar 2.1
Pola Pemboran (Suwandi, 2009)
2.3 Pola Peledakan
Pola peledakan merupakan urutan waktu peledakan antara lubang lubang
bor dalam satu baris dengan lubang bor pada baris berikutnya ataupun antara
lubang bor yang satu dengan lubang bor yang lainnya. Pola peledakan ini
ditentukan berdasarkan urutan waktu peledakan serta arah runtuhan material yang
diharapkan. Urutan waktu peledakan juga sangat mempengaruhi arah dan ukuran
material yang terledakan.
Gambar 2.2
Pola Peledakan Berdasarkan Sistem Inisiasi (Suwandi, 2009)
Berdasarkan arah runtuhan batuan, pola peledakan diklasifikasikan sebagai
berikut :
1.
Box cut, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya ke depan
2.
Mengurangi getaran.
2.
3.
4.
5.
KOLOM LUBANG
LEDAK ( L )
H
PC
Gambar 2.3
Geometri Peledakan Jenjang (Suwandi, 2009)
Terminologi dan simbol yang digunakan pada geometri peledakan seperti
terlihat pada Gambar 2.3 yang artinya sebagai berikut:
B = burden
;L
S = spasi
;T
= penyumbat (stemming)
Burden (B)
Burden yaitu jarak tegak lurus terpendek antara muatan bahan peledak
dengan bidang bebas yang terdekat atau ke arah mana pelemparan batuan akan
terjadi :
a. Burden terlalu kecil: bongkaran terlalu hancur dan tergeser dari dinding
jenjang serta kemungkinan terjadinya batu terbang sangat besar.
b. Burden terlalu besar : Fragmentasi kurang baik ( gelombang tekan yang
mencapai bidang bebas menghasilkan gelombang tarik yang sangat lemah di
Keterangan:
B = burden (ft),
de = diameter bahan peledak (inci),
Spacing (S)
Spasi adalah jarak diantara lubang ledak dalam satu garis yang sejajar
H/B < 4
Serentak
Tunda
H/B > 4
H 2B
3
H 7B
8
S = 2B
S = 1,4 B
2.4.3
Stemming (T)
Stemming disebut juga collar. Stemming berfungsi untuk mengurung
gas yang timbul dan mendapatkan stress balance, maka steamming sama dengan
burden. Jenis batuan massif dengan persamaan T = B, sedangkan batuan berlapis
T = 0,7 B.
2.4.4
Subdrilling
Subdrilling merupakan tambahan kedalaman dari lubang bor di bawah
rencana lantai jenjang. Subdrilling berfungsi supaya batuan dapat meledak secara
full face sebagaimana yang diharapkan. Lantai yang tidak rata disebabkan oleh
tonjolan tonjolan yang terjadi setelah dilakukan peledakan akan menyulitkan
waktu pemuatan dan pengangkutan.
struktur dan jenis batuan dan arah lubang bor. Pada lubang bor yang miring,
subdrilling lebih kecil. Sub Drilling (J) = 0,3 B.
2.4.5
aspek, yaitu :
1.
getaran tanah.
2.
Biaya pengeboran.
Dalam menyusun perencanaan geometri lubang ledak untuk proses
peledakan, tinggi jenjang (H) dan burden (B) sangat erat hubungannya untuk
keberhasilan peledakan dan ratio perbandingan antara tinggi jenjang dengan
burden H/B (yang dinamakan Stifness Ratio) yang bervariasi memberikan respon
berbeda yang ditimbulkan setiap proses peledakan di lakukan terhadap
fragmentasi distribusi ukuran material yang dihasilkan, airblast, flyrock, dan
getaran tanah yang besaran dan dampak yang akan ditimbulkan harus sesuai
dengan standar aman yang telah ditetapkan dari pemerintah dan hal tersebut
haruslah menjadi perhatian penting dan hasilnya seperti terlihat pada Tabel 2.2.
Adanya dampak yang akan muncul dimungkinkan untuk melakukan evaluasi
secara bertahan terhadap proses peledakan yang dilakukan. Penentuan diameter
lubang ledak untuk proses peledakan dapat ditentukan secara sederhana dengan
menerapkan Aturan Lima (Rule of Five), yaitu menentukan ketinggian jenjang
(dalam feet) Lima kali dari diameter lubang ledaknya (dalam inci).
Tabel 2.2
Potensi yang Terjadi Akibat Variasi Stiffness Ratio (C.J. Konya, 1990)
Stifness
Ratio
1
Fragmentasi
Buruk
Ledakan
Batu
Getaran
udara
terbang
tanah
Besar
Banyak
Besar
Komentar
Banyak muncul backbreak di bagian toe.
Jangan dilakukan dan
rancang ulang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Bila memungkinkan,
rancang ulang
Baik
Kecil
Sedikit
Kecil
Kontrol dan
fragmentasi baik
Memuaskan
Sangat
Sangat
Sangat
kecil
sedikit
kecil
yang sama.
Sistem inisiasi harus lebih akurat.
Tingginya tingkat getaran.
Resiko terjadinya batuan terbang (flyrock) lebih tinggi.
Tingginya tingkat kebisingan yang akan muncul setelah dari proses peledakan
yang dilakukan.
Adapun keuntungan dengan meningkatkan besar ukuran diameter lubang
ledak antara lain:
1. Tingkat produksinya tinggi.
kedalaman lubang.
d. Pola peledakan
e. Bahan peledak
ukuran
fragmentasi
diukur
berdasarkan
batuan
hasil
0,8
( )
Q 6
..
(2.2)
Keterangan :
Qe E
115
Kuznetsov (1983) melakukan pengembangan modifikasi persamaan
0,8
( )
Qe 6
E
115
19 /30
( )
..(2.3)
Keterangan:
( )
19/ 30
( )
Keterangan:
..(2.4)
kelima
parameter
dalam
perhitungan
besar
nilai
indeks
Parameter
Rock Mass Description (RMD)
Powdery / Friable
Pembobotan
10
Blocky
20
Totally Massive
50
10
20
50
10
20
30
40
Hardness (H)
SGI = 25 x SG -50
1 - 10
Hubungan antara kelima parameter tersebut terhadap Blastability index (BI) dapat
dilihat pada persamaan berikut :
BI = 0,5 x (RMD+JPS+JPO+SGI+H)
......(2.5)
menentukan
distribusi
fragmen
batuan
hasil
peledakan
( XcX )
Rx=e
....
(2.7)
Keterangan :
R = Persentase massa batuan yang lolos dengan ukuran X (cm)
Xc= Karakteristik ukuran (cm)
X = Ukuran Ayakan (cm)
n = Indeks Keseragaman
Persamaan
mengetahui
distribusi
fragmentasi
digunakan
rumus
D
30 B 1+mb
2
1 t
d
2
B
Ib
Hb
0,3
)( )
C ( n ) .........(2.8)
Keterangan :
m b = nisbah perbandingan spasi dan burden
Dt
Ib
B = burden, meter
n s = faktor penggabungan scatter of delay time yang digunakan dalam
peledakan
Faktor
ns
berikut :
n s=0,206+ 1
Rs =
Tr
Tx
Rs
4
0,8
......(2.9)
...
(2.10)
Keterangan :
Tr
gambar
dari
video
(video
capture)
dengan
Scion
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Framegrabber.
Digital Video Capture dengan IEEE 1394 (fireware).
Kelebihan prosesing gambar standar (Scaling, filtering, dan sebagainya).
Peralatan edit gambar (image editing tools).
Digitasi automatik partikel batuan.
Identifikasi automatik partikel halus.
Menggunakan ukuran ayakan yang bisa disesuaikan (standar ISO, US,
9.
10.
11.
UK).
Hasil berupa grafik distribusi ukuran butir yang bisa disesuaikan.
Basis pelaporan dalam HTML dan Text.
Menggunakan perhitungan algoritma untuk menggabung dua gambar yang
berbeda skala.
12. Kalkulasi automatik parameter dengan pendekatan metode distribusi
Rossin-Ramler atau Schumann.
Split Desktop merupakan program pemprosesan gambar (image analysis)
untuk menentukan distribusi ukuran dari fragmen batuan pada proses
penghancuran batuan yang terjadi pada proses penambangan. Program Split
Desktop dijalankan oleh insinyur tambang atau teknisi di lokasi tambang dengan
mengambil input data berupa foto digital fragmentasi. Sistem Split Desktop terdiri
dari software, computer, keyboard dan monitor. Terdapat mekanisme untuk
mengunduh gambar dari kamera digital ke dalam komputer. (Duna, 2010).
2.10
Wo
100
Wt
..(2.11)
Keterangan:
Tf = tingkat fragmentasi batuan ,%
Wo = berat batuan hasil peledakan 80 cm, ton
Wt = berat keseluruhan batuan yang terbongkar, ton
80 cm dihitung dari
data berat batuan yang terangkut oleh alat setiap trip alat muat yang digunakan
untuk mengisi 1 trip alat angkut. Berat muatan alat angkut dihitung dengan
persamaan :
T =Fp Vm Np Di ...(2.12)
Keterangan:
T
3600
qE
CT
..
(2.14)
Keterangan :
Q = Produktivitas alat gali muat, m3/jam
q
E = Efisiensi kerja
CT = Cycle Time, detik
Pembatasan yang mengikuti pandangan dari produksi para teknisi
peledakan terhadap prediksi model fragmentasi adalah sebagai berikut : (Scott,
1993)
3.1
perhitungan aktual lapangan yang bertujuan untuk mendapatkan hasil pada waktu
sekarang yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian yang dilakukan.
Rancangan kegiatan penelitian ini terdiri dari 4 tahapan yaitu tahap persiapan,
tahap pengumpulan data, tahap pengolahan data, dantahap penyusunan laporan
akhir. Adapun rincian tahapan tersebut antara lain :
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan penyusunan usulan tugas akhir. Sasaran utama studi
pendahuluan ini adalah gambaran umum daerah penelitian. Studi literatur
dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang menunjang kegiatan
penelitian, yang diperoleh dari :
a.
Instansi terkait.
b.
Perpustakaan.
c.
Informasi penunjang lainnya.
d.
Konsultasi dosen keahlian.
2. Pengamatan Lapangan
Pengamatan di lapangan ditujukan untuk mendapatkan data-data yang
diperlukan secara langsung di lapangan yang tidak dapat dilakukan di lain waktu.
Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan dan pengukuran yang dilakukan
di lapangan.
3. Pengolahan Data
meliputi:
1.
2.
3.
primer dan data sekunder. Data yang termasuk dalam data primer antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
keseluruhan data yang di dapat di lapangan baik itu merupakan data primer
maupun data sekunder dan di lihat saling keterkaitannya satu sama lainnya. Dalam
penelitian ini pengolahan data yang dilakukan antara lain :
1. Perhitungan geometri peledakan dan powder factor (PF) yang efisien.
2. Perhitungan distribusi fragmentasi hasil peledakan dengan menggunakan
metode teoritis dan aktual.
3. Perhitungan produktivitas alat muat dengan memonitoring alat muat yang
berkeja di lapangan.
3.4
2.
3.
4.
3.5
Tahapan Penelitian
BAB IV
RENCANA PENELITIAN
4.1
No.
4.2
Kegiatan
Study literatur
Orientasi lapangan
Pengambilan data
Pengolahan data
Pembuatan draft
RINGKASAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
I.2. Tujuan Penelitian
I.3. Rumusan Masalah
I.4. Batasan Masalah
I.5. Hipotesa
Februari
Maret
April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
I.6.
I.7.
Metode Penelitian
Manfaat Penelitian
II
TINJAUAN UMUM
2.1. Lokasi dan Kesampaian Daerah
2.2. Keadaan Geologi
2.3. Iklim dan Curah Hujan
2.4 Kualitas Batubara
2.5 Target Produksi
2.6 Kegiatan Penambangan
III
DASAR TEORI
3.1. Fragmentasi
3.2. Geometri Peledakan
3.3. Pola Pemboran
3.4. Pola Peledakan
3.5. Teori Perhitungan Distribusi Material
3.6. Pengambilan Data Photographic
IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Lokasi Penelitian
4.2. Struktur Massa Batuan di Lokasi Penelitan
4.3. Pengamatan dan Pengukuran Fragmentasi Hasil Peledakan
4.4. Data Hasil Pengukuran Fragmentasi
4.5. Pengolahan Data
4.6 Percobaan (trial)
4.7 Perhitungan Metode Teoritis dan Aktual
V
PEMBAHASAN
5.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Fragmentasi
5.2. Analisis Fragmentasi Teoritis
5.3. Analisis Fragmentasi Photographic
5.4. Perhitungan Produktivitas
VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
6.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA