Anda di halaman 1dari 4

Nyamuk Aedes aegypti

Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue
penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengue, Aedes aegypti juga
merupakan pembawa virus demam kuning (yellow fever) dan chikungunya.
Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh
dunia. Sebagai pembawa virus dengue, Aedes aegypti merupakan pembawa
utama (primary vector) dan bersama Aedes albopictus menciptakan siklus
persebaran dengue di desa dan kota. Mengingat keganasan penyakit demam
berdarah, masyarakat harus mampu mengenali dan mengetahui cara-cara
mengendalikan jenis ini untuk membantu mengurangi persebaran penyakit
demam berdarah.
Morfologi nyamuk aedes aegypti
Ciri-ciri jentik Aedes aegypti
1.

Bentuk siphon besar dan pendek yang terdapat pada abdomen terakhir

2.

Bentuk comb seperti sisir

3.

Pada bagian thoraks terdapat stroot spine

Ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti


1.
Bentuk tubuh kecil dan dibagian abdomen terdapat bintik-bintik serta
berwarna hitam.
2.

Tidak membentuk sudut 90

3.

Penyebaran penyakitnya yaitu pagi atau sore

4.

Hidup di air bersih serta kaleng bekas yang bisa menampung air hujan

6.

Menyebabkan penyakit DBD.

a.Telur aedes aegypti


Telur Aedes Aegypti diletakkan pada bagian yang berdekatan dengan permukaan
air atau menempel pada permukaan benda yang terapung. Jentik nyamuk Aedes
Aegypti memiliki rambut abdomen dan pada stadium ini jentik membentuk sudut
dan terdapat alat untuk menghisap oksigen.
b. larva Aedes aegepty
Larva Aedes aegepty membentuk sudut dan terdapat alat untuk menghisap
oksigen. Probosis Aedes lebih panjang daripada nyamuk lainnya. Pupa
merupakan stadium terakhir dari nyamuk yang berada di dalam air. Pada
stadium ini tidak memerlukan makanan dan terjadi pembentukan sayap
sehingga dapat terbang. Stadium kepompong memakan waktu lebih kurang satu
sampai dua hari. Pada fase ini nyamuk membutuhkan waktu 2-5 hari untuk
menjadi nyamuk.

c.pupa nyamuk aedes aegypti


Larva Aedes aegepty membentuk sudut dan terdapat alat untuk menghisap
oksigen. Probosis Aedes lebih panjang daripada nyamuk lainnya. Pupa
merupakan stadium terakhir dari nyamuk yang berada di dalam air. Pada
stadium ini tidak memerlukan makanan dan terjadi pembentukan sayap
sehingga dapat terbang. Stadium kepompong memakan waktu lebih kurang satu
sampai dua hari. Pada fase ini nyamuk membutuhkan waktu 2-5 hari untuk
menjadi nyamuk.
d. Nyamuk Dewasa
Nyamuk Aedes aegypti jantan hanya manghisap cairan tumbuh-tumbuhan atau
sari bunga untuk keperluan hidupnya, sedangkan yang betina menghisap darah.
Nyamuk betina lebih menyukai darah manusia daripada darah binatang. Darah
diperlukan untuk pemasakan telur agar jika dibuahi oleh sperma nyamuk jantan,
telur yang dihasilkan dapat menetas. Setelah berkopulasi, nyamuk betina
menghisap darah dan tiga hari kemudian akan bertelur sebanyak kurang lebih
100 butir. Nyamuk akan menghisap darah setelah 24 jam kemudian dan siap
bertelur lagi. Setelah menghisap darah, nyamuk ini beristirahat di dalam atau
kadang-kadang di luar rumah berdekatan dengan tempat perkembangbiakannya.
Tempat hinggap yang disenangi adalah benda-benda tergantung seperti
kelambu, pakaian, tumbuh-tumbuhan, di tempat ini nyamuk menunggu proses
pemasakan telur.
Siklus hidup nyamuk Aedes aegypti
Telur nyamuk Aedes aegypti akan menetas menjadi larva dalam waktu 1-2 hari.
Tempat yang sesuaii dengan kondisi optimum adalah di dalam air dengan suhu
20-40 derajat celcius. Sementara Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan
larva dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti tempratur, tempat, keadaan air
dan kandungan zat makanan yang ada di dalam tempat perindukan. Pada kondisi
optimum larva berkembang menjadi pupa dalam waktu 4-9 hari, kemudian pupa
menjadi nyamuk dewasa dalam waktu 2-3 hari. Jadi pertumbuhan dan
perkembangan dari telur, larva, pupa sampai dewasa memerlukan waktu kurang
lebih 7-14 hari.
Tempat perkembangbiakan
Menurut Depkes RI (2005), tempat perkembangbiakan utama vektor demam
berdarah yaitu tempat-tempat penampungan air berupa genangan air yang
tertampung di suatu tempat atau bejana di dalam atau sekitar rumah atau
tempat-tempat umum, biasanya tidak melebihi jarak 500 meter dari rumah.
Nyamuk ini biasanya tidak dapat berkembangbiak di genangan air yang
langsung
berhubungan
dengan
tanah.
Sedangkan
jenis
tempat
perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti dapat dikelompokkan menjadi tempat
penampungan air (TPA) untuk keperluan sehari-hari, seperti drum, tangki
reservoir, tempayan, bak mandi dan ember dan tempat penampungan air bukan
untuk keperluan sehari-hari seperti tempat minum burung, vas bunga,

perangkap semut dan barang-barang bekas seperti ban, kaleng, botol, plastik.
Tempat penampungan air alamiah seperti lobang pohon, lobang batu, pelepah
daun, tempurung kelapa dan potongan bambu.
Perilaku nyamuk dewasa
Nyamuk setelah menetas akan istirahat di kulit kepompong untuk sementara
waktu, kemudian setelah sayap meregang menjadi kaku, nyamuk mampu
terbang mencari makan. Nyamuk Aedes aegypti jantan mengisap cairan
tumbuhan atau sari bunga untuk keperluan hidupnya, sedangkan yang betina
mengisap darah. Nyamuk betina ini lebih menyukai darah manusia dari pada
binatang (antropofilik). Darah diperlukan untuk mematangkan telur, agar jika
dibuahi oleh sperma nyamuk jantan dapat menetas. Waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan perkembangan telur mulai dari nyamuk mengisap darah
sampai telur dikeluarkan biasanya bervariasi antara 3-4 hari, jangka waktu ini
yang disebut dengan satu siklus gonotropik.
Menurut Depkes RI (2007), berdasarkan kebiasaan nyamuk betina mencari
mangsa di siang hari. Aktifitas menggigit dimulai pada pagi sampai petang hari,
dengan dua puncak aktifitas antara pukul 09.00-10.00 dan 16.00-17.00 tidak
seperti nyamuk lain. Aedes Aegypti mempunyai kebiasaan mengisap darah
berulang kali (multiple bites) dalam satu siklus gonotropik, untuk memenuhi
lambungnya dengan darah. Dengan demikian nyamuk ini sangat efektif sebagai
penular penyakit. Setelah mengisap darah, nyamuk akan hinggap (beristirahat)
di dalam atau di luar rumah berdekatan dengan tempat perkembangbiakannya.
Biasanya di tempat yang agak gelap dan lembab, untuk menunggu proses
pematangan telurnya. Setelah beristirahat dan proses pematangan telur selesai,
nyamuk betina akan meletakkan telurnya di dinding sedikit di atas permukaan
air. Pada umumnya telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu + 2 hari
setelah telur terendam air. Setiap kali bertelur nyamuk betina dapat
mengeluarkan telur sebanyak 100 butir. Telur di tempat yang kering (tanpa air)
dapat bertahan berbulan-bulan pada suhu -2 oC sampai 42 oC dan apabila
tempat tersebut tergenang air atau kelembabannya tinggi maka telur dapat
menetas lebih cepat. (Depkes, 2007).
Kemampuan terbang nyamuk betina rata-rata 40 meter maksimal 100 meter,
namun secara pasif karena faktor angin atau terbawa kendaraan dapat
berpindah lebih jauh. Nyamuk Aedes aegypti dapat hidup dan berkembang biak
sampai ketinggian daerah + 1.000 meter dari permukaan laut, di atas ketinggian
1 .000 meter tidak dapat berkembang biak karena pada ketinggian tersebut suhu
udara terlalu rendah, sehingga tidak memungkinkan bagi kehidupan nyamuk.

Referensi, antara lain :

WHO. .2007. Case Dengue in South East Asia, http:/www.who.int/


Soegijanto, S. 2006. Demam Berdarah Dengue, Airlangga University Press
Gubler, et al. 1995. Dengue/Dengue Haemorragic Fever: The Emergence of a
Global Health Problem, Depkes RI http://www.cdc.gov/
Depkes RI. 2005. Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue
di Indonesia
Depkes RI. 2007. Modul Pelatihan bagi Pengelolan program Pen gendalian
Penyakit Demam Berdarah Dengue di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai