Anda di halaman 1dari 46

KEPELATIHAN OLAHRAGA

DI SEKOLAH
MATERI 1
Perlu terlebih dahulu dilakukan tes awal untuk mengetahui apakah mehasiswa
peserta perkuliahan ini telah mengetahui fungsi dan manfaat pelatihan dalam
pelatihan olahraga dalam pembelajaran.
Setelah mempelajari tentang materi ini, diharapkan mehasiswa akan dapat:
- Menjelaskan tentang pelatihan secara umum

Tes awal:
1, apakah yang saudara ketahui tentang pelatihan olahraga?
2. kemukakan pendapat saudara tentang fungsi dan manfaat pelatihan dalam olagraga?
(tulis diselembar kertas yang telah dibubuhi nama dan NIM; tidak akan ada jawaban yang
salah karena tes ini dilakukan untuk menelusuri apa yang sudah saudara ketahui. Waktu
30 menit)
Pelatihan (Training)
Salah satu definisi pelatihan yang paling sederhana adalah memaparkan Training
sebagai proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulangulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya
(Harsono:1988:101).
Secara umum, pelatihan (training) olahraga diartikan sebagai semua upaya yang
mengakibatkan terjadinya peningkatan kemampuan dalam pertandingan olahraga, atau
sebagai latihan intensif secara sistematik untuk meningkatkan prestasi olahraga.
Definisi tersebut tidak mampu sepenuhnya memberikan makna pelatihan, terutama
dalam prosesnya, karena pelatihan itu merupakan proses yang amat kompleks sehingga
tidak memadai bila ditilik dari salah satu sudut pandang saja.
Tujuan
Tujuan utama latihan adalah untuk mengembangkan keterampilan (motor skill) dan
performa atlet. Atlet dibimbing oleh pelatih untuk mencapai tujuan umum latihan.
Beberapa tujuan umum dalam latihan adalah pengembangan dan penyempurnaan:
1. Fisik secara multirateral
2. Fisik secara khusus sesuai dengan tuntutan kebutuhan cabang olahraga
3. Teknik sesuai dengan cabang olahraga
4. Taktik / strategi yang dibutuhkan
5. Kualitas kesiapan bertanding / lomba
6. Keadaan kesehatan atlet dan tim
7. Pengetahuan atlet tentang fisiologi, psikologi, rencana program, nutrisi serta masa
regenerasi.
1

Klasifikasi Keterampilan
Banyak penelitian / pengalaman tentang pengklasifikasian keterampilan, tergantung pada
kriteria yang dipakai oleh ahli/pakar.
A. Keterampilan Berdasarkan Jumlah Atlet:
1. Olahraga Individu
2. Olahraga Beregu
B. Berdasarkan Pengukuran Kemampuan Biomotorik Atlet:
1. Olahraga Kekuatan
2. Olahraga Kecepatan
3. Olahraga Daya Tahan
4. Olahraga Koordinasi
C. Berdasarkan Karakteristik Keterampilan Gerak:
1. Siklis (Cyclic)
: olahraga dengan penampilan yang berulang-ulang.
Misalnya berjalan, lari, berenang, dayung, dan sepeda.
2. Asiklis (Acyclic) : olahraga yang menunjukkan ciri berupa kesatuan fungsi,
perpaduan rangkaian gerak, misalnya senam, lempar
cakram, gulat, tinju.
3. Kombinasi Asiklis (Acyclic Combined): gabungan dari keterampilan siklis dan
asiklis, misalnya nomor lompat dalam
atletik, nomor meja lompat dalam
senam, lompat inah dalam senam.

Sebuah Catatan Kecil


Nilai-nilai esensial olahraga begitu serupa dengan nilai-nilai inti PBB,
olahraga berurusan dengan aspek kemanusiaan dan melalui olahraga
kita dapat menciptakan dunia yang lebih baik.
(Adolf Ogi, tanpa ijin)

Tugas 1
1. Silahkan saudara belajar tentang pembinaan olahraga, secara garis besarnya saja
atau secara mendalam!
2. Tugas individu: tulis (diketik), contoh olahraga kekuatan, olahraga kecepatan,
olahraga daya tahan dan olahraga koordinasi. Buku-buku milik Bompa (waktu 1
minggu).
3. Setelah selesai, dikumpulkan di atas meja saya.
4. Terima kasih dan semoga sukses.

KEPELATIHAN OLAHRAGA
DI SEKOLAH
MATERI 2
2

Setelah mempelajari materi ini, diharapkan mahasiswa akan


dapat mengerti secara umum serta memahami tentang
pembinaan olahraga nasional.

PEMBINAAN
SISTEM PEMBINAAN
Sistem disefinisikan sebagai mengorganisasi / cara untuk mencapai suatu tujuan,
teori atau spekulasi.sistem mencakup cara-cara, keseluruhan komponen, kumpulan
pengalaman di masa lalu secara asli, dan aplikasi hasil temuan penelitian.
Landasan sistem olahraga nasional:
1. Pendidikan jasmani dan organisasi olahraga nasional, yang di dalam mencakup
program pendidikan di sekolah, rekreasi dan club olahraga, serta struktur organisasi
dalam kepemerintahan.
2. Sistem olahraga nasional.
Sistem piramida dalam sistem olahraga nasional harus dikembangkan berdasarkan struktur
dan tingkatan-tingkatan serta tujuan yang hendak dicapai.
Catatan: sistem olahraga nasional harus memperhatikan dan mempertimbangkan nilainilai, kebiasaan, kondisi iklim, kekhususan cabang olahraga, terutama bagi atlet usia dini
dan atlet-atlet muda.
Anak usia dini harus dikembangkan dasar-dasar keterampilan dan kebutuhan
perkembangan fisiknya secara umum sebagai dasar umum masuk dalam kecabangan
(spesialisasi) yang akan datang. Misal: atletik, renang, senam, dsb.
Komponen - Komponen Sistem Latihan
Kualitas sistem latihan dipengaruhi oleh: pelaksanaan latihan (fisik, teknik, psikis,
intensitas latihan, volume latihan, dsb) dan faktor pendukung (lingkungan, keluarga,
ekonomi, profesionalisme, gaya hidup, dsb).
Kondisi untuk Mencapai Standar Prestasi Tinggi
Prasyarat yang dibutuhkan adalah karakteristik sesuai dengan olahraga yang digeluti.
Setiap cabang olahraga memiliki sifat yang spesifik, sehingga pembinaan olahraga
merupakan bantuan yang sistematik untuk memenuhi tuntutan tersebut agar dicapai
prestasi yang lebih tinggi.
Faktor 1
: Faktor yang melekat pada atlet, misalnya karakteristik fisik dan sifat
psikologis tertentu.
Faktor 2
: Faktor mutu pelatihan.
Faktor 3
: Faktor lingkungan sekitar atlet.
Sehingga tempo peningkatan kemajuan pretasi atlet ditentukan oleh beberapa faktor
tersebut.
Catatan: meski akan ada faktor-faktor lain yang akan berkembang sesuai dengan
tingkatan/perkembangan jaman.
3

Hanya sebuah contoh faktor-faktor lsin tersebut:


KEBIASAAN HIDUP
PENGARUH LINGKUNGAN
Tidur cukup
Keluarga harmonis
Keteraturan hidup seharihari
Diet optimal

Menghindari obat
Kehidupan seksual yang
normal
Kondisi dan lingkungan
hidup yang baik
Kesempatan rekreasi
Kesehatan badan
terpelihara secara rutin, dll

KONDISI MATERIAL
Fasilitas latihan dengan
standar tinggi
Sikap positif dan dukungan Standar
perlengkapan
daru keluarga
latihan
Persahabatan dalam tim
Kepuasan
bekerja,
sukses Standar peralatan latihan,
dalam kerja, sekolah dan dll
prospek karir
Koordinasi yang baik
Kondisi lingkungan dan iklim
yang mendukung
Lokasi tempat tinggal yang
dekat dengan tempat latihan, dll

Tugas 2 (individu)
1. Silahkan saudara main ke warnet, tulis tentang makalah pembinaan prestasi cabang
olahraga di Indonesia, Asia, Amerika, Afrika atau Australia. Dikumpulkan minggu
depan. Terima kasih.

Sebuah Tanda Tanya Kecil:


Mengapa olahraga dan pendidikan jasmani malah kian kehilangan
landasan dalam pendidikan formal......?
(Ts, 2007)

KEPELATIHAN OLAHRAGA
DI SEKOLAH
MATERI 3
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan mahasiswa
menjelaskan tentang kepelatihan olahraga dalam cabang olahraga
khusus.
4

Kode Etik Pelatih (Conducy of Ethic)


Organisasi olahraga mengadakan Kongres untuk membuat Policy (semacam politik dalam
olahraga). Hal-hal kode etik cukup luas, tapi akan dibatasi.
Catatan: tiap cabang olahraga tidak sama.
ATLET
Melatih atlet, yang utama diperhatikan:
1. Melihat tallent / bakat / pembawaan.
2. Perhatikan dalam pemilihan atau seleksi atlet.
3. Harus punya tingkat kesehatan yang baik (mental, fisik, dan lain-lain).
4. Proporsi susunan anatomi atlet harus dilihat (panjang tangan, kaki, leher, dsb).
5. Fungsi tubuh harus punya kondisi yang tinggi (jantung, paru-paru, dsb).
6. Kondisi jiwa / psikis harus sangat menunjang.
7. Mempunyai daya tahan dalam latihan dari hari ke hari (tidak mengeluh).
Aspek lain:
1. Komitmen atlet dalam berlatih, karena atlet akan melalui latihan yang tidak ringan.
2. Kita menemukan super tallent, akan memudahkan kita melatih dan atlt cepat
menerima.
3. Kadang menemukan tallent, tetapi kita atau atlet mundur pelan-pelan.
4. Ada group yang benar-benar mendapatkan prestasi yang tinggi dan group yang
pelan-pelan membawa temen-temannya mundur.
5. Solidaritas teman tinggi (bisa menyebabkan mundur), psychology efect.
6. Kepandaian pelatih menentukan (mengetahui jiwa atlet luar dalam).
7. Ada atlet yang cepat sekali meninggalkan teman-temannya.
8. Jangan takut, atlet yang begitu cepat, belum tentu kebawa event yang lebih tinggi
(PON, Sea Games, dsb), kita harus sabar, penuh pengertian, pasti berhasil.
9. Sabar dan penuh pengertian dalam memberi latihan (sangat penting sekali).
10. Catatan, atlet berlatih = bertanding, jangan sampai atlet berlatih bagus, ketika
bertanding hais.
11. Mental juara merupakan faktor turunan atau genetik.
Ringkasan
Atlet membutuhkan:
1. Lingkungan yang baik
2. Peran pelatih
3. Mental juara
4. Keturnan yang baik
5. Daya juang yang tinggi
PELATIH
1. Etika atau sopan santun.
2. Moral pelatih profesional.
5

3. Harus mempunyai legitimasi.


4. Psikologi, paedagogis, profesional baik.
5. Selalu melatih pengalamannya, terus meneliti kekurangan dan kelebihan yang
dimiliki.
6. Menambah kebanggaan, dengan ikut pelatihan atau penataran yang diadakan oleh
federasi atau organisasi olahraga.
7. Melatih sebagai hobi.
8. Harus mempunyai jiwa optimis dan sportif (tidak ada keluhan).
9. Disiplin, tepat waktu.
10. Atlet usia 7-14 tahun, pelajari perkembangan jiwanya.
11. Menghargai umur-umur 7-14 tahun (batin didekatkan dulu, marah karena mencintai
bukan karena dendam).
12. Pelatih berperan menstabilkan hubungan antara pelatih dengan groupnya.
13. Persahabatan, saling bantu, saling percaya.
14. Jangan ada kesukuan, anak emas, KKN (tidak ada rasialis, diskriminasi alias tidak
ada anak dokter maupun anak jenderal).
15. Anak lahir mempunyai derajat yang sama.
TEKNIK ADMINISTRASI
1. Pimpinan klub, pimpinan federasi, hal tersebut mempunyai aturan yang penting,
saling menunjang.
2. Kita harus mengenal teknik administrasi.
3. Pimpinan merupakan seorang yang menetapkan strategi
4. Pemimpin: pengawas, pengamat, pengontrol, mengawasi sepintas.
5. Pimpinan mudah, pasti memimpin dengan kecepatan, kadang membuat keputusan
kurang baik.
6. Pemimpin yang baik: usia matang, ada orientasi, penuh pertimbangan.
MATERIAL / SARANA DAN PRASARANA
1. Yang penting, kita mempunyai alat dan tempat latihan yang baik dan modern.
2. Kita punya, diberi dana untuk membuat, buat tempat yang dekat sekolah atau
asrama.
3. Bagaimanapun kita punya alat modern, yang paling penting adalah atlet dan
pelatih.
Catatan:
1. Penampilan tidak akan berhasil tanpa volume latihan (bentuk latihan dan jam
latihan).
2. 1500 jam per tahun: 30 jam teknik/minggu, 2 X perhari (pagi-sore), 2 minggu per
tahun free! (harus dihormati sebagai kode etik pelatih.
3. Dalam proses persiapan, jangan hanya bekerja dengan atlet saja, tetapi semua! (satu
kesatuan).
4. Keberhasilan bukan hanya karena pelatih, tetapi team.
5. Latihan 4 jam nonstop, merusak atlet!
6

6. 3 jam / sesi latihan boleh, tetapi kita mampu tidak melenceng dari kode etik
pelatih?
7. Atlet jangan terlalu tinggi atau pendek.
8. Kemampuan berpikir atlet diperhatikan.
9. Genetik dan alami, baik!
10. Memulai latihan, jangan terlalu berat, sesuaikan tahap latihan dengan sesi latihan.
ETIKA KEPELATIHAN DALAM OLAHRAGA
1. OR tidak lepas dari kehidupan sosial,
2. OR tidak terlepas dari: aturan individu, aturan team, aturan profesi dan aturan
moral.
3. Tidak boleh berlawanan dengan peraturan atau sistem.
4. Tidak ada yang mengampuni kalau kita melakukan kesalahan.
5. Atlet salah ada kritik ada hukuman, pelatih salah juga demikian,
6. Harus tetap mengkaitkan kita dengan atlet, sehingga tidak ada yang salah
menyalahkan
7. Sikap dan karakter harus baik.
8. Masyarakat ikut menilai.
9. Para pelatih diusahakan mengembangkan dirinya untuk menghasilkan atlet hebat,
misal sambil melatih, dengan video camera, memakai internet, LCD, dsb.
10. Sifat utama yang dibutuhkan pelatih untuk memimpin pelatihan adalah kebutuhan.
11. Pelatih harus dapat menjawab semua pertanyaan dari atletnya,
12. Menunggu pelatih sempurna merupakan proses.
13. Kemampuan pelatih tergantung karakter pelatih itu sendiri.
14. Pelatih tidak boleh membiarkan masalah berkembang dalam teamnya.
15. Peletih harus jujur, murni, mencintai, menghargai atletnya, Prinsip: tanpa atlet,
pelatih bukan apa-apa.
16. Pelatih harus bisa menguasai perkembangan jiwa atletnya.
17. Pelatih harus mempunyai tanggung jawab moral yang baik.
18. Pelatih merupakan model atau idola bagi atletnya.
19. Pelatih harus bisa mengusahakan agar atletnya mempunyai gairah dalam berlatih.
20. Situasi atlet bisa menjadi semangat atau bergairah (pemanasan, teknik, pengarahan,
mental, selama beberapa menit, diciptakan oleh pelatih).
21. Pelatih harus bisa mengantisipasi atletnya yang tidak bergairah dalam latihannya,
bagaimana caranya atlet dapat bergairah lagi?
22. Tugas dasar pelatih, mentransfer atau menularkan ilmunya kepada atletnya.
23. Pelatih harus bisa menjadi orang tua dan sahabat dekat atletnya, agar program bisa
berjalan.
24. Pelatih harus bisa memberikan perhatian yang sama.
25. Pelatih harus bersifat obyektif.
26. Setiap anggota team, haruslah merasa kalau mereka dicintai dan diperlakukan
sama.
27. Untuk mendapat hasil yang baik, atlet harus diberi motivasi penuh.
28. Seorang pelatih adalah ahli (expert).
7

29. Pelatih harus kreatif.


30. Dalam latihan, jangan sering marah (marah boleh tapi jangan membahayakan).
31. Pelatih jangan antipati terhadap atletnya (atlet dijadikan alat untuk mencapai tujuan
pelatih).
32. Dalam masa kompetisi, kalah menang atlet perlu dihargai.
33. Untuk mencapai prestasi, peletih harus bisa menjaga informasi yang diterima.
34. Pelatih harus mengenal sifat atletnya (karakter, mental, sifat lahiriah).
35. Pastikan kepada atlet, bahwa mereka bukan menjadi alat pelatih untuk mencapai
tujuan pelatih (atlet harus tahu!).
Arah tujuan latihan persiapan dalam adalah menyempurnakan kemampuan pada tubuh
manusia.
Tujuan Dasar Latihan Persiapan:
1. Seleksi atlet (sebelum sistem dibuat, pemilihan atlet sangan penting).
2. Motivasi (gairah dari dalam/luar diri untuk melakukan sesuatu, misal physiologi
dan psycology). Aturan main pelatih menentukan pengaruh motivasi terhadap atlet,
serta adanya reward / penghargaan.
3. Persiapan yang berlangsung secara kontinyu sejauh mana proses latihan
berlangsung secara efisien (ukurannya waktu).
4. Volume latuhan dengan intensitas tinggi. Bicara program latihan, volume= lama
latihan, intensitas= isi latihan (berbanding terbalik).
5. Standar dan optimasi latihan.
6. Persiapan yang berkesinambungan / terus-menerus, dan belajar memahami proses.
Dapat membuat latihan seperti perlombaan.
7. Faktor psikologi.
8. Recovery (pemulihan setelah peak).
9. Peralatan sangatlah mendukung.
10. Masalah dana.
11. Tanggung jawab pelatih untuk keselamatan atletnya.
12. Pelatih diharapkan bisa menolong atletnya ketika atlet cidera.
13. Pelatih harus punya video kamera.

Catatan:
Metode meningkatkan kekuatan maksimal otot tanpa memperbesar otot adalah dengan
menggunakan Metode Neural (syaraf yang ditingkatkan), cirinya:
a. Intensitas tinggi (75%, 80%)
b. Repetisi sedikit
c. Gerak kontraksi cepat
PHYSICAL PREPARATION (Persiapan Fisik)
GENERALITIES
8

Latihan tanpa persiapan = bodoh! (didukung oleh teori). Setiap latihan = banyak
membutuhkan elemen dan semakin meningkat faktor kesulitannya. Misal, Giant 60 kg,
dengan langsung posisi handstand menjadi 180 kg.
1.
2.
3.
4.

Peran utama persiapan fisik dalam olahraga:


Latihan yang tepat, postur yang tepat, akan mencapai perkembangan yang tepat.
Lihat perkembangan motor skill.
Meningkatkan usaha sevara tepat sampai maksimal.
Latihan psikologi.

MOTOR SKILL
Tergantung kemampuan motoriknya, antara lain:
1. Strength
2. Speed
3. Flexibility
4. Endurences
5. Dsb
Catatan:
Hal ini akan berkembang antara usia 0-14 tahun.
Speed sifatnya genetik, meski kecepatan dapat dilatih.
Flexi bertahan seumur hidup kita.
Masa anak, dikenalkan dengan banyak olahraga, nanti akan terlihat tallentnya.
Pelatih harus melihat usia atletnya.
Contoh Specific Conditioning (dalam senam) alat Floor Exercise
1. Rangkaian 2 X
2. Rangkaian 2 lajur (artistik saja).
3. Rangkaian 3 lajur (akrobatik saja).
4. Dll.
Jadi, strength sangat penting, karena dalam latihan senam semua otot kontraksi! Kekuatan
otot tergantung: sistem saraf, misal konsentrasi. Pelatih harus mengausai macam otot,
saraf, dan elastisitas otot.
PSYCHOLOGI PREPARATION (Persiapan Psikologi)
Terjadi setiap hari dan setiap perlombaan sangat dibutuhkan. Atlet, selain
pengalaman harus diberi pendidikan ilmiahnya. Tugas dasar psikologi adalah
menggabungkan aspek teknis, aspek latihan agar atlet bisa mengolah dalam setiap
perlombaan.
Faktor persiapan psikologi merupakan bagian dari proses pendidikan melalui
metode yang spesifk (bersama aspek teknik dan fisik). Psikolog = pendekatan.
Tujuan Umum Latihan Persiapan Psikologi
9

1. Memberikan pendidikan kepada atlet tentang nilai-nilai moral dalam kaitannya atlet
mengenal perilaku sehingga atlet mencintai senam.
2. Membangun kemampuan berkonsentrasi dan perhatian atlet serta perkembangan
psikologinya.
3. Membangun daya ingat. Imajinasi, motorik, dan visualisasi.
4. Mengembangkan kemampuan orientasi (yang menjadi spesialisasinya),
mengevaluasi secara cepat dan tepat situasi yang terjadi pada saat lomba.
5. Mendidik penguasaan diri sesuai dengan kebutuhan olahraga.
Persiapan psikologi menjelang lomba merupakan proses yang komplek dan rumit
selama berbulan-bulan yang direalisasikan oleh penggabungan atlet dan pelatih.
Aspek Persiapan Psikologi Menjelang Kompetisi
1. Mendapatkan informasi nyata yang cukup tentang lomba (misalnya data, lawan,
jumlah lawan, kekuatan lawan, dll).
2. Mempunyai tujuan yang benar dan tepat sesuai serta pentingnya mengevaluasi,
baik secara individu atau team.
3. Memprogramkan dan mengkoordinasikan perilaku atlet selama lomba.
4. Pemilihan gerakan yang tepat.
5. Atlet harus dapat mendeteksi gangguan-gangguan.
6. Kemapuan konsentrasi yang optimal merupakan dasar untuk mencapai prestasi.
7. Konsentrasi panjang, di beam, (lawan pesenam adalah diri sendiri, alat, dan atlet
lain). Relaksasi, pijat, pernafasan, memberikan pengertian ke atlet. Merupakan
contoh latihan psikologi. Pelatih harus tahu temperamen atlet. Kalau atlet ingin
sendiri, biarkan!
Metode yang dipakai untuk mencapai persiapan psikologi yang khusus untuk kompetisi
(dalam senam):
1. Melakukan suatu rangkaian.
2. Merubah tempat alat dalam hall.
3. Mencoba alat yang mutunya nagus atau jelek sekalipun.
4. Melakukan rangkaian tanpa matras pelindung.
5. Melakukan rangkaian ketika alat sudah capek.
6. Melakukan kontrol latihan yang dihadiri oleh wasit dan penonton.
7. Lakukan konsenrasi khusus dan latihan rutin tanpa pemanasan khusus (special
warm-up).
8. Melakukan rangkaian 2X berturut-turut dengan istirahat yang sangat singkat.
TALLENT SCOUTING (Pencarian Bakat)
Seleksi atlet
Membina atlet
Mendeteksi atlet
Mengembangkan atlet
10

Langkah
1. Visualisasi
2. Lihat atlet dari posisi depan, belakang, dan samping
3. Lihat persendiannya
4. Perut tidak besar
5. Kaki tidak O atau X
6. Pinggul tidak besar
7. Saat duduk, dilihat perbandingan antara tubuh diperhatikan
8. Test: Standing Long Jump

Sebuah Catatan Kecil


Olahraga terdiri dari beberapa dimensi tindakan dan perilaku manusia
dimana komponen motorik, kognisi, dan afeksi memainkan peran, dan
menghasilkan berbagai macam pola gerakan.
(Ts, 2007)

KEPELATIHAN OLAHRAGA
DI SEKOLAH
MATERI 4
KARAKTERISTIK ANAK BERBAKAT OLAHRAGA

Menurut Bloom (Reigner et al., 1993) karir olahraga anak terbagi menjadi 3 tahap, yaitu:
1. Tahap awal
2. Tahap berkembang
3. Tahap sempurna
Pada masa / tahap awal, dimana orang tua, guru, pelatih, mendapatkan bahwa anak
memiliki bakat olahraga, maka anak harus didukung secara positif. Pelatih tidak perlu
menekankan pada penguasaan teknik olahraganya melainkan mengusahakan agar anak
berlatih dengan gembira / senang. Pelatih dalam membiarkan penghargaan/pujian/reward
11

lebih mendasarkan kepada atas usaha yang diperlihatkan oleh anak bukannya selalu
terhadap hasil yang dicapai oleh anak. Hal yang penting adalah proses bukan akhir.
Dalam masa / tahap perkembangan, anak mulai tergila-gila (hooked) dengan olahraga yang
dilakukannya dan merasa bahwa ia menjadi atlet dalam cabang olahraga tersebut, maka
motivasi dan dedikasinya untuk mengasah keterampilan akan lebih meningkat. Biasanya
anak dilatih oleh pelatih yang terampil dan memiliki hubungan positif dengan anak
sehingga anak sangat menghargainya. Dalam tahap ini, anak sangat membutuhkan
dukungan dan dorongan moral maupun finansial. Oleh karena itu, pengorbanan orang tua
akan kebutuhan tersebut sangat diperlukan.
Jika tahap ini terpenuhi dan prestasi anak meningkat, maka anak akan mencapai tahap
kesempurnaan sebagai atlet. Pada saat anak telah menjadi seorang atlet berprestasi, maka
kegiatan olahraga ini akan mendominasi kebutuhannya. Atlet menghabiskan waktu dan
usahanya untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya. Peran orang tua sudah tidak
begitu besar, karena sang atlet sudah lebih mandiri. Oleh karena itu, atlet dituntut untuk
selalu berprestasi dari waktu ke waktu, dan hal ini menyebabkan hubungan atlet dengan
pelatihnya menjadi lebih positif atau negatif, tergantung kepada pendekatan sang pelatih.

Tabel 1
MODEL BLOOM
KARAKTERISTIK ANAK BERBAKAT
(Beserta Pelatih dan Orang Tuanya)
PADA BERBAGAI TAHAP DAN KARIRNYA
No.

INDIVIDU

1.

Performance
Anak / Atlet

2.

Pelatih

3.

Orang tua

AWAL
Gembira, senang,
semangat, merasa
spesial
Baik hati, riang,
penuh kasih sayang,
orientasi pada proses
Berbagi
kegembiraan dan
semangat,
mendukung, positif

TAHAPAN AKHIR
BERKEMBANG
SEMPURNA
Tergila-gila, dedikasi Obsesi, bertanggung
jawab
Kuat, tegas,
menghargai,
terampil,
memberikan
tantangan positif
Rela berkorban
(termasuk finansial),
membatasi aktivitas
anak

Ditakuti, disegani,
membawa sukses,
terikat emosi
-

12

Modifikasi dari: Handbook of Research on Sport Psychology (Singer Murphey, Tennant,


1993, p.296)
PERAN ORANG TUA DAN PELATIH
DALAM PENGEMBANGAN BAKAT OLAHRAGA ANAK USIA DINI
Orang tua dan pelatih sangat berperan dalam perkembangan bakat olahraga seorang anak.
Jika anak berbakat mendapatkan pelatih-pelatih yang tepat dan memiliki orang tua yang
mendukung kegiatannya, maka prestasi olahraganya akan berkembang.
Tips untuk pelatih yang menangani anak:
1. Perlakukan setiap anak sama dengan anak yang lain.
2. Ciptakan suasana yang menyenangkan, semakin anak menyukai olahraga mereka
akan lebih berminat untuk bermain olahraga.
3. Bersabar. Pada mulanya anak mungkin takut atau koordinasi motoriknya kurang,
namun dengan berjalannya waktu dan pengarahan yang benar, mereka akan belajar.
4. Pastikan setiap anak melakukan gerakan olahraganya dengan benar, penting untuk
perkembangan keterampilan, maupun rasa kebanggaan.
5. Gunakan bahasa yang sederhana dan jelas, dapat dimengerti anak.
6. Kurangi rasa takut pada diri anak, dengan mengantisipasi dan mengurangi
kecemasannya (humor biasanya efektif).
7. Jelaskan dan tunjukkan teknik gerakan yang benar dan cermat, sehinggan anak
dapat mengerti apa yang harus dilakukan.
8. Jelaskan gerakan baru sedikit demi sedikit, sehingga anak dapat melihat urutan
gerakan yang benar.
9. Jika anak melakukan kesalahan, hal terebut adalah wajar, karena berarti mereka
sedang mencoba.
10. Biarkan anak mengajukan pertanyaan, hal ini menunjukkan bahwa anak itu
berpikir.
11. Tunjukkan penghargaan terhadap anak, perlakukan anak sedemikian rupa sehingga
terkesan bahwa baik pelatih maupun yang dilatih sama-sama belajar.
12. Bersikaplah positif dan yakinkan setiap anak memiliki peran dalam tim, sehingga
anak merasa penting dan spesial.
13. Rangsang anak agar anak memiliki tokoh model, kenalkan anak-anak kepada
tokoh-tokoh olahraga yang patut dicontoh dan diteladani.
Hal-hal yang harus dihindari pelatih dalam menangani anak-anak:
1. Hindari berteriak kasar atau membentak.
2. Jangan menonjolkan penampilan buruk anak atau mengungkit-ungkit kesalahan
yang pernah dibuat oleh anak.
3. Hindari menghukum anak atas kesalahan gerakan yang telah dibuat anak.
4. Jangan menonjolkan kesalahan anak di depan anak-anak yang lain.
5. Tidak perlu anak belajar dengan cepat. Prinsip: kemampuan anak akan meningkat
melalui latihan-latihan yang teratur.
13

6. Jangan mengharapkan anak bermain seperti seorang profesional. Biarkan mereka


menikmati dunia kana-kanaknya sebagai bocah, mereka akan mahir secara
bertahap.
7. Hindari memperolok atau mempermainkan anak. Karena berdampak terhadap
penghukuman diri sendiri.
8. Tidak perlu membandingkan seorang anak dengan anak lainnya, apalagi dengan
jagoan alam tim.
9. Janganlah mengabaikan anak kandung yang juga dilatih (walau dengan tujuan
menghilangkan prasangka pilih kasih). Ingat, setiap anak dalam tim selalu
menginginkan perhatian khusus dari pelatihnya.
10. Janganlah mengkritik atau mencaci pelatih lain ataupun wasit di depan anak. Hal
ini akan membingungkan anak dan akan menghambat perkembangan
sportifitasnya.
11. Hindari membuat latihan olahraga semata-mata sebagai kerja keras tanpa
kegmbiraan.

Sebuah Catatan Kecil


Olahraga merupakan kekuatan positif dan bersifat global yang
mengajarkan pelajaran esensial ketrampilan hidup

KEPELATIHAN OLAHRAGA
DI SEKOLAH
MATERI 5
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan mahasiswa
dapat menjelaskan tentang pertumbuhan dan
perkembangan anak.

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK


Sebelum membicarakan tentang aktivitas fisik atau olahraga apa yang sesuai dengan anak
usia dini, kita harus menyimak bagaimana kecenderungan karakteristik pertumbuhan dan
perkembangan anak dalam setiap periode umur usia dini tersebut. Mengetahui dan
menghayati hal ini dianggap penting, agar aktivitas yang diberikan kepada anak sesuai
dengan karakteristik pertumbuhan dan perkembangannya baik pertumbuhan fisik maupun
mental dan emosional anak. Apabila olahraga yang diberikan tidak sesuai dengan
14

karakteristik tersebut, maka aktivitas fisik yang diberikan tidak akan berpengaruh positif
terhadap perkembangan anak (hasil dapat kontradiksi dengan sasaran yang ingin dicapai).
Periode Umur 5 8 tahun
1. Pertumbuhan tulang lambat.
2. Mudah terjadi kelainan postur tubuh.
3. Koordinasi gerak terlihat jelek dan kurang baik.
4. Sangat aktif dan onsentrasi sempit.
5. Dramatis, imajinatif, imitatif.
6. Kreatif, serba ingin tahu, senang menyeidiki, belajar melalui aktivitas.
7. Senang membentuk kelompok-kelompok kecil, putra dan putri mempunyai minat
yang sama.
8. Mencari persetujuan orang dewasa (orang tua, guru, kakak, dll).
9. Mudah gembira karena dipuji, mudah sedih karena dikritik.
Periode Umur 9 11 tahun
1. Otot tumbuh cepat dan membutuhkan latihan, postur tubuh cenderung buruk
sehingga dibutuhkan latihan pembentukan tubuh.
2. Penuh energi, tetapi mudah lelah.
3. Timbul minat untuk mahir dalam suatu keterampilan fisik tertentu dan permainan
yang terorganisir, tetapi belum siap untuk mengerti peraturan-peraturan yang rumit,
rentang perhatiah lebih lama.
4. Senang/berani menantang aktivitas yang agak keras.
5. Lebih senang berkumpul dengan lawan jenis dan sebaya.
6. Menyenangi aktifitas yang dramatis, kreatif, imajinatif, dan ritmis.
7. Minat untuk berprestasi individual, kompetitif, dan punya idola.
8. Membentuk kelompok-kelompok, mencari persetujuan kelompok.
9. Saat yang tepat untuk mendidik moral dan perilaku sosial yang baik.
Peride Umur 12 13 tahun
1. Memasuiki periode transisi dari anak ke pradewasa, putri biasanya lebih dewasa
(mature) daripada putra. Tetapi putra memiliki daya tahan dan kekuatan yang lebih.
2. Pertumbuhan tubuh yang cepat, tetapi kurang teratur, sering menyebabkan
keseimbangan tubuh terganggu karena gerakan yang cenderung kaku (awkward).
3. Lebih mementingkan keberhasilan kelompok/tim daripada individu, ingin diakui
dan diterima sebagai angoota kelompok.
4. Adanya minat dalam aktifitas yang dapat meningkatkan kemampuan dan
keterampilannya. Mulai adanya minat untuk melakukan latihan fisik.
5. Senang berpartisipasi dalam kegiatan rekreasi aktif, perlu ada bimbingan dan
pengawasan dalam pergaulannya dengan lawan jenis.
6. Kesadaran diri dan emosi mulai tumbuh meskipun masih kurang kontrol, mencari
persetujuan orang dewasa.
7. Peduli akan prosedur demokratis dan perencanaan tim/group, semakin kurang dapat
menerima sikap otoritas orang lain.
Periode Umur 13 14 tahun
15

1. Pertumbuhan yang cepat masih berlanjut, umumnya putri lebih tinggi dan berat
daripada pria.
2. Otot mulai tampak berkembang, tetapi koordinasi gerakan umumnya masih kurang
baik.
3. Mulai ada kegiatan seksual, semakin tumbuh minatnya untuk aktifitas fisik, senang
akan kesempurnaan dalam penampilan, senang bereksperimen dan kreatif.
4. Mengutamakan kegiatan kelompok daripada individual, kesetiaan kepada
kelompok amat menonjol.
5. Kurang stabil dalam kesetiakawanan, dapat mempunyai seorang idola, emosi
berubah-ubah, ingin bebas/merdeka, tidak mau didikte/diperintah.
6. Ini adalah periode dimana anak sukar untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
sekitar (sosial).
Periode Umur 14 16 tahun
1. Mendekati kedewasaan biologis, pertumbuhan fisik yang cepat, terutama putra.
2. Koordinasi gerak bertambah baik, terutama putri, mampu berpartisipasi dalam
aktifitas yang membutuhkan skill atau keahlian yang tinggi.
3. Semakin berminat akan bentuk-bentuk rekreasi aktif, putra lebih menyenangi
olahraga beregu akan tetapi mulai timbul minat dalam aktifitas-aktifitas individual.
4. Ingin memiliki tubuh yang sehat dan menarik (attractive), khawatir akan
kehilangan status yang diberikan oleh pertumbuhan tubuh yang kurang sempurna
atau kurang menarik, putra menginginkan agar kuat dan kekar.
5. Baik putra dan putri senang berkelompok, ingin adanya pengakuan (recognition)
dari kelompok.
6. Mulai ada perhatian (tertarik) terhadap lawan jenis.
7. Mulai ada minat terhadap kegiatan estetik dan intelektual, kreatif, senang
bereksperimen (mencoba-coba).
Catatan: Mengacu kepada karakteristik tersebut, aktifitas fisik atau olahraga yang
diberikan kepada anak haruslah disesuaikan dengan karakteristik-karakteristik
tersebut.

Sebuah Catatan Kecil


Olahraga adalah bentuk khusus.........
Dimana manusia dapat mengaktualisasikan tubuhnya melalui gerakan.
Dengan demikian olahraga telah menjadi suatu fenomena dengan
keragaman eksistensial dalam kaitan dengan kemungkinankemungkinan kesadaran akan diri sendiri dalam kehidupan.
(Ts, 2007)

16

KEPELATIHAN OLAHRAGA
DI SEKOLAH
MATERI 6
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan mahasiswa
dapat menjelaskan tentang jenis olahraga bagi anak usia
dini

JENIS OLAHRAGA BAGI ANAK USIA DINI


Setelah kita mempelajari bagaimana kecenderungan karakteristik pertumbuhan dan
perkembangan anak usia dini, maka di bawah ini akan diterangkan jenis olahraga atau
aktifitas fisik yang sesuai dengan karakteristik tersebut.
Periode Umur 5 6 tahun
1. Gerakan dasar yang sederhana, misalnya: jalan, baris-berbaris, lari, lompat-lompat,
keseimbangan dan berputar/berguling (roll).
2. Gerakan imitatif (meniru) yang melibatkan otot besar, misalnya: meniru jalan/gerak
binatang, kapal terbang, kereta api, menebang kayu, menggergaji, dsb.
3. Permainan-permainan sederhana yang berisi koordinasi dan kelincahan.
4. Permainan imtatif/imajinatif (permainan dengan menggunakan cerita).
5. Gerakan memanjat, bergelantungan dan berayun-ayun.
6. Permainan sederhana dengan menggunakan bola dan menggunakan peraturan yang
tidak ketat.
17

7. Saat yang baik untuk belajar berenang, berkenalan dengan air, bermain di air dan
belajar mengambang.
8. Melakukan aktifitas rekreasi di alam terbuka (outdoor).
9. Menginterprestasikan nyanyian dengan gerak ritmis (tari dan dansa).
10. Latihan keseimbangan yang sederhana, misalnya: berjalan di balok titian, jalan di
satu garis lurus-bengkok dan berputar, bentuk latihan berguling.
Cabang olahraga yang dapat mulai dilatihkan dalam periode ini adalah renang, senam
dan loncat indah.
Periode Umur 7 8 tahun
1. Latihan untuk memperbaiki postur tubuh.
2. Jalan, lari, hop dengan irama musik, kombinasi lari-lompat.
3. Gerakan-gerakan yang membungkuk, melompat dan meregang.
4. Aktifitas otot besar (lengan, tingkai, perut dan punggung).
5. Permainan yang semi-aktif.
6. Permainan yang melibatkan kekuatan, keseimbangan dan kelincahan.
7. Skill/keahlian sederhana dengan bola, misalnya: lempar tangkap, kasti,
memasukkan bola ke dalam keranjang dan sepak bola.
8. Mulai diajarkan satu gaya renang, misalnya gaya katak.
9. Melakukan aktifitas rekreasi di alam terbuka (outdoor).
10. Menginterprestasikan nyanyian dengan gerak ritmis (tari dan dansa).
11. Permainan dengan peraturan sederhana, lapangan dan bola lebih kecil, dsb.
12. Masih/tetap imitatif dan imajinatif (meniru dan mengkhayal).
Cabang olahraga yang dapat mulai dilatihkan dalam periode umur ini adalah tenis dan
tenis meja.
Periode Umur 9 tahun
1. Libatkan dalam aktivitas-aktivitas conditioning, misalnya: lari, lompat, lempar,
berjangkit, bentuk-bentuk keterampilan senam dan keterampilan bermain.
2. Gabungan dari 2 atau lebih gerakan.
3. Berbagai variasi permainan, dimana dituntut aktifitas yang lebih keras.
4. Mulai belajar skill menendang dengan bola sepak.
5. Keterampilan lempar bola, untuk jarak dan ketepatan.
6. Teknik sederhana bola basket dan voli, dengan menggunakan bola yang lebih kecil
dan lebih ringan.
7. Memahirkan keterampilan berenang.
8. Aktifitas di alam terbuka.
Cabang olahraga yang dapat mulai dilatihkan dalam periode umur ini adalah basket
(bola ringan), bulutangkis, dan voli (bola lebih kecil).
Periode Umur 10 11 tahun
Dalam periode ini, terdapat masa transisi dalam aktifitas yang diberikan dalam pelajaran
Pendidikan Jasmani / Olahraga, Pendidikan Gerak (mevement education), mulai berubah
ke arak aktifitas kesegaran jasmani (fitnes activies) dan keterampilan olahraga (sport skill).
1. Aktifitas dengan melibatkan otot-otot besar (lompat, lari, lempar, senam dan
permainan).
2. Aktifitas dengan merubah arah dan tempo lari (agilitas).
18

3. Pengembangan koordinasi lempar, lompat, dan skill cabang olahraga.


4. Permainan dengan lawan bermain, untuk menyalurkan naluri bersaing (perlu
pembinaan dalam sportifitas, kerjasama dan kepemimpinan).
5. Pengembangan skill menendang dengan bola sepak, bola voli dan basket dengan
peraturan sederhana.
6. Permainan kasti (atau semacamnya) dengan menggunakan bola kecil.
7. Pukul bola / shuttel kock dengan raket yang lebih ringan.
8. Mempelajari gaya renang baru, misalnya gaya bebas.
9. Bentuk-bentuk latihan senam artistik (atau lantai, kata orang awam), dengan alat
sederhana.
10. Bentuk latihan sederhana (untuk putra).
11. Atletik:
- Lari, lompat, lempar, sprint 30 40 m
- Lompat jauh tanpa awalan
- Belajar lompat tinggi (gaya gunting)
- Estafet sederhana
- Lempar bola untuk jarak.
Cabang olahraga yang dapat mulai dilatihkan dalam periode umur ini adalah atletik,
sepak bola, bola voli, panahan, pencak silat, dan anggar.
Periode Umur 12 13 tahun
1. Meingkatkan keterampilan dasar aktifitas yang menggunakan otot besar (lari,
lompat, lempar, dll).
2. Melibatkan diri dalam permainan beregu, untuk memperbaiki koordinasi dan
mengatasi kekakuan gerak.
3. Melanjutkan keterampilan dalam cabor yang mengunakan bola besar (basket, voli,
dan sepak bola) dan bola kecil, (kast, dll).
4. Meningkatkan kemahiran dalam olahraga memukul bola dengan menggunakan
raket (tenis, bulutangkis, tenis meja) dengan mengunakan raket yang lebih ringan.
5. Berbagai keterampilan senam artistik (lantai), maupun dengan menggunakan alat:
jump board, trampolin, balok keseimbangan, dsb.
6. Berbagai nomor atletik untuk memperbaiki koordinasi kecepatan dan kekuatan
(start, sprint 50 m, lompat jauh, lompat tinggi, lompat jangkit, estafet dan lempar
bola).
Cabang olahraga yang dapat mulai dilatihkan dalam periode umur ini adalah hoki,
softball, dayung, polo air, bola tangan, berkuda, judo dan karate.
Periode Umur 14 tahun
1. Melatih diri dalam olahraga secara intensif, berguan untuk mengembangkan daya
tahan (cardiovascular endurance). Masa ini, merupakan masa terbaik untuk melatih
daya tahan.
2. Latihan yang dapat membantu mengembangkan kondisi fisik, koordinasi,
fleksibilitas, kecepatan dan kekuatan (dengan beban ringan).
3. Keterampilan dalam olahraga beregu dan perorangan.
4. Atletik:
- Koreksi dalam teknik-teknik yang telah dipelajari
- Sprint 30-60 m
- Estafet
19

- Lompat (tinggi, jauh dan jangkit)


- Lari gawang (gawang rendah)
- Tolak peluru (putra 5 kg, putri 3 kg)
Cabang olahraga yang dapat mulai dilatihkan dalam periode umur ini adalah tinju, balap
sepeda, dayung, gulat, angkat besi dan judo.
Catatan:
Seiring dengan pertumbuhan fisik anak yang semakin tinggi dan kian besar, maka kian
meningkat pula kemampuan dan keterampilan fisiknya. Demikian pula komponen fisiknya,
seperti flexibility, balance, coordination, strength muscular, speed, dan agility semakin
terbuka kemungkinannya untuk dapat dipacu perkembangannya. Sehingga anak harus
diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk melakukan aktifitas jasmani /olahraga.
Apabila pada masa ini kesempatan tidak diberikan, maka peluang emas untuk
menumbuhkan minat berolahraga serta kesampatan mengembangkan fisiknya akan hilang.
Dalam kurun hidup manusia, periode inilah yang paling kondusif untuk mengembangkan
fisik dan minat berolahraga.
Tugas kelompok
1. Buat 6 kelompok (kelompok dibagi sendiri, membuat makalah tentang: jenis
olahraga untuk anak usia dini sesuai dengan kelompok umur di atas). Minggu
depan dipresentasikan.
2. Aturan main: cover depan berbeda antar kelompok, tulisan 1,5 spasi.
3. Good luck....
Sebuah Catatan Sangat Kecil
Dosen dan mahasiswa sesungguhnya hanya bisa menjaga
martabatnya melalui berperilaku dan keteladanan hidup.
Jika dosen dan mahasiswa telah menggadaikan etika profesinya, tidak
ada lagi yang dapat mempertahankan martabat dan keluhuran
profesinya. Etika profesi adalah harta paling berharga yang dimiliki
dosen dan mahasiswa.
(Ts, 2007)

20

KEPELATIHAN OLAHRAGA
DI SEKOLAH
MATERI 7
Setelah membaca sub pokok materi-materi di bawah ini, diharapkan mahasiswa
akan mencari materi tersebut di internet, kemudian dipelajari sehingga
mahasiswa diharapkan mengerti secara mendalam tentang materi tersebut.

LATIHAN UNTUK KELOMPOK-KELOMPOK OLAHRAGA


KHUSUS
Olahragawan Wanita
1. Karakteristik Fisiologis Olahragawan Wanita
2. Haid dan Latihan
3. Haid yang Tidak Normal pada Olaheagawan
4. Kehamilan dan Latihan
Olahragawan Muda
1. Pertumbuhan, Perkembangan, dan Penampilan Olahraga
2. Melatih Olahragawan Muda
Olahragawan Tua
1. Proses ketuaan dan Penampilan Olahraga / Latihan
2. Ciri Khas Olahragawan yang Agak Tua
3. Melatih Olahragawan Tua
4. Tindakan Pencegahan Bagi Olahragawan Agak Tua
Olahragawan Lemah atau Cacat
1. Perintah Membuat Undang-undang
2. Memasukkan Olahragawan Lemah ke dalam Program Olahraga Reguler
3. Program Olahraga Khusus bagi Para Cacat
Catatan:
1. Silahkan saudara mencari isi materi di atas di internet kemudian dipelajari. Setelah
tersusun, silahkan dikumpulkan langsung ke meja saya.
2. Boleh langsung diprint dari internet atau diketik lagi (diresume). Silahkan memilih.
3. Good luck.........
Catatan Kecil:
Ilmu pengetahuan tidak selamanya bergantung pada sesuatu yang
benar, tapi bisa juga diperoleh dari sesuatu yang salah
(Carl Jung, tanpa ijin)
21

KEPELATIHAN OLAHRAGA
MATERI 8
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan mahasiswa dapat
menjelaskan tentang bagaimana kepemimpinan dalam
kepelatihan dan bagaimana menjadi seorang pemimpin yang
besar

Bayangkan suatu tim olahraga tanpa seorang pengarah dan pengatur usaha
mereka. Tanpa arahan yang menyeluruh, suatu tim akan mengalami kesulitan
dalam segala hal. Tanpa adanya suatu pemimpin, kemungkinan kecil
memperoleh kesepakatan mengenai orientasi tujuan atau tentang bagaimana
cara mencapai tujuan tertentu. Jelaslah bahwa kepemimpinan sangatlah
penting untuk kelancaran kerja tim secara efektif. Tujuan materi ini adalah
untuk memebicarakan berbagai jenis kepemimpinan yang sering dipakai oleh
pelatih dan menyarankan teknik kepemimpinan tertentu yang dapat
mendukung kepelatihan berhasil.

Dasar-dasar Kepemimpinan
Definisi Kepemimpinan
Mungkin kita membayangkan kepemimpinan dalam pengertian sifat-sifat dasar
seseorang.
Bertahun-tahun lamanya terdapat asumsi bahwa pemimpin dilahirkan dengan
sifat-sifat pembawaan yang menjadikan mereka menjadi seorang pemimpin yang
berhasil.
Diperkirakan, sifat-sifat bawaan seperti bentuk fisik, tingkat energi, nada suara,
dan sifat kepribadian lainnya seperti intelegensia, sifat agresif, dominasi, dan
ketergantungan mempengaruhi seseorang menjadi pemimpin. Yang lekat dengan
pandangan ini adalah asumsi bahwa orang memiliki sifat-sifat tersebut akan selalu
menjadi pemimpin dan yang lainnya menjadi pengikutnya.
Pandangan lain merumuskan kepemimpinan menurut pengertian fungsional. Kita
bisa saja menganggap seorang pemimpin sebagai orang yang melaksanakan
fungsi-fungsi tertentu. Misalnya, pemimpin dapat dilihat sebagai orang yang dapat
mengawasi secara efektif mengatur, mengawasi, dan mengarahkan kerja orang
lain. Tanggung jawab seperti ini disebut fungsi-fungsi kepemimpinan formal
dalam teori managemen klasik.
Definisi kepemimpinan yang lain, berdasarkan teori hubungan manusia,
melibatkan hubungan individu dengan suatu kelompok. Menurut pandangan ini,
pemimpin adalah orang yang bersimpati terhadap masalah pribadi lain. Para
22

pengikutnya yang mendukung bawahannya secara emosional dan yang mau


mendengarkan serta mengijinkan pengikutnya ikut bersuara dalam proses
pembuatan keputusan.
Yang terakhir, seorang pemimpin dapat dianggap sebagai orang yang memiliki
tingkat keterampilan tertinggi untuk tugas yang ditanganinya. Asumsi dasar dari
pandangan kontemporer ini ialah bahwa kepemimpinan itu sifatnya spesifik secara
situasional senang. Pemimpin dalam satu situasi tidak tentu menjadi pemimpin
yang efektif dalam situasi lain. Pemimpin yang efektif dalam satu situasi
seharusnya luwes agar dia juga efektif pada suatu situasi yang berlainan.
Keberhasilan melatih suatu cabang olahraga atau pada suatu sekolah atau suatu
tingkat tidaklah menjamin keberhasilan dicabang lainnya, pada sekolah lain atau
pada suatu tingkat lain.
Catatan : Masing-masing pandangan menekankan pada aspek kepemimpinan
yang berbeda. Namun semuanya mencakup satu elemen umum : pemimpin
adalah seseorang yang mengarahkan lebih banyak pengaruh daripada anggota
kelompok yang lain dan sesungguhnya inilah definisi yang seringkali digunakan
dala literatur ilmiah.
Gaya-gaya Kepemimpinan
Sebagai pemimpin tampak dingin dan tak acuh, sedangkan yang lain hangat dan
penuh perhatian. Sebagian mengakui hak otonom bawahannya, yang lain
mengawasi dengan ketat. Daftar faktor-faktor tersebut sangatlah panjang , namun
untuk konteks sekarang ini, tekanan diberikan pada dua jenis aspek
kepemimpinan yaitu :
1. Gaya kepemimpinan yang otoriter versus demoratis.
2. Gaya yang terpusat pada manusia versus yang berpusat pada tugas
Gaya kepemimpinan yang otoriter versus demokratis
Bertahun-tahun lamanya para peneliti berusaha menetukan mana yang lebih
efektif antara gaya kepemimpinan yang demokratis atau yang otoriter. Secara
khusus pelatih otoriter :
1. Menggunakan kekuasaan untuk mengendalikan orang lain
2. Memerintah yang lain dalam kelompok
3. Berusaha agar semuanya dikerjakan menurut keyakinannya
4. Bersikap tidak mengorangkan orang
5. Menghukum anggota yang mengabaikan atau menyimpang
6. Memutuskan pembagian pekerjaan
7. Menentukan bagaimana pekerjaan seharusnya dilaksanakan
8. Memutuskan kebenaran ide
Sebaliknya, pemimpin yang demokratis :
1. Bersikap ramah dan bersahabat
2. Membiarkan kelompok sebagai keseluruhan membuat rencana
3. Mengijinkan anggotanya untuk berinteraksi dengan yang lain tanpa ijin
4. Menerima saran
5. Berbicara sedikit lebih banyak dari rata-rata anggota kelompoknya
23

Dalam mempelajari gaya kepemimpinan, seseorang perlu menyadari bahwa


pemimpin tidak harus berada di satu ujung atau ujung yang lain. gaya
kepemimpinan tertentu dapat digunakan pada tingkatan yang berbeda pada
situasi yang berlainan.
Banyak pelatih memperlihatkan kombinasi gaya otoriter dan demokratis. Ada
alasan yang jelas dalam penggunaan salah satu gaya kepemimpinan tersebut dan
ada keuntungan serta kerugianuntuk masing-masing gaya tersebut.
Alasan banyak pelatih melatih secara otoriter karena :
1. Mereka melihat perannya sebagai orang otoriter
2. Mereka adalah orang yang memiliki keinginan besar untuk mengatur orang
lain dan menjatuhkan pilihan pada orang untuk memenuhi kebutuhannya.
3. Situasi kepemimpinan yang penuh tekanan yang timbul di sebagian besar
cabang olahraga menuntut pengawasan peltih atas para peserta
4. Olahragawan-olahragawan tertentu menghendaki sikap yang otoriter dari
pelatihnya sehingga pelatih bersikap demikian agar harapan memenuhi
olahragawan tersebut
Catatan : dengan demikian dapatlah dipahami kalau kepemimpinan otoriter itu
sangat umum di dunia olahraga.
Penelitian menunjukan gaya kepemimpinan otoriter sangat menguntungkan situasi
tertentu. Misalnya :
1. Gaya ini lebih disukai bilamana kecepatan dan gerakan amat dibutuhkan
2. Cocok digunakan dalam kelompok besar yang terlibat dengan tugas-tugas
rumit
3. Waktu menjadi lebih efisien dan menjadikan olahragawan yang merasa
was-was menjadi merasa lebih aman dan terlindungi dalam situasi yang
menekan
Alasan banyak pelatih melatih secara demokratis karena mereka percaya bahwa :
1. Setiap individu hidup sebagai makhluk sosial
2. Setiap individu berfungsi sebagai pribadi yang menyeluruh dan utuh, bukan
sebagai rangkaian dari bagian-bagian
3. Setoap individu memiliki cita cita, tujuan dan nilai-nilai yang membangkitkan
tingkah laku.
Sebagai ringkasan, jelaslah ada kerugian dan keuntungan pada gaya
kepemimpinan tersebut. Sebagai besar pelatih yang berhasil dalam olahraga
dalam kenyataannya tidak berada secara penuh dalam satu ujung ataupun ujung
yang lainnya. Mereka menggunakan keuntungan kedua gaya tersebut bila hal
tersebut yang terbaik untuk menyelesaikan tugas dan meningkatkan semangat
serta perkembangan tim. Misalnay : pada masa latihan dan masa pertandingan
menggunakan gaya otoriter. Pada masa sebelum/sesudah latihan, pada musim
liburan atau masa istirahat dalam masa latihan menggunakan gaya demokratis.
24

Pelatih yang sukses menggunakan gaya kepemimpinan yang luwes yang


memungkinkan memenuhi peran pelatihan yang beragam.
Gaya kepemimpinan yang berpusat pada orang versus yang berpusat pada
tugas.
Pelatih yang memusat pada orang meletakkan tekanan utama pada pemenuhan
kebutuhan pribadi olahragawan. Sebaliknya, pelatih yang berpusat pada tugas
cenderung memfokuskan perhatiannya hanya untuk memenangkan pertandingan.
Sejumlah studi penelitian menunjukan bahwa gaya kepemimpinan yang lebih
disukai tergantung pada situasi tertentu yang dihadapi. Ada 3 sifat dari situasi
kelompok yang menentukan bagaimana bainya kepemimpinan, yaitu :
1. Hubungan pribadi pemimpin dan kelompoknya
2. Struktur tugas
3. Kekuasaan sah pemimpin/pelatih
Catatan : meski masih diperlukan studi lebih jauh , sebagian besar penelitian
menyarankan bahwa pendekatan yang berorientasi pada tugas lebih disukai
dalam situasi yang menguntungkan ataupun yang sangat tidak menguntungkan/
menyenagkan untuk pemimpin.
TUGAS
Langkah pertama meningkatkan komunikasi adalah menambah kesadaran diri.
Pertumbuhan tidak akan terjadi tanpa adanya kepekaan pada kekuatan dan
kelemahan yang berkaitan dengan keterampilan berkomunikasi. Untuk membantu
proses ini, mahasiswa (sebagai calon pelatih/pelatih ) harus berusaha menjawab
dengan sejujur-jujurnya pertanyaan berikut :
1. Bagaimana seandainya saudara bermain dengan pelatih yang memimpin
persis seperti anda ?
2. Sebutkan kekuatan dan kelemahan yang saudara miliki sebagai calon
pelatih/pelatih!
3. Apa yang telah saudara lakukan untuk meningkatkan kemampuan saudara
berkomunikasi dengan olahragawan saudara atau pelatih lain ( seandainya
belum menjadi pelatih, bayangkan seakan-akan telah menjadi seorang
pelatih..).
4. Bila seorang olahragawan saudara memberi saran kepada saudara tentang
beberapa aspek gaya kepelatihan saudara, apakah saudara mulai
mempertahankan diri sebelum benar-benar mendengarkan dan menilai
saran olahragawan tersebut secara akurat.
5. Apakah tantangan terbesar yang saudara hadapi sebagai pelatih ?
6. Apakah olahragawan saudara selalu siap bermain untuk saudara?
7. Pernahkah saudara bertanya kepada olahragawan saudara dan apakah
mereka setuju dengan jawaban saudara pada pertanyaan no.6 ?
25

8. Dapatkah saudara pikirkan hal-hal yang lebih penting daripada melanjutkan


memperbaiki pelatih dan olahragawan dalam tim anda?

KEPELATIHAN OLAHRAGA
MATERI 9
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan mahasiswa akan
daapt mengerti secara mendalam serta memahami tentang
struktur dasar perencanaan progran latihan.

Perencanaan
Beberapa permasalahan yang timbul pada perencanaan program latihan adalah
tentang pentahapan kegiatan latihan yaitu pada tahap persiapan yang lebih
banyak mengutamakan kesiapan kondisi fisik dari pada peningkatan keterampilan
teknik maupun strateginya. Penampilan fisik dan keterampilan teknik adalah
berbeda tetapi pada dasarnya merupakan suatu kesatuan untuk meningkatkan
prestasi atlet.
Prinsip Dasar Perencanaan Latihan
Para atlet yang gagal biasanya tidak mendapat latihan yang benar dan tepat pada
beberapa peiodesasi. Program latihan sebaiknya dibuat pada struktur periodesasi
tunggal menuju peaknya.
26

Ketentuan suatu perencanaan latihan dengan periodesasinya :


1. Harus ada target yang akan dicapai dalam perencanaan.
2. Pertandingan-pertandingan yang dianggap penting selama program
berlangsung.
3. Syarat-syarat yang diperlukan untuk kapasitas teknik fisik mental sesuai
dengan spesifikasi dari masing-masing cabor
4. Berapa kali pertandingan yang harus diikuti oleh para atlet untuk mencapai
puncak prestasi
5. Setelah mencapai peak , bagaimana untuk dapat terpelihara cukup lama
dengan memperhatikan recovery.
Langkah berikut, cara penyusunan perencanaan latihan tahunan dengan
memperhitungkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1. Peningkatan hanya terjadi dengan latihan yang progresif
2. Latihan harus mengikuti suatu pola penyembuhan total dimana penekanan
latihan harus diikuti periode restorasi.
3. Tekanan terus menerus tanpa recovery yang cukup akan membawa
kegagalan.
4. Sesuaikan kondissi fisik pada latihan dengan bermacam-macam variasi
Penyusunan rencana latihan untuk 4 minggu : pengulangan waktu latihan penuh
dengan beberapa variasi dilaksanakan intensif selama 1 minggu : recovery
( pemulihan kondisi) istirahat dan pengurangan kegiatan latihan.
Susunan Program Latihan Tahunan
Pada periodesasi tunggal (monocycle) yang mempunyai peak satu pada dasarnya
dibagi menjadi 3 hal pokok, yaitu :
1. Volume latihan harus tinggi dan meningkatkan secara bertahap
2. Intensitas latihan dari rendah meningkat ke sedang
3. Peningkatan dalam kapasitas fisik umum, misal daya tahan, kekuatan,
power, kecepatan, mobilitas,dsb.
Pentahapan Program Latihan
Tahap latihan ada 3 :
1. Tahap persiapan (umum dan khusus)
2. Tahapan kompetisi (pra kompetisi dan kompetisi)
3. Tahap transisi
1. Tahap Persiapan
Terdiri dari persiapan umum dan persiapan khusus.
Persiapan umum misal : pengembangan kerangka umum pembinaan sikap,
fisik, teknik, taktik dan mental. Fokus persiapan umum adalah
27

pengembangan derajat kondisi fisik prima, sejalan dengan pembinaan


dorongan semangat berprestasi. Pembinaan teknik dan taktik juga
berlangsung tetapi porsi pelatihan lebih banyak pada kondisi fisik.
Melalui volume latihan yang lebih besar, terbangun pondasi kemampuan
adaptasi organisme yang lebih tinggi terhadap latihan yang lebih spesifik.
Tahap latihan yang lebih spesifik diarahkan untuk :
1. Menguasai dan menyempurnakan persiapan fisik secara umum
2. Meningkatkan kemampuan biomotorik yang dibutuhkan oleh setiap cabang
3.
4.
5.
6.

olahraga
Menamkan sifat psikologis yang spesifik
Mengembangkan dan meningkatkan serta menyempurnakan teknik
Membiasakan atlet dengan dasar manuver strategi dan teknik
Meningkatkan pengetahuan teoritis tentang metode berlatih tiap cabang
olahraga.

Tahapan persiapan spesifik merupakan transisi menuju tahap kompetisi. Proporsi


latihan sebagian besar (70-80 %) tertuju pada penyempurnaan teknik.
Catatan : isi latihan persiapan umum dan persiapan khusus sangat khas sesuai
dengan cabang olahraga yang digeluti.
2. Tahap Kompetisi
Tujuan utama tahap kompetesi untuk menyempurnakan semua aspek
pelatihan yang memungkinkan atlet untuk meningkatkan kemampuannya
sehingga dapat bertanding dengan sukses.
Tujuan tahap kompetisi (secara spesifik) :
- Menyempurnakan kemampuan biomotorik dan sifat psikologis sesuai
dengan kekhasan/ kekhususan masing-masing cabang olahraga
- Menyempurnakan dan mengkondisikan teknik
- Menyempurnakan keterampilan taktis memperoleh pengalaman
bertanding
- Mempertahankan hasil pembinaan kondisi fisik
- Memperkaya pengetahuan tentang cabang olahraga
Tujuan tahap pra-kompetisi untuk mengevaluasi hasil pembinaan dalam tahap
persiapan, mencakup teknik, fisik, taktik dan mental. Pertandingan tidak resmi
dapat dipakai sebagai tes nyata bagi kemampuan atlet.
Tahap kompetisi utama tertuju pada upaya untuk mengoptimalkan seluruh
kemampuan atlet untuk berprestasi, misalnya dalam PON XVII/2008. Selam tahap
ini, kurve stres menurun karena intensitas latihan meningkat dan partisipasi dalam
kompetisi.
3. Tahap Transisi
Berlangsung setelah masa kompetisi (misal PON XVII/2008) berakhir,
sebagai fase untuk memulihkan tekanan terhadap fisik dan mental yang
menimbulkan kelelahan yang berat. Tahap ini merupakan masa istirahat
28

aktif, masa peralihan untuk mengikuti kegiatan pembinaan tahap


berikutnya.
Masa ini juga merupakan tahap pemulihan cidera, dan potensial bagi
bangkitnya masalah dalam pembinaan seperti ketidakpuasan terhadap
sistem penghargaan, konflik akibat kegagalan mencapai target, dll,
sehingga perlu dikelola sebaik mungkin.

Periodesasi sebagai Dasar Perencanaan Latihan


1. Persiapan Fisik Secara Umum
Pada tahap ini sasaran utama adalah membuat dasar kerja yang mantap.
Dapat diasumsikan sebagai :Training to Train . Persiapan fisik secara
umum ini dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang tersedia.
Pelaksanaannya tidak terlalu tergesa-gesa tetap mengikuti ketentuanketentuan maupun prinsip-prinsip latihan sehingga dapat menyesuaikan diri
dengan tugas dan pertandingan.
Pokok utama yang harus diperhatikan :
- Volume latiahan harus tinggi dan makin lama makin meningkat
- Intensitas latihan dari rendah ke sedang
- Penekanan peningkatan latihan diutamakan pada kondisi fisik secara
-

umum ( misal endurance, strength, speed, mobility, power,dll )


Keterampilan teknik jangan dipaksakan yang penting adalah selalu ada
koreksi terhadap keslahn-kesalahan pokok di dalam melatih teknik yang

baru atau melatih keterampilan yang lain.


2. Persiapan Fisik Secara Khusus
Sasaran utama adalah peningkatan kapasitas dari cabang olahraga
tertentu secara teknik baru yang disesuaikan dengan kebugaran si atlet
tergantung dari lamanya latihan sebelumnya. Tahap persiapan ini akan
berakhir sekitar 2 bulan sesuai dengan kebutuhan.
Pokok utama yang harus diperhatikan :
- Volume kegiatan harus tetap meningkat sampai tahap pertengahan
-

kemudian volume latihan kondisi fisik mulai turun perlahan-lahan.


Intensitas latihan meningkat secara progresif dimana volume latihan

mulai menurun
Secara bertahap penekanan latihan berubah dari latihan-latihan fisik
secara umum menuju latihan-latihan fisik secara khusus dari masing-

masing cabang olahraga.


Pengembangan keterampilan berubah kepada program latihan yang

berupa keterampilan secara khusus dari cabang olahraga


Peningkatan kualitas fisik dan skill harus disesuaikan dengan

kebutuhan program
3. Masa Pra Kompetisi
29

Tujuan utama dari latihan-latihan yang diberikan adalah cara mendekati


puncak perfomance melalui kompetisi yang semakin meningkat secara
bertahap dan progresif untuk meningkatkan perfomance. Latihan khusus
dari cabang olahraga tertentu dilanjutkan secara bersamaan dengan
intensitas yang tinggi dan volume latihan mulai menurun secara bertahap.
Tahap ini berlangsung sekitar 2 atau 3 bulan tergantung dari lamanya
musim kompetisi cabang olahraga tertentu. Yang harus diperhatikan bahwa
atlet tidak boleh terlalu lelah disebabkan karena banyaknya kompetisi yang
diikuti terutama pada bagian akhir tahap ini.
Pokok utama yang harus diperhatikan :
- Volume latihan dikurangi tetapi intensitas tetap meningkat
- Peningkatan kondisi fisik dan spesifikasi dari cabang olahraga yang
-

bersangkutan akan menjamin kelangsungan pentahapan ini


Peningkatan skill strategi diperoleh pada tahap akhir ini dan dievaluasi

dalam kompetisi
Pengalaman mengikuti

berbagai

kompetisi

akan

membantu

peningkatan di dalam pertandingan walupun tanpa persiapan khusus


dan kadang-kadang penajaman dapat muncul di akhir tahapan ini.
4. Masa Kompetisi
Pokok latihan pada tahap ini adalah untuk mencapai penampilan yang
optimal. Pada awal masa ini lakukanlah pemulihan pendek dan kemudian
diikuti dengan persiapan khusus untuk mencapai puncak prestasi. Bila
tahap ini terlalu lama kemungkinan besar atlet akan mengalami kesulitan
menyesuaikan diri pada masa pertandingan/kompetisi utama. Faktor kunci
disini adalah mengikuti serangkaian kompetisi/pertandingan-pertandingan
sebelum pertandingan puncak. Poko utama yang harus diperhatikan :
- Kombinasi pemulihan dan kondisioning khusus yang pendek agar
-

kapasitas dasar keterampilan dapat dipenuhi.


Pada umumnya, keterbatasan latihan pada tahap ini adalah disebabkan
rendahnya intebsitas dan masa volume rendah pada tahap pertama
yang diikuti dengan volume rendah dengan intensitas tinggi tahap

kedua.
Kualitas keterampilan sejajar dengan spesifik kondisioning dari cabang
olahraga yang bersangkutan namun kadang perubahan teknik menjadi

sangat terlambat dengan pengaturan keseimbangan tersebut.


Rangkaian pertandingan menuju puncak perfomance harus tetap dijaga

pada batas minimum untuk menghindari kelelahan psikologik


Paling tidak ada tenggang waktu lebih kurang 7 sampai 10 hari antara

rangkaian terakhir dari kompetisi dengan even klimaks.


Tambahan latihan untuk rileks atau istirahat disesuaikan dengan
pengaturan pemulihan.
30

KEPELATIHAN OLAHRAGA
Materi 10
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan mahasiswa dapat
menjelaskan tentang latihan kondisi fisik dalam suatu latihan
olahraga.

Pentingnya Kondisi Fisik


Semua kegiatan manusia didominasi oleh kegiatan fisik dan kondisi fisik berperan
dalam kegiatan tersebut. Kondisi fisik yang baik akan berpengaruh terhadap
fungsi dan sistem organisme tubuh , antara lain :
1. Akan ada/ terjadi peningkatan kemampuan sistem sirkulasi dan kerja
jantung
2. Akan ada peningkatan dalam kekuatan , kelentukan, stamina, dan
komponen kondisi fisik lainnya.
3. Akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan
4. Akan ada pemulihan yang lebih cepat dari organisme tubuh apabila
sewaktu-waktu dibutuhkan.

31

Sehingga program latihan kondisi fisik harus ditata dan dirancang sedemikian rupa
, secara baik dan sistematis sehingga dapat meningkatkan kesegaran jasmani dan
meningkatkan kemampuan biomotorik yang dibutuhkan.
Sukses prestasi sering menuntut perfomance yang sempurna dalam situasi stres
fisik dan stres psikis yang tinggi. Kondisi fisik yang baik akan dapat meningkatkan
rasa percaya diri dan akan menekan stres psikis pada tinakatyang tidak terlalu
tinggi dan bisa memanfaatkan tekanan psikis tersebut kepada hal-hal yang positif.
Melalui latihan yang berulang-ulang dan terprogram dimana intensitas serta
kompleksitasnya meningkat secara bertahap, maka atlet akan menjadi semakin
lincah, pegas, kuat serta terampil/ otomatis dan akan semakin efisien dan efektif
dalam kerjanya.
Komponen Biomotorik
Secara umum komponen biomotorik dasar cabang-cabang olahraga sama, tapi
tiap komponen mempunyai keterikatan dan membentuk suatu kondisi yang lebih
berkualitas sesuai dengan tuntunan kebutuhannya.
Komponen Biomotorik Dasar :
1. Kekuatan/strength
2. Daya tahan/endurance
3. Kecepatan/speed
4. Kelentukan/flexibility
5. Koordinasi/coordination
Catatan : tiap gerakan dalam latihan menimbulkan kemampuan biomotorik
tertentu. Pelatih yang baik dituntut untuk mengerti akan sifat-sifat dari kemampuan
biomotorik dasar dan cara pengembangannya.
Untuk cabang olahraga yang berlainan, tuntunan dan kebutuhannya juga berbeda.
Misal, disenam dengan tinju , kebutuhan akan kekuatan , kecepatan dan
koordinasinya berbeda. Silahkan diasumsikan sendiri.
1. Kekuatan
Definisi : kemampuan badan dalam menggunakan daya.
Serabut otot yang berada dalam otot akan memberikan respon apabila
dikenakan beban dalam latihan.
Kekuatan merupakan daya penggerak dalam aktivitas fisik, melindungi atlet
dari kemungkinan cidera , menyebabkan atlet bisa lari lebih cepat,
melempar lebih jauh, mengangkat lebih berat , memukul dan menendang
lebih keras, dsb.
Kekuatan saja tidak cukup, tapi kekuatan tersebut harus dikembangkan dan
saling berintegrasi.
Catatan : tiap-tiap cabang olahraga tidak sama. Ada yang membutuhkan
kekuatan yang lebih , kekuatan yang berulang-ulang dan lama, kekuatan
sekejap dan explosive dan ada yang membutuhkan maksimalnya saja .
Tiga bentuk tipe kekuatan :
a. Kekuatan maksimum
b. Kekuatan elstisitas (power)
c. Daya tahan kekuatan
Kekuatan Maksimum
32

Definisi : gaya/tenaga terbesar yang dihasilkan oleh otot yang berkontraksi


dengan tidak menentukan berapa cepat suatu gerakan dilakukan atau berapa
lama gerakan itu dapat diteruskan.
Hal ini penting dalam nomor-nomor olahraga dimana suatu tahanan besar perlu
diatasi atau dikontrol. Misal angkat berat, dayung,dsb.
Kekuatan Elastis(power)
Definisi : tipe/macam kekuatan yang sangat diperlukan dimana otot dapat
bergerak cepat terhadap suatu tahanan. Kombinasi dari kecepatan kontraksi dan
kecepatan gerak adalah kadang-kadang disebut power daya.
Hal ini penting dalam nomor-nomorolahraga eksplosive . Misal lari sprint, lempar,
lompat, memukul, menendang dan gerak lain yang menggunakan kecepatan.
Daya Tahan Kekuatan
Definisi : kemampuan otot untuk terus menerus menggunakan daya tahan
menghadapi meningkatnya kelelahan. Merupakan kombinasi antara kekuatan dan
lamanya gerakan.
Salah satu contoh, latihan sit up sampai mencapai kelelahan adalah suatu tes
daya tahan kekuatan.
Catatan : sifat kekuatan ini adalah menentukan prestasi atlet dimana suatu
gerakan dilakukan berulang-ulang dalam waktu yang cukup lama.
Latihan Mengembangkan Kekuatan
Latihan yang cocok adalah latihan menggunakan/memakai tahanan (resistance
exercise) , dimana kita harus mendorong , menarik, mengangkat dan menahan
beban (beban dengan menggunakan berat tubuh kita atau beban dari luar).
Menggunakan beban luar : latihan weight training , dimana bebannya berupa yang
free weigth (barbel set) atau yang sudah terpasang pada circuit weight atau
weight machine.
Latihan kekuatan dapat juga meningkatkan kekuatan massa otot (hypertrophy).
Hypertrophy otot berkaitan dengan hasil latihan kekuatan elastis yang maksimum
daripada daya tahan kekuatan. Bila latihan kekuatan akan hilang dan massa otot
akan berkurang .
Weight Training
Atau latihan beban adalah salah satu bentuk latihan tahanan untuk meningkatkan
kekuatan. Keselamatan atlet harus diperhatikan , jangan sampai atlet cidera
hanya karena kesalahan dalam melakukan latihan beban serta harus dapat
mencapai sasaran dari latihan kekuatan tersebut.
Yang perlu diperhatikan dalam weight training :
a. Harus didahului dengan warm-up
b. Penentuan beban awal yang benar
c. Penggunaan prinsip over load
d. Teknik gerakan harus benar
e. Mempraktikan ruang gerak sendi
f. Penggunaan repetisi yang benar
g. Pengaturan pernapasan
h. Harus terjadi kelelahan otot lokal
i. Dilakukan minimal 3 kali/minggu
33

j. Pada masa awal latihan, latih otot-otot secara menyeluruh


k. Pengawasan latihan
l. Diakhiri dengan warm-down
Catatan bentuk-bentuk latihan penguatan dapat diasumsikan sendiri.
2. Daya tahan
Definisi : suatu keadaan atau kondisi tubuhb yang mampu untuk bekerja
dalam waktu yang cukup lama. Daya tahan baik, jika tidak mengalami
mudah lelah , dapat terus bergerak dalam keadaan kelelahan, mampu
bekerja tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah
menyelesaikan suatu pekerjaan/latihan.
Tipe daya tahan :
a. Daya tahan aerobik
b. Daya tahan anaerobik
Daya Tahan Aerobik
Aerobik berarti dengan oksigen, daya tahan aerobik : kerja otot dan gerakan otot
yang dilakukan menggunakan oksigen guna melepaskan energi dari bahan-bahan
otot. Latihan aerobik menuntun kita untuk memperkuat sistem cardio respiratory
dan suatu peningkatan kemampuan dalam menggunakan 02 di dalam otot.
Daya tahan aerobik dapat dikembangkan melalui latihan lari aerobik secara terus
menerus atau lari interval. Semakin panjang waktunya dari suatu event kegiatan ,
semakin penting daya tahan aerobik.
Daya tahan aerobik harus dikembangkan terlebih dahulu sebelum daya tahan
anaerobik.
Daya Tahan Anaerobik
Anaerobik berarti tanpa oksigen, daya tahan ini mengacu kepada sistem energi
yang memungkinkan otot untuk bekerja dengan menggunakan energi yang telah
tersimpan di dalam. Latihan anaerobik mengijinkan atlet suatu toleransi
membentuk asam laktat.
Macam Daya Tahan Anaerobik :
- Daya tahan kecepatan
- Daya tahan kekuatan
Mengembangkan daya tahan kecepatan membantu atlet untuk berlari dalam
kecepatan tinggi meskipun terjadi pembentukan asam laktat.
Mengembangkan daya tahan kekuatan mengijinkan atlet untuk terus menerus
mengeluarkan daya/tenaga , meskipun berlangsung pembentukan asam laktat.
Salah satu macam latihan untuk mengembangkan daya tahan aerobik dan
anaerobik ialah dengan latihan interval. Variabel latihan interval :
- Intensitas
- Lama waktu
- Pemulihan
- Aktivitas pemulihan pengulangan
Tabel perbandingan latihan interval untuk daya tahan aerobik dan anaerobik
Daya tahan aerobik
Variabel
Daya
tahan
anaerobik
34

60-75 %
1-10 menit
1-3 menit
Lari kecil
Relatif tinggi

Intensitas
Lama waktu
Pemulihan
Aktivitas pemulihan
Pengulangan

50-100%
10 detik-2 menit
2-10 menit
Lari kecil
Relatif rendah

3. Kecepatan
Definisi : kemampuan untuk berjalan , berlari atau bergerak dengan sangat
cepat. Pengembangan kecepatan meliputi pengembangan skill, sehingga
teknik yang dilatihkan dilakukan dengan kecepatan yang tinggi. Untuk
mengembangkan kecepatan, skill harus dipraktekkan secara teratur
dengan kecepatan gerak maksimum atau mendekati maksimum. Skill harus
dilakukan ketika atlet belum mengalami kelelahan. Dengan alasan ini, maka
atlet mempunyai waktu pemulihan antara pengulangan latihan dan set-set
latihan harus cukup lama agar pulih segar kembali dari semua kelelahan.
Kita bicara kecepatan, berarti kita harus berbicara masalah waktu reaksi/
reaction time.
Waktu reaksi adalah waktu antara suatu pacuan atau rangsangan
dikenakan sampai dengan gerakan pertama dilakukan si atlet. Banyak
faktor fisiologis dan psikologis yang mempengaruhi waktu reaksi dan
permulaan gerak. Untuk mengembangkan kecepatan ini diperlukan bekal
kemampuan biomotorik lain yang cukup baik agar tidak mengakibatkan
cidera otot dan sendi. Banyak kasus terjadinya cidera otot karena
melakukan latihan kecepatan disebabkan elastisitas otot kurang baik ,
kurang panas, gerak persendian kurang baik dan koordinasi gerak kurang
baik.
4. Kelentukan
Definisi : kemampuan untuk melakukan gerakan persendian melalui
jangkauan gerak yang luas. Jangkauan gerak alami sendi pada tubuh
tergantung pada pengaturan tendo-tendo , ligamen, jaringan penghubung
dan otot-otot.
Batas jangkauan sendi disebut posisi akhir. Cidera terjadi karena/bila
anggota badan/anggota badan/otot dipaksa diluat batas kemampuannya.
Latihan kelentukan dapat menolong mengurangi resiko cedera dengan
meningkatkan jangkauan gerak sendi.
Kemampuan kelentukan yang terbatas dapat menyebabkan penguasaan
teknik yang kurang baik dan prestasi rendah. Juga menghalangi kecepatan
dan daya tahan yang kurang baik dan prestasi rendah. Juga menghalangi
kecepatan dan daya tahan lari karena otot harus bekerja keras untuk
mengatasi tahapan menuju langkah panjang.
Metode Latihan Pengembangan Kelentukan :
1. Peregangan Dinamis (Balistik)
Biasanya dilakukan dengan menggerak-gerakkan otot tubuh/anggota
tubuh secara ritmis dengan gerakan memutar, memantul-mantulkan
anggota gerakan tubuh sehingga otot terasa terenggangkan.
2. Peregangan Statis
35

Biasanya dilakukan dengan merenggangkan otot-otot tertentu tanpa


bantuan orang lain tanpa menggerak-gerakkan anggota tubuh dalam
hitungan detik . patokan lama , peregangan statis untuk satu kali sekitar
20-30 detik.
3. Peregangan Pasif
Sama dengan statis dengan bantuan orang lain/ partner, pelaku
melemaskan otot yang akan direnggangkan dan partner memanjangkan
otot dengan hati-hati selama kira-kira 20 detik.
4. Peregangan Kontraksi Relaktasi
Partner merenggangkan otot tertentu (misal hamstring) kemudian
pelaku melakukan kontraksi dengan menekankan otot yang direnggang
selama 6 detik. Setelah itu dirilekskan kembali. Pada saat rileks, partner
merenggang kembali sejauh mungkin selama 6 detik pula. Kemudian
pelaku mengkontraksi kembali. Kontraksi relektasi ini dilakukan
beberapa kali.
5. Koordinasi
Definisi : kemampuan untuk melakukan gerakan dengan berbagai tingkat
kesukaran dengan cepat dan efisien dan penuh ketepatan. Kemampuan
koordinasi sangat diperlukkan disetiap cabang olahraga. Latihan koordinasi
dapat dikembangkan sejak anak umur 8-13 tahun, karena pada saat itu
anak memiliki karakteristik memiliki kecepatan belajar yang luar biasa.
Latihan dasar koordinasi pada umur tersebut menjadi pondasi bagi
pengembangan skill khusus dikemudian hari.
6. Latihan Sirkuit (Circuit Training)
Merupakan salah satu cara yang dapat memperbaiki secara serempak
tingkat fitness keseluruhan dalam tubuh kita (meliputi komponen biomotorik
dasar). Isis dan bentuk latihan : naik turun tangga- lari kesampingkebelakang- melempar bola- memukul raket- melompat-lompatmengangkat beban, dsb. Setiap bentuk latihan harus dipilih sesuai dengan
otot-otot dan unsur fisik apa yang ingin kita kembangkan . dalam satu
sirkuit biasanya terdiri dari beberapa pos/unit latihan (tidak terlalu banyak
dan tidak terlalu sedikit)
Cara menentukkan beban latihannya:
- Menentukkan berapa repetisi pada setiap unitnya dengan waktu sesingkatsingkatnya.
- Mementukkan waktu dengan repetisi/ulangan sebanyak-banyaknya
Kemudian dapat diketahui initial time ( waktu awal ) untuk satu sirkuit. Dari waktu
awal yang kita ketahui tersebut maka kita dapat menentukkan target waktu yang
harus dicapai setelah beberapa kali melakukan latihan tersebut.
Langkah-langkah melakukan latihan sirkuit adalah :
- Memberikan penjelasan mengenai bentuk latihan setiap pos dan
bagaimana melakukannya
- Mereka mencoba setiap bentuk latihan tersebut
- Melaksanakan seluruh rangkaian dengan secepat-cepatnya, yang
kemudian waktunya dicatat sebagai initial time.
36

Keuntungan latihan sirkuit :


1. Dapat maningkatkan berbagai komponen fifik secara serempak dalam
waktu yang relatif singkat.
2. Setiap atlet dapat berlatih menurut kemajuan masing-masing
3. Setiap atlet dapat mengobservasi dan menilai kemajuannya sendiri
4. Mudah diawasi
5. Hemat waktu, mengingat dapat menampung banyak pelaku berlatih
sekaligus.
Catatan: Latihan sirkuit ini bukan berarti hanya diberikan dalam waktu-waktu
latihan pendek saja, tetapi bisa juga diberikan pada awal-awal dimusim latihan
atau dimusim latihan selanjutnya sebagi variasi untuk menghilangkan kebosanan
latihan.

37

KEPELATIHAN OLAHRAGA
MATERI 11
Setelah membaca, menerjemahkan dan mempelajari materi ini,
diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan secara garis besar
tentang materi The Training Methodology , Physical Preparation,
Psychological Preparation dan Test for Assesments dalam suatu
latihan olahraga.

I.

II.

III.

IV.
V.

The Training Methodology


1. Selection
2. Motivation
3. The continuous preparation
4. High- Intensity Volume
5. Optimization and Standarization within the Preparatory Methods
6. The stimultaneous Prepartion for a Competion and The Learning
Process during a whole-Yearly Period
7. Peculiar Attention Paid to the Physical Training
8. The Recovery Method after Effort
9. Improving and Enriching the Material Auxiliary Means and
Technology in Trainning
10. Improvement and Self-Improvement of Personal Qualities and
Profesional Standart of a Coach
Physical praparation
1. Generalities
2. Main task of the Physical Preparation in Gymnastics
3. Motor Skill
4. Stength
5. Mobility, Suppleness
6. Resistance
7. Ability
8. Velocity
Physical Preparation
1. Volitional Qualities
2. Shaping the Training Session
3. Tactical Preparation
4. Tactical Preparation before a Competion
5. Tactical Aspects during the Competion
6. Theoritical Preparation
Test For Assesments
Tugas Kelompok
Tiap kelas dibagi menjadi 4 kelompok (dibagi sendiri sesuai
kesepakatan teman-teman amhasiswa ). Dibaca , ditejemahkan, diketik
1,5 spasi dan hasilnya dikumpulkan di meja saya ( 2 minggu dari
38

sekarang ). Setiap mahasiswa diharapkan mempunyai hasil terjemahan


untuk dipelajari. Warna cover bebas sesuai ciri-ciri masing-masing
karekter kelompok.

KEPELATIHAN OLAHRAGA
MATERI 12
Sebelum praktek membuat program latihan, setelah
membaca fotokopian materi tentang Metode Menyusun
Periodesasi dalam Latihan Olahraga.
Mahasiswa
diharapkan dapat membuat program latihan yang benar dan
tepat.

39

Tugas
1. Silahkan dibagi 10 kelompok, kemudian masing-masing kelompok
membuat program latihan secara makro dan mikro. Setiap kelompok
berbeda untuk cabanh olahraganya.
2. Hasil diketik komputer , dengan cover warna putih
3. Waktu 1 minggu.

KEPELATIHAN OLAHRAGA
MATERI 13
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan mahasiswa
menjelaskan tentang Tata Kerja Organisasi Olahraga di induk
Organisasi Olahraga

TATA KERJA ORGANISASI DI INDONESIA

40

1.
2.
3.
4.

5.
6.

KETUA UMUM
Pemegang kekuasaan tertinngi dalam Pengurus Organisasi
Merumuskan Kebijaksanaan Umum Organisasi
Mengkoordinasikan Pelaksanaan Pembinaan dan Pengembangan Kegiatan
Olahraga yang dilaksanakan oleh Organisasi dibawahnya
Bertanggung jawab dan mengusahakan terlaksananya hasil-hasil
musyawarah daerah, Keputusan Rapat Kerja Daerah dan Keputusan
Organisasi lainnya.
Bertindak kedalam dan keluar atas nama organisasi
Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab terhadap Musyawarah
dalam organisasi ( muskap, musda,dll)

WAKIL KETUA UMUM dan KETUA HARIAN


1. Membantu ketua umum dengan melaksanakan kegiatan organisasi seharihari
2. Mewakili ketua umum apabila berhalangan
3. Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan di bidang organisasi dan
daerah, pembinaan, penelitian dan pengembangan, serta bidang-bidang
lainnya
4. Mewakili ketua umum dalam hal yang berkaitan dengan kegiatan keluar
daerah.
5. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh ketua umum
6. Menandatangani surat-surat untuk dan atas nama ketua umum apabila ketua
umum berhalangan
7. Dalam melaklsnakan tugasnya bertanggung jawab kepada ketua umum

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

10.
11.

SEKRETARIS UMUM
Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan organisasi
Mengkoordinasikan dan bertanggung jawab atas semua kegiatan
adminstrasi di lingkungan organisasi
Mengkoordinasikan kebutuhan fasilitas dan perlengkapan operasional
bidang-bidang dan komisi-komisi dalam organisasi
Melaksanakan kegiatan ketatausahaan, Pembinaan personil, pembinaan
materi, perlengkapan dan kegiatan kerumah tanggaan organisasi.
Mempersiapkan rapat-rapat dilingkungan oganisasi
Dapat menandatangani surat-surat atas nama ketua umum , bila wakil ketua
umum dan ketua harian berhalangan
Dapat mewakili ketua umum berdasarkan petunjuk wakil ketua umum dan
ketua harian
Mengkoordinasikan semua kegiatan bidang-bidang lingkungan organisasi
Melaksanakan dukungan administrasi, kesehatan, perlengkapan dan
peralatan semua kegiatan organisasi dan kegiatan pembinaan yang
dilaksanakan oleh organisasi.
Mengadakan re-organisasi dalam lingkungan sekretariat
Menyusun peraturan pengurus dilingkungan organisasi
41

12. Menyiapkan dukungan dengan fasilitas bagi para pimpinan untuk


pelaksanaan kegiatan koordinasi daerah dan nasional serta pembinaan
organisasi dibawahnya
13. Membuat laporan sekretariat secara periodik
14. Dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh sekretaris 1 dan 2
15. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada ketua umum

1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

1.
2.
3.
4.
5.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Sekretaris 1 dan 2
Mewakili sekretaris umum apabila berhalangan
Membantu sekretaris umum dalam melaksanakan tugasnya
Melaksanakan tugas-tugas yang ditetapkan oleh sekretaris umum
Dalam melaksankan tugasnya bertanggung jawab pada sekretaris umum
BENDAHARA UMUM
Melaksanakan kebijaksanaan umum dibidang keuangan dan anggaran
Menyusun rencana anggaran, pendapatan dan belanja organisasi dengan
berkoordinasi bersama ketua bidang dana
Mengkoordinasikan pelaksanaan anggaran , pendapatan dan belanja
organisasi yang telah disetujui
Bertanggung jawab terhadap pembukuan, verivikasi dan pengeluaran yang
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Bertanggung jawab terhadap penyusunan laporan keuangan secara periodik
Menandatangani cek bersama
Melaksanakan tugas san kewajibannya dibantu oleh bendahara 1 dan 2
(bendahara sekretariat)
Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada ketua umum
BENDAHARA 1 dan 2
Mewakili bendahara umum bila berhalangan
Membantu bendahara umum dalam melaksanakan tugasnya
Melaksanakan tugas yang telah ditetapkan oleh bendahara umum
Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada bendahara
umum
Menandatangani cek bersama
KETUA BIDANG ORGANISASI
Membantu ketua umum dalam bidang organisasi
Mengkoordinasikan rancangan progra kerja bidang organisasi
Memberikan saran dan pertimbangan kepada ketua umum mengenai bidang
pembinaan organisasi
Mengkoordinasikan kegiatan yang berkaitan dengan pembinaan organisasi
dibawahnya
Mempersiapkan raker dan musyawarah dalam organisasi
Menyusun laporan bidang organisasi secara periodik
Koordinasi pembinaan hubungan dengan anggota organisasi
Meningkatkan hubungan dengan organisasi olahraga nasional dan daerah
Pengumpulan dan pengaturan data informasi organisasi ( federasi, pb,
pemda dan pencab)
42

10. Dalam melaksanakan tugasnya berkoordinasi dengan wakil ketua umum dan
ketua harian
11. Dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh wakil ketua bidang organisasi
12. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada ketua umum.

1.
2.
3.
4.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

1.
2.
3.
4.

1.
2.
3.
4.
5.

WAKIL KETUA BIDANG ORGANISASI


Mewakili ketua bidang organisasi bila berhalangan
Membantu ketua bidang organisasi dalam organisasi dibawahnya
Membantu ketua bidang organisasi dalam melaksanakan tugasnya
Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada ketua bidang
organisasi
KETUA BIDANG PEMBINAAN PRESTASI
Membantu ketua umum dalam pembinaan prestasi
Menyusun rancangan program kerja bidang pembinaan prestasi
Mengkoordinasikan setiap kegiatan pembinaan prestasi dalam rangka
kegiatan daerah dan nasional
Mengkoordinasikan pembinaan dan pengawasan kegiatan organisasi di
bawahnya dalam pembinaan prestasi
Memberi arahan pembinaan prestasi pada setiap kejuaraan atau kompetisi
Menyusun laporan bidang pembinaan prestasi secara periodik
Dalam melaksanakan tugasnya berkoordinasi dengan Wakil Ketua Umum
dan Ketua Harian
Dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Wakil Ketua Bidang
Pembinaaan Prestasi dan Komisi-komisi Teknik
Dalam melaksnakan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Umum
WAKIL KETUA BIDANG PEMBINAAN PRESTASI
Mewakili Ketua Bidang Pembinaan Prestasi apabila berhalangan
Membantu ketua bidang pembinaan prestasi dalam pembinaan dan
pengawasan kegiatan organisasi di bawahnya
Membantu ketua bidang pembinaan prestasi dalam melaksanakan tugasnya
Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada ketua bidang
pembinaan prestasi
KETUA BIDANG DANA
(KABID DANA)
Membantu ketua umum dalam penggalian bidang dana, pengadaan sarana
dan prasarana
Mengkoordinasikan penyusunan rancangan program bidang dana termasuk
anggaran pendapatan dan belanja organisasi
Menyusun laporan bidang dana secara periodik
Mengkoordinasikan semua kegiatan bidang-bidang kesekretariatan dan
bendahara disusun dalam program kerja dan anggaran belanja organisasi
Mengatur anggaran yang telah diterima oleh organisasi untuk dialirkan ke
masing-masing bidang dan sekretaris umum (sekretariat umum) sesuai
rencana dan kemampuan yang ada.
43

6. Mengawasi dan meneliti pelaksanaan tiap bidang dan kesekretariatan


dengan kaitannya dalam pelaksanaan kegiatan dan penggunaan anggaran
yanag ada.
7. Dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh bendahara umum, bendahara
1, bendahara 2 dan anggota bidang dan
8. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada ketua umum

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

1.
2.
3.
4.

1.
2.
3.
4.

KETUA BIDANG PENELITIAN dan PENGEMBANGAN


(KABID LITBANG)
Membantu ketua umum dalam bidang Litbang
Mengkoordinasikan penyusunan rancangan bidang litbang
Mengkoordinasikan setiap kegiatan litbang termasuk kegiatan litbang yang
dilaksanakan oleh organisasi dibawahnya ( misal : pengcab)
Mengkoordinasikan kegiatan pusat pendidikan dan penataran
Membantu wakil ketua umum dan ketua harian dalam melaksanakan
kegiatan hubungan luar daerah
Menyusun laporan bidang litbang secara periodik
Melaksanakan evaluasi penyempurnaan program-program tersebut diatas
Mengadakan tes kesehatan secara periodik untuk atlet dan pelatih
Meneliti, menyusun berbagai strategi bagi peningkatan prestasi olahraga
senam di Jawa Tengah
Memasyarakatkan penggunaaan parameter ilmiah (vO2max, biomekanika,
gizi,dll)
Dalam melaksanakan tugasnya berkoordinasi dengan wakil ketua umum dan
ketua harian
Dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh wakil ketua bidang litbang
Dalam melaksanakan tugfasnya bertanggung jawab kepada ketua umum

WAKIL BIDANG PENELITIAN dan PENGEMBANGAN


(WAKABID LITBANG)
Mewakili ketua bidang litbang apabila berhalangan
Membantu ketua bidang litbang dalam pembinaan organisasi
Membantu ketua bidang litbang dalam melaksanakan tugasnya
Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada ketua bidang
litbang
KETUA HUBUNGAN MASYARAKAT
(KA.HUMAS)
Melaksanakan program kerja bidang humas
Mengkoordinasikan pelaksanaan program kerja bidang humas terutama
dengan pers dan mas media
Mengatur dan membina sistem pemberitahuan olahraga senam yang
berkaitan dengan publikasi, dokumentasi,dll
Dalam melaksanakan tugasnya kepada ketua harian
44

WAKIL KETUA HUBUNGAN MASYARAKAT


(WAKA HUMAS)
1. Mewakili ketua humas apabila berhalangan
2. Membantu ketua humas dalam melaksnakan tugasnya
3. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada ketua humas

1.
2.
3.
4.
5.

1.

2.

3.

4.
5.
6.

KOMISI TEKNIK dan KOMISI PERWASITAN


Melaksanakan program kerja sesuai dengan disiplin komisi masing-masing
Dalam melaksanakan tugasnya melakukan koordinasi sesama anggota
komisi dan ketua bidang binpres
Mengdakan kerjasama dan koordinasi di bidang prestasi, penataran
pelatih/wasit berjenjang secara berhasil dan berdaya guna
Mengadakan evaluasi dan pelaporan kegiatan bulanan, triwulan, dan
tahunan kepada sekretariat organisasi
Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada ketua bidang
binpres.

KOORDINATOR WILAYAH
Mengkoordinasikan kegiatan pembinaan olahraga dan pembinaan organisasi
di wilayah karesidenannya dengan mematuhi ketentuan yang tertuang dalam
organisasi
Menggalang dan membudidayakan sumberdaya yang ada di wilayah
karisidenannya masing-masing untuk meningkatkan dan mempertajam
prestasi olahraga yang dibinanya, dengan menyelenggarakan perlombaanperlombaan yang berkesinambungan
Dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut agar selalu mengadakan
koordinasi, informasi, sinkronisasi dan simplikasi kepada organisasi serta
dinas/instansi terkait dengan sebaik-baiknya, agar dapat dicapai dengan
hasil optimal.
Melaksanakan persiapan-persiapan dan kegiatan-kegiatan untuk mendukung
kegiatan/even yang diprogramkan organisasi
Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan organisasi dibawahnya dan
menyiapkan suatu kegiatan/even yang telah diprogramkan
Mengadakan evaluasi dan pelaporan kegiatan bulanan, triwulan maupun
tahunan kepada sekretariat organisasi.

TUGAS
1. Silahkan saudara membuat struktur organisasi pada induk organisasi
olahraga yang ada di kota Semarang , Jawa Tengah dan Indonesia.
2. Tidak boleh ada yang sama antara mahasiswa yang satu dengan yang lain
3. Silahkan saudara melakukan suevei ke KONI Jateng , KONI Kota Semarang,
untuk meminta data alamat sekretaris masing-masing induk organisasi yang
ada
45

4. Untuk menunjang tugas ini, silahkan saudara meminta surat tugas dari
jurusan lewat TU
5. Hasil survei diketik komputer dengan cover warna merah bagi yang
Pengprov, Hijau bagi yang Pengcab, dan Putih untuk yang PB. Silahkan
ketua rombel untuk mengatur pembagian tugas.
6. Waktu 3 minggu dari tugas yang diberikan.

KEPELATIHAN OLAHRAGA
MATERI 14

Sebelum PPL, sebelumKKN berlangsung,,,


Mahasiswa diharapkan dapat terjun langsung ke sekolah-sekolah
untuk melakukan survei dan wawancara dengan guru penjas di
sekolah , guna :
1. Menanyakan dan menulis pelaksanaan kegiatan ekstra
kurikuler
2. Menanyakan dan menulis tentang pelaksanaan kegiatan
olahraga prestasi yang ada di sekolah
3. Menanyakan dan menulis program latihan dalam ekstra
atau klub olahraga tersebut
4. Mencatat hasil prestasi selama 3 tahun terakhir
5. Untuk mendukung kegiatan tersebut , silahkan saudara
minta surat tugas dari jurusan lewat TU

Tugas
1. Tugas wajib dan ketua rombel saya beri wewnang untuk mengatur jadwal
pelaksanaan survei dan pembagian kelompok (dibagi 10 kelompok). Jika ada
kesulitan langsung kontak saya
2. Hasil diketik komputer dengan cover warna Biru Tua
3. Waktu 2 minggu

46

Anda mungkin juga menyukai