Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue
penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengue, Aedes aegypti juga
merupakan pembawa virus demam kuning (yellow fever) dan chikungunya.
Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh
dunia. Sebagai pembawa virus dengue, Aedes aegypti merupakan pembawa
utama (primary vector) dan bersama Aedes albopictus menciptakan siklus
persebaran dengue di desa dan kota. Mengingat keganasan penyakit demam
berdarah, masyarakat harus mampu mengenali dan mengetahui cara-cara
mengendalikan jenis ini untuk membantu mengurangi persebaran penyakit
demam berdarah.
Morfologi nyamuk aedes aegypti
Ciri-ciri jentik Aedes aegypti
1.
Bentuk siphon besar dan pendek yang terdapat pada abdomen terakhir
2.
3.
3.
4.
Hidup di air bersih serta kaleng bekas yang bisa menampung air hujan
6.
perangkap semut dan barang-barang bekas seperti ban, kaleng, botol, plastik.
Tempat penampungan air alamiah seperti lobang pohon, lobang batu, pelepah
daun, tempurung kelapa dan potongan bambu.
Perilaku nyamuk dewasa
Nyamuk setelah menetas akan istirahat di kulit kepompong untuk sementara
waktu, kemudian setelah sayap meregang menjadi kaku, nyamuk mampu
terbang mencari makan. Nyamuk Aedes aegypti jantan mengisap cairan
tumbuhan atau sari bunga untuk keperluan hidupnya, sedangkan yang betina
mengisap darah. Nyamuk betina ini lebih menyukai darah manusia dari pada
binatang (antropofilik). Darah diperlukan untuk mematangkan telur, agar jika
dibuahi oleh sperma nyamuk jantan dapat menetas. Waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan perkembangan telur mulai dari nyamuk mengisap darah
sampai telur dikeluarkan biasanya bervariasi antara 3-4 hari, jangka waktu ini
yang disebut dengan satu siklus gonotropik.
Menurut Depkes RI (2007), berdasarkan kebiasaan nyamuk betina mencari
mangsa di siang hari. Aktifitas menggigit dimulai pada pagi sampai petang hari,
dengan dua puncak aktifitas antara pukul 09.00-10.00 dan 16.00-17.00 tidak
seperti nyamuk lain. Aedes Aegypti mempunyai kebiasaan mengisap darah
berulang kali (multiple bites) dalam satu siklus gonotropik, untuk memenuhi
lambungnya dengan darah. Dengan demikian nyamuk ini sangat efektif sebagai
penular penyakit. Setelah mengisap darah, nyamuk akan hinggap (beristirahat)
di dalam atau di luar rumah berdekatan dengan tempat perkembangbiakannya.
Biasanya di tempat yang agak gelap dan lembab, untuk menunggu proses
pematangan telurnya. Setelah beristirahat dan proses pematangan telur selesai,
nyamuk betina akan meletakkan telurnya di dinding sedikit di atas permukaan
air. Pada umumnya telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu + 2 hari
setelah telur terendam air. Setiap kali bertelur nyamuk betina dapat
mengeluarkan telur sebanyak 100 butir. Telur di tempat yang kering (tanpa air)
dapat bertahan berbulan-bulan pada suhu -2 oC sampai 42 oC dan apabila
tempat tersebut tergenang air atau kelembabannya tinggi maka telur dapat
menetas lebih cepat. (Depkes, 2007).
Kemampuan terbang nyamuk betina rata-rata 40 meter maksimal 100 meter,
namun secara pasif karena faktor angin atau terbawa kendaraan dapat
berpindah lebih jauh. Nyamuk Aedes aegypti dapat hidup dan berkembang biak
sampai ketinggian daerah + 1.000 meter dari permukaan laut, di atas ketinggian
1 .000 meter tidak dapat berkembang biak karena pada ketinggian tersebut suhu
udara terlalu rendah, sehingga tidak memungkinkan bagi kehidupan nyamuk.