Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
Andi Ardhiza Savitri (D11113011)
Fitrah Amalia Alamsyah (D11113019)
Muhammad Awaluddin (D11112005)
Zulkifli (D11113003)
Murniati Mapnur (D11113009)
Stefan Rante Tolla (D11112133)
Stevan Tetekonde (D11113007)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Beton tersusun dari bahan penyusun utama yaitu semen, agregat, dan
air.Jika diperlukan biasanya dipakai bahan tambahan (admixture).Semen
merupakan bahan campuran yang secara kimiawi aktif setelah berhubungan
dengan air.Semen berfungsi sebagai perekat agregat dan juga sebagai bahan
pengisi. Pada umumnya, beton mengandung rongga udara sekitar 1% - 2%,
pasta semen(semen air) sekitar 25% - 40%, dan agregat (agregat halus dan
agregat kasar) sekitar 60%- 75%. Untuk mendapatkan hasil yang baik dari
kekuatan, sifat, dan karakteristik dari masing-masing penyusun tersebut perlu
dipelajari.
Dalam pembuatan beton, semua penyusun beton seperti air, semen, dan
agregat memiliki peran penting dalam pembentukan suatu beton yang
berkualitas tinggi. Ada jenis-jenis air, semen, dan agregat yang harus
disesuaikan untuk membuat beton pada tempat yang berbeda. Ada juga jenis
penyusun beton yang baik yang disesuaikan dengan standar ketentuan yang
ada.Dalam pembuatan beton pun juga ada beberapa ketentuan dari air, semen,
dan agregat dalam pemilihan komposisinya.
Di Indonesia, ada standar tertentu dalam pembuatan beton yang terdapat
di SNI (Standar Nasional Indonesia).Dalam laporan ini, akan dibahas sifatsifat semen air dan agregat sebagai bahan dalam pembuatan beton
B. RuangLingkup
Ruang lingkup pembahasan pada laporan ini mencakup sifat-sifat dari
penyusun beton yang terdiri dari : semen, air, agregat kasar, dan agregat halus.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sifat Sifat Semen
Sifat-sifat semen Portland dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sifat kimia
dan sifat fisika. Sifat kimia semen portland meliputi:
1. Susunan Kimia
Karena bahan dasarnya terdiri dari bahan-bahan yang terutama
mengandung kapur, silika, alumina dan oksida besi, maka bahan-bahan ini
menjadi unsur-unsur pokok semennya.
Walaupun demikian pada dasarnya ada 4 unsur paling penting yang
menyusun semen portland, yaitu :
a.
b.
c.
d.
tersebut
menjadi
kristal-kristal
yang
paling
Sisa bahan yang tidak habis bereaksi adalah bagian yang tidak aktif
dari semen. Semakin sedikit sisa bahan ini semakin naik kualitas semen.
Jumlah maksimum sisa yang tak larut yang dipersyaratkan adalah 1.,5%.
Sifat fisik semen portland meliputi:
1. Kehalusan butir
Reaksi antara semen dan air dimulai dari permukaan butir-butir
semen, sehingga makin luas permukaan butir-butir semen (dari berat
semen yang sama) makin cepat proses hidrasinya. Hal ini berarti kehalusan
butir semen mempengaruhi proses hidrasi semen, semakin halus butiran
semen maka proses hidrasi akan semakin cepat, sehingga kekuatan awal
tinggi dan kekuatan akhir akan berkurang. Kehalusan semen yang tinggi
dapat mengurangi terjadinya bleeding atau naiknya air kepermukaan,
tetapi menambah kecenderungan beton untuk menyusut lebih banyak dan
mempermudah terjadinya retak susut.Menurut ASTM, butir semen yang
lewat ayakan No. 200 harus lebihdari 78%. Untuk mengukur kehalusan
butir semen digunakan Turbidimeter dari Wagner atau air
permeability dari Blaine.
2. Waktu ikatan
Waktu yang diperlukan semen terhitung dari mulai bereaksi dengan air
dan menjadi pasta semen hingga pasta semen cukup kaku untuk menahan
tekanan yang disebut waktui katan. Waktu ikat semen dibagi dua yaitu
waktu ikat awal (initial time) dan waktu ikatan akhir (final setting time).
Waktu dari pencampuran semen dan air sampai saat kehilangan sifat
keplastisannya disebut waktu ikatan awal, dan waktu mencapai pastanya
menjadi massa yang keras disebut waktu ikatan akhir. Pada semen
Portland biasa, waktu ikatan awal tidak boleh kurang dari 60 menit, dan
waktu ikatan akhir tidak boleh lebih dari 480 menit (8 jam).
3. Panas hidrasi
Silikat dan aluminat pada semen bereaksi dengan air menjadi media
perekat yang
Daya serap air agregat merupakan jumlah air yang terdapat dalam
agregat dihitung dari keadaan kering oven sampai dengan keadaan jenuh
dan dinyatakan dalam %.
6. Sifat kekal agregat
Sifat kekal agregat adalah kemampuan agregat untuk menahan
terjadinya perubahan volumenya yang berlebihan akibat adanya perubahan
kondisi fisik. Sifat tidak kekal pada agregat ditimbulkan oleh : adanya sifat
porous pada agregat dan adanya lempung/tanah liat.
7. Reaksi alkali agregat
Reaksi alkali agregat adalah :reaksi antara alkali (Na2O, K2O) yang
terdapat pada semen dengan silika aktif yang terkandung dalam agregat.
Reaksi alkali hidroksida dengan silica aktif pada agregat akan membentuk
alkali silika gelembung di permukaan agregat. Gelembung bersifat
mengikat air yang selanjutnya volume gelembung akan mengembang,
pada beton akan timbul retak retak. Pada konstruksi beton yang selalu
berhubungan dengan air (basah) perlu diperhatikan reaksi alkali agregat
yang aktif.
8. Sifat termal
Sifat termal meliputi koefisien pengembangan linier, panas jenis dan
daya hantar panas.
9. Gradasi agregat
Pada beton, gradasi agregat berhubungan dengan kelecakan beton
segar, ekonomis dan karakteristik kekuatan beton
BAB III
KESIMPULAN
1. Sifatkimia semen portland meliputi:
a) Susunan kimia
b) Kesegaran semen
c) Sisa tak terlarut
2. Sifat fisik semen portland meliputi :
a) Kehalusan butir
b) Waktu ikatan
c) Panas hidrasi
3. Air diperlukan pada pembuatan beton untuk memicu proses kimiawi
semen, membasahi agregat, dan memberikan kemudahan dalam
pengerjaan beton.
Jumlah air yang berlebihan akan menurunkan kekuatan beton. Namun air
yang terlalu sedikit akan menyebabkan proses hidrasi yang tidak merata.
4. Secara umum sifat agregat adalah :
a) Bentuk butiran dan keadaan permukaan
b) Kekuatan agregat
c) Berat jenis agregat
d) Bobot isi (bulk density)
e) Porositas, kadar air dan daya serap air
f) Sifat kekal agregat
g) Reaksi alkali agregat
h) Sifat termal
i) Gradasi agregat