Disusun Oleh:
Anita Nur Charisma, S.ked
1018011040
Perceptor:
dr. Marzuki Sayuti, Sp.OG
dr. Zulfadli, Sp.OG
BAB I
PENDAHULUAN
Mola Hidatidosa atau yang biasa lebih dikenal sebagai kehamilan anggur,
merupakan suatu kehamilan dimana tidak berkembang janin menjadi keadaan
yang sempurna, melainkan menjadi keadaan yang patologik atau bisa diartikan
sebagai tidak ditemukannya janin dan hampir seluruh vili korialis mengalami
perubahan berupa degenerasi hidropik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.
Definisi
Mola hidatidosa diartikan sebagai suatu kehamilan yang berkembang tidak
wajar dimana terjadi keabnormalan dalam konsepsi plasenta yang disertai dengan
perkembangan parsial atau tidak ditemukan adanya pertumbuhan janin, hampir
seluruh vili korialis mengalami perubahan berupa degenerasi hidropobik. Janin
biasanya meninggal akan tetapi villus-villus yang membesar dan edematus itu
hidup dan tumbuh terus, gambaran yang diberikan adalah sebagai segugus buah
anggur.
Jaringan trofoblast pada vilus berproliferasi dan mengeluarkan hormon
human chononic gonadotrophin (HCG) dalam jumlah yang lebih besar daripada
kehamilan biasa.
2.
3.
Patogenesis
Ada beberapa teori yang diajukan untuk menerangkan patogenesis dari
penyakit trofoblas:
1.
Reynolds,
kematian
mudigah
itu
disebabkan
karena
kekurangan gizi berupa asam folik dan histidine pada kehamilan hari ke
13 dan 21. Hal ini menyebabkan terjadinya gangguan angiogenesis.
2. Teori neoplasma
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Park. Pada penyakit trofoblas,
yang abnormal adalah sel-sel trofoblas dimana fungsinya juga menjadi
abnormal. Hal ini menyebabkan terjadinya reabsorpsi cairan yang
berlebihan kedalam villi sehingga menimbulkan gelembung. Sehingga
menyebabkan gangguan peredaran darah dan kematian mudigah.
milimeter sampai 1-2 cm. Secara mikroskopik terlihat trias: (1) Proliferasi dari
trofoblas; (2) Degenerasi hidropik dari stroma villi dan kesembaban; (3)
Hilangnya pembuluh darah dan stroma. Sel-sel Langhans tampak seperti sel
polidral dengan inti terang dan adanya sel sinsitial giantik (syncytial giant cells).
Pada kasus mola banyak dijumpai ovarium dengan kista lutein ganda berdiameter
10 cm atau lebih (25-60%). Kista lutein akan berangsur-angsur mengecil dan
kemudian hilang setelah mola hidatidosa sembuh.
4.
Klasifikasi
Mola hidatidosa dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu bila tidak disertai
janin maka disebut mola hidatidosa atau Complete mole, sedangkan bila disertai
janin atau bagian dari janin disebut mola parsialis atau Parsials mole.
Mola Komplit
46,XX atau 46,XY
Mola Parsial
Umumnya 69,XXX
atau 69,XXY (tripoid)
Patologi
Edema villus
Proliferasi trofoblastik
Janin
Amnion, sel darah
merah janin
Gambaran klinis
Diagnosis
Ukuran uterus
Kista teka-lutein
Penyulit medis
Difus
Bervariasi, ringan s/d berat
Bervariasi,fokal
Bervariasi, fokal,
Tidak ada
Tidak ada
Gestasi mola
50% besar untuk masa
Missed abortion
Kecil untuk masa
kehamilan
25-30%
Sering
kehamilan
Jarang
jarang
Penyakit pascamola
Kadar hCG
5.
20%
Tinggi
<5-10%
Rendah tinggi
Gejala Klinis
Tanda dan gejala kehamilan dini didapatkan pada mola hidatidosa.
Kecurigaaan biasanya terjadi pada minggu ke 14 - 16 dimana ukuran rahim
lebih besar dari kehamilan biasa, pembesaran rahim yang terkadang diikuti
perdarahan, dan bercak berwarna merah darah beserta keluarnya materi
seperti anggur pada pakaian dalam.
1. Terdapat tanda-tanda kehamilan. Mual dan muntah yang parah yang
menyebabkan 10% pasien masuk RS
2. Pembesaran rahim yang tidak sesuai dengan usia kehamilan (lebih besar)
3. Gejala gejala hipertitoidisme seperti intoleransi panas, gugup, penurunan
BB yang tidak dapat dijelaskan, tangan gemetar dan berkeringat, kulit
lembab
4. Gejala gejala pre-eklampsi seperti pembengkakan pada kaki dan tungkai,
peningkatan tekanan darah, proteinuria (terdapat protein pada air seni)
6.
Diagnosis
1.
Anamnesis
Ada kehamilan disertai gejala dan tanda kehamilan muda yang
oleh karena jumlah darah yang banyak, dan cairan gelap bisa
mengalir melalui vagina. Gejala ini terdapat dalam 97% kasus.
(2) Hiperemesis. Penderita juga mengeluhkan mual dan muntah yang
berat. Hal ini merupakan akibat dari peningkatan secara tajam
hormon -HCG.
(3) Hipertiroid. Setidaknya 7% penderita memiliki gejala seperti
takikardi, tremor dan kulit yang hangat. Didapatkan pula adanya
gejala preeklamsia yang terjadi pada 27% kasus dengan
karakteristik hipertensi ( TD > 140/90 mmHg), protenuria (>300
mg.dl), dan edema dengan hiperefleksia
2.
Pemeriksaan Fisik
-
Inspeksi
Palpasi :
3.
Pemeriksaan dalam :
Pemeriksaan Laboratorium
10
Pemeriksaan Imaging
a. Ultrasonografi
7.
Penatalaksanaan
1. Evakuasi
a. Perbaiki keadaan umum.
Bila mola sudah keluar spontan dilakukan kuret atau kuret isap
11
Keadaan Serviks
12
c. Laboratorium
3. Sitostatika Profilaksis
Metoreksat 3x 5 mg selama 5 hari
8.
Prognosis
Kematian pada mola hodatidosa biasanya disebabkan oleh karena perdarahan,
13
9.
Komplikasi
Infeksi sekunder
BAB III
KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
Cuninngham. F.G. dkk. 2006. Mola Hidatidosa Penyakit Trofoblastik Gestasional
Obstetri Williams. Edisi 21. Vol 2. Penerbit Buku Kedokteran. EGG Jakarta.
15
16