STATUS PASIEN
I;
II;
Identitas Pasien
a; Nama/Jenis Kelamin/Umur
b; Pekerjaan/Pendidikan
: Pelajar
c; Alamat
: Rt 17 Tambak Sari
: Belum Menikah
b; Jumlah saudara
: satu
1;
Mampu
:+
2;
Kurang Mampu
:-
3;
Miskin
:-
d;
Kondisi Rumah
: baik
e;
: baik
III;
: baik
IV;
V;
Keluhan Utama
Bintil- bintil merah terasa nyeri dan gatal di daerah wajah sejak 3 minggu ini.
VI;
: (autoanamnesa)
6 bulan yang lalu os mengaku timbul bintil merah di daerah pipi kanan, bintil
terasa gatal dan nyeri, bintil berisi nanah dan os sering memencet bintil dan
bintil pun semakin bertambah banyak di sekitar pipi kiri dan dagu.
4 bulan yang lalu bintil merah di sekitar pipi kanan, pipi kiri dan dagu yang
sering dipecahkan os membekas kehitaman.
2 bulan ini os merasa tidak nyaman dengan bekas kehitaman di pipi kanan
dan kiri serta dagunya, dan os pun memakai bedak pemutih, setelah sekitar 4
kali pemakaian bedak pemutih timbul bintil merah berisi nanah terasa gatal dan
nyeri di sekitar dahi os.
3 minggu yang lalu os pun berobat ke dokter umum dan os diberi Antibiotik
dan toner, tapi bintil dirasakan tidak juga berkurang dan terasa semakin banyak,
os mengaku jika dirinya sebelum ujian disekolah merasa stress menghadapi
ujian, dan os mengaku sering makan-makanan seperti kacang-kacangan. Dari
keterangan didapatkan jika os kesekolah menggunakan motor dan sering tidak
memakai pelindung seperti helm. Riwayat keluarga memiliki penyakit yang
sama di sangkal. Riwayat Alergi disangkal.
VII;
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
1; Keadaan sakit
2; Kesadaran
: compos mentis
3; Suhu
: 36C
4; Nadi
: 86x/menit
5; Pernafasan
- Frekuensi
: 22x/menit
- Irama
: reguler
- Tipe
: Thorakoabdominal
6; Tinggi badan
: 155 cm
7; Berat badan
: 58Kg
8; Kulit
- Turgor
: baik
- Lembab / kering
: lembab
- Lapisan lemak
: ada
Pemeriksaan Organ
1; Kepala
2; Mata
Bentuk
: normocephal
Ekspresi
: biasa
Exopthalmus/enophtal
: (-)
Kelopak
: normal
Conjungtiva
: anemis (-)
Sklera
: ikterik (-)
Kornea
: normal
Pupil
Lensa
3; Hidung
4; Telinga
5; Mulut
Bibir
: lembab
Bau pernafasan
: normal
Gigi geligi
: lengkap
Palatum
: deviasi (-)
Gusi
Selaput Lendir
: normal
Lidah
KGB
Kel.tiroid
JVP
: 5 - 2 cmH2O
6; Leher
7; Thorax
Bentuk
: simetris
Pulmo
Pemeriksaan
Kanan
Kiri
Inspeksi
Statis : simetris
Dinamis : simetris
Statis : simetris
Dinamis : simetris
Palpasi
Perkusi
Sonor
Sonor
Batas paru-hepar :ICS VI
kanan
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Batas-batas jantung :
Atas : ICS II kiri
Kanan : linea sternalis kanan
Kiri : ICS VI linea midclavicula kiri
Auskultasi
8; Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Timpani
Auskultasi
9; Ekstremitas Atas
Status Dermatologis
Regio Frontalis :
1; Pustul dengan ukuran 0,1-0,2 cm, Multiple ( 14 buah ), sirkumskrip,
diskret
2; Pustul dengan ukuran 0,1-0,2 cm, jumlah 3 buah, konfluens
3; Papul eritematosa, ukuran 0,1 cm, multiple, sirkumsrip, diskret
4; Nodulus, ukuran 0.6 cm, soliter, sirkumskrip
5; Komedo hitam, multiple, diskret
6; Makula Eritema, ukuran 0,1-0,2 cm,diskret, multiple
Regio mentalis :
1;
2;
Akne Vulgaris
IX;
Manajemen
a; Preventif :
-
Menghindari stress.
b; Promotif :
-
c; Kuratif :
-
Topikal :
Benzoyl peroxide 2,5-10% berbentuk krim, gel atau sabun cuci muka.
Sistemik Oral :
Doxyciclin 1x 200 mg/hari selama 6-8 minggu
Ibuprofen 1 x 500 mghari berfunsi sebagai anti inflamasi non steroid
untuk menghilangan nyeri.
: Jl.
Dokter
SIP
: No. 46/SIK/2015
11 Maret 2015
no. I
s ue
no. X
s 1d d tab 1
R/ Ibuprofen tab mg 500
no. IX
s 1 dd tab I
Pro
: Ny. T
Umur : 18 tahun
Alamat
: RT 17 Kel.Tambak Sari
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Akne vulgaris adalah penyakit peradangan menahun folikel pilosebasea yang
umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri. Gambaran akne
vulgaris biasanya polimorfi : terdiri atas kelainan kulit berupa komedo, papul, pustul,
nodul, dan jaringan parut akibat kelainan aktif yang telah mengubah baik jaringan
parut yang hipotrofik maupun hipertrofik (O Donoghue 2003; Zanglein dkk, 2008;
Wasitaatmadja, 2007; ).1
2.2 Epidemiologi
Akne vulgaris dijumpai pada hampir 80% orang dewasa muda yang berumur
11-30 tahun. Pada masa remaja akne vulgaris lebih sering dijumpai pada laki-laki
dibandingkan perempuan dan pada masa dewasa, lebih sering dijumpai pada
perempuan dibandingkan laki-laki.2
Meskipun pada laki-laki umumnya akne vulgaris lebih cepat berkurang,
namun pada penelitian diketahui bahwa justru gejala akne vulgaris yang lebih berat
biasanya terjadi pada laki-laki.3
Diketahui pula bahwa ras Oriental (Jepang, Cina, Korea) lebih jarang
menderita akne vulgaris dibanding dengan ras Kaukasia (Eropa, Amerika) dan lebih
sering terjadi nodulo-kistik pada kulit putih daripada negro.
Akne vulgaris mungkin familial, namun karena tingginya prevalensi penyakit ini hal
ini sukar dibuktikan.
3; Obat-obatan
2.4 Patogenesis
Faktor-faktor yang memegang peranan dalam pada patogenesis akne vulgaris
yaitu :
1; Meningkatnya produksi sebum, antara lain akibat pengaruh hormon androgen
11
lemak hewani.
4; Verruca plana.
5; Peradangan folikel rambut.
6; Dermatitis (peradangan kulit).
12
Tabel 2.1: Bentuk lesi akne (Fleischer Jr, 2000; Wasitaatmadja, 2007; Harper J.C,
2003; Lubis, 2008).
Bentuk lesi
Gambaran klinis
komedo)
Komedo
Lesinya kecil dan jelas berdiameter 0.1-3.0 mm. Lesi ini mengalami
tertutup
(Whitehead
komedo)
Papula
13
Pustula
Nodul
Kista
Parut
2.7 Gradasi
Gradasi yang menunjukkan berat ringannya penyakitnya diperlukan bagi
pilihan pengobatan pola pembagian gradasi penyakit akne vulgaris yang
dikemukakan.3
14
punggung.
4; Akne konglobata.
Frank (1970) :3
1; Akne komedonal non-inflamatoar
2; Akne komedonal inflamatoar.
3; Akne papular.
4; Akne papulo pustular.
5; Akne agak berat.
6; Akne berat.
7; Akne nodulo kistik/konglobata.
Mild Acne
Sumber : http://www.dermnetnz.org (2014)10
2; Sedang, bila : -
16
Moderate Acne
Sumber : http://www.dermnetnz.org (2014)10
3; Berat, bila : -
Severe Acne
Sumber : http://www.dermnetnz.org (2014)10
Catatan : Sedikit < 5, beberapa 5-10, banyak > 10
Lesi tak beradang : komedo putih, komedo hitam, papul.
Beradang
2.8 Diagnosis
Diagnosis akne vulgaris ditegakkan atas dasar klinis dan pemeriksaan
ekskohleasi sebum, yaitu pengeluaran sumbatan sebum dengan komedo ekstraktor
(sendok Unna). Sebum yang menyumbat folikel tampak sebagai massa padat seperti
lilin atau massa lebih lunak bagai nasi yang ujungnya kadang berwarna hitam.3
Histopatologis. Komedo yang mengandung sel keratin, sebum dan beberapa
mikroorganisme, tetapi pada pemeriksaan histopatologis yang sering ditemukan
hanyalah sel keratin. Bentuk papula follicular, karakteristiknya dijumpai predominan
17
infiltrat limfositik disekitar komedo, yang terdiri dari komedo yang tertutup ataupun
mikrokomedo. Jika dicari lebih teliti dapat dijumpai dinding follicular yang hancur.
Komedo yang masuk ke lapisan dermis, dapat membentuk pustula dan nodul yang
terbentuk setelah dinding follicular hancur dan kemudian masuk ke dalam lapisan
dermis. Apabila penumpukkan neutrofilnya sedikit dan superfisial, maka akan
membentuk pustula sebaliknya jika penumpukkan neutrofilnya lebih banyak dan
dalam, akan terbentuk nodul. Selain neutrofil dapat juga ditemukan sel mononuclear
dan giant sel.2
Mikrobiologik. Pemeriksaan terhadap jasad renik yang mempunyai peran
pada etiologi dan patogenesis penyakit dapat dilakukan di laboratorium mikrobiologi
yang lengkap untuk tujuan penelitian, namun hasilnya sering tidak memuaskan.3
Skin Surface Lipids. Pemeriksaan susunan dan kadar lipid permukaan kulit
dapat pula dilakukan untuk tujuan serupa. Pada akne vulgaris kadar asam lemak
bebas (free fatty acid) meningkat dan karena itu pada pencegahan dan pengobatan
digunakan cara untuk menurunkannya.3
Antihormonal
19
Kontrasepsi oral
kombinasi dosis rendah lainnya dengan efek androgen minimal, obat ini
mengandung ethinilestroidol, desorgestrel, gestoden, dan norgestimate.
Spironolakton 25-200 mg/hari yang mana paling berguna pada wanita diatas
usia 30 tahun. Cyproterone acetat 50-200 mg, antiandrogen yang kuat ini
biasanya memakan waktu 1-10 hari pada siklus menstruasi (secara
konvensional, hari ke 1 adalah hari pertama menstruasi). Flutamide 250-500
mg/hari, ini biasanya digunakan sebagai agen antineoplastik hormonal pada
pria dengan carsinoma prostat. Ini dapat menyebabkan hepatitis dan tidak
boleh digunakan untuk kelainan kulit.6
Pada akne efek antiandrogen adalah mengurangi produksi sebum, dan
mengurangi pembentukan komedo.
20
21
22
mengandung obat ("medicated"). Ada pula sabun yang tercampur detergens dan agens
abrasif.
b; Adstringensia biasanya mengandung campuran alkohol dan aseton.
c; Obat
23
1; Bedah skalpel dilakukan untuk meratakan sisi jaringan parut yang menonjol atau
yang luas.3
2.10.4 Modalitas lainnya.
a. Kortikosteroid intralesi
Kortikosteroid intralesi paling efektif untuk mengurangi inflamasi pada acne
vulgaris tipe noduler. Dosis yang direkomendasikan adalah injeksi suspensi
Triamsinolon asetat 2,5-10 mg/mL sebanyak 0,05- 0,25 mL per lesi. Kadang
memerlukan dosis ulangan dalam interval 2 hingga 3 minggu.10
b. Fototerapi dan laser.
Penggunaan terapi fotodinamik dan berbagai jenis laser masih dalam tahap
penyelidikann. Walaupun terapi ini dapat menghancurkan kelenjar sebasea dan
membunuh P.acnes, namun metode ini masih dianggap kurang efektif.10
2.11 Pencegahan3
Menghindari terjadinya peningkatan jumlah lipid sebum dan perubahan
isi sebum dengan cara diet rendah lemak dan karbohidrat.
diperdebatkan efektifitasnya, namun bila pada anamnesis menunjang, hal ini dapat
dilakukan. Melakukan perawatan kulit untuk membersihkan permukaan kulit dari
kotoran dan jasad renik yang mempunyai peran pada etiopatogenesis akne vulgaris.
Menghindari terjadinya faktor pemicu terjadinya akne, misalnya hidup
teratur dan sehat, cukup istirahat, olahraga sesuai kondisi tubuh, hindari stres.
24
2.12 Rekomendasi11
The National Institute for Health and Clinical Evidence (NICE)
merekomendasi bahwa :
1; Pasien dengan varian akne yang berat seperti Fulminan Acne atau Folikulitis
25
scar pada beberapa individu. Selain itu, adanya acne juga menyebabkan dampak
psikologis. Dikatakan 30 50% penderita acne mengalami gangguan psikiatrik
karena adanya acne (Zaenglein dkk., 2008).12
BAB IV
ANALISA KASUS
Pengamatan Rumah :
Rumah terbuat dari semen (permanen) dengan ukuran 10x6 m2. Didalam
rumah tersebut terdapat ruang tamu dengan 3 buah jendela berukuran 60x80 cm2, 4
buah ventilasi dengan satu buah ventilasi diatas pintu masuk menuju rumah,masingmasing berukuran 60x30m2. Terdapat 3 buah kamar tidur dengan kamarnya berukuran
antara 3x3m2.
Lantai rumah os terbuat dari semen, penataan alat atau perabot rumah tangga
tertata dengan rapi. Dapur tempat ibu os memasak tidak begitu luas, keluarga pasien
memasak dengan menggunakan minyak tanah. Di belakang dapur terdapat kamar
mandi, tempat penampungan air dan tempat mencuci piring. Tidak ada sumur di
rumah os, sumber air berasal dari PAM dan air hujan yang di gunakan untuk mencuci
dan memasak namun untuk air minum, pasien menggunakan fasilitas air minum isi
ulang.
Pengamatan Lingkungan:
Keluarga os hidup dilingkungan tempat tinggal yang padat penghuni..
Keadaan rumah disekitar rumah kurang bersih. Pembuangan sampah dan limbah di
nilai kurang baik.
26
berhubungan
mempengaruhi atau memperberat penyakit yang diderita oleh pasien saat ini.
b; Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan hubungan keluarga
Berdasarkan hasil pengamatan mengenai keadaan keluarga dan hubungan
keluarga, dapat disimpulkan bahwa keadaan/ kondisi rumah pasien tidak
berhubungan dan tidak mempengaruhi atau memperberat penyakit yang diderita
oleh pasien saat ini.
27
Akne memiliki tempat predileksi di muka, leher, lengan atas, dada dan
punggung, akne bisa dijumpai saat masih bayi (akne neonatal), anak, remaja, dan
orangtua. Penyakit ini dapat sembuh sendiri tanpa bantuan obat atau kosmetik,
sebaliknya ada juga yang sulit diatasi.2
Penyakit ini tidak fatal, akne yang ringan sering dianggap sebagai proses
fiiologis, namun sering merisaukan karena dapat mengurangi kepercayaan diri.
Masalah psikologis pasien menunjukkan adanya disability (ketidakmampuan), yang
sering muncul berupa anxietas, depresi, kehilangan lingkungan sosial dan tidak bisa
bergabung dalam kelompoknya. Umumnya insiden terjadi pada sekitar umur 14-17
tahun pada wanita, 16-19 tahun pada pria. Pada seorang gadis akne vulgaris dapat
terjadi pada premenarke. Setelah masa remaja kelainan ini berangsur berkurang.
Namun kadang-kadang, terutama pada wanita, akne vulgaris menetap sampai dekade
umur 30-an atau bahkan lebih.1,3
Sesuai dengan teori diatas,pada kasus ini didapatkan pasien Nn. T, Perempuan, 17 th,
seorang pelajar, suku melayu datang dengan keluhan timbul bintil- bintil merah terasa
nyeri dan gatal di daerah wajah sejak 3 minggu ini.
Pada gejala klinis didapatkan Penderita datang datang dengan keluhan estetis,
kadang kadang disertai dengan rasa gatal. Predileksi biasanya pada wajah, bahu,
dada bagian atas, punggung bagian atas. Lokasi kulit lain: leher, lengan atas dan
glutea kadang kadang terkena1,2,3. Gejala klinis diatas sesuai dengan keluhan pasien
dimana pasien datang karena wajahnya terasa nyeri dan gatal, dimana pasien juga
mengeluh tidak nyaman dengan bekas kehitaman di wajahnya akibat sering
memecahkan bintil-bintil diwajahnya.
Untuk akne vulgaris ringan itu terdapat beberapa lesi tak beradang pada 1
predileksi, sedikit lesi tak beradang pada beberapa tempat predileksi dan sedikit lesi
beradang pada 1 predileksi. Pada akne vulgaris sedang didapatkan banyak lesi tak
beradang pada ssatu predileksi, beberapa lesi tak beradang pada lebih dari 1
predileksi, beberapa lesi beradang pada 1 predileksi dan sedikit lesi beradang pada
28
lebih dari 1 predileksi. Untuk akne vulgaris berat didapatkan banyak lesi tak beradang
pada lebih dari 1 predileksi dan banyak lebih beradang pada 1 atau lebih predileksi.
(sedikit < 5, beberapa 5-10, banyak > 10 lesi ). 1 Pada kasus pasien ini didapat
diagnosa akne vulgaris berat dimana pada pemeriksaan fisik didapatkan banyak lesi
beradang pada 1 predileksi yaitu pada daerah dahi didapatkan pustul 0,1-0,2 cm,
berjumlah 14 buah,didapatkan juga komedo hitam, multiple,diskret. Pada beberapa
predileksi seperti didaerah pipi kiri,hidung,pipi kanan dan dagu ditemukan banyak
lesi tak beradang seperti komedo hitam, komedo putih dan papul.
Meskipun etiologi yang pasti penyakit ini belum diketahui, namun ada beberapa
faktor yang berkaitan dengan patogenesis penyakit.4,5
1; Perubahan pola keratinisasi dalam folikel. Keratinisasi dalam folikel yang
biasanya berlangsung longgar berubah menjadi padat sehingga sukar lepas
dari saluran folikel tersebut.
2; Produksi sebum yang meningkat yang menyebabkan peningkatan unsur
komedogenik dan inflamatogenik penyebab terjadinya lesi akne.
3; Terbentuknya fraksi asam lemak bebas penyebab terjadinya proses inflamasi
folikel dalam sebum dan kekentalan sebum yang penting dalam patogenesis
penyakit.
4; Peningkatan jumlah flora folikel ( propionibacterium acnes, dulu:
Corynebacterium
acnes,
Pityrosporum
ovale,
dan
Staphylococcus
29
7; Terjadinya stress yang dapat memicu aktivitas kelenjar sebacea, baik secara
langsung ataupun melalui rangsangan kelenjar hipofisis.
8; Faktor lain : usia, ras, familial, makanan, cuaca / musim yang secara tidak
langsung dapat memacu peningkatan proses patogenesis tersebut.
Kelainan yang terjadi pada Akne vulgaris berupa erupsi kulit polimorfi,
dengan gejala predominan : komedo, papul yang tidak beradang dan pustule, nodus
dan kista yang beradang. Komedo adalah gambaran patognomonik bagi akne, berupa
papul milier, yang ditengahnya mengandung sumbatan sebum. Bila berwarna hitam
mengandung melanin disebut komedo hitam atau komedo terbuka (black comedo,
open comedo). Sedangkan bila berwarna putih karena letaknya lebih dalam sehingga
tidak mengandung melanin, disebut komedo putih atau komedo tertutup.1,3
30
DAFTAR PUSTAKA
31
1; Handoko, R. 2007. Skabies, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Kelima
5;
6;
7;
8;
9;
10;
11;
12;
rumah pada penderita skabies non atopi anak.Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin; 2007
Skabies pada manusia. Diunduh dari : http://www.smallcrab.com/kulit/703penyakit-skabies-pada-manusia
Akne vulgaris. Diunduh dari http://www.e-bookspdf.org (diakses pada
tanggal 11 Maret 2015).
Ramona. Perbedaan Syringoma, Millium, dan acne vulgaris. Diunduh dari
http://www.repository.usu.ac.id (diakses pada tanggal 11 Maret 2015).
Djuanda, Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 2009. Jakarta : FK UI.
Acne.
2008.
Diunduh dari http://www.medicalreferat.wordpress.com
(diakses pada tanggal 11 Maret 2015).
Djuanda, Suria. Pengobatan Beberapa penyakit Kulit dan Kelamin. Diunduh
dari http://www.Islamicandmedicalupdates.blogspot.com (diakses pada
tanggal 11 Maret 2015).
Antiandrogen therapy. 2014. Diunduh dari http://www.dermnetnz.org
(diakses pada tanggal 11 Maret 2015).
Tetracycline. 2014. Diunduh dari http://www.dermnetnz.org (diakses pada
tanggal 11 Maret 2015).
32
33