RUMAH SAKIT.
I.
PENDAHULUAN
Upaya Bangsa Indonesia untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, adalah meliputi
kesehatan badaniah, rohaniah dan sosial dan bukan hanya keadaan
yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan.
Kegiatan ini harus bersifat menyeluruh , terpadu, merata, dapat diterima
dan terjangkau oleh seluruh masyarakat, dan masyarakat perlu aktif
berperan serta. Segala upaya ini harus dilakukan secara merata kepada
seluruh lapisan masyarakat dengan menggunakan hasil pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi dan dengan biaya yang dapat dipikul
oleh masyarakat dan negara. Upaya dalam bidang kesehatan telah
dijabarkan dalam Sistem Kesehatan Nasional yang hakikatnya adalah
berupa pemikiran dasar yang memberi arah dan tujuan, terpadu dan
berkesinambungan sebagai bagian dari Pembangunan Nasional.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka Dasar-Dasar Pembangunan
Kesehatan Nasional antara lain adalah:
A. Semua Warga Negara berhak memperoleh derajat kesehatanyang
setinggi-tingginya, agar dapat bekerja dan hidup layak sesuai
dengan martabat manusia.
B. Pemerintah dan masyarakat bertaggung jawab dalam memelihara
mempertinggi derajat kesehatan rakyat.
C. Penyelenggaraan upaya kesehatan diatur oleh Pemerintah dan
dilakukan secara serasi dan seimbang oleh Pemerintah dan
masyarakat, serta dilaksanakan terutama melalui upaya peningkatan
dan pencegahan yang dilakukan secara terpadu dengan upaya
penyembuhan dan pemulihan yang dilakukan.
D. Sesuai dengan azas adil dan merata, hasil-hasil yang dicapai dalam
pembangunan kesehatan harus dapat dinikmati secara merata oleh
seluruh penduduk.
Usaha kesehatan di atas mencakup usaha peningkatan (Promotif)
pencegahan
(preventif),
(rehabilitatif).
Dalam
penyembuhan
upaya
(kuratif)
penyembuhan
dan
pemulihan
tercakup
upaya
PENGERTIAN
A. Pasien Gawat Darurat
Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan
menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badanya
(akan menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.
B. Pasien Gawat Tidak Darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan
tindakan darurat, misalnya kanker stadium lanjut.
C. Pasien Darurat Tidak Gawat
Pasien
akibat
musibah
yang
datang
tiba-tiba,
tetapi
tidak
1. Tempat kejadian :
a. Kecelakaan lalu lintas
b. Kecelakaan di lingkungan rumah tangga.
c. Kecelakaan di lingkungan pekerjaan
d. Kecelakaan di sekolah
e. Kecelakaan di tempat - tempat umum lain seperti halnya:
tempat rekreasi, perbelanjaan, di arena olah raga, dan lainlain.
2.
Mekanisme kejadian :
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing,
tersengat atau terbakar baik karena efek kimia, fisik maupun
listrik atau radiasi.
3.
Waktu kejadian
a. Waktu perjalanan (traveling / transport time).
b. Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain-lain.
F.
Cedera
Masalah
kesehatan
yang
didapat/dialami
sebagai
akibat
kecelakaan.
G. Bencana
Peristiwa atau rangkaian peristwa yang disebabkan oleh alam dan
manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia,
kerugian harta benda, kerusakan sarana dan prasarana umum serta
menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan
masyarakat
dan
pembangunan
nasional
yang
memerlukan
2.
Pernapasan
3.
Kardiovaskuler
4.
Hati
5. Ginjal
6. Pancreas
Kegagalan (kerusakan) sistim / organ tersebut dapat disebabkan
oleh:
1.
Trauma / cedera
2.
Infeksi
3.
Keracunan (poisoning)
4.
Degerasi (failure)
5.
Asfiksi
2.
3.
mencakup
suatu
rangkaian
kegiatan
yang
harus
dikembangkan meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
istilah
masyarakat
awam.
Oleh
karena
itu,
pengetahuan
dan
keterampilan
dalam
anak
akan
menjadi
dewasa
dan
Mengenal
aritmia
jantung,
shock,
infark
jantung.
(2). Memberi pertolongan pertama pada aritmia,
infark jantung.
(3). Membuat rekaman jantung (EKG).
c). Untuk sistim vaskuler
(1). Menghentikan pendarahan.
(2). Memasang infus / transfusi.
(3). Merawat infus infus CVP.
d). Untuk sistim saraf
(1). Mengenal koma dan memberi pertolongan.
(2). Memberikan pertolongan pertama pada trauma
kepala.
(3). Mengenal stroke dan memberi pertolongan
pertama.
Kemampuan a) + b) + c) + d) + dalam
penanggulangan pra rumah sakit yaitu Pre Hospital
Trauma life Support (PHTLS) dan Pre hospital
Cardiac Life Support (PHLCS).
e). Untuk sistim imunolog
(1). Mengenal renjatan shock anafilaksis.
(2). Memberikan pertolongan pertama shock.
f).
mentransportasi penderita
dengan
j).
Untuk Farmakologi/Toksikologi
(1). Mampu
memberikan
pertolongan
pertama
pertolongan
pertama
pada keracunan.
(2). Mampu
memberikan
memberikan
pertolongan
pertama
umum
perlu
mendapat
pengetahuan
dan
pertolongan
pertama
pada
keadaan
renjatan
syok
anafilaksis.
f).
10
cara
pengangkutan
penderita
kelainan
daruarat
obstetri/ginekologi.
(2). Memberikan
pertolongan
pertama
dan
pertolongan
pertama
pada
Untuk Organisasi
(1). Mengetahui sistim penangulangan penderita
gawat darurat.
(2). Mengetahui sistim penanggulangan korban
bencana di rumah sakit dan kota tempat
bekerja.
11
(1). Semua
pusat
pendidikan
penanggulangan
demikian
instansi
menyelenggarakan
maupun
pendidikan
yang
penanggulangan
pernafasan
dan
kardiovaskuler
telah ditanggulangi.
(2). Perdarahan telah dihentikan.
(3). Luka luka telah ditutup.
(4). Patah tulang telah difiksasi.
12
13
sarana
kesehatan
untuk
rumah
sakit
lapangan
pada
14
Upaya
Pelayanan
Komunuikasi
Medik
untuk
memudahkan
masyarakat
dalam
15
(3). Untuk
mengatur
dan
memonitor
rujukan
Jenis Komunikasi.
Teknologi komunikasi di Indonesia telah berkembang pesat
dan semakin modern, namun demikian sarana komunikasi
medis belum sepenuh nya menjangkau dan dikembangkan
di seluruh pelosok tanah air. Oleh karena itu, jenis
komunikasi dalam penanggulangan penderita gawat darurat
dapat berupa :
1). Komuniksi tradisional :
a). kentongan.
b). beduk.
c). terompet.
d). kurir / mulut ke mulut.
2). Komunikasi modern :
a). telepon / telepon genggam.
b). radio komunikasi.
c). teleks / telegram.
d). faksimile.
e). komputer.
f).
e.
Sarana Komunikasi.
Yang dimaksud dengan sarana komunikasi adalah berupa :
1). Sentral komunikasi (Pusat komunikasi).
a). Fungsi Pusat Komunikasi :
(1). Mengkoordinir
penanggulangan
pendeita
16
dengan
sentral
komunikasi
menghubungi
dan
memberikan
17
BAKORNAS
DPK
RADIO
PUSAT
AMATIR
PMI
PUSAT
AMBULANS
KOMUNIKASI
RUMAH
SAKIT
TNI
PUSKESMAS
AMBULANS
KORBAN
MASYARAKAT
18
menaggulangi
penderita
sebelum
memperoleh
19
20
Kriteria :
a). Unit Gawat Darurat harus buka 24 jam.
b). Unit Gawat Darurat juga harus melayani penderita
penderita
false
emergency
tetapi
tidak
boleh
Gawat
Darurat
personalianya
maupun
harus
meningkatkan
masyarakat
sekitarnya
mutu
dalam
penyuluhan
kepada
masyarakat
dalam
Gawat
meningkatkan
Darurat
mutu
harus
/
kualitas
melakukan
pelayanan
riset
guna
kesehatan
masyarakat sekitarnya.
2). Organisasi, Administrasi, Catatan Medis :
Unit Gawat Darurat harus memenuhi kebutuhan masyarakat
dalam penanggulangan Penderita Gawat darurat dan dikelola
sedemikian rupa sehingga terjalin kerjasama yang harmonis
dengan unit unit lain dan instalasi instalasi lain dalam rumah
sakit.
Kriteria :
21
22
Interpretasi :
Semua petugas baik medis maupun paramedis harus selalu
memperhatikan:
(1). Sopan santun.
(2). Hak dan rahasia medis penderita.
(3). Waktu menunggu tindakan medis.
(4). Kebutuhan rohani penderita.
(5). Kerjasama dan disiplin kerja mempunyai prioritas yang
tinggi.
f).
dapat
menyebabkan
kematian
dan
menentukan
23
j).
Penunjang
pelayanan
medis
seperti
alat,
obat
dan
dan
patologi
diatur
sesuai
dengan
24
sehingga
mampu
memberikan
pelayanan
integrated
dalam
kurikulum
Fakultas
non
medis
harus
mendapat
kursus
25
sedang
mendapat
pelajaran
ilmu
- Jasa Raharja.
- Askes.
- Astek.
petugas
yang
paling
rendah
dengan
job
26
memenuhi
persyaratan
sehingga
Penanggulangan
untuk
pelayanan
Darurat
harus
Penanggulangan
sedemikian
rupa
Penderita
sehingga
27
luas
untuk
menampung
beberapa
28
khusus
untuk
yang
meninggal
dan
resusitasi
dan
tindakan
stabilisasi
29
(2).
(3).
(4).
(5).
(6).
Magil forceps.
Pipa S, guedel.
Dextrose 50 % amp.
Lichtkast.
30
Gunting besar.
Pace make : -
transthoracic.
transvenous.
Sonde lambung.
Venaseksi set.
X ray.
Perikardiosintesis set.
Slit lamp.
THT set D/ + Th /.
Gips.
Obgyn set, D / + Th /.
31
- Leuco.
- Urin.
- Gula darah.
-
Bone set .
Thoracotomy set .
Pemadam kebakaran.
Perpustakaan.
5). Protokol.
Protokol Penanggulangan Penderita Gawat Darurat harus
tertulis dan up to date dan dapat dibaca setiap waktu bagi
semua personalia.
Kriteria :
a). Protokol yang harus ada adalah :
(1). Sistem PPGD di UGD, RS, kota dan nasional.
(2). Triage.
(3). Sistem rujukan.
(4). Penerimaan penderita.
(5). Sistem asuransi.
(6). Perkosaan.
(7). Tindakan kriminal.
(8). Child abuse .
32
Gawat
Darurat
harus
mampu
meningkatkan
mutu
33
d). Harus
mampu
melakukan
riset
demi
perbaikan.
personalia
minimum
harus
mahir
dalam
penanggulangan :
(1). air way (A).
(2). breathing (B).
(3). circulation (C).
(4). menghentikan perdarahan.
(5). balut bidai.
(6). transport.
(7). pengenalan dan penggunaan obat.
(8). Membuat / baca ECG.
7). Evaluasi
Evaluasi Mutu Penanggulangan Penderita Gawat Darurat harus
komprehensif dan berjalan terus.
Kriteria :
a). Statistik dibuat dan dievaluasi secara komprehensif.
Interpretasi :
(1). akses untuk masyarakat.
(2). adanya sarana.
(3). kualitas pelayanan.
(4). mutu dan kaitan komponen komponen dalam PPGD.
(5). biaya yang sesuai.
b). Kasus kasus yang menyinggung / aneh / jarang dicatat
dibicarakan untuk mencari jalan keluar.
c). Pertemuan staf.
Interpretasi :
Untuk mencari : - kelemahan Unit Gawat Darurat.
- mencari jalan kleuar.
- kesepakatan dan menyebarluaskan hasil
pertemuan pada semua staf.
34
organ
vital
lainnya
baik
tersendiri
maupun
35
Harus
diingat
mendapatkan
konsultasi
umum
dapat
dikatakan
bahwa
seorang
36
utama
ICU
adalah
memberikan
bantuan
semua
pengelolaan
pasien
dan
Sakit
menyediakan
tidak
fasilitas
hanya
dan
bertanggungjawab
tempat,
tetapi
juga
37
pelayanan
sekunder
dan
tersier
untuk
Care
Intensif).
ICU adalah suatu tempat atau unit tersendiri didalam
rumah sakit, memiliki staf khusus, peralatan khusus
ditujukan untuk menanggulangi pasien gawat karena
penyakit, trauma atau komplikasi komplikasi.
Staf khusus adalah dokter, perawatan terlatih atau
berpengalaman dalam Intensive Care ( perawatan /
terapi intensif ) yang mampu memberikan pelayanan
24 jam ; dokter ahli atau berpengalaman ( intensivis )
sebagai
kepala
ICU
tenaga
ahli
laboratorium
Terapi oksigen.
38
Pemeriksaan
laboratorium
khusus
cepat
dan
menyeluruh.
-
bedah,
ruang
darurat
dan
ruang
perawatan lain.
(2). Memiliki kebijaksanaan / kriteria penderita
yang masuk keluar serta rujukan.
(3). Memiliki seorang dokter spesialis anestesiologi
sebagai kepala.
(4). Ada dokter jaga 24 jam dengan kemampuan
resusitasi jantung paru ( A, B, C, D, E, F ).
(5). Konsulen yang menbantu harus selalu siap
panggil.
(6). Memiliki jumlah perawat yang cukup dan
sebagian besar telah terlatih.
(7). Mampu melayani pemeriksan laboratorium,
rontgen, kemudahan diagnostik dan fisioterapi.
Rumah Sakit yang dapat mempunyai ICU primer,
adalah :
(1). Rumah Sakit umum kelas C.
39
Memiliki
ruangan
tersendiri,
berdekatan
Memiliki
dokter
spesialis
yang
dapat
Memiliki
seorang
bertanggungjawab
kepala
secara
ICU
yang
keseluruhan
40
Memiliki
tempat
khusus
tersediri
didalam
rumah sakit.
-
Memiliki
dokter
spesialis
yang
dapat
Memiliki
seorang
bertanggungjawab
kepala
ICU
secara
yang
keseluruhan
Kepala
ICU
atau
wakilnya
41
komplikasi
komplikasi
akut,
dengan
tumor
ganas
metastasis
42
pada
hasilnya
pemantauan
intensif
tidak memerlukan
ternyata
tindakan
atau
yang
menimbulkan
keadaan
dengan
bermacam
macam
ketiga
butir
terakhir
ini
memenuhi
kriteria
keluar
terpaksa
43
3.
b.
c.
d.
lalu lintas.
e.
f.
g.
44
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 0152 / YANMED / RSKS / 1987
TENTANG
STANDARISASI KENDARAAN PELAYANAN MEDIK
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Menimbang :1.
2.
Mengingat :1.
2.
3.
45
6.
7.
8.
Mentapkan :
Pertama
Kedua
Ketiga
1.
Ambulans Transportasi.
2.
3.
4.
5.
Kereta Jenazah.
Keempat : Hal hal yang belum diatur dalam dikmatum akan diatur
kemudian.
Kelima
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pertinggal.
I.
AMBULANS TRANSPORTASI
Tujuan Penggunaan :Pengangkutan penderita yang tidak memerlukan
perawatan
Khusus
tindakan
darurat
diperkirakan
untuk
tidak
:1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
47
9.
10. Air
bersih
20
liter,
wastafel
dan
lain
sesuai
peraturan
1.
2.
3.
C. Petugas
D. Tata Tertib
: 1.
2.
lampu
rotator.
Semua
48
II.
A. Teknis
3.
bagi
petugas
di
ruangan
penderita.
4.
5.
6.
Ruangan
penderita
cukup
tinggi
90
cm
diatas
tempat
penderita.
8.
9.
Lampu
ruangan
secukupnya
dan
penderita
yang
dapat
dilipat.
10. Meja dapat dilipat.
11. Lemari untuk obat dan peralatan.
12. Air
bersih
20
lt,
wastafel
dan
49
lain
sesuai
peraturan
3.
Peralatan
resusitasi
lengkap
bagi
5.
Peralatan
EKG
dan
monitoring
lainnya.
6.
7.
C. Petugas
3.
50
D. Tata Tertib:
1.
Sewaktu
boleh
menggunakan
suirene
dan
lampu rotater.
2.
3.
ambulans
Pelayanan
Medik
1.
2.
3.
bagi
petugas
di
ruangan
penderita.
4.
5.
51
6.
Ruangan
penderita
cukup
tinggi
90
cm
diatas
tempat
penderita.
8.
9.
Lampu
ruangan
secukupnya
dan
penderita
yang
dapat
dilipat.
10. Meja dapat dilipat.
11. Lemari untuk obat dan peralatan.
12. Air
bersih
20
lt,
wastafel
dan
lain
sesuai
peraturan
52
B. Medis:
1. Tabung
oksigen
dengan
peralatan
3.
Peralatan
resusitasi
lengkap
bagi
5.
Peralatan
EKG
dan
monitoring
lainnya.
6.
7.
C.Petugas :
3.
D. Tata Tertib:
menggunakan
suirene
dan
lampu rotater.
2.
3.
53
pelayanan
medik di lapangan.
- Dapat dipergunakan sebagai ambulans
transportasi.
Persyaratan Kendaraan
A. Teknik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Ruangan
kerja
cukup
luas
tujuan penggunaannya
untuk
dan cukup
8.
Generator
220
DC
dengan
peralatannya.
9.
lain
sesuai
peraturan
54
1.
2.
4.
Peralatan upaya
pelayanan medik
Perawatan
dengan
kemampuan
Petugas
paramedis
lain
sesuai
kebutuhan.
D. Tata tertib
4.
Dokter.
1.
Lampu
sirene
hanya
digunakan
lampu
rotator
digunakan
sewaktu
4.
Kecepatan
tingginya
kendaraan
40
Km
setinggi
jam
dijalan
55
V. KERETA JENAZAH
Tujuan penggunaan
Pengangkutan jenazah.
Persyaratan kendaraan :
A. Teknis
1.
2.
3.
Dapat
mengangkut
sekurang
5.
6.
7.
8.
B. Petugas
1.
1 (satu) supir.
2.
C. Tata tertib
1.
Sirene
hanya
dipergunakan
pada
waktu bergerak
Dalam
iringan
(konvoi)
jenazah
3.
56
LAMPIRAN II
AMBULANS UDARA
1). Peralatan
a). Heli kecil
1.
2.
3.
Pulsemeter.
4.
5.
Suction.
6.
7.
perdarahan
dan
lain
lain)
9.
Kantung mayat.
Baterei.
Pemadam kebakaran.
Radio komunikasi.
Pyrotehnik.
2). Personil
a). Heli kecil
3 (tiga) orang.
-
mempunyai
pengetahuan
di
lapangan.
57
Jumlah disesuaikan.
-
58
LAMPIRAN III
I.
TUJUAN
A
TUJUAN UTAMA
rujukan
1. Idem.
penderita 2. Menerima/mengirim
GD.
3. Menanggulangi korban
rujukan.
D / PUSKESMAS
1. Idem.
1. Idem.
2. Sama seperti B.
2. Mengirim rujukan.
3. Idem.
3. Idem.
4. Idem.
4. Idem.
3. Idem.
bencana.
TUJUAN TAMBAHAN
4. Menanggulangfase
emergency.
4. Idem.
5. Idem.
5. Menyebarluaskan 5. Menyebarluaskan.
PPGD.
5. Mengembangkan dan
menyebarluaskan ilmu
kedokteran Gawat Darurat
(PPGD).
59
II. ORGANISASI
1. Pimpinan
1.
ADMINISTRASI
Dokter ahli.
CATATAN
Dokter umum.
MEDIS
1.
1.
- dokter umum.
Idem.
Idem.
- perawat (CCN).
Nurse).
2. Pimpinan harian
-
Dokter ahli
2.
2.
Idem
2.
- dokter umum.
- perawat (CCN).
- perawat (CCN).
A
3. Kerjasama dengan :
B
3.
Instansi
RS/Puskesmas
D / PUSKESMAS
3.
- Unit-unit/instansi
lain.
pelayanan
Idem.
ambulans.
C
3.
- Instansi ambulans
Idem
binaan
sekitarnya.
-
60
Fakultas Kedokteran.
tinggal sekitarnya.
Polisi.
Asuransi.
- Instansi Kesehatan
lain.
4. Mempunyai
disaster
lulus
4. Idem.
4. Idem.
5. Idem.
5. Idem.
5. Idem.
6. Sesuai dengan
plan
4. Idem.
penataran 6. Idem.
jam
PPGD.
6. T.U. & Catatan medis bekerja 24 7. Idem.
8. Idem.
jam.
komunikasi
kerjaUGD/Puskesma 7. Idem.
s.
8. Idem dengan B.
7. Idem.
- 9. Idem.
8. Idem dengan B.
9. Idem seperti C.
Telepon
spesialis yang
Radio
9. Mempunyai daftar jaga/alamat :
-
Personalia.
Konsulen.
10.Idem.
disekitarnya.
10.Cukup radiologi, lab,
rutin seperti :
61
Ht.
Hb.
hematologi,
Leuko.
Uirne.
C
Ureum.
Gula darah.
Biokimia,
dengan
D / PUSKESMAS
11. Idem.
11. Idem.
11.
obat- 12.Idem.
12.idem.
saving
support.
13.Idem + dirujuk
Nama, alamat.
Tanggal/jam tiba.
13.Idem B.
13.Idem B.
kemana.
X Ray.
-
Tindakan
dirujuk
dari
jam,
tanggal,
mana,
nama
petugas.
62
dan
life
A
III. PERSONALIA + 1. Tenaga medis lulus penataran 1. Idem.
PIMPINAN
C
1. Idem.
D / PUSKESMAS
1. Idem.
2. Idem.
2. Idem.
non
medis
lulus 2. Idem.
63
progran
mahasiswa
perawat
induksi 3. Idem.
dan
maupun
3. Idem.
3.
4. 4 dokter umum.
siswa
personalia
baru.
4. Personalia :
4. idem.
kamar operasi.
1 pemimpin.
mahasiswa.
4 pemimpin harian.
asisten bedah.
4 perawat.
4 triage officer.
4 triage di ruang resusitasi.
4 perawat diruang periksa.
4 perawat di ruang observasi.
4 perawat m. surgery.
4 perawat x ray.
4 tehnisi laboratorium.
4 tehnisi darah.
Ditambah tenaga mahasiswa
+
siswa perawat asisten ahli.
4 instrumentator.
64
4 perawat sirkuler.
Sesuai dengan jumlah kamar
5. idem.
5. Idem, pesuruh
operasi.
5. T.U. merangkap
dikurangi.
medical record,
5. Non medis :
-
4 medical record.
4 keuangan / TU.
4 keamanan.
4 asuransi.
A
16 pesuruh.
6. Mempunyai :
-
Skema organisasi.
Cara evaluasi.
pesuruh.
D / PUSKESMAS
6. Idem.
6. Idem.
6. Idem.
1.
1.
1.
Luas tergantung
jalan / dalam.
kerja.
Idem.
400 M2
1 ruangan.
Idem.
Idem.
Idem.
Idem.
65
Susunan
ruangan
dengan
Idem.
arus
Idem.
memperhatikan
Idem.
Idem.
Terdiri dari :
Ruang tunggu.
Ruang administrasi.
Triage.
Ruang infeksi.
Kamar mayat.
Ruang resusitasi.
Kamar observasi.
M. Surgery.
Ruang X Ray.
Ruang periksa.
Kamar operasi.
Gudang.
Ruang laboratorium.
Idem.
D / PUSKESMAS
66
2. -
Heli pad.
2. Idem.
2. -
Lapangan heli.
heli.
Mobile X ray.
wholebody.
USG.
Mobile X ray.
Head CT Scan.
USG.
Segala
3. Idem.
Lapangan
X -ray
rigid.
2.
seopes
3. Idem.
3. Alat + obat :
-
Untuk resusitasi.
Resusitasi.
Life support.
Life support.
Diagnostik.
(4 besar).
Terapi.
Manekin.
4. Idem.
4. Idem.
V. PROTOKOL
Telepon.
Radio.
- Telex / facsimile.
Mempunyai protokol :
-
Sistem PPGD.
Triage.
Idem.
4. Telepon / radio.
Idem.
Idem.
67
Sistem rujukan.
Penerimaan penderita.
Asuransi.
Perkosaan.
Kriminil.
Child abuse.
Psikiatri / narkotik.
Keracunan.
A
Catatan medis.
Penyakit menular.
Visum et Repertum.
Rahasia medis.
Surat cuti.
Resep narkotik.
Kematian di UGD.
Listrik mati.
D / PUSKESMAS
68
VII. EVALUASI
Bencana.
- Radioaktif.
1. Statistik.
-
Adanya sarana.
Kualitas pelayanan.
Biaya.
% gawat.
% tak gawat.
% meninggal.
% infeksi.
1. Idem.
2. Idem.
3. Idem.
69
LAMPIRAN IV
MACAM
Lokasi.
JUMLAH
-
KETERANGAN
Dianjurkan satu kompleks dengan K. bedah dan
K. pulih.
Letak antara out patient / in patient.
70
2.
Bangunan.
Terisolasi.
Standard tertentu terhadap :
*
Bahaya api.
Bakteriologis.
Kabel monitor.
Ventilasi.
Pipa air.
Komunikasi.
AC.
Exhaust fan.
Lantai :
*
3.
4.
5.
Alat komunikasi.
Tempat cuci tangan.
Ruang dokter jaga.
1 buah.
1 set.
71
6.
7.
obat.
NO
8.
9.
10.
11.
12.
13.
MACAM
Ruang tunggu keluarga pasien.
Ruang perawat.
Ruang pencuci alat.
Dapur.
Sumber air.
Sumber Listrik Cadangan.
JUMLAH
1 unit.
1 set.
KETERANGAN
* Bakteriologis.
* Ada sumber cadangan.
* 220 Volt.
14.
15.
16.
17.
Penerangan ruang.
Lampu tindakan.
1 lampu per 4
* Voltage regulator.
Lampu TL 10 watt / m2.
Lampu sorot dengan reflektor 60 watt.
tempat tidur
Sesuai dengan
- Dari metal.
kebutuhan.
Sesuai dengan
jumlah tempat
tidur.
- Ada flowmeter.
Sumber Oksigen.
72
18.
19.
Udara Tekan.
- Medicaloxygen.
- Sumber udara tekan medi.
Sesuai dengan
- Tekan 50 70 PSI.
Solit / wall type.
luas ruangan.
20.
Alat penghisap.
Sesuai dengan
Humidity : 50 70 %.
Mesin tersendiri / sentral.
jumlah tempat
tidur.
NO
21.
22.
MACAM
Tensimeter.
EKG.
JUMLAH
Sesuai dengan
KETERANGAN
Manual tensimeter 1 / bed.
jumlah tempat
tidur.
- EKG / 1 bed.
- Sendiri 2 / sentral.
- 1 Defibrillator / - Kemampuan
4 bed.
23.
Pressure Monitor.
- 1 set / 6 bed.
Recorder.
* Monitor.
- Dengan angka dan wave form.
73
- 3 module.
24.
25.
Pulse oxymeter.
Copnorgraph (optinal).
1 per 5 bed.
1 per 6 bed.
- Monitor RR.
26.
Ventilator type I.
1 per 2 bed.
- Monitor PCO 2.
- CMV.
- Assisted ventilation.
27.
1 per 4 bed.
( canggih )
28.
29.
30.
31.
PEEP,
alarm,
(lowhigh
pressure),
1/3 bed.
Sesuai dengan
jumlah ventilator
- Naso
1 set /ICU.
ukuran).
- Mappelson tipe C.
- 1 set.
Infanft ventilator.
Alat resusitasi.
dan
orophayngeal
airway
(berbagai
- 2 set.
74
NO
MACAM
- Nasotracheal tube with cuff (no. 6
9).
JUMLAH
- 1 set.
KETERANGAN
- 1 set.
- 1 set.
- Berbagai ukuran.
- ET Stylette.
- 1 set.
- Berbagai ukuran.
- Magill forcep.
- 1 set.
- Berbagai ukuran.
- 1 set.
- Berbagai ukuran.
- Et brush.
- 1 set.
- Berbagai ukuran.
- Antibite device.
Emergency kit + Emergency trolley.
Termometer air raksa.
Electronic thermometer
Sarana pendukung.
Minimal 2 buah.
1 buah / bed.
1 per 2 bed
Sentralisir di Lab.
RS.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
Gantung infus.
Pakaian khusus.
- 24 jam sehari.
- Lab. elektrolik, kadar gula, kimia darah.
- Portable X Ray.
Sesuai kebutuhan Mobile atau tergantung.
Secukupnya.
- Baju perawat.
- Jas dokter.
- Baju pengunjung.
- Sandal.
75
38.
Jam dinding.
1 2 buah.
39.
40.
Nurse station.
Lemari instrumen.
41.
Lemari linen.
NO
42.
Lemari obat.
43.
MACAM
Negatoscop (optional).
1 buah.
1 2 buah.
1 2 buah.
JUMLAH
1 2 buah.
KETERANGAN
- Metal dan kaca.
1 2 buah.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
1 set.
1 set.
1 set.
1 set.
1 set.
4 outleft
- Dengan lampu.
Dalam roll.
Dalam roll.
Dalam roll.
Dalam roll.
Dalam roll.
- Standard 220 V.
50.
51.
52.
Papan resusitasi.
Matras anti Decubitus.
Lemari pendingin.
Minimal 2.
1 per 4 bed.
1 buah.
76
53.
54.
55.
Secukupnya.
1 buah.
- 1 set / 8 bed.
- Optional.
LEVEL II
Mempunyai alat alat ventilasi mekanik dan pemantauan yang lebih canggih ( non invasif dan invasif).
LEVEL III
Mempunyai alat alat ventilasi mekanik dan pemantauan yang lebih canggih dan kemampuan melakukan
77