Oleh:
R. Indra Sarjono Sipahutar
(F0312096)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
TAHUN AJARAN 2013/2014
ABSTRAK
Artikel ini menjelaskan mengenai penerapan akuntansi berbasis akrual pada akuntansi
pemerintahan. Akuntansi berbasis akrual diharapkan akan memperbaiki kinerja pemerintahan
di Indonesia. Oleh karena itu, penjelasan dalam artikel ini akan menyinggung mengenai basis
akuntansi yang digunakan oleh pemerintah Indonesia dan bagaimana penerapannya pada
standar akuntansi pemerintahan. Kelebihan dan kekurangan basis akrual akan dijelaskan
untuk memberikan gambaran mengenai penerapan akuntansi akrual pada standar akuntansi
pemerintah Indonesia. Penerapan akuntansi berbasis akrual disesuaikan dengan Peraturan
Pemerintah No.71 Tahun 2010 yang mengharuskan penerapan akuntansi berbasis akrual
secara penuh pada tahun 2015. Artikel ini juga menjelaskan mengenai peluang, tantangan
serta strategi yang tepat untuk menerapkan akuntansi berbasis akrual pada standar akuntansi
pemerintahan Indonesia.
Kata Kunci : Basis, pemerintah
PENDAHULUAN
Dalam reformasi di bidang keuangan negara, perubahan yang signifikan adalah
perubahan di bidang akuntansi pemerintahan. Perubahan di bidang akuntansi pemerintahan
ini sangat penting karena melalui proses akuntansi dihasilkan informasi keuangan yang
tersedia bagi berbagai pihak untuk digunakan sesuai dengan tujuan masing-masing. Karena
begitu eratnya keterkaitan antara keuangan pemerintahan dan akuntansi pemerintahan, maka
sistem dan proses yang lama dalam akuntansi pemerintahan banyak menimbulkan berbagai
kendala sehingga belum sepenuhnya mendukung terwujudnya good governance dalam
penyelenggaraan pemerintahan (Simanjuntak, 2012).
Perubahan basis akuntansi pemerintah Indonesia yaitu dari akuntansi berbasis kas
menjadi akuntansi berbasis akrual telah menjadi program reformasi pemerintah Indonesia di
bidang akuntansi. Penerapan akuntansi berbasis akrual menjadi keharusan pada setiap
instansi pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun pemerintahan daerah, dan perubahan
ini telah mulai dilaksanakan pada tahun anggaran 2008. Pelaksanaan perubahan
ini
ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dalam
Pasal 36 ayat (1) yang berbunyi sebagai berikut:
Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis
akrual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 13, 14, 15, dan 16 undang-undang
ini dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun. Selama pengakuan dan
pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan
pengakuan dan pengukuran berbasis kas.
Undang-Undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara mengatur syarat bentuk
dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD yang disusun dan disajikan
sesuai dengan standar akuntansi pemerintah yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
Selanjutnya untuk mendukung proses penerapan akuntansi berbasis akrual, maka pemerintah
mengeluarkan
amanatk tugas penyusunan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual tersebut kepada
suatu komite standar yang independen yang ditetapkan dengan suatu keputusan presiden
tentang komisi standar akuntansi pemerintahan (KSAP).
Dalam perkembangannya, Komisi Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) telah
melakukan berbagai penelitian dan pembahasan selama kurun waktu 2 tahun dimulai dari
tahun 2006 sampai tahun 2008 mengenai penerapan akuntansi berbasis akrual dalam
untuk mengidentifikasi
pengelolaan yang baik atas sumber daya tersebut. Tujuan-tujuan penerapan akuntansi
berbasis akrual diatas akan dibuktikan keefektifannya setelah akuntansi berbasis akrual resmi
diterapkan di Indonesia mulai tahun 2015.
TINJAUAN TEORI
Basis Akuntansi
Basis akuntansi merupakan prinsip akuntansi untuk menentukan saat pengakuan dan
pelaporan suatu transaksi ekonomi dalam laporan keuangan. Terdapat empat basis yang
umum digunakan dalam pencatatan transaksi keuangan untuk menghasilkan laporan
keuangan, yaitu basis kas, modifikasi kas, modifikasi akrual dan akrual penuh. Basis
akuntansi yang paling sering digunakan adalah basis akuntansi kas dan basis akuntansi
akrual.
Akuntansi berbasis akrual adalah suatu basis akuntansi dimana transaksi ekonomi dan
peristiwa lainnya diakui, dicatat dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya
transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas atau setara kas diterima atau dibayarkan.
Dalam akuntansi berbasis akrual, waktu pencatatan (recording) sesuai dengan saat terjadinya
arus sumber daya, sehingga dapat menyediakan informasi yang paling komprehensif karena
seluruh arus sumber daya dicatat. Sedangkan akuntansi berbasis kas adalah basis akuntansi
yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas
diterima atau dibayar yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan.
Penggunaan Basis Akuntansi
Akuntansi berbasis kas disukai berbagai negara terutama negara-negara berkembang
termasuk Indonesia antara lain karena sederhana, kaitan anggaran dan sistem pajak yang
jelas, mudah dipahami dan dilaksanakan, dapat diaudit dengan mudah. Penggunaan akuntansi
berbasis kas memiliki berbagai risiko dan kelemahan dalam pelaksanaanya seperti terdapat
risiko rentannya manipulasi arus kas, mendorong kecenderungan pemerintah untuk
mengeluarkan pengeluaran sampai anggaran habis, tidak terdapatnya pengendalian aset tidak
lancar (nonkas) secara terkoordinasi melalui akuntansi, risiko aset terabaikan atau tidak
digunakan, kemungkinan peningkatan utang yang besar dan risiko kebangkrutan yang tidak
dapat dideteksi secara dini pada akuntansi dan laporan keuangan. Akuntansi berbasis kas ini
juga tidak mengukur hubungan antara analisis ekonomi dan output negara, tidak
menggambarkan biaya atau beban tetap negara terutama beban penyusutan aset tetap.
Akuntansi berbasis kas hanya memberikan gambaran parsial mengenai posisi keuangan
negara
Akuntansi berbasis akrual cocok digunakan pada negara karena basis ini
menyeimbangkan antara belanja modal dengan akuntansi penyusutan, mengakumulasi
kewajiban pembayaran uang pensiun, mewaspadai adanya risiko utang di masa depan,
kemampuan memberikan gambaran secara keseluruhan mengenai keuangan negara, tidak
hanya berfokus pada kas, manipulasi kas lebih mudah terdeteksi dengan menggunakan
akuntansi berbasis akrual.
PEMBAHASAN
Dalam sejarah Indonesia, perubahan akuntansi pemerintah belum banyak dilakukan
sejak tahun 1945. Tetapi sejak reformasi tahun 1998, muncul keinginan untuk melakukan
reformasi dalam standar akuntansi pemerintah Indonesia. Hal ini ditandai dengan
dikeluarkannya Undang-Undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, undangundang ini menjadi dasar penting dalam perubahan standar akuntansi pemerintahan
Indonesia. Penerbitan UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara ini juga diikuti
dengan dikeluarkannya Undang-Undang No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharan Negara
dan UU No.15 th 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan
Negara. Ketiga undang-undang tersebut menjadikan tuntutan perubahan standar akuntansi
pemerintahah semakin kuat.
Sebelum dikeluarkannya UU No.17 Tahun 2003, pencatatan keuangan negara
dilakukan dengan pencatatan single entry dengan menggunakan akuntansi berbasis kas. UU
No.17 Tahun 2003 menjadi dasar hukum Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang terdapat
pada pasal 32, yaitu:
1. Bentuk dan isi LPJ pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
2. Standar Akuntansi disusun oleh suatu Komite Independen dan ditetapkan dengan PP
Laporan keuangan pokok menurut SAP adalah:
1. Laporan Realisasi Anggaran;
2. Neraca;
3. Laporan Arus Kas
4. Catatan Atas Laporan Keuangan
Laporan keuangan Pemerintah untuk tujuan umum juga mempunyai kemampuan
prediktif dan prospektif dalam hal memprediksi besarnya sumber daya yang dibutuhkan
untuk operasi berkelanjutan, sumber daya yang dihasilkan dari operasi yang
berkelanjutan serta resiko dan ketidakpastian yang terkait.
3. Pengguna laporan keuangan pemerintah adalah:
1) Masyarakat
2) Para wakil rakyat, lembaga pengawas dan lembaga pemeriksa
3) Pihak yang memberi atau beperan dalam proses donasi, investasi dan pinjaman
4) Pemerintah
4. Tujuan dari Standar Akuntansi Pemerintahan adalah :
1) Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang
diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah
(SAP)
Berbasis
Kas
Menuju
Akrual
adalah
SAP
yang
mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan berbasis kas, serta mengakui aset, utang,
dan ekuitas dana berbasis akrual. Basis kas menuju akrual ini melakukan pencatatan dengan
cara menggunakan basis kas pada periode pelaksanaan anggaran (yaitu pendapatan diakui
pada saat kas diterima ke Kas Negara dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari Kas
Negara). Dan pada akhir periode diperlukan penyesuaian-penyesuaian untuk mencatat belanja
harta tetap yang dilakukan pada periode pelaksanaan (dengan menggunakan metode
kolorari), serta mencatat hak ataupun keawajiban Negara.
yang
dimaksud
dengan SAP
Berbasis
Akrual,
yaitu
SAP
yang
finansial berbasis
akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan
anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN/APBD. Basis Akrual untuk neraca
berarti bahwa asset, kewajiban dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya
transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan
pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas di terima atau di bayar (PP No.71
tahun 2010).
Hal yang membedakan antara akuntansi berbasis kas menuju akrual (Cash Towards
Accrual) dengan akuntansi berbasis akrual yang diatur dalam PP No.71 Tahun 2010 dengan
PP No.24 tahun 2005, terutama dalam laporan keuangannya seperti berikut:
Perbedaan
2. Pengakuan pendapatan
3. Pengakuan belanja
1) Laporan
Realisasi
Anggaran (LRA)
2) Neraca
3) Laporan Arus Kas
4) Catatan atas Laporan
Keuangan
b. Masyarakat yang memberikan pendapatan dan sumber daya yang diperlukan untuk
operasional pemerintahan, yang menerima pelayanan dari pemerintah dan siapa pemilik
manfaat dari uang publik dan property tersebut
3. Para investor pada sekuritas pemerintah
Investor dan kreditor tersebut menyediakan sumber daya keuangan bagi pemerintah.
Pemerintah memiliki kepentingan dalam memberikan pihak investor dan kreditor
informasi yang berguna dalam mengevaluasi pemerintah atau kemampuan unit tertentu
untuk membiayai kegiatan-kegiatannya dan untuk memenuhi kewajiban dan komitmen
4. Pelaporan keuangan pemerintah yang baik juga akan memberikan persepsi lembaga
pemeringkat pemberi kredit, investasi, dan lainnya Berdasarkan rangking lembaga
pemeringkat maka citra negara akan meningkat dan dapat mengundang para investor
untuk berinvestasi ke dalam negeri baik langsung ataupun portofolio dalam bentuk saham
atau obligasi pemerintah. Terbukti dengan membaiknya investasi terhadap 17 negaranegara yang telah menerapkan basis akrual pada akuntasi pemerintahan mereka.
5. Pengalaman dalam mengembangkan dan menyusun sistem akuntansi dan aplikasi laporan
keuangan berbasis kas menuju akrual (cash towards accrual)
Tantangan dalam Penerapan Basis Akrual
Dalam penerapan akuntansi berbasis akrual ini masih terdapat beberapa kekurangan
yang menimbulkan adanya tantangan dalam penerapan akuntansi berbasis akrual secara
penuh pada tahun 2015. Adapun tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan akuntansi
berbasis akrual ini adalah:
1. Perbaikan pada sistem akuntansi dan teknologi akuntansi (Information Technology
Based System)
2. Komitmen dari pimpinan atau dukungan penerapan akuntansi berbasis akrual dari
pemerintah
3. Tersedianya sumber daya manusia khususnya tenaga akuntan yang kompeten
4. Resistensi atau penolakan atas perubahan basis akuntansi
5. Biaya besar yang dibutuhkan
PENUTUP
Sistem akuntansi berbasis akrual merupakan sistem akuntansi modern yang biasanya
digunakan pada sektor swasta dan banyak diterapkan di negara-negara maju. Penerapan
akuntansi berbasis akrual ini diamanatkan pada UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara dam PP No.71 Tahun 2010 yang mengatur penerapan akuntansi berbasis akrual secara
utuh pada pemerintahan Indonesia. Penerapan akuntansi berbasis akrual ini diharapkan akan
memberikan dampak positif bagi penyusunan laporan keuangan pemerintah dan mampu
memperbaiki kinerja pemerintah. Sebelum menerapkan akuntansi berbasis akrual secara utuh
pada tahun 2015, dibutuhkan analisis mengenai empat komponen penting mengenai
akuntansi berbasis akrual seperti kelemahan dan kelebihannya serta peluang dan tantangan
dalam penerapannya. Untuk mendukung keberhasilan penerapan akuntansi berbasis akrual
secara utuh pada tahun 2015 maka dibutuhkan : (a) Strategi yang tepat dalam penerapan basis
akrual; (b) Komitemen politik; (c) sosialisasi penerapan akuntansi berbasis akrual; (d)
Perbaikan pada sistem akuntansi dan teknologi akuntansi yang akan digunakan, termasuk
sistem pengendalian internalnya; dan (e) sumber daya manusia yang kompeten dan memadai
DAFTAR PUSTAKA
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang No.17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara
http://www.bpk.go.id/assets/files/storage/2013/12/file_storage_1386152419.pdf (diakses online
12 Juni 2014)
Hoesada, Jan. 2010. Accrual Budgeting and Accrual Accounting pada Pemerintahan NKRI.
Jurnal Akuntansi/Tahun XIV, No. 01, Januari 2010: 1-12.
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP). 2010. Peraturan Pemerintah Nomor 71
tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Jakarta:KSAP
http://www.djpk.kemenkeu.go.id/produk-hukum/peraturan
pemerintah/item/download/1205_8325f42d9ad691db6260c5fdfa0c1235 (diakses 13
Juni 2014)
Nur Amriani, Tenry. 2014. Menyongsong Penerapan Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual