DALAM ORGANISASI
keharusan
bagi
sebuah
organisasi
yang
mempraktikan
KONSEP-KONSEP DASAR
Pengendalian
Agar tujuan organisasi tercapai, suatu organisasi harus melakukan
pengendalian menggunakan perangkat-perangkat pengendalian. Berikut adalah elemen
dalam sistem pengendalian :
Perangkat
Kendali
Assesor
Defector
Effecctor
Perusahaan yang
sedang
dikendalikan
1. Pelacak
(detector)
merupakan
perangkat
untuk
mengukur
apa
yang
manajemen
adalah
proses
dimana
para
manajer
pengendalian
manajemen
mlibatkan
angka
yang
berurutan
untuk
Perumusan Strategi
Memutuskan lingkup
Pengendalian Manajemen
Mengendalikan organisasi
Pengendalian Tugas
Menjalankan proyek riset
arah riset
Menyusun kebijakan
riset
Memutuskan tingkat
individual
Pemesanan ulang suatu
spekulasi persediaan
Menerapkan kebijakan
persediaan
Menerapkan program
barang
Memelihara dokumen
rekruitmen terbatas
Memperluas pabrik
kepegawaian
Menjadwalkan produksi
bisnis baru
Mengubah rasio utang
atau modal
baru
informasi yang efektif dan efisien, namun dibalik itu semua internet tidak dapat
menduplikasi proses fundamental yang melibatkan pengendalian manajemen. Kesediaan
akses data secara elektronik ke database hanya akan memberikan kontibusi yang
minimpada penilaian yang diperlukan untuk mengoperasikan sistem pengendalian yang
optimal. Penilaian tersebut meliputi:
1. pemahaman nilai relatif bagi pentingnya keanekaragaman dan persaingan pribadi
yang tidak dapat diukur secara nominal.
2. Penyelarasan tujuan dari banyak individu dengan organisasi.
3. Pengembangan tujuan melalui area fungsional, departemen yang akan dnilai dan
unit bisnis.
4. Pengkomunikasian tujuan kinerja dan unit strategi yang spesifik bagi
keseluruhan organisasi.
5. Penjelasan variabel kunci yang menjadi tolak ukur penilaian kontibusi tiap
individu terhadap organisasi.
GOAL CONGRUENCE
Goal congruence adalah keselarasan antara tindakan yang mengarahkan
setiap orang atau anggota untuk menyelaraskan tujuan pribadinya dengan tujuan
perusahaan. Hubungan antara sistem pengendalian manajemen dengan goal congruence
adalah sistem pengendalian intern berguna untuk memastikan sejauh mana goal
congruence dapat dilaksanakan.
FAKTOR INFORMAL YANG MEMPENGARUHI KESELARASAN
Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan norma-norma tentang perilaku yang
terdapat di masyarakat, dimana organisasi perusahaan menjadi bagian dari norma.
Norma tersebut mencakup etos kerja yang diwujudkan dalam keuletan serta loyalitas
pekerja terhadap perusahaan.
Faktor internal
departemen lainnya).
Persepsi dan komunikasi (perintah atasan kepada bawahan, serta komunikasi
hierarki organisasi)
Organisasi informal dimana pentingnya hubungan komunikasi seorang manajer
dan karyawan serta antara manajer divisi dan manajer utama.
Pengendalian fisik
penjaga keamanan, gudang-gudang yang terkunci, ruangan berpassword
komputer, cctv dan pengendalian fisik lainnya.
Manual-manual
penulisaan aturan kedalam manual.
Pengamanan sistem
Pengamanan ini di rancang kedalam sistem pemrosesan informasi untuk
menjamin agar informasi yang mengalir melalui sistem akan lebih akurat dan
JENIS-JENIS ORGANISASI
Ambiguitas terhadap efektivitas tiap fungsi atas hasil laba yang dapat dihasilkan
karena setiap fungsi (setiap divisi) memberikan sumbangan yang sama untuk
hasil akhir.
Potensi atas terjadi perselisihan antar para manajer dari fungsi-fungsi berbeda.
Struktur fungsional sangan sulit untuk diterapkan pada sebuah perusahaan
dengan produk dan pangsa pasar yang beragam.
Unit-unit bisnis
Unit bisnis atau sering juga disebut divisi, bertanggung jawab terhadap
seluruh fungsi yang ada dalam produksi dan pemasaran sebuah produk. Mereka
bertanggung jawab untuk melakukan perencanaan, pengkoordinasian kerja dan berbagai
fungsi lainnya di berbagai fungsi yang terpisah-pisah.
Keuntungan dari organisasi unit bisnis ini adalah ia dapat berfungsi
sebagai sebagai tempat pelatihan bagi manajemen secara umum. Sedangkan kerugian
dari unit bisnis ini adalah kemungkinan masing masing unit bisnis melakukan replikasi
sejumlah pekerjaan dalam sebuah organisasi fungsional,s eorang manajer unit bisnis
pada hakikatnya merupakan seorang yang genius, tetapi para bawahannya merupakan
para spesialis fungsional, para prakteknya staf unit bisnis lebih banyak memakan biaya
dari pada nilai yang diperoleh dari divisionalisasi, lebih lagi para spesialis yang terampil
sangat sedikit. Kerugian lain dari bentuk unit bisnis ini adalah bahwa perselisihan yang
terjadi diantara spesialis fungsional dalam organisai perusahaan fungsional digantikan
oleh perselisihan diantara unit-unit bisnis dalam organisasi perusahaan unit bisnis.
FUNGSI-FUNGSI PENGENDALI
Pengendali biasanya menjalankan fungdi-fungsi sebagai berikut:
1. Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian.
2. Menyiapkan
pernyataan
keuangan
dan
laporan
keuangan
(termasukpengembalian pajak) kepada para pemegang saham dan para
pihak-pihak eksternal lainnya.
3. Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja, menginterpretasikan
laporan laporan ini untuk para manajer ,menganalisis program dan
proposal-proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta
mengkonsolidasikannya kedalam anggaran tahunan secara menyeluruh.
4. Melakukan supervisi audit internal
5. Mengembangkan personel dalam organisasi pengendali dan berpartisipasi
dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannyadengan fungsi
pengendali.
Relasi ke Jajaran Organisasi
Fungsi pengendalian merupakan fungsi staf, meskipun seorang
pengendali
biasanya
bertanggung
jawab
untuk
merancang
maupun
untuk
Pengendali
Perusahaan
Manajer unit
bisnis
Manajer Unit
Bisnis
Pengendalian Unit
Bisnis
Pengendalian
unit bisnis
Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat ketidakcocokan
pada sistem strategi kontrol untuk variabel sistem kontrol karena memiliki efek negatif
yang signifikan terhadap kinerja. Sebaliknya, penyesuaian terhadap sistem strategikontrol untuk variabel sistem kontrol non-kritis tidak mempengaruhi kinerja negatif
(kecuali untuk efek marginal signifikan terhadap kinerja ketika tindakan nonfinansial
kinerja digunakan sebagai variabel dependen). Lebih penting lagi, besarnya korelasi
antara pekerja dan kinerja keuangan untuk variabel kontrol kritis lebih menunjukkan
hasil negatif yang signifikan daripada korelasi antara karyawan dan kinerja untuk
variabel kontrol non-kritis pada semua jenis strategi. Selanjutnya, korelasi antara pekerja
dan kinerja non-keuangan untuk variabel kontrol kritis menunjukkan hasil negatif yang
signifikan. Hasil dari penelitian ini dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan
kinerja mereka dengan berfokus pada pengalokasian sebagian dari sumber daya mereka
yang terbatas untuk mengontrol sistem yang sangat penting untuk keberhasilan kinerja
perusahan berkenaan dengan strategi yang mereka pilih.
Terdapat dua kekurangan dari penelitian ini. Pertama, penelitian ini
diperoleh data melalui metode survei kuesioner. Pendekatan ini memungkinkan peneliti
untuk mengeksplorasi dampak dari hubungan antara strategi bisnis dan kontrol
manajemen sistem kinerja secara terperinci. Namun, tanggapan narasumber pengisi
kuesioner yang terlalu subjektif dan mungkin mencerminkan bias mengenai tanggung
jawab sosial narasumber menjadi kendala akan hasil penelitian yang relevan.
Kedua, data yang diperoleh peneliti secara eksklusif dari industri
perbankan, mungkin tidak mewakili strategi dan prinsip sistem pengendalian manajemen
yang diadopsi oleh perusahaan di industri lain. Penelitian ini selanjutnya mungkin
memperoleh data dari industri yang berbeda dalam rangka meningkatkan generalisasi
hasil penelitian. Namun, penggunaan salah satu jenis industri dapat meminimalkan
masalah heterogenitas lingkungan perusahaan.(Lindawati Gani )
organisasi yang lebih baik. Pada pengembangan produk baru, proses pembangunan
bergantung pada ide-ide dan eksperimen yang pada saat bersamaan harus diawasi dan
dikendalikan oleh manajemen untuk mencegah pengembangan produk yang tidak
menguntungkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perubahan
strategis dapat mempengaruhi kemungkinan dari pengotrolan operasi. Berfokus pada
pengembangan strategi produk baru dalam organisasi, peneliti menjelaskan upaya
perbaikan mutu karyawan dalam menerapkan sistem kontrol untuk kebutuhan mereka
sendiri.
Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini, telah terlihat praktek pengendalian manajemen
dalam sub sektor tertentu, yaitu pada divisi pengembangan produk baru. Dengan
demikian, peneliti telah menawarkan akun rinci tentang bagaimana pengendalian
manajemen sebenarnya bisa dilakukan dalam konteks pengembangan produk baru dan
telah menyoroti perbedaan antara efisiensi dan fleksibilitas yang mungkin timbul dalam
tersebut. Beberapa mekanisme kontrol yang di temukan di perusahaan yang dijadikan
objek penelitan mungkin memiliki kontrol yang sama di organisasi lain. Namun, pada
jenis industri yang berbeda mungkin memunculkan solusi yang berbeda untuk
mengendalikan masalah pada tantangan penyeimbangan efisiensi dan fleksibilitas..
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa masih terdapat upaya perbaikan
yang dianggap tidak sepenuhnya memuaskan, yang menunjukkan bahwa, dalam kasus
perubahan strategis yang penting, perbaikan mungkin memerlukan lebih banyak
intervensi manajemen level atas.(Jrgensen 2009)
Daftar Pustaka