Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
FARMASI INDUSTRI
di
PT. INDOFARMA (Persero) Tbk.
Jalan Indofarma No. 1, Cikarang Barat 17530, Bekasi
( 1 Maret 2008 31 Maret 2008 )
Disusun oleh :
NIM. 073202090
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI
FARMASI INDUSTRI
di
PT. INDOFARMA (PERSERO) Tbk.
Tanggal 3 Maret 31 Maret 2008
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan
Disusun oleh :
RUTH SUFARI MARIGANTO, S.Farm
073202090
073202063
Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Dekan,
ii
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan rahmatNya sehingga pelaksanaan Pelatihan Praktek Kerja
Profesi Apoteker (PPKPA) di PT. Indofarma (Persero) Tbk. yang dilaksanakan
pada tanggal 1 Maret 2008 sampai 31 Maret 2008 dapat terselesaikan dengan
baik.
Praktek Kerja Profesi di PT.Indofarma (Persero) Tbk. ini sangat
bermanfaat bagi penulis untuk mendapatkan pengetahuan tentang kegiatan yang
ada di industri farmasi secara menyeluruh dan terpadu. PPKPA ini juga
merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh mahasiswa Program Profesi
Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
Dalam pelaksanaan dan penyusunan Laporan Praktek Kerja Profesi
Apoteker ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya
kepada :
1. Bapak Placidius Sudibyo sebagai Direktur Utama PT Indofarma (Persero)
Tbk. yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan
PPKPA.
2. Bapak Probowinanto, S.Sos., selaku koordinator Pelatihan Praktek Kerja
Profesi Apoteker di PT. Indofarma (Persero) Tbk. yang telah membantu dan
memberikan pengarahan kepada penulis.
iii
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
3. Bapak Drs. Eko Dodi Santosa, selaku pembimbing PPKPA di PT. Indofarma
(Persero) Tbk. yang banyak memberikan bimbingan dan masukan kepada
penulis.
4. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis dalam melaksanakan PPKPA ini.
5. Seluruh staf & karyawan di PT. Indofarma (Persero) Tbk. atas kerjasamanya
selama penulis mengikuti kegiatan PPKPA.
6. Bapak dan ibu dosen Fakultas Farmasi yang telah memberikan pembekalan
dalam rangka pelaksanaan PPKPA di Industri Farmasi.
7. Seluruh keluarga, terutama papa dan mama yang selalu berdoa untuk penulis,
memberikan semangat dan dukungan.
8. Rekanrekan PPKPA angkatan 60 dari Universitas Pancasila, Universitas
Islam Indonesia Yogyakarta, Universitas Indonesia, Universitas 17 Agustus,
Universitas Padjajaran dan Universitas Widya Mandala Surabaya, terima
kasih untuk kerjasama dan kenangannya.
Penulis berharap semoga pengetahuan dan pengalaman yang didapat selama
PPKPA di Industri Farmasi yaitu di PT. Indofarma (Persero) Tbk. ini bermanfaat
sebagai bekal untuk menjalankan pengabdian profesi Apoteker khususnya di
Industri Farmasi dan juga bermanfaat bagi para pembaca.
Cikarang Barat,
Maret 2008
Penulis
iv
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
DAFTAR ISI
JUDUL ....................................................................................................
ii
iii
DAFTAR ISI...........................................................................................
DAFTAR TABEL...................................................................................
vii
viii
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................
ix
RINGKASAN .........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................
11
12
12
2.5.2 Fungsi.....................................................................
12
2.5.3 Peranan...................................................................
12
13
14
v
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
14
15
2.7.3
15
15
16
32
32
34
34
40
45
BAB IV PEMBAHASAN ..
54
57
58
59
4.4.Produksi ....................................................................
60
63
64
66
66
67
67
5.2 Saran....................................................................................
67
68
LAMPIRAN............................................................................................
69
vi
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
DAFTAR TABEL
Tabel
1
Halaman
Lokasi dan Fasilitas Produksi PT. Indofarma (Persero) Tbk ......
vii
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
13
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
viii
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
69
70
71
72
73
74
75
76
ix
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
RINGKASAN
Telah dilakukan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Industri Farmasi PT.
Indofarma (Persero) Tbk. yang berlangsung pada tanggal 3 Maret 2008 hingga 31
Maret 2008. Praktek Kerja Profesi ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami
tugas dan tanggung jawab seorang apoteker di industri farmasi; memberi
gambaran mengenai struktur organisasi, situasi dan kondisi kerja di industri
farmasi; memperoleh pengetahuan, wawasan dan pengalaman tentang penerapan
CPOB di PT. Indofarma (Persero) Tbk. Kegiatan Praktek Kerja Profesi (PKP)
meliputi pembuatan catatan kegiatan harian, pembuatan draft laporan dan tugas
khusus.
Kegiatan Praktek Kerja Profesi di Industri Farmasi PT. Indofarma (Persero)
Tbk. yang dilakukan antara lain membuat catatan kegiatan harian yang berisi
absensi dan materi kegiatan yang ditandatangani oleh pembimbing maupun para
pemberi materi; membuat laporan yang berisi hal-hal yang berkaitan dengan
operasional Industri Farmasi PT. Indofarma (Persero) Tbk. ; dan membuat tugas
khusus yakni pembuatan protokol validasi yang dilakukan di suatu bagian tertentu
di Industri Farmasi PT. Indofarma (Persero) Tbk. Pada kesempatan ini penulis
mendapatkan tugas di bagian Quality Assurance Seksi Validasi dan Kalibrasi.
x
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
BAB I
PENDAHULUAN
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
BAB II
TINJAUAN DAN RUANG LINGKUP
PT. INDOFARMA (Persero) Tbk.
2.1
(BUMN) yang berada di bawah Departemen Kesehatan, berdiri pada tahun 1918
berupa unit produksi kecil dari Rumah Sakit Pusat Pemerintah Belanda dengan
kegiatan pembuatan salep dan pemotongan kain kasa pembalut yang dilakukan di
Centrale Burgelijke Zienkeninrichring (CBZ), yang sekarang dikenal dengan
Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo di Jakarta.
Pada tahun 1931, pabrik berkembang dengan bertambahnya jenis produksi,
yaitu obat suntik dan tablet. Sejalan dengan itu pada tahun 1935 lokasi pabrik
dipindahkan ke Jalan Tambak No. 2 Manggarai, Jakarta sehingga dikenal dengan
sebutan Pabrik Obat Manggarai.
Semenjak berakhirnya penjajahan Belanda dan masuknya Jepang ke
Indonesia, pada tahun 1942 pabrik obat Manggarai diambil alih dan dikelola oleh
perusahaan farmasi Jepang (Takeda). Selama masa tersebut kegiatan produksi
tidak banyak mengalami perkembangan. Pada saat penyerahan kedaulatan dari
pemerintah Jepang kepada pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1950,
pabrik obat Manggarai diambil alih oleh pemerintah Indonesia yaitu Departemen
Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Farmasi. Pada tahun 1960-1967, pabrik
tersebut berada di bawah naungan Badan Perlengkapan Kesehatan (Baperkes),
disamping dua badan lain, yaitu Depo Farmasi Pusat dan Lembaga Farmakoterapi,
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
kompetensi
SDM
sehingga
memiliki
kepedulian,
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
konvensi yang sudah ada, mengikuti perkembangan zaman dan inovatif tetapi
mengikuti gerak laju teknologi.
b)
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
10
c)
pandangan
jauh
ke
depan
disertai
kemampuan
untuk
proses
dan
memberikan
perhatian
penuh
terhadap
pelanggan.
Commpassionate berarti insan indofarma memiliki rasa peduli terhadap
sesama, yang dijabarkan dalam bentuk :
a) respect to people sebagai input, mengandung pengetian bahwa insan
indofarma menghormati perbedaan pendapat dan peduli terhadap sesama,
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
11
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
12
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
13
Cibitung
8.721 m
-lactam
3.368 m
Sterile Product
1.615 m
Cikarang
2.520 m
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
14
1.326 m
QC Laboratory
1.020 m
140 m
Warehouse
5.346 m
924 m
Head Office
2.000 m
420 m
Workshop
360 m
42 m
Untilities
720 m
48 m
675 m
40 m
Others
3.680 m
2.676 m
Total
32.254 m
4.401 m
2.7
sebagai berikut:
2.7.1 Produk Ethical ( OGB, Lisensi, Nama Dagang )
PT.Indofarma (Persero) Tbk. memproduksi obat generic ethical sebagai
produk utama di samping memproduksi obat dengan nama dagang dan lisensi.
Untuk merealisasikan program pemerintah dalam perluasan penyediaan obat
bagi masyarakat, PT.Indofarma (Persero) Tbk. mulai memperluas target pasar
dengan memproduksi obat branded generic atau nama dagang dengan harga
terjangkau.
Selama tahun 2004, PT.Indofarma Tbk. telah berhasil mengembangkan dan
meluncurkan produk baru OGB (Piracetam 1200 mg tablet salut, Domperidon 10
mg tablet, Lansoprazol 30 mg kapsul, Methylprednisolon 4 mg tablet,
Methylprednisolon 16 mg tablet), Ethical branded (Ineuron 1200 mg tablet
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
15
salut, Ineuron 3 g/15mL injeksi dan ampul, Infix 100 mg kapsul, Insetron 8
mg/4mL injeksi dan ampul, Insetron 4 mg/4mL injeksi dan ampul, Insetron 8
mg tablet salut, Insetron 4 mg tablet salut, Inacid 500 mg tablet, Nausin 10
mg tablet).
2.7.2 OTC dan Herbal Medicines
Untuk mengembangkan sumber daya alam di Indonesia PT.Indofarma
(Persero) Tbk., telah mengembangkan Obat Asli Indonesia (OAI) seperti
Prolipid, Pro Uric Prorhoid, dan lainlainnya. Selain itu diproduksi pula
makanan kesehatan (supplemen food) seperti Biovision, Bioprost, dan lainnya.
Obat OTC yang diproduksi antara lain OBH plus, Proflu, Ferrolat 200 mg,
Indomaag Suspensi, Indomaag tablet, Bioralit.
2.7.3
Makanan Bayi
Untuk mendukung program pemerintah dalam penanggulangan masalah
Alat Kesehatan
Selain memproduksi obat, PT.Indofarma ( Persero )Tbk dengan anak
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
16
dengan
pengambilan
sampel,
spesifikasi
dan
pengujian,
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
17
tidak digunakan serta produk yang belum diluluskan tidak dijual atau dipasok
sebelum mutunya dinilai dan dinyatakan.
B. Personalia
Ditinjau dari struktur organisasi, PT. Indofarma (Persero) Tbk telah
berusaha untuk menerapkan CPOB dalam pelaksanaannya. Hal tersebut dapat
dilihat dari pemisahan kepemimpinan antara bagian Produksi dan bagian
Pemastian Mutu. Pemisahan tersebut dimaksudkan agar masing-masing bidang
dapat menjalankan fungsinya dengan semestinya secara objektif. Dengan adanya
pemisahan tersebut diharapkan juga dapat menghasilkan produk (obat) yang
memenuhi persyaratan khasiat (efficacy), mutu (quality), dan keamanan (safety).
Sumber daya manusia sangat penting dalam pembentukan dan penerapan
sistem pemastian mutu yang memuaskan dan pembuatan obat yang benar. Oleh
sebab itu industri farmasi bertanggung jawab untuk menyediakan personil yang
terkualifikasi dalam jumlah yang memadai untuk melaksanakan semua tugas.
Dalam CPOB disebutkan bahwa personal yang dimiliki oleh perusahaan harus
memiliki kemampuan, keterampilan dan pengetahuan sesuai dengan tugasnya.
Maka dari itu, PT. Indofarma (Persero) Tbk secara rutin melakukan pelatihan dan
pendidikan
kepada
karyawannya
untuk
meningkatkan
pengetahuan
dan
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
18
dengan baik untuk memudahkan pelaksanaan operasi yang benar. Tata letak dan
desain ruangan harus dibuat sedemikian rupa untuk memperkecil resiko terjadinya
kekeliruan, pencemaran silang dan kesalahan lain, dan memudahkan pembersihan
dan perawatan yang efektif untuk menghindari pencemaran silang, penumpukan
debu atau kotoran, dan dampak lain yang dapat menurunkan mutu obat.
Salah satu syarat rancang bangun dan tata letak ruang menurut CPOB
adalah pemisahan bangunan untuk pembuatan obat yang mengandung bahanbahan beracun, bahan yang dapat menimbulkan sensitifisasi seperti hormon,
bahan sitostatika, dan antibiotik tertentu termasuk sediaan penisilin dan
turunannya. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah tercampurnya obat atau
komponen obat yang berbeda serta menghindari kontaminasi silang dengan
produk lain.
D. Peralatan
Peralatan untuk pembuatan obat hendaklah memiliki desain dan konstruksi
yang tepat, ukuran yang memadai serta ditempatkan dan dikualifikasi dengan
tepat, agar mutu obat terjamin sesuai desain serta seragam dari bets ke bets dan
untuk memudahkan pembersihan serta perawatan.
PT. Indofarma (Persero) Tbk dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan
modern untuk memproduksi obat. Peralatan yang dimiliki oleh PT. Indofarma
(Persero) Tbk dirancang sesuai kebutuhan produksi. Penempatan peralatan
disesuaikan dengan persyaratan CPOB yaitu diatur untuk menjamin keleluasaan
kerja operator dan mencegah terjadinya kekeliruan atau kontaminasi silang antar
bahan selama produksi.
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
19
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
20
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
21
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
22
Pencemaran
kimiawi
atau
mikroba
terhadap
suatu
obat
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
23
produksi
dan
didokumentasikan
secara
lengkap.
Prosedur
penanganan,
dibersihkan setelah selesai dilakukan kegiatan dengan metode yang sesuai dengan
prosedur tertulis. Wadah dan peralatan yang digunakan untuk menimbang harus
diperiksa terlebih dahulu kebersihannya oleh pengawas.
6. Pengembalian
Bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan yang
dikembalikan ke gudang penyimpanan harus diperiksa kebenaran jumlah dan
identitasnya oleh bagian IPC (In Process Control). Penyimpanan barang-barang
tersebut dilakukan pada kondisi yang sesuai dengan stabilitas bahan.
7. Pengolahan
Semua bahan yang dipakai dalam pengolahan diperiksa kesesuaiannya
terlebih dahulu dengan catatan pengolahan dalam batch sebelum digunakan oleh
pengawas produksi, meliputi nomor analisis, nomor batch, nama produk, bentuk
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
24
sediaan dan kode-kode bahan baku. Semua wadah dan peralatan yang berisi
produk antara diberi label yang menyatakan tahap pengolahannya dan label
tersebut berisi keterangan tentang nama produk, nomor batch, jumlah, tanggal
kadaluarsa dan tanggal dilakukannya proses. Semua produk antara dan produk
ruahan diberi label yang tepat, bila belum diluluskan oleh bagian pengawasan
mutu maka diberi label KARANTINA yang berwarna kuning dan setelah
diluluskan diberi label DITERIMA berwarna hijau.
8. Pengemasan
Semua kegiatan pengemasan dilaksanakan sesuai dengan instruksi yang
diberikan dan menggunakan bahan pengemas yang tercantum dalam prosedur
pengemasan induk. Rincian pelaksanaan pengemasan dicatat dalam catatan
pengemasan batch.
Sebelum prapenandaan dimulai, pengawas memeriksa kebenaran bahan
pengemas yang diperlukan, nomor batch, tanggal kadaluarsa, dan informasi lain
yang diperlukan. Pengawas melakukan pemeriksaan berdasarkan instruksi
pengemasan secara ketat pada tiap tahap proses pengemasan.
Setelah proses rekonsiliasi pengemasan selesai, maka kelebihan bahan
pengemas dan produk ruahan diawasi secara ketat, agar bahan pengemas dan
produk yang memenuhi syarat saja yang dapat dikembalikan untuk dapat
digunakan lagi. Untuk bahan pengemas dan produk ruahan yang tidak dapat
dikembalikan akan dimusnahkan dan jumlahnya dicatat dalam catatan pengolahan
batch.
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
25
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
26
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
27
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
28
(Persero) Tbk. dibentuk komisi khusus CPOB yaitu IQA (Internal Quality Audit)
yang bertujuan untuk menilai seluruh kegiatan produksi yang berlangsung agar
senantiasa memenuhi persyaratan CPOB dan ISO. Program inspeksi diri
dirancang untuk mendeteksi kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan CPOB dan
untuk menetapkan tindakan perbaikan selain itu juga untuk menilai apakah
seluruh aspek produksi dan pengendalian mutu selalu memenuhi pedoman CPOB.
I. Penanganan Keluhan terhadap Produk, Penarikan Kembali Produk dan
Produk Kembalian
Semua keluhan dan informasi lain yang berkaitan dengan kemungkinan
terjadi kerusakan obat hendaklah dikaji dengan teliti sesuai dengan prosedur
tertulis. Keluhan merupakan indikasi adanya masalah dalam penerapan sistem
managemen kualitas yang diterapkan oleh perusahaan. Keluhan terhadap obat dan
laporan keluhan dapat menyangkut mutu obat, efek samping yang merugikan, atau
efek terapeutik Semua keluhan dan laporan keluhan harus diteliti dan dievaluasi
dengan cermat kemudian diambil tindak lanjut yang sesuai dan dibuat laporan.
Dari hasil laporan terhadap keluhan tersebut kemudian dikategorisasikan dan
dibuat analisanya sebagai pedoman untuk membuat langkah-langkah pencegahan.
Tindakan yang diambil dapat beerupa tindakan perbaikan yang diperlukan,
penarikan kembali bets obat atau seluruh obat yang bersangkutan, dan tindak
lanjut yang sesuai. Penarikan kembali obat jadi dilakukan bila ditemukan adanya
produk yang tidak memenuhi persyaratan mutu atau atas dasar pertimbangan efek
samping yang tidak diperhitungkan yang merugikan kesehatan. Semua kegiatan
tersebut dikoordinasikan dan merupakan tanggung jawab bidang pemastian mutu.
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
29
J. Dokumentasi
Dokumentasi adalah bagian dari sistem informasi manajemen dan
dokumentasi yang baik merupakan bagian yang esensial dari pemastian mutu.
Dokumentasi pembuatan obat merupakan bagian dari sistem informasi
manajemen yang meliputi spesifikasi, prosedur, metode dan instruksi,
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta evaluasi seluruh rangkaian
pembuatan obat. Dokumentasi sangat penting untuk memastikan setiap operator
mendapat instruksi secara rinci dan jelas mengenai bidang tugas yang
dilaksanakan, sehingga memperkecil resiko terjadinya salah tafsir dan kekeliruan
yang biasanya timbul karena hanya mengandalkan komunikasi lisan.
Sistem dokumentasi menggambarkan riwayat lengkap dari setiap bets atau
lots sehingga memungkinkan penyelidikan dan penelusuran terhadap bets atau
lots yang bersangkutan. Sistem dokumentasi juga digunakan dalam pemantauan
dan pengendalian contohnya pada kondisi lingkungan, perlengkapan, dan
personalia. CPOB mensyaratkan dokumen-dokumen sebagai berikut: prosedur
tetap (Standard Operating Procedures), spesifikasi bahan baku, bahan pengemas,
produk antara, dan obat jadi, dokumen produksi (catatan pengolahan batch/catatan
pengemasan batch), identifikasi (kode/penomoran protap, peralatan, batch),
penandaan (status ruangan, mesin, label bahan baku, karantina, rejected), protokol
dan
laporan
penyimpanan
qualifikasi/validasi,
dan
distribusi,
dokumen
dokumen
pengawasan
pemeliharaan,
mutu,
dokumen
pembersihan,
dan
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
30
dokumen untuk peralatan khusus, prosedur dan catatan inspeksi diri, dan pedoman
catatan pelatihan CPOB bagi karyawan. PT. Indofarma Tbk. telah melengkapi
semua dokumen yang dipersyaratkan CPOB.
K. Pembuatan dan Analisis berdasarkan Kontrak
Menurut CPOB, pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak harus dibuat
secara benar, disetujui dan dikendalikan untuk menghindaari kesalahpahaman
yang dapat menyebabkan produk atau pekerjaan dengan mutu yang tidak
memuaskan. Kontrak tertulis antara Pemberi Kontrak dan Penerima Kontrak harus
dibuat secara jelas menentukan tanggungjawab dan kewajiban masing-masing
pihak. Kontrak harus menyatakan secara jelas prosedur pelulusan tiap bets produk
untuk diedarkan yang menjadi tanggung jawab penuh kepala bagian Manajemen
Mutu (Pemastian Mutu).
L. Kualifikasi dan Validasi
Kualifikasi dan validasi menguraikan prinsip kualifikasi dan validasi yang
dilakukan di industri farmasi. CPOB mensyaratkan industri farmasi untuk
mengidentifikasi validasi yang perlu dilakukan sebagai bukti pengendalian
terhadap aspek kritis dari kegiatan yang dilakukan. Perubahan signifikan terhadap
fasilitas, peralatan dan proses yang dapat mempengaruhi mutu produk hendaklah
divalidasi.
Setiap industri farmasi disyaratkan untuk mengidentifikasi validasi yang
perlu dilakukan sebagai bukti pengendalian terhadap aspek kritis dari kegiatan
yang dilakukan. Perubahan signifikan terhadap fasilitas, peralatan, dan proses
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
31
yang dapat mempengaruhi mutu produk harus divalidasi dan direncanakan. Unsur
utama program validasi hendaklah dirinci dengan jelas dan didokumentasikan di
dalam Rencana Induk Validasi (RIV) atau dokumen setara.
Bagian tim validasi PT. Indofarma (Persero) Tbk menyusun rencana induk
validasi (RIV) setiap tahunnya. Rencana Induk validasi ini mencakup informasi
tentang fasilitas, peralatan atau proses yang akan divalidasi; format dokumen
berupa format protokol, laporan validasi dan jadwal perencanaan pelaksanaan
validasi; acuan dokumen yang digunakan dan struktur organisasi yang
melaksanakan kegiatan validasi tersebut. Dengan adanya hal ini, proses produksi
diharapkan akan menghasilkan produk yang berkualitas secara konsisten dan
reprodusibel.
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
32
BAB III
KEGIATAN DI INDUSTRI FARMASI
PT. INDOFARMA (Persero) Tbk.
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
33
c. Penimbangan
Proses produksi ini diawali dengan penimbangan bahan baku yang terdiri
dari bahan berkhasiat dan bahan-bahan tambahan (bahan pengisi, bahan pengikat,
bahan pengembang, serta bahan lubrikan) di suatu ruangan khusus penimbangan
yang dilakukan oleh petugas dari gudang bahan baku dan dicek oleh petugas dari
bagian produksi. Penimbangan dilakukan satu persatu sesuai dengan batch record.
d. Pencampuran (Mixing)
- Setelah dilakukan penimbangan, maka dilakukan pencampuran pada
suatu ruangan khusus. Seluruh bahan baku yang terdiri dari bahan berkhasiat dan
bahan-bahan tambahan yang telah ditimbang akan dimixing di ruangan ini.
Sebelum melakukan mixing maka seluruh ruangan yang telah diperiksa
sebelumnya, harus dalam keadaan bersih dan bebas dari sisa produk sebelumnya.
Di dalam poses pencampuran ini, dilakukan pencatatan berapa hasil yang
diperoleh, kapan dilaksanakan setiap tahapan pencampuran dan ditandatangani
oleh petugas yang bertanggung jawab.
e. Pencetakan
Setelah release dari QC, maka dilakukan pencetakan tablet dengan
menggunakan mesin cetak di ruang pencetakan. Sebelum memulai pencetakan,
ruangan diperiksa terlebih dahulu. Harus bersih dan bebas dari produk
sebelumnya. Tablet ditampung dalam suatu kontainer dan dilakukan
pengambilan sampel untuk pemeriksaan oleh bagian QC. Sambil menunggu
release dari bagian QC, tablet disimpan dalam ruang karantina. Apabila tablet
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
34
telah memenuhi syarat sesuai dengan monografinya maka tablet akan release
dari QC.
f. Pengemasan
Sebelum dilakukan pengemasan primer, maka ruangan diperiksa terlebih
dahulu. Harus bersih dan bebas dari sisa produk sebelumnya. Hasil stripping
ditampung dalam container bertutup, lalu ditimbang dan dihitung hasilnya.
Sambil menunggu pelulusan dari pihak QC maka tablet yang telah distrip
disimpan di dalam ruang karantina. Setelah diperoleh pelulusan dari bagian QC,
maka dilanjutkan ke pengemasan sekunder berupa kotak obat dan diberi brosur
tablet. Proses pengemasan sekunder ini dilakukan secara manual. Hasil
pengemasan disimpan di Ruang Karantina Produk Jadi untuk menunggu
diluluskan oleh bagian QC sebelum dikirim ke gudang produk jadi. Dan setelah
mendapat release dari bagian QC maka label karantina yang terdapat pada
produk diganti dengan label release, dan produk akhir dikirim ke gudang
produk jadi untuk menunggu pendistribusian selanjutnya.
3.2. Tinjauan Kebagian-bagian Lain
3.2.1 Direktorat Keuangan dan Sumber Daya Manusia
Pada Direktorat Keuangan dan Sumber Daya Manusia, terdapat 6 bidang
yang masing-masing bidang dipimpin oleh seorang manajer, yaitu :
a. Bidang Teknologi Informasi
Bidang Teknologi Informasi bertanggung jawab dalam penyelenggaraan
sistem pengolahan data berbasis teknologi informasi, pengembangan aplikasi
sistem dan teknologi informasi, dan pemeliharaan hardware dan jaringan.
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
35
Mulai tahun 2003 PT. Indofarma Tbk. memakai sistem ERP (Enterprise
Resourt Planning), dimana semua data terintegrasi dalam satu sistem sehingga
memudahkan dalam koordinasi dengan berbagai bidang dalam perusahaan.
b. Bidang Akuntansi
Bidang Akuntansi bertugas dalam hal verifikasi pengeluaran, pencatatan
transaksi keuangan, perhitungan harga pokok produksi, dan budgeting.
c. Bidang Keuangan
Bidang Keuangan bertanggungjawab dalam pengendalian Pajak dan
Asuransi, serta Treasury.
d. Bidang Rendal Keuangan
Bidang Rendal Keuangan bertanggung jawab dalam pengendalian
anggaran dan pelaporan manajemen.
e. Bidang SDM
Berdasarkan data bidang SDM, karyawan PT. Indofarma (Persero) Tbk.
baik karyawan tetap maupun karyawan ikatan kerja waktu tertentu (IKWT)
jumlahnya adalah lebih dari 900 orang. Perusahaan mempunyai program
pelatihan kerja yang teratur dalam bentuk seminar, kursus, pengiriman
karyawan berprestasi ke perguruan tinggi terbaik di dalam dan di luar negeri.
Bidang SDM ini menangani tentang Industrial Relation, People Development,
HR System, Compensation & Benefits
f. Bidang Office Support
Bidang ini bertanggungjawab dalam pelayanan operasional, pelayanan
rumah tangga serta K3 dan AMDAL.
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
36
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
37
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
38
limbah padat yang sudah terkontaminasi dengan bahan baku atau proses
produksi, seperti plastik, karton, kemasan primer dan sebagainya. Limbah
padat yang masih dapat didaur ulang diserahkan penanganannya pada
koperasi pegawai Indofarma.
b) Limbah Cair
Untuk menangani limbah cair di Indofarma dipisah atas 3 bagian,
yaitu :
i. Sewer System Instalation
Upaya pengolahan limbah cair yang telah dilakukan ialah
dengan memisahkan saluran pembuangan, antara buangan produksi
dengan limbah cair dari sanitasi/domestik dan air hujan, sehingga
masing-masing menempati satu saluran khusus.
Untuk limbah cair yang berasal dari pencucian alat-alat dan
ruang produksi obat, sisa produksi dan sisa pereaksi kimia pada
kegiatan QC yang mengandung zat-zat yang bersifat toksik dan
mengandung antibiotik dialirkan melalui saluran khusus sebelum
diolah pada satu unit IPAL.
Khusus untuk produksi -laktam sebelum dialirkan ke IPAL,
dilakukan pre-threatment terlebih dahulu yang meliputi :
1. Air cucian mesin dari proses produksi -laktam dikumpulkan
pada drum yang telah disediakan.
2. Dilakukan penambahan NaOH sambil diaduk sampai diperoleh
pH 12-13.
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
39
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
40
berdasarkan laju alir limbah, kemudian aliran gas diemisi kan ke udar luar
melalui cerobong gas yang mempunyai ketinggian 7 m dari permukaan
tanah, dengan suhu burner 500-600 C dan suhu cerobong sekitar 350 C.
Suhu pembakaran dapat mencapai 900 C. Pengelolaan debu yang timbul
pada pembuatan obat jadi dilakukan melalui sistem AHU. Pada prinsipnya
sistem ini mengatur sirkulasi udara disetiap ruangan produksi melalui fanfan yang dapat menyedot debu-debu yang berterbangan untuk dipisahkan
atau disaring dalam beberapa konteplar dust box yang terletak diruangan
teratas dari berbagai macam serbuk obat ditampung dalam kantongkantong plastik sebelum dibakar pada unit incenerator. Khusus untuk debu
yang berasal dari -laktam dilakukan penyaringan debu dalam ruangan
tersendiri. Udara hasil penyedotan dibuang ke udara bebas melaui
cerobong dengan ketinggian 2 m dari atap.
Bidang usaha dari PT. Indofarma Tbk. adalah menufaktur (produk
farmasi dan herbal, serta makanan bayi), toll manufacturing, dan distribusi
(produk farmasi dan alat kesehatan). Sumber pendapatan PT. Indofarma Tbk.
berasal dari penjualan produk sendiri dan produk pihak lain, penjualan jasa
toll manufacturing, serta hasil investasi dan jasa giro.
3.2.2
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
41
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
42
Puskesmas dan
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
43
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
44
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
45
Direktorat Produksi
Direktorat Produksi PT. Indofarma (Persero) Tbk. membawahi bidang
sebagai berikut : Bidang Produksi I (seksi solid I, seksi solid II, dan seksi
pengemasan), Bidang Produksi II (seksi beta laktam, seksi salep, sirup, dan serbuk
/semi solid SSS, dan seksi steril), Bidang Produksi Herbal dan Makanan Bayi,
Bidang Litbang, Bidang Teknik dan Pemeliharaan, Bidang Quality Assurance,
Bidang Quality Control, Bidang Perencanaan dan Pengendalian Produksi dan
Persediaan (PPPP) dan Bidang Logistik Bahan Awal. Masing-masing bidang
dikepalai oleh seorang manajer.
a. Bidang Produksi I
Bidang produksi I dipimpin oleh Manager produksi I, yang membawahi
3 seksi yaitu seksi solid I, solid II, dan pengemasan. Produksi I meliputi
sediaan tablet dan kapsul non -laktam. Seksi solid I mengawasi proses mulai
dari dispensing sampai produk antara (pembuatan massa tablet). Seksi solid II
mengawasi proses mulai dari produk antara sampai menjadi produk ruah yang
siap dikemas (pencetakan tablet / filling kapsul). Seksi pengemasan
mengawasi proses pengemasan sampai menjadi produk jadi yang diserahkan
ke bagian gudang produk jadi untuk didistribusikan.
b. Bidang Produksi II
Bidang Produksi II dipimpin oleh seorang manager produksi. Bidang ini
membawahi tiga seksi, yaitu:, Seksi Betalaktam, Seksi Salep dan Sirup serta
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
46
mendukung
program
pemerintah
dalam
penanggulangan
kekurangan gizi khususnya bagi anak-anak pada usia dini, PT. Indofarma
(Persero) Tbk. memproduksi Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Bidang
Produksi Makanan (MP-ASI) dipimpin oleh seorang manajer. Pabrik
dilengkapi fasilitas, pengembangan produk, produksi dan quality control
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
47
medesain
formula,
merancang
metode
pembuatan,
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
48
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
49
dalam
pembuatan
alat
dan
modifikasi/pengembangan
rancangan.
4) Seksi Utilities.
f. Perencanaan dan Pengendalian Produksi dan Persediaan (PPPP)
Bidang Perencanaan Pengendalian Produksi dan Persediaan (PPPP)
mempunyai peranan strategis dalam peningkatan efisiensi dan produktifitas,
proses pabrikasi, pengendalian persediaan dan stok sehingga diharapkan
produk yang dihasilkan tetap terjaga secara ekonomis.
Fungsi bidang PPPP adalah menyusun perencanaan dan pengendalian
produksi dan persediaan, serta sebagai sumber informasi yang berkaitan
dengan produksi dan persediaan. Penyusunan ini dimaksudkan agar produk
yang dihasilkan tetap dapat memenuhi permintaan pasar, tetapi persediaan
barang tidak terlalu tinggi.
g. Bidang Quality Assurance
Tugas dan tanggung jawab bidang Quality Assurance :
a. Mengelola dan mengembangkan manajemen pemastian sistem mutu
seperti ISO, manajemen CPOB, HACCP, CPOTB, dan audit internal.
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
50
proses
produksi
telah
sesuai
dengan
yang
ditetapkan.
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
51
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
52
a)
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
53
selanjutnya
dilaporkan
ke
Direktur
Produksi
untuk
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
54
BAB IV
PEMBAHASAN
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
55
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
56
semakin
besar,
apalagi
dengan
akan
diberlakukannya ASEAN
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
57
Indofarma (Persero) Tbk. telah berupaya mengikuti secara baik pedoman CPOB.
Dalam struktur organisasi terdapat pemisahan kepemimpinan antara manager
produksi dan manager pemastian mutu. Tujuan dari pemisahan tersebut adalah
agar pengawasan dan pengaturan terhadap masing-masing bidang lebih terfokus
agar setiap bidang dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Selain itu adanya
pemisahan ini juga untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan wewenang.
Masing-masing manajer memiliki tanggung jawab dalam menyusun dan
mengesahkan prosedur-prosedur tertulis, memantau kegiatan di masing-masing
bidang baik personil, mesin dan peralatan lain, prosedur kerja, dan lingkungan
kegiatan apakah selalu memenuhi spesifikasi yang ditetapkan dan pedoman
CPOB atau telah terjadi penyimpangan sehingga memerlukan tindakan perbaikan
segera. Setiap manager dibantu oleh asisten manager yang selalu mengadakan
pertemuan rutin dengan karyawan untuk mengingatkan agar karyawan selalu
menerapkan CPOB dalam setiap kegiatan produksi obat. Untuk membantu
pekerjaan manager, di PT. Indofarma (Persero) Tbk. dikerahkan tenaga supervisor
serta operator dan tenaga terlatih dalam jumlah yang efisien dan efektif untuk
melaksanakan kegiatan produksi sesuai dengan prosedur dan spesifikasi yang
telah ditentukan.
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
58
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
59
diperhatikan. Setiap bagian produksi harus memiliki kotak P3K, toilet, tempat
cuci tangan dan ruang istirahat yang terpisah dari ruang produksi. Kantin juga
diatur sedemikian rupa sehingga lokasinya mudah dijangkau dan tidak
berhubungan langsung dengan gedung produksi yang dapat menggangu jalannya
proses produksi.
Karyawan yang berada di ruang produksi harus menggunakan pakaian
kerja yang disediakan lengkap dengan topi, masker, sarung tangan dan sepatu
karet. Manager, asisten manager dan supervisor senantiasa memperhatikan,
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
60
Produksi
Berdasarkan struktur organisasi Direktorat Produksi terdiri atas Bidang
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
61
dan oralit. Sedangkan non in line process PP dan PK tidak dikeluarkan secara
bersama-sama. Setelah PP dikeluarkan dimulailah proses penyiapan bahan awal
sampai menjadi produk yang siap dikemas. Produk ini dikarantina menunggu
hasil pengujian kemudian dikeluarkan PK. Proses ini ditetapkan pada proses
pembuatan kapsul, tablet, dan sediaan steril.
Seksi produksi steril bertanggung jawab terhadap proses produksi sediaan
steril termasuk proses pengemasan produk dan pemeriksaan kejernihan sediaan
ampul dan pencetakan label.
Bidang Produksi Herbal secara keseluruhan telah mengacu pada
Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB), baik bangunan, personalia,
peralatan dan proses produksinya. PT. Indofarma (Persero) Tbk, sudah
mempunyai pusat ekstraksi yang digunakan sebagai sarana pengolahan dari bahan
alam yang modern meliputi unit ekstraksi, destilasi dan produksi yang dilengkapi
fasilitas produksi sendiri.
Gudang penyimpanan dijaga dan dipelihara sehingga barang-barang
terlindung dari pengaruh yang merugikan, pengaruh tersebut antara lain
perubahan temperatur dan kelembaban, adanya debu, bau serta binatang yang
masuk. Bidang Penyimpanan PT. Indofarma (Persero) Tbk., melakukan
pemisahan terhadap barang yang berbahaya dan sensitif dengan adanya gudang
solven dan gudang -laktam yang letaknya terpisah dengan gudang utama.
Kegiatan penerimaan sistem FIFO (First In First Out) dan selalu dicatat dalam
kartu stok.
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
62
mungkin
dengan
mempertimbangkan
variabel-variabel
yang
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
63
akan dibuat. Kendala utama yang dihadapi yaitu pasokan bahan baku yang
terbatas sehingga tidak mencukupi skala produksi PT. Indofarma (persero)Tbk.,
yang sangat besar. Peran bidang Litbang dibutuhkan untuk membuat formula
alternatif agar produk yang dihasilkan tetap memenuhi persyaratan. Disamping
obat generik, saat ini PT. Indofarma (Persero) Tbk., telah melakukan
pengembangan ke arah produk fitofarmaka dan makanan kesehatan. Hal tersebut
merupakan tantangan sekaligus beban tugas bagi bidang Litbang untuk dapat terus
melakukan inovasi dan mengembangkan produk-produk baru.
4.5
Pemastian Mutu
Produk-produk yang dihasilkan oleh PT. Indofarma (persero) Tbk., adalah
produk yang mutu sesuai CPOB. PT. Indofarma (Persero) Tbk., juga
menghasilkan obat generik berlogo bertujuan untuk menyediakan obat-obat
dengan harga terjangkau dan bermutu sehingga derajat kesehatan masyarakat akan
meningkat.
Bidang pemastian mutu merupakan bidang yang bertanggung jawab
terhadap mutu produk dengan mengadakan pengawasan mulai dari bahan baku
yang diterima sampai dihasilkannya obat jadi. Bidang ini juga melakukan evaluasi
terhadap contoh pertinggal (Retained Sampel) secara berkala. Bidang pemastian
mutu bekerja sebelum, selama, dan setelah proses produksi. Sebelum proses,
proses produksi bersama-sama dengan Bidang Litbang.
Bidang pemastian mutu melakukan pengujian yang meliputi proses
produksi, kondisi ruang, peralatan, hasil produksi dan pengawasan terhadap
limbah hasil proses produksi. Setelah proses produksi bidang pemastian mutu
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
64
produk yang dihasilkan. Tiap proses produksi mengikuti protap yang ditentukan
oleh perusahaan dan data-datanya akan terulang dalam Batch Record (Catatan
Bets).
Bidang pemastian mutu juga menerapkan CPOB, dimana selama
pelaksanaan pengujian produk, bidang pemastian mutu berusaha membangun
mutu ke dalam produk dengan menerapkan sistem manajemen mutu terpadu.
Dengan maksud bahwa mutu adalah tanggung jawab semua pihak sesuai
fungsinya masing-masing. Sebagai acuan digunakan Farmakope Indonesia, dan
acuan lainnya seperti USP, BP, Farmacopeia Jepang dan acuan standar lainnya.
Selain itu untuk memastikan bahwa proses produksi dan pengujian yang
dilakukan akan memberikan hasil yang meyakinkan, dilakukan kalibrasi terhadap
alat-alat yang digunakan dilanjutkan dengan validasi proses serta validasi metode
analisa. Kedua tahap tersebut dilakukan secara berkala.
4.6 Penanganan Keluhan
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
65
yang dihasilkan. Fungsi lain dari sistem dokumentasi yaitu sebagai dokumen
resmi pembuatan obat dan penanganan apabila ada tuntutan atau komplain dari
pihak lain terhadap produk yang dihasilkan. Dokumentasi yang dibuat berupa
CPB dan contoh pertinggal (retained sample), kemudian disimpan di ruang
khusus oleh bidang pemastian mutu dan disimpan selama masa kadaluarsa
ditambah 1 tahun. Terhadap contoh pertinggal senantiasa dilakukan pengujian
secara berkala sampai masa simpannya habis. Untuk dokumen catatan bets juga
dilakukan evaluasi setiap akhir tahun yaitu dengan Pengkajian Tahunan Produk
(Annual Product Review).
Penarikan kembali obat jadi dilakukan jika ada informasi dari dalam
maupun dari luar yang berkaitan dengan mutu obat, kesalahan produksi atau efek
samping obat yang dapat membahayakan keselamatan pengguna. Semua keluhan
dan laporan keluhan juga diteliti dan dievaluasi dengan cermat, kemudian diambil
tindak lanjut yang sesuai dan dibuatkan laporan. Penanganan terhadap keluhan ini
juga merupakan tanggung jawab dari bidang Pemastian Mutu. Selain itu bidang
pemastian mutu juga melakukan post marketing survaillence untuk memantau
produk-produk yang telah beredar.
Penandaan khusus pada strip, blister, atau kemasan bertujuan untuk
menghindari terjadinya pemalsuan produk-produk Indofarma sehingga PT.
Indofarma (Persero) Tbk. dapat mengontrol produknya dari bahaya pemalsuan di
pasaran. Sebab pemalsuan produk ini dapat membahayakan keselamatan pasien
dan merugikan perusahaan secara finansial.
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
66
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah mengikuti PPKPA selama satu bulan di PT. Indofarma (Persero)
Tbk., dapat disimpulkan bahwa :
1. Secara umum PT. Indofarma (Persero) Tbk., telah menerapkan prinsipprinsip CPOB dalam aspek kegiatan produksinya dalam rangka menjamin
mutu obat yang dihasilkan yang senantiasa memenuhi kepastian mutu dan
kepuasan konsumen, memperkecil resiko kesalahan dalam memproduksi
obat serta mempermudah pengawasan proses produksi.
2. PT. Indofarma (Persero) Tbk. telah memperoleh sertifikat ISO 9001 versi
2000 untuk seluruh Direktorat Produksi, Direktorat Umum, Direktorat
Pemasaran, serta menerapkan secara konsisten dengan jaminan mutu untuk
tercapainya kepuasan pelanggan.
5.2 Saran
1. Dilakukan validasi proses dan validasi metode analisa secara berkala
untuk setiap produk yang diproduksi.
2. Peninjauan secara berkala terhadap spesifikasi internal dari masing-masing
produk berdasarkan hasil pengujian dan catatan produksi sebelumnya.
67
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2006. Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik. Badan Pengawas Obat
dan Makanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
68
Ruth Sufari Mariganto, S.Farm. : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Indofarma (Persero) Tbk.
USU e-Repository 2008.