Anda di halaman 1dari 3

AUFAR SYEHAN

1406552023
Teknik Mesin

Sumber Hukum Islam : Ijtihad

Sumber hukum adalah segala sesuatu yang melahirkan atau menimbulkan aturan yang
mempunyai kekuatan yang bersifat mengikat, yaitu peraturan yang apabila dilanggar akan
menimbulkan sanksi yang tegas dan nyata. Sumber Hukum Islam ialah segala sesuatu yang
dijadikan pedoman atau yang menjadi sumber syariat islam yaitu Al-Quran dan Hadist Nabi
Muhammad (Sunnah Rasulullah SAW).

Sebagian besar pendapat ulama ilmu fiqih sepakat bahwa pada prinsipnya sumber
utama dari hukum islam adalah Al-Quran dan Hadist Rasulullah SAW. Disamping itu
terdapat bidang kajian yang erat berkaitan dengan sumber hukum islam yaitu, ijtihad

Ijtihad adalah usaha yang sungguh-sungguh dengan mengerahkan segala kemampuan


nalar untuk menyelidiki dan menetapkan hukum suatu perkara berdasarkan Al-Qur'an dan
hadits. Suatu contoh adalah mengapa meminum minuman berakohol diharamkan? Padahal
Al-Qur'an tidak menjelaskan soal alkohol. Setelah menyelidiki dengan cermat dan
mempelajari ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits, maka para ulama mengqiyaskan sifat minuman
berakohol itu sama dengan khomar, yakni memabukkan. Dan khomar telah diharamkan
dalam Al-Qur'an. "Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman keras, berjudi,
(berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji
dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu
beruntung." (QS. 5/Al-Maidah: 90) Dan qiyas itu merupakan salah satu bentuk ijtihad.

Kebolehan berijtihad ini juga dijelaskan dalam hadits. Muadz bin Jalal mengisahkan,
ketika Muhammad Rosulullah saw. mengutusnya ke Yaman bertanya kepadanya, "Apa yang
akan kamu lakukan jika dihadapkan kepadamu suatu masalah?" Muadz menjawab, "Aku
putuskan dengan hukum yang ada di Al-Qur'an." Nabi saw bertanya lagi, "Jika tidak ada
hukumnya di dalam AlQuran?" Mu'adz berkata, "Aku putuskan berdasarkan sunnah Rosul
saw." Rosul saw. bertanya kembali, "Jika tidak ada hukumnya dalam As-Sunnah?" Muadz
berkata, "Aku akan berijtihad dengan mendapatkan." Kemudian Rosulullah saw. menepuk
dadanya. "Segala puji bagi Allah yang telah memberikan taufiq kepada utusan Rosul-Nya,
demi keridhoan Allah dan Rosul-Nya." (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Al Baihaqi)

Tidak semua orang dibenarkan melakukan ijtihad. Seseorang yang melakukan ijtihad
haruslah memiliki delapan persyaratan pokok sebagaimana dinyatakan oleh Yusuf Qordowi.

Memahami ayat-ayat Al-Qur'an dengan asbabun nuzulnya (yakni sebab-sebab


turunnya ayat Al-Qur'an), ayat-ayat nasikh dan mansukh (yang menghapuskan dan
yang dihapus);

Memahami hadis dan asbabul wurudnya (sebab-sebab munculnya hadits)

Menguasai bahasa Arab;

Mengetahui tempat-tempat ijmak;

Memahami ushul fikih;

Memahami maksud-maksud syariat;

Memahami masyarakat dan adat-istiadatnya; serta

Bersifat adil dan takwa.

Adapun bentuk-bentuk dari ijttihad ada empat, yaitu, ijma, qias, maslahat mursalah,
qiyas, dan urf. Ijma adalah kesepakatan mujtahid tentang hukum syara dari suatu peristiwa
setelah Rosul wafat..Sebagai contoh adalah setelah rosul meninggal diperlukan pengangkatan
pengganti beliau yang disebut dengan kholifah. maka kaum muslimin pada waktu itu sepakat
mengangkat Abu Bakar sebagai kholifah pertama.

Qias adalah menetapkan hukum suatu kejadian atau peristiwa yang tidak ada dasar
nashnya dengan cara membandingkan dengan suatu kejadian yang telah ditetapakan

hukumnya berdasarkan nash karena ada persamaan illat/sifat diantara kejadian atau peristiwa
itu. Contoh narkotika di Qiaskan dengan meminum khamar.

Maslahah murasalah adalah suatu kemaslahatan dimana syari tidak mensyariatkan


suatu hukum untuk merealisir kemaslahatan itu dan tidak ada dalil yang menunjukkan atas
pengakuanya atau pembatalanya. Contohnya adalah kemaslahatan yang karenanya para
sahabat mensyariatkan pengadaan penjara, pencetakan mata uang, penetapan tanah pertanian,
serta memungut pajak.

Urf adalah kebiasaan sedangkan menurt istilah sesuatu yang telah dikenal orang
banyak dan menjadi tradisi mereka dan tentunya tradisi disini adalah kebiasaan yang tidak
dilarang. Contoh: saling pengertian manusia terhadap jual beli dengan cara saling
memberikan tanpa adanya sighot lafdliyah.

Hukum ijtihad adalah wajib bagi yang mampu dan memenuhi syarat untuk
melakukannya. Para ulama sepakat bahwa ijtihad boleh dilakukan oleh ahlinya yang
memenuhi persyaratan keilmuan seorang mujtahid.

Anda mungkin juga menyukai