Anda di halaman 1dari 6

BAB 4

ANALISIS
Prosedur Praktikum yang Dilakukan

Melakukan tahap persiapan, mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan, mengecek


keadaan mesin, dan memenuhi aspek keselamatan
Mengukur dimensi awal benda yang akan dikerjakan. Benda pertama berupa T-slot yag
telah dikerjakan pada proses freis sebelumnya, dimensi 20 x 16 x 25. Benda kedua berupa
bentuk awal penyangga berdiameter 66 dan tebal 19
Menandai permukaan benda kerja dengan magnet sebagai penahan benda kerja dan
jangaka sorong sebagai penanda/penggores
Melonggarkan chuck dengan kunci chuck

Proses Centering Lubang

Memasang center drill pada chuck lalu kencangkan kembali kunciannya


Memasang benda kerja pada ragum, lalu kencangkan kunciannya
Posisikan pahat tepat berada di bagian tanda benda kerja dengan cara mengatur letak
meja kerja terhadap pahatnya
Men-setting kecepatan motor, sesuai dengan yang diinstruksikan asisten
Putar tuas di sebelah kanan mesin untuk menurunkan pahat pada kedalaman tertentu
terhadap benda kerja

Proses Drilling

Ganti pahat centering dengan pahat drilling pada drill chuck lalu kencangkan
Pada drilling kita menggunakan pahat bertingkat artinya saat membuat lubang besar pada
benda kerja terlebih dahulu lubangi benda kerja dengan pahat yang lebih kecil dan diikuti
dengan pahat dengan diameter lebih besar setelahnya hingga didapat diameter lubang
yang diinginkan
Setting putaran motor sesuaikan dengan diameter pahat, semakin besar mata pahat,
putaran motornya diturunkan
Lakukan pengggurdian lubang dengan sesekali manaik-turunkan pahat selama proses
pelubangan guna mengurangi geram yang menumpuk, putar hingga pahat menembus
benda kerja

Proses Reaming

Ganti pahat drilling dengan pahat reaming


Setting putaran motor sesuai instruksi asisten
Pada proses reaming yang ingin dicapai adalah ukuran lubang tepat seperti yang
diinginkan, dengan toleransi yang lebih baik

Lakukan proses pembuatan lubang seperti pelubangan pada proses drilling


Hasil yang didapat pada proses reaming akan lebih halus dan tepat dengan dimensi yang
diharapkan

Proses Tapping (pada pembuatan benda kerja T-slot)

Pasang benda kerja pada ragum di meja kerja bangku lalu kencangkan kuncinya
Pasang pahat tapping pada alat pemutar manualnya
Tahapan tapping menggunakan pahat tapping yang sesuai dengan diameter lubang yang
diinginkan, pemasangan dari pahat A, B baru setelah itu C
Selama proses tapping lumurkan oli/minyak agar memudahkan pemutaran pahat
Putar pahat sesuai dengan alur yang ingin dibuat, putar hingga pahat menembus lubang
Setelah selesai hingga keseluruhan lubang putar balik pahat, jangan ditarik paksa keluar
karna akan menimbulkan goresan yang akan merusak bentuk ulirnya

Counter boring (pada pembuatan benda kerja penyangga)


Proses pelubangan penyangga dilakukan di mesin bubut, pada dasarnya mesin bubut
dapat melakukan proses gurdi, mesin bubut mengcover kekurangan yang ada di mesin
gurdi. Bedanya dimesin bubut benda kerja lah yang berputar terhadap pahat. Analisis
proses bubut akan dibahas selanjutnya di modul proses bubut
Prosedur yang dilakukan secara umum di mesin bubut

Meratakan permukaan benda kerja


Centering benda kerja
Drilling menggunakan pahat bertingkat, pembuatan lubang berdiameter 16 mm
Reaming menggunakan pahat halus
Counter boring lubang berdiamter 27 mm hingga kedalaman 13 mm dari belakang
Membuat sudut samping permukaan sebesar 50o

Analisis Hasil Benda Kerja


T-Slot
Keadaan awal berbentuk T-slot tanpa lubang dengan dimensi 20 x 16 x 25. Akan dibentuk
T-slot dengan lubang M15 berada di tengahnya. Pembuatan lubang menggunakan proses gurdi
dengan tahapan pembuatan diawali dengan centering, hasil dari proses centering didapat kawah
kecil sebesar setengah konus dipermukaan benda kerja yang akan dilubangi, setelah itu
dilakukan drilling dimana pada drilling karna menggunakan pahat bertingkat setiap proses
pengunaan pahatnya didapat diameter yang berbeda, penggunaan pahat bertingkat ini bertujuan
untuk mempersedikit gram yang dihasilkan serta memperkecil gaya yang ditimbulkan pahat

dengan benda kerja dibandingkan dengan jika langsung menggunakan pahat yang besar. Setelah
di drilling dilakukan reaming, hasil dari proses reaming lubang yang dibuatnya lebih halus
dengan ukuran yang lebih dekat dengan aslinya. Setelah itu dilakukan tapping menggunakan 3
tahapan pahat yaitu A, B dan C, perbedaanya terletak pada kedalam potong yang dilakukannya,
A-B-C merupakan susunan bertingat kedalaman pahatnya. Setelah dilakukan tapping dihasilkan
lubang yang memiliki ulir.
Penyangga
Benda kerja berupa penyangga dibuat dimesin bubut, keadaan awal berbentuk tabung
berdiameter 66 mm dengan tinggi 19 mm, akan dibentuk penyangga berdiameter lubang 27 mm
dan 16 mm serta memiliki kemiringan samping permukaan sebesar 50 o. Pembuatan lubang dan
bentuk penyangga menggunakan mesin bubut dengan proses kerja seperti di mesin gurdi.
Keterbatasan mesin gurdi membentuk penyangga seperti di modul dapat dicover oleh mesin
bubut. Seperti tidak bisanya mesin gurdi membentuk kemiringan permukaan pada penyangga.
Analisis Parameter Proses
Kecepatan Potong
Gerak potong pada mesin gurdi dilakukan oleh pahat yang berputar menekan permukaan benda
kerja. Pada praktikum kali ini kecepatan potongnya diubah-ubah sesuai dengan diameter pahat
yang digunakan. Semakin besar diameter pahat, semain kecil kecepatan putar motor yang di
setting. Ini dikarenakan kecepatan putar motor berbanding terbalik dengan diameter pahat yang
digunakan untuk bahan pahat, bahan benda kerja dan kualitas yang sama.
Kecepatan Makan
Gerak makan pada mesin gurdi dilakukan oleh gerakan turunnya pahat menekan benda kerja
untuk memperluas permukaan potong. Pada praktikum kali ini kita melakukan gerak makan
secara manual, namun mesin gurdi sebenarnya dapat melakukan gerak makan secara otomatis.
Proses manual yang dilakukan membuat gerak makan tidak seragam tiap waktunya.
Kedalaman Potong
Kedalaman potong setiap proses potongnya juga diatur secara manual, pada dasarnya kedalaman
potong ini selaras dengan kecepatan makannya. Mengatur kedalaman potong dengan menaik
turunkan pahat terhadap benda kerja. Semakin dalam potong yang dilakukan semakin banyak
geram yang menumpuk pada lubang dengan pahat.

Fenomena yang Terjadi

Centering yang tidak tepat di pusat. Walaupun benda kerja telah ditandai tepat
ditengahnya, dan pahat centering telah di posisikan berada tepat diatas tanda namun pada
praktiknya lubang yang dihasilkan tidak tepat berada ditengah. Ini bisa disebabkan oleh
tidak kuatnya chuck mengunci pahat sehingga pahat dapat bergeser saat melakukan
proses pelubangan.
Gram yang continue memanjang karena proses potong yang dilakukan tanpa menaikan
pahat. Pahat dibiarkan memotong tanpa berhenti, hal ini terkadang juga dapat membuat
gram menumpuk dilubang karna gram tidak terpotong tepat di alur ulir pahat.
Tapping yang dilakukan terasa berat sebelum diberi oli/minyak. Ini karena oli berfungsi
untuk mengurangi koefisien gesek pahat dengan lubang benda kerja sehingga saat diberi
oli gaya geseknya berkurang jadi terasa lebih ringan setelah diberi oli.

Bab 5

Simpulan dan Saran

Simpulan :

Parameter proses yang digunakan pada proses gurdi berupa kecepatan potong,
kecepatan makan dan kedalaman potong
Gerak potong pada proses gurdi adalah gerak memutar pahat menekan benda
kerja menghasilkan gram
Gerak makan pada proses gurdi adalah gerak pahat turun menekan benda kerja
memperluas permukaan potongnya

Saran :

Sebaiknya semua proses gurdi dilakukan di mesin gurdi terlebih dahulu sehingga
praktikan dapat membedakan hasilnya dengan hasil di mesin lain

TUGAS TAMBAHAN
Pertanyaan :

Mengapa pahat dengan diameter lebih besar dibuat berkecepatan lebih kecil?
Jawab :
Seperti yang diketahui rumus kecepatan potong pada mesin gurdi mengkuti rumus dibawah

Sedangkan kecepatan putar motornya dilambangkan dengan n, untuk benda kerja dan pahat
material sama, agar dihasilkan kualitas yang sama maka v (kecepatan potongnya) dibuat konstan.
Maka apabila diameter pahat diperbesar, agar dihasilkan kecepatan potong yang sama, kecepatan
putar (n) nya harus diturunkan.

Anda mungkin juga menyukai