Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat melakukan analisis kadar air pada setiap bahan pangan.
2. Mahasiswa dapat menentukan bahan pangan yang ditetapkan kadar airnya dengan
metode oven.
II. BAHAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Bahan
- Tepung beras
- Tapioka
- terigu
2. Alat
- Oven dengan kisaran suhu 100 C 102 C
- Cawan (stainless stell, aluminium, nikel atau porselen). Gunakan cawan
lengkap dengan tutupnya. Untuk bahan-bahan yang memberikan efek korosif,
-
III.DASAR TEORI
Air dalam bahan pangan hasil pertanian dibedakan atas air bebas dan air terikat. Air
bebas adalah air yang dapat dikeluarkan atau di bebaskan dengan mudah dari bahannya,
misalnya dengan pemanasan. Air terikat meliputi (1) air yang teradsopsi pada dinding sel dan
komponen-komponen sel seperti protein, pati, selulosa dan lain-lain, (2) ait yang terikat secara
kimiawi pada senyawa-senyawa karbohidrat (antara lain glukosa, maltosa, laktosa), garam (air
krista garam seperti K-tartrat). Protein dan lain-lain.
Kadar air bahan pangan merupakan pengukuran jumlah air total yang terkandung dalam
bahan pangan, tanpa memperlihatkan kondisi atau derajat keterikatan air.
Kadar air bahan pangan dapat diukur dengan berbagai cara. Metode umum yang
dilakukan di laboraturium adalah dengan pemanasan di dalam oven.
Metode ini digunakan untuk keseluruhan produk makanan, kecuali jika produk tersebut
mengandung komponen-komponen yang mudah menguap atau jika produk tersebut
mengalami dekomposisi pada pemanasan 100 C.
Macam-Macam Metode Analisa Kadar Air
2. Metode Destilasi
Penentuan kadar air dari bahan-bahan yang kadar airnya tinggi dan mengandung
senyawa-senyawa yang mudah menguap ( volatile ) seperti sayuran dan susu, menggunakan
cara destilasi dengan pelarut tertentu, misalnya toluen, xilol, dan heptana yang berat jenisnya
lebih rendah daripada air
Cara penentuannya adalah dengan memberikan zat kimia sebanyak 75-100 ml pada
sampel yang diberikan mengandung air sebanyak 2-5 ml kemudian dipanaskan sampai
mendidih. Uap air dan zat kimia tersebut diembunkan dan ditampung dalam tabung
penampung. Karena berat jenis air lebih besar daripada zat kimia tersebut maka air akan
berada dibagian bawah pada tabung penampung. Bila pada tabung penampung dilengkapi
skala maka banyaknya dapat diketahui. Cara destilasi ini baik untuk menentukan kadar air
dalam zat yang kandungan airnya kecil yang sulit ditentukan dengan cara gravimetri.
Penetuan kadar air ini hanya memerlukan waktu 1 jam (Sudarmadji, 2003).
3. Metode Kimiawi
Ada beberapa cara penentuan kadar air dalam bahan secara kimiawi yaitu antara lain :
a. Cara Titrasi Karl Fischer
Karl fischer pada tahun 1935 mengunakan cara pengeringan berdasarkan reaksi kimia air
dengan titrasi langsung dari bahan basah dengan larutan iodin, sulfur dioksida, dan piridina
dalam metanol. Perubahan warna menunjukan titik akhir titrasi (Winarno ,1992 ). Prinsip
metode ini adalah melakukan titrasi sampel dengan larutan iodin dalam methanol dan piridin.
Jika masih ada air dalam bahan maka iodine akan bereaksi, tetapi bila air habis maka iodine
akan bebas.
Untuk zat-zat yang melepaskan air secara perlahan-lahan, maka pada umumnya
dilakukan titrasi tidak langsung. Kecuali dinyatakan lain dalam monografi maka penetapan
kadar air dilakukan dengan titrasi langsung (MMI, 1989).
b. Cara Kalsium Karbid
Cara ini berdasarkan reaksi antara kalsium karbid dan air menghasilkan gas asetilin.
Cara ini sangat cepat dan tidak memerlukan alat yang rumit. Jumlah asetilin yang terbentuk
dapat diukur dengan berbagai cara (Sudarmadji,2003).
Kandungan air dalam bahan makanan ikut menentukan kesegaran dan daya tahan
bahan itu sendiri. Sebagian besar dari perubahan-perubahan bahan makanan terjadi dalam
media air yang ditambahkan atau berasal dari bahan itu sendiri. Menurut derajat keterikatan
air dalam bahan makanan atau bound water dibagi menjadi 4 tipe, antara lain :
1. Tipe I adalah tipe molekul air yang terikat pada molekul-molekul air melalui suatu
ikatan hydrogen yang berenergi besar. Molekul air membentuk hidrat dengan
molekul-molekul lain yang mengandung atom-atom O dan N seperti karbohidrat,
protein atau garam.
2. Tipe II adalah tipe molekul-molekul air membentuk ikatan hydrogen dengan molekul
air lain, terdapat dalam miro kapiler dan sifatnya agak berbeda dari air murni.
3. Tipe III adalah tipe air yang secara fisik terikat dalam jaringan matriks bahan seperti
membran, kapiler, serat dan lain-lain. Air tipe inisering disebut dengan air bebas.
4. Tipe IV adalah tipe air yang tidak terikat dalam jaringan suatu bahan atau air murni,
dengan sifat-sifat air biasa (Winarno 1992).
NO.
1
2
3
Berat sampel
Berat cawan
Berat sampel
Berat cawan
sebelum di oven
+sampel
setelah di oven
kosong (gram)
(gram)
W1
5,0460
5,0298
5,0323
setelah di oven
(gram)
W2
4,4582
4,5101
4,4638
58,5576
51,4884
50,4955
(gram)
63,0158
55,9985
54,9593
Selisih berat
(gram)
W3
0,5878
0,5197
0,5685
NO.
W1
W2
1
5,0460
4,4582
2
5,0298
4,5101
3
5,0323
4,4638
Keterangan :
1 = tepung terigu
2 = tepung maizena
3 = tepung kanji (sagu)
% BK = % berat kering
% BB = % berat basah
TP = total padatan
W3
0,5878
0,5197
0,5685
% BK
13,18
11,52
12,73
% BB
11,65
10,33
11,29
VI. PERHITUNGAN
% BK =
W3
W2
x 100 %
% BB =
W3
W1
x 100 %
Total padatan =
W2
W1
x 100 %
Selisih berat (W3) = berat sampel (W1) - berat sampel setelah dikeringkan (W2)
1. Sampel tepung terigu
W3
= 5,0460 gr - 4,4582 gr
= 0,5878 gr
% BK =
0,5878
4,4582
x 100 % = 13,18 %
% BB =
0,5878
5,0460
x 100 % = 11,65 %
Total padatan =
4,4582
5,0460
x 100 % = 88,35 %
TP
88,35
89,67
88,70
W3
= 5,0298 gr - 4,5101 gr
= 0,5197 gr
% BK =
0,5197
4,5101
x 100 % = 11,52 %
% BB =
0,5197
5,0298
x 100 % = 10,33 %
Total padatan =
4,5101
5,0298
x 100 % = 89,67 %
% BK =
0,5685
4,4638
x 100 % = 12,73 %
% BB =
0,5685
5,0323
x 100 % = 11,29 %
Total padatan =
4,4638
5,0323
x 100 % = 88,70 %
VII.
ANALISIS
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kadar air dalam suatu sampel. Kadar air adalah
perbedaan antara berat bahan sebelum dan sesudah dilakukan pemanasan. Sampel yang
digunakan adalah tepung terigu, tepung tapioka (sagu/kanji) dan tepung maizena. Metode
yang digunakan dalam penentuan kadar air ini adalah metode oven yang mana pada
prinsipnya yaitu menguapkan air yang ada dalam bahan dengan jalan pemanasan sehingga
diperoleh zat padat yang bebas air.
Dari data yang didapatkan total padatan pada tepung terigu 88,35 %, tepung
maizena 89,67 % dan tepung tapioka (sagu/kanji) 88,70 %. Kadar air ketika sebelum terjadi
nya pengeringan yaitu tepung terigu 11,65 %, tepung maizena 10,33 %, tepung tapioka
(sagu/kanji) 11,29 %. Sedangakan kadar air setelah di masukkan oven yaitu tepung terigu
13,18 %, tepung maizena 11,52 %, dan tepung tapioka (kanji/sagu) 12,73 %. Kadar air dalam
suatu bahan pangan sangat berpengaruh pada mutu produk pangan tersebut. Semakin banyak
kadar air yang terkandung, umur simpannya semakin sebentar, karena kalau suatu bahan
banyak mengandung kadar air, maka sangat memungkinkan adanya mikroba yang tumbuh.
Oleh karena itu kita harus mengetahui kandungan air dalam suatu bahan agar dapat
memprekdisikan umur simpannya.
VIII. KESIMPULAN
Dari praktikum dapat disimpulkan bahwa:
- Penentuan kadar air dilakukan untuk mementukan berapa kadar air yang
terkandung di dalam bahan, jika semakin banyak maka umur simpannya
sebentar dan otomatis memungkinkan akan adanaya mikroba yang tumbuh
-
semakin cepat.
total padatan yang diperoleh yaitu :
tepung terigu 88,35 %, tepung maizena 89,67 % dan tepung tapioka
(sagu/kanji) 88,70 %.
Palembang.
http://nuruszahro.blogspot.com/2013/10/laporan-analisa-kadar-air_25.html
http://faridahanumgm47.blogspot.com/2012/03/penetapan-kadar-airmetode-oven
X. GAMBAR ALAT