Anda di halaman 1dari 252

CANDRA JIWA INDONESIA

Warisan Ilmiah Putra Indonesia

PSIKE
(MENTAL-SPIRITUAL)

Budhi Setianto Purwowiyoto

H&B
PERKI

2013
i

2/5
Ver. 1.1.1

Transcendence to The Depth of The Heart and Beyond, adalah


benang merah yang menghubungkan antara profesi penulis sebagai guru
besar, dokter ahli jantung dan pembuluh darah dengan buku yang ditulisnya
tentang Candra Jiwa Indonesia. Penulis berusaha melakukan introspeksi ke
dalam diri-sendiri, menuju kalbu yang terdalam.
Dalam bahasa Indonesia pemahaman makna kata jantung terasa
unik. Ketika berubah orientasi ke dalam dada, bersifat transendental, imanen
dan esoteris, maka kata jantung dipahami sebagai hati, atau kalbu, misalnya
hatiku berdebar, padahal jantungnya yang berdetak. Atau sembah kalbu,
yang mengatur nafas seraya mengucap nama-Nya akan mengatur detak
jantung secara teratur tenang. Padahal sebagai bahasa Arab (qalb) dan
bahasa Inggris (heart) walaupun esoteris dan maknanya berubah, suku
katanya tetap.
Kalau Serat Centini, warisan budaya Jawa bercerita tentang kisah
perjalanan di darat, termasuk kulinernya pada jaman dahulu. Maka Candra
Jiwa Indonesia adalah warisan ilmiah Jawa kepada dunia tentang jiwa
manusia serta peta perjalanannya menuju candra ideal sebagai batas akhir
dari perkembangan kesadaran manusia.
Sekiranya bintang, nur, cahaya yang bersinar di dada GarudaPancasila-NKRI, dari sila Ke-Tuhan-an YME, maka Candra Jiwa Indonesia pas
untuk memberi sumbangan makna ilmiah kepadanya. Karena konsep yang
sudah teruji secara ilmiah di Universitas terkemuka di Eropa tersebut,
memang kandungan asli dari bumi Indonesia, dari bangsa Indonesia, dan
dipertahankan oleh orang Indonesia pula.
Penulis berharap, buku ini membantu memperluas pengetahuan kita
tentang jati diri manusia dalam pandangan ilmiah di perguruan tinggi. Walaupun sedikit-banyak menyentuh masalah keyakinan dan kepercayaan justru
memberikan dasar pendidikan budi luhur, pembinaan mental-spiritual dan
mempertajam empati secara luas kepada siapa saja terutama para mahasiswa.

H&B
Heart and Beyond PERKI
(Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia)

CANDRA JIWA INDONESIA


Warisan Ilmiah Putra Indonesia
(Transcendence to The Depth of The Heart and Beyond)

PSIKE
(Mental-Spiritual)

Perpustakaan Pribadi
Pentalogi 2/5=Oktalogi 2/(5+3)
SAMPUL KUNING 2013

Sebagai dasar pendidikan budi pekerti, pembinaan mental- spiritual, dan


mempertajam empati

Budhi Setianto Purwowiyoto

H&B
PERKI

2013

2/5
Ver. 1.1.1

CANDRA JIWA INDONESIA


Warisan Ilmiah Putra Indonesia
(Transcendence to The Depth of The Heart and Beyond)

PSIKE (Mental-Spiritual) 2/5

[Studium Particulare (Kuliah Khusus)]

Penulis: Budhi Setianto Purwowiyoto

2013
Penyunting: Puji Santosa
Ilustrator: Santoso Oetomo
Tata letak: Djoko Satrio
PUBLIKASI OKTALOGI: 2012-2014 Ver.1.1.1
[PENTALOGI CJI 2012-2016: 1-5/5; TRILOGI: Prequel 2017: 6/8; Monograph 2018: 7/8; Postquel 2019: 8/8]

ISBN 978-602-7885-06-6 (ebook pdf bw/berwarna)


PENERBIT: H&B/Heart and Beyond PERKI
(Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia)

PERCETAKAN: ProMemori; Anggota IKAPI


Hak Cipta ada pada Penulis Dilindungi Undang-Undang
Sanksi Pelanggaran Pasal 72
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002
Tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1997
Tentang Hak Cipta
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu
ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara masing-masing
paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta
rupiah) atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual
kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

2012: PENTALOGI
CJI (1/5)
Studium Generale
2013: PENTALOGIPsike
CJI (2/5)
2014: PENTALOGI CJI
(3/5)
Ego
2015: PENTALOGI
CJI (4/5)
Intuisi

2016: PENTALOGI CJI (5/5)


Magnum Opus

Buku PENTALOGI 2012-2016 yang Ber-Pancawarna dan Ber-Dwihalaman


Sampul pancawarna putih, kuning, hitam, dan merah melambangkan empat (kekuatan kuda) nafsu manusia. Nafsu-nafsu tersebut masih harus dikendalikan oleh kusir (sais) yaitu
angan-angan yang sudah bangun (sampul ungu= wungu bahasa Jawa artinya bangun)
kesadaran ketuhanan (introversi: sadar, percaya, taat) dan kemanusiaannya (ekstraversi:
sabar, rela, menerima, jujur, budi luhur).
Dwihalaman kanan dan kiri bermakna tuntunan (halaman kanan) berkonsep otak-kiri
(padat makna) dan tontonan (halaman kiri) yang berkonsep otak-kanan (longgar makna).
Sebagai penjelasan dilengkapi dengan dua bagan yang unsur ketuhanannya (pusat hidup
imateri) di dalam (bawah) dan di atas; empat diagram: target, ven, piramida, dan kereta
kuantum mikrokosmos dengan empat ekor kuda, sais dan penumpangnya ialah TheSelf
(Egonya yang imateri) siap untuk menjelajahi makrokosmos (alam semesta) dan kelak juga
siap kembali ke tujuan dan sumber hidupnya yang hakiki. Versi-1 (Ver.1) nomor halaman
kanan dan kiri berurutan; versi-2 (Ver.2) bernomor sama.
__________
http://wayang.files.wordpress.com/2010/03/krisna19.jpg?w=535 cited February 10, 2013
http://batikindonesia.com/batik/images/3344/solo3.jpg cited December 16, 2012
http://flagartist.com/FLAGARTIST/flags/F/flag_art_flag_of_indonesia-1969px.png cited March 3, 2013
http://4.bp.blogspot.com/-cPZhivuKlmU/Tk-i0t2qnDI/AAAAAAAAD-w/wW0vjRxCQsc/s1600/peta-indonesia.jpg cited Feb. 28, 2013
(Cover buku-buku tersebut ikut serta melestarikan wayang, batik, bendera merah-putih, dan peta Indonesia)

Pencerahan Slamet Rahardjo (seniman unggul, 62)


Jay Subyakto (seniman multi talenta, 51),

[*]

kepada

pada suatu hari ketika

mereka masih muda:


Orang Indonesia kalau melihat karya bangsa lain mereka
menjadi murid yang melihat guru. Sebaliknya, ketika mereka
melihat karya bangsa sendiri, mereka berubah menjadi guru
yang melihat murid.
Akhirnya bangsa ini tidak maju karena yang dicari selalu
kesalahan dan kekurangan karya anak bangsa sendiri.

Wacana 0.1: Konser Kidung Abadi Chrisye


Jay Subiyakto (lahir di Ankara, Turki, 24 Oktober 1960) adalah seorang sutradara Indonesia. Jay merupakan
anak ketiga dari Kepala Staf Angkatan Laut Republik Indonesia 1948-1959 Laksamana Subiyakto. Jay
menamatkan pendidikan sarjana arsitekturnya dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia angkatan 1981.
Kiprahnya di bidang seni berawal pada tahun 1990 dengan menjadi seorang sutradara video klip. Video klip
garapannya yang bertajuk Pergilah Kasih milik almahum Chrisye menjadi video musik Indonesia pertama
yang ditayangkan di channel MTV Asia yang pada waktu itu bermarkas di Hongkong. Tahun 2008, Jay juga
menyutradarai video musik Anggun yang berjudul Berganti Hati. Video itu juga merupakan video pertama di
Indonesia yang menggunakan kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex).
Kemudian, pada tahun 1994, ia bersama Erwin Gutawa membuat sebuah terobosan yang belum pernah
dilakukan oleh orang Indonesia di masa itu. Sebuah konser tunggal yang menghadirkan penyanyi lokal. Kala
itu, banyak promotor menghadirkan konser-konser penyanyi mancanegara.
Erwin Gutawa dan Jay Subiakto sebagai otak dari konser legendaris, 2012 yang konon belum pernah ada di
dunia, karena mengambil potongan dari ratusan master lagu almarhum Chrisye yang terwujud dalam
kehadiran Chrisye di konser Kidung Abadi. Single baru yang bahkan belum pernah dinyanyikan oleh
Chrisye dan permainan hologram yang meyakinkan kepada semua penonton bahwa Chrisye hadir, adalah
pemenuhan janji bahwa konser ini berbeda dari yang pernah ada. Para musisi muda, seperti GIGI, Gita
Gutawa, Once, dan Sophia Latjuba pun dengan senang hati sepanggung lagi dengan Chrisye, sang musisi
jenius yang tetap abadi itu, setidaknya menurut istilah Jay.
____________
[*] Kompas, 18 Januari 2011, Hlm. 33.
http://id.wikipedia.org/wiki/Jay_Subiyakto cited April 18, 2012.
http://www.fimela.com/read/2012/04/13/video-erwin-gutawa-dan-jay-subiakto-hidupkan-kembali-chrisye cited April 18,
2012.

Dipersembahkan kepada
Kapten Sasangka Djati

Gambar Sampul 0.1: Studium Generale (Kuliah Umum)


Kuliah umum Dr. dr. Soemantri Hardjoprakoso di Universitas Gadjah Mada tanggal 27
November 1958 tersebut juga dihadiri oleh R. Soenarto Mertowardojo sebagai satu-satunya
kasus penelitian kualitatifnya, telah diperkenalkan kepada para hadirin.
Rekaman kuliah umum tersebut diterbitkan dalam bentuk cetakan dengan judul Candra Jiwa
Indonesia oleh Proyek Penerbitan dan Perpustakaan Paguyuban Ngesti Tunggal Pusat pada
Februari 1977. Judul tersebut dipakai sebagai judul utama buku pentalogi ini termasuk
subjudulnya (Studium Particulare, Kuliah Khusus) yang ke-2: Psike, Mental-Spiritual (2/5).

vii

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

PSIKE 2/5 (2013)

Kata Pengantar
Edisi Pertama
Buku ini adalah buku ke-2 dari 5 buku lepas (pentalogi): 1. Studium
Generale (1/5); tiga buku Studium Particulare (Kuliah Khusus): 1. Psike (2/5), 2. Ego
(3/5), dan 3. Intuisi (4/5)); dan buku ke-5: Magnum Opus (5/5). Akses dan tambahan
semangat bagi penulis pada karya-karya Prof.Dr.dr. Soemantri Hardjoprakoso dan
ayah beliau yaitu R.T. Hardjoprakoso tidak lain atas kebaikan hati dari keluarga
besar Hardjoprakoso antara lain dari Ibu Soerini Soedjarwo, Dr. Winahyo Hardjoprakoso, SpOG, dan Dr. Ir. Budi Darmadi, M.Sc. Untuk ini saya mengucapkan
terima kasih yang sedalam-dalamnya.
Pada kesempatan ini tentu saja penulis ingin menyatakan rasa terima kasih
sebesar-besarnya kepada ketiga saudaraku sinarawedi: 1). Sdr. Puji Santosa
sebagai penyunting sekaligus memberi masukan yang sangat berarti, 2). Sdr.
Santoso Oetomo yang membuat beberapa ilustrasi yang menjelaskan, dan 3). Sdr.
Djoko Satrio yang memberi wawasan pemilihan huruf, serta referensi elektronik
untuk melengkapi isi buku-buku ini.
Disain utama buku ini adalah dwi-halaman berupa tuntunan dan
rangkuman di halaman kanan (ganjil) dan di halaman kiri (genap) menampilkan
tontonan (foto-foto dan gambar-gambar), keterangan, dan kaitan antar halaman.
Agar lebih jelas dilengkapi dua model bagan, tiga model diagram, dan satu
kereta penjelajah mikrokosmos.
Apabila terdapat beda pendapat dengan pengetahuan yang telah ada,
dimohonkan empati dan saling mendoakan keselamatan. Pengetahuan yang
berbeda tersebut agar dianggap saja sebagai imbangan terhadap pengetahuan
yang telah ada sebelumnya.
Akhirnya kami ucapkan selamat membaca, meresapi bagian yang penting
dan ajakan melaksanakan hal-hal yang dianggap perlu, benar, dan bermanfaat
untuk mencapai tujuan hidup kita yang hakiki, ialah puncak evolusi kesadaran
sang Akunya manusia. Terima kasih.

Penulis
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

viii

Ada lima naga (simbol anugerah dan kekuatan) dalam legenda dan mitos Cina: logam, air, api, kayu
dan tanah. Dalam siklus 12 tahunan, maka tahun naga air jatuh pada tahun 1952, 2012, dan 2072.

Gambar ilustrasi metafora 0.2: Naga Air dan Gadis Jelita Metropolitan
Tampak seekor naga air bersisik emas mengajak seorang gadis jelita metropolitan yang telah
menjelajahi dunianya yang gemerlapan untuk menjelajahi dunia lain yang kemungkinan sangat
berbeda dengan dunia yang selama ini digelutinya.
Gadis Jelita ini telah larut dalam dunia-1 (dunia kehidupan nyata di masyarakat metropolitan
dengan alam semesta sebagai wadahnya; makrokosmos) dan dunia-2 (dunia fisik, jasmani kasar,
badannya sendiri yang dapat didandani dan dimanipulasi sesukanya; mikrokosmos). Sementara
itu Naga Air ingin membawanya menyelam menjelajahi ke dunia-3 (dunia jiwa, mental,
jasmani halusnya) dan kemungkinan kalau beruntung, merasakan suasana jiwa yang belum
pernah terbayangkan di perbatasan (TheGate) dunia-4 (dunia rohani atau dimensi spiritual yang
imateri, alam sejati).
Itu semua guna menyempurnakan pengalaman hidupnya (tugas) lahir-batin atas kehadirannya
di dunia yang fana dan tidak abadi ini. Naga Air hanya mampu mengajaknya sampai di sini,
perjalanan selanjutnya (trancendence to the depth of the heart and beyond) .. hanya dapat
dilakukan oleh Gadis Jelita itu sendiri.
__________
http://static.desktopnexus.com/thumbnails/448128-bigthumbnail.jpg cited May 3, 2012.
ix

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

PSIKE 2/5 (2013)

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................ vii
Glosarium ........................................................................................... xi
SEKAPUR SIRIH ................................................................................ xv
PROLOG .......................................................................................... xxix
BAB I PSIKE
1.1 Pendahuluan ............................................................. 1
1.2 Mental ....................................................................... 3
1.3 Prototipe .................................................................. 15
1.4 Automatisme ........................................................... 23
1.5 Jiwa Sejati ................................................................ 33
1.6 Perjumpaan ............................................................. 43
BAB II MANUSIA
2.1 Pendahuluan ........................................................... 57
2.2 Struktur Jiwa ............................................................. 59
2.3 Fugsi Jiwa ................................................................. 79
BAB III MANAJEMEN MENTAL
3.1 Pendahuluan ........................................................... 95
3.2 Proses Perkembangan ............................................ 97
3.3 Merumuskan Strategi ........................................... 105
3.4 Mengembangkan Potensi ..................................... 113
3.5 Pelatihan Berkelanjutan ........................................ 125
3.3 Hubungan Dokter-Pasien ...................................... 145
3.4 Aspek Sukarela ...................................................... 153
KESIMPULAN ................................................................................... 158
EPILOG ........................................................................................... 163
LAMPIRAN-1: Skema-1 (Makro dan Mikro-kosmos) ..................... 165
LAMPIRAN-2: Skema-2 (Skema R. Tr. Soemodihardjo) ................. 167
LAMPIRAN-3: Skema-3 (Nilai-nilai Sentra Vitalitas) ...................... 169
LAMPIRAN-4: Skema-4 (Perbandingan 4-Candra Jiwa) ................. 171
LAMPIRAN-5: Rangkuman (Indonesisch Mensbeeld ..) ................. 173
LAMPIRAN-6: Candra Jiwa Indonesia (Soenarto) .......................... 191
LAMPIRAN-7: Dalil-dalil ................................................................. 193
LAMPIRAN-8: Lembar Eksekutif .................................................... 195
INDEKS ........................................................................................... 199

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

Foto 0.1: Rasi Bintang Orion/Waluku sebagai Penunjuk Arah dan Waktu Bersawah
Rasi bintang tersebut dapat ditemukan sendiri dengan mata telanjang di langit sebelah
barat., Dinamai Orion artinya pemburu, adalah seorang raksasa tampan anak dari Poseidon
(Neptune) dan Euriale. Ia memiliki kemampuan berjalan di atas air karena ayahnya adalah
dewa lautan. Rasi Orion ini mudah dikenali dengan adanya 3 bintang kembar yang berjajar
membentuk sabuk Orion (Orion Belt). Selain sebagai petunjuk arah barat. Nama Orion
dalam bahasa Indonesia disebut Waluku, sering dijadikan sebagai tanda bagi para petani
jaman dulu untuk mulai menggarap sawah dan ladangnya. Kulminasi tengah malamnya
terjadi pada tanggal 13 Desember.
Rasi bintang berikutnya agak susah dicari, yaitu rasi Scorpio sebagai penunjuk arah tenggara/ timur langit. Dalam mitologi Yunani kuno, Scorpio (kalajengking raksasa) ini adalah
utusan Apollo (dewa matahari) untuk membunuh sang Pemburu/Orion karena
kesombongannya. Pada konstelasi Scorpio terdapat bintang Antares, salah satu bintang
paling terang yang pernah ditemukan. Uniknya ketika rasi Scorpio memancarkan cahaya,
rasi Orion redup, begitu sebaliknya. Dunia Pewayangan luar angkasa kiranya telah
memperingatkan agar manusia sehebat apapun ia, seyogyanya menjauhi watak sombong,
angkuh dan merasa tak terkalahkan. Karena akan ada mekanisme koreksi dari Yang Maha
Kuasa untuk mengatur harmoni dan integrasi alam semesta.
__________
riohttp://kvmagruder.net/images/Ori.gifn cited May 6, 2013on
http://aryansah.wordpress.com/2009/08/04/rasi-bintang/ cited May 6, 2013
http://id.wikipedia.org/wiki/Orion_%28mitologi%29 cited May 6, 2013
xi

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

PSIKE 2/5 (2013)

GLOSARIUM
Amarah= daya kemauan (nafsu) tidak mau menyerah, menjadi cepat marah
seperti gusar.
Asmara-Sufi (-laya)= cinta, rasa jatuh cinta atau kecenderungan ke yang lebih
tinggi (dalam).
Angan-angan= kemampuan intelektual, akal, logos.
Angan-angan dalam pengertian yang lebih luas= situasi rumit yang kompleks dari
kemampuan intelektual.
Angan-angan dalam pengertian yang lebih sempit= bagian ketidaksadaran dari
kemampuan intelektual, tempat penampungan dari bagian-bagian pemikiran
yang terdesak (untuk dilupakan).
Bayu Sejati= kekuatan yang sebenarnya; Bayu= kekuatan; Sejati= sebenarnya;
Bayu Sejati merupakan kumpulan total dari semua sentra vitalitas jiwa yang
konkrit (tiga angan-angan: cipta, nalar, dan pangerti, serta empat nafsu: mutmainah, luamah, sufiah,dan amarah). Setelah pelatihan tertentu dapat memusatkan tenaga naluriah yang ada dengan potensi-potensi supranatural misalnya
telepati dan clairvoyance.
Budi Luhur= memiliki sifat-sifat tabiat (akhlak) yang mulia, mulia hati; budi= kelakuan, pendirian; luhur= tinggi.
Cipta= pikiran atau bagian yang membentuk gambaran (citra, data, informasi) dan
merupakan bagian dari kemampuan intelektual (angan-angan).
Dalan rahayu; dalan= jalan; rahayu= berkah, kesejahteraan.
Dasa Sila= sepuluh pembelajaran hidup/ajaran hidup; dasa= sepuluh; sila= nilai
moral.
Dewa atau jawata= nama kumpulan dari mahluk-mahluk yang tidak dapat diamati
pancaindra, yang bersifat kesadaran ke-aku-an, individualistik, dan memiliki
potensi supranatural. Diklasifikasikan menjadi dewa-dewa yang baik dan jahat.
Lebih dikenal dengan nama Goden Dewa dan Daemonen Iblis.
Gumelaring Dumadi= proses penciptaan; gumelar= memperlihatkan, membentangkan, menghamparkan; dumadi= proses pembentukan, penciptaan.
Guru= guru, pendidik.
Hasta Sila= delapan pembelajaran hidup/ajaran hidup; hasta= delapan
Kamayan atau Maya= tenaga atau kekuatan intelektual, memiliki potensi
supranatural.
Karma= hukum sebab dan akibat, dari balas dendam, dari refleksi
Luamah= kecenderungan (nafsu) egosentrik, egosentripetal, kecenderungan
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

xii

Foto 0.2: Perang Bintang di Galaksi untuk Memperebutkan Kebenaran


Dalam film Heksalogi Star Wars manusia diasumsikan dapat memproduksi dan mengoperasikan robot-robot canggih untuk kepentingan yang baik (terang) maupun yang jahat
(gelap). Dalam perang sipil kerajaan Galaktika, seringkali manusia menghadapi kesulitan
luar biasa dalam menghadapi para penjahat yang dibantu oleh teknologi robot tersebut.
Ksatria Jedi Luke Skywalker dari New Republic, kelompok baik dalam usahanya menghadapi musuh-musuh yang jahat selalu dilindungi oleh The Force. Menurut George Lucas
The Force adalah Utusan Tuhan yang pusat komunikasinya berada di dalam dirinya
("Use the Force, Luke" and "The Force will be with you, always."), Dia-lah yang menyatukan
galaksi. Kerusakan perangkat keras maupun lunaknya pada robot-robot pembantu (droid)
seperti R2-D2 (pemikir) dan C-3PO (komunikator), sangat melemahkan kemampuan dan
keselamatan para ksatria New Republic. Namun, dengan memohon petunjuk serta
kekuatan dari The Force tersebut mereka selalu berhasil menyelesaikan tugasnya dengan
sempurna.
__________
http://photos.imageevent.com/afap/wallpapers/videogaming/theforceunleashedstarwars//the-force-unleashed-starkiller.jpg cited
May 5, 2013
http://en.wikipedia.org/wiki/Force_%28Star_Wars%29 http://en.wikipedia.org/wiki/Force_%28Star_Wars%29 cited May 8, 2013

xiii

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

PSIKE 2/5 (2013)

untuk merusak (buruk), untuk memiliki, kecenderungan seksual, dan sadomasokis.


Maya= lihat kamayan.
Mutmainah= kecenderungan (nafsu) sosial dan suprasosial, kecenderungan egosentrifugal, dan kecenderungan baik (memperbaiki).
Nafsu= hasrat, kecenderungan, keinginan, dan kemauan.
Nalar= bagian asosiatif dari kemampuan intelektual (angan-angan).
Narima= legowo, syukur, puas.
Paliwara= larangan, pemali.
Panembah= doa, ketakwaan, kebaktian, sembahyang, ibadat.
Pangaribawa= kekuatan, tenaga pikiran.
Pangerti= pengertian, peramalan, deduksi, bagian yang merangkum dari kemampuan intelektual.
Pangrasa= kehidupan emosional, perasaan tersentuh, rasa seperti sensasi.
Pancaindra= lima indra.
Pancasila= lima ajaran hidup; panca= lima.
Panuntun= pemimpin.
Panutan= contoh, dia yang diikuti.
Prabawa= kekuatan atau tenaga dari bagian asosiatif dari kemampuan intelektual (angan-angan).
Purusa= laki-laki, kelaki-lakian, supranatural.
Rahsa Jati= esensi perasaan, dari rasa sadar; rahsa= kesadaran, perasaan bagus;
jati, sejati= kebenaran, sebenarnya, sesungguhnya; TheGate.
Roh Suci= roh suci; roh= awah, roh; sutji= suci, bersih; TheSelf.
Rila= kesediaan berkurban, ikhlas.
Sabar= sabar, toleran, persisten.
Sangkan Paran= sebab dan akibat.
Sang Pepadang= Sang Cahaya.
Sang Sabda= Kata.
Sasangka Jati= Cahaya Kebenaran.
Sila= etika, moralitas.
Sufiah= keinginan (nafsu), harapan.
Suksma Kawekas= kehidupan yang tertinggi; kawekas= yang tertinggi; TheSource.
Suksma Sejati= kehidupan sebenarnya; suksma= kehidupan; TheForce.
Temen= kejujuran, kebenaran, cinta kebenaran.
Trisila= tiga ajaran hidup; tri= tiga.
Tripurusa= tiga kesatuan, tiga aspek; TriAspect; Tre/TriFoil.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

xiv

Predikat cum laude Dr Soemantri Hardjoprakoso memperoleh gelar Doktor dalam Ilmu Kedokteran Jiwa di
Univesitas Leiden, Nederland dengan predikat cum laude atas disertasinya yang berjudul Indonesisch Mensbeeld
als Basis ener Psyco-therapie.

Foto 0.3: Suasana Promosi Disertasi Candra Jiwa Indonesia


Dr. Soemantri Hardjoprakoso dilahirkan di Desa Nambangan, Kabupaten Wonogiri tahun 1913.
Beliau putra ketiga dari almarhum Raden Tumenggung Hardjoprakoso, semasa hidupnya Bupati
Anom Mangkunegaran Surakarta. R.T. Hardjoprakoso adalah penulis kedua dari tiga penulis
pustaka intuisi Sasangka Jati, yang bersama-sama penulis ketiga Bapak Trihardono Sumodihardjo
mencatat pelajaran-pelajaran Sang Guru Sejati yang diucapkan secara lisan oleh penulis pertama,
yaitu Bapak R. Soenarto Mertowardojo.
Dr. Soemantri Hardjoprakoso tamat Sekolah Tinggi Kedokteran (Geneeskundige Hogeschool), cikal
bakal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Jakarta pada bulan Februari 1942. Beliau
adalah psikiater (ahli kesehatan jiwa) dan neurolog (ahli saraf). Pada masa perjuangan 1945, beliau
sebagai dokter ikut berjuang waktu menyala-nyalanya api perjuangan di sekitar Surabaya. Pada
permulaan tahun 1954 beliau diangkat sebagai dokter tentara dan Kepala Dinas Kesehatan Tentara
pada Divisi X di Surakarta. Kemudian berpindah-pindah dari satu ke lain jabatan dalam dinas
ketentaraan. Kemudian, beliau diperbantukan pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, dan
berturut-turut menjabat Pembantu Utama Menteri, Sekretaris Jenderal dan akhirnya menjadi
Direktur SEAMEC (South East Asian Ministers of Education Council), berkedudukan di kota
Bangkok, Muangthai.
Semenjak duduk di bangku Sekolah Menengah (Algemene Middelbare School) di Yogyakarta pada
tahun 1932 beliau telah berkenalan dengan Bapak R. Soenarto Mertowardojo. Pada tanggal 20 Juni
1956 beliau dipromosikan dengan gelar Doktor dalam Ilmu Jiwa yang diperoleh dari
Rijkuniversiteit di Leiden, Nederland, setelah mempertahankan disertasinya yang berjudul Indonesisch Mensbeeld als Basis ener Psycho-therapie. Adapun bahan-bahan yang diambil
untuk diolah dan dimasak dalam disertasi tersebut ialah dari pustaka intuisi Sasangka Jati.
Mengingat peristiwa tersebut kita sebagai putra Indonesia sudah selayaknya merasa bangga bahwa
seorang putra Indonesia kini telah dapat menyejajarkan dirinya dengan ahli-ahli ilmu jiwa dunia
Barat yang telah terkenal di seluruh dunia, yaitu Freud, Adler, dan Jung.
xv

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

PSIKE 2/5 (2013)

Sekapur Sirih
Disertasi Candra Jiwa Indonesia aslinya berbahasa Belanda, Indonesisch
Mensbeeld als Basis ener Psycho-therapie, disertasi Dr. Soemantri Hardjoprakoso
Candra jiwa adalah sebuah lukisan rangka (anatomi) sekaligus fungsi
(fisiologi) dari jiwa manusia, dipakai sebagai hipotesis dasar untuk
bekerja selanjutnya. (Soemantri)

di Rijksuniversiteit di Leiden-Nederland 20 Juni 1956, mampu menyejajarkan


pemikirannya dengan candra jiwa Sigmund Freud, Karl Gustav Jung, dan Alfred
Adler, ketiganya berasal dari Eropa. Tanggal 27 November 1958 Dr. Soemantri
telah memberikan kuliah umum pada studium generale di Universitas Gadjah
Mada, yang dihadiri oleh 800-an civitas academica bertempat di Siti Hinggil,
Yogyakarta. Prof. Dr. Sardjito, Rektor UGM pada waktu itu, menyatakan bahwa
Candra Jiwa Indonesia lebih jelas dan lebih lengkap daripada pendahulunya yang
berasal dari Eropa tersebut.
Sebenarnya, ada tiga orang yang menjadi sumber disertasi tersebut, yaitu R.
Soenarto Mertowardojo, R.T. Hardjoprakoso, dan R. Trihardono Soemodihardjo;
yang disebut pertama adalah tokoh sentralnya. Di Indonesia disebut oleh Dr.
Soemantri sebagai Candra Jiwa Soenarto karena dari R. Soenarto Mertowardojo
disertasi ini berasal, sebagai satu-satunya sumber penelitian disertasi, yang unik,
dan bersifat kualitatif. Disertasi tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia secara resmi oleh Drs. Dibyo Sewoyo (Bagian I: tahun 1972) dan Muhammad
Husodo (Bagian II: tahun 1986), serta dihimpun oleh Drs. MT Sudartha. Kemudian,
disimpan di Perpustakaan Pusat Pangestu, tanggal 10 Mei 2002 dengan No. Induk
100.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

xvi

MAKROKOSMOS:
Alam semesta dan seisinya
Manusia, Hewan, Tumbuh-tumbuhan, Dewa, dan Mineral
=============l Pancaindra l=============================

MIKROKOSMOS:
Manusia seutuhnya
=======================================================================

Bagan Transenden 0.1: Makrokosmos dan Mikrokosmos


Candra dunia terdiri dari makrokosmos yaitu alam semesta dan seisinya, ya semua ciptaan
Tuhan, termasuk manusia sebagai mikrokosmos dengan segala isi di dalam tubuhnya baik
yang tampak maupun yang halus sampai pusat hidupnya yang imateri. Makrokosmos
dapat memengaruhi mikrokosmos (banjir, kebakaran, gempa bumi), begitu juga
sebaliknya mikrokosmos dapat mengganggu makrokosmos dengan pemanasan global,
tenaga nuklir baik untuk bom yang merusak maupun untuk tenaga listrik yang sangat
bermanfaat.

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta, 2012.

xvii

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

PSIKE 2/5 (2013)

Rupanya, terjemahan disertasi tersebut telah dimanfaatkan oleh warga Paguyuban Ngesti Tunggal sebagai bacaan di antara mereka, yakni sebagai tambahan ilmu
tentang kesehatan mental semacam ilmu psikologi sampai sekarang.
Serat Centini adalah manuskrip tertua dalam bahasa Jawa dan telah
diterjemahkan secara utuh ke dalam bahasa Inggris. Masih ada satu
karya anak bangsa Indonesia yang pantas dikemukakan kepada masyarakat dunia, yaitu disertasi Dr. Soemantri Hardjoprakoso. (LF La Kahija)

Buku terjemahan tersebut merupakan sumber utama tulisan ini. Ketika


penulisan ulang ditambah dengan istilah-istilah yang umum dipakai, termasuk
istilah yang digunakan di dalam film-film yang mendunia, misalnya Trilogi The
Matrix dan Heksalogi Star Wars. Mengapa tidak diterjemahkan langsung saja ke
dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia? Pertanyaan ini pernah diajukan
warga organisasi Paguyuban Ngesti Tunggal kepada penulisnya, lalu dijawab oleh
Prof. Soemantri bahwa beliau memberi kesempatan kepada orang lain untuk
melakukannya. Beliau menulis beberapa buku lainnya yang secara resmi dilestarikan oleh organisasi tersebut.
Namun, 50 tahun kemudian setelah disertasi dikemukakan, di dalam salah
satu surat kabar ibu kota (2006), diberitakan ulang tentang makna keberadaannya.
Sebuah buku berbahasa Jawa versi Inggris, diterbitkan oleh Marshal Cavendish,
Singapura, ditulis oleh Dr. Soewito Santoso, staf pengajar di Universitas Nasional
Australia, berjudul The Centhini Story: The Javanese Journey of Life. Serat Centini
adalah manuskrip tertua dalam bahasa Jawa dan telah diterjemahkan secara utuh
ke dalam bahasa Inggris, setebal 400 halaman. Dikemukakan pertama kalinya di
Asian House, London[1]. Masih ada satu karya anak bangsa Indonesia yang pantas
dikemukakan kepada masyarakat dunia, yaitu disertasi Dr. Soemantri tersebut.

___________
[1]. YF La Kahija. Mencintai Kearifan Lokal. Harian Kompas, Sabtu, 02-12-2006. Hlm. 6.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

xviii

Foto 0.4: R. Soenarto Mertowardojo beserta isteri


R. Soenarto Mertowardojo, yang di kalangan warga Paguyuban Ngesti Tunggal lebih dikenal dengan sebutan akrab Pakde Narto, lahir pada tanggal 21 April 1899 di Desa Simo,
Kabupaten Boyolali, Surakarta. Beliau adalah putra keenam dari delapan bersaudara dari
keluarga Bapak R. Soemowardojo. Hidup pada masa itu, di Zaman pendudukan Belanda,
dengan delapan putra merupakan cobaan yang berat bagi keluarga Bapak R. Soemowardojo yang sehari-hari bekerja sebagai mantri penjual.
Walaupun dihimpit oleh keadaan yang serba kekurangan dan tidak menguntungkan, R.
Soemowardojo berkeinginan kuat untuk dapat menyekolahkan anak-anaknya. Oleh karena
itu, Bapak R. Soemowardojo berniat untuk menitipkan putranya tersebut kepada keluarga
atau kerabat, bahkan pada orang lain yang tidak ada hubungan kekeluargaan. Harapan
beliau, agar orang yang dititipi dapat membantu R. Soenarto mendapatkan pendidikan
formal yang lebih baik. Ini pulalah yang menjadi titik awal dari masa pencarian yang
panjang. Masa ngenger, dititipkan kepada orang lain dengan berpindah-pindah yang
dialami R. Soenarto selama 15 tahun merupakan ajang tempaan watak narima, berkorban
perasaan, ikhlas dan sabar yang harus dijalaninya dalam usia yang masih sangat muda.
Menghadapi keadaan itu, beliau tidak pernah mengeluh kepada ayah-bunda atau kepada
orang lain. Beliau juga menunjukkan sikap jiwa yang teguh berdasarkan kepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
__________
Dokumentasi Perpustakaan Paguyuban Ngesti Tunggal
xix

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

PSIKE 2/5 (2013)

Hanya dengan menuangkan cinta ke dalam kearifan lokal, kita dapat


memperkuat ketahanan bangsa. Cinta, seperti yang dikatakan Erich Fromm
(1956) dalam The Art of Loving, mengandung empat syarat, yaitu tahu, peduli,

Bintang, nur, cahaya tampak bersinar dari pusat perisai Garuda Pancasila

[1]

bertanggung jawab, dan respek. Dengan syarat-syarat tersebut di atas, mentalitas kepengikutan perlu dirontokkan dan ditransformasikan menjadi keberanian
menata kembali wajah khas ilmu pengetahuan Indonesia di hadapan bursa ilmu
pengetahuan di dunia.[2]
Tentu saja ringkasan disertasi merupakan bagian terpenting dan patut
diketahui bagi siapa pun sesuai dengan keinginan penulisnya. Oleh karena itu,
secara internasional ditulis dalam bahasa Inggris. Berangkat dari ringkasan
disertasi tersebut, ditambah dengan tulisan-tulisan lain dari Pak Mantri dan Pak
Narto inilah, penulis mengajak belajar bersama pembaca, siapa tahu buku ini
sangat bermanfaat dalam mengarungi samudra kehidupan.
___________
[1]. http://www.spi.or.id/wp-content/uploads/2011/05/gambar_garuda_pancasila.gif cited Nov. 22, 2012.
[2]. YF La Kahija. Mencintai kearifan lokal. Harian Kompas, Sabtu, 02-12-2006. Hlm. 6.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

xx

NAGA-NAGA AIR
Naga-naga kecil memang pas untuk julukanmu ..
Bisakah engkau menjadi besar?
Dapatkah engkau mengarungi samudra-samudra yang besar?
Mampirlah ke kampung-kampungku yang kecil.
Terdengarkah lagu-lagu merdu
yang sengaja dinyanyikan di hari lahirmu?
Budi darmakan saja apa yang bisa kau berikan, serunya.
Dengarkan juga paduan suara mereka .. O sole mio..
Anak-anak kecil di Gandaria itupun menari-nari untukmu.
Mereka semua bersayap .. merah dan putih.
Setangkai mawar dan sekuntum semboja di sayapnya.
Bukankah engkau juga berkilat dan bersisik emas?
Besarlah engkau .. arungilah samudra-samudramu,
sebagai penghuni alam semesta.

(Budhi S Purwo, Sabtu, 21 April 2012; di Tahun Naga Air)

Wacana (Catatan Pribadi) 0.1: Jakarta, 21 April 2012, di Tahun Naga Air
Di hari-hari tersebut mengingatkan saya pada sebuah buku Habis Gelap Terbitlah Terang
karya yang disunting Armijn Pane (2005) berisi surat-surat R.A. Kartini kepada sahabatsahabatnya di Eropa dan telah dibukukan oleh J.H. Abendanon (1911). Di Hari Minggunya
terdapat pementasan paduan suara dewasa yang sudah 27 tahun mem-budi darma-kan
waktu dan suaranya kepada sahabat-sahabatnya di situ. Di pagi hari itu ada pementasan
drama pendidikan anak-anak dan cucu-cucu mereka diantaranya nyanyian tentang tiga
kata ajaib yang dapat mengubah nasib mereka, terdengar di Gandaria I No. 93, Jakarta
Selatan. Tolong ketika engkau membutuhkan bantuan, maaf ketika engkau berbuat
kesalahan, dan terima kasih ketika orang berbuat baik kepadamu.

__________
http://id.wikipedia.org/wiki/Habis_Gelap_Terbitlah_Terang cited May 5, 2012
http://id.wikipedia.org/wiki/J.H._Abendanon cited May 5, 2012
xxi

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

PSIKE 2/5 (2013)

Besar harapan penulis semoga buku ini dapat menambah pencerahan


dalam memaknai arti bintang, nur, dan cahaya yang memancar dari Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, di tengah perisai Garuda Pancasila NKRI, Negara Kesatuan
Soemantri Hardjoprakoso telah berjasa dalam memberikan pembelajaran
ilmiah yang mendasar tentang Ketuhanan Yang Maha Esa, budi pekerti
luhur, serta menerima dan menghormati semua perbedaan (empati).

Republik Indonesia. Bilamana itu sesuai dengan harapan penulis, hendaknya juga
dialamatkan kepada Candra Jiwa Indonesia. Diibaratkan Soemantri adalah ibunya,
maka disertasi tersebut adalah bayinya. Adapun bayinya asli kandungan ibupertiwi Indonesia, hanya bayi Candra Jiwa Indonesia dilahirkan di Eropa dengan
dokter kebidanannya adalah Prof. Carp, rumah sakit-nya Rijkuniversiteit, dan
kota kelahirannya adalah Leiden, Negeri Belanda. Mereka telah berjasa dalam
memberikan pembelajaran dasar secara ilmiah tentang Ketuhanan Yang Maha Esa,
budi pekerti luhur, serta menerima dan menghormati semua perbedaan yang ada.
Kekayaan intelektual bangsa ini perlu dilestarikan, diberi arti sebagai
memberikan potensi ketahanan, persatuan, wacana bangsa pada tingkat yang
paling elementer, dalam, dan mendasar. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa yang ada
di dalam keyakinan, kepercayaan, dan agama-agama yang ada di bumi pertiwi
Indonesia perlu diwacanakan secara positif. Tanpa bermaksud mempersamakannya, mungkin hanya sebagai imbangan pengetahuan saja, dan rasanya masih
perlu dicari titik-titik temunya di dalam kerangka Bhinneka Tunggal Ika.

___________
[1]. YF La Kahija. Mencintai Kearifan Lokal. Harian Kompas, Sabtu, 02-12-2006. Hlm. 6.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

xxii

R. Soenarto Mertowardojo dan Dr. Soemantri Hardjoprakoso

(*)

Foto 0.5: Dua Putra Indonesia yang Mewariskan Naskah-naskah untuk Masyarakat
Candra-ideal Indonesia adalah manusia dengan watak-watak yang tumbuh dari diri
manusia itu sendiri, melalui suatu perjalanan hidup yang sangat sulit, dan merupakan
tingkat akhir dari perkembangan kemanusiaan. Perjalanan tersebut telah sukses dilalui
oleh orang yang bernama R. Soenarto Mertowardoyo, sebagai satu-satunya kasus studi
penelitian kualitatif dokter Soemantri Hardjoprakoso, neurolog-psikiater untuk mendapatkan gelar doktor dalam Ilmu Kedokteran Jiwa.
Akhirnya, dua orang putra Indonesia tersebut di atas dalam perjalanan hidupnya telah
membuktikan hipotesis Jung tentang intuisi. Sejak itu Candra Jiwa Indonesia (Soenarto
Mertowardojo) berdiri sejajar bahkan lebih lengkap dari candra jiwa sebelumnya dari
Alfred Adler, Carl Gustav Jung, dan Sigmund Freud.

__________
[*].http://a8.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-aksnc3/11542_239583614847_233224709847_4385147_ 4916146_n.jpg .
cited May 16, 2011.

xxiii

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

PSIKE 2/5 (2013)

Kapten TNI-AD Soenarto Mertowardojo dan Mayor Jenderal TNI Prof. Dr. dr.
Soemantri Hardjoprakoso, Neurolog-psikiater, patut dikenang sebagai orangorang yang telah berjasa dalam memperkenalkan salah satu kekayaan intelektual
Pelestarian warisan intelektual bangsa ini perlu dilakukan karena dapat
memberikan potensi ketahanan dan persatuan bangsa. Wacana secara
positif dan pencarian titik-titik temunya Sila Ketuhanan Yang Maha
Esa yang ada di dalam keyakinan, kepercayaan, dan agama-agama
masih perlu dikerjakan di dalam kerangka Bhinneka Tunggal Ika.

bangsa Indonesia. Ketika buku ini tengah dipersiapkan, suasana ibu kota masih
marak dilanda berita-berita tentang terorisme dan isu Negara Islam Indonesia.
Terbetik pula berita di surat kabar ibu kota [1] bahwa pemerintah akan
merevitalisasi pelajaran agama di lembaga pendidikan, bahkan Pancasila akan
diajarkan kembali di bangku-bangku sekolah.
Revitalisasi ini tidak hanya pada pelajaran agama Islam, tetapi juga semua
agama. Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh di sela-sela Musyawarah
Rencana Pembangunan Nasional 2011 di Jakarta menyatakan: Diyakinkan
kepada mereka bahwa di negara ini sudah ada empat pilar kebangsaan, yakni
Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Revitalisasi akan
dilakukan dengan menitikberatkan pembangunan karakter, terutama membangun kecintaan terhadap negara yang berbasis kasih sayang, apresiasi, dan
toleransi.
Belajar dari Candra Jiwa Indonesia, judul buku ini, sekiranya dibaca oleh
penulis dengan kacamata jantung manusia, alat yang paling aktif hidup di dalam
tubuh manusia, kita, dan kacamata hati, maka diberikan judul alternatif:
Transcendence to The Depth of The Heart and Beyond, suatu perjalanan menyelam di pusat lautan hidup yang terdalam,

__________
[1] Nashih Nashrullah. Pelajaran Agama Segera Direvitalisasi. Republika, Jumat, 29 April 2011, Hlm. 12.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

xxiv

Orang sekarang pada umumnya makin alergi terhadap


sesuatu yang dianggap serius. Dalam strategi yang berhubungan
dengan waktu luang-yang sebenarnya bisa produktif ada keengganan luar biasa terhadap yang serius.

Entah mana sebab mana akibat, sebagian produk kebudayaan kita kemudian diabdikan untuk melayani keengganan
masyarakat terhadap sesuatu yang serius

(Bre Redana)

Wacana 0.2: Keprihatinan terhadap Produk Kebudayaan


Bre Redana memberi contoh pada produser film, andaikan anda tawarkan film yang
menyimpan gagasan mengenai kekayaan dan pluralitas ke-Indonesia-an. Dijamin sang
produser bakal lebih tertarik kalau anda menawarkan mistik Cipularang KM 90. Kalau
terlalu serius tak ada yang menonton. Yang ngawur saja, dengan judul super ngawur, uang
bakal mudah dikeruk. Ini berlaku di semua bidang,
Di tingkat bawah ada persoalan yang tidak kalah seriusnya. Ada tekanan kelompok radikal
terhadap produk kebudayaan yang bernama wayang. Di beberapa tempat di Jawa Tengah
sangat sering terjadi penggerebegan terhadap pertunjukan wayang. Ketika pertunjukan
wayang kulit tengah berlangsung, bisa didatangi sekelompok orang, yang dengan sangar
menyuruh semuanya bubar. Para seniman wayang hanya bisa berkemas-kemas, menutup
peti, terusir sebagai kelompok sudra tanpa perlindungan negara.
Beberapa waktu yang lalu, sebuah rombongan kesenian tradisional ketoprak melakukan
pentas terakhir di Alun-alun Selatan Keraton Yogyakarta. Pentas itu mereka sebut pentas
pamit mati. Mereka tak bisa lagi bertahan karena tak ada lagi yang peduli. Tak ada lagi
yang menghargai apa pun yang tidak bernilai uang. Kesenian memang tak punya uang, tak
punya pembela pula, pantaskah mereka pamit mati? Apa jadinya kelak bangsa ini.

__________
Bre Redana. Wacana, Pemikiran Pamit Mati. Kompas, Minggu 23 Oktober 2011. hal. 20.

xxv

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

PSIKE 2/5 (2013)

pusat imateri. Perjalanan tersebut hendaknya dipandang sebagai metafor untuk


introspeksi, introversi, dan memindahkan titik berat kesadaran ke pusat hidup
yang hakiki.
Transcendence to the depth of the heart and beyond, adalah suatu perjalanan menyelam di pusat lautan hidup yang terdalam di jantung-hatinya manusia, pusat imateri. Dimaksudkan sebagai judul alternatif dari
buku ini, sekiranya dibaca dengan kacamata jantung manusia, alat
yang paling aktif hidup di dalam tubuh kita, dan kacamata hati, kalbu.

Pemahaman makna kata jantung terasa istimewa. Ketika pengertiannya


berubah arah ke dalam dada, bersifat transendental, imanen dan esoteris, maka
kata jantung dipahami sebagai hati, atau kalbu, misalnya hatiku berdebar,
padahal jantungnya yang berdetak. Pada meditasi transendental seperti di dalam
sembah kalbu, yang mengatur napas seraya mengucap nama-Nya akan mengatur
detak jantung secara teratur dan tenang. Padahal sebagai bahasa Arab (qalb) dan
bahasa Inggris (heart) tetap dimaknai sebagai jantung, tidak berubah makna
walaupun esoteris. Pemaknaan dalam bahasa Indonesia terasa semakin unik,
ketika ada dua istilah anatomik yang menjadi satu ungkapan jantung hati-ku.
Inilah kekayaan makna bahasa Indonesia yang perlu mendapat perhatian kita
bersama.
Manakala isi buku ini sanggup memperkuat upaya kesehatan mentalspiritual bagi pembacanya, keluarga, saudara-saudara, teman-teman dekat, dan
masyarakat bawah, paling bawah dan bahkan yang terpinggirkan akses
informasinya, disinilah sesungguhnya terletak manfaatnya. Apabila tulisan di
dalam buku ini ternyata masih dapat juga mencapai ke arah sana, maka ia telah
menyempurnakan darmanya sebagai sebuah buku yang benar-benar berguna
bagi siapa saja.
Besar harapan saya buku ini dapat membantu pemerintah dan masyarakat
dalam memberikan salah satu alternatif bacaan semi ilmiah untuk masyarakat
bangsa Indonesia guna membangun karakter bangsa yang digali dari khasanah

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

xxvi

Candra Jiwa Indonesia membuka kesempatan bagi Akunya


manusia untuk meleburkan diri di dalam kekuasaan yang lebih
tinggi dan meliputi keseluruhan, yaitu Alam Sadar Kolektif.
Di sini mempersyaratkan sang Aku harus

mengurangi dan

menundukkan kedaulatannya sendiri.


Bangsa Indonesia menghadapi tantangan zaman,
apakah masyarakatnya mampu menunjukkan kepada dunia
besar akan persatuannya di dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan Pancasila sebagai dasar negaranya?

(Soemantri Hardjoprakoso)

Wacana 0.3: NKRI sebagai Bentuk Negara dan Pancasila sebagai Dasar Negara
Bung Karno di Ende (Flores) salah satu situs awal penggalian nilai-nilai Pancasila. Bung
Karno mengisahkan, Di Pulau Flores yang sepi, di mana aku tidak memiliki kawan, aku
telah menghabiskan waktu berjam-jam lamanya di bawah sebatang pohon di halaman rumahku, menurunkan ilham yang di turunkan oleh Tuhan, yang kemudian dikenal sebagai
Pancasila (Adams 2011: 240).
Di luar kontroversi persoalan semantik (pilar), demikian opini Yudi Latif, pemikir kebangsaan dan kenegaraan dalam mengenang kepergian Taufiq Kiemas, seorang tokoh nasional
yang telah menjadi jembatan kebangsaan dan telah berhasil menghidupkan peran lembaga permusyawaratan yang cenderung melempem pasca-Orde Baru itu dengan memosisikannya sebagai penggalang kesadaran konsensus dasar kebangsaan yang disebut Empat
Pilar. Tokoh pemersatu bangsa ini tutup usia dalam usia 70 tahun, Sabtu (8/6) pukul
19.05 atau 18.05 WIB di Singapura.
Ketua MPR Taufiq Kiemas (TK) yang di makamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional
Kalibata Jakarta, Minggu 9 Juni 2013, harus diberikan penghargaan karena kegigihannya
dalam menyadarkan bangsa. Masyarakat selalu diingatkan akan pentingnya Pancasila
sebagai dasar negara, UUD 1945 sebagai konstitusi negara, Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) sebagai bentuk negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai sesanti negara.
__________
Yudi Latif. TK dan Jembatan Kebangsaan. Opini. Kompas, Senin, 10 Juni 2013

xxvii

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

PSIKE 2/5 (2013)

bumi pertiwi. Barangkali hal ini merupakan suatu upaya yang masih langka
dilakukan oleh orang lain. Diperlukan semangat kebersamaan yang tinggi antara
penulis dan pembacanya untuk mencapai tujuan yang mulia tersebut untuk saling
Manakala buku ini bermanfaat untuk kesehatan mental spiritual bagi
Siapa saja terutama masyarakat strata paling bawah, dan terpinggirkan
aksesnya, ternyata masih dapat juga mencapai ke sana, maka ia telah
menyempurnakan darmanya sebagai sebuah buku yang berguna.

berbagi pengalaman hidup. Oleh karena itu sangat mengharapkan kritik dan
saran untuk menyempurnakan buku ini di masa datang, serta untuk kepentingan
pembelajaran kita bersama.
Akhirnya, saya ucapkan selamat membaca dan memahami isi buku ini.
Semoga bermanfaat bagi kehidupan yang nyata.
Terima kasih atas perhatiannya.

Penulis

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

xxviii

Pusat
Imateri
(SPIRITUAL)

Makrokosmos
(Dunia Luar)

Dimensi-4

Dimensi-1

(MENTAL)
Dimensi-3

Mikrokosmos
(Dunia Dalam)

(FISIK)
Dimensi-2

Sadar Pribadi

(Ego)
Anganangan

Perasaan

Nafsunafsu

KOSMOLOGI
ALAM SEMESTA
(2-Kosmos dengan 4-Dimensinya)

Fisik (Soma, jasmani kasar, D2), Mental (Psike, jasmani halus, jiwa, D3), Spiritual (Pusat Imateri, D4)

Diagram Transenden 0.1: Posisi Dinamis Ego di Alam Semesta


Alam semesta dibagi menjadi Makrokosmos (Dimensi-1, D1) dan Mikrokosmos. Mikrokosmos dibagi menjadi 3 dimensi. D2 adalah Soma; badan/jasmani kasar (Body), D3 adalah
Psike; badan/jasmani halus di dalamnya berisi pusat-pusat vitalitas angan-angan, perasaan,
dan nafsu-nafsu yang secara fungsional diwakili oleh Sang Akunya (Ego) manusia.
Ego dikatakan dinamis dan berkekuatan karena memiliki fungsi koordinatif terhadap
pusat-pusat vitalitas tersebut. Kepemimpinannya hanya bersifat sementara dan dapat
berevolusi dengan melalui perjalanan yang berat menuju Dimensi ke 4, sebagai jati
dirinya manusia yang hakiki, Pusat Imateri (!).
________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta, 2012.

xxix

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

PSIKE 2/5 (2013)

PROLOG
Profesi dokter telah lama menjadi sorotan masyarakat terutama sekitar
awal tahun 2000, sehingga banyak kasus dipaparkan di media cetak dan
Candra Jiwa Indonesia (Soenarto) sejajar dengan candra
jiwanya Sigmund Freud, Carl Gustav Jung, dan Alfred Adler.
--Soemantri Hardjoprakoso

elektronika. Sejak saat itu, salah satu fakultas kedokteran terkemuka di Indonesia
telah terpanggil untuk memperbaiki mutu kepribadian lulusannya dalam bidang
empati, agar komunikasi dokter-pasien menjadi lebih efektif dan harmoni. Hal ini
diupayakan untuk mengembangkan ilmuwan yang berbudi luhur serta mengutamakan kejujuran dalam mencari kebenaran.
Untuk mengetahui apa yang perlu diperbaiki, diperlukan pengertian
tentang apa yang ada dalam jiwa manusia, bagian mana yang berfungsi sebagai
pengendali perubahan (angan-angan), kekuatan yang dikendalikan (nafsu-nafsu),
serta suasana yang terjadi (perasaan) akibat interaksi di dalamnya. Apa saja fungsi
tertinggi yang ada pada masing-masing kekuatan itu serta kemungkinan
terjadinya perkembangan jiwa manusia terutama kesadarannya, menjalani proses
evolusi terakhirnya. Adalah suatu kebutuhan untuk mengetahui siapakah sang
aku itu sebenarnya dan di manakah posisinya di dalam jiwa? Cogito ergo sum
telah mencoba menjawabnya sebagai ungkapan Ren Descartes (1596--1650),
seorang filsuf Perancis yang maksudnya adalah aku berpikir, maka aku ada
(1619: Je pense, donc je suis; I think, therefore I am).

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

xxx

Matahari adalah pusat dari sistem tata surya Bima Sakti


Gambar 0.1: Sistem Tata Surya Bima Sakti
Dalam sistem tata surya tampak posisi (eksentrik) dunia (earth, bumi), bulan (mars), dan
bintang-bintang lainnya mengitari matahari (konsentrik).
Sering ditanyakan apakah candra jiwa itu? Jawaban yang sederhana adalah pengetahuan
tentang posisi dinamis ego seorang manusia di dunia kecilnya (mikro-kosmos). Posisinya
di alam semesta (makrokosmos) digambarkan dalam candra dunia. Sang aku memang
terbatas, bisakah ia mengalami perkembangan dan kemajuan? Ini adalah pertanyaan
berikutnya.
__________
http://en.wikipedia.org/wiki/Solar_system cited May 26, 2012.

xxxi

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

PSIKE 2/5 (2013)

Aku adalah kristalisasi dari angan-angan manusia, menurut Soemantri,


secara struktural berasal dari cipta-nya manusia, yang mewakili dirinya secara
keseluruhan termasuk beraktivitas, seperti aku makan, aku bekerja, dan aku terEgo, mewakili seluruh aktivitas kehidupan manusia, sampai
tugasnya selesai. Sang Aku adalah kristalisasi angan-angan,
berasal dari cipta-nya manusia. (Soemantri Hardjoprakoso)

senyum. Makhluk yang berpikir memiliki kesadaran sang aku dan bernama
manusia ini tentu berada di dalam dunia yang merupakan bagian dari alam
semesta. Sekaligus hidup dalam kurun waktu tertentu. Hal ini berarti, ia berada di
antara kurun waktu sebelum dan sesudah sang aku ada.
Di sinilah jawabannya ketika sering ditanyakan apakah candra jiwa itu?
Jawaban yang sederhana adalah pengetahuan tentang posisi dinamis ego seorang
manusia di dunia kecilnya (mikrokosmos). Posisinya di alam semesta (makrokosmos) digambarkan dalam candra dunia. Sang aku memang terbatas, bisakah ia
mengalami perkembangan dan kemajuan? Ini adalah pertanyaan berikutnya.
Kebutuhan pada pengetahuan tentang konsepsi manusia dan dunia,
mungkin dapat dipakai sebagai titik awal dan sebagai dasar cara memaknai hidup.
Dari pengetahuan ini, pada saat yang sama dapat diupayakan sebagai suatu
pendidikan mental spiritual, pencegahan, dan pengobatan penyakit jiwa.
Atau justru sebaliknya, empati perlu diberikan kepada siapa saja yang
menekuni Candra Jiwa Indonesia ini sebagai kompas dalam mengarungi samudra
kehidupan dengan gelombang yang bergelora, arus laut dan angin yang tidak
menentu, berbagai posisi rintangan batu karang, serta gangguan makhluk ganas
lainnya.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

xxxii

Bima lawan Rukmakala di hutan Tikbrasara (gunung Reksamuka) mencari air suci Prawitasari
Foto 1.1.1: Perang Menaklukkan Hawa Nafsu Jahat Adalah Upaya Harmonisasi Jiwa
Asli filosofi Jawa (wayang) di dalam episode Dewa Ruci, di dalam olahsemedi (introversi,
introspeksi). Bima melawan dua raksasa Rukmuka (sudah kalah) dan Rukmakala, sebagai
perwakilan dari godaan kenikmatan duniawi yang dapat dicapai oleh pancaindra seperti
kekayaan, kedudukan, dan kecantikan mereka semua dapat dikalahkan di dalam
olahbatinnya. Akhirnya bertemulah Bima (hamba) dengan Dewa Suksma Ruci (Tuhan), di
dalam samudra keheningan di pusat hatinya sendiri.
Setelah sang Aku material (dimensi-3) mampu mengendalikan nafsu-nafsu sufiah, amarah
dan luamah agar sesuai dengan arahan mutmainah menjadi taat, angan-angan menjadi
sadar dan perasaannya selalu percaya kepada-Nya, derajatnya meningkat menjadi Sang
Aku imateri (Roh Suci, TheSelf, dimensi-4) siap untuk menerima intuisi. Sang Aku
derajatnya naik-turun kearah jasmani halus (psike,mental) atau ke pusat imateri sampai
dipanggil kembali oleh sadar kolektif (Suksma Sejati, TheForce) secara permanen melalui
proses Pamudaran kembali ke asalnya yang hakiki.

__________
http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2011/08/1312160689773103280.jpg cited September 14, 2011.

http://www.joglosemar.co.id/kejawen/dewaruci.html cited July 1, 2012


0

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

BAB I
PSIKE
1.1

PENDAHULUAN

Psike (mental, jiwa, mind) adalah dimensi (dunia, matra) ke-3, merupakan
badan/jasmani halus manusia. Memiliki tiga sentra vitalitas yang terdiri dari angRahsa Jati (TheGate) adalah titik singgung antara psike (mental) dan
Pusat Imateri (spiritual). Tripurusa/TriFoil , merupakan pusat hidupnya Alam Sejati di dalam diri manusia.

an-angan (cipta, nalar, dan pangerti), perasaan (positif dan negatif), dan nafsunafsu (mutmainah, luamah, sufiah, dan amarah). Satu lagi sentra (pusat) vitalitas
(omnipotensi) pada dimensi ke-4, yaitu Tripurusa (TreFoil) berada di pusat imateri.
Alam semesta adalah dimensi ke-1 dan badan/jasmani kasar (fisik, body) dengan
pancaindranya berada di dimensi ke-2. Di dalam dunia psike angan-anganlah
yang mendominasi, oleh karena itu disebut dunia angan-angan. Aku adalah
kristalisasi dari angan-angan oleh karena itu dapat juga disebut dunia aku, karena
Akulah yang menjadi sentral kehidupan.
Hati Nurani adalah candra manusia dan candra dunia karena berkembang
dalam pertemuannya dengan dunia luar dan dunia dalamnya manusia (sentrasentra vitalitas) baik yang sadar maupun yang tidak sadar. Hati Nurani disimpan
dalam angan-angan manusia dalam arti sempit yang bersifat asadar, tetapi
berbeda tempat dengan nafsu-nafsu yang juga bersifat asadar. Hati Nurani dapat
dikatakan sebagai lapis dalam sesudah dunia aku.
Rahsa Jati adalah esensi dari kehidupan perasaan, jadi bukan organ, tetapi
suasana tertentu dari kehidupan jiwa. Sepertinya ada suatu jalan (introversi)
ketika kita menjalankan cara hidup tertentu, kita dapat menggeser kesadaran
sang Aku dari kemungkinan-keberadaan yang material-halus ke yang imateri.
Rahsa Jati merupakan pintu masuk pada kemungkinan-keberadaan yang imateri

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

Alam Semesta

D1

MAKROKOSMOS

===========l Pancaindra l===============================


MIKROKOSMOS

Sistim Penunjang Hidup:

Sistim saraf pusat dan perifer


Sistim sirkulasi kardio-vaskular
Sistim paru dan pernafasan
Sistim pencernaan dan hepato-bilier
D2

Fisik

Jasmani Kasar (Fisik-Kimiawi)

Soma

-------------------------------------------------D3

Mental

Jasmani Halus (jiwa, batin)

Psike

- - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - D4

Spiritual

Rohani

Pusat Imateri

Alam Sejati
======================================================================
===
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati,
Pusat Imateri, spirit, Sentra Vitalitas ke-4, dimensi-4).
Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos.

Bagan Transenden 1.2.1: Mikrokosmos


Alam semesta dapat kita bagi dua. Kedua kosmosnya yaitu makro dan mikrokosmos. Dari
luar (Alam Semesta) ke dalam kita mempunyai bentuk-bentuk keberadaan yang materialkasar (jasmani), material-halus (jiwa), dan yang imateri (Pusat Imateri). Panca indra
dapat mengamati bentuk keberadaan materi-kasar (dunia biologis manusia) dan bendabenda di alam semesta. Di dalam fisik manusia juga berlangsung proses-proses ilmu alam
dan ilmu kimia yang ditunjang oleh sistim-sistim anatomi-fisiologi tubuh sebagai sistim
penunjang kehidupan manusia.
Di bagian terdalam dari mikrokosmos merupakan suatu Pusat Imateri, alam spiritual, alam
rohani, bahkan alam sejatinya manusia sebagai pusat hidupnya.
(D1-4= dimensi, matra, dunia).

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

dapat dianggap sebagai titik akhir dan tujuan dari jalan itu, sebagai candra ideal
dari manusia.
Nafsu luamah (egosentripetal; negatif dan netral) adalah nafsu untuk

keselamatan diri dan mutmainah (egosentrifugal: sosial dan suprasosial): nafsu untuk kehidupan bersama. Sufiah merupakan sumber keinginan dan hasrat serta Amarah menyiratkan kemauan dan semangat.

1.2

MENTAL

Seperti yang akan kita pelajari setelah ini dalam bagian yang membahas
tentang aspek-aspek struktural dan fungsional pada umumnya manusia sebagai
keseluruhan terdiri atas tiga bentuk keberadaan yang berbeda-beda, yang saling
berhubungan dengan sangat eratnya. Dari luar ke dalam kita mempunyai bentukbentuk keberadaan yang materi-kasar, materi-halus dan yang imateri. Bentuk
keberadaan yang materi-kasar adalah dunia benda yang dapat diamati oleh pancaindra, yang di dalamnya berlangsung proses-proses ilmu alam dan ilmu kimia.
Dunia ini sesuai dengan istilah Sinnlichraumliche Welt dari Karl Jaspers. [1]
Dunia keberadaan ini dapat kita samakan dengan dunia biologis. Ikatan
dengan dunia luar selebihnya berlangsung melalui pancaindra dan melalui fungsifungsi vital seperti makan, minum, tidur, fungsi-fungsi ekskretoris, kardiovaskular,
pernafasan, pengaturan suhu, dan sebagainya. Daya hidup di dalam bentukbentuk keberadaan material-kasar ini diselenggarakan oleh nafsu-nafsu luamah,
sufiah, amarah, dan mutmainah.
Di sini nafsu luamah merupakan nafsu untuk keselamatan diri dan
mutmainah adalah nafsu untuk kehidupan bersama, di mana individu itu berada.
Sufiah adalah sumber keinginan dan hasrat. Amarah merupakan kemauan dan
semangat. Permainan kekuatan nafsu-nafsu ini terselenggara dalam suasana
asadar (tidak sadar). Eksistensi badan/jasmani kasar ini terikat oleh ruang dan
waktu dan berlangsung sejak pembuahan sampai kematiannya.

__________
[1]. Karl Jaspers. Psychologie der Weltanschaungen. Verlag von Julius Sprinter. Berlin 1925, h. 154.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

MAKROKOSMOS
Masyarakat

(Alam Semesta)

================l Pancaindra l===========================


MIKROKOSMOS

Manusia

Fisik

------------------------------------------------- - 1Mutmainah, 2Luamah


M e n t al
IIINafsu: - 3Sufiah, 4Amarah
IAngan-angan

Aku

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l

TheGate

IV

IIPerasaan

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Tripurusa: 3 Roh Suci


(Alam Sejati)
2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas

Spiritual
Pusat Imateri

=====================================================================
====
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 1.2.2: Nafsu-nafsu


Manusia dilengkapi dengan kekuatan yang disebut nafsu. Nafsu luamah merupakan nafsu
egoistik dan untuk keselamatan diri, melambangkan kekuatan kuda hitam dan mutmainah
(putih) adalah nafsu untuk kehidupan bermasyarakat. Sufiah (kuning) adalah sumber
hasrat dan keinginan. Amarah (merah) merupakan sentra semangat dan kemauan. Adu
kekuatan/pertempuan nafsu-nafsu ini terselenggara dalam suasana asadar (tidak sadar),
nafsu amarah dan sufiah tidak berpolaritas, menurut saja mana yang lebih dominan nafsu
baik atau buruk.
Dominasi kehidupan di dalam dunia psike/mental ini adalah angan-angan, oleh karena itu
disebut dunia angan-angan. Aku adalah kristalisasi dari angan-angan oleh karena itu dapat
juga disebut dunia aku, karena Akulah yang menjadi sentral kehidupan. Dunia ini bersifat
sadar dan terbatas, oleh karena itu memiliki sifat indivualitas (pribadi).

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Bentuk keberadaan yang material-halus adalah dunia jiwa, psike, dunia mental.
Di dalam dunia jiwa ini, angan-angan yang mendominasi, karena itu dapat diseSadar adalah dunianya sang Aku. Karena kesadaran itu terbatas, terjadilah individualitas. Disebut juga kesadaran individual atau kesadaran
pribadi. Candra Jiwa Indonesia menerima kemungkinan adanya eksistensi dunia Aku sesudah matinya jasmani kasar.

but dunia angan-angan atau dunia Aku, sebab aku menduduki tempat yang
sentral di dalam angan-angan. Dunia ini sesuai dengan die seelischkulturelle Welt
dari Karl Jaspers. [2]
Dunia Aku ini adalah: sadar, dan karena kesadaran itu terbatas, jadi ada
individualitas, maka kesadaran terbatas ini adalah kesadaran individual atau
kesadaran pribadi. Bentuk-bentuk material halus ini terikat oleh ruang dan waktu
tetapi eksistensinya tidak terikat oleh bentuk keberadaan yang material-kasar.
Kemungkinan adanya eksistensi dunia Aku sesudah matinya jasmani kasar,
diterima di dalam Candra Jiwa Indonesia.
Dunia Aku ini berhubungan dengan dunia luar melalui pancaindra.
Eksistensi dunia Aku ini tidak selalu tergantung dari fungsi-fungsi vital
badan/jasmani kasar seperti makan, minum, defekasi, pernafasan, denyut jantung
dan regulasi suhu. Jembatan antara bentuk keberadaan materi kasar dan materi
halus dibentuk oleh perasaan, emosi atau kehidupan perasaan. Nafsu yang
asadar mempunyai hubungan dengan angan-angan, sehingga aktivitas-aktivitas
nafsu dapat memasuki kesadaran pribadi. Jadi di dalam bentuk keberadaan yang
material halus itu berlangsung kehidupan tiga kompleks atau sentra. [3]

__________
[2]. Karl Jaspers. Psychologie der Weltanschaungen. Verlag von Julius Sprinter. Berlin 1925, h. 170.
[3]. Penterjemah: Kompleks disini berarti suatu keseluruhan yang tersusun, lawannya ialah simpleks
atau tunggal. Arti yang lain ialah: kelompok tanggapan yang bersifat emosional, kerap kali dengan
makna kelompok tanggapan yang terdesak ke dalam ke-asadaran.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

MAKROKOSMOS (Dunia Luar)


Dimensi-1

Spiritual
Dimensi-4

Mental
Dimensi-3

MIKROKOSMOS

Fisik

(Dunia Dalam)

Dimensi-2

Sadar Pribadi
(Aku)
II
Anganangan
(I)

TreFoil
(IV)

Nafsunafsu
(III)

Perasaan
(II)

ALAM SEMESTA
(2-Kosmos dgn 4-Dimensinya)
Diagram Transenden 1.2.1: Empat Sentra Vitalitas
Kehidupan budaya manusia adalah suatu kebutuhan duniawi yang ditentukan oleh sentrasentra (sentra: materi; pusat: imateri) vitalitas mental (I, II, III) agar dipenuhi oleh sang Aku
menurut Karl Jaspers. Sang Aku dan dunia luar berinteraksi psikis, saling pengaruh dan
memengaruhi. Angan-angan, perasaan, dan nafsu-nafsu berkembang karena kontak dan
pertemuan dalam interaksi tersebut.
Nafsu yang bersifat asadar berhubungan erat dengan angan-angan, sehingga aktivitas-aktivitas
nafsu dapat memasuki kesadaran pribadi. Jadi di dalam bentuk keberadaan yang material halus
(jiwa) itu berlangsung kehidupan tiga kompleks (sentra) vitalitas. Satu lagi pusat vitalitas
(omnipotensi) berada di pusat imateri yaitu Tre/TriFoil, Tripurusa (IV) di alam sejatinya manusia.
________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Masing-masing kompleks aktif sendiri dan mempunyai ikatan tertentu


dengan sentra-sentra yang lain. Ketiga kompleks ini bertanggung jawab atas
vitalitas bentuk keberadaan yang material halus, dan karena itu disebut juga senBentuk-bentuk material halus (psike) terikat oleh ruang dan waktu
tetapi eksistensinya tidak terikat oleh bentuk keberadaan yang materialkasar (soma). Psike merupakan sarang daya-daya intelektual (anganangan) dengan Aku sebagai pusatnya. Terdapat kehidupan perasaan,
serta perwakilan keinginan dan kemauan yang berupa nafsu-nafsu.

tra-sentra vitalitas. Ketiganya itu ialah angan-angan atau daya-daya intelektual


dengan Aku sebagai pusatnya, pangrasa atau kehidupan perasaan, dan nafsunafsu sebagai kehidupan keinginan dan kemauan. Dunia Aku disebutkan demikian
karena memang mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang ditentukan oleh
keperluan sentra-sentra vitalitas itu. Kebutuhan-kebutuhan ini oleh Karl Jaspers
digolongkan dalam kehidupan budaya manusia. [4]
Ada interaksi psikis antara dunia aku dengan dunia luar, dan karena
pengaruh-memengaruhi ini yang berupa kontak dan pertemuan, maka
berkembanglah angan-angan, perasaan dan nafsu-nafsu. Bertumpuk-tumpuklah
pengalaman orang dan masyarakat. Orang yang mengalami beribu-ribu kejadian,
beribu-ribu suka dan duka, mengumpulkan bahan untuk membentuk suatu
konsepsi dan gambaran bagaimana ia harus hidup dan bagaimana ia harus
memandang dunia sekitarnya.
Ia membentuk suatu candra manusia dan suatu candra dunia. Candra
dunia dan candra manusia ini menjadi pedomannya, polanya, bagaimana ia
harus menolong dirinya sebaik-baiknya, apa yang harus ia perbuat untuk
menyelamatkan eksistensinya dan keseimbangannya. Candra dunia dan candra
manusia ini ialah hati nurani-nya.

__________
[4]. Karl Jaspers. Psychologie der Weltanschaungen. Verlag von Julius Sprinter. Berlin 1925, h. 170.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

MAKROKOSMOS
Alam semesta

MASYARAKAT

==============l Pancaindra l===========================


MIKROKOSMOS

Manusia

Fisik

------------------------------------------------Perasaan
Nafsu
Mental
Angan-angan- - -Arti Luas (Sadar)
Arti Sempit (Asadar):- -

- -Arti Sempit (Asadar)

Aku
HATI NURANI
- - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - TriPurusa: 3Roh Suci
Spiritual
(Pusat Imateri)
2Suksma Sejati
Alam Sejati
1Suksma Kawekas
======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 1.2.3: Rahsa Jati (TheGate)


Hati Nurani adalah candra manusia dan candra dunia karena berkembang dalam
pertemuannya dengan dunia luar dan dunia dalamnya manusia (sentra-sentra vitalitas)
baik yang sadar maupun yang tidak sadar. Hati nurani disimpan dalam angan-angan
manusia dalam arti sempit yang bersifat asadar, tetapi berbeda tempat dengan nafsu-nafsu
yang juga asadar.
Rahsa Jati (TheGate) adalah titik singgung antara psike (mental) dan Pusat Imateri. Tripurusa, Trifoil (Trefoil), merupakan pusat hidupnya Alam Sejati di dalam diri manusia.
Rahsa Jati adalah esensi dari kehidupan perasaan, jadi bukan organ, tetapi suasana
tertentu dari kehidupan jiwa. Kemungkinan-keberadaan yang imateri memiliki ambang
pintu masuk sebagai pintu gerbangnya yaitu TheGate, Rahsa Jati.

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Aspek-aspek tertentu dari hati nurani dapat dimasukkan ke dalam


kesadaran menurut kebutuhan. Aspek-aspek hati nurani yang disadarkan itu
timbul sebagai tanggapan-tanggapan pikiran di dalam angan-angan dan dari sini
Dunia-Aku (Karl Jaspers) membutuhkan kehidupan budaya manusia
seperti yang ditentukan oleh keinginan, kemauan, dan sentra-sentra
vitalitas lainnya di dalam dunia psikenya.

melepaskan daya kerjanya terhadap kehidupan perasaan dan kemauan serta


terhadap alat-alat pelaksana. Jadi hati nurani menggunakan perangkat dan
saluran yang ada untuk mengembangkan daya kerjanya. Dunia ini dapat
disamakan dengan metaphysische Welt dari Karl Jaspers. [5]
Bentuk-keberadaan (mikrokosmos) yang ketiga ialah dunia Hidup imateri,
Tripurusa, Tri/Trefoil, yang titik singgungnya berada di dalam Rahsa Jati. Rahsa
Jati ini bukan organ, tetapi suasana tertentu dari kehidupan jiwa, disebut juga
esensi dari kehidupan perasaan. Ia adalah pintu gerbang, TheGate, atau ambang
pintu masuk kemungkinan-keberadaan yang imateri.
Jadi hati nurani ini terjadi karena bertemunya dunia luar dengan manusia,
yang berbekal nafsu-nafsu asadar, serta angan-angan dan perasaannya yang
sadar. Hati nurani ini disimpan di dalam angan-angan manusia dalam arti-sempit
yang bersifat asadar, tetapi berlainan tempat dengan nafsu-nafsu asadar, jadi
keduanya itu secara struktural berbeda. Agar dapat pindah dari bentuk
keberadaan yang psikis (dunia Aku) ke kemungkinan-keberadaan yang imateri
(alam Tripurusa), sudah tentu harus ada jembatan penghubungnya. Kontinuitas
sebagai penghubung itu ada, berupa kesadaran (keadaan sadar).
Kemungkinan-keberadaan yang imateri ini tidak terikat oleh materi, karena
itu juga tidak terikat oleh ruang dan waktu. Kalau kesadaran itu pada suatu ketika
berada dalam kemungkinan keberadaan imateri, maka kesadaran itu tidak lagi

__________
[5]. Karl Jaspers. Psychologie der Weltanschaungen. Verlag von Julius Sprinter. Berlin 1925, h. 170.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

MAKROKOSMOS
Alam semesta

MASYARAKAT

==============l Pancaindra l============================


MIKROKOSMOS
MANUSIA
Soma: Fisik
-------------------------------------------------(Sadar) Perasaan
Nafsu (Asadar)
Psike: Mental
Angan-angan- -

- -Arti Luas (Sadar)

Arti Sempit (Asadar):- -

- -Arti Sempit (Asadar)

Aku
HATI NURANI
- - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - TreFoil:
(Pusat Imateri) Spiritual
3TheSelf
Kesadaran Kolektif
2TheForce, 1TheSource
=======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar Dimensi-2), 2] Mental (badan/jasmani halus, D-3),
dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, D-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1. Hati nurani disimpan di
bagian angan-angan yang asadar dan berbeda struktur/tempat dengan bagian asadar nafsu-nafsu.

Bagan Transenden 1.2.4: Hati Nurani


Hati nurani dalam status asadar terletak diantara 3-sentra vitalitas (angan-angan, perasaan,
dan nafsu-nafsu) dan Tripurusa sebagai pusat imateri. TreFoil, TriFoil (Tripurusa),
merupakan pusat hidupnya Alam Sejati di dalam diri manusia. Ketiga aspek tersebut
adalah TheSource (Suksma Kawekas) sebagai aspek statis; sumber hidup dan asal mula
hidup, TheForce (Suksma Sejati) adalah aspek dinamis; yang meng-hidup-i, dan TheSelf
yang di-hidup-i.
Pada kesadaran kolektif tidak perlu lagi ada komunikasi dengan dunia luar dan dalam,
bahkan pancaindra sudah tidak diperlukan karena Kesadaran Kolektif adalah suatu totalitas universal. Pancaindra hanya dipergunakan dalam fungsi motorisnya sebab sudah
tidak ada lagi interaksi psikis dengan dunia luar. Tidak ada lagi kemungkinan untuk
tumbuh, oleh karena itu, semua yang bersifat terbatas dari kehidupan psikis juga
menghilang.

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.

10

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

terikat oleh sesuatu, jadi tidak lagi terbatas oleh individualitas. Dalam keadaan
demikian itu kesadaran adalah universal dan kolektif. Inilah dunia kesadaran kolektif.
Hati nurani terjadi karena pertemuan dan interaksinya dunia luar
dengan manusia, yang berbekal nafsu-nafsu asadar, serta angan-angan
dan perasaannya yang sadar. Hati nurani menggunakan perangkat dan
saluran yang ada untuk mengembangkan daya kerjanya.

Dunia kesadaran ini berada di dalam dan juga di luar manusia. Tak perlu
lagi ada komunikasi antara dunia luar dan dunia dalam. Pancaindra yang terbatas
karena kodratnya, tidak diperlukan lagi. Kesadaran kolektif ini adalah suatu
totalitas. Karena itu sudah tidak ada kebutuhan lagi, sebab tidak ada lagi
kemungkinan untuk tumbuh. Semua yang bersifat terbatas dari kehidupan psikis,
menghilang. Pembatasan-pembatasan pribadi dari angan-angan, perasaan dan
nafsu-nafsu menghilang.
Tidak ada kehidupan psikis yang pribadi lagi, pusat imateri menggunakan
dengan langsung alat-alat pelaksana.
Karena tidak ada lagi interaksi psikis
dengan dunia luar, maka pancaindra hanya dipergunakan dalam fungsi
motorisnya. Jadi di dalam manusia terjadi tiga dunia (dimensi, matra), simultan
secara bersama-sama, saling merembes dan saling berdampingan.
Dipandang dari luar ke dalam, dapat dikatakan bahwa dunia material kasar,
material halus, dan imateri berada bereksistensi. Dapat juga dikatakan adanya
bentuk-keberadaan yang biologis, yang psikis, dan yang rohaniah. Urutan-urutan
ini, dapat juga diterangkan berdasarkan segi lain, yaitu asadar kolektif, melalui
asadar pribadi dan sadar pribadi ke sadar kolektif, atau dapat juga dikatakan dari
pemuasan nafsu tak terbatas, melalui pemuasan nafsu terbatas ke kosongpemuasan (karena tiada nafsu lagi).
Tiap orang meletakkan titikberat hidupnya khas bagi dirinya, berbeda-beda
yang satu dengan lainnya. Pada tiap kemungkinan-keberadaan mempunyai
bentuk dan tuntutan-tuntutan; gaya dan eksistensinya sendiri. Jika titikberat itu

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

11

MAKROKOSMOS
Alam semesta

MASYARAKAT

==============l Pancaindra l===============================


MIKROKOSMOS:
Fisik
Soma
Jasmani Kasar (Fisik-Kimiawi, Biologi)
-------------------------------------------------Psike
Mental
Jasmani Halus (jiwa, batin)
- - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Tripurusa:
Spiritual
3Roh Suci
2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas Dunia Kesadaran Kolektif
=======================================================================
==
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 1.2.5: Dunia Kesadaran Kolektif adalah Candra Ideal Manusia
Sepertinya ada suatu jalan (introversi) ketika kita menjalankan cara hidup tertentu, kita
dapat menggeser kesadaran sang Aku dari kemungkinan-keberadaan yang material-halus
ke yang imateri. Perubahan-perubahan aktifitas dan reaksi dari sentra-sentra vitalitas
mental merupakan petunjuknya termasuk adanya hambatan-hambatan dari sentra itu
sendiri, berdasarkan hukum kelembaman.
Rahsa Jati merupakan pintu masuk pada kemungkinan-keberadaan yang imateri dapat
dianggap sebagai titik akhir dan tujuan dari jalan itu. Pencapaian eksistensi ini merupakan
candra-ideal dari manusia. Di dalam candra jiwa manusia Indonesia, candra ideal itu
potensial dapat dicapai oleh setiap manusia. Tentu saja tiap pergeseran sang Aku kearah
dunia kesadaran kolektif berarti harus melepaskan keterikatannya dengan dunia asadar
kolektif (makrokosmos), dunia asadar fisik, biologis, akhirnya harus menyerahkan dunia
sadar pribadi Akunya (mental) sendiri kepada Sadar Kolektif Dinamis (Suksma Sejati),
posisi terakhir adalah stop di perbatasan: Rahsa Jati (TheGate).

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

12

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

terletak di dalam kemungkinan keberadaan yang material-kasar, maka berdominasilah fungsi-fungsi nafsu, yaitu fungsi-fungsi yang biologis. Jika titikberat itu
terletak di dalam kemungkinan keberadaan yang psikis, maka angan- angan dan/
Rahsa Jati bukan organ, tetapi suasana tertentu dari kehidupan jiwa.
Suatu esensi dari kehidupan perasaan. Ia adalah pintu gerbang (TheGate) kontinuitas kesadaran atau ambang pintu masuk ke kemungkinankeberadaan yang imateri.

atau perasaanlah yang berdominasi. Di dalam bentuk-keberadaan yang imateri,


maka kehidupan yang individual sudah tidak ada lagi, berlaku kehidupan yang
total, kolektif, dan universal.
Jung akan mengatakan bahwa segala bentuk pencerahan orang yang
demikian ini adalah apribadi (onpersoonlijk) atau archetypisch. [6]
Ada
kemungkinan pergeseran titik berat dari dunia material-kasar sampai ke dalam
hidup yang imateri, bentuk-keberadaan yang metafisis. Dengan pergeseran ini
berubahlah juga kebutuhannya, pandangannya, sikap, dan gaya hidupnya.
Dengan hidup menurut cara tertentu, kita dapat menggeser titik berat
keberadaan. Tiap pergeseran hanya mungkin dengan menerima gaya hidup yang
baru dengan membuang yang lama.
Jadi dapat dikatakan ada jalan dari
kemungkinan-keberadaan yang material-kasar ke yang imateri. Jalan itu ditandai
dengan perubahan-perubahan aktivitas dan reaksi dari sentra-sentra yang ada,
dan oleh hambatan-hambatan dari sentra itu sendiri, berdasarkan hukum
kelembaman.
Kemungkinan-keberadaan yang imateri tadi dapat dianggap
sebagai titik akhir dan tujuan dari jalan itu. Karena itu dapat dianggap sebagai
candra ideal dari manusia. Di dalam candra jiwa manusia Indonesia, candraideal
itu potensial dapat dicapai oleh setiap manusia.

__________
[6]. Carl Gustav Jung. Die beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewusten. Rascher Verlag Zurich
und Leipzig, 1938.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

13

MAKROKOSMOS
Alam semesta

MASYARAKAT

==============l Pancaindra l===============================


MIKROKOSMOS
Material Kasar (Biologis)
Fisik
Soma
(pemuasan nafsu tak terbatas)

--------------------------------------------------Psike
Material Halus, jiwa, batin
Mental
(pemuasan nafsu terbatas)

- - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Pusat Imateri


Rohani
Alam Sejati
(tidak ada pemuasan nafsu)
Spiritual
========================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 1.3.1: Tentang pemuasan nafsu


Dipandang dari luar ke dalam, dapat dikatakan bahwa mikrokosmos terdiri dari
bereksistensi-nya dunia material kasar, material halus, dan imateri. Dapat juga dikatakan
adanya bentuk keberadaan yang biologis, yang psikis, dan yang rohaniah. Urutan-urutan
ini, dapat juga diterangkan berdasarkan segi lain, yaitu dari asadar-kolektif, melalui sadarpribadi menuju sadar-kolektif. Dapat juga dikatakan dari pemuasan-nafsu-takterbatas,
melalui pemuasan-nafsu-terbatas menuju ke kosong-pemuasan (karena tidak ada nafsu
lagi).
Dimensi Fisik, jasmani kasar manusia apabila dipandang sebagai bagian dari makrokosmos
status kesadarannya sama atau terikat dengan makrososmos sebagai asadar kolektif. Karena
jasmani kasar terikat dengan mikrokosmosnya, dapat dikatakan status kesadarannya adalah
asadar biologis.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

14

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Anganangan
terjadi dari refleksi Tripurusa di dalam badan/jasmani
seperti umpama-nya cahaya bulan adalah refleksi dari cahaya matahari. Karena
Tripurusa terdiri dari tiga aspek yang saling berhubungan dengan hierarkhi tertenSang Aku adalah kristalisasi daya-daya kekuatan intelektual menyebabkan manusia merasa bahwa ia hidup. Perasaan hidup yang disertai rasa
puas (senang) inilah yang menutupi kesadaran Tripurusa menjadi laten.

tu, maka tampaklah juga dia dalam angan-angan tiga aspek yang saling berhubungan dengan hirarkhi yang sama. Kedaulatan mutlak Tripurusa menggejala
dalam kedaulatan individual-terbatas dari angan-angan. Sang Aku dari anganangan menyebabkan manusia merasa bahwa ia hidup. Perasaan hidup ini disertai
rasa puas (senang) yang menutupi kesadaran Tripurusa yang kosong pemuasan
(nafsu), oleh karena itu kesadaran Tripurusa menjadi laten.
Dalam perjalanan dari bentuk-keberadaan material kasar ke yang imateri,
maka persoalannya ialah bagaimana menggali kembali kesadaran Tripurusa yang
kolektif. Kekuatan untuk meninggalkan pemuasan nafsu bersumber kepada
mutmainah dengan kerja sama sufiah. Kombinasi ini adalah kekuatan untuk
mengejar yang lebih tinggi yang disebut asmara-sufi, yaitu keinginan yang sosial
dan suprasosial.

1.3

PROTOTIPE

Di dalam masyarakat terdapat tipe yang meletakkan titik berat kesadarannya kepada kemungkinan-keberadaan yang materi-kasar, serta tipe yang
meletakkannya pada yang materi-halus. Pada tingkat perkembangan manusia
dewasa ini, maka tipe yang meletakkan titik berat kesadarannya pada yang
imateri sangat jarang sekali adanya.
Prototipe angan-angan, manusia meletakkan titik beratnya pada anganangan, kedaulatannya sangat menonjol. Ia sangat individualistik. Pada individu
ini, kedaulatannya melahirkan pula sifat-sifat cinta kemerdekaan berpikir,
bersamaan dengan itu benci kepada paksaan dan keterikatan, serta kewibawaan
orang lain dan tradisi.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

15

MAKROKOSMOS (Dunia Luar)

Spiritual

Dimensi-1

Dimensi-4

Mental
Dimensi-3

MIKROKOSMOS

Fisik

(Dunia Dalam)

Dimensi-2

Sadar Pribadi
(Aku)
II
Perasaan
(II)

TreFoil
(IV)

Nafsunafsu
(III)

(I )

ALAM SEMESTA
(2-Kosmos dgn 4-Dimensinya)

Diagram Transenden 1.3.1: Prototipe Angan-angan


Prototipe ini tidak mengenal sikap murah terhadap orang lain. Orang lain hanya diterima
bila menguntungkan kedaulatannya sendiri. Tidak ada teritorial orang lain yang terlarang
baginya. Tidak ada sesuatu yang keramat yang harus dihormati bahkan tidak ada
toleransi. Menghadapi segala sesuatu ia sangat berani, rasa takut adalah asing bagi tipe ini.
Usaha sia-sia bila menahan dia. Ada kesan kekuasaan, kewibawaan, dan rasa tanggung
jawab pada tipe ini. Prototipe angan-angan dapat dikatakan tidak mengenal tujuan akhir,
oleh karena itu ia selalu bertugas dan memperhatikan prestasinya.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

16

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Fungsi lain dari angan-angan adalah alat penangkap informasi dari dunia
luar. Karena itu manusia dapat menangani yang material. Angan-angan adalah
dinamis dan tidak mengenal istirahat. Berhenti berarti mati bagi angan-angan.
Prototipe angan-angan memandang orang lain dengan cara mendesubjekkannya. Orang dipandang sebagai objek.

Tidak ada sikap murah

terhadap orang lain. Orang lain diterima selama menguntungkan


kedaulatannya sendiri.

Angan-angan menangani dunia luar, diskematisasi dan diketegorisasi, dipecahpecah dalam bagian-bagian yang makin kecil.
Kedaulatan tidak suka disertai kedaulatan lainnya. Maka semua yang
ditangani olehnya dikeluarkan dari pribadinya. Dunia lingkungannya dipandang
sebagai objek belaka dan sesuatu yang subjek semata-mata, subjek absolut, yaitu
Tripurusa, dianggap tidak ada. Oleh sang Aku angan-angannya sendiri
dipertahankan sebagai subjek.
Hal ini dapat dipahami, walaupun tidak
konsekuen, maka ia harus menganggap kesubjekannya sendiri sebagai tidak ada.
Untuk menurunkan kedaulatan orang lain dari singgasananya, tipe angan-angan
ini memandang orang lain dengan mendesubjekkannya, jadi orang dipandang
sebagai objek. Bagi angan-angan berlaku ada atau tidak ada. Tidak ada bentuk
antara. Karena itu prototipe ini tidak dapat memindahkan diri ke dalam situasi
orang lain, berarti menolak empati.
Tidak ada sikap murah terhadap orang lain. Orang lain diterima selama
orang itu menguntungkan kedaulatannya sendiri. Tidak ada daerah teritorial
orang lain yang dianggap olehnya sendiri sebagai terlarang baginya. Tidak ada
sesuatu yang keramat baginya yang harus dihormati. Tidak ada toleransi. Rasa
takut adalah asing bagi tipe ini. Ia berani menghadapi segala sesuatu. Tidak ada
yang dapat menahan dia. Angan-angan memberi kesan kekuasaan, kewibawaan,
dan tanggung jawab. Tipe angan-angan sebetulnya tidak mengenal tujuan akhir,
ia selalu bertugas dan memperhatikan prestasi.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

17

MAKROKOSMOS (Dunia Luar)


Dimensi-1

Spiritual
Dimensi-4

Mental
Dimensi-3

MIKROKOSMOS

Fisik

(Dunia Dalam)

Dimensi-2

Sadar Pribadi
(Aku)
II
Anganangan
(I)

TreFoil
(IV)

Nafsunafsu
(III)

(II)

ALAM SEMESTA
(2-Kosmos dgn 4-Dimensinya)
TreFoil (TriFoil/Tripurusa): TheSource (Suksma Kawekas), TheForce (Suksma Sejati), TheSelf (RohSuci)

Diagram Transenden 1.3.2: Prototipe Perasaan


Sentra vitalitas perasaan adalah tempat yang menciptakan suasana psikis; iklim jiwa ini
dipegang dan disimpan. Sifatnya meliputi, memuat ke dalam dirinya dan memelihara.
Semua yang mengeruhkan iklim jiwa dihindari, demi/untuk iklim itu sendiri. Orang lain
dihormati seluruh kedaulatannya. Penilaian subjek di atas segala-galanya, bahkan yang
bersifat objek pun disubjekkan.
Sebenarnya tidak ada subjektivitas, semua yang dilakukan itu demi pemeliharaan suasana.
Suasana ini tidak boleh diganggu, bahkan bila berlangsungnya suasana itu akan merugikan
dirinya di bidang psikis, material atau jasmaniah. Pertimbangan-pertimbangan yang lain
diberi toleransi penuh.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

18

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Bukti paling baik bahwa dunia-luar itu bagi angan-angan tidak berdaulat,
ialah kenyataan, bahwa segala sesuatu yang digarap olehnya dipotong-potong
dan diuraikannya. Ilmu pengetahuan adalah hasil dari aktivitas angan-angan yang
Prototipe perasaan membatasi dirinya pada pengamatan dan perenungan tentang hal-hal yang dilihatnya secara langsung. Sifatnya statis,
kolot dan suka pada tradisi. Motor dan motifnya bersumber pada nafsu,
sementara itu angan-angannya tidak berkembang.

tak kenal batas dan tak kenal berhenti sampai ilmu pengetahuan mendapatkan
titik berupa subjek-sempurna. Angan-angan lalu tidak dapat lagi menangkap dan
memecah-mecah. Tercapailah titik di mana angan-angan mengenal batasnya dan
terpaksa menyerahkan diri.
Pada prototipe ini, perasaan dan nafsu dipergunakan untuk menyokong
kedaulatan. Perasaan direduksi sebagai indikator (penunjuk) tentang hal-hal yang
langsung penting bagi jasmani. Hanya terbatas pada itu saja, jadi hanya tentang
perasaan yang positif dan negatif. Nafsu adalah motor dan motif yang tersedia
bagi prototipe ini.
Prototipe perasaan, sentra perasaan selalu menciptakan iklim psikis; iklim
jiwa ini dipegang dan disimpan. Sifatnya meliputi, memuat ke dalam dirinya dan
memelihara.
Semua yang mengisi iklim jiwa, dikeruhkan dan dihindari,
demi/untuk iklim itu sendiri. Kedaulatan orang lain dihormati sepenuhnya.
Subjek diberi nilai di atas segala-galanya, bahkan perkara-perkara objek pun
disubjekkan. Tidak ada subjektivitas atau zakelijk-heid, segala-galanya dilakukan
demi pemeliharaan suasana. Suasana ini bagaimanapun tidak boleh diganggu,
juga bila berlangsungnya suasana itu akan merugikan dirinya di bidang psikis,
material atau jasmaniah. Ada toleransi sepenuhnya yang menguasai pertimbangan-pertimbangan yang lain.
Di samping sifat menciptakan dan memelihara iklim jiwa, fungsi mengikat
adalah sifatnya yang utama. Karena itu hubungan-ikatan antar subjek ditonjolkan.
Berlawanan dengan angan-angan yang menyoroti individunya sendiri (ia ada atau

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

19

MAKROKOSMOS (Dunia Luar)


Dimensi-1

Spiritual
Dimensi-4

Mental
Dimensi-3

MIKROKOSMOS

Fisik

(Dunia Dalam)

Dimensi-2

Sadar Pribadi
(Aku)
II
Anganangan
(I)

Tripurusa
(IV)
Perasaan
(II)
(iIi)

ALAM SEMESTA
(2-Kosmos dgn 4-Dimensinya)

Diagram Transenden 1.3.3: Prototipe Nafsu


Sentra vitalitas nafsu merupakan sumber keinginan, semangat dan tenaga jasmaniah di
dalam psike manusia. Alat-alat pelaksananya akan bergerak jika hasilnya jelas akan
memberi rasa positif. Pada prototipe ini, baik asmara-sufi dengan polaritas positif atau
pun kombinasi luamah-sufiah yang berpolaritas negatif akan bergerak hanya jika ada
hadiah yang langsung dirasakannya.
Sentra-sentra vitalitas angan-angan dan perasaan pada tipe ini dipergunakan berturutturut untuk memastikan (setelah diolah oleh cipta, nalar, dan pangerti) baginya hidup
makmur dan sebagai indikator (hasil interaksi sentra-sentra vitalitas; perasaan) rasa aman,
nyaman, dan sejahtera selama hidupnya.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

20

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

ia tidak ada), yang dirasakan pangrasa adalah hubungannya (ia dirasakan dekat
atau jauh). Individu-individu berkedudukan sejajar. [7]
Prototipe nafsu, baik asmara-sufi, kombinasi mutmainah-sufiah, akan
bergerak hanya jika ada hadiah langsung.

Angan-angan dan perasaan

dipergunakan untuk memastikan adanya hidup makmur, sebagai indikator rasa aman dan sejahtera selama hidupnya.

Perasaan yang bersifat membentuk sintesa, berusaha meliputi dengan


iklimnya itu sebanyak-banyaknya dan sebesar-besarnya. Karena di dalam dunia
ini terdapat berbagai aspek yang polarisasinya berlawanan, perasaan selalu
berusaha untuk mendapatkan pembagi (faktor) persekutuan terbesarnya (FPB)
dan bersamaan itu pula kelipatan persekutuan terkecilnya (KPK), sampai perasaan
mencapai titik di mana ia harus meliputi seluruh dunia dan segala isinya. Di sini
berakhirlah fungsi perasaan jika pembagi persekutuan terbesarnya itu juga
merupakan perkalian persekutuan terkecilnya.
Pada prototipe ini angan-angan tidak berkembang. Alat penangkap ini
tidak dipergunakan dan membatasi dirinya pada pengamatan dan renungan
tentang hal-hal yang dilihatnya dengan langsung. Ia suka merenung. Sifatnya
statis, kolot dan suka pada tradisi. Di sini pun motor dan motifnya bersumber
pada nafsu.
Prototipe nafsu, mengutamakan keinginan, hasrat dan tenaga jasmaniah.
Alat-alat pelaksananya akan bergerak jika hasilnya jelas akan memberi rasa positif.
Pada prototipe ini, baik asmara-sufi maupun kombinasi luamah-sufiah, akan
bergerak hanya jika ada hadiah yang langsung. Angan-angan dan perasaan pada
tipe ini dipergunakan berturut-turut untuk memastikan baginya hidup makmur
dan sebagai indikator rasa aman dan sejahtera selama hidupnya.
Prototipe Roh Suci. Tripurusa, TreFoil adalah pusat keempat dan bersifat
tidak terikat pada materi. Roh Suci sebagai jiwa sejati manusia, mempergunakan

__________
[7]. Carl Gustav Jung. Psychologishe typen. Rascher Verlag, h. 430
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

21

MAKROKOSMOS (Dunia Luar)


Dimensi-1

Spiritual
Dimensi-4

Mental
Dimensi-3

MIKROKOSMOS

Fisik

(Dunia Dalam)

Dimensi-2

Sadar Pribadi

MAKROK
II
OSMOS
Anganangan
(I)

(Dunia
TreFoil
Luar)
(IV)

Dimensi-1

Nafsunafsu
(III)

Perasaan
(Aku)
(II)

ALAM SEMESTA
(2-Kosmos dgn 4-Dimensinya)

Diagram Transenden 1.4.1: Prototipe Roh Suci (TheSelf)


Roh Suci adalah jiwa sejatinya manusia, Suksma Sejati adalah atasannya hamba (Roh Suci).
Tipe ini berhasil menyuruh angan-angan, perasaan, dan nafsu-nafsu (sentra-sentra
vitalitas) melalui sang aku yang telah ditundukkan, melaksanakan tugas-tugasnya yang
vital, untuk setiap saat menangani dunia luar. II adalah Rahsa Jati, TheGate.
Tipe Roh Suci tahap lanjut, ketiga sentra vitalitas tersebut justru dikembangkan sepenuhnya sampai tercapai keadaan yang paling efisien. Tripurusa (TreFoil): Suksma Kawekas
(TheSource), Suksma Sejati (TheForce), Roh Suci (TheSelf).

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

22

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

angan-angan untuk menundukkan nafsu. Penundukan ini bertujuan agar Roh Suci
dapat meme-nuhi kewajibannya mengarahkan diri kepada Suksma Kawekas
melalui Suksma Sejati.
Prototipe Roh Suci, memenuhi dua kewajiban, terhadap nafsu ia adalah

penguasa, terhadap Suksma Sejati ia adalah hamba. Ia berhasil menyuruh dan mengendalikan angan-angan dan perasaan melaksanakan tugastugasnya yang vital bagi badan/jasmani.

Terhadap nafsu Roh Suci adalah penguasa, terhadap Suksma Sejati ia


adalah hamba. Dengan memenuhi dua kewajiban ini, tipe ini berhasil menyuruh
angan-angan dan perasaan melaksanakan tugas-tugasnya yang vital bagi
badan/jasmani, dan untuk mengendalikan selanjutnya. Ada pembatasan diri dan
tapabrata dengan sukarela, disertai dengan kemampuan lengkap untuk setiap
saat mempergunakan sepenuhnya angan-angan, perasaan, dan nafsu-nafsu untuk
menangani dunia luar.
Untuk tujuan panembah kepada Suksma Kawekas melalui Suksma Sejati,
kerja sama angan-angan dan perasaan dipergunakan untuk membeda-bedakan
subjek dari objek dan untuk mempersiapkan iklim bagi pertemuan Suksma Sejati
dan Roh Suci. Pada tipe ini ketiga sentra vitalitas yang lain tidak direduksi dalam
fungsinya. Bahkan sebaliknya, ketiga fungsi dan hubungan di antaranya
dikembangkan sepenuhnya sampai tercapai keadaan yang paling efisien. Dalam
sikap merendahkan diri yang bulat dan tanpa syarat, tanpa ingatan apa pun akan
keterbatasan individual, Roh Suci diterima ke dalam Suksma Sejati.

1.4

AUTOMATISME

Karena pengalaman baru yang bertumpuk-tumpuk terus-menerus,


berubah pula candra manusia dan candra dunia seseorang, sehingga selalu ada
jarak antara keadaan yang sesungguhnya pada suatu saat dengan candra
manusianya pada saat itu juga. Perbedaan ini menyebabkan terasakannya
perangsang untuk menghilangkan perbedaan itu. Dengan sendirinya perbedaan
itu dirasakan tidak terlalu besar karena kalau tidak demikian halnya, perangsang
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

23

Makrokosmos
Alam Semesta

Masyarakat

================l Pancaindra l============================


Mikrokosmos
Manusia
Fisik
-------------------------------------------------Empat- - -Sentra Vitalitas:
Mental
IIINafsu- -

-1Mutmainah,2Sufiah,3Amarah,4Luamah

IIPerasaan
IAngan-angan- -

-1cipta, 2nalar, 3pangerti

Aku
HATI NURANI,
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l

Alam Sejati

Kaca Ajaib, dan Automatisme

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Pusat Imateri Spiritual


IVTreFoil
TheGate

=======================================================================
==
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 1.4.1: Automatisme, Kaca ajaib, dan Hati nurani


Automatisme di dalam diri manusia adalah penerangan angan-angan oleh hati nurani, seperti
meletakkan kaca di muka sentra vitalitas (angan-angan, perasaan dan keinginan) kita sehingga
terlihat keadaan kita yang rusak. Kaca ajaib ini menunjukkan kekurangan di satu pihak selalu
cukup kuat untuk menyadari diri dan mendorong untuk memperbaiki diri, tetapi di pihak lain
cukup kecil untuk berputus asa atau merasakannya sebagai trauma.
Perbedaan antara gambaran keadaan diri dengan gambaran hati nurani, menimbulkan rasa
bersalah yang harus ditebus dengan salah satu cara tertentu. Penebusan dosa itu berupa
keharusan untuk mengarahkan diri, menyerahkan diri, mengorbankan diri kepada candra
manusia idealnya, yang mempunyai kewibawaan tertentu. Rasa berdosa ini adalah pencurahan
rasa tanggung jawab, yang memancar dari hati nurani.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

24

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

yang berdaya guna itu tadi tidak akan muncul. Keadaan demikian ini terjadi, jika
suatu candra manusia dipaksakan kepada seseorang, yang tidak sesuai dengan
gambaran keadaan nyata orang yang bersangkutan.
Automatisme terjadi karena penerangan angan-angan oleh hati nurani.
Seolah-olah kita meletakkan kaca ajaib di depan angan-angan. Kekurangan yang dilihat selalu cukup besar untuk menyadari diri dan mendorongnya membuat perbaikan. Tetapi tidak cukup besar untuk berputusasa bahkan menjadi trauma.

Ada automatisme di dalam diri manusia, yang terjadi karena penerangan


angan-angan oleh hati nurani. Automatisme ini seolah-olah meletakkan kaca di
muka angan-angan kita sendiri, perasaan dan keinginan kita sehingga kita dapat
melihat sendiri keadaan kita yang rusak. Kaca ini adalah kaca ajaib, sebab
kekurangan yang dilihat itu di satu pihak selalu cukup besar untuk menyuruh
orang menyadari diri dan mendorong dia berbuat, tetapi di pihak lain tidak cukup
besar untuk membuat dia berputus asa atau untuk dirasakan sebagai trauma.
Menjadi sadarnya perbedaan antara gambaran keadaan diri pada suatu
ketika dengan gambaran yang dari hati nurani, menimbulkan rasa bersalah yang
harus ditebus dengan salah satu cara. Penebusan dosa berupa keharusan untuk
mengarahkan diri, menyerahkan diri, mengorbankan diri kepada candra manusia
idealnya, yang mempunyai kewibawaan tertentu. Rasa berdosa ini adalah
pencurahan rasa tanggung jawab, yang memancar dari hati nurani.
Mengarahkan diri kepada hati nurani berarti juga berseru kepada hati
nurani. Di dalam candra jiwa manusia Indonesia, maka hati nurani ini adalah
Tripurusa (TreFoil) bagi orang yang telah meletakkan titik beratnya dengan
permanen di dalam Tripurusa. Hati nurani ini berada dalam keadaan sadar, yang
berada di atas tiap emosi, tiap bayangan dan pikiran. Ia berada di atas tiap
keinginan, hasrat dan fungsi kemauan.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

25

Gambar 1.4.1: Hati Nurani Baik, Buruk dan Ideal


Hati nurani
merefleksikan sifat-sifat tertentu yang dihubungkan manusia dan
lingkungannya. Pengaruh lingkungan itu ada yang jahat (gambar setan bertanduk) dan
yang baik (gambar malaikat beraura), tentu ada juga yang ideal dan transenden, sesuai
dengan pengalaman hidupnya menempuh perjalanan sang waktu.
Manusia dapat mengawetkan bayangan-bayangan dari dunia luar di dalam jiwanya, di
dalam pikirannya antara lain saran, pendapat, keputusan dan sebagainya. Maka tersedia
setiap saat pengganti dunia luar secara langsung di dalam dirinya yang dapat
dipergunakan kapan saja semau-maunya.

__________
http://farm4.static.flickr.com/3292/2769994857_36554a662f.jpg cited August 19, 2011.
26

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Hati nurani membawa sifat-sifat tertentu yang dihubungkan dengan


manusia dan lingkungannya. Sifat-sifat ini terjadi karena manusia memandang
Tripurusa dari titik pangkal keterbatasan manusia dan memberi nama dari perTripurusa adalah Hidup yang aktif menyongsong manusia, memimpin
dan menolongnya. Seruan manusia kepadanya tidak akan pernah siasia. Mengalihkan titik berat kesadaran Aku kepada Tripurusa (introversi) menandakan terjadinya evolusi jiwa ke arah yang ideal.

bendaharaan kata hasil keterbatasannya itu pula. Jika manusia berseru kepada
hati nurani ini, seakan-akan ia menempatkan keadaan-keberadaannya itu dan
keadaan-keberadaan lingkungannya pada latar belakang dari yang tak-terbatas
dan tak ter-nama-kan. Oleh karena itu, hubungan antara manusia dengan latar
belakang itu menjadi terlihat. Tripurusa itu bukan hanya hati nurani yang berupa
candra ideal saja, tetapi ia adalah Hidup yang aktif menyongsong manusia, memimpin dan menolongnya. Seruan manusia kepadanya tidak akan pernah sia-sia.
Manusia membentuk bayangan-bayangan dari dunia luar di dalam jiwanya,
seakan-akan dunia luar dengan hubungan-hubungannya ia awetkan di dalam
pikirannya. Termasuk saran, pendapat, keputusan dan sebagainya. Dengan
demikian pengganti dunia luar tersedia secara langsung di dalam dirinya yang
dapat dipergunakan sewaktu-waktu, sekehendak hatinya.
Ia dapat menggunakannya untuk bekerja, bermain dan untuk dihubungkan
dengan perasaan-perasaannya. Tetapi dampak penggunaan tersebut timbullah
ketergantungan tertentu dari dirinya terhadap isi angan-angannya itu, yaitu
dunia luar yang telah diawetkannya. Seakan-akan pikiran-pikiran, pendapatpendapat, asosiasi-asosiasi, dan keputusan-keputusan itu memiliki kedaulatannya lagi.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

27

Prosesi Ngaben, 220 Mayat Dibakar Massal di Tanahbumbu, Bali.

Tradisi Ngaben tanpa Pembakaran Mayat di Desa Trunyan, Kintamani, Bangli, Bali.
Foto 1.4.1: Ingat akan Mati
Beda dengan ingin cepat mati maka ingat akan mati dapat membawa ketenteraman.
Bahkan menuju keadaan jiwa yang tanpa keinginan, pikiran, dan emosi. Sikap ini
membangunkan keinginan untuk meninggalkan cara hidup lama dan memulai cara hidup
yang baru, yang sesuai dengan kehendak dari hidup imateri, Sadar Kolektif.
Sikap jiwa ini tidak sama dengan keinginan untuk menghancurkan dirinya, badan/jasmaninya di mana sang-Aku masih berada. Cara yang terakhir ini tidak akan mengurangi
kedaulatan sang-Aku.

__________
http://3.bp.blogspot.com/_R-kGkGPqFcQ/THoctHcmpjI/AAAAAAAAC5E/uUmWo-P3imc/s1600/Prosesi
+ngaben+220+Mayat+Dibakar+Massal+di+Tanahbumbu.jpg cited August 22, 2011.
http://i.okezone.com/content/2011/05/24/407/460351/H5aYSJZhdm.jpg cited August 22, 2011.
28

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Di satu pihak orang memperkuat kedaulatannya terhadap angan-angan, di


lain pihak angan-angan mendapatkan kedaulatannya sendiri terhadap diri orang
itu. Isi angan-angan ini dengan kekuatannya sendiri dapat mengaktifkan keinginan
Angan-angan dengan isi persoalan dunia yang telah diawetkannya
otomatis dapat mengaktifkan sendiri keinginan dan kemauannya, secara
potensial dapat menumbuhkan emosi-emosi yang menggelisahkan.
Diperlukan adaptasi yang seimbang dari kekuatan asmara-sufi (laya)nya terhadap dunia luar dan retensi di dalam angan-angannya sendiri.

dan kemauan, sehingga timbul dengan sekonyong-konyong, dan dapat menimbulkan emosi-emosi yang menimbulkan kegelisahan. Seperti manusia bersikap
dengan dunia luar dengan asmara-sufi (laya)-nya, ia harus bersikap begitu juga
terhadap angan-angannya, jika hendak mencari ketentraman dan keseimbangan.
Ingat akan mati dapat membawa ketenteraman. [8] Ini berarti juga
mengarahkan diri kepada keadaan jiwa tanpa keinginan, pikiran dan emosi. Sikap
ini membangunkan juga keinginan untuk meninggalkan cara hidup lama, yang
diikutinya sampai saat itu, dan memulai cara hidup yang baru, yang sesuai
dengan kehendak dari Hidup yang imateri. Keinginan kepada keadaan jiwa, di
mana sang-Aku tidak lagi menggunakan hak-hak kedaulatannya, tetapi justru
bersedia mengorbankannya dan melebur dirinya ke dalam hubungan yang
monoton (bernada satu) terhadap dunia luar, tanpa perbedaan-perbedaan
tekanan. Sikap jiwa ini tidak sama dengan keinginan untuk menghancurkan
dirinya, badan/jasmaninya di mana sang-Aku masih berada. Cara yang terakhir
ini tidak akan mengurangi kedaulatan sang-Aku. [9]

________
[8]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Sangkan
Paran. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 181.
[9]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Sangkan
Paran. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 182.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

29

Gambar 1.4.2: Cipta Mengontak Nafsu dan Perasaan


Ketika suasana hati sedang bergembira, sedih, marah, kaget, ngantuk, berpikir, sampai
kesal maka penampilannya keluar dapat terlihat dari ekspresi wajahnya. Kita dapat
beradaptasi sesuai dengan ekspresi tersebut dan memberikan respons yang sesuai dengan
kebutuhannya, salah satunya memberikan komunikasi yang empatik.
Suasana perasaan sebagai interaksi dari angan-angan dan nafsu dapat menyebabkan
suasana hati positif: senang, sehat, dan menerima. Suasana perasaan negatif: sedih, malas,
marah, dan menolak. Prosesnya adalah cipta dan nalar yang berkedudukan di otak,
menangkap rangsangan-rangsangan yang datang kepada manusia melalui pancaindra.
Ciptalah yang mengontak nafsu, yang menyebabkan berbagai keinginan menjadi disadari.
Ia juga mengontak perasaan, sehingga emosi ikut serta dengan realisasi dari keinginan itu.
Nalar mengasosiasikan bayangan-bayangan menjadi fantasi yang tak ada putus-putusnya.

__________
http://www.lobobear.com/wp-content/uploads/2011/07/heart-touching-FEELINGS.jpg cited August 20, 2011.

30

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Dengan memperkuat asmara-sufi (-laya), tumbuhlah kesadaran tanggung


jawab dan kesadaran akan kewajiban yang lebih besar, yang dapat dianggap
sebagai gejala-gejala menjadi sadarnya ia akan Ke-Maha-Esa-an, yang ternyaIngat akan mati dapat membawa ketenteraman. Karena

mengarah-

kan diri kepada keadaan jiwa tanpa keinginan, pikiran dan emosi.
Membangunkan keinginan untuk meninggalkan cara hidup lama, dan
memulai yang baru, sesuai dengan kehendak dari Hidup imateri.

ta adalah pembagi (faktor) persekutuan terbesar dari semua ke-hidup-an (FPB).


Menurunkan isi angan-angannya sendiri dari singgasananya berarti bahwa
manusia memisahkan diri dari pikiran-pikirannya sendiri, sedemikian hingga
pikiran-pikiran itu tidak dapat lagi memengaruhi dirinya. Ini juga berarti, bahwa
manusia mengundurkan diri dari angan-angannya dan sampai pada posisi, di
mana ia tidak memper-gunakan lagi cipta dan nalarnya.
Cipta dan nalar yang berkedudukan di otak, menangkap rangsanganrangsangan yang datang kepada manusia melalui pancaindra. Ciptalah yang
mengontak nafsu, yang menyebabkan berbagai keinginan menjadi disadari. Ia
juga mengontak perasaan, sehingga emosi ikut serta dengan realisasi dari
keinginan itu. Nalar mengasosiasikan bayangan-bayangan menjadi fantasi yang
tak ada putus-putusnya. [10]
Tanpa cipta dan nalar, jadi tanpa kontak dengan otak, manusia sampai
pada posisi tanpa bayangan-bayangan. Dalam keadaan demikian timbullah
ketenteraman dan kedamaian. Pangerti masih ada, karena tidak bertempat di
otak, maka tidak lagi dikeruhkan oleh berbagai bayangan. Terjadi pangerti yang
kosong bayangan. Dalam posisi ini manusia tidak dipengaruhi oleh dunia

__________
[10]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab
Gumelaring Dumadi. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 64..
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

31

Makrokosmos
Masyarakat

(Alam Semesta)

================l Pancaindra l============================


Mikrokosmos
Manusia
Fisik
-------------------------------------------------- -IIPerasaan, IIINafsu
Mental
IAngan-angan- -

Aku
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - (Alam Sejati)
Spiritual
IVTripurusa:
3 Roh Suci
Pusat Imateri
2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas
TheGate

=======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 1.5.1: Tiga Proses untuk Mencapai Derajat Roh Suci
Candra Jiwa Indonesia mengemukakan tiga proses untuk mencapai derajat Roh Suci, yang
ketiga-tiganya itu haruslah dilaksanakan selaras yang satu dengan lainnya, agar keseimbangan pribadi selalu harmonis.
Perjalanan transenden ini adalah: 1). Membebaskan diri dari semua keadaan yang tidak
abadi. 2). Bersikap positif, kasih sayang dan tanggung jawab kepada siapa saja dan bersifat apribadi. 3). Introversi (transendental) kepada yang Apribadi di dalam dirinya
dengan cara (ke dalam) berserah diri tanpa syarat.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

32

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

luar. Manusia mengorientasikan dirinya ke dalam, ke dunia-dalam. Ia berada


pada keseimbangan yang sempurna, yang merupakan titik tengah dari semua
perlawanan polaritas di dalam hidupnya.
Sang-Aku tidak lagi menggunakan hak-hak kedaulatannya, bersedia

meleburkan diri-nya ke dalam hubungan yang monoton (bernada satu)


terhadap dunia luar. Sikap jiwa ini tidak sama dengan keinginan untuk
menghancurkan dirinya dan tidak mengurangi kedaulatan sang-Aku.

1.5

JIWA SEJATI

Keadaan sadar yang demikian ini ditandai oleh penyerahan yang bulat tak
bersyarat kepada Hidup yang imateri. Apa pun yang datang diterima dengan
sepenuh hati. Kedaulatan sang Aku angan-angan direduksi sampai nol. Manusia
tidak lagi mempergunakan kekuasaannya untuk menguasai dan memimpin nafsunafsu. Dalam keadaan yang demikian ini kekuatan-kekuatan nafsu sudah berhenti
bekerja. Di sinilah letak titik akhir kemampuan manusia dan kemanusiaannya. Di
dalam Candra Jiwa Indonesia, manusia demikian ini mencapai kedudukan Jiwa
Sejati-nya: Roh Suci. [11]
Kita melihat ada tiga proses untuk mencapai kedudukan Roh Suci, yang
ketiga-tiganya itu haruslah dilaksanakan selaras yang satu dengan lainnya, agar
keseimbangan pribadi tidak terlalu terganggu. Proses-proses ini adalah:
1. Me-lepas-kan keterikatan kepada semua keadaan yang dapat berubah.
2. Mengambil sikap yang positif, sikap cinta-kasih dan tanggung jawab yang tidak
membeda-bedakan dan apribadi.
3. Meng-arah-kan diri kepada yang Apribadi di dalam dirinya, tanpa
mempergunakan bayangan-bayangan, harapan-harapan dan keinginan pribadi
apa pun.

__________
[11]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab
Gumelaring Dumadi. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 64.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

33

Makrokosmos
Masyarakat

(Alam Semesta)

================l Pancaindra l============================


Mikrokosmos
Manusia
Fisik
-------------------------------------------------Pancasila: rela, sabar, narima,
Mental
IIINafsu-nafsu
jujur, dan budi luhur
IIPerasaan
Extraversi
IAngan-angan

Aku
Introversi

Trisila:
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l

sadar, percaya, dan taat

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - (Alam Sejati)
Spiritual
IVTripurusa:
3 Roh Suci
Pusat Imateri
2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas
TheGate

======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 1.5.2: Totalitas yang Mengandung Kepribadian (Trisila)


Derajat (status) Roh Suci adalah keniscayaan yang secara potensial dapat dicapai setiap
orang di dalam dirinya sendiri.
Transendensi ketiga sentra vitalitas ke arah satu titik introversi, yang terletak di luar sang
Aku harus ditujukan ke pusat/sentra vitalitas ke 4 (Tripurusa). Berarti berupaya membangun hubungan dengan Yang Takterbatas dan Yang Takternamakan. Hubungan ini dapat
menentukan sifat seluruh kepribadian, sebagai suatu totalitas kepribadian itu sendiri.
Sifat hubungan ini dapat dijabarkan sebagai ke-sadar-an, ke-percaya-an, dan ke-taat-an
(Trisila). Kesadaran itu adalah sifat yang selalu menghidupkan hati-nurani di dalam
dirinya. Kepercayaan adalah sifat setia kepada hati-nurani dalam keadaan yang
bagaimanapun juga dan ketaatan adalah melaksanakan dengan teliti sesuai dengan
kehendak hati-nurani tersebut.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

34

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Diperlukan keberanian, tekad dan kemauan yang besar untuk


melaksanakan ketiga hal tersebut di atas. Rekaman kehidupan lama yang telah
terbiasa, melekat dan mengikat hatinya, harus ditinggalkan olehnya untuk masuk
Jika kepemimpinan angan-angan (Aku) terhadap nafsu-nafsu sesuai dengan kehendak Tripurusa, maka asmara-sufi (laya) akan berdominasi.
Asmara sufi ini menyatakan diri sejajar dengan sifat-sifat Tripurusa,
akhirnya tidak perlu lagi kepemimpinan dan kedaulatan sang Aku.

ke dalam keberadaan yang sering tidak dimengerti oleh lingkungannya. Mencapai


derajat Roh Suci ini adalah kemampuan yang potensial dipunyai oleh setiap orang
di dalam dirinya.[12]
Hubungan dengan Dia yang Takterbatas dan Dia yang Takternamakan,
mengarahkan ketiga sentra vitalitas kepada satu titik, yang terletak di luar Aku.
Hubungan ini dapat menyatakan diri sebagai sifat yang mengenai seluruh
kepribadian. Sebagai suatu totalitas yang mengandung kepribadian itu di
dalamnya. Sifat ini dapat dideferensiasikan menjadi ke-sadar-an, ke-percaya-an
dan ke-taat-an (Trisila). Kesadaran itu adalah sifat yang selalu membangunkan
hati-nurani di dalam dirinya. Kepercayaan adalah sifat setia kepada hati-nurani
dalam keadaan yang bagaimanapun juga dan ketaatan adalah melaksanakan
dengan teliti hati-nurani tadi.
Harmoni mengandung sifat integrasi di dalam dirinya. Integrasi dibentuk
oleh tingkat penguasaan nafsu dan perasaan untuk taat kepada sang Aku. Jika
angan-angan dipergunakan untuk menguasai dan memimpin nafsu sesuai dengan
kehendak Tripurusa, maka lambat laun asmara-sufi (laya) akan berdominasi.
Asmara sufi ini menyatakan diri sejajar dengan sifat-sifat Tripurusa, sehingga
akhirnya tidak perlu lagi dipergunakan angan-angan untuk memerintah nafsu,
atau dengan kata lain, kedaulatan Aku sudah tidak diperlukan lagi. Perasaan pun
sekarang mengarahkan diri kepada Tripurusa.
__________
[12]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Hastasila.
Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 16.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

35

MAKROKOSMOS
Dunia Luar

Masyarakat

(Alam Semesta)

=================l Pancaindra l============================


MIKROKOSMOS

Manusia:

Fisik

-------------------------------------------------Empat- - -Sentra Vitalitas:


Mental
IIINafsu- -

- -asmara-sufi

IIPerasaan
IAngan-angan

Aku

(Hati Nurani)
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l
IV

TheGate

Harmoni & Integrasi


l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Tripurusa Roh Suci


Suksma Sejati
Suksma Kawekas

(Alam Sejati)
Pusat Imateri
Spiritual

=======================================================================
=

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 1.5.3: Harmoni dan Integrasi Pusat Vitalitas Derajat Roh Suci
Integrasi berkembang mengikuti tumbuhnya harmoni di dalam jiwa manusia, akhirnya
harmoni dan integrasi tumbuh menjadi satu di dalam derajat Roh Suci (Rohani, TheSelf).
Manusia merasakan kehadirannya di antara dunia besar dan hidup yang imateri dalam
kehidupan sehari-hari. Di satu pihak ia mempunyai gambaran dari dunia luar yang
mengelilinginya, dan di pihak lain ia juga tahu sedikit tentang Hidup imateri. Ia terikat
kepada kedua-duanya.
Harmoni mengandung sifat integrasi. Jika angan-angan dipergunakan untuk menguasai dan
memimpin nafsu sesuai dengn kehendak-Nya maka lambat laun asmara-sufi akan
berdominasi. Karena asmara-sufi menyatakan diri sejajar dengan sifat-sifat Tripurusa,
maka kedaulatan sang Aku sudah tidak diperlukan lagi.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

36

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Dalam tingkat ini sang Aku dapat selalu mengarahkan diri kepada Tripurusa,
tanpa takut diganggu oleh nafsu dan perasaan. Dengan tumbuhnya harmoni di
dalam jiwa manusia, tumbuh pula integrasinya, sehingga harmoni dan integrasi
Fiksasi pertama, yang terletak di tingkat angan-angan, mengatur
kedaulatan dan hidupnya dikuasai oleh pandangan yang hanya melihat
hubungan-hubungan kekuasaan di masyarakat.

menjadi satu di dalam derajat Roh Suci. Di dalam kehidupan sehari-hari manusia
merasa ditempatkan antara dunia besar dan hidup yang imateri.
Di satu pihak ia tahu sedikit tentang Hidup imateri, dan di pihak lain ia
mempunyai juga gambaran dari dunia luar yang mengelilinginya. Ia terikat
kepada kedua-duanya. Jika kita berpangkal kepada struktur manusia rohaniah di
dalam candra jiwa manusia Indonesia, maka ikatan itu tadi dapat menyatakan
dirinya dalam tiga aspek, yaitu:
Pertama, fiksasi (ikatan) itu dapat terletak di tingkat angan-angan. Ini
berarti bahwa orang selalu ingin melaksanakan kedaulatannya di dalam
pertemuannya dengan dunia luar. Ia mengatur hidupnya sedemikian rupa
sehingga selalu dapat menyadari kedaulatannya dalam bentuk apa pun dan
sebaliknya hidupnya dikuasai oleh pandangan yang hanya melihat hubunganhubungan kekuasaan di masyarakat.
Kedua, jika ikatan ini terletak di dalam nafsu, maka luamah yang melakukan peranan sebagai pengikat. Luamah adalah nafsu yang egoistik, serakah dan
mendorong sahwat. Ikatan menyatakan diri dalam hasrat yang tak mengenal
puas untuk mendapatkan dan memiliki dunia luar dan/atau untuk melampiaskan
nafsu sahwatnya. Ada kehausan yang tak terpuaskan untuk meraih harta benda
dan/atau untuk melepaskan tanpa kekang nafsu-nafsunya. Usaha ini tidak perlu
disertai pertimbangan-pertimbangan kedaulatan atau alasan-alasan yang terletak
di tingkat pangrasa, tetapi merupakan semata-mata pengejaran kekayaan dan
hasrat memiliki orang dari jenis kelamin yang berbeda, tanpa mengikatkan diri
pada seseorang.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

37

Malaikat celana merah membawa arwah gadis kecil di depan sang Hakim Agung.
Gambar 1.5.1: Persimpangan Jalan Kehidupan: Material atau Imaterial
Sampai di persimpangan jalan sorga atau neraka, malaikat celana merah yang membawa
arwah gadis kecil menunggu keputusan deportasi arwah dari Sang Hakim Agung.
Penyebab kematiannya adalah membenturkan kepala sewaktu pertunjukkan gala-seni,
setelah menyatakan keinginannya menjadi idola.
Manusia berada di antara dunia besar yang material dan hidup yang imateri. Ia
mempunyai gambaran dari dunia luar yang mengelilinginya, dan di sisi lain ia merasa tahu
sedikit tentang Hidup imateri. Kenyataannya ia terikat pada kedua dunia itu.
Keterikatan (fiksasi) pertama terletak di tingkat angan-angan yang mementingkan
kekuasaan di masyarakat. Bentuk keterikatan kedua jika ikatan ini terletak di dalam nafsu,
maka luamah sebagai pengikat yang egoistik, serakah dan mendorong sahwat. Keterikatan
ketiga terletak di perasaan yang memberi bayangan tentang keadaan aman, terlindung, tak
usah bertanggung jawab, pasif, dan berada dalam sorga kesenangan duniawi.

__________
http://yasashiisekai.files.wordpress.com/2009/02/ichigo-ova1e.jpg?w=300&h=166 cited August 23, 2011 .
38

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Ketiga, perasaan adalah sentra yang menciptakan iklim jiwa di dalam diri
manusia dan yang memancarkan ke luar. Fiksasi dengan dunia yang berubahubah melalui perasaan berarti berpegangan erat dan melekat erat kepada iklim
Fiksasi kedua, terletak di dalam nafsu, pengikatnya adalah luamah.
Nafsu tersebut egoistik, serakah, dan mendorong sahwat.

Kehausan

yang tak terpuaskan untuk mendapatkan dan memiliki harta-benda


serta melampiaskan libidonya.

tertentu atau corak-corak iklim tertentu. Karena berbagai alasan orang tidak mau
melepaskan iklim ini, umpamanya iklim yang pernah ia alami, memberi bayangan
tentang keadaan aman, keadaan terlindung, tak usah bertanggung jawab, dapat
bersikap pasif, dan berada dalam sorga kesenangan duniawi. Dengan pertumbuhan jiwanya, sampailah ia pada tingkatan di mana ia harus mengembangkan
tanggung jawab, di mana ia mengenal bahaya, di mana ia harus bekerja.
Situasi yang menciptakan iklim aman tenteram sudah berlalu, dan karena
itu ia menghidupkan-hidupkan ingatan untuk memegangi iklim itu tadi. Orang
semacam itu adalah kolot dalam arti tertentu, menjadi terbelakang dibanding
dengan zamannya, dan memandang keadaan yang sedang terjadi dengan kacamata tertentu. Petualangan yang menawarkan banyak kemungkinan untuk
berbagi emosi dihindarinya. Karena emosi-emosi itu pasti membawa ia ke dalam
iklim yang lain.
Iklim yang hendak ia pegang erat-erat dalam keadaan bagaimana pun dapat
menimbulkan ingatan kepada waktu ia berada di pangkuan ibu rohaninya. Tetapi
iklim ini tidak selalu harus berupa soal ikatan-ibu atau ikatan-bapak. Tiap situasi
di mana seseorang berada, dapat merupakan iklim baginya yang sedemikian rupa,
hingga selalu ingin kembali kepadanya. Serta memobilisasi angan-angan, nafsunafsu dan alat-alat pelaksanaannya untuk memenuhi keinginannya itu.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

39

Harmoni Yin-Yang pada Flora dan Fauna Alam

Pemandangan Alam terasa Indah dan Harmoni


Foto 1.5.1: Harmoni di Makro dan Mikro-kosmos
Di dalam seni dan ketinggian ilmu pengetahuan, terasakan suasana harmoni mendasari
semua semangat kerja keras. Tidak ada kebesaran yang sesungguhnya, baik dari seni
maupun ilmu pengetahuan tanpa merasakan harmoni di dalamnya. Albert Einstein.
Harmoni (keselarasan) baru dapat mulai timbul, jika manusia berusaha secara sadar
menuju untuk melepaskan diri, dari daya-ikat dunia lingkungannya dan mengabdikan
usahanya ini kepada suatu tujuan: bertunggal dengan Hidup yang berada di dalam dirinya
melalui kesadarannya yang terdalam, yaitu Rahsa Jati.
Walaupun manusia itu bagian dari makrokosmos namun pintu gerbang bagi manusia
menuju Hidup terletak di dalam dirinya sendiri (mikrokosmos). Bahwa manusia dapat
masuk ke dalam Hidup imateri dan dapat menyatukan dan meleburkan diri ke dalamnya,
itu berarti bahwa di dalam manusia itu ada juga sesuatu, yang sama dengan Hidup itu.
Sesuatu ini adalah Roh Suci, jati diri manusia yang sesungguhnya.
__________

http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSCguh4MabdyOOmciXpo1HZXqBnB1jhQYUgYxZiMucPmYyg7TR1TA cited August


22, 2011.
http://earthlorenews.files.wordpress.com/2011/01/harmony.jpg cited August 22, 2011.

40

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Harmoni (keselarasan) baru dapat mulai timbul, jika manusia berusaha


secara sadar menuju untuk melepaskan diri, makin lama makin lepas, dari dayaikat dunia lingkungannya dan mengabdikan usahanya ini kepada suatu tujuan:
Fiksasi ketiga, terletak pada perasaan berarti berpegangan erat dan
melekat pada iklim tertentu. Iklim yang pernah di alami, memberi
bayangan rasa aman, tak usah bertanggung jawab, pasif, bagaikan di
sorga kesenangan duniawi (suasana bayi dalam kandungan).

bertunggal dengan Hidup yang berada di dalam dirinya dan di dalam tiap makhluk
hidup, melalui kesadarannya yang terdalam, yaitu Rahsa Jati. Walaupun manusia
itu sebagian dari makrokosmos dan berada di dalam makro-kosmos itu, namun
pintu gerbang (the gate) bagi manusia menuju Hidup terletak di dalam dirinya
sendiri. [13]
Bahwa manusia dapat masuk ke dalam Hidup imateri dan dapat menyatukan dan meleburkan diri ke dalamnya, itu berarti bahwa di dalam manusia itu
ada juga sesuatu, yang sama dengan Hidup itu. Sesuatu ini adalah Roh Suci.
Kalau manusia ingin bertunggal dengan Hidup imateri di luar dirinya, maka ini
berarti bahwa kesadarannya harus keluar dari dirinya melalui pancaindranya.
Pancaindra adalah alat-alat yang material, jadi bersifat terbatas. Karena
itu, dapat disimpulkan bahwa bertunggalnya manusia dengan Hidup tidak akan
mungkin dilaksanakan melalui jalan keluar dari dirinya, tetapi manusia harus
lebih dahulu mengusahakan di dalam hidupnya pembebasan sepenuhnya
terhadap hubungan-hubungan intrapsikisnya sendiri.
Pintu gerbang ke Hidup,
baik Hidup yang berada di dalam maupun di luar diri manusia, berada di dalam
esensi manusia yang terdalam. [14]

__________
[13]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab
Gumelaring Dumadi. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 64.
[14]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab
Gumelaring Dumadi. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 64. Bandingkan dengan C.G. Jung. Wirklichheit der
Seele. Rascher & Cie Verlag, Zurich. 1939. h.64.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

41

Gambar artistik ini mempersepsikan bahwa intuisi bagaikan turun dari langit

Gambar 1.6.1: Intuisi adalah Pertemuan TheSelf dengan TheForce


Bukalah pintu rumah kebijaksanaan Anda. Penjelajahan kreatif istimewa akan menandai
perjalanan menuju kebahagian.-- Napoleon Hill, pada The Six Sense.
Ketika diri manusia hanya berorientasi ke dunia luar saja, maka candra manusia hanya
terdiri atas bahan-bahan pengalaman dengan dunia luar itu. Kesediaan Roh Suci ( TheSelf)
menyerahkan diri sepenuh-penuhnya kepada Suksma Sejati (TheForce), adalah hal yang
sebaliknya, memungkinkan Roh Suci menerima intuisi, ilham atau wahyu dari Suksma
Sejati. Intuisi atau wahyu itu tidak bersyarat, artinya ilham atau wahyu itu tidak dapat
dengan sengaja ditimbulkan, dengan cara apa pun juga. (Candra Jiwa Indonesia).

__________
http://intuition.phpnet.us/images/intuition.gif cited August 22, 2011.
http://1.bp.blogspot.com/-7OvLxP45Lik/TdgjBKb-omI/AAAAAAAAARU/VjLVesqK1ho/s400/Developing-Intuition.jpg
cited August 22, 2011.
42

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Jika manusia hanya mengorientasikan diri ke dunia luar saja, dan tidak
tahu-menahu tentang hidup imateri, maka makrokosmos memang tak terbatas
dibanding dengan dirinya sendiri. Maka candra manusia hanya terdiri atas bahanKarena kesediaan Roh Suci menyerahkan diri sepenuh-penuhnya kepada
Suksma Sejati, timbullah keadaan di mana Roh Suci menerima intuisi,
ilham atau wahyu dari Suksma Sejati. Intuisi atau wahyu itu tidak
bersyarat, artinya ilham atau wahyu itu tidak dapat dengan sengaja
ditimbulkan, dengan cara apa pun juga.

bahan pengalaman dengan dunia luar itu. Dalam hal yang sebaliknya, karena
kesediaan Roh Suci (TheSelf), menyerahkan diri sepenuh-penuhnya kepada
Suksma Sejati (TheForce), timbullah keadaan di mana Roh Suci menerima intuisi,
ilham atau wahyu dari Suksma Sejati. Intuisi atau wahyu itu tidak bersyarat,
artinya ilham atau wahyu itu tidak dapat dengan sengaja ditimbulkan, dengan
cara apa pun juga.

1.6 PERJUMPAAN
Bagi Soemantri di dalam Candra Jiwa Indonesia tidak ada perbedaan
esensial antara ilham, intuisi, dan wahyu.
Ilham atau wahyu tidak dapat
dilukiskan. Orang dapat melukiskan gejala-gejala pengiringnya, yang merupakan
gambaran-gambaran keadaan manusia, di mana ilham atau wahyu menyatakan
diri. Akan tetapi karena tiap orang itu dapat menerima ilham atau wahyu, gejalagejala pengiring ini dapat berlainan sekali, tergantung dari keadaan jiwa orang
yang bersangkutan.
Bila seseorang menerima intuisi atau wahyu, maka pada waktu itu ia
berada sangat dekat dengan Suksma Sejati, seperti umpamanya piamater
(selaput tipis) yang melekat pada jaringan otak. Jika ilham atau wahyu itu sudah
selesai, orang jatuh kembali kepada keadaan sadar sehari-harinya, dan ia tinggal
menerima gemanya saja dari iklim yang ia masuki untuk sesaat itu tadi.
Bagaimana ia mengalami intuisi atau wahyu itu, tergantung dari besar-

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

43

Iintuisi adalah anugerah yang tersembunyi yang sering terlupakan.

Gambar 1.6.2: Intuisi, Ilham, atau Wahyu


Kecerdasan sebagai pembantu yang terpercaya, sementara itu intuisi adalah anugerah yang
tersembunyi. Walaupun masyarakat yang telah terlanjur terbentuk itu sangat menghargai
pembantu dan cenderung melupakan anugerah. (Albert Einstein).
Wahyu, intuisi, atau ilham datang kadang-kadang sebagai bayangan, sebagai ucapan,
sebagai pengertian tertentu, dan/atau sebagai pencerahan. Bayangan itu tidak ditangkap di
dalam pancaindra, tetapi manusia mengalaminya di dalam dirinya yang sedalam-dalamnya.
Seakan-akan manusia menerjemahkan perjumpaannya menjadi bayangan, ucapan, atau
mengerti sesuatu. (Candra Jiwa Indonesia)

__________
http://3.bp.blogspot.com/-43J5cjoMhcc/TfbQ-hckJ4I/AAAAAAAAA0c/tVM4VHuil4Y/s1600/intellect-vs-intuition.jpg
cited August 22, 2011.
44

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

kecilnya perbedaan antara iklim jiwanya sehari-hari dengan iklim dekat dengan
Suksma Sejati. Jika perbedaan itu besar, sudah tentu ilham atau wahyu itu akan
menyebabkan pergolakan hebat dalam pikiran dan perasaannya. Jika perbedaan
Intuisi, ilham, atau wahyu datang kadang-kadang sebagai bayangan tetapi bayangan itu tidak ditangkap di dalam pancaindra, manusia mengalaminya di dalam dirinya yang sedalam-dalamnya. Seakan-akan manusia menerjemahkan perjumpaan-nya menjadi bayangan atau ucapan
atau mengerti sesuatu.

itu tidak besar, maka gejala-gejala pengiringnya akan jauh lebih tenang. Intuisi
atau wahyu itu adalah ber-jumpa-nya manusia dengan Suksma Sejati, berjumpanya kesadaran individual/terbatas dengan kesadaran kolektif.
Karena ilham atau wahyu itu datang dalam suasana diam (heneng, hening),
di dalam angan-angan, nafsu, dan perasaan, manusia mengalaminya di dalam
dirinya yang terdalam. Intuisi atau wahyu kadang-kadang datang selama tidur,
seakan-akan Hidup memilih saat yang menguntungkan bagi orang yang
bersangkutan. Jika orang menginginkan atau mengharapkannya, maka wahyu
tidak akan datang sama sekali, karena di dalam keinginan dan di dalam
pengharapan itu bekerja pula angan-angannya.
Wahyu atau ilham datang kadang-kadang sebagai bayangan atau sebagai
ucapan atau sebagai pengertian tertentu dan sebagai pencerahan. Bayangan itu
tidak ditangkap di dalam pancaindra, tetapi manusia mengalaminya di dalam
dirinya yang sedalam-dalamnya.
Seakan-akan manusia menerjemahkan
perjumpaannya menjadi bayangan, ucapan, atau mengerti sesuatu.
Dengan merangkum ilham, intuisi, atau wahyu dapat dikenal dengan ciriciri sebagai berikut.
1. Ia timbul sebagai sesuatu yang asli dari esensi kita yang terdalam.
2. Ia tidak tergantung dari waktu dan tempat.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

45

Dr. dr. Soemantri Hardjoprakoso, Neurolog-Psikiater

Foto 1.6.1: Intuisi, Ilham, atau Wahyu yang Tidak Benar dari Sentra Vitalitas
Kita sering melihat persoalan-persoalan yang pelik dapat selesai pada situasi tertentu, kita
sering menyebutnya sebagai intuisi, ternyata intuisi, ilham, atau wahyu tersebut tidak
seperti yang dimaksudkan oleh Candra Jiwa Indonesia. Diperkirakan solusi persoalan yang
pelik tersebut akibat bekerjanya tenaga-tenaga saudara kita sendiri (sentra-sentra
vitalitas) yang telah dikatakan sebelumnya mempunyai kemampuan-kemampuan gaib.
Tetapi kita perlu juga berhati-hati menanggapi suara-suara di dalam hati, karena sering
juga saudara-saudara kita tersebut menyatakan hal-hal yang tidak benar, apabila mereka
tidak digabungkan dan diselaraskan dengan baik dan benar.
__________
Dokumentasi Perpustakaan Paguyuban Ngesti Tunggal

46

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

3. Ia tidak dapat ditimbulkan sekehendak hati.


4. Ia timbul sebagai bayangan, ucapan atau mengerti sesuatu.
5. Ia bukan penghayatan pancaindra.
Intuisi, ilham atau wahyu itu adalah ber-jumpa-nya manusia (TheSelf)
dengan Suksma Sejati (TheForce), pertemuan sadar individu dengan
sadar-kolektif-dinamis. Gema, gejala pengiringnya tergantung besarkecilnya perbedaan antara iklim jiwanya sehari-hari dengan
iklim dekat dengan sadar-kolektif tersebut.

6. Orang yang menerima mengalami rasa damai yang besar dan rasa bahagia
yang masih bergema sementara waktu.
7. Ada rasa kepastian dan kebenaran.
8. Tidak ada sensasi jasmaniah tentang kekuasaan atau lainnya kecuali yang
disebut dalam 6 dan 7.
9. Tidak ada kekuatan lainnya yang datang dari luar.
10. Pada saat datangnya wahyu atau ilham, berhentilah angan-angan, emosi dan
nafsu.
Yang kita sebut dalam hidup sehari-hari sebagai ilham (intuisi) dan yang
sering menunjukkan kepada kita penyelesaian dalam situasi-situasi tertentu,
bukanlah ilham (intuisi) yang disebutkan di atas. Perkiraannya adalah bekerjanya
tenaga-tenaga saudara kita sendiri yang seperti telah dikatakan sebelumnya
mempunyai kemampuan-kemampuan gaib. Tetapi sering juga menyatakan hal-hal
yang tidak benar, yaitu jika tidak digabungkan dan diselaraskan dengan baik. [15]
Tenaga-tenaga saudara tujuh dapat digabungkan oleh manusia menurut
kehendak hatinya, artinya Aku manusia berkemampuan untuk menggabungkan
tenaga-tenaga saudara tujuh dengan dirinya menjadi satu tenaga yang terintegra-

__________
[15]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo:
Gumelaring Dumadi. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 65.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

Sasangka Jati. Bab

47

Telepati adalah komunikasi jarak jauh antar individu dan konsep dasar teorinya (kanan)

Gambar 1.6.3: Prototipe Helm Telepati


Helm elektronik yang dikembangkan oleh tim ahli dari tiga universitas di USA. Pada tahun
2008 mereka mendapat kontrak penelitian sebesar 4 juta USD dari angkatan darat.
Penampilannya bagaikan fiksi ilmiah yang memungkinkan. Tugas tim ahli adalah mengembangkan helm yang dapat membaca dan menyampaikan data langsung pada pikiran
para tentara dan berkomunikasi diantara mereka tanpa interaksi vokal. Fungsinya helm
tersebut seperti radio tanpa mikrophon.
Bayu sejati dapat menampilkan berbagai kemampuan istimewa seseorang diantaranya:
telepati, hipnotis, dan meramalkan masa datang (clairvoyance).
__________
http://www.atlantisqueen.com/storage/telepathy%201.jpg?__SQUARESPACE_CACHEVERSION=1304256164944
cited August, 22, 2011.
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQZUaJfE2CFkgRLZ_rm5RHXAeMHW0fYLSwKGsADWmBkDH3niPzSA
cited August, 22, 2011.
http://cdn.gajitz.com/wp-content/uploads/2009/10/army-telepathy-helmet.jpg cited August, 22, 2011.

48

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

si sepenuhnya. Integrasi ini menimbulkan daya/kekuatan gaib. Tenaga akhir ini


dapat disuruh melakukan sesuatu menurut kehendak sang Aku dan dapat pula
diperintah menurut kehendaknya untuk menghentikannya.
Bayu Sejati dapat digunakan untuk pamer atau dengan alasan-alasan
yang egosentrik lainnya. Bayu Sejati dapat melakukan sesuatu yang lain,
untuk memberi peringatan yang bersifat mendidik. Ia adalah juga saudara kita, bukan hewan pengangkut yang dapat diperlakukan semaunya. Saya adalah daya dan selubung Roh Suci kata Bayu Sejati.

Telah dikatakan bahwa kekuatan gaib dari angan-angan adalah


pangaribawa, prabawa, dan kemayan. Kemayanlah yang mempunyai kekuatan
khusus. Bayu Sejati adalah keadaan (jiwa) yang mampu mempergunakan tanpa
rintangan kekuatan itu. Bayu Sejati itu masih material dan terikat sepenuhnya
serta wajib taat mutlak kepada kehendak Tripurusa. Dalam Bayu Sejati tenagatenaga nafsu diam sepenuhnya; angan-angan melepaskan diri dari nafsu dan
perasaan sehingga pengembangan kekuasaannya tidak terganggu.
Jika manusia hendak menggunakan Bayu Sejati, umpamanya untuk pamer
atau dengan alasan-alasan yang egosentrik lainnya, maka Bayu Sejati tidak mau
berbuat atau ia melakukan sesuatu yang lain, yang mengandung maksud untuk
memberi peringatan yang bersifat mendidik. Ia adalah juga saudara kita, bukannya hewan pengangkut yang dapat diperlakukan sekehendak hati. Menurut
kata-kata Bayu Sejati sendiri: Saya adalah daya dan selubung Roh Suci [16]
Dalam keadaan Bayu Sejati, sentra-sentra vitalitas masing-masing tidak
mempunyai otonomi lagi terhadap yang lain. Tidak ada lagi pikiran-pikiran yang
mengganggu, tidak ada keinginan dan kemauan yang sekonyong-konyong timbul
sehingga mengganggu. Dalam keadaan demikian ini kekuasaan unsur material
manusia mencapai kesempurnaannya.

__________
[16]. R. Soenarto Mertowardojo. Sabda Khusus tentang Bayu Sejati. 1949.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

49

MAKROKOSMOS
Masyarakat

(Alam Semesta)

================l Pancaindra l============================


MIKROKOSMOS

Manusia

Fisik

-------------------------------------------------4-Sentra Vitalitas:
Saudara Tujuh
Psike
IIINafsu: - -

(IIPerasaan)
IAngan-angan

- - 4Mutmainah, 5Luamah
6Sufiah, 7Amarah

Aku

1Cipta, 2Nalar, 3Pangerti

BAYU SEJATI
(Hati Nurani)
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l TheGate l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - (Alam Sejati)
Spiritual
IVTripurusa:
3 Roh Suci
Pusat Imateri
2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas
=======================================================================
==
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 1.6.1: Pada Kesadaran Roh Suci, Akunya adalah Bayu Sejati
Tenaga-tenaga saudara tujuh dapat digabungkan oleh manusia menurut kehendak hatinya,
menjadi satu tenaga yang terintegrasi sepenuhnya. Tenaga akhir ini dapat disuruh
melakukan sesuatu menurut kehendak sang Aku dan dapat pula diperintah untuk
menghentikannya.
Bayu Sejati itu material halus yang wajib taat mutlak kepada kehendak. Dalam Bayu Sejati
tenaga-tenaga nafsu diam sepenuhnya; angan-angan melepaskan diri dari nafsu dan
perasaan sehingga pengembangan kekuasaannya tidak terganggu.
Dalam keadaan Bayu Sejati, sentra-sentra vitalitas (nafsu dan perasaan) masing-masing
tidak mempunyai otonomi lagi terhadap yang lain. Tidak ada lagi pikiran-pikiran yang
mengganggu, tidak ada keinginan dan kemauan yang sekonyong konyong timbul sehingga
mengganggu. Bagi orang yang titik berat kesadarannya pada Roh Suci, akunya sehari-hari
adalah Bayu Sejati itu sendiri. Ia tidak usah membangunkannya untuk mempergunakannya.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

50

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Tiap pikiran, tiap emosi, atau tiap keinginan dan kemauan akan memecah
kemutlakannya. Keadaan jiwa semacam ini dicapai manusia sebelum titik berat
kesadarannya pindah menetap di dalam kesadaran Roh Suci. Bagi orang yang
Bagi orang yang telah mencapai derajat Roh Suci, Akunya sehari-hari
adalah Bayu Sejati itu sendiri. Ia tidak perlu lagi membangunkan untuk
mempergunakannya. Menurut pengakuan Bayu Sejati, ia adalah daya
dan selubung Roh Suci. Candra Jiwa Indonesia.

demikian ini, Akunya sehari-hari adalah Bayu Sejati itu sendiri. Ia tidak usah membangunkannya untuk mempergunakannya. Padanya juga sudah tidak ada lagi ketakutan, kesangsian, keraguan, harapan atau rangsangan kemauan, yang dapat
merintangi penyerahan dirinya tak bersyarat kepada Tripurusa.
Tiap manusia yang selalu mengarahkan diri kepada Tripurusa, menambahkan satu faktor lagi kepada candra manusianya, yaitu faktor dituntun Suksma
Sejati ke dalam ilham atau wahyu. Faktor ini tak tergantung dari suatu
pengalaman dan berada di atas segala pengalaman. [17] Karena wahyu itu kadangkadang dihayati sebagai ucapan atau sebagai mengerti sesuatu, maka Suksma
Sejati disebut juga sebagai Sang Sabda atau Sang Pepadang.
Penyerahan diri selanjutnya kepada Tripurusa berarti menunggu matinya
sang Aku. Baru jika sang Aku-angan-angan (aku jasmani/halus; yang rusak) mati,
maka terlahirlah Aku yang lebih tinggi dan lebih berdaulat (aku rohani/imateri;
yang kekal), yaitu Aku-Roh Suci. Perlu diasadari bahwa Aku-angan-angan
kepemimpinannya hanya bersifat sementara.
Dengan melepaskan Aku-angan-angan, timbullah kedaulatan yang tak
dapat diganggu-gugat. Kedaulatan terbatas dari Aku-angan-angan, yang terkena
perlakuan timbal-balik dari dunia luar, sekarang diganti dengan kekuasaan yang
tak dapat diganggu gugat, yang Maha Kuasa. Pengaruh unsur material terhadap

__________
[17]. Surat dari Tr. Soemodihardjo kepada Soemantri Hardjoprakoso. 1952
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

51

TheSource
Dimensi-4
(Spiritual)

TheForce

AKU-Mental

Dimensi-4
(Spiritual)

IRahsa JatiI

TheSelf

AKU-Spiritual

Dimensi-4
(Spiritual)

Suksma
Kawekas

Suksma
Sejati

Roh
Suci

Tripurusa
(Pusat Imateri)

Sentra Vitalitas
(Angan-angan, Nafsu, Perasaan)

Dimensi-4

MENTAL
FISIK

I I

Dimensi-3

Dimensi-2

I I

Pancaindra
Pancaindra
Aku/Mental (TheEGO, Angan-angan) dan Aku/Spiritual (TheSelf, Roh Suci). Pancaindra menghubungkan
Mikrokosmos dengan Makrokosmos (Dimensi/Dunia-1, alam semesta, dunia luar) yang berada di luar kotak ini

Diagram Transenden 1.6.1: Paugeran Roh Suci di dalam Tripurusa


Kesadaran Roh Suci di dalam Tripurusa ini mengandung suatu janji untuk mengarahkan
diri hanya kepada Suksma Sejati dan Suksma Kawekas saja. Janji, paugeran, kredo, atau
syahadat ini dapat dirumuskan dengan kata-kata yang menunjukkan posisi Roh Suci
terhadap Dwitunggal, DwiAspek (TheForce dan TheSource) di dalam kesadaran tersebut.
Ke mana arah kembalinya Roh Suci kelak kemudian hari serta siapa yang menjadi penuntun dan gurunya yang sejati disebutkan dalam paugeran tersebut. Begitu istimewanya
paugeran ini sehingga ditransendenkan di lubuk hati yang terdalam para pejalan spiritual,
bagaikan senjata andalan yang selalu dibawa, dan selalu disadarkan kembali ketika
mendapat kesulitan, kesedihan, dan kegembiraan.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

52

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Roh Suci sudah ditiadakan, karena kesadaran Roh Suci dapat memerintah materi.
Tidak ada saling pengaruh-memengaruhi lagi, seperti waktu sang Aku-anganangan masih berkuasa. Kesadaran Roh Suci adalah kesadaran dari sinar Sang
Roh Suci adalah kesadaran terbatas di dalam badan/jasmani, berasal
dari sinar Sang Pepadang, walaupun sudah apribadi tetapi masih
terbatas. Ia merupakan sadar-dikandung-Hidup, di dalam Suksma Sejati
sebagai Penuntun Sejati dan utusan abadi Suksma Kawekas.

Pepadang, ia masih terbatas di dalam badan/jasmani, walaupun ia sudah apribadi.


Ia merupakan sadar-dikandung-Hidup, dikandung di dalam Suksma Sejati sebagai
Penuntun Sejati dan Suksma Kawekas sebagai Sumber dari segala Hidup. [18]
Kesadaran Roh Suci di dalam Tripurusa ini mengandung suatu janji untuk
mengarahkan diri hanya kepada Suksma Sejati dan Suksma Kawekas saja. Janji ini
dapat dirumuskan dengan kata-kata sebagai berikut:
Suksma Kawekas adalah tetap menjadi sembahan hamba yang sejati,
adapun Suksma Sejati adalah tetap menjadi Utusan Tuhan Sejati, serta
menjadi Penuntun dan Guru hamba yang sejati.
Hanya Suksma Kawekas pribadi yang menguasai semesta alam
seisinya, hanya Suksma Sejati pribadi yang menuntun para hamba
semua.
Semua kekuasaan ialah kekuasaan Suksma Kawekas, ada pada
Suksma Sejati, adapun hamba ada di dalam kekuasaan Suksma
Sejati. [19]
Ini adalah janji-hidup Roh Suci, ialah paugeran, kredo, atau syahadatnya.
Tahap selanjutnya ialah leburnya Roh Suci ke dalam Suksma Sejati. Sinar dipang-

___________
[18]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Dalan
Rahayu. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 152.
[19]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Dalan
Rahayu. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 153.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

53

MAKROKOSMOS
Masyarakat

Alam Semesta

================l Pancaindra l===========================


MIKROKOSMOS

Jasmani Kasar (Fisik-Kimiawi)

Fisik

------------------------------------------------Jasmani Halus (jiwa, batin)

Mental

- - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - TriPurusa:

2Suksma

Sejati,
1Suksma Kawekas

Spiritual

(Pusat Imateri)

Alam Sejati

======================================================================
==
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 1.6.2: Leburnya Roh Suci ke dalam Suksma Sejati


Tahap selanjutnya ialah leburnya Roh Suci ke dalam Suksma Sejati. Sinar dipanggil kembali oleh Yang Punya (TheSource) melalui Dia (TheForce), yang memegangnya. Roh Suci
telah lebur ke dalam Suksma Sejati.
Kesadaran dan kedaulatan itu meliputi dirinya sendiri dan segala yang lain, semuanya, dan
menyeluruh. Kesadaran dan kedaulatan yang tak terbatas ini, bersifat mutlak, berada di
dalam segala-galanya, meliputi segala-galanya, seluruh dunia, seluruh unversum, dan
meliputi alam semesta.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

54

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

gil kembali oleh Dia yang Memiliki, melalui Dia, yang Memegangnya.[20] Roh Suci
telah lebur ke dalam Suksma Sejati. [21] Selesaiah rangkaian evolusi mental/kejiwaan manusia.
Kesadaran Roh Suci di dalam Tripurusa ini berjanji untuk mengarahkan diri hanya kepada Suksma Sejati dan Suksma Kawekas saja. Ini
adalah janji-hidup Roh Suci, yaitu paugeran, kredo, atau syahadat-nya.
Tahap selanjutnya ialah leburnya Roh Suci ke dalam Suksma Sejati.
Sinar dipanggil kembali melalui Dia yang menghidupinya.

Kesadaran tak lagi terbatas kepada dirinya sendiri. Kesadaran itu meliputi
dirinya sendiri dan segala yang lain, semuanya dan bersama-sama. Ternyata
kedaulatannya bahkan tidak menghilang. Keterbatasan kedaulatan di dalam
badannya justru telah menghilang. Timbullah sekarang kedaulatan yang tak
terbatas. Kesadaran yang tak terbatas ini, berdaulat mutlak, berada di dalam
segala-galanya, meliputi segala-galanya, seluruh dunia, seluruh alam semesta,
serta seluruh universum.

__________
[20]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Dalan
Rahayu. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 168.
[21]. Idem. h. 169.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

55

Spiritual

MAKROKOSMOS (Dunia Luar)

Dimensi-4

Dimensi-1

Mental
Dimensi-3

MIKROKOSMOS

Fisik

(Dunia Dalam)

Dimensi-2

Sadar Pribadi
(Aku)
II

Tripurusa

ALAM SEMESTA
(2-Kosmos dgn 4-Dimensinya)
Tripurusa (TriFoil): Suksma Kawekas (TheSource), Suksma Sejati (TheForce), Roh Suci (TheSelf)

Diagram Transenden 2.1.1: Jati Diri Manusia


Alam sejatinya manusia dengan Tripurusa sebagai pusat hidup imateri adalah jati dirinya
manusia di dalam mikrokosmos bagian dari makrokosmos (universum). Sang Aku setiap
saat berkomunikasi dengan dunia luar melalui pancaindra, relasinya dengan makrokosmos,
aspek komunikasinya dengan makhluk alam semesta.
Dalam evolusinya mengharuskan ia selalu melakukan introspeksi mengenai hakikat dirinya
sendiri, dan posisi hubungannya dengan yang transenden di lubuk hatinya yang terdalam.
Pusat imateri dengan segala potensinya itu adalah hakikat (rohani, spiritual, jati diri)
manusia dan prinsip materi (jasmani halus dan kasar) sebagai selubungnya.

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

56

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

BAB II
MANUSIA
2.1

PENDAHULUAN

Posisi manusia sebagai mikrokosmos di dalam universum mengharuskan ia


selalu melakukan introspeksi mengenai hakikat dirinya sendiri, relasinya dengan
Sang akunya manusia tidak mampu mengamati pusat imateri kecuali
refleksinya dikembalikan kepada Sang Akunya yang imateri (Roh Suci)
dengan syarat-syarat introversi tertentu atau mengikuti jalan religi.

makrokosmos, aspek dengan makhluk alam semesta, dan hubungannya dengan


yang transenden di lubuk hatinya yang terdalam, pusat/prinsip (hidup) imateri.
Pusat imateri dengan segala potensinya itu adalah hakikat manusia dan prinsip
materi (halus dan kasar) sebagai selubungnya. Prinsip materi (jasmani) halus,
selubung halus adalah jiwanya dan prinsip materi kasar, selubung kasar adalah
fisiknya.
Pancaindra adalah alat untuk melakukan eksplorasi, memanfaatkan bahkan
dapat merusak apa yang diamati. Di dalam diri manusia terdapat Rahsa Jati
(TheGate) suatu ambang kehidupan yang bersifat kontinyu antara jiwanya yang
bersifat material halus terhubung dengan pusat imateri, hakikat jati dirinya.
Ketika sadar pribadi sang aku meningkat menjadi sadar kolektif terbatas Roh Suci,
maka manusia telah melakukan evolusi peningkatan kualitas kesadaran manusia.
Esensi manusia juga diletakkan pada hubungan Roh Suci di dalam Tripurusa di
Pusat Imateri ini. Ia menunggu panggilan terakhir untuk menyelesaikan puncak
evolusinya seraya melaksanakan sadar, percaya, dan taat kepada-NYA setiap saat
seraya saling memberikan apa yang dimilikinya kepada masyarakat dengan sifatsifat utama rela, sabar, menerima, jujur dan budi luhur.
Manusia jelas bukan Tuhan dan bukan Utusan Tuhan (Nabi), tetapi Pusat
Imateri di dalam dirinya adalah hakikat jati diri manusia; Tripurusa (TriAspek, TrePenulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

57

MAKROKOSMOS

Alam semesta seisinya

=========l Pancaindra l==================================


[penglihatan,

pendengaran, pembau, perasa(an), pengucap (bahasa)]

MIKROKOSMOS

Manusia seutuhnya

Bumi 7 lapis
(Material Kasar-Fisik-Kimiawi) Fisik
- 1. Otak (Cipta-Pangaribawa, Nalar-Prabawa), 2. Jantung
(Pangerti-Kamayan, angan2 arti sempit), 3. Hati (Perasaan),
4. Paru (Mutmainah-putih), 5. Darah (Amarah-merah),
6. Sumsum (Sufiah-kuning), 7. Otot (Luamah-violet)

-------------------------------------------------Langit 7 lapis
(Material Halus-Jiwa; Batin) Mental
Angan-angan
1. Cipta-Pangaribawa, 2. Nalar-Pangaribawa (Otak),
3. Pangerti-Kamayan, angan2 arti sempit (Jantung),
Perasaan
- Perasaan (Hati),
Nafsu-nafsu
4. Mutmainah-putih (Paru), 5. Amarah-merah (Darah),
6. Sufiah-kuning (Sumsum), 7. Luamah-violet (Otot)

- - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Tripurusa: Suksma Kawekas, Suksma Sejati, Roh Suci


Alam Sejati
(Pusat Imateri; Rohani) Spiritual
=========================================================================
Bagan Transenden 2.2.1: Bumi dan Langit Lapis Tujuh
Bumi (raga, soma, body) 7 lapis dan langit (jiwa, psike, mind) 7 lapis, saling meliputi. Struktur anatomik
organ tubuh (Otak, jantung, hati, paru, darah, sumsum, otot ), dan fungsi psike [Cipta, nalar, pangerti;
(Perasaan) ; Mutmainah, sufiah, amarah, luamah] menjadi wacana Candra Jiwa Indonesia. Perasaan
dianggap sebagai suasana, ekstase yang terjadi di langit akibat berinteraksinya 3 angan-angan dengan
4 nafsu-nafsu.
TheGate, Rahsa Jati, suatu kontinyuitas (ambang) kesadaran hidup yang menghubungkan 7 langit-danbumi mikrokosmos dengan Pusat Imateri, Alam Sejati, Spirit sebagai intinya mikrokosmos. Pancaindra

adalah alat komunikasi mikro-dengan-makrokosmos.


________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

58

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Foil) dengan Suksma Kawekas (TheSource) sebagai sumber dan tujuan hidup,
Suksma Sejati (TheForce) adalah utusan Tuhan yang abadi yang menghidupi Roh
Kita memerlukan suatu ruangan visual untuk mengikuti dan memahami dengan mudah tujuan yang hendak dicapai oleh candra manusia.
Dengan begitu, manusia sebagai makhluk batiniah maupun rohaniah
dapat divisualisasikan di dalam Candra Jiwa Indonesia.

Suci (TheSelf), memimpin dan kelak menuntun Roh Suci kembali kepada sumber
dan tujuan hidupnya. Perjumpaan sadar terbatas (pribadi) dengan sadar kolektif
disebut intusi, kesadaran manusia semakin meningkat, akhirnya peristiwa
leburnya sadar pribadi/terbatas ke dalam sadar kolektif disebut Pamudaran
sekaligus merupakan tujuan akhir dari evolusinya manusia.

2.2

STRUKTUR JIWA

Jika kita membuat skema seperti yang digambar pada Lampiran-1: Skema-1,
tentang relasi manusia dengan dunia luar dan tentang relasi-relasi intrapsikis
manusia, maka diperoleh gambaran yang menyeluruh tentang candra manusia itu
sebagai pegangan visual untuk memahami anatomi dan fisiologi jiwa manusia,
baik sebagai makhluk batiniah (mental, jiwa) maupun rohaniah (spiritual).
Selain itu, skema tersebut juga merupakan suatu ruangan visual untuk
mengikuti dan memahami dengan mudah tujuan-tujuan yang hendak dicapai oleh
candra manusia Indonesia. Manusia sebagai makhluk batiniah dan rohaniah
disebut juga candra jiwa untuk membedakannya dari istilah candra manusia
dalam arti pandangan tentang manusia, yang menunjuk suatu bentuk kehidupan
yang disadari atau tidak menjadi pedoman hidupnya
Dalam membahas Candra Jiwa Indonesia (Soenarto) dan arti yang
dikandung olehnya, kita wajib memperhatikan pokok-pokok persoalan tertentu,
yaitu:
a. Hakikat manusia, baik aspek struktural maupun aspek fungsionalnya.
b. Hakikat dunia luar.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

59

Alam Semesta
Manusia, Dewa,

MAKROKOSMOS

Hewan, Tumbuh-tumbuhan dan Mineral

=============l Pancaindra l==============================


Manusia

seutuhnya

MIKROKOSMOS

Soma
Jasmani Kasar, Fisik-Kimiawi, Fisik
------------------------------------------------Psike
Jasmani halus, jiwa, batin, Mental
- - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Rohani
Pusat Imateri
Spiritual
Alam Sejati
=====================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 2.2.2: Pancaindra adalah Alat Komunikasi Mikro dan Makrokosmos
Pancaindra adalah alat komunikasi indrawi dan psikologis antara mikro dan makrokosmos.
Rahsa Jati, TheGate (tidak tepat dianggap sebagai indra ke-6, bukan alat), suatu ambang
kesadaran hidup yang menghubungkan jiwa manusia dengan Alam Sejati, Pusat Imateri,
yang absolut dan transenden sebagai inti dari mikrokosmos.
Makrokosmos menawarkan perubahan apa saja setiap detiknya, ada yang dapat atau tidak
dapat diubah lagi susunannya. Mikrokosmos bebas memilih dan mengubah apa saja yang
memungkinkannya sesuai dengan apa yang diinginkannya.
Manusia berkembang di dalam pribadinya sendiri, selama berkembang tidak ada vitalitas
asing yang dicangkokkan ke dalam dirinya. Sementara itu ada kontinuitas antara
perkembangan kepribadiannya sendiri (lewat Rahsa Jati= TheGate) sampai menjadi
candra jiwa ideal, ialah akhir dari perkembangan manusia itu sendiri.

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

60

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

c. Komunikasi yang bersifat indrawi dan yang bersifat psikologi antara manusia
dengan dunia luar.
d. Komunikasi batiniah antara manusia dan yang transenden.
Manusia sebagai makhluk rohaniah senantiasa akan berusaha agar
yang Absolut-transenden bermanifestasi di dalam dirinya. Suatu proses
perkembangan jiwa yang sungguh-sungguh sulit karena harus mengubah
watak di dalam dirinya.

Keempat pokok tersebut ditinjau berdasarkan titik tolak bahwa manusia itu
adalah makhluk rohaniah yang berusaha agar yang Absolut Transenden
bermanifestasi di dalam dirinya. Baik manusia maupun dunia di luar manusia
adalah dinamis, sedangkan pada manusia terdapat juga kebebasan untuk
memilih kemudian memutuskan sendiri apa yang diinginkannya. Jika orang
memilih suatu candra ideal, maka ada dua kemungkinan, tercapai atau tidaknya
yang ideal tersebut. Mungkin saja ia terhenti di tengah jalan, bahkan tersesat di
jalan-jalan simpangan.
Sebab itu di dalam Candra Jiwa Indonesia disebut sebagai jalan, juga
pedoman pada proses perkembangan manusia yang sungguh-sungguh sulit itu.
Candra ideal Indonesia ini tidak lain daripada manusia dengan watak-watak yang
tumbuh dari manusia itu sendiri. Watak-watak itu selalu sudah ada sejak semula.
Hanya saja manusia pada umumnya watak-watak itu bersifat laten atau dalam
keadaan kurang tumbuh. Ada kontinuitas dari perkembangan kepribadian orang
pada umumnya sampai kepada kepribadian candra ideal, yang merupakan
tingkat akhir perkembangan kemanusiaan.
Selama perkembangan ini tidak ada sesuatu pun dari luar yang dimasukkan
atau dicangkokkan ke dalam kepribadian manusia. Tidak ada tenaga-tenaga luar
yang asing bagi manusia dan yang bukan milik manusia itu sendiri. Jika ada
tenaga-tenaga dari luar yang asing bagi manusia ikut bekerja di dalam diri kita,
maka kita justru sudah berada di jalan yang sesat. Inilah perbedaan yang esensial
antara candra manusia Indonesia dari Soenarto dengan candra- candra tertentu

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

61

MAKROKOSMOS
Asadar Kolektif

(FISIK)
Materi Kasar

Angan-angan,
Perasaan, Nafsu-nafsu
Materi Halus
(MENTAL)

--------------------l Rahsa
RahsaJati
Jati l-------------------HIDUP SEJATI
Pusat Imateri
(SPIRITUAL)

Diagram Transenden 2.2.1: Prinsip Imateri (Hakikatnya) dan Materi (Selubungnya)


Pusat Imateri ini tidak terikat pada organ atau bagian tertentu. Tetapi memiliki titik
hubungan kerja dengan selubungnya yang bermateri, yaitu di daerah dekat jantung. Di
situlah tempatnya ketika mengalami perasaan yang terdalam dan terhalus. Suatu
kontinuitas, ekstase yang menunjukkan tempat pintu gerbang ( TheGate) untuk masuk ke
alam prinsip imateri ini, ya Hidup Sejati, sebagai jati dirinya sendiri.
Hidup Sejati adalah titik pusat Candra Jiwa dan Candra Dunia Indonesia, sebagai sumber
segala hidup dan sumber segala materi. Hidup Sejati ini adalah satu dan abadi, imateri,
merembes-menembus-meliputi segala sesuatu. Ruang dan waktu berada di bawah
kekuasaan-Nya. Ia tidak bermula dan tidak berakhir. Hidup Sejati inilah yang melahirkan
ruang dan waktu.
________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

62

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

lainnya yang terdapat di Indonesia. Mencapai candra ideal itu, di dalam hidup
yang sekarang ini juga, adalah pencerahan ajaran candra manusia dan candra
dunia Indonesia ini.
Candra Ideal Indonesia

adalah manusia dengan watak-watak yang

tumbuh dari manusia itu sendiri, melalui suatu perjalanan hidup yang
sulit, dan merupakan

tingkat akhir dari perkembangan kemanusiaan.

Adalah suatu pencerahan agar candra ideal ini dicapai dalam kehidupan
sekarang ini juga! ~Soemantri Hardjoprakoso

Menurut ajaran ini, maka manusia terdiri atas prinsip imateri yang
merupakan hakikatnya dan selubungnya yang materi. [1] Prinsip imateri ini tidak
dilokalisasi di suatu bagian tertentu ataupun terikat pada organ tertentu, tetapi
ada juga disebut titik-hubungan kerjanya dengan selubungnya yang materi, yaitu
di daerah dekat jantung [2]. Tempat di mana kita mengalami perasaan yang
terdalam dan terhalus menunjukkan tempat pintu gerbang untuk masuk ke alam
prinsip imateri ini.
Titik pangkal candra jiwa dan candra dunia Indonesia ini ialah Hidup Sejati,
sumber segala hidup dan sumber segala materi. [3]. Hidup Sejati ini adalah satu
dan abadi, imateri, merembes-menembus-meliputi segala sesuatu. Ia mengatasi
ruang dan waktu. Ia tidak bermula dan tidak berakhir. Ruang dan waktu lahir
dari Hidup Sejati ini.
Hidup Sejati ini pada hakikatnya adalah satu, tetapi menampakkan diri
dalam tiga aspek. Aspek pertama dan yang tertinggi adalah Hidup yang mutlak
diam dan statis, sebagai sumber hidup disebut Suksma Kawekas (TheSource).
Aspek yang kedua ialah Hidup yang dinamis di mana dilahirkan aktivitas dari yang
__________
[1]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.
523/B. 1954 Bab Gumelaring Dumadi. h. 52 .
[2]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.
523/B. 1954. Bab Tunggal Sabda h. 107
[3]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.
523/B. 1954. Bab Gumelaring Dumadi h. 47

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

63

MAKROKOSMOS
===========l Pancaindra l================================
Manusia
MIKROKOSMOS
Soma

Jasmani Kasar-Raga

Fisik

------------------------------------------------Psike
Jasmani Halus-Jiwa
Mental
- - - - - - - - - -I
Rohani

TheGate

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - The Immaterial Centre


Spiritual

TreFoil: TheSource, TheForce, TheSelf


======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 2.2.3: Body, Mind dan Spirit


Di dalam The Immaterial Centre (pusat mikrokosmos), aspek pertama dan yang tertinggi
adalah Hidup yang mutlak, diam dan statis, sebagai sumber hidup, disebut TheSource
(Suksma Kawekas). Aspek yang kedua ialah Hidup yang dinamis di mana dilahirkan
aktivitas dari yang statis dan disebut TheForce (Suksma Sejati). Aspek yang ketiga ialah
TheSelf (Roh Suci), jiwa sejati dari manusia, yang dapat dianggap sebagai cahaya atau
percikan api dari TheForce dengan TheSource sebagai sumbernya. Hidup yang satu dan
yang menampakkan diri dalam tiga aspek ini disebut TreFoil (TriAspect, TriFoil,
Tripurusa).

TheSelf sebagai percikan TheForce, dianggap juga sebagai hamba dari TheSource dan
TheForce, serta mendapat pelimpahan kekuasaan TheForce dikurangi kompetensinya
untuk perencanaan dan kebijaksanaan.
Dalam menjalankan kekuasaan pelaksanaan,
TheSelf dipimpin dan dibantu TheForce. Karena itu TheForce disebut juga sebagai Guru
Sejati, Penuntun Sejati atau Panutan Sejati, Sang Sabda, dan Sang Pepadang.

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

64

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

statis, yang menghidupi dan disebut Suksma Sejati (TheForce). Aspek yang ketiga
ialah Roh Suci (TheSelf), jiwa sejati dari manusia, yang dihidupi, yang dapat diHidup Sejati ini pada hakikatnya adalah satu, tetapi menampakkan diri
dalam tiga aspek disebut Tripurusa: Suksma Kawekas adalah aspek hidup
yang statis, Suksma Sejati; yang dinamis, Roh Suci; yang terbatas.

anggap sebagai cahaya atau percikan api dari Hidup yang satu dan yang menampakkan diri dalam tiga aspek ini disebut Tripurusa (TriAspek, TriFoil, TreFoil, Tritunggal) [4]
Kalau Suksma Kawekas itu pemegang kehendak, maka Suksma Sejati
adalah pemegang perencanaan dan kebijaksanaan dan Roh Suci kekuasaan
tentang pelaksanaan-nya. [5] Suksma Kawekas adalah pemilik kekuasaan mutlak,
Suksma Sejati yang memegang kekuasaan mutlak itu dikurangi kehendak, oleh
karena itu Suksma Sejati disebut juga Utusan yang nonpribadi dari Suksma
Kawekas.
Roh Suci sebagai percikan Suksma Kawekas, dianggap juga sebagai hamba
dari Suksma Kawekas dan Suksma Sejati, dan mendapat pelimpahan kekuasaan
Suksma Sejati dikurangi kompetensinya untuk perencanaan dan kebijaksanaan.
Dalam menja-lankan kekuasaan pelaksanaan, Roh Suci dipimpin dan dibantu
Suksma Sejati.
Karena itu Suksma Sejati disebut juga sebagai Guru Sejati,
Penuntun Sejati atau Panutan Sejati, Sang Sabda, dan Sang Pepadang[6]
Suksma Sejati sebagai yang dinamis menciptakan empat unsur dasar:
suasana, api, air, dan tanah. Keempat unsur ini saling bereaksi dan karena
dipimpin oleh suatu perencanaan, maka terjadilah alam semesta. Maka
diciptakanlah di dunia ini manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan dewa. Jas-

_________
[4]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.
523/B. 1954. Bab Hasta Sila h. 13
[5]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.
523/B. 1954. Bab Tunggal Sabda h. 105
[6]. Sda. Bab Hastasila h. 13-14
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

65

Big Bang mengawali sejarah terjadinya alam semesta

Gambar 2.2.1 : Terjadinya Alam Semesta


Waktu lahirnya alam semesta diperkirakan antara 13,5 dan 14 milyard tahun yang lalu.
Umur alam semesta adalah jeda waktu antara Dentuman Besar (Big Bang) dengan saat ini.
Atas kehendak Suksma Kawekas, Suksma Sejati menciptakan alam semesta dari empat
unsur dasar: suasana, api, air, dan tanah yang saling bereaksi berdasarkan perencanaan.
Maka datanglah di dunia ini manusia terdiri atas empat unsur, hewan tiga unsur yakni
suasana, api dan tanah, tumbuh-tumbuhan dua unsur yaitu air dan tanah dan dewa satu
unsur, yaitu api.
__________
http://xixidu.net/history-of-the-universe.gif cited June 1, 2011.

66

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

mani manusia terdiri atas empat unsur, hewan tiga (suasana, api dan tanah),
tumbuh-tumbuhan dua (air dan tanah) serta dewa satu unsur, yaitu api. [7]
Suksma Sejati adalah aspek hidup yang dinamis, atas nama Suksma
Kawekas menciptakan empat unsur dasar: suasana, api, air, dan tanah.
Keempat unsur ini saling bereaksi dan karena dipimpin oleh suatu
perencanaan, maka terjadilah alam semesta.

Yang esensial di dalam manusia adalah Roh Suci dengan hubungan mutlaknya di dalam Tripurusa, sebagai hakikat hewan adalah Roh Suci saja, tanpa
hubungan mutlak di dalam Tripurusa; tumbuh-tumbuhan dan dewa tidak mempunyai Roh Suci sebagai esensi. Yang menjadi daya hidup tumbuh-tumbuhan
adalah daya hidup unsur-unsurnya sendiri, yaitu unsur air dan tanah. [8]
Dewa mempunyai kekuatan dan kekuasaan khusus karena kemayannya.
Dewa itu bersifat materi, seperti alat elektronik yang diberi isi tenaga listrik
(baterai) yang lambat laun berkurang sampai akhirnya menjadi kosong.
Badan/jasmaninya lalu kembali kepada unsur api di universum.
Semua yang bersifat unsur dalam berbagai bentuk, gerak dan
metamorfosanya dan segala sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari unsur
dianggap sebagai busana dari Hidup. [9] Jika salah satu bentuk hancur, maka
unsur-unsur pembentuknya kembali kepada keadaannya semula,
untuk
kemudian membentuk wujud-wujud yang lain. Proses terus menerus ini, perkembangan dan kehancuran, menjadi ada dan musnah, dilahirkan dan mati,
tumbuh dan surutnya bentuk dan wujud, akan tetap ada selama Kehendak Suksma Kawekas masih berlaku untuk membiarkan semua ini terus berlangsung. [10]

__________
[ 7]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.
523/B. 1954 h. 70-71 Bab Gumelaring Dumadi (selanjutnya Soenarto dkk. Sasangka Jati)
[ 8]. Sda. Bab Gumelaring Dumadi h. 67-70
[ 9]. Sda. Bab Gumelaring Dumadi h. 52-56
[10]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.
523/B. 1954. Bab Gumelaring Dumadi h. 70-71. Tunggal Sabda h. 121, Sangkan Paran h. 187.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

67

Mainan dari kayu dengan motif kuda yang berwarna putih, kuning, merah, dan hitam.

Foto 2.2.1 : Empat Ekor Kuda berwarna Putih, Kuning, Merah, dan Hitam
Keempat unsur suasana, api, air, dan tanah masing-masing mempunyai potensi sendirisendiri, yang menampakkan diri di dalam jasmani manusia sebagai suatu aktivitas atau
nafsu. Keempat nafsu tersebut merupakan daya hidup yang berlain-lainan, dapat
dipersatukan, namun sering berebut pengaruh.
Nafsu mutmainah (diibaratkan kekuatan kuda yang berwarna putih, White. Berasal dari
unsur suasana) adalah dorongan ke arah perikemanusiaan, sosial dan suprasosial, cinta
kasih kepada sesama makhluk. Nafsu amarah (kuda merah, Red) berasal dari unsur api
yang menampakkan dirinya sebagai temperamen yang mudah marah, dalam kekuatan
kehendak, kemauan dan keuletan menyelesaikan masalah. Nafsu sufiah (kuda kuning,
Yellow,) berasal dari unsur air, mendorong keinginan, hasrat, cinta kasih dan tertarik
kepada keindahan. Nafsu luamah (kuda warna hitam, Black) adalah nafsu dari tanah,
berupa dorongan pemuasan seks, egoistik, keselamatan diri, puas diri, enggan memulai
suatu gerakan atau tindakan. Ia hadir dalam sifat-sifat negatif lainnya seperti malas, loba,
tamak, iri hati, dan mencari enaknya saja.

_________
http://4imgs.com/306/x/670110_FULL.jpg cited August 26, 2011.

68

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Keempat unsur tadi masing-masing mempunyai potensi sendiri-sendiri,


yang menyatakan diri di dalam jasmani manusia sebagai suatu aktivitas atau
nafsu (drive, passion, kekuatan, power). Karena itu ada empat daya hidup atau
Nafsu mempunyai aspek baiknya, yaitu jika dapat diatur untuk
kepentingan mutmainah, nafsu sosial dan suprasosial. Luamah
menampakkan diri dalam bentuk kekuatan jasmaniah, keuletan, dan
ketahanan terhadap penderitaan dan kekurangan, toleransi, dan
berdaya tampung yang besar, inilah sifat-sifat dari ibu bumi (tanah).

nafsu yang berlain-lainan. Nafsu adalah salah satu dari tiga sentra vitalitas di
dalam jiwa.
Nafsu suasana adalah dorongan ke arah perikemanusiaan, sosial dan
suprasosial, cinta kasih kepada sesama makhluk. Nafsu ini diberi nama
mutmainah (diibaratkan kekuatan kuda yang berwarna putih, White). Unsur api
mengandung nafsu yang disebut amarah (kuda merah, Red) yang menampakkan
dirinya sebagai temperamen yang mudah marah, dalam kekuatan kehendak,
kemauan dan keuletan menyelesaikan masalah. Unsur air memberi nafsu
keinginan, hasrat, cinta kasih dan tertarik kepada keindahan, nafsu ini bernama
sufiah (kuda kuning, Yellow,). Luamah (kuda warna hitam, Black) adalah nafsu
dari tanah, berupa dorongan egoistik, keselamatan diri, enggan memulai suatu
gerakan, tindakan. Ia menyatakan diri dalam sifat-sifat malas, loba, tamak, iri
hati, mencari enaknya saja, puas diri, dan nafsu sahwat.
Tetapi nafsu ini mempunyai juga segi-segi baiknya, yaitu jika ia tunduk
kepada dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan mutmainah, nafsu sosial dan
suprasosial. Dalam hal demikian, luamah menampakkan diri dalam bentuk
kekuatan jasmani,
keuletan dan ketahanan terhadap penderitaan dan
kekurangan, toleransi dan berdaya tampung yang besar, semuanya itu adalah
sifat-sifat dari ibu bumi (tanah). [11].
__________
[11]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.
523/B. 1954 h. 52-61. Bab Gumelaring Dumadi (selanjutnya Soenarto dkk. Sasangka Jati)
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

69

Refleksi, Bayangan Bulan Purnama di Laut


Foto 2.2.2 : Bulan Sebagai Pusat Cahaya Yang Menerangi Keheningan Malam
Bulan sebagai wakil matahari di malam hari dapat membentuk refleksi bayangannya di
laut yang luas. Bulan memang bertugas memantulkan cahaya matahari untuk belahan
bumi yang gelap (malam hari). Bentuk refleksinya tergantung riak gelombang laut yang
memantulkannya.
Angan-angan adalah refleksi (bayangan) Tripurusa sebagai inti yang imateri di dalam
badan/jasmani halusnya manusia. Refleksi Tripurusa (TriAspect) di dalam selubung
materi halus tersebut adalah daya intelektual manusia.
Tripurusa juga memiliki tiga aspek refleksi, yaitu: 1. Roh Suci memantulkan Ciptanya
manusia. Cipta adalah pikiran atau fungsi membentuk bayangan dari angan-angan. 2.
Suksma Sejati memantulkan nalar di dalam busana materi halus. Nalar atau pemikir adalah
fungsi asosiatif. Kemampuan manusia untuk meng-asosiasi-kan berbagai bayangan pikiran
menjadi satu rangkaian tertentu. 3. Suksma Kawekas merefleksikan pangerti ke dalam
selubung materi halus manusia. Pangerti adalah kemampuan yang berfungsi menangkap
arti, menangkap dan melihat keseluruhan, menilik, menembus ke dalam objek.
__________
http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRsnDMpdRSJC5N-uhdAKxS79qoXWb4hcsM55snTPOv24dKB3uFc cited August 26,
2011.

70

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Keempat unsur ini begitu bercampur-baur di dalam jasmani, sehingga tidak


dapat ditunjuk keadaan mereka masing-masing, jika terpisah dari yang lain-lain.
Namun demikian disebut juga tempat lokalisasi di mana terdapat konsentrasi
Angan-angan adalah refleksi (bayangan) yang ditimbulkan oleh beradanya Tripurusa di dalam badan/jasmani sebagai busana materinya.
Daya intelektual manusia adalah mencerminkan daya kekuasaan
Tripurusa di dalam selubung materi tersebut.

suatu unsur tertentu sehingga ia berdominasi di tempat itu. Umpamanya hawa


masuk dalam pernafasan, paru adalah tempat di mana paling banyak unsur
suasananya. Di dalam darah terdapat konsentrasi unsur api yang terbesar. Di
dalam sungsum terdapat banyak unsur air, sedangkan di dalam urat-daging unsur
tanahlah yang mempunyai perwakilan yang terbesar. [12]
Beradanya Tripurusa di dalam badan/jasmani sebagai busana materi,
menimbulkan refleksi (bayangan) dengan sebutan angan-angan.
Refleksi
Tripurusa di dalam selubung materi ini adalah daya intelektual manusia. Refleksi
ini juga mempunyai tiga aspek, yaitu:
1. Cipta adalah pemantulan Roh Suci. Cipta adalah pikiran atau fungsi
memben-tuk bayangan dari angan-angan.
2. Nalar atau pemikir adalah fungsi asosiatif, yang mengasosiasikan
berbagai bayangan pikiran menjadi satu rangkaian. Kemampuan ini adalah akibat
pemantulan Suksma Sejati di dalam busana materi.
3. Pangerti, fungsi menangkap arti, menangkap dan melihat keseluruhan,
menilik, menembus ke dalam objek. Kemampuan ini bersumber kepada refleksi,
bayangan Suksma Kawekas. [13]

__________
[12]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.
523/B. 1954. Bab Gumelaring Dumadi. h. 62.
[13]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.
523/B. 1954. Bab Gumelaring Dumadi. h. 60-61.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

71

Bima melawan naga berkepala tiga, metafor dari angan-angannya sendiri yang terdiri dari cipta, nalar,
dan pangerti. (Ilustrator: Santoso Oetomo, Juli, 2011)

Gambar 2.2.2 : Bima ketemu Dewa Ruci


Bima (Werkudoro) yang gagah perkasa itu, setelah mengalahkan Naga berkepala tiga
(diferensiasi angan-angan) menyelam di dasar samudra (kesadarannya) bertemu dengan
Bima Kecil (perhatikan kukunya), Dewa Ruci (dirinya sendiri yang abadi). Kisah dalam
dunia pewayangan semakin seru ketika ia masuk melalui telinganya (rahsa jati).
__________
http://wayang.files.wordpress.com/2010/07/werkudara-bertemu-dewaruci.jpg cited May 29, 2011.

72

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Kecuali itu, ketiga aspek itu berada secara kolektif di dalam refleksi
Tripurusa yang tidak berdeferensiasi, yaitu angan-angan dalam arti sempit, yang
bertempat di dekat jantung juga.[14] Angan-angan sebagai keseluruhan kadangKomunikasi manusia (mikrokosmos) dengan dunia luar (makrokosmos)
melalui pancaindra: penglihatan, pendengaran, pembau, perasa(an) dan
pengucap (bahasa), bukan pengecap, menurut Candra Jiwa Indonesia.

kadang digambarkan dengan lambang berupa seekor ular naga berkepala tiga.[15]
Tiga kepala ini menggambarkan tiga bentuk diferensiasi dari angan-angan. Tiga
refleksi Tripurusa ini masing-masing mempunyai tenaga gaib.
Tenaga gaib cipta adalah pangaribawa, dari nalar bernama prabawa dan
kemayan adalah hasil dari pengerti. Terutama kemayanlah yang mempunyai
tenaga magis. Ketiga aspek angan-angan ini tidak pernah bertindak sendiri-sendiri,
tetapi selalu simultan (bersama-sama pada waktu yang sama). [16]
Badan/jasmani secara keseluruhan berhubungan dengan dunia luar dengan
perantara pancaindra. Ada lima indra: penglihatan, pendengaran, pembau,
perasa(an), dan pengucap (bahasa). [17]
Yang disebut indra perasa(an) ialah rasa halus manusia, semacam organ
peraba yang tak tampak, dengan mana orang dapat meraba-raba perasaan dan
pikiran orang lain sampai sedalam-dalamnya dan dengan mana orang dapat
menerima atau menolak sesuatu. Dijelaskan, perasaan ini bertempat di hati. [18]

__________
[14]. Soenarto Mertowardojo R, Hardjoprakoso RT, Trihardono Soemodihardjo R: Sasangka Jati,
Repr.Jatop. 523/B. 1954. Bab Gumelaring Dumadi. h. 60-61.
[15]. Yasadipura I: Dewa Ruci, diterbitkan oleh M. Ng. Kramaprawira dengan perantaraan Percetakan
Van Dorp. 1870, 1873, 1880.
[16]. Soenarto Mertowardojo R, Hardjoprakoso RT, Trihardono Soemodihardjo R: Sasangka Jati,
Repr.Jatop. 523/B. 1954 h. 62 Bab Gumelaring Dumadi (selanjutnya Soenarto dkk. Sasangka Jati)
[17]. Soenarto dkk. Bab Gumelaring Dumadi h. 52
[18]. Soenarto dkk. Bab Hasta Sila h. 19
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

73

MAKROKOSMOS
ALAM SEMESTA
===============l Pancaindra l==========================
[penglihatan, pendengar, pembau, perasa(an) dan

MIKROKOSMOS
Bumi 7 lapis

(Manusia seutuhnya)
(Materi Kasar-Raga,Fisik-Kimiawi)

-------------------------------------------------Langit 7 lapis
(Materi Halus-Jiwa, Rohani)
- - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

ALAM SEJATI

(Pusat Imateri)

=======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 2.2.4: Pengucap bukan Pengecap


Selain indra-indra penglihatan, pendengaran, dan pembau, ada yang disebut indra perasa(an) ialah rasa halus manusia. Organ peraba ini tidak tampak, tetapi dapat meraba-raba
perasaan dan pikiran orang lain sampai sedalam-dalamnya. Orang dapat menerima atau
menolak sesuatu tanpa pemikiran intelektual.
Manusia berinteraksi dengan lingkungannya (makrokosmos) di jembatani oleh indra
Pengucap (bahasa). Pada indra-indra itu dibedakan bagian kasar dan bagian halusnya.
Dalam kegiatan kita yang memerlukan kesadaran penuh, maka bagian yang kasar
dipergunakan untuk pengamatan kita keluar. Selama orang tidur di dalam mimpi atau di
dalam lamunan tanpa kesadaran maka bagian yang halus tetap bekerja.

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

74

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Pengucap sebagai jembatan antara dunia luar dan manusia merupakan juga
kemungkinan terjadinya interaksi antara manusia dengan lingkungannya dan
karena itu dimasukkan sebagai salah satu indra. Pada indra-indra itu dibedakan
Bumi sebutan lain dari soma (badan/jasmani kasar), tempat terselenggaranya proses-proses jasmaniah biasa (biologi, fisika-kimiawi) seperti
pergantian zat gizi, air, garam, sirkulasi darah, dan pernafasan. Langit,
sebutan lain dari psike (badan/jasmani halus), tempat terselenggara
mekanisme-mekanisme mental atau jiwa, dalam hal ini bukan rohaniah.

bagian kasar dan bagian halusnya. Bagian yang kasar biasa dipergunakan dalam
kehidupan kita yang sadar penuh, untuk pengamatan kita keluar. Bagian yang
halus tetap bekerja selama orang tidur di dalam mimpi atau di dalam lamunan. [19]
Badan/jasmani, materinya terdiri atas bagian materi kasar dan materi halus.
[20]
Di dalam badan/jasmani kasar (soma) yang disebut juga bumi, terselenggara
proses-proses jasmaniah biasa seperti pengambilan dan distribusi oksigen,
oksigenisasi jaringan, pergantian zat gizi, air, dan garam. Terdapat juga sirkulasi
darah, pernafasan, dan gerak motorik otot-otot tubuh. Di dalam badan/jasmani
halus (psike), yang disebut juga langit, terselenggara mekanisme-mekanisme
psikologi, mental, atau jiwa.
Kedua badan/jasmani ini, kasar dan halus, terjalin dengan eratnya. Kiranya
dapat dibandingkan dengan perumpamaan seperti hubungan air dengan uap di
atasnya. Pengaruhnya datang dari dan diterima oleh kedua belah pihak.
Bumi yang bermateri kasar dan langit yang bermateri halus masing-masing
terbagi atas tujuh saf, yang satu tidak terletak di samping yang lain, tetapi yang
satu merembes dan menembus yang lain. Ketujuh saf ini terjadi karena
perbedaan kepadatan materinya, yang disusun dalam tujuh konsentrasi. [21] Ma-

__________
[19]. Soenarto Mertowardojo. Sabda Khusus tanggal 1-4-1949
[20]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.
523/B. 1954. h. 52 Bab Gumelaring Dumadi (selanjutnya Soenarto dkk. Sasangka Jati)
[21]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.
523/B. 1954 h. 129 Bab Tunggal Sabda (selanjutnya Soenarto dkk. Sasangka Jati)
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

75

Tampak air laut yang disinari matahari dengan uap air yang jenuh di atasnya

Foto 2.2.3: Kontinuitas antara Air Laut dengan Uap Air di Atasnya
Kabut adalah titik-titk air yang merupakan hasil kondensasi atau sublimasi dari uap air yang
terapung-apung di atmosfer dekat permukaan laut. Melalui suatu proses kondensasi, uap air
dalam atmosfer akan berubah wujud menjadi cair atau padat menjadi titik-titik air atau
bersublimasi menjadi kristal-kristal es. Titik-titik air dan kristal-kristal es yang berkumpul,
melayang-layang di lapisan atmosfer yang tinggi disebut awan, namun disebut kabut bila
melayang-layang di lapisan atmosfer dekat permukaan yang rendah, yaitu di atas laut atau di
permukaan tanah.
Bumi (soma) yang bermateri kasar dan langit (psike) yang bermateri halus dapat diumpamakan
berhubungan seperti air di lautan dengan uap air di atasnya. Masing-masing terbagi atas tujuh
saf, yang satu tidak terletak di samping yang lain, tetapi yang satu merembes dan menembus
yang lain. Ketujuh saf ini terjadi karena perbedaan kepadatan materinya, yang disusun dalam
tujuh konsentrasi.
Manusia disebut juga sebagai jagad-kecil (hidup dengan busana kecil), dunia-kecil atau
mikrokosmos, karena semua unsur materi (kasar dan halus), dan pusat imateri yang paling
transendental) dengan Tripurusa diwakili di dalamnya (rohaniah, spiritual). Alam semesta,
universum, Hidup dengan busana besar, disebut jagad besar atau makrokosmos, manusia
termasuk di dalamnya.
__________
http://lh5.ggpht.com/_4gi2AEV7AIw/SlzUMV_3M8I/AAAAAAAAAIY/B4sVpYa4_Lo/kabutuap18.jpg cited December
12, 2011.
http://kurnia-geografi.blogspot.com/2011/04/kabut.html cited December 12, 2011.

76

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

sih ada satu lagi yang paling transendental yang disebut Candra Jiwa Indonesia
sebagai pusat imateri yang melengkapi sebutan manusia sebagai makhluk
rohaniah (spiritual).
Mikrokosmos (dunia kecil) adalah Hidup dengan busana kecil , yaitu
manusia dengan semua unsur materi dengan Tripurusa di pusatnya
(imateri). Makrokosmos, adalah alam semesta, universum. Makrokosmos
(alam semesta) adalah Hidup dengan busana besar.

Manusia disebut juga jagad-kecil, dunia-kecil atau mikrokosmos, karena


semua unsur materi dan juga Tripurusa diwakili di dalamnya. Alam semesta,
universum, Hidup dengan busana besar, disebut jagad besar atau makrokosmos.
[22]
Maka terlihatlah dalam struktur candra jiwa manusia Indonesia dengan
berbagai pusat vitalitas:
I. Yang imateri atau tidak terikat materi: Tripurusa, Triaspek terdiri atas; Suksma
Kawekas, Suksma Sejati, dan Roh Suci.
II. Yang materi atau terikat oleh materi:
1. Angan-angan: a. Cipta - Pangaribawa, b. Nalar Prabawa, c. Pangerti
Kemayan.
2. Nafsu-nafsu: a. Mutmainah, b. Amarah, c. Sufiah, d. Luamah.
3. Perasaan (rasa-pangrasa). Sentra/pusat vitalitas terikat materi yang ketiga
ini ialah rasa-pangrasa atau hidup-perasaan.
Nafsu, angan-angan dan perasaan adalah sebagai tiga makhluk yang berlainlainan, masing-masing berjuang dan bekerja untuk diri sendiri dan karena itu
dapat menimbulkan ketidakselarasan. [23]

__________
[22]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.
523/B. 1954 h. 129 Bab Gumelaring Dumadi h. 52 (selanjutnya Soenarto dkk. Sasangka Jati)
[23]. Tr. Soemodihardjo: Surat kepada Soemantri tentang memahami hidup 1952

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

77

MAKROKOSMOS

(FISIK)
Materi Kasar

(MENTAL)
Materi Halus

Angan-angan,
Perasaan, Nafsu-nafsu

[Aku]
--------------------l Rahsa
RahsaJati
Jati l-------------------HIDUP SEJATI
Pusat Imateri
(SPIRITUAL)

Diagram Transenden 2.3.1: Sang Aku adalah Pimpinan Mental (Jiwa) Manusia
Refleksi Tripurusa di dalam badan/jasmani sebagai angan-angan. Sang Aku manusia adalah
kristalisasi dari angan-angan dan secara potensial adalah pimpinan atas rasa-pangrasa
atau perasaan dan nafsu-nafsu. Kesadaran pribadi yang mengandung rasa puas itu adalah
manifestasi terbentuknya hubungan erat ketiganya di dalam batin.
Sifat utama angan-angan adalah kedaulatan (walaupun terbatas) dan angan-angan selalu
berhubungan dengan pangrasa (perasaan). Angan-angan merealisasikan potensi tertentu
karena ikatannya dengan nafsu dan alat-alat pelaksana jasmani.

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

78

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

2.3

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

FUNGSI JIWA

Selama perkembangan soma, somatik, badan/jasmani manusia, kita


melihat berbagai pusat/sentra vitalitas berdiferensiasi, masing-masing dengan
Pusat imateri yang hakiki, adalah Tripurusa menurut Candra Jiwa
Indonesia. Manusia menjadi sadar bahwa ia hidup karena Sumber
Hidup melalui Utusan-Nya menyisipkan Hidup di dalam diri manusia.

daerah kerjanya sendiri. Tripurusa adalah pusat imateri yang hakiki, menurut
candra jiwa manusia Indonesia, adalah yang menyisipkan Hidup di dalam
manusia dan yang menyebabkan manusia sadar bahwa ia hidup. Selanjutnya, ada
angan-angan yang terjadi karena refleksi Tripurusa di dalam badan/jasmani.
Angan-angan ini membentuk sang Aku manusia dan potensial memegang
pimpinan atas rasa-pangrasa atau disingkat pangrasa dan nafsu-nafsu. [1]
Sifat utama angan-angan adalah kedaulatan (walaupun terbatas) dan
angan-angan selalu berhubungan dengan pangrasa. Angan-angan merealisasikan
potensi tertentu karena ikatannya dengan nafsu dan alat-alat pelaksana jasmani.
Angan-angan adalah pendukung dan pemegang kesadaran pribadi.
Karena ikatan yang erat antara angan-angan dengan perasaan dan nafsunafsu [pemuas], maka kesadaran pribadi ini mengandung rasa puas (lust). Karena
itu sadar pribadi menutupi kesadaran Tripurusa dan menyebabkan kesadaran
Tripurusa ini menjadi tersilam atau latent. Karena Suksma Kawekas itu adalah
bentuk asal dari semua Hidup, maka kesadaran yang ada pada Tripurusa adalah
sesuatu yang kolektif, yaitu kesadaran yang kolektif.

__________
[1]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.
523/B. 1954 Bab Gumelaring Dumadi. h. 62.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

79

TRIPURUSA
SPIRITUAL
Dimensi-4

MENTAL
Dimensi-3

MIKROKOSMOS
FISIK
Dimensi-2

SSaaddaarr PPrriibbaaddii

Anganangan

SSaaddaarr
K
Koolleekkttiiff

Perasaan

Nafsunafsu

MAKROKOSMOS
Manusia, Dewa, Binatang, Tumbuh-tumbuhan, dan Mineral
Dimensi-1

Diagram Transenden 2.3.2: Sadar Pribadi Menyelimuti Sadar Kolektif


Angan-angan adalah pendukung dan pemegang sadar pribadi. Karena ikatan yang erat antara
angan-angan dengan perasaan dan nafsu-nafsu, maka sadar pribadi ini mengandung rasa puas
(lust). Karena itu sadar pribadi menutupi kesadaran Tripurusa dan menyebabkan kesadaran
Tripurusa ini menjadi tersilam atau latent.
Sebaliknya, Suksma Kawekas itu adalah bentuk asal dari semua Hidup, maka kesadaran yang
ada pada Tripurusa adalah kesadaran kolektif yang meliputi mikro dan makrokosmos sampai
tak terbayangkan. Dengan upaya introspeksi yang sungguh-sungguh manusia berpotensi
mengenal jati dirinya kembali, menerima anugerah intuisi, dan menyelesaikan evolusi egonya
dalam peristiwa Pamudaran.
________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

80

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Hidup itu ada di mana-mana, baik mikro atau makrokosmos. Ada kesatuan
dan keseluruhan, unitas dan totalitas. Karena Aku manusia itu terbatas oleh dan
terbatas pada dirinya sendiri, yaitu oleh individualitasnya, maka manusia tidak
Karena Suksma Kawekas itu adalah bentuk asal, sumber dari semua
Hidup, maka kesadaran yang ada pada Tripurusa adalah sadar
kolektif. Suksma Sejati, sadar kolektif dinamis utusan abadi Suksma
Kawekas, sadar kolektif statis. Suksma Sejati adalah yang menyisipkan
hidupnya Roh Suci, sang pemilik sadar terbatas, sang Aku-imateri.

mengalami totalitas itu. Kedaulatan Aku menjauhkan diri, memisahkan diri dari
kesatuan dan keseluruhan yang lebih tinggi itu.
Menerima kesatuan dan keseluruhan yang lebih tinggi berarti menem-patkan kedaulatannya sendiri di bawahnya. Karena individualitasnya timbullah
pemisahan, dan karena itu seakan-akan dibuang dari Hidup dalam bentuk asalnya.
Di dalam pembuangan ini sang Aku mempunyai fungsi pimpinan sentral terhadap
perasaan, nafsu dan alat-alat pelaksana. Angan-angan mendorong aktivitas nafsu
dan mampu mengalirkan aktivitas itu melalui jalan-jalan tertentu.
Keluar, sang Aku mewakili seluruh jasmani dan bertanggung jawab juga
atas aktivitas perasaan. Tetapi menurut struktur jiwa, sang Aku hanya dibentuk
oleh angan-angan. Sang Aku meliputi perasaan dan nafsu-nafsu sebagai selubung.
Bagian-bagian yang membentuk angan-angan: cipta, nalar, dan pangerti,
beserta keempat kekuatan nafsu: luamah, sufiah, amarah, dan mutmainah,
disebut kekuatan-kekuatan saudara sang Aku. [2] Jadi ada tujuh kekuatan saudara,
saudara-tujuh. Kekuatan-kekuatan ini menjadi satu kekuatan yang terintegrasi.
Penggabungan ini biasanya tidak total, karena itu ketujuh saudara itu masingmasing masih mempunyai kebebasan bergerak terhadap yang sudah tergabung.

__________
[2]. Soenarto Mertowardojo. Sabda Khusus 1949.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

81

MAKROKOSMOS
Alam Semesta dan Seisinya

==============l Pancaindra l===========================


MIKROKOSMOS

Manusia seutuhnya

Fisik
Jasmani Kasar, Fisik-Kimiawi
------------------------------------------------Mental
Jasmani Halus, jiwa, batin

Tujuh-saudara
Angan-angan:
Nafsu-nafsu:
dan

(Bayu Sejati)
1cipta, 2nalar

dan 3pangerti
4luwamah, 5sufiah, 6amarah,
7mutmainah

- - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Tripurusa: 3.Roh Suci, 2.Suksma Sejati, 1.Suksma Kawekas


Spiritual

Alam Sejati (Pusat Imateri)

======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 2.3.1: Bayu Sejati adalah Totalitas Integrasi Tujuh Saudara
Kekuatan yang terintegrasi tujuh-saudara sang Aku dibentuk oleh potensi angan-angan:
cipta, nalar, dan pangerti, beserta keempat kekuatan nafsu: luamah, sufiah, amarah dan
mutmainah. Penggabungan ini biasanya tidak total, karena itu ketujuh saudara itu masingmasing masih mempunyai kebebasan bergerak terhadap yang sudah tergabung. Kalau
penggabungan ini total, maka tenaga totalnya disebut Bayu Sejati dan dia ini dapat mengeluarkan kemampuan-kemampuan supranatural.
Hanya ada dua kemungkinan manusia meletakkan titik berat kesadaran hidupnya, pertama terletak di dalam pusat imateri, yaitu Tripurusa dan kedua di dalam badan/jasmani.
Titik berat kesadaran tersebut di dalam badan/jasmani halus (psike) dapat terletak pada
ke-mampuan-kemampuan intelektual (angan-angan), atau pada kualitas-kualitas perasaan
(pangrasa) atau pada daya-daya keinginan-kemauannya (nafsu-nafsu).

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

82

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Kalau penggabungan ini total, maka tenaga totalnya disebut Bayu Sejati. [3]
Dia ini dapat mengeluarkan kemampuan-kemampuan supranatural seperti dapat
melihat hal-hal yang tersembunyi dan yang belum terjadi, pandai mengobati, teleEkstraversi sang Aku mewakili seluruh jasmani dan bertanggung jawab
atas aktivitas perasaan dan nafu-nafsu. Sesuai dengan struktur jiwa,
sang Aku hanya dibentuk oleh angan-angan dan merupakan kristalisasinya. Akhirnya, sang Aku menyelubungi seluruh perasaan, nafsu-nafsu,
dan pusat hidup imateri (Tripurusa).

pati, dan sebagainya. Dengan Bayu Sejati orang dapat umpamanya, menemukan
tanpa ragu-ragu barang-barang yang hilang, dengan mata tertutup menjalankan
mobil di jalan yang ramai, dan menarikan tarian yang belum pernah dilihat sebelumnya.
Bayu Sejati dapat diaktifkan menurut kehendak. Tetapi penggabungan
kekuatannya terikat pada syarat-syarat tertentu.
(periksa bab: Tentang
Kesadaran Aku). Di dalam keadaan Bayu Sejati kesadaran tetap utuh sepenuhnya.
Ada ikatan yang mengintegrasikan antara Tripurusa, angan-angan, perasaan
dan nafsu. Mengingat kenyataan bahwa keempatnya itu dapat dipandang
sebagai pusat-pusat vitalitas dari manusia, maka yang menjadi soal adalah di
mana orang-orang itu meletakkan titik berat hidupnya. Pada Tripurusa, pada
angan-angan, pada perasaan atau pada nafsu-nafsu.
Sesungguhnya hanya ada dua kemungkinan, pertama titik berat itu terletak
di dalam pusat imateri, yaitu Tripurusa. Kedua di dalam badan/jasmani, dapat
terletak pada angan-angan (daya-daya intelektual), atau pada perasaan (kualitaskualitas perasaan) atau pada nafsu-nafsu (daya-daya keinginan). Bagaimanakah
terselenggaranya kerja sama antara angan-angan, perasaan, dan nafsu?

__________
[3]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.
523/B. 1954 Bab Gumelaring Dumadi. h. 60 .
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

83

MAKROKOSMOS
Asadar Kolektif

(FISIK)
Asadar
Biologis

Angan-angan,
Perasaan, Nafsu-nafsu
Sadar Pribadi
(MENTAL)

--------------------l Rahsa
RahsaJati
Jati l-------------------DTRIPURUSA
Sadar Kolektif
(SPIRITUAL)

Diagram Transenden 2.3.3: Titik Berat Polaritas Hidup


Ada ikatan yang mengintegrasikan antara Tripurusa, angan-angan, perasaan dan nafsu.
Mengingat kenyataan bahwa keempatnya itu dapat dipandang sebagai pusat/sentra vitalitas
dari manusia, maka orang-orang itu dapat meletakkan titikberat hidupnya pada Tripurusa,
angan-angan, perasaan, atau pada nafsu-nafsu.
Perhatikan di mana polaritas hidup diletakkan, pertama titik berat itu itu terletak di dalam
pusat imateri, yaitu Tripurusa. Kedua di dalam badan/jasmani, materi halus. Nafsu sebagai
daya dorong yang tak-sadar merupakan daya pendorongnya atau motor yang menggerakkan
angan-angan dan perasaan. Angan-angan dan perasaan adalah peralatan yang terletak pada
dataran sadar.
________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

84

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Nafsu sebagai dorongan tak sadar merupakan daya pendorong atau motor
yang menggerakkan angan-angan dan perasaan. Angan-angan dan perasaan
adalah peralatan yang terletak di bidang sadar. Nafsu luamah dan mutmainah
Awalnya nafsu luamah memberdayakan egosentripetal. Sufiah melepaskan nafsu keinginan untuk bergabung. Amarah diaktifkan keinginan
untuk memberdayakan kemauan atau daya keuletan usaha supaya
keinginan itu tercapai. Hasil kerja luamah, sufiah, dan amarah ini menuju ke angan-angan. Ciptalah pembentuk bayangan akhir yang diingini.

berlawanan polaritasnya. [4] Luamah adalah nafsu yang egosentripetal, mutmainah egosentrifugal. [5] Sufiah dan amarah dapat dianggap sebagai nafsu-nafsu
pembantu.
Mula-mula luamah mengeluarkan nafsu egosentripetal. Sufiah menyambut
dengan melepaskan nafsu keinginan untuk digabungkan dengan nafsu yang
pertama. Keinginan ini mengaktifkan amarah, yang lalu membantu keinginan itu
dengan menghasilkan daya kemauan atau daya keuletan usaha untuk mencapai
keinginan itu tadi. Kombinasi hasil kerja luamah, sufiah, dan amarah ini
diteruskan kepada angan-angan.
Cipta lalu membentuk bayangan dari apa yang diingini. Nalar
mengasosiasikan bayangan itu dengan bayangan-bayangan lain yang tersedia dan
atau dengan hasil pengamatan pada waktu itu juga. Karena itu pangerti
mendapat pandangan yang menyeluruh tentang apa yang diingini. Karena pe-

__________
[4]. Catatan penterjemah. Berlawanan polarisasi seperti keberadaan kutup positif dan negatif dengan ciriciri: a. Adanya yang satu disebabkan adanya yang lain. b. Walaupun kedua kutub itu berlawanan,
keduanya itu bersama-sama merupakan satu kesatuan.
[5]. Sentripetal= gerak menuju pusat, sentrifugal= gerak menjauh dari pusat. Egosentri-petal= (nafsu)
yang menuju ke arah pemuasan kepentingan dan kesenangan diri sendiri. Egosentrifugal= (nafsu) yang
menuju kepada pemuasan kepentingan dan kesenangan bukan akunya sendiri, untuk kepentingan orang
lain, masyarakat dan Tuhan.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

85

Ilustrator: Santoso Oetomo, 2011


Gambar 2.3.1: Kereta Kencana dengan Empat Ekor Kudanya
Nafsu-nafsu sebagai daya dorong, motor atau daya tarik dapat digambarkan sebagai
kekuatan (power) empat ekor kuda yang harus dikendalikan oleh Saisnya (angan-angan).
Sais yang bijak akan mendengarkan arahan dari Roh Sucinya (akunya yang abadi, bagian
dari Tripurusa) sebagai penumpang agar tidak tersesat di jalan simpangan. Matahari dan
sinarnya melambangkan Suksma Kawekas dan Suksma Sejati.
Secara ideal, Kuda putih (mutmainah) sebagai kuda penjuru dan kuda kuning harus
dipasang di baris depan. Baris belakang barulah dipasang kuda hitam atau violet tua
(luamah) dan kuda merah (amarah). Suatu ilustrasi manusia ideal yang menampakkan
pola hidup sehari-hari dengan berperilaku budi luhur. Integrasi awal antara kuda putih dan
kuda kuning (asmara sufi-laya) sangat dibutuhkan untuk harmonisasi dan integrasi penuh
kekuatan empat ekor kuda, karena integrasi dua kuda baris depan itu bersifat
egosentrifugal; mendorong ke perbuatan-perbuatan sosial dan supra sosial.

86

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

ngertian yang telah tercapai oleh pangerti ini, maka bayangan tentang yang diingini itu lebih dipertajam lagi.
Mutmainah memerlukan sufiah untuk bermanifestasi keluar. Kombinasi
mutmainah dan sufiah mendorong keinginan pada kemurahan dan
kebaikan hati, keluhuran budi, serta berbakti kepada sumber dan asal
mula hidup, jadi mendorong ke arah perbuatan sosial dan suprasosial.

Angan-angan menggerakkan alat-alat indra agar lebih waspada,


merangsang nafsu lagi untuk lebih memperkuat lagi keinginannya dan memobilisasi alat-alat pelaksana; dengan demikian tercapailah apa yang diingini. [6]
Yang diingini itu tidak perlu berupa barang. Dapat juga sesuatu yang abstrak,
umpamanya kedudukan, tingkat pendidikan atau kemajuan tertentu dan sebagainya.
Mutmainah juga tidak dapat berkembang tanpa sufiah. Kombinasi
mutmainah dan sufiah merangsang keinginan pada kemurahan dan kebaikan hati,
keluhuran budi, cinta kepada sesama manusia, jadi mendorong ke arah
perbuatan sosial dan suprasosial. [7] Sesudah itu berlangsung prosedur yang sama
dengan angan-angan, pancaindra dan alat-alat pelaksana.
Jika mutmainah yang bersifat sosial dan suprasosial itu mendominasi,
luamah lalu tidak menjadi pengambil inisiatif dan berkuasa seperti raja, tetapi lalu
menjadi hamba yang taat, sedangkan sifatnya yang egosentripetal itu berubah
menjadi kekuatan jasmani, daya tahan terhadap kekuatan, penderitaan, dan
toleransi. [8] Jadi ada kemungkinan konversi [9] pada luamah (polaritas berubah
netral), berbeda dengan mutmainah yang tidak mempunyai kemungkinan ini
(selamanya berpolaritas positif).

__________
[6]. Soenarto Mertowardojo. Sabda Khusus tanggal 1-6-1949.
[7]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.
523/B. 1954 Bab Gumelaring Dumadi. h. 62, 63 .
[8]. Idem.
[9]. Catatan penterjemah. Konversi= perubahan, penggantian, biasa dikatakan tentang hutang negara yang
diubah/ diganti suku bunganya.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

87

Studi bangunan mimpi dan konstruksi gejala-gejala neurosis (Candra Jiwa Freud)
Gambar 2.3.2 : Fenomena Gunung Es pada Kesadaran Manusia Menurut Freud
Hanya sebagian kecil, kira-kira sepersepuluh dari seluruh jiwa manusia dalam keadaan
sadar. Sisanya terletak pada bidang prasadar dan asadar. Ego dan Superego berhubungan
dengan bidang sadar dan hanya Id yang menempati bidang asadar tanpa bersentuhan
dengan bidang sadar.
Jika keinginan tercapai, badan/jasmani mengalami rasa positif. Jika yang diingini hilang,
rusak atau mati, atau tidak tercapai, maka perasaan itu menjadi negatif. Dalam hal
demikian, maka keinginan yang tidak tercapai beserta bayangan-bayangan yang bertalian
dengan itu disimpan dalam angan-angan dalam arti sempit.
Angan-angan dalam arti sempit yang penuh sesak menyebabkan keadaan sakit (depresi,
neurosis, dan penyakit psikosomatik lainnya) atau menyebabkan angan-angan yang membongkar sendiri muatan-muatannya melalui ucapan, gerak-gerak tangan waktu bicara dan
impian-impian. Angan-angan yang penuh sesak dapat dibongkar tanpa akibat-akibat yang
merugikan melalui sikap menerima/tawakal.
__________
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSQNLNwZt7ek5fFSybmH_J6VAhjWt0TRcqhc9ivEMtKgsYjpe4f7Q cited
August 26, 2011.
88

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Angan-angan yang mengumpulkan pengetahuan dari dunia luar melalui


pancaindra, berkewajiban mengatur nafsu sedemikian rupa sehingga terpelihara
hubungan dan sikap yang baik terhadap dunia luar. Manusia harus menyesuaikan
Bila mutmainah mendominasi, luamah gagal menjadi penentu keputusan
agar berkuasa seperti raja, ia berubah menjadi hamba yang taat, sifatnya yang egosentripetal itu berubah menjadi kekuatan jasmani, daya
tahan terhadap kekuatan, penderitaan, dan toleransi. Kemungkinan
konversi dimiliki luamah dan tidak dimiliki oleh nafsu mutmainah.

diri dengan dunia luar dan karena itu ia harus menyalurkan nafsu-nafsunya melalui jalan-jalan tertentu. Pembatasnya adalah adat-kebiasaan, etika, dan hukum
yang ada di masyarakat tersebut.
Jika keinginan tercapai, badan/jasmani mengalami rasa positif. Jika yang
diingini hilang, rusak atau mati, atau tidak tercapai, maka perasaan itu menjadi
negatif. Dalam hal demikian, maka keinginan yang tidak tercapai beserta
bayangan-bayangan yang bertalian dengan itu disimpan dalam angan-angan
dalam arti sempit. [10]
Angan-angan dalam arti sempit yang penuh sesak menyebabkan keadaan
sakit seperti depresi, neurosis, dan penyakit psikosomatik lainnya.
Hal ini
menyebabkan angan-angannya sendiri yang membongkar muatan-muatannya
melalui ucapan, gerak-gerak tangan waktu bicara dan impian-impian. Anganangan yang penuh sesak dapat dibongkar tanpa akibat-akibat yang merugikan
melalui sikap menerima dan tawakal. [11]
Impian di dalam candra jiwa manusia Indonesia ini dipandang sebagai
meluapnya angan-angan yang terlalu penuh. Hanya bagian yang sangat kecil saja
dari jumlah impian yang mengandung perlambang tentang apa yang akan dialami
oleh orang yang bermimpi dalam waktu dekat. [12] Tentang impian semacam ini,

__________
[10]. Soenarto Mertowardojo. Sabda Khusus tanggal 1-8-1949.
[11]. Idem.
[12]. Idem.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

89

Manusia senantiasa bermimpi, mengandung perlambang yang bersifat pribadi


Gambar 2.3.3 : Mimpi juga Perlambang dalam Arti Pribadi
Candra jiwa manusia Indonesia ini memandang impian sebagai tumpahnya angan-angan
yang terlalu penuh. Kira-kira hanya seperseratus saja dari jumlah impian yang mengandung perlambang tentang apa yang sungguh-sungguh akan terjadi dalam waktu dekat.
Tentang impian semacam ini, dapat dikatakan istimewa karena dapat berupa pencerahan
dari pusat imateri yang salah satunya adalah mengetahui tentang sesuatu yang akan terjadi
dan lainnya adalah memecahkan persoalan-persoalan besar di masyarakat.
Apa dan bagaimana arti impian semacam itu, potensial hanya orang yang bermimpi itu
sendiri yang mengetahuinya. Sebab impian itu memiliki makna yang khas dengan arti
sangat pribadi. Hanya ahli budi, psikolog dan psikiater terlatih yang dapat menunjukkan
artinya.

__________
http://www.jeffjonesillustration.com/images/illustration/00003-dream-factory.jpg cited August 13, 2011.
90

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

bahasa Belanda mempergunakan istilah prophetis (propheet= nabi), sedang Jung


mempergunakan istilah vorfulend (merasa sebelumnya). [13]
Aktivitas sang Aku (asli) menutupi eksistensi Tripurusanya sehingga
menjadi latent. Sang Aku merasa berkuasa atas fisiknya dan menganggap dirinya sebagai raja. Kalau nafsu sebagai daya dorong itu kuat dan
angan-angan lemah sebagai pimpinan, maka angan-angan akan menyesuaikan diri dengan nafsu-nafsu. Nafsu luamah-sufiah menjadi dominan.

Sebenarnya apakah arti impian semacam itu, potensial hanya orang yang
bermimpi itu sendiri yang mengetahuinya, karena impian itu mempunyai lambang dengan arti pribadi. Hanya ahli budi yang dapat menunjukkan artinya. [14]
Seperti telah dikatakan, aktivitas sang Aku yang asli (autochtoon) menutupi
keadaan Tripurusa-nya sehingga menjadi latent. Sang Aku merasa dirinya
menguasai badan/jasmani dan menganggap dirinya sebagai raja. Kalau nafsu
sebagai pendorong itu kuat adanya, sedangkan angan-angan lemah dalam
memegang pimpinan, maka angan-angan akan menyesuaikan diri dengan nafsunafsu. Dalam hal ini kombinasi luamah-sufiah menguasai angan-angan, [15] ini
berarti bahwa hasrat-hasrat dan keinginan-keinginan egosentripetal merajelela di
dalam manusia.
Bila reaksi manusia terhadap dunia luar diwarnai hegemoni nafsu, maka
tampaknya manusia itu mengedepankan sifat-sifat nafsunya. Jika angan-angan
yang mendominasinya, maka manusia itu mengedepankan daya-daya
intelektualnya. Jika perasaan yang mendominasinya, maka dia adalah seorang
perasa.

__________
[13]. C.G. Jung. Socenprobleme der Gegenwart Rascher & Cie AG Verlag
Zurich ha. 99.
[14]. Soenarto Mertowardojo. Sabda Khusus tanggal 1-6-1949.
[15]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.
523/B. 1954 Bab Gumelaring Dumadi. h. 64.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

91

Tripurusa

SOUL
Dimensi-4

MIND
Dimensi-3

MIKROKOSMOS

BODY
Dimensi-2

[[A
Akkuu]]
A
k
u
Aku LLuuhhuurr
|G|

Anganangan

PPuussaatt
IIm
maatteerrii

Perasaan

Nafsunafsu

MAKROKOSMOS
Manusia, Dewa, Binatang, Tumbuh-tumbuhan, dan Mineral
Dimensi-1

Diagram Transenden 2.3.4: Pintu Gerbang (TheGate), Rahsa Jati


Jika angan-angan terarah kepada Tripurusa, maka pemilihan bayangan, asosiasi dan
pengertiannya selaras dengan Tripurusa. Maka dari Aku timbullah Aku yang lebih luhur,
cipta yang lebih luhur, nalar yang lebih luhur, dan pangerti yang lebih luhur.
Dengan jalan inilah titik berat hidup manusia memindahkan diri ke Rahsa Jati, G
(TheGate), atau ambang kesadaran sejati Tripurusa. Tempat di mana kita mengalami
perasaan yang terdalam dan terhalus sehingga terasa tempat itu sebagai pintu gerbang
(TheGate, Rahsa Jati) untuk masuk ke alam prinsip imateri (Immaterial Centre, Pusat
Imateri, Alam Sejati), menuju akhir dari perjalanan hidup manusia.

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

92

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Jika mutmainah lebih kuat dari luamah, maka sang Aku mempunyai sikap
sosial-suprasosial. [16] Dalam sikap demikian ini sang Aku berperilaku seperti hati
nuraninya, yang di dalam candra jiwa manusia Indonesia dianggap terdiri atas seJika terlihat penampilan orang dengan hegemoni nafsu, pasti manusia
itu menonjolkan sifat-sifat nafsunya. Jika titik beratnya pada anganangan maka daya-daya intelektualnya mengemuka. Jika perasaan yang
mendominasinya dikedepankan, maka ia menjadi seorang perasa

mua pengalaman phylogenetik dan ontogenetik manusia, [17] di mana mutmainah mempunyai saham yang besar. Karena sifatnya yang sosial dan suprasosial,
sang Aku dapat dengan mudah mengarahkan diri kepada Tripurusa, pusat imaterinya.
Jika angan-angan terarah kepada Tripurusa, maka pemilihan bayangan,
asosiasi dan pengertiannya selaras dengan Tripurusa. Maka timbullah Aku yang
lebih luhur, cipta yang lebih luhur, nalar yang lebih luhur, dan pangerti yang lebih
luhur. [18] Dengan jalan inilah titik berat hidup manusia memindahkan diri ke
Rahsa Jati, TheGate, atau ambang kesadaran sejati Tripurusa.
Di manakah Rahsa Jati ini? Jika orang khusuk dengan rasa bahwa hidup,
yang berada di setiap makhluk hidup, memanifestasikan diri kepadanya, maka ia
akan dapat menunjukkan di mana letaknya Rahsa Jati itu. [19] Suasana bahagia
dan penuh harmoni di pintu gerbang yang menjamin kontinuitas materi halus
dan imateri ini merupakan kenangan yang istimewa.

__________
[16]. Catatan: sikap suprasosial adalah berbakti kepada Tripurusa.
[17]. Catatan: pengalaman phylogenetik= pengalaman seseorang selama perkembangannya sejak dalam
kandungan atau sejak lahir. Pengalaman ontogenetik= pengalaman umat manusia seluruhnya selama
perkembangannya, sejak adanya hingga sekarang.
[18]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati, Repr.Jatop.
523/B. 1954 Bab Gumelaring Dumadi. H. 65
[19]. Soenarto Mertowardojo. Sabda Khusus tanggal 1-6-1949.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

93

Gambar 3.1.1: Sang Kresna dalam Manajemen Perang Bharatayudha


Sang Kresna adalah sais kereta perang Arjuna (ksatria ke-3 dari Pandawa Lima) dalam
perang Bharatayudha melawan Adipati Karna dari Korawa. Sebagai simbol kebijaksanaan
Kresna juga ikut dalam manajemen seluruh peperangan atas permintaan otoritas di
atasnya yaitu Batara Guru.
Bagaimana Kresna mengatur agar Antasena dan Antareja dari pihak Pandawa tidak ikut
berperang, karena kesaktiannya mereka berdua mampu menghabiskan Korawa dalam
sekejap mata. Begitu juga peranannya dalam mengumpankan Gatotkaca agar satusatunya senjata adidaya, konon mampu menghancurkan dunia Kunta Wijaya Danu milik
Adipati Karno terpaksa dilepaskan bukan untuk sasaran yang sesungguhnya yaitu tokoh
Arjuna.
Sang Aku adalah kusir (sais, manajer kereta jiwa) yang mengendalikan ke-empat nafsu
manusia agar berjalan di jalan keutamaan yang berakhir di kesejahteraan, ketentraman,
dan kebahagiaan hidup di dunia dan kelak kembali ke asal mula hidup.
__________
http://intansliw.files.wordpress.com/2010/08/19566_253678488735_171041283735_3403470_3721207_
n.jpg cited July 2, 2012
94

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

BAB III
Manajemen Mental
3.1 PENDAHULUAN
Tujuan hidup menurut Candra Jiwa Indonesia adalah upaya menemukan
jalan pamudaran. Adanya kemajuan dalam perkembangan jiwa manusia
Reedukasi ketiga sentra vitalitas jiwa melalui introversi (Trisila) dan
ekstraversi (Pancasila) untuk membuka perspektif baru (Pamudaran)
sebagai tujuan akhir evolusi egonya manusia.

tampak dari adanya gerak sang aku dengan sadar pribadinya (mental), yang
menuju ke alam sejati, sebagai pusat imateri manusia (spiritual), ke sadar kolektif
itu sendiri. Mau menerima Pencerahan-Nya dan dilanjutkan dengan pelatihan
introversi dan ekstraversi, yaitu melaksanakan Trisila, Pancasila dan menjauhi
Pemali berpotensi melepaskan diri dari segala bentuk keterikatan apapun.
Perkembangan jasmani mulai dari janin, anak, dewasa sampai ajal tiba,
mendorong pergeseran dari keadaan penuh kenikmatan menuju yang tanpa
kenikmatan. Dengan sendirinya sang aku harus melepaskan sedikit demi sedikit
kenikmatannya, kejadian ini dirasakan sebagai sesuatu yang tidak mengenakkan.
Melepaskan diri dari segala bentuk keterikatan adalah pencapaian pamudaran
skala kecil dari suatu faset pada dirinya sendiri. Pencapaian tersebut secara
ontogenik berarti meninggalkan fase yang nikmat yaitu suatu bentuk keterikatan
duniawi, sekaligus sebagai upaya menghilangkan neurosis.
Manajemen mental menghadapi kontroversi besar di dalam jiwa,
menyangkut dua hal yang penting Pertama, harus menerima suatu perspektif
baru seperti menerima keadaan di surga yang kekal yang berada di posisi tertentu.
Kedua, harus melepaskan tahap yang penuh kenikmatan. Pelaksanaannya adalah
reedukasi dari seluruh sentra vitalitas jiwa dengan sikap-sikap unggulan Trisila
(introversi, introspeksi, suprasosial), Pancasila (ekstraversi, sosial), dan menjauhi
Pemali (larangan Tuhan). Fokus pada kepercayaan kepada-Nya dan kejujuran se-

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

95

Gambar 3.2.1: Janin di dalam Kandungan Ibu


Tali pusat (umbilical cord) tampak menghubungkan janin dengan ibunya di dalam rahim
sekaligus menunjukkan suatu bentuk keterikatan mutlak kepada badan/jasmaninya.
Sesungguhnya bayi masih dalam keadaan nikmat yang maksimal.
Merujuk adanya gejolak perubahan yang terjadi pada peristiwa psikis seseorang dengan
keinginan, perasaan dan nafsu-nafsunya, maka sadar kolektif berada di atas perubahanperubahan psikis, suatu keadaan yang tidak berubah dan bersifat kekal.
Pengalaman psikisnya tidak mengenal keadaan yang abadi dan perdamaian yang absolut.
Digambarkan janin tersebut seperti di surga, maka keadaan sadar kolektif juga dapat
disebut seperti dalam surga. Perhatikan, tingkat kesadarannya yang berbeda, yang satu
asadar, yang lainnya sadar, yang satu nikmat, yang lain tanpa kenikmatan.

__________
http://www.reshealth.org/images/greystone/em_0259.gif cited August 28, 2011.
96

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

bagai aspek terpenting manajemen mental artinya mengembangkan kasih sayang,


mengendalikan nafsu buruk dengan tapabrata, dan mempertahankan serta
memelihara keadaan yang bebas neurosis.
Tujuan asli menurut Candra Jiwa Indonesia bagi Soenarto dan dua orang
rekan dekatnya adalah upaya menemukan jalan pamudaran. Adanya
kemajuan dalam perkembangan jiwa manusia tampak dari adanya
gerak di antara asadar kolektif dan sadar kolektif, yang menuju ke alam
sejati, sebagai pusat imateri manusia, ya ke sadar kolektif itu sendiri.

3.2 PROSES PERKEMBANGAN


Upaya menemukan jalan pamudaran adalah tujuan asli dari Candra Jiwa
Indonesia bagi Soenarto dan dua orang pembantunya. Oleh karena itu, di dalam
menjalani proses tersebut mengandung penyesuaian secara aktif berupa
penerimaan adanya kemajuan dalam perkembangan mental manusia. Perkembangan jiwa manusia tersebut menunjukkan adanya gerak di antara asadar
kolektif dan sadar kolektif, atau di antara keterikatan secara absolut kepada
badan/jasmani dan keadaan terlepasnya secara absolut dari badan/jasmani.
Janin di dalam rahim seorang ibu menunjukkan keterikatan mutlak kepada
badan/jasmani, yang dihubungkan oleh tali pusat. Karena bayi masih dalam
keadaan nikmat yang maksimal, [1]
maka secara psikis belum dibicarakan
mengenai lepasnya janin dari badan ibu. Berbeda dengan perubahan demi
perubahan yang terjadi pada peristiwa psikis seseorang dengan keinginan,
perasaan dan nafsu-nafsunya, [2] maka sadar kolektif adalah keadaan yang tidak
berubah yang bersifat kekal dan berada di atas perubahan-perubahan psikis.

__________
[1]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab
Gumelaring Dumadi. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 58.
[2]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Dalan
Rahayu. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 169.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

97

Tangisan pertama begitu ia dilahirkan melalui pertolongan seorang dokter

Foto 3.2.1: Tangis Bayi Pertama kali


Begitu lahir ke dunia jabang bayi terkejut karena terasa beda lingkungan, keharusan
bernafas sendiri, dan adanya kebebasan bergerak secara alamiah menangislah ia sekuatkuatnya .
Begitu janin dilahirkan, maka surga jasmani telah ditinggalkan untuk selama-lamanya,
sekarang sang aku berada pada posisi terdesak yang tidak mungkin kembali lagi ke
surganya. Oleh karena itu ia menangis, kaget merasakan perubahan alamiah di dalam dan
di luar dirinya. Tangisan bayi yang pertama ini menentukan tindak lanjut penanganan bayi
yang baru saja dilahirkan.
__________
http://dollkid.com/wp-content/uploads/2011/02/The-first-cry.jpg cited August 30, 2011

98

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Keadaan yang abadi tersebut adalah perdamaian yang absolut, yang tidak
dikenal di dalam pengalamannya psikis. [3] Apabila disebutkan janin tersebut
seperti di surga, maka keadaan sadar kolektif juga dapat disebut seperti dalam
Janin di dalam rahim seorang ibu menunjukkan keterikatan
mutlak kepada badan/jasmani, yang dihubungkan oleh tali pusat.
Karena itu bayi masih dalam keadaan nikmat yang maksimal.

surga. Letaknya tentu saja di tingkat yang berbeda, yang satu asadar, yang
lainnya sadar, yang satu nikmat, yang lain tanpa kenikmatan. Sadar individu yang
terbatas itu terletak pada peralihan di antara asadar kolektif yang nikmat dengan
sadar kolektif yang tanpa kenikmatan. Dikatakan terbatas karena terbatas di
dalam kenikmatan dan di dalam keadaan tanpa kenikmatan, dari kedua surga itu
sadar individu memiliki sesuatu.
Perkembangan jasmani mulai dari janin, anak, dewasa sampai ajal tiba,
mendorong pergeseran dari keadaan penuh kenikmatan menuju yang tanpa
kenikmatan. Dengan sendirinya sang aku harus melepaskan sedikit demi sedikit
kenikmatannya, kejadian ini dirasakan sebagai sesuatu yang tidak mengenakkan.
Dorongan untuk menerima ketidaknikmatan dan membantunya dalam kemajuan
itu berasal dari mutmainah, sebaliknya dorongan untuk mempertahankan dan
memperoleh kenikmatan itu berasal dari luamah. Arah mana yang akan dilewati
harus diputuskan oleh sang aku, ia memiliki dua perangkat, yaitu perasaan
sebagai indikator, dan angan-angan sebagai regulator yang berpengaruh
terhadap nafsu. Begitu janin dilahirkan, maka surga jasmani telah ditinggalkan
untuk selama-lamanya, sekarang sang aku berada pada posisi terdesak yang tidak
mungkin kembali lagi ke surganya.

__________
[3]. E.A.D.E. Carp. Problemen van het mens-zijn. Uitgevers Wyt. Rotterdam.1953. h. 79.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

99

Icuk Sugiarto membalas hormat atas sorak kemenangan dari para penggemarnya
Foto 3.2.2: Pahlawan itu Mampu Mengalahkan Musuh-musuhnya
Pahlawan bulutangkis Indonesia (Juara Dunia 1983) Icuk Sugiarto dielu-elukan oleh para
penggemarnya. Tentu saja kuncinya adalah pada semangat, latihan yang serius, teknik dan
strategi permainan bulutangkis yang jitu.
Candra Jiwa indonesia menyebutkan sang Aku sebagai pahlawan, yang harus mengalahkan
musuhnya sekaligus saudaranya yang bernama luamah.
Sebutan sebagai musuh
sebenarnya bukan untuk luamah saja, tetapi semua nafsu tersebut.
Musuh-musuh itu baru dapat dikalahkan sang pahlawan setelah ia berguru pada seorang
pendeta. Pendeta itu mengajarkan rahasia-rahasia ilmu kekebalan. Pendeta itu adalah
pusat imateri di dalam dirinya sendiri. Sang Pendeta baru dapat dijumpai sang aku setelah
mengalami peningkatan kesadaran dalam meditasi transendental. Barang siapa berhasil
melakukannya, akan dapat mengalahkan musuh yang menghalangi tercapainya pamudaran
tersebut.

__________
http://3.bp.blogspot.com/_IcwX0jqq0eQ/ShuiR9qSD2I/AAAAAAAAADc/0xPw2uurd7U/s400/icuk....JPG cited
August 30, 2011
http://1.bp.blogspot.com/_IcwX0jqq0eQ/Shuhr7g8jAI/AAAAAAAAADM/Z_CM2vUQFq8/s400/icukk++pemain+bulu
tangkis.JPG cited August 30, 2011
100

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Pemilihan pada jalan kenikmatan akan selalu berakhir pada kekecewaan,


yang terbesar adalah menjelang kematian jasmaninya, karena merupakan
keadaan tanpa kenikmatan. keberpihakan pada nafsu luamah yang pro kenikSang aku berpihak kepada mutmainah manakala harus mengalahkan
kekuatan jasmani yang nikmat itu, justru harus selalu melihat kedepan.
Jangan menoleh ke belakang, setiap kali mampu meninggalkan tahap
kenikmatan yang tercapai atas kemauannya sendiri.

matan itu akan semakin tertinggal di dalam menghadapi perkembangan yang


alamiah itu. Sang aku akan selalu ingin berada dalam stadium masa lalu selama
mungkin. Di sinilah luamah menjadi penguasa sang aku dengan cara mengendalikan angan-angan dan perasaan, bukan sebaliknya. [4]
Keberpihakan sang aku kepada mutmainah harus mengalahkan kekuatan
badan/jasmani yang nikmat itu dan selalu harus melihat ke depan di dalam
perkembangan, jangan menoleh ke belakang, setiap kali mampu meninggalkan
tahap kenikmatan yang tercapai atas kemauannya sendiri. Candra Jiwa indonesia
sering menggambarkan sang Aku sebagai pahlawan, yang harus mengalahkan
musuhnya sekaligus saudaranya yang bernama luamah. Yang digambarkan
sebagai musuh bukan hanya luamah, tetapi keempat nafsu tersebut.
Pahlawan itu baru mampu mengalahkan musuhnya setelah ia berguru pada
seorang pendeta. Pendeta itu mengajarkan rahasia-rahasia ilmu kekebalan.
Pendeta itu adalah pusat imateri di dalam dirinya sendiri. Sang Aku baru dapat
berjumpa dengan sang pendeta setelah mengalami kesadaran meditasi
transedental. Barang siapa berhasil melakukannya, akan dapat mengalahkan
musuh yang menghalangi tercapainya pamudaran tersebut.

_________
[4]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Dalan
Rahayu. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 162
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

101

.
Wakil kejahatan dan kebenaran saling berkenalan prapeperangan

Gambar 3.2.2: Sang Pahlawan Masih Belum Dapat Mengalahkan Musuh-musuhnya


Saling berkenalan antara tokoh ksatria yang mewakili kebenaran dan lawannya yang
berwajah garang sebagai wakil kejahatan lazim dilakukan sebelum perang tanding dimulai.
Perang tanding antara kejahatan melawan kebaikan dalam wayang kulit, pada tahap awal
memang belum ada yang menang dan yang kalah. Pada tahap akhir semua kejahatan
akhirnya dikalahkan oleh kebaikan.
Keadaan neurosis digambarkan sebagai belum berhasilnya sang pahlawan mengalahkan
musuh-musuhnya. Candra jiwa meletakkan persoalan dan penyelesaian dari keadaan
neurosis itu pertama-tama di dalam dirinya sendiri. Keadaan di dunia luar dijadikan nomor
dua.
Persoalan di luar dirinya bukan berarti tidak penting, tetapi persoalan di dalam dirinya
yang menjadi prioritas bagi mereka untuk diselesaikan. Kecuali bagi yang belum dapat
melihat persoalan-persoalan di dalam dirinya sendiri. Keadaan pribadi diletakkan pada
pusat persoalan manakala terjadi hubungan timbal balik antara keadaan pribadi dan
keadaan masyarakat dipersoalkan.
__________
http://resonansi.com/wp-content/uploads/2010/05/kejahatan-vs-kebaikan.jpg cited August 5, 2011
102

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Jadi suatu keadaan neurosis digambarkan sebagai belum berhasilnya sang


pahlawan mengalahkan musuh-musuhnya. Soemantri meletakkan persoalan dan
penyelesaian dari keadaan neurosis itu pertama-tama dalam dirinya sendiri. KeaKancah peperangan sang aku itu meliputi seluruh dunia melalui mekanisme projeksi, subjektivasi dan personalisasi di dalam perang itu. Dengan menghilangnya mekanisme tersebut akhirnya manusia berhadapan dengan dirinya sendiri dalam suasana yang sepi. Jung menyebut
Individu yang telah menjadi absolut sebagai Individuation.

daan di luar dijadikan nomor dua. Tidak berarti bahwa persoalan di luar dirinya
menjadi tidak penting, hanya saja tidak menjadi prioritas pilihan. Bagi mereka
yang belum dapat melihat persoalan-persoalan di dalam dirinya sendiri
memerlukan introspeksi yang lebih dalam lagi. Ketika digambarkan sebagai
hubungan timbal balik antara keadaan pribadi dan keadaan masyarakat, maka
keadaan pribadi diletakkan pada pusat persoalan.
Tiap manusia harus berjuang sendiri, peperangan itu berawal dan berakhir
di dalam jiwanya manusia itu sendiri. Tercapainya pamudaran, pelepasan atau
panunggal merupakan petanda berakhirnya perang sebagai gambaran dari
persoalan hidup. Sang aku individu tumbuh di dalam suasana peperangan itu,
kancah peperangan itu seluruh dunia. Manusia mengikut-sertakan persoalannya
ke seluruh dunia melalui projeksi, subjektivasi dan personalisasi di dalam perang
itu.
Pertumbuhan sang Aku akan menyempitkan kancah peperangan, dan pada
akhirnya hanya terbatas pada hati sanubari saja. Pada tahap itu, manusia hanya
berhubungan saja dengan dunia luar tanpa keterikatan lagi. Dengan melemahnya
dan hilangnya projeksi, subjektivasi, dan personalisasi, akhirnya manusia
berhadapan dengan dirinya sendiri dalam suasana yang sepi. [5] Individu telah
menjadi absolut. Jung menyebutnya sebagai Individuation. [6]
__________
[5]. E.A.D.E. Carp. Problemen van het mens-zijn. Uitgevers Wyt. Rotterdam, h. 79.
[6]. Carl Gustav Jung. Die Beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewusten. Rascher Verlag
Zurich und Leipzig, 1938. h. 91
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

103

Bapak guru sedang mengajar interaktif tentang bahasa jiwa (?) sejak usia muda

Gambar 3.3.1: Strategi Kesehatan Jiwa: Reedukasi Budi Pekerti Luhur


Bahasa jiwa adalah bahasa yang lebih primitif dari bahasa isyarat, gerak, apalagi bahasa
tutur yang rumit terstruktur karena gerakan jiwa tidak memerlukan gerakan ragawi. Siapa
saja yang berbuat baik untuk kepentingan manusia dan lingkungannya bahasa jiwa-nya
merupakan doa yang tak terucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pengetahuan ini
seyogyanya sudah diajarkan dan ditanamkan sejak masa kecil, sehingga kedekatan kita
kepada-Nya sudah tidak perlu mempermasalahkan asesori kasat mata. Dengan demikian
penghormatan kepada semua agama dan kepercayaan menjadi kenyataan yang hakiki.
Akan terasa bahwa bahasa jiwanya juga sudah terdeteksi oleh naluri halus masyarakat
sekitarnya.
Solusi Candra Jiwa Indonesia ketika menghadapi kontroversi besar di dalam jiwa,
menyangkut dua hal yang penting Pertama, harus menerima suatu perspektif baru seperti
menerima keadaan di surga yang kekal yang berada di posisi tertentu. Kedua, harus
melepaskan tahap yang penuh kenikmatan.
Pelaksanaannya telah dirumuskan dari buku pustaka Sasangka Jati, yaitu: 1. Reedukasi
dari seluruh sentra vitalitas jiwa dengan sikap-sikap seperti tersebut dalam Trisila dan
Pancasila (Buku Hastasila). 2. Menghindari bertambah kuatnya luamah (egosentripetal).
3. Meresapkan intisari dari janji-janji paugeran (syahadat, kredo). 4. Melatih introspeksi,
sehingga memperkuat integrasi sentra-sentra vitalitas. 5. Melatih kasih sayang dan
memperkuat nafsu suprasosial (egosentrifugal). 6. Mengendalikan nafsu-nafsu buruk
dengan tapabrata. 7. Mempertahankan dan memelihara keadaan yang bebas neurosis.
__________

http://www.ngapak.com/wp-content/uploads/2011/03/guru-mengajar.jpg cited August 30, 2011


104

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

3.3 MERUMUSKAN STRATEGI


Selama perang itu belum berakhir dengan suatu kemenangan, Candra Jiwa
Indonesia masih menganggap persoalan orang sehat dengan penderita neurosis
Sebelum perang usai, Candra Jiwa Indonesia menganggap persoalan
orang sehat dan penderita neurosis sama. Di dalam suasana peperangan
melawan keempat nafsu justru sang aku individu tumbuh berkembang.
Yang menjadi masalah adalah solusi Candra Jiwa Indonesia itu sendiri
agar manusia tidak kalah dalam menghadapi peperangan ini.

sesungguhnya sama saja. Persoalannya bagaimana tanggapan Candra Jiwa


Indonesia dalam menangani persoalan agar tidak kalah di dalam peperangan ini.
Harus memperhatikan dua hal yang penting.
Pertama, harus menerima adanya kemungkinan tercapainya kebahagiaan
di dalam hidup. Suatu perspektif seperti keadaan di surga yang kekal yang berada
di tingkat yang lain. Kedua, harus melepaskan tahap yang penuh kenikmatan.
Seahrusnya badan/jasmani berusaha mempertahankannya agar selalu dapat
mengalaminya lagi.
Pelaksanaannya dirumuskan secara berturut-turut dalam bab-bab dari buku
Sasangka Jati, yaitu:
1. Orientasi yang sifatnya (re)edukasi dari angan-angan, perasaan dan nafsunafsu dengan sikap-sikap seperti tersebut dalam Trisila dan Pancasila (Buku
Hastasila).
2. Menghindari bertambah kuatnya luamah, nafsu yang mendorong ke
kenikmatan dan pelanggaran Pemali.
3. Pembangunan kembali jiwa dengan menerima adanya potensi besar di dalam
dirinya, meresapkan intisari dari janji-janji paugeran.
4. Melatih introspeksi untuk mengenal diri sendiri guna memperbesar kesadaran
yang terarah, sehingga memperkuat integrasi.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

105

Padi, kehidupan petani di desa, dan ketahanan pangan menentukan eksistensi bangsa

Foto 3.3.1: Kestabilan Masyarakat Merupakan Dasar Kesehatan Mental


Menurut catatan sejarah juga bangsa Indonesia diperkirakan sudah menanam padi sejak
1648 Sebelum Masehi. Teknologi tanam padi dan pascapanennya menentukan ketahanan
pangan bangsa Indonesia.
Definisi ketahanan pangan menurut FAO (2001): Ketahanan pangan adalah situasi ketika
setiap orang sepanjang waktu mempunyai akses fisik, sosial, dan ekonomi terhadap pangan
yang bergizi, aman dan cukup untuk memenuhi kebutuhan gizinya sesuai dengan selera
budaya (food preferences), untuk melaksanakan hidup yang sehat dan aktif.
Candra Jiwa Indonesia menyatakan bahwa kestabilan masyarakat penting dan merupakan
dasar bagi perkembangan kesehatan mental, jiwa manusia. Hastasila dan Pemali
mempunyai arti sosial yang penting untuk ditanamkan kuat-kuat di dalam masyarakat.
Trisila ialah sadar, percaya, dan taat yang ditujukan kepada Tripurusa (TriAspek) akan
mempercepat pengarahan kepada yang Tertinggi (transendental) yang dapat dicapai
manusia di dalam dirinya sendiri, tetapi bukan sang aku, justru lebih dalam lagi.
__________
http://organikganesha.files.wordpress.com/2011/10/sawah-dan-petani.jpg cited January 3, 2012
http://organikganesha.com/2011/10/14/pangan-desa-dan-eksistensi-jatidiri-bangsa/ cited January 3, 2013

106

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

5. Melaksanakan budi darma berupa pertolongan atau kasih sayangnya kepada


orang lain dan suka memaafkan sebagai latihan keinginan-keinginan yang sifatnya
egosentrifugal untuk memperkuat nafsu supra sosial (asmara-sufi).
Trisila memobilisasi tiga sentra vitalitas agar proses introspeksi berjalan
dengan harmonis. Dampaknya adalah meningkatkan integritas karena
sentra-sentra dan otonominya mudah diikat. Pelaksanaan Trisila tidak
membatasi ruang dan waktu, artinya tidak membatasi seremoni.

6. Melatih tapabrata untuk mempermudah pengaturan nafsu-nafsu.


7. Mempertahankan keadaan yang telah tercapai, memelihara keadaan yang
bebas dari neurosis.
Agar menaati suatu pengarahan tertentu karena sang Aku bersedia meninggalkan tahap yang penuh kenikmatan itu, harus ada harapan yang lebih baik dari
yang telah ditinggalkannya. Tahap yang nikmat ini senantiasa akan terbantu
untuk ditinggalkan ketika menjumpai kekecewaan-kekecewaan, dan rasa tertekan
oleh keterikatan. Termasuk di dalamnya perasaan yang tidak pernah dapat ke luar
dari suatu penderitaan, tahap tersebut selalu tersangkut di dalam pasang surutnya keadaan.
Kestabilan masyarakat merupakan dasar bagi perkembangan mental, jiwa,
atau rohani, adalah pernyataan Candra Jiwa Indonesia. Hastasila dan Pemali
mempunyai dampak sosial yang penting untuk ditanamkan kuat-kuat di dalam
masyarakat. [7] Sadar, percaya, dan taat (Trisila) kepada Tripurusa (TriAspek)
mempercepat pengarahan kepada yang Tertinggi (transendental) yang dapat
dicapai manusia di dalam dirinya sendiri, tetapi bukan sang aku, justru lebih
dalam lagi.
Angan-angan, perasaan dan nafsu-nafsu dimobilisasi Trisila agar menuju ke
satu tujuan, agar memiliki pendapat yang sama dan menambah harmoni. Akibatnya adalah menguatnya integritas karena sentra-sentra vitalitas dan otonominya
__________
[7]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Hastasila
dan Paliwara. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 7-41.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

107

Anak ini sedang mengamati perilaku seekor capung yang berkemampuan terbang tinggi

Foto 3.3.2: Pancasila adalah perangkat untuk menghadapi dunia luar


Seorang anak dengan pancaindra yang dimilikinya sudah dapat menangkap perubahanperubahan di luar mikrokosmos. Alam semesta (makrokosmos) menawarkan apa saja
untuk dapat diamati, didekati, diteliti, bahkan dimanfaatkan untuk kepentingan
kesejahteraan umat manusia. Mikrokosmos dapat beradaptasi terhadap makrokosmos,
termasuk manusia dan masyarakatnya melalui pola-pola tertentu, bahkan dengan sentrasentra vitalitas yang ada pada dirinya sendiri.
Yang Maha Tinggi bersifat imateri, serta merupakan sumber dan pelaksana kekuasaan di
dalam hidup ini, sesungguhnya berada di tempat yang sangat dekat. Upaya menghadap ke
pada-Nya di dalam jiwanya sendiri, akan membuat manusia merasa aman, tenteram,
terlindungi, dipimpin, diberi pengertian, dan semuanya itu dibutuhkan oleh penderita
neurosis pada khususnya serta setiap manusia pada umumnya.
Ekstraversi adalah adaptasi perubahan-perubahan di luar mikrokosmosnya dalam arti kata
yang seluas-luasnya. Perangkat Pancasila (rela, narima, jujur, sabar, dan budi luhur)
digunakan oleh Candra Jiwa Indonesia untuk menangkap perubahan yang luas itu.

__________
http://images.elephantjournal.com/wp-content/uploads/2010/09/Dragonfly.jpg cited December 8, 2011.
108

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

mudah diikat. Pelaksanaan Trisila tidak terbatas oleh ruang dan waktu, [8] pasti
tidak melawan keterbatasan seremoni. Keterbatasan-keterbatasan itu merupakan alat bantu yang kuat bagi kontinuitas dan intensitas pelaksanaan.
Pelaksanaan sadar, percaya, dan taat kepada Tripurusa (Trisila) tidak
terbatas oleh ruang dan waktu dan tidak bertentangan dengan keterbatasan seremoni.. Justru keterbatasan-keterbatasan itu merupakan
perkakas yang kuat bagi kesinambungan dan kekuatan introversi.

Upaya menghadap ke Yang Maha Tinggi yang sifatnya imateri, serta


merupakan sumber dan pelaksana kekuasaan di dalam hidup ini, sesungguhnya
berada di tempat yang sangat dekat. Yaitu di dalam jiwanya sendiri, akan
membuat manusia merasa aman, tenteram, terlindungi, dipimpin, diberi
pengertian, dan semuanya itu dibutuhkan oleh setiap manusia, khususnya yang
menderita neurosis. Candra Jiwa Indonesia menangkap perubahan-perubahan di
luar dalam arti kata yang seluas-luasnya menggunakan perangkat Pancasila: rela,
narima, jujur, sabar, dan budi luhur.
Selain bersifat menguntungkan, nilai di luar itu juga dapat menimbulkan
trauma bagi dirinya. Pancasila yang memiliki arti sosial itu juga penting bagi
kesadaran sang Aku untuk menghadap Tripurusa. Karena posisi kesadaran sang
aku terletak di antara dunia yang dapat dan tidak-dapat ditangkap oleh
pancaindra.
Karl Jaspers di dalam karyanya Psychologie der Weltanschauungen (Psikologi pandangan-pandangan dunia) mengambarkan sang aku sebagai sumber
budaya di dalam candra jiwa seelisch-culturelle ada di antara candra jiwa
sinnlich-rumliche dan candra jiwa metaphysische (metafisika).

___________
[8]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Hastasila
dan Paliwara. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 14.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

109

Kompas dan peta adalah alat yang dapat digunakan untuk menentukan orientasi di lapangan

Foto 3.3.3: Kompas dan Peta sebagai Perangkat Manajemen Ruang


Kompas dan peta diperlukan untuk manajemen ruang seorang manusia. Setiap pejalan
darat, laut, dan udara senantiasa memerlukan kompas dan peta. Kompas sebagai penunjuk
mata angin dan peta menunjukkan posisi seseorang terhadap lingkungannya.
Trisila, karakter unggulan manusia diperlukan dalam manajemen mental. Oleh karena itu
dicantumkan dalam program latihan mental sebagai pendekatan introversi. Sekiranya
sang aku mau menghentikan angan-angan maka sikap angan-angan yang rasional dan aktif
harus dihindari, ini adalah suatu jenis pengorbanan. Dengan Trisila tercapailah sikap yang
tidak rasional (suprarasional) tersebut.
Angan-angan tak hendak dihilangkan eksistensinya, tetapi digunakan dengan cara lain
untuk keperluan orientasi, yaitu keadaan eksistensi tanpa gerakan pancaindra.
Sadar sepenuhnya akan keberadaan Tripurusa di dalam dirinya, merupakan bagian
pertama dari Tripurusa. Itu berupa keadaan berhenti kontinyu yang lambat-laun akan
dicapai oleh upaya manajemen angan-angan dengan karakter unggulan tersebut.
__________
http://www.anneahira.com/images/article/16-arah-mata-angin.jpg cited December 8, 2011
110

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Sang aku berusaha melepaskan diri dari persekutuannya dengan makrokosmos (dunia yang dapat ditangkap dengan pancaindra) yang sifatnya berubah,
melalui Pancasila dan Pemali. Upaya melepaskan diri tersebut merupakan syarat
PANCASILA + PEMALI
Jasmani

TRISILA + PANCASILA
Psike

Rohani

Dunia yang dapat ditangkap


oleh pancaindra
Badan/jasmani kasar

Dunia sang aku


Badan/jasmani halus

Kemungkinan eksistensi
tanpa pancaindra
Tripurusa (Soemantri)

Sinnlich-rumlich

Seelisch-culturell

Metaphysisch (Jaspers)

mutlak bagi dunia sang aku untuk dapat menyesuaikan diri pada kemungkinan
bereksistensi tanpa pancaindra. Sesungguhnya, dunia sang aku sendiri juga
imanen berubah-ubah, disebabkan oleh aktivitas angan-angan, perasaan dan
nafsu-nafsu. Angan-angan, perasaan, dan nafsu-nafsu harus dilatih berhenti.
Karena sang Aku melihat kemungkinan bereksis-tensinya tanpa panca-indra
sebagai keadaan yang abadi, tidak berubah selama-lamanya.
Trisila dicantumkan dalam program latihan (manajemen mental) ini sebagai
karakter unggulan. Sikap angan-angan yang rasional dan aktif harus dihindari
sekiranya sang aku mau menghentikan angan-angan. Dengan Trisila tercapailah
sikap yang tidak rasional. Ini bukan menghilangkan angan-angan, tetapi
menggunakannya dengan cara lain untuk keperluan orientasi. Orientasi pada
keadaan eksistensi tanpa pancaindra tersebut. Keadaan berhenti kontinyu
lambat-laun akan dicapai angan-angan, yaitu sadar sepenuhnya akan keberadaan
Tripurusa di dalam dirinya, merupakan bagian pertama dari Tripurusa.
Perasaan mencapai keadaan yang tidak bergerak itu melalui percaya.
Kepercayaan bulat kepada Yang Maha Kuasa yang sedemikian rupa sehingga
perasaan mau menerima apa saja yang akan terjadi pada sang aku. Kepercayaan
di sini berbeda tingkatnya dari kepercayaan akibat aktivitas dari angan-angan
yang sebabnya masih dapat dinalar, misalnya bahwa bumi itu bulat, bumi
mengitari matahari, kecepatan cahaya melebihi kecepatan suara, dan lain-lainnya.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

111

Bima bertemu dengan dirinya sendiri sebagai Bima Suci (Dewa Ruci)
Foto 3.4.1: Pencapaian Pamudaran Skala Kecil dalam Kisah Dewa Ruci
Setiap manusia memiliki Dewa Ruci-nya sendiri di dalam diri sebagai TheSelf nya. Tentu
saja Sang Bima yang besar dan kasar perilakunya itu harus menghaluskan watak dengan
mengalahkan angan-angannya yang jahat (naga 3 kepala: cipta, nalar, dan pangerti)
terlebih dahulu. Melakukan reedukasi agar vitalitas-vitalitas jiwanya menjadi bersih, suci,
harmoni, dan terintegrasi dalam membebaskan diri dari keterikatan untuk pencapaian
hidup yang hakiki.
Mau menerima Pencerahan-Nya dan dilanjutkan dengan pelatihan melaksanakan Trisila,
Pancasila, dan menjauhi Pemali berpotensi melepaskan diri dari segala bentuk keterikatan
apa pun. Bentuk keterikatan duniawi ini di bidang mental dan psikologi, memerlukan
reaksi tertentu dari angan-angan, perasaan, dan nafsu-nafsu, salah satu contohnya adalah
neurosis.
Melepaskan diri dari segala bentuk keterikatan adalah pencapaian pamudaran skala kecil
dari suatu faset pada dirinya sendiri. Pencapaian tersebut secara ontogenik berarti
meninggalkan fase yang nikmat, sekaligus sebagai upaya menghilangkan neurosis.

__________
http://wayangprabu.files.wordpress.com/2010/12/bima-n-dewa-ruci.jpg?w=500&h=325 cited September 16, 2011.

112

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Taat, merupakan bagian ketiga dari Trisila termasuk bidangnya nafsu-nafsu,


yang harus menyesuaikan diri agar dapat menyerah tanpa kemauan dan
keinginan, kepada Tripurusa di dalam konfrontasi tersebut. Taat adalah adaptasi
Karena neurosis adalah suatu bentuk keterikatan pada sang aku maka
pelepasannya yang berupa pamudaran walaupun skalanya kecil dan
relatif, sudah dianggap sebagai upaya ke arah penghapusan neurosis.

tertingginya nafsu-nafsu di dalam proses introspeksi. Dengan kata lain, menyediakan kancah untuk menerima pencerahan-Nya.

3.4 MENGEMBANGKAN POTENSI


Mau menerima Pencerahan-Nya yang dilanjutkan dengan pelatihan
melaksanakan Trisila, Pancasila (Trisila + Pancasila= Hastasila), dan menjauhi
Pemali berpotensi melepaskan diri dari bentuk keterikatan apa pun. Keterikatan
ini di bidang mental/psikologi, memerlukan reaksi tertentu dari angan-angan,
perasaan, dan nafsu-nafsu. Melepaskan diri dari segala bentuk keterikatan adalah
pencapaian pamudaran skala kecil dari suatu faset pada dirinya sendiri.
Pencapaian tersebut secara ontogenik berarti meninggalkan fase yang nikmat.
Neurosis adalah suatu bentuk keterikatan pada sang aku maka pelepasannya yang
berupa pamudaran walaupun skalanya kecil dan relatif, sudah dianggap sebagai
gerakan ke arah penghapusan neurosis.
Rekapitulasi terpenting pemikiran di atas, menurut anggapan Soemantri
adalah kesediaan menerima adanya kemungkinan potensi di dalam dirinya, tetapi
di luar sang aku. Ini dapat dicapai melalui aktivitas sang aku. Ke luar berupa
sadar terhadap dunia luar, ke dalam berupa orientasi di dalam jiwanya sendiri
terhadap kemungkinan menemukan potensi yang khusus itu.
Ditekankan di sini terhadap perlunya reedukasi oleh dirinya sendiri.
Orientasi kembali ke dalam jiwa itu sesungguhnya merupakan koreksi terhadap

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

113

Ribuan rakyat Indonesia sedang mendengarkan pidato Bung Karno


Foto 3.4.2: Soekarno Presiden Republik Indonesia di depan Rakyatnya
Salah satu daya tarik sekaligus kekuatan Presiden Soekarno terletak pada kemampuannya
berpidato. Pada zamannya, orang rela berdesakan demi mendengarkan pidato sang Proklamator yang disiarkan radio.
Ketulusan serta keberanian akan bertambah sejalan dengan peningkatan latihan ke-jujuran (bagian terpenting dari Pancasila) dan ini berakibat menambah kepercayaan
masyarakat. Jika seorang pemimpin jujur ia akan bersikap adil, maka rakyatnya akan setia
mendukung pemimpin tersebut dengan sepenuh hati.
Faktor kejiwaannya terdidik keberanian guna menyadari kesalahan diri sendiri. Kemudian
memandang gambaran pribadinya sendiri dalam perspektif gambaran batin. Ada bagian
aktif dari gambaran batin itu yang selalu berubah dengan bertambahnya pengalaman.
Rangsangan dari bagian yang aktif tersebut timbul karena adanya perbedaan pengertian.
Terjadilah dinamika untuk menjembatani perbedaan tersebut, sekaligus merealisasikan
suatu perspektif yang lebih baik dengan gambaran jiwa yang baru.
__________
http://gerakanrakyatmarhaen.files.wordpress.com/2011/03/pidato-bk.jpg cited December 8, 2011

114

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

gambaran hati nurani, sehingga Soemantri menganggap mekanisme dari hati


nurani sebagai suatu hal yang penting. Pancasila harus menangkap pasang
surutnya dunia luar dan menentukan sikapnya terhadap Tripurusa.
Sesungguhnya keyakinan, kepercayaan adalah kebenaran itu sendiri
atau sedikitnya terhadap apa-apa yang dianggap benar. Kejujuran
merupakan sifat untuk melatih diri menganut keyakinan, kepercayaan
itu secara aktif. Pemahaman ini tidak mengurangi kenyataan bahwa
kebenaran itu sendiri berubah-ubah dengan bertambahnya pengalaman.

Jujur (bahasa Jawa: temen) adalah bagian terpenting dari Pancasila,


merupakan sifat untuk melatih diri menganut keyakinan, kepercayaan secara aktif.
Soemantri berpendapat bahwa keyakinan, kepercayaan adalah kebenaran, atau
sedikitnya terhadap apa-apa yang dianggap benar. Pendapat ini tidak mengurangi
kenyataan bahwa kebenaran itu sendiri berubah-ubah dengan bertambahnya
pengalaman. Suatu gambaran sekilas yang dianggap benar apabila dihadapi
dengan kekuatan adalah bermanfaat, karena secara aktif mempertinggi integritas.
Sang aku dengan sadar mengerahkan tenaganya untuk menghadapi
rintangan-rintangan dan berani melihat kenyataan-kenyataan. Tekad dan
kenekatannya ini memang membedakan dari yang lain, termasuk dapat
mendatangkan kerugian pada dirinya sendiri. Peningkatan latihan ke-jujur-an
akan menambah ketulusan serta keberanian dan ini berakibat menambah
kepercayaan dari masyarakat. Orang lain dapat mempercayai yang bersangkutan
dengan sepenuh hati.
Akibatnya faktor kejiwaan menjadi lebih penting karena mendidik
keberanian untuk melihat kesalahan diri sendiri. Kemudian memandang
gambaran pribadinya sendiri dalam perspektif gambaran batin. Ada bagian aktif
dari gambaran batin itu yang selalu berubah dengan bertambahnya pengalaman.
Perbedaan pengertian yang terjadi akan merangsang bagian yang aktif tersebut

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

115

Tampak seorang petugas mengabadikan seekor harimau yang sedang dilepaskan dari kapal

Foto 3.4.3: Melepaskan Harimau ke Habitat Baru


Harimau termasuk binatang langka yang harus dilindungi di dunia karena populasinya
terus menurun. Tidak lain akibat diburu manusia untuk dimanfaatkan kulit dan bulunya
yang eksotis. Atau acapkali mencuri ternak karena habitatnya semakin terdesak oleh
pertumbuhan masyarakat yang memerlukan banyak lahan.
Pemerintah mana pun menerima dengan sabar dan ikhlas amanah dunia untuk melindungi
dan menyelamatkan kucing-besar tersebut. Biasanya melakukan relokasi ke habitat baru
yang dilindungi sehingga populasi dan pergerakannya dapat dipantau dari jarak jauh.
Harimau juga dikenal sebagai perenang yang andal.

Narima adalah sikap jiwa yang selalu puas dan penuh rasa syukur. Menerima apa saja baik
lebih, pas, maupun kurang dari apa yang diperkirakannya. Tidak terguncang menerima
benda-benda baik yang konkret maupun yang abstrak, yang dapat dimanfaatkan atau yang
merugikan dirinya dalam arti yang seluas-luasnya.

Rela (ikhlas) memiliki status mental yang sama ketika melepaskan sesuatu, terutama yang

bermanfaat bagi dirinya. Kemampuan untuk tidak terikat dengan apa saja adalah upaya
preventif dalam menghadapi fiksasi dan trauma psikis yang mengganggu kinerja sang aku.
__________
http://1.bp.blogspot.com/_IDfZ_T9xkwo/TLQy2zGFmNI/AAAAAAAAABg/k6HlVDWP608/s1600/1_TIGER_461.jpg
cited December 8, 2011

116

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

untuk menjembatani perbedaan, sekaligus merealisasikan suatu gambaran jiwa


yang baru, yang lebih baik. Jadi, jujur memiliki potensi untuk melihat sekilas posisi
sang aku di dalam candra jiwa, betapa pun jelek hasilnya.
Menyikapi nilai-nilai duniawi yang selalu naik-turun diperlukan sikap
rela dan narima agar supaya perasaan selalu dapat menyesuaikan diri.
Barang-barang yang selalu mengikat manusia secara potensial dapat
dilepaskan oleh sifat-sifat utama tersebut dengan mudah.

Perkembangan pribadi selanjutnya memerlukan tekad, dorongan keberanian karena tidak mungkin berjalan dengan lancar tanpa koreksi-diri yang terusmenerus. Harus disertai dengan mengalahkan rintangan-rintangan dari diri
sendiri yang menghalang-halangi usaha kemajuan mental tersebut. [9] Narima
adalah status mental (psike) yang tidak guncang atas apa saja yang diterima dari
orang lain, baik kurang maupun lebih dari yang diperkirakan. Dapat berupa suatu
benda yang konkret ataupun yang abstrak, yang dapat dimanfaatkan atau yang
merugikan dalam arti yang seluas-luasnya. [10]
Rela (ikhlas) memiliki status mental yang sama ketika melepaskan sesuatu,
terutama yang bermanfaat bagi dirinya. Rela dan narima hanya berkaitan dengan
usaha agar supaya perasaan dapat berdiri di atas naik turunnya nilai-nilai yang
berkenaan dengan dunia luar. Sifat-sifat tersebut berpotensi melepaskan diri dari
keterikatan dengan barang-barang yang dapat berubah keadaannya. Sangat jelas
pesannya bahwa sifat-sifat tersebut tidak bersangkut-paut dengan aktivitas dari
sang aku, misalnya prestasi atau tugas. [11]

___________
[9]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Hastasila
dan Paliwara. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 19-20.
[10]. Idem. Bab Hastasila. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 19.
[11]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Hastasila
dan Paliwara. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 18.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

117

PM Yingluck Shinawatra berposisi menyembah di depan foto Raja Thailand

Foto 3.4.4: Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra


Menurut kantor berita Associated Press, penyerahan restu dari raja itu berlangsung di
kantor pusat Partai Pheu Thai pimpinan Yingluck di Bangkok, Senin 8 Agustus 2011.
Melalui suatu prosesi, Yingluck terlebih dahulu membungkuk di depan foto Raja Bhumibol
sebelum menerima dekrit kerajaan yang mengesahkan dia sebagai Perdana Menteri ke-28.
Candra Jiwa Indonesia menjelaskan agar sang aku secara sadar harus merendahkan diri
dan sujud kepada Sumber Hidup seraya mengurangi terus menerus kedaulatannya. Untuk
ini diperlukan sikap mental yang narima agar jiwanya menyetujui dengan rasa puas
menghadapi kenyataan ini. Hanya dengan merendahkan diri saja ketika sang aku
menghadap Tripurusa, itu pun masih terasa ada kekurangannya.
Diperlukan penyerahan diri total dan tanpa syarat. Menduduki status tanpa memiliki
kewenangan dan kedaulatan, berserah diri total di dalam relung hati yang terdalam adalah
tahap akhir dari eksistensi sang aku.

__________
http://media.vivanews.com/thumbs2/2011/08/09/119373_pm-yingluck-shinawatra-menyembah-di-depan-foto-rajathailand_300_225.jpg cited December 9, 2011.
http://dunia.vivanews.com/news/read/239247-wanita-cantik-ini-resmi-jadi-pm-baru-thailand cited December 9, 2011.

118

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Dari sudut pandang sosial, rela dan narima menjadi penting karena
mendukung persepsi bahwa kekayaan, pekerjaan, kehormatan, kedudukan,
pengaruh, dan kekuasaan tidaklah kekal. Rela dan narima tidak anti terhadap halSemakin lama sang aku semakin tidak menggantungkan diri dengan apa
saja. Dalam prosesnya mendekati Tripurusa menjadi semakin sepi.
Keikhlasan melepaskan diri dari subjektivasi, keterikatan afektif dengan
lingkungan, keluarga, kedudukan, kehormatan, kekayaan, dan kehidupan
jasmaninya sendiri menuntaskan tahap akhir dari kesepian.

hal yang didambakan banyak orang pada umumnya. Rela dan narima memberikan tanda-tanda agar manusia tidak mengasyikkan diri terhadap hal-hal tersebut,
sehingga preventif terhadap kemungkinan terjadinya luka-luka kejiwaan dalam
pergumulan melepaskan diri dari keterikatan itu. Sesungguhnya trauma dan fiksasi tersebut dapat menghalangi aktivitas yang memadai dari sang aku.
Terjadinya pengurangan yang terus-menerus dari kedaulatan, membutuhkan sikap mental yang narima agar jiwa dapat menerima dan menyetujui
kenyataan ini. Sang aku tidak cukup merendahkan diri saja ketika berhadapan
dengan Tripurusa. Diperlukan penyerahan diri tanpa syarat dan ini hanya dapat
terjadi ketika mau menduduki status tanpa memiliki kewenangan dan kedaulatan,
di dalam relung hati yang terdalam.
Sang aku semakin lama semakin tidak menggantungkan diri dengan apa
saja, semakin sepi dalam prosesnya mendekati Tripurusa. [12,13] Kesepian itu
hanya dapat ditahan dengan suka-rela melepaskan diri dari subjektivasi,
keterikatan afektif dengan lingkungan, keluarga, kedudukan, kehormatan,
kekayaan, dan kehidupan jasmaninya sendiri.

___________
[12]. E.A.D.E. Carp. Problemen van het mens-zijn. Uitgevers Wyt. Rotterdam, 1953. h. 17.
[13]. Carl Gustav Jung. Die Beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewusten. Rascher Verlag
Zurich und Leipzig, 1938. h. 207.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

119

MAKROKOSMOS
D1

Dunia Luar

Alam Semesta

=================lPancaindral============================
D2

Dunia dalam

MIKROKOSMOS

Fisik

-------------------------------------------------Mental

D3

Aku

- - - - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - D4
TRIPURUSA
Alam Sejati
(Pusat Imateri)
Spiritual
======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 3.4.1: Puncak Kesepian


Puncak kesepian sang aku terasa ketika mendekati Tripurusa (Suksma Kawekas, Suksma Sejati,
dan Roh Suci). Itu terjadi ketika sang aku dengan penuh suka-rela melepaskan diri dari
subjektivasi, keterikatan afektif dengan lingkungan, keluarga, kedudukan, kehormatan,
kekayaan, dan kehidupan jasmaninya sendiri, patut diduga sebagai bentuk kehidupan yang
autistik. (D1-4= dimensi, matra)
Candra Jiwa Indonesia telah menjelaskan sebelumnya bahwa ini bukan suatu bentuk kehidupan
yang autistik, melainkan karena ekspresi cinta yang tak terbatas pada segala sesuatu, tanpa
menyentuh perbatasan-perbatasan yang sifatnya pribadi.

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

120

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Dijelaskan oleh Soemantri bahwa ini bukan suatu bentuk autistik, tetapi justru
karena cinta yang tak terbatas [14] pada segala sesuatu, tanpa menyentuh
perbatasan-perbatasan yang sifatnya pribadi.
Kekuatan berekspansi dari sadar untuk merampas lapangannya asadar
dan menghilangkannya berasal dari keikhlasan. Status asadar sesungguhnya sudah musnah dengan sendirinya di dalam Pamudaran .

Setelah semua kedaulatan sang aku dilepaskan di dalam jiwa dan


diserahkan dengan sukarela, maka sang aku bersikap sebagai barang mati di
hadapan Tripurusa. [15]
Rela memberi kekuatan untuk menggali lebih dalam pada suasana asadar,
di situlah terdapat keterikatan-keterikatan yang sesungguhnya [16] untuk
dimunculkan di permukaan. Rela juga memberi kekuatan berekspansi dari sadar
untuk merampas lapang-annya asadar dan menghilangkannya. Di dalam Pamudaran sesungguhnya tidak ada lagi asadar.
Sabar berkaitan dengan sifat sang aku yang menyeluruh, tidak sepotongsepotong, terus-menerus, tidak pernah meninggalkan, dan tidak pernah berhenti.
Lekas marah dianggap sebagai kelebihan energi yang dikeluarkan seketika,
sepotong energi. Sifat-sifat ini tidak menyangkut hal-hal yang statis, justru yang
dinamis. [17]
Di dalam jiwa, sifat sabar merujuk pada semangat untuk menghindari
keseganan (malas). Artinya, menjadi rajin melakukan tugas yang teramat berat
dan bagi manusia yang kecil hatinya sekaligus menghindari keterikatannya kepada

___________
[14]. E.A.D.E. Carp. Problemen van het mens-zijn. Uitgevers Wyt. Rotterdam, 1953. h. 17.
[15]. Carl Gustav Jung. Die Beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewusten. Rascher Verlag
Zurich und Leipzig, 1938. h. 207.
[16]. S. Freud: Das Ich und das Es. Internationaler Psychoanalytischer Verlag. Leipzig, Wien, Zurich,
1923. h. 33.
[17]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Hastasila.
Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 20-21.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

121

Gerbang pandang gazebo di pantai El Macao, Karibia di Punta Cana, Republik Dominica
Foto 3.4.5: Gazebo di Tepi Pantai
Gazebo adalah struktur yang mandiri, atasnya beratap, sekitarnya terbuka berornamen
sederhana, untuk siapa saja terutama sebagai tempat bersantai dan beristirahat. Asal
katanya sendiri tidak diketahui seperti bahasa Perancis Que c'est beau ("How beautyful"),
Latin Macaroni gazebo ("I shall gaze"), bangunan Muslim di Algiers Casbah, Cordoba
qushaybah. Disiapkan jalan setapak dan anak tangga untuk mencapai gazebo di atas guna
menikmati pemandangan luas dan indahnya laut di depannya. Pemandangan laut terbuka
tersebut menatap samudra Atlantik Utara yang tidak bertepi, bebas dan lepas.
Kepribadian manusia unggul juga bebas, lepas, dan tidak terikat lagi oleh suatu peraturan,
tetapi akan otomatis menaati setiap peraturan, yang dapat dikenakan pada orang lain. Hal
tersebut adalah puncak prestasi Budi luhur manakala rela, sabar, narima, dan jujur telah
menjadi miliknya. Penampilan sang aku ke depan berupa totalitas tanpa mengandung
angan-angan, perasaan dan nafsu-nafsu, sebab sentra-sentra tanpa otonomi sudah
terintegrasi sepenuhnya. Peristiwa Pamudaran adalah harapan terakhir dari sang aku,
sekiranya masih ada, sesaat sebelum musnah di depan pintu gerbang-Nya. (TheGate, Rahsa
Jati).

__________
http://media-cdn.tripadvisor.com/media/photo-s/01/85/3d/07/the-gazebo-where-we-got.jpg cited December 16, 2011
http://www.tripadvisor.com/ShowUserReviews-g147293-d265628-r66451312-Sirenis_Tropical_SuitesPunta_Cana_Dominican_Republic.html cited December 16, 2011
http://en.wikipedia.org/wiki/Gazebo cited December 16, 2011

122

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

hasil usahanya. Candra Jiwa Indonesia menyatakan, barang siapa ingin kaya
carilah di dalam rasa narima, dan barang siapa ingin menjadi orang terpelajar,
harus memiliki watak sabar.
Dunia pertanian penuh keyakinan menganggap bahwa jiwa adalah

sawah-nya, rela merupakan bajak-nya, temen menjadi garu-nya, dan


pupuk-nya berbentuk sabar dan narima. Air-nya adalah Trisila dan
panduan untuk memberantas hama diambil dari buku ajar Pemali.

Perumpamaan dari dunia pertanian menganggap jiwa merupakan sawahnya, rela adalah bajak-nya, temen adalah garu-nya, pupuk-nya adalah sabar dan
narima. Air-nya adalah Trisila, cara memberantas hama dicari dari buku Pemali
(Paliwara). Perumpamaan dalam dunia pelayaran, Trisila dianggap sebagai
kompas sebuah kapal, yang dipakai untuk mengarahkan kapal ke tempat tujuan.
[18]

Budi luhur adalah suatu keadaan setelah keempat sifat sebelumnya menjadi miliknya. Orang tidak terikat lagi pada suatu peraturan, tetapi akan menaati
setiap peraturan, yang dapat dikenakan pada orang lain. Status ini harus
dipertahankan dan di dalam jiwa kegiatan sang Aku sudah tidak lagi membedabedakan manifestasi dari angan-angan, perasaan dan nafsu-nafsu. [19]
Sang Aku tampil ke depan dengan totalitas tanpa mengandung anganangan, perasaan dan nafsu-nafsu, sebab sudah ada penggabungan sentra-sentra
tanpa otonomi sedikit pun. Sang Aku berdiri di depan pintu gerbang kehancuran,
yang membawanya ke Pamudaran. Hilangnya semua batas-batas pribadi yang
sempit adalah fase berikutnya, tetapi fenomena kejadian ini benar-benar pasif
tanpa ada campur tangan yang aktif dari kesadaran sang Aku.

___________
[18]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Sangkan
Paran. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 228
[19]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Dalan
Rahayu. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 71.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

123

MAKROKOSMOS
D1

Alam Semesta

Dunia Luar

==================lPancaindral===========================
D2

Dunia dalam

MIKROKOSMOS

Fisik

-------------------------------------------------Extraversi

Aku
D3

PAUGERAN

Mental

Introversi
Trisila: sadar, percaya, dan taat

- - - - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - D4
PAUGERAN: Roh Suci
Pusat Imateri
TRIPURUSA
Spiritual
======================================================================
=
.Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 3.5.1: Aspek Pelatihan Menjalankan Jalan Rahayu


Paugeran adalah kesadaran Roh Suci di dalam Tri Purusa (TreFoil: TheSource, TheForce,
dan TheSelf), dijabarkan ke posisi sang aku serta penilaian kembali tempatnya pada candra
jiwa dan candra dunia, dan sekaligus aspek pelatihan introversinya. Sang Aku harus
mengembangkan dirinya melalui syarat-syarat tertentu untuk mencapai ke kesadaran
kolektif yang berada di dalam dunia imateri (D4). (D1-4= dimensi, matra, dunia)
Tanggung jawabnya menempati posisi strategis sebagai manusia di dunia ini, seharusnya
masih tergores di dalam batin. Bergesernya dari posisi tersebut dirasakan sebagai utang
yang harus dibayar, beruntung bagi mereka yang masih menyadarinya.

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

124

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

3.5 PELATIHAN BERKELANJUTAN


Perlu dibahas pelatihan Jalan Rahayu sebelum membicarakan hubungan
dokter-pasien. Jalan Rahayu, adalah jalan keselamatan, disebut juga Panca Marga
Manusia harus bertanggung jawab pada posisinya di dalam candra
dunia, kesadaran ini seyogyanya tergambar di dalam batinnya.
Menyimpang dari perspektif jiwa tersebut dianggap sebagai utang
yang harus dibayar untuk merapikannya.

Bakti. Karena perjalanannya mendaki disebut Tangga Kebahagiaan dengan 5


anak tangganya.
Paugeran, secara mental-spiritual membicarakan tentang posisi sang aku
dan penilaian kembali tempatnya pada candra jiwa dan candra dunia, termasuk
kekurangan-kekurangannya. Walaupun demikian masih memiliki kemampuan
untuk mengembangkan dirinya melalui syarat-syarat tertentu. Menyadari akan
tanggung jawabnya sebagai manusia pada posisinya di candra dunia, seyogyanya
tergambar dalam batin. Menyimpang dari tempat yang digambarkan dalam jiwa
tersebut dirasakan sebagai utang yang harus dibayar untuk membetulkan
penyimpangan tersebut. [20]
Mutmainah, yaitu nafsu sosial dan suprasosial merupakan daya dorong
untuk merealisasikan gambaran batin tersebut. Pelaksanaan Trisila, Pancasila,
dan Pemali membantu aktivitas sang aku, yang terus menerus diperkuat oleh
mutmainah. Upaya tersebut akan melemahkan dorongan-dorongan sentripetal
dari luamah. Keinginan untuk mengalami kenikmatan hilang pada waktu
membaliknya segi-segi negatif dari luamah ke dalam kekuatan untuk menahan
semua sakit jasmani dan berbagai penderitaan. Bagian asadar tidak hanya
menghasilkan keinginan-keinginan saja, menurut Jung juga dapat menarik
kembali keinginan-keinginan tersebut.21]
___________
[20]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Dalan
Rahayu. Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 152-4.
[21]. Carl Gustav Jung. Die Beziehungen zwischen dem Ich und dem Unbewusten. Rascher Verlag
Zurich und Leipzig, 1938. h. 29.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

125

Joki Luke Nolan memberi salam kemenangan No.1 di atas kuda hitam Black Caviar

Foto 3.5.1: Kuda Hitam Black Caviar Sang Juara Pacuan Kuda
Di hadapan 20.000 penonton pacuan kuda di Doomben Australia, si kuda hitam Black
Caviar tercatat sebagai kuda yang telah mencapai kekuatan puncaknya sebagai kuda
tercepat di dunia. Dengan jeda waktu 68,85 detik itu ia telah memenangkan 13 pertandingan di tiga negara. Dominasi kekuatan kuda hitam ini memang terletak pada vitalitasnya menembus sang waktu. Sebagai kuda pelari sprinter 600 meter ditempuh dalam
hitungan waktu 32,87 detik. (Bart Sinclair dari Sunday Herald Sun, 14 Mei 2011).
Kuda hitam sebagai lambang vitalitas nafsu egosentripetal (Luamah) pada dasarnya selalu
mengajak manusia untuk memenuhi kepuasan fisiknya seperti makan, minum, tidur, dan
sahwat. Lebih gawat lagi nafsu ini bertanggung jawab atas semua aspek buruk manusia
seperti semua jenis kejahatan dan kebejatan perilaku. Tetapi ia juga memiliki kemampuan
istimewa yang tidak dimiliki oleh nafsu lainnya yaitu membalikkan polaritas negatif
menjadi egonetral dan kekuatan jasmani manusia, manakala mau dan mampu diatur oleh
sang-Joki angan-angan, sebagai kusirnya.
Dominasi luamah sejatinya merupakan inti neurosis. Menghadirkan gambaran batin dalam
Introspeksi merupakan permulaan upaya penataan kembali jiwanya. Sadar pribadi yang
sempit potensial dapat digantikan oleh Sadar kolektif. Dalam keniscayaan yang dinamakan
Panunggal, Pamudaran itu, manusia akan menempati lagi titik pusat imateri tersebut,
apabila seluruh sentra vitalitas jiwa sudah menyerahkan seluruh dominasinya.
__________
http://resources0.news.com.au/images/2011/05/14/1226055/857068-caviar.jpg cited December 17, 2011
126

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Percobaan agar terjadi perpindahan ke arah yang positif, berarti


membantu pergeseran agar angan-angan atau perasaan lebih kuat. Pergeseran
tersebut menghalangi dominasi luamah yang sejatinya merupakan inti neurosis.
Posisi sang aku tidak berada di posisi titik sentral, tetapi eksentrik. Titik
sentral adalah titik imateri yang tak berpribadi (sempit), yang ada pada
tiap-tiap individu.

Menurut kenyataan sang aku bersifat sementara,

yang akan hilang, musnah pada saat pamudaran. Soemantri menganggap bahwa sang Aku bukan titik sentral kehidupan manusia.

Semakin jelas di sini bahwa posisi sang aku tidak berada di posisi titik sentral,
tetapi eksentrik. Titik sentral adalah titik imateri yang tak berpribadi (sempit),
yang ada pada tiap-tiap individu. Soemantri menganggap sang aku tidak pernah
menjadi titik sentral, menurut kenyataan sang aku bersifat sementara, yang akan
hilang, sirna pada saat pamudaran dan panunggal. Terbuka kemungkinan sang
aku untuk memasuki pusat imateri, walaupun posisinya di bawah pusat tersebut
dan untuk merealisasikannya harus mengalami kehancuran.
Sadar kolektif akan menggantikan sadar pribadi yang sempit. Jadi kelak,
dalam keniscayaan yang dinamakan Panunggal itu, manusia akan menempati lagi
titik pusat imateri. Penyerahan diri sang aku kepada Tripurusa merupakan
langkah pertama pengangkatannya menuju ke tingkat kesadaran yang tertinggi.
Kesadaran diri di dalam hati sanubarinya lambat laun mengubah sifat ekstraversi
seseorang menjadi introversi. Introspeksi merupakan permulaan upaya penataan
kembali jiwanya sendiri agar dapat menghadirkan keniscayaan tersebut.
Titik berat kesadaran yang di tujukan ke Tripurusa di dalam dirinya sendiri,
akan menjauhkan diri dari yang lain, menyebabkan terlepasnya keterikatan
kepada orang-orang tertentu misalnya ayah dan/atau ibu. Tripurusa mengambil
alih tempat ayah dan ibu (menurut Adler, termasuk juga tokoh-tokoh tertentu).
Pengarahan diri menuju ke Tripurusa tidak akan menyebabkan keterikatan yang
bersifat neurotis, karena angan-angan tidak dapat menggambarkan

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

127

Para pecinta alam sedang menaiki 1000 anak tangga menuju puncak gunung Galunggung

Foto 3.5.2: Jalan Rahayu Anak Tangga yang Senantiasa Harus Dijalani
Gunung Galunggung dulu dieja Galoen-gong adalah gunung berapi yang aktif di Jawa Barat
kira-kira 80 km sebelah tenggara ibukota provinsi Jawa Barat, Bandung (atau kira-kira 20
km sebelah timur kota Garut).
Anak tangga kedua dari Jalan Rahayu (Panembah) dijelaskan oleh Soemantri sebagai
reposisi hubungan-hubungan di dalam jiwa untuk berbakti kepada Tripurusa. Pengalaman-pengalaman di dalam jiwa menjadi aksentuasi utama di dalam panembah. Dapat
dibarengi atau dapat berbentuk suatu upacara atau ritual tertentu.
Objek yang bermakna bukan arah panembah dan angan-angan dalam keadaan bebas.
Pengalaman angan-angan harus didapatkan dengan sadar. Harus diinsyafi oleh perasaannya bahwa melalui kesadaran di dalam dirinya sendiri dapat mencapai Tripurusa.
Perasaan untuk kembali ke Tripurusa masih harus mendapat penekanan dari nafsu
keinginan (Sufiah) dalam momentum panembah. Di dalam suasana panembah, suasana
jiwa yang sunyi, sepi, sendiri itu tidak terkandung suatu perasaan yang positif atau negatif,
dan bukan suatu suasana perasaan yang acuh-tak acuh.
__________
http://vidyasatya.files.wordpress.com/2011/02/1000-anak-tangga.jpg cited December 16, 2011
http://en.wikipedia.org/wiki/Talk:Galunggung cited December 19, 2011

128

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

bagaimana ujud Tripurusa. Angan-angan jelas harus mengarahkan dirinya kepada


Tripurusa yang ada di luar kemampuannya. Sesungguhnya angan-angan
menghadap kepada sesuatu yang
Keterikatan neurotis tidak mungkin karena pengarahan diri menuju
Tripurusa (omnipotensi) karena ujud Tripurusa tak tergambarkan oleh
angan-angan. Sesungguhnya angan-angan itu menghadap kepada sesuatu yang tidak membutuhkan ruang, mengarah menjadi nol, kosong, tidak
ada/tidak terbayangkan. Suasana ini disebut sebagai suatu keadaan.

tidak ada (imateri). Pengarahan itu jadinya dikurangi sampai nol, dengan kata
lain ini adalah suatu keadaan yang tidak membutuhkan ruang dan waktu.
Terhadap Tripurusa, perasaan tidak boleh bereaksi positif atau negatif . Ini
bukannya acuh-takacuh, tetapi suatu pengalaman yang sunyi, sepi, sendiri. Nafsu
tidak lagi membuat keinginan-keinginan yang egosentripetal, tetapi hanya
keinginan-keinginan dan tendensi-tendensi egosentrifugal yang sifatnya sosial dan
suprasosial.
Panembah adalah anak tangga kedua dari Jalan Rahayu, dijelaskan oleh
Soemantri sebagai reposisi hubungan-hubungan di dalam jiwa agar dapat
digunakan untuk berbakti (ibadah) kepada Tripurusa. Panembah adalah
aksentuasi dari suatu cara hidup yang akan dilalui secara konsekuen. Tekanantekanan atau aksen-aksen tersebut dibarengi atau dapat berbentuk suatu upacara,
tetapi yang pokok adalah pengalaman-pengalaman di dalam jiwa.
Angan-angan harus bebas, tidak boleh diarahkan ke suatu objek yang
bermakna, suatu hal yang mengandung isi. Pengalaman angan-angan harus
didapatkan dengan sadar, bahwa dirinya sendiri yaitu kesadaran dapat mencapai
Tripurusa dalam kesadarannya itu. Perasaan harus menginsyafi bahwa tempat
Tripurusa itu dekat dan dapat dicapai, dan nafsu-nafsu harus membuat keinginan
yang mendorong perasaan kepada persatuan dengan Tripurusa (panunggal,
pamudaran).

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

129

Kerumunan jutaan manusia, banyakkah keinginan-keinginan yang akan disampaikan?


Foto 3.5.3: Kerumunan Manusia dengan Satu Tujuan Utama
Bayangkan jika ada 2 juta kepala selain tujuan utamanya berkumpul, selebihnya pasti
merupakan sumber pendapat yang berbeda-beda, ada yang merugikan dan ada pula yang
menguntungkan. Ini adalah analisis bagian kesadaran manusia yang melahirkan persepsi
yang bermacam-macam lagi unik, serta kebijakan lainnya yang bermakna bagi masyarakat
luas.
Lain lagi dengan bagian asadar manusia, isinya dapat berupa keinginan-keinginan yang
berdesak-desakan, terdesak, atau dorongan-dorongan imanen yang baru. Kemunculan isi
yang asadar di permukaan kesadaran sudah barang tentu akan mengganggu keadaan
berhenti dan beristirahatnya angan-angan.
Di dalam panembah diusahakan penghentian serempak aktivitas angan-angan, nafsu-nafsu,
dan perasaan. Setelah sentra-sentra vitalitas tersebut beristirahat sempurna, kemampuan
asimilasi dari sadar terhadap asadar menjadi jauh lebih besar, sehingga isi dari asadar
menjadi lebih banyak yang menjadi sadar. Pengalaman demi pengalaman menjalankan
panembah meningkatkan kemampuan observasi, asimilasi, dan menjadikan manusia
semakin bijaksana.
__________
http://theblacksheepagency.com/blog/images/uploads/Crowd(1).jpg cited December 17,2011
http://theblacksheepagency.com/blog/index.php/site/deets/is-your-head-in-the-crowds cited December 17,2011

130

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Soemantri menjelaskan proses mental yang terjadi selama panembah.


Pertama, ikatan sensoris dengan lingkungan harus dilepaskan dengan introversi
yang keseluruhannya dilakukan dengan sadar. Diusahakan agar rangsangan dari
Proses mental selama panembah, dijelaskan Soemantri; ikatan sensoris
dengan lingkungan harus dilepaskan dengan introversi yang keseluruhannya dilakukan dengan sadar. Rangsangan dari luar agar dibungkus,
supaya kebal, dan lambat-laun nilai ambang sensoris akan bertambah.

luar dibungkus, atau lebih baik kebal terhadap rangsangan tersebut. Nilai
ambang sensoris lambat-laun bertambah,
sehingga hanya dilewati oleh
rangsangan-rangsangan yang sangat kuat saja. Ketiga sentra vitalitas statusnya
seperti yang telah diterangkan hanya dapat dicapai dengan panembah yang
khusuk dan teratur. Nafsu-nafsu pada umumnya masih bergerak dengan
membuat berbagai dorongan, yang oleh angan-angan dijadikan gambaran
gagasan dan membuat perasaan selalu bergerak.
Penanganan di dalam panembah bukan hanya untuk nafsu saja, tetapi juga
angan-angan dan perasaan bersama-sama agar dengan saling memengaruhi
sentra-sentra tersebut dapat berhenti serempak. Setelah angan-angan dan
perasaan berhenti dan beristirahat, maka hubungan sadar dan asadar menjadi
lain hubungannya. Kemampuan asimilasi dari sadar terhadap asadar menjadi
jauh lebih besar, sehingga isi dari asadar menjadi lebih banyak yang menjadi
sadar. Munculnya isi yang asadar di permukaan sudah barang tentu akan
mengganggu keadaan berhenti dan beristirahatnya angan-angan. Terjadilah
pengolahan afektif.
Isi-isi tersebut dapat berupa keinginan-keinginan yang terdesak atau
dorongan-dorongan imanen yang baru. Muncullah kemudian suatu kemampuan
atau kebiasaan orang untuk mengambil sikap terhadap angan-angan dan perasaan sedemikian rupa sehingga ia dapat meng-observasi isinya yang mungkin timbul,

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

131

Tampak puncak Himalaya dengan salju abadi dan Tim Indonesia sedang mengibarkan bendera

Foto 3.5.4: Merah Putih Berkibar di Puncak Tertinggi Gunung Himalaya


Jumat, 20 Mei 2011 empat anggota Tim Ekspedisi Tujuh Puncak Dunia Mahitala Unpar
[Tim Indonesia 7 Summits Expedition Mahitala Unpar (ISSEMU), Bandung] telah berhasil
mengibarkan bendera Merah Putih di puncak tertinggi gunung Himalaya, di ketinggian
8.848 meter.
Manifestasi dari TriFoil (Tripurusa) adalah posisi puncak tertinggi, situasi terakhir yang
diusahakan untuk menjadi suatu keniscayaan di pusat imateri. Kalau sadar individu sudah
masuk ke dalam keadaan imateri, maka batas-batas individu, individualitas seketika
menjadi hilang dan terbukalah untuk selama-lamanya sadar kolektif, di dalam Tripurusa.
Di bawah ini adalah proses-proses perubahan yang terjadi di dalam jiwa: 1. Proses
integrasi sentra-sentra vitalitas bertambah kuat. 2. Pengetahuan terhadap diri sendiri
semakin mendalam. 3. Reaksi-reaksi tradisionil yang sifatnya pribadi, termasuk segala
bentuk keterikatan duniawi dan reaksi-reaksi neurosis, ditinggalkan. 4. Pada akhirnya,
angan-angan, perasaan dan nafsu-nafsu terintegrasi dengan harmonis untuk digunakan
secara penuh kesadaran dalam proporsi yang memadai. Menjalankan kehidupan di dunia
sesuai dengan tugasnya secara paripurna.

__________
http://3.bp.blogspot.com/-qKgZOQ99CrI/TVbkjtUZwbI/AAAAAAAAAE4/VBYQjNfrwlo/s1600/mount-everest.jpg
cited 30 August, 2011
http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/Mahitala-Unpar.jpg cited 31 August, 2011
132

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

tanpa terikat kepadanya. Sentra-sentra vitalitas yang keadaannya berhenti dan


istirahat yang semakin bertambah lama dapat diperoleh dari pengalaman
panembah.
Situasi terakhir yang diusahakan untuk menjadi suatu keniscayaan
adalah manifestasi dari Tripurusa. Tripurusa akan bermanifestasi kalau
sadar individu sudah masuk ke dalam keadaan imateri, kemudian
batas-batas individu, individualitas berangsur-angsur menjadi hilang
dan terbukalah sadar kolektif untuk selama-lamanya

Contoh-contohnya adalah sebagai berikut.


1. Pengalaman eksistensi yang tidak terarah tercapai karena perubahan perlahanlahan dari pengarahan ke sesuatu objek dari seorang individu.
2. Karena hubungan antara sadar dan asadar semakin kendor, maka hanya
terdapat hubungan keterikatan dengan kemampuan asimilasi yang benar-benar
toleran ke kedua arah.
3. Menjadi semakin kecilnya bagian sadar dan semakin besarnya asadar. Dulu
ketika Soemantri mengikuti pemikiran Jung yang menganggap sadar sebagai
bagian yang diterangi suatu berkas cahaya, dan bagian asadar itu gelap, maka
dengan hilangnya bagian sadar, sudah tidak ada lagi berkas cahaya itu. Sekiranya
cahaya itu masih ada, maka menjadi difus (berhamburan) sehingga tidak
membentuk bayangan.
4. Hanya motif-motif suprasosial saja yang diaktifkan oleh angan-angan dan
perasaan. Sementara motif-motif pribadi yang bersifat sempit beristirahat
bahkan menghilang.
5. Angan-angan dan perasaan tidak lagi didorong oleh kekuatan-kekuatan
nalurinya sendiri karena keterikatannya terhadap daya dorong tradisional
tersebut sudah terlepas sama sekali.
Manifestasi dari Tripurusa adalah situasi terakhir yang diusahakan untuk
menjadi suatu keniscayaan. Kalau sadar individu sudah masuk ke dalam keadaan
imateri, maka batas-batas individu, individualitas seketika menjadi hilang dan
terbukalah untuk selama-lamanya sadar kolektif, yaitu Tripurusa.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

133

Majalah TIME bulan Desember 1999 memilihnya sebagai Manusia Abad Ini

Foto 3.5.5: Albert Einstein tentang Realitas, Ilusi dan Intuisi.


Apa yang sering dinyatakan sebagai realitas, menurut Einstein hanyalah bayangan, ilusi
saja, kecuali sangat kuat kenyataannya dan satu-satunya yang sangat bermakna adalah
intuisi. Sementara itu, Candra Jiwa Indonesia berpendapat bahwa intuisi adalah bertemunya sadar pribadi dengan sadar kolektif.
Bayangan yang dapat ditangkap oleh pancaindra sering bersifat induktif yang berasal dari
luar dirinya. Hal ini sering dialami selama panembah dimaknai sebagai tidak sempurnanya proses introversi dan merupakan gangguan terhadap panembah.
Apabila selama panembah mendapatkan bayangan-bayangan intuisi, harus dibedakan dari
penampakan-penampakan induktif. Perlu direnungkan kembali apakah penampakanpenampakan itu dari pancaindra atau bukan. Walaupun sang Aku dapat menerjemahkan
dalam lambang-lambang atau kata-kata dari intuisi, Soemantri berpendapat bahwa intuisiintuisi itu tidak dilanjutkan secara sensoris kepada sang aku.
Mungkin perlu dikemukakan suatu istilah induksi asensoris mengingat theGate bukan
organ sensorik (indra), melainkan suatu ambang kontinuitas tertentu dari sang Aku anganangan dengan Sang Aku imateri, manakala bertemu Sadar Kolektif Dinamis.
__________
http://msnbcmedia3.msn.com/j/msnbc/Components/Photos/z_Projects_in_progress/050418_Einstein/050308_timem
ag_einstein.grid-4x2.jpg cited December 19, 2011
http://rescomp.stanford.edu/~cheshire/EinsteinQuotes.html cited December 19, 2011

134

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Di bawah ini adalah proses-proses perubahan yang terjadi di dalam jiwa:


1. Proses integrasi bertambah kuat.
2. Pengetahuan terhadap diri sendiri semakin mendalam.
Makin lama makin sering panembah memunculkan iklim kejiwaan yang
semakin meluas, mendalam, dan khusuk sampai tidak tergantung lagi
pada tempat dan saat panembah.

Artinya di luar upacara panembah

iklim kejiwaan tersebut masih ada sampai akhirnya menjadi Pamudaran yang permanen.

3. Reaksi-reaksi tradisional yang sifatnya pribadi, termasuk reaksi-reaksi neurosis,


ditinggalkan.
4. Pada akhirnya, angan-angan, perasaan dan nafsu-nafsu digunakan secara
penuh kesadaran dalam proporsi yang memadai.
Makin lama makin sering panembah memunculkan iklim kejiwaan yang
semakin meluas, mendalam, dan khusuk sampai tidak tergantung lagi pada
tempat dan saat panembah. Artinya, di luar upacara panembah iklim kejiwaan
tersebut masih ada sampai akhirnya menjadi Pamudaran yang permanen. Jadi,
panembah merupakan penekanan, aksentuasi cara hidup agar Tripurusa yang
imanen itu dapat muncul dengan sepenuhnya.
Sesuatu yang dapat ditangkap oleh pancaindra sering dialami selama
panembah, kejadian ini bersifat induktif yang berasal dari luar dirinya. Hal ini
diartikan sebagai tidak sempurnanya proses introversi. Proses tersebut
merupakan gangguan terhadap panembah dan menghalang-halangi munculnya
Tripurusa yang imanen.
Mungkin saja selama panembah mendapatkan tampilan-tampilan intuisi,
tetapi ini masih harus dibedakan dari penglihatan-penglihatan induktif. Adalah
bijaksana merenungkan kembali apakah penglihatan-penglihatan itu dari
pancaindra atau bukan. Soemantri berpendapat bahwa intuisi-intuisi itu tidak

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

135

Kota masa datang dengan energi yang terbarukan untuk publik, industri dan transportasi

Gambar 3.5.1: Kota Masa Datang Fokus pada Manajemen Energi dan Transportasi
Di negara-negara maju kegiatan publik, industri, dan transportasi memerlukan catu energi
sedemikian besar sering sangat tergantung dengan negara lain secara ekonomi dan politik,
sangat rawan. Sebagai solusinya Pemerintah mencari alternatif energi baru yang selalu
terbarukan dan memanfaatkan secara efisien untuk kepentingan masyarakatnya.
Pertemuan antara kebutuhan energi dan kegiatan masyarakat melahirkan sistem
manajemen energi yang berkelanjutan dengan tujuan akhir menyejahterakan masyarakat.
Pertemuan intuisi adalah pertemuan antara sadar individu dengan Tripurusa. Isi intuisi
adalah pertemuan itu sendiri, yang berada di luar pengalaman individu. Tripurusa dalam
hal ini bertindak sebagai gambaran masa depan hati nurani yang dapat dicapai.
Pengalaman yang tidak dikenal sebelumnya inilah yang dapat disebut sebagai faktor baru.
Pamudaran akhirnya merupakan realisasi dari hati sanubari dan merupakan tujuan akhir
dari perkembangan manusia.

__________
http://www.japantrends.com/en/wp-content/uploads/2011/12/Toshiba-Smart-City-Campaign1.jpg cited December 12,
2011

136

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

dilanjutkan secara sensoris kepada sang aku, meskipun dapat diterjemahkan oleh
sang aku dalam lambang-lambang atau kata-kata. [melalui induksi asensoris]
Tendensi-tendensi suprasosial,

disebut oleh Candra Jiwa Indonesia

sebagai asmara sufi dilatih dan dipraktikkan di dalam budi darma yang
wujudnya berupa suka beramal, suka menolong, dan mencintai sesama
hidup.

Budi-darma merupakan barometer seberapa jauh sikapnya

terhadap sesama manusia dan sesama hidup.

Telah disinggung sebelumnya mengenai pertemuan intuisi antara sadar


individu dengan Tripurusa. Isi intuisi adalah pertemuan itu sendiri, yang berada di
luar pengala-man individu. Tripurusa dalam hal ini bertindak sebagai gambaran
masa depan hati nurani yang dapat dicapai. Pengalaman yang tidak dikenal
sebelumnya inilah yang dapat disebut sebagai faktor baru. Pamudaran akhirnya
merupakan realisasi dari hati sanubari.
Budi darma adalah praktikum suka beramal, suka menolong dan mencintai
sesama hidup berarti melatih tendensi-tendensi suprasosial, Candra Jiwa
Indonesia menyebutnya sebagai asmara sufi. Merupakan barometer seberapa
jauh sikapnya terhadap sesama manusia dan sesama hidup. Sikap tersebut
menuju kepada matinya kesadaran sang aku matinya jiwa merupakan
penekanan dari kesadaran bersama.
Yang dituju bukan hanya kesadaran bersama di mana pribadi-pribadi sang
aku bereksistensi sebagai planet dalam sistem Bima Sakti, melainkan suatu
kesadaran bersama di mana tidak ada lagi hubungan antara individualitasindividualitas yang terpisah. Terbentuk pengertian baru terhadap individuindividu yang ada di dalam kesadaran bersama tersebut telah direduksi sampai
menjadi pengertian-pengertian pancaindra; mereka itu tidak menimbulkan
reaksi-reaksi kejiwaan.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

137

Kematian pada Perang Dunia kedua, sama korbannya selalu sipil dan militer

Foto 3.5.6: Konfrontasi Selalu Membawa Banyak Korban


Bom Atom telah diledakkan di Hirosima hari Sabtu 6 Agustus 1945 dan di Nagasaki hari
selasa 9 Agustus 1945, telah menimbulkan banyak korban baik sipil maupun militer.
Dampak korban bom atom sangat mengerikan, menyengsarakan, dan berlangsung dalam
jangka waktu yang sangat lama.
Pertempuran, konfrontasi dengan kemungkinan untuk mati secara mengenaskan membuat
sikap terhadap sesama manusia menjadi lain. Manakala manusia melihat bahkan
merasakan akibat-akibat yang mengerikan tersebut diharapkan muncul sikap dan rasa
yang positif terhadap sesama manusia.
Tapabrata memudahkan pengendalian untuk mengalahkan pertahanan luamah, sang
pendorong melakukan kejahatan termasuk peperangan. Lemahnya badan mengurangi
kekuatan nafsu-nafsu egosentripetal tersebut dan membiasakan diri terhadap kekurangankekurangan dan hal-hal yang tidak enak. Di bidang mental akan memunculkan pikiranpikiran mengenai ajal selama tapabrata, setidaknya menetralisasi nafsu luamah yang
polaritasnya negatif dan hampir selalu mendorong ke arah kerusakan duniawi.

__________
http://img814.imageshack.us/img814/986/1800pxatomicbombingofja.jpg cited December 19, 2011

138

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Mengambil contoh Cintailah musuhmu pengertian musuh di sini bukan


pengertian kejiwaan yang afektif, akan tetapi telah di-reduksi sampai menjadi
pengertian administratif. Ketika manusia telah mencapai kesadaran bersama,
Tapabrata dapat diartikan sebagai melatih, mengendalikan, dan mendorong nafsu mutmainah agar selalu bersifat positif. Mengarahkan sifatsifat yang negatif dari luamah diubah menjadi netral. Serta melatih kekuatan badan/jasmani agar dapat menahan rasa sakit dan

ketahanan

fisik dalam menghadapi kekurangan asupan energi serta gizi.

pandangannya terhadap para individu sudah bukan sebagai kesatuan-kesatuan


kejiwaan yang afektif, melainkan diperkecil sampai hanya kesatuan-kesatuan
yang dapat dilihat oleh pancaindra. Iklim kecintaan takterbatas yang memancar
dari orang seperti itu tidak dikeruhkan lagi oleh reaksi-reaksi kejiwaan. Karena
reaksi-reaksi tersebut terjadi berdasarkan keterbatasan-keterbatasan pribadi.
Tapabrata, di dalam Candra Jiwa Indonesia dianggap sebagai cara untuk
melatih dan mengendalikan hawa nafsu. Yang penting dalam pelatihan nafsu
adalah mendorong mutmainah yang selalu bersifat positif. Angan-angan
mengajak sifat-sifat yang negatif dari luamah berubah menjadi netral agar tidak
mempunyai keinginanan itu lagi serta memberi kekuatan kepada badan/jasmani
agar dapat menahan rasa sakit dan siap menerima kekurangan asupan energi
serta gizi.
Tapabrata memudahkan pengendalian dan mengalahkan pertahanan
luamah. Lemahnya badan mengurangi kekuatan nafsu-nafsu egosentripetal dan
membiasakan diri terhadap kekurangan-kekurangan dan hal-hal yang tidak enak.
Di bidang mental akan memunculkan pikiran-pikiran mengenai ajal selama tapa-

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

139

Gambar 3.5.2: Ingat akan Kematian Bukan Berarti Ingin Mati


Pikiran-mengenai-mati, melemahkan keinginan-keinginan yang bersifat asosial. Sebaliknya menumbuhkan dan ingin melaksanakan gagasan-gagasan yang bersifat sosial dan
suprasosial.
Tapabrata sebagai alat-bantu melipatgandakan dan mengintensifkan pengalaman-pengalaman mengenai paugeran, panembah, budi darma; suka menolong dan mencintai
sesama manusia. Tanda-tanda, gejala-gejala, dan peringatan-peringatan yang dapat
dirasakan oleh badan diperlukan sejak memulai perjalanan transendental guna mencapai
suatu tujuan hidup baru.
__________
http://www.notablebiographies.com/images/uewb_01_img0012.jpg cited September 1, 2011.
140

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

brata. Konfrontasi dengan kemungkinan untuk mati membuat sikap terhadap


sesama manusia menjadi lain. Muncullah sikap dan rasa yang positif terhadap
sesama manusia.
Tapabrata tidak memerlukan peraturan. Setiap cara hidup yang meredam semangat berlebihan dari luamah menjadi kepuasan untuk narima
dan perkuatan mutmainah adalah tapabrata. Ketika keinginan luamahnya akan kenikmatan masih terlalu kuat,

maka tapabrata adalah

kawan yang baik bagi pejalan transendental.

Pikiran mengenai mati, melemahkan keinginan-keinginan yang bersifat


asosial. Sebaliknya, menumbuhkan dan ingin melaksanakan gagasan-gagasan
yang bersifat sosial dan suprasosial.
Tapabrata sebagai alat-bantu
melipatgandakan dan mengintensifkan pengalaman-pengalaman: paugeran,
panembah, budi darma; suka menolong dan men-cintai sesama manusia. Karena
ingin memulai untuk mencapai suatu tujuan hidup baru, membutuhkan
peringatan-peringatan yang dapat dirasakan badan. Ketidak-nyamanan jasmani,
diperoleh di dalam pelaksanaan tapabrata. Ingatan yang berlangsung terusmenerus ini memperkuat kemauan dan kesabaran untuk dapat mencapai tujuan
yang diinginkan. Kesukaran demi kesukaran, kekecewaan demi kekecewaan yang
dijumpai diperhatikan dengan seksama.
Menurut Soemantri tapabrata bukanlah kunci pembuka pintu surga tetapi
merupakan bagian dasar dari proses pamudaran, walaupun pada saat-saat
tertentu dapat membantu manusia bila menemui jalan buntu. Tapabrata tidak
perlu dilakukan menurut peraturan. Setiap cara hidup yang mengubah semangat
yang meluap-luap dari luamah menjadi kesediaan untuk narima dan yang
memperkuat mutmainah adalah cara hidup bertapabrata. Bagi mereka yang
keinginan-keinginan luamahnya akan kenikmatan masih terlalu kuat, maka
tapabrata adalah kawan yang baik dalam perjalan hidup ini.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

141

Foto 3.5.7: Patung Kemerdekaan


Patung Kemerdekaan (Liberty Enlightening the World) yang berlokasi di pulau Liberti di
pantai New York adalah cinderamata dari Perancis pada peringatan seratus tahun penandatanganan Deklarasi Kemerdekaan Amerika. Patung ini didisain oleh Frdric
Bartholdi dengan selimut luar dari patinasi copper yang berwarna hijau. Diakui sebagai
pemberi semangat kemerdekaan bagi bangsa-bangsa di dunia sehingga memperoleh status
sebagai Situs Kekayaan Dunia dari UNESCO pada tahun 1984.
Budi luhur adalah sikap kemerdekaan manusia ketika semua bentuk keterikatan yang
dapat diidentifikasi telah dilepaskan. Sudah bukan menjadi kasus bagi seorang dokter
ataupun psikolog. Secara mental-spiritual (pribadi) menyempurnakan penyerahan total
dirinya kepada Tripurusa sampai tidak ada gerak sama sekali.
Soemantri meletakkan hal ini secara keseluruhan di bidang religi. Candra Jiwa Indonesia
hanya menunjukkan jalan agar diperoleh suatu sikap hidup baru, dengan tujuan mencapai
pamudaran. Peralihan dari sikap hidup yang lama ke yang baru melalui penerimaan
adanya gambaran batin (suasana, keadaan) yaitu Tripurusa yang akhirnya menjadi
kemungkinan eksistensinya.
__________
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/d3/Statue_of_Liberty,_NY.jpg cited December 19, 2011

142

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Melakukan tapabrata tidak boleh melebihi daya tahan individu apalagi


sampai merusak badan/jasmani. Karena hanya dengan badan/jasmanilah kita
mencapai tujuan yang dicita-citakan. Semua faktor yang menyusun kepribadian
Budi luhur adalah sikap manusia yang sudah bebas dari persoalan keterikatan. Luamah-nya sudah mampu membalikkan polaritasnya yang negatif menjadi netral. Semua sentra vitalitas bersifat positif, dimulai dari
semua nafsu sampai tingkat perasaan dan angan-angan.

yaitu kekuatan saudara- saudara menjadi menurut sehingga penyatuan kekuatankekuatan yang terintegrasi mudah tercapai. Kesediaan menurut dari kekuatankekuatan tersebut itu menjaga kita terhadap munculnya hal-hal yang sifatnya
asadar secara tiba-tiba.
Budi luhur adalah sikap manusia yang sudah tidak memiliki lagi persoalan
ke-terikatan. Semua bentuk keterikatan yang dapat diidentifikasi telah dilepaskan.
Sudah bukan menjadi kasus bagi seorang dokter ataupun psikolog. Luamah-nya
sudah benar-benar membalik polaritasnya yang negatif. Tidak memiliki lagi sifatsifat negatif, begitu juga pada tingkat perasaan dan angan-angan. Bagi yang
bersangkutan persoalannya adalah secara mental-spiritual menyem-purnakan
penyerahan dirinya secara total kepada Tripurusa sampai tidak bergerak sama
sekali; Soemantri meletakkan hal ini secara keseluruhan di bidang religi.
Rekapitulasi dari yang telah dibicarakan sebelumnya adalah bahwa
perspektif-perspektif therapeutik letaknya sedemikian, hingga Candra Jiwa
Indonesia menunjukkan jalan agar diperoleh suatu sikap hidup baru, dengan
tujuan mencapai pamudaran. Peralihan dari sikap hidup yang lama ke yang baru
melalui penerimaan adanya gambaran batin yaitu Tripurusa yang akhirnya
menjadi kemungkinan eksistensinya. Realisasi dari gambaran batin ini melewati
pelaksanaan Trisila dan Pancasila, berhati-hati terhadap Pemali, dan pelatihan
Jalan Rahayu.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

143

Upacara Kemerdekaan RI di Istana Merdeka, Selasa, 17 Agustus 2010

Foto 3.6.1: .. Bangunlah Jiwanya Bangunlah Badannya untuk Indonesia Raya ..


Lagu kebangsaan Indonesia Raya karangan Wage Rudolph Supratman selalu
diperdengarkan mengiringi berkibarnya bendera Merah Putih tiap tanggal 17 Agustus di
Istana Merdeka, Jakarta. Bangunlah jiwanya bangunlah badannya untuk Indonesia Raya ..
adalah salah satu baitnya yang menyerukan agar bangsanya tidak lupa membangun
jiwanya sebelum membangun badannya.
Membangun jiwa, secara preventif berarti pencegahan penyakit jiwa. Justru di dalam jiwa
yang sehat terdapat badan yang sehat, bukan sebaliknya. Bangunlah jiwanya adalah gerak
introversi dari asadar kolektif (jasmani) menuju ke sadar kolektif (rohani), sebagai sisipan
di tengahnya adalah sadar individu (jiwa). Membangun badan dengan menambah catu
kenikmatan dan pemuasan badaniah adalah gerak jiwa yang egosentripetal (negatif)
memperkuat ikatan-ikatan duniawi (makan, minum , tidur, sahwat, dan sikap negatif
lainnya).
Dilepaskannya keterikatan-keterikatan sebagai akibat dicapainya suatu sikap hidup baru
dengan pengertian yang lebih luas dan lebih dalam, secara terapeutik (mental-psikis)
berarti suatu penyembuhan dan pembangunan kesehatan jiwa.
__________
http://4.bp.blogspot.com/_cEEogpg9Bvc/TGpGdpaRQiI/AAAAAAAAAZU/JwhYV3FkJ8E/s320/75349_upacara_hut_r
i_300_225.jpg cited September 1, 2011
144

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Proses tersebut bergerak mulai dari keterikatan total kepada kenikmatan,


menuju kepada pembebasan sama sekali dari kenikmatan. Selama proses itu
berlangsung terjadilah banyak pemPenyembuhan pada pasien dengan gangguan mental-psikis dengan
pengertian yang lebih luas dan lebih dalam diartikan sebagai terlepasnya
keterikatan-keterikatan sebagai akibat dicapainya suatu sikap hidup
baru (Budi luhur). Penyembuhan ini dapat dianggap sebagai penyembuhan yang bersifat sekunder saja.

bebasan dari keterikatan yang tak terhitung jumlahnya. Masih diperlukah


semangat yang tinggi dalam menapaki perjalanan evolusi kehidupan kita.

3.6 HUBUNGAN DOKTER-PASIEN


Proses penyembuhan itu juga bergerak dari asadar kolektif ke sadar
kolektif dengan sadar pribadi sebagai tahap sisipan. Dari hidup jasmani (kasar,
fisik, body) ke hidup rohani (spiritual, soul) dengan ke-jiwa-an (jasmani halus,
mind) sebagai tahap antara. Dilepaskannya keterikatan-keterikatan sebagai
akibat dicapainya suatu sikap hidup baru dengan pengertian yang lebih luas dan
lebih dalam, dampak terapeutiknya (mental-psikis) berarti suatu penyembuhan.
Dalam mengubah sikap hidup yang mendapat tekanan adalah penyesuaian
dirinya secara ke-masyarakatan dan kejiwaan serta masa depannya, sebagaimana
telah diterangkan oleh Jung. [22]
Selanjutnya yang penting adalah pengaturan kembali hubungan-hubungan
kejiwaan, tanpa harus menelusuri sampai ke dalam keterikatan-keterikatan sejak
masa kanak-kanak dan tahap-tahap hidup yang telah lampau, seperti yang telah
diajukan oleh Freud. Pengaturan kembali ini merupakan bagian dari penyesuaian
diri kepada Tripurusa. Dalam terapi menurut Candra Jiwa Indonesia tidak
memperhatikan tahap-tahap keterikatan kepada tahap-tahap yang nikmat.
__________
[22]. Carl Gustav Jung. Seelenprobleme der gegenwart. Rascher und Cie A.G. Verlag Zurich, 1946. h.
79.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

145

Pasien dalam suasana santai sedang diperiksa jiwanya oleh psikolog klinik/ psikiater

Foto 3.6.2: Psikagogi Sangat Dianjurkan oleh Candra Jiwa Indonesia


Perhatikan posisi psikolog klinik atau psikiater dan pasiennya yang dibuat senyaman
mungkin. Seringkali dipilih suasana pemeriksaannya seperti duduk diruang tamu dengan
susunan sofanya begitu santai seperti di rumah. Aspek pendidikan jiwa (psikagogi) dapat
berlangsung dalam suasana tersebut.
Hubungan pasien-dokter sebaiknya dibatasi pada kedalaman tertentu saja yang secara
aktual dapat dimanfaatkan untuk pendidikan mental (jiwa). Candra Jiwa Indonesia
memiliki penekanan pada psikagogi yang khas dan mendalam, tetap memandang peran
guru adalah besar sesuai dengan perjalanan sejarah. Ada perhatian khusus pada mudah
tersinggungnya perasaan orang Indonesia, walaupun tersembunyi.
Simbol-simbol yang telah menjadi sadar karena asimilasi atau tercerahkan, hendaklah
dipilih bentuk-bentuk arketipnya. Sementara hubungan yang sifatnya pribadi, tidak perlu
disinggung agar tidak terjadi kemunduran reedukasi mengingat pekanya perasaan orang
Indonesia. Pertimbangan-pertimbangan yang lebih tajam harus memutuskan apakah orang
Indonesia harus dirawat dokter secara psiko-analitis. Khusus pada perempuan, Soemantri
pesimis terhadap pendekatan pasien menurut metodologi Freud, hampir dipastikan gagal
dalam mencapai tujuan.
__________
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRB5FFGYZ-NeADXBFf6TbWPgfD5y8jF4Cfj5FOf1Zt4pDpOx7sZ cited
september 2011.

146

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Pasien agar memperhatikan pengaruh negatif dari luamah, karena secara


struktural dan fungsional sama saja. Jadi pasien tidak diingatkan kepada
keterikatan-keterikatan pada masa-masa hidup yang telah lalu, tetapi ditunjukKarena kepekaan yang sangat tinggi, terutama pasien wanita, harus
diputuskan apakah orang Indonesia harus dirawat dokter secara psiko
analisis harus dipertimbangkan secara mendalam.

Menurut Soemantri

penerapan metode analisis Freud dapat diramalkan kegagalannya.

kan adanya kekuatan-kekuatan yang imanen dalam dirinya, yang sebagian dapat
memperlambat perkembangan sang aku, dan sebagian yang lain dapat mempercepatnya. Menjadi jelas bahwa analisis yang mendalam sampai kepada masa bayi
dan balita tidak dicakup oleh Candra Jiwa Indonesia.
Penjelasan-penjelasannya hanya terbatas pada kedalaman-kedalaman yang
secara aktual dapat digunakan untuk pendidikan mental, jiwa (psikagogi).
Penekanan pada psikagogi hampir merupakan suatu pendidikan yang khas dalam
Candra Jiwa Indonesia, bukan hanya dalam sejarah peran guru adalah besar,
tetapi juga karena mudah tersinggungnya perasaan orang Indonesia, walaupun
dari luar sebenarnya tidak begitu kelihatan. Pada penjelasan mengenai simbolsimbol yang telah menjadi sadar, bentuk-bentuk arketipnya hendaklah menjadi
pilihan daripada hubungan yang sifatnya pribadi, agar tidak terjadi kemunduran
karena merasa tersinggung.
Karena kepekaan yang amat sangat, maka keputusan apakah orang
Indonesia harus dirawat dokter secara analitis harus melalui pertimbanganpertimbangan yang lebih halus. Terutama untuk pasien-pasien wanita, bagi
Soemantri metode analisis Freud sebelumnya dapat diramalkan akan gagal bila
diterapkan. Pada waktu disertasi Soemantri dipublikasikan (1956), diperkirakan
analisis cara Freud baru dapat digunakan untuk orang-orang Indonesia generasi
se-

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

147

Pasien, dokter, dan ners sedang berdiskusi tentang kesehatan


Foto 3.6.3: Dokter Perlu Berorientasi pada Potensi Imateri Pasien
Dokter harus tajam dalam menemukan suatu kemungkinan untuk mengembangkan
potensi imateri (TriAspect, TriFoil) di dalam sang akunya sendiri, agar pasien segera
diingatkan bahkan perlu berkali-kali diingatkan akan adanya potensi itu dan agar
berorientasi pada potensi istimewa tersebut. Posisi dokter sebenarnya berada sejajar di
samping pasien, mengingat sang dokter itu sendiri juga harus mengembangkan potensi itu.
Potensi itu (Tripurusa) adalah sama bagi pasien, dokter, ners, dan bersifat universal.
Meskipun Tripurusa itu hanya dapat dicapai oleh masing-masing di dalam dirinya sendiri.
Dengan ini penyerahan diri pasien kepada dokter menjadi lebih longgar. Harapan akan
sembuh dipusatkan kepada Tripurusa yang tidak berpribadi itu (TheSource-TheForceTheSelf), dengan jalan pengembangan aktivitasnya sendiri. Pasien perlu berkali-kali
diingatkan bahwa penyembuhan bukan datang dari dokter. Dokter di sini lebih
menyerupai kakak yang lebih banyak pengalamannya. Menurut Soemantri hubungan
dokter-pasien tersebut lebih mirip metode psikoterapi Adler.

148

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

karang atau setidak-tidaknya telah belajar di negara-negara barat satu atau


beberapa tahun lamanya. Pada waktu itu analisis cara Freud tidak dianjurkan
untuk orang Indonesia.
Pada situasi klinis tertentu begitu ada petunjuk berupa kesempatan pasien untuk mengembangkan potensi di dalam sang akunya sendiri, agar
pasien segera diingatkan bahkan berkali-kali diingatkan akan adanya
potensi itu (Tripurusa) dan agar berorientasi pada potensi tersebut.

Dalam Candra Jiwa Indonesia telah disinggung mengenai pentingnya


introspeksi terus-menerus agar dapat menemukan kesalahannya sendiri.[23]
Panembah juga merupakan latihan untuk memasuki hati sanubarinya sendiri dan
mengobservasi dirinya sendiri.
Semua dapat menjadi kurang penting
dibandingkan dengan merealisasikan gambaran jiwa dan adaptasinya pada
masyarakat, tetapi bukan sebagai tuntutan untuk dikemukakan kepada dokter
ketika terjadi disharmoni. Penanganan terhadap simbol-simbol yang telah
menjadi sadar sebaiknya dilakukan secara insidental, kalau pasien
mengemukakannya dengan sukarela.
Dalam situasi terapeutik begitu ada petunjuk pada pasien mengenai suatu
ke-mungkinan untuk mengembangkan potensi dalam sang akunya sendiri, agar
pasien segera diingatkan bahkan berkali-kali diingatkan akan adanya potensi itu
dan agar berorientasi pada potensi tersebut. Posisi dokter sebenarnya berada di
samping pasien, karena sang dokter itu sendiri harus juga mengembangkan
potensi itu.
Potensi itu (Tripurusa) adalah sama bagi pasien, dokter dan bersifat
universal, meskipun Tripurusa itu hanya dapat dicapai oleh masing-masing di
dalam dirinya sendiri. Dengan ini penyerahan diri pasien kepada dokter menjadi
lebih longgar. Harapan akan sembuh dipusatkan kepada Tripurusa yang tidak
berpribadi itu dengan jalan pengembangan aktivitasnya sendiri.
__________
[23]. Soenarto Mertowardojo, Hardjoprakoso, Trihardono Soemodihardjo: Sasangka Jati. Bab Paliwara.
Repr.Jatop. 523/B. 1954. h. 39.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

149

Charcot mendemonstrasikan pasien histeria di La Salpetrie, 1887

Gambar 3.6.1: Charcot dan Pasiennya


Serangan histeria berhubungan dengan memori kehidupan pasien.- Sigmund Freud 1895.
Setelah lulus jadi dokter, Freud meneruskan studi neurofisiologi karena tidak begitu
tertarik dengan praktik dokter. Pada tahun 1885, ia belajar hipnotis pada Jean-Martin
Charcot untuk mengobati penderitaan pasien wanita di La Salptrire, Paris. Penderitaan
mental tersebut kelak dikenal sebagai histeria.
Perspektif-perspektif terapeutik dalam Candra Jiwa Indonesia jelas memberikan sudut
pandang yang baru. Memperhatikan struktur kepribadian orang Indonesia dan struktur
masyarakatnya, berdasarkan perkembangan agama-agama dan orientasi-orientasinya yang
sepanjang masa telah masuk ke Indonesia. Soemantri mengusulkan untuk memasukkan
unsur pengetahuan tentang agama dalam pendidikan psikoterapi. Soemantri juga
menginginkan agar psikologi memasuki bidang religi, agama.
Candra jiwa yang telah dikemukakan oleh Soenarto dan kawan-kawan itu secara primer
diperuntukkan bagi masyarakat Indonesia pada umumnya, yang sedang berproses mengembangkan dirinya sendiri. Awalnya memang bukan untuk menolong pribadi-pribadi
yang sakit. Kemungkinan aspek terapeutiknya dikemudian hari menjadi bersifat sekunder
saja.
__________
http://artistresearcher.files.wordpress.com/2010/01/charcotdemonstratinghistechnique.jpg cited December 19, 2011

150

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Pasien perlu berkali-kali diingatkan bahwa penyembuhan bukan datang dari


dokter. Dokter di sini lebih menyerupai kakak yang lebih banyak pengalamannya. Hubungan ini lebih mirip dalam terapi metode Adler.
Seyogyanya dokter tidak hanya mengetahui tentang tujuan Candra Jiwa
Indonesia, tetapi ia juga harus telah mengalaminya sendiri dalam hidupnya. Naluri pasien segera tahu dan sanggup membedakan apakah dokter
hanya mengatakan apa-apa yang telah dihafalnya, ataukah ada pengalaman di belakang kata-katanya itu.

Dengan demikian, dokter tidak saja harus mengetahui tentang tujuan


Candra Jiwa Indonesia, ia juga harus telah mengalaminya dalam sikap hidupnya.
Pasien segera tahu apakah ia hanya mengatakan apa-apa yang dihafalnya,
ataukah ada pengalaman di belakang kata-katanya itu. Dalam hal ini naluri,
pasien tidak mengalami kesalahan-kesalahan. Hubungan antara pasien dan
dokter lebih mirip hubungan antara manusia dengan manusia (Jung). Harus ada
kemahiran dalam teknik menolong antara manusia dengan manusia, selain itu
orang itu sendiri masih harus membutuhkan pertolongan. [24] Secara ringkas dan
teknis, perspektif-perspektif terapeutik dalam Candra Jiwa Indonesia jelas
memberikan sudut pandang yang baru.
Tentu saja harus diperhatikan struktur kepribadian orang Indonesia dan
struktur masyarakatnya, mengingat sejarahnya dan perkembangan agama-agama
dan orientasi-orientasinya yang sepanjang masa telah masuk ke Indonesia. Candra
jiwa yang telah dikemu-kakan oleh Soenarto dan kawan-kawan itu pertama-tama
bukan untuk menolong pribadi-pribadi yang sakit, tetapi memiliki pembagi
persekutuan terbesar buat orang-orang Indonesia, yang sedang di ambang pintu
untuk mengembangkan dirinya sendiri. Sehingga kemungkinan aspek terapeutiknya menjadi bersifat sekunder saja.

__________
[24]. Carl Gustav Jung. Seelenprobleme der gegenwart. Rascher und Cie A.G. Verlag Zurich. h. 37-38.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

151

MAKROKOSMOS
Alam Semesta

Dunia Luar

==================lPancaindral=============================
MIKROKOSMOS

Dunia dalam

Fisik

- - - - - - - - - - - - - - - DASASILA - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Mental

Aku
- - - - - - - - - - - - - - - - -l Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Tripurusa: 3.Roh Suci, 2.Suksma Sejati, 1.Suksma Kawekas
Alam Sejati
(Pusat Imateri)
Spiritual
=========================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 3.7.1: Dasasila Dilaksanakan dengan Aspek Sukarela


Sepuluh asas yang disebut Dasasila: 1. Berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Berbakti kepada Utusan Tuhan. 3. Setia kepada kalifatullah (pembesar negara dan undangundangnya). 4. Berbakti kepada tanah air. 5. Berbakti kepada orang tua (ayah-ibu). 6.
Berbakti kepada saudara tua. 7. Berbakti kepada guru.
8. Berbakti kepada pelajaran
keutamaan (budi pekerti luhur). 9. Kasih sayang kepada sesama hidup. 10. Menghormati
semua agama.
Mendalami makna yang terkandung di dalam Dasasila, hanya dua sila yaitu sila ke-1 dan
ke-2 yang mewakili pendekatan ideal yang bersifat introversi terhadap dimensi-4
(spiritual), lainnya bersifat ekstraversi terhadap dimensi-1 (makrokosmos), dimensi-2
(fisik) dan dimensi-3 (mental). Sila ke-3 dan ke-4 adalah pendekatan ideal terhadap
struktur atas dalam masyarakat luas. Sila ke-5 sampai ke-8 terhadap struktur
masyarakat terkecil intern keluarga dan pendidikan dalam arti pribadi. Sila ke-9
dianggap terpenting karena beraspek budi luhur dan sila ke 10 menjadi istimewa karena
beraspek menghormati dan menghargai hak asasi manusia.

________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012

152

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

3.7 ASPEK SUKARELA


Tampak dari cara Soenarto dan orang-orang yang ingin mempelajarinya
berusaha saling mengikat, secara sangat sederhana berorganisasi, menunjukkan
Soenarto mendirikan

Paguyuban Ngesti Tunggal

(perkumpulan yang

tujuannya bersatu), berjuang ke arah bertunggal dengan masyarakat


untuk kesejahteraan, ketenteraman, kebahagiaan, dan persaudaraan di
antara anggota-anggotanya. Serta mempunyai tujuan persatuan rohani,
yaitu pamudaran dan panunggal, bertunggal dengan Tripurusa.

bahwa candra jiwa tersebut memiliki arti yang praktis bagi masyarakat Indonesia.
Ia telah menyusun Dasa Sila (dasa= 10; sila= asas) yang ditaati oleh orang-orang
tersebut dengan sukarela.
Sepuluh asas tersebut adalah:
1. Berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Berbakti kepada Utusan Tuhan.
3. Setia kepada kalifatullah (pembesar negara dan undang-undangnya).
4. Berbakti kepada tanah air.
5. Berbakti kepada orang tua (ayah-ibu).
6. Berbakti kepada saudara tua.
7. Berbakti kepada guru.
8. Berbakti kepada pelajaran keutamaan (budi pekerti luhur).
9. Kasih sayang kepada sesama hidup.
10. Menghormati semua agama.
Kesepuluh sila itu apabila diringkas, termuat dalam sila ke-9: Kasih sayang
kepada sesama hidup. Perkumpulan yang didirikan Soenarto disebut Paguyuban
Ngesti Tunggal, yang artinya perkumpulan yang tujuannya bersatu. Berjuang ke
arah persatuan masyarakat sehingga terdapat ketenteraman, kebahagiaan, dan
persaudaraan di antara anggota-anggotanya.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

153

Foto 3.7.1: Blencong pada Sampul Majalah Bulanan Dwija Wara


Blencong ialah lampu atau obor yang menerangi layar tempat dalang memainkan
wayangnya. Delapan lidah api, tiga di atas dan lima di bawah, yang ke luar dari Blencong
melambangkan bagian pokok dari intuisi Soenarto Mertowardojo, ialah Hasta Sila (Tri Sila
dan Panca Sila) yang diyakini sebagai pedoman hidup bagi umat manusia.
Bagian belakang Blencong berbentuk sayap berjumlah empat buah, di atasnya mempunyai
ujung (tempat menggantungkan Blencong) yang bertakuk dan terdiri atas tiga bagian.
Masing-masing melambangkan empat macam nafsu (mutmainah, amarah, sufiah, dan
luamah) dan angan-angan yang sifatnya tiga (cipta, nalar, dan pangerti).
Maknanya, apabila seseorang yang jiwanya berkiblat kepada Tripurusa (Suksma KawekasSuksma Sejati-Roh Suci) sudah dapat menjalankan Hasta Sila dengan sempurna, maka
empat macam nafsu akan tunduk kepada pimpinan angan-angan yang bersifat tiga. Baru
setelah itu atas perkenan Sang Suksma Sejati (Sang Guru Sejati) angan-angan (bayangan
Tripurusa, TriFoil) akan mampu menerima Pepadang-Nya (intuisi), sehingga dalam
kehidupan sehari-hari dalam segala hal ia akan dipimpin oleh tiga sifat angan-angan yang
selalu mendapat Pepadang Sang Suksma Sejati (TheForce).
__________
Penjelasan mengenai gambar blencong selalu dimuat d sampul belakang majalah bulanan Dwija Wara

154

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Serta mempunyai tujuan persatuan rohani, yaitu pamudaran dan panunggal


dengan Tripurusa. Dalam dasawarsa-dasawarsa yang akan datang akan terbukti
apakah Candra Jiwa Indonesia ini
Sejarahlah yang akan membuktikan kelak di kemudian hari.

Apakah

benar hipotesisnya kelompok masyarakat yang dengan sukarela mengamalkan Dasa Sila tersebut secara umum benar-benar sehat dan kuat
jiwanya, bebas dari neurosis , maupun gangguan mental lainnya.

akan tumbuh dengan subur. Apakah kelompok masyarakat yang dengan sukarela
mengamalkan Dasa Sila tersebut secara umum benar-benar sehat jiwanya, bebas
dari neurosis maupun gangguan mental lainnya,
sejarahlah yang akan
membuktikan di kelak di kemudian hari.
Mengikuti perjalanan sang waktu (20 Mei 1949-2010, enam dasawarsa),
pada waktu buku ini ditulis-ulang dan dipelajari, organisasi tersebut telah
meluas di seluruh Indonesia. Sambutan Ketua Pengurus Pusat Dr. Ir. Budi
Darmadi, MSc. pada upacara pembukaan Kongres Pangestu XVI Tahun 2010
tanggal 21 Mei 2010 di Surakarta mengumumkan jumlah anggotanya yang
terdaftar 209.530 orang. Sebagai gambaran singkat perkembangan cabang:
Kongres I tahun 1954: 4 cabang, Kongres V tahun 1967: 96 cabang, Kongres X
tahun 1982: 158 cabang, Kongres XV tahun 2005: 196 cabang, dan Kongres XVI
tahun 2010: 203 cabang. Kongres ini direncanakan hadir 203 cabang di mana 189
cabang berada di Pulau Jawa dan 14 cabang di luar Pulau Jawa. Yang tidak kalah
menariknya dari organisasi ini adalah dijalankan tanpa memungut iuran
organisasi.
Sebagai gantinya disediakan kotak budi darma,
serta
mengembangkan toko bisu untuk melatih kejujuran anggotanya. Melakukan
pencatatan dan pendataan organisasi, tetapi kartu keanggotaan tidak begitu
dianggap penting, lebih mementingkan rasa persaudaraan di antaranya.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

155

Kotak Budi Darma (Donation Box) buatan Jim Woodward, pehobi dari Houston, Texas, USA

Foto 3.7.2: Kotak Budi Darma


Kotak donasi di atas dibuat dengan kayu spesies dari Walnut & Spalted Hack-berry. Para
pehobi yang menukang kayu selalu ditantang kreatifitas dan ketrampilannya, dua kali
setahun untuk membuat suatu produk. Penyelenggaranya adalah The Wood Whisperer
Guild suatu sekolah virtual pertukangan kayu di Amerika Serikat. Kotak semacam ini telah
dimanfaatkan oleh Jim Woodward dan kawan-kawannya 4-6 kali setahun termasuk
mengumpulkan donasi pada pertemuan-pertemuan tertentu. Di antaranya pada pesta
Halloween 2010, di mana anak-anak muda sering memberikan donasi uangnya lebih dari
hari-hari istimewa lainnya. Lebih dari 1000 USD dapat terkumpul dan diberikan kepada
mereka yang membutuhkan terutama untuk menyiapkan makanan di hari-hari besar yang
dirayakan bersama.
Berbeda dengan organisasi lainnya, organisasi pendidikan dan pengolahan jiwa Paguyuban
Ngesti Tunggal tidak memungut iuran anggota. Sebagai gantinya menyediakan Kotak Budi
Darma yang sangat sederhana, untuk menampung donasi dari para anggotanya, dalam
bentuk apa saja sesuai dengan kemampuan dan keikhlasannya.
__________
http://thewoodwhisperer.com/wp-content/uploads/jims-donation-box4.jpg cited January 3, 2012
http://thewoodwhisperer.com/jims-donation-box/ cited January 3, 2012
156

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Memiliki majalah bulanan Dwija Wara,


menerbitkan buku untuk
kepentingan anggotanya saja. Memiliki website di dunia maya: http//www.
pangestu.or.id; melakukan kegiatan Olah-rasa, dan melaksanakan kegiatan-kegiaYang menarik dari Paguyuban Ngesti Tunggal adalah

organisasinya

tidak memungut iuran tetapi menyediakan kotak budi darma. Mengembangkan toko bisu untuk melatih kejujuran. Pencatatan dan pendataan organisasi dilaksanakan, tetapi kartu keanggotaan tidak begitu
dianggap perlu, lebih mementingkan rasa persaudaraan di antaranya.

tan seperti organisasi pada umumnya. Angautanya terdiri dari berbagai kalangan
masyarakat mulai dari petani, buruh, pengusaha, guru, pelajar, mahasiswa,
sarjana, guru besar, sampai pembesar-pembesar negara. Tentu saja organisasi ini
juga seperti organisasi lainnya memperhatikan sasaran kuantitas, tetapi uniknya
lebih menitik-beratkan pada meningkatkan kualitas derajat kejiwaan manusianya
menuju derajat Budi Luhur.
Tulisan-tulisan, topik-topik tertentu yang termuat berdasarkan intuisi
Soenarto, dapat diakses di dunia maya (internet). Baik ditulis oleh pengagumnya,
para peneliti di dalam maupun di luar negeri, dan penulis lainnya. Dapat berupa
apresiasi maupun kritik sesuai dengan pandangan penulisnya, untuk menambah
wawasan pembacanya.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

157

The SEAMEO Acting Director (17 Maret 1969-19 Januari 1970) Sekretariat SEAMEO, Bangkok

Foto 7.1.1: Prof. Soemantri Memberikan Ceramah di Bangkok


Prof . Dr. dr. Soemantri Hardjoprakoso sedang menerangkan sesuatu yang berkaitan
dengan negara-negara anggota ASEAN seperti Indonesia, Laos, Malaysia, Philippina,
Thailand, dan Vietnam.
Beliau secara ilmiah telah memperkenalkan keberadaan Dwitunggal Sadar Kolektif,
(Dwiaspek, BiAspect) yaitu Sadar Kolektif Statis (Suksma Kawekas, TheSource) dan Sadar
Kolektif Dinamis (Suksma Sejati, TheForce) sebagai wakilnya di dalam pusat (hidup)
imateri manusia. Sadar Kolektif Terbatas (Roh Suci, TheSelf) merupakan bagian dari
TriAspect (Tripurusa, TriFoil) adalah yang dihidupi, dituntun, dan dipimpin oleh TheForce.

TheSelf dengan sadar berjanji di dalam Paugeran Tripurusa (ikrar, kredo, syahadat)
bahwa ia meyakini kelak akan dituntun oleh TheForce kembali kepada Sumber dan Asal

mula Hidupnya. Seyogyanya, janji itu kelak dijalankan oleh sang Aku sebagai perilaku
introversi (sadar, percaya, dan taat) yang disempurnakan oleh perilaku ekstraversi di
masyarakat (sabar, rela, nerima, jujur, dan budi luhur). Jadilah ia manusia dengan
integritas paripurna yang pantas untuk menyaksikan kebenaran ilmiah ini.

__________
http://www.seameo.org/vl/library/dlwelcome/photogallery/director/soemanti/soeman1.jpg cited May 15, 2011.
158

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Kesimpulan
(Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia)
1. Intuisi
Soemantri telah membuktikan hipotesis Jung mengenai terjadinya intuisi
dengan kekhususannya pada diri R. Soenarto Mertowardojo, sekaligus juga pada
dirinya sendiri, berdasarkan introspeksi. Dengan tuntunan Sadar Kolektif Dinamis,
tersusunlah candra jiwa baru yang lebih lengkap dari apa yang telah disarankan
oleh Carl Gustav Jung, yaitu Candra Jiwa Indonesia atau Candra Jiwa Soenarto,
yang berlaku secara universal.
2. Potensi
Potensial intuisi dapat terjadi kepada siapa saja, sebagai puncak evolusi
kesadaran sang Akunya manusia. Dengan meningkatkan kesadaran pribadinya
menjadi Sadar (kolektif) Terbatas sampai ke Sadar Kolektif Dinamis.
3. Sadar-Kolektif
Secara ilmiah memperkenalkan keberadaan Sadar Kolektif Statis (Suksma
Kawekas), TheSource dan Sadar Kolektif Dinamis (Suksma Sejati), TheForce,
sebagai wakilnya di dalam pusat imateri manusia. Sadar Kolektif Terbatas (Roh
Suci), TheSelf adalah yang dihidupi, dituntun, dan dipimpin oleh TheForce. Aku
sejatinya manusia yang sadar bahwa kelak akan dituntun kembali kepada Sumber
dan Asal mula Hidup.
4. Perilaku
Sadar, percaya, dan taatnya sang Aku kepada Sadar Kolektif adalah perilaku
ke dalam dirinya (Trisila: kunci utamanya adalah percaya), sebagai kuncinya
peristiwa intuisi. Watak tersebut baru terlaksana dengan sempurna apabila
disertai dengan mempraktikkan budi luhur di masyarakat. Perilaku ke luar (di
masyarakat) tersebut berupa pembangunan watak yang luhur, antara lain: Sabar
yakni luas, longgar, dan mampu menampung semua persoalan;

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

159

D1

MAKROKOSMOS

=================l Pancaindra l==========================


MIKROKOSMOS

D2

Fisik

------------------------------------------------Mental

D3
IANGAN-ANGAN,-

--IIPERASAAN, IIINAFSU-NAFSU

(sadar)

- - - - - - - - - - - - - - - -l
D4

TriAspect:

(percaya),
TheGate
3TheSelf,

(taat)

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2TheForce, 1TheSource

Pusat Imateri
Spiritual
=====================================================================
===

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 7.1.1: Upaya Mempertajam Empati


Pengetahuan tentang fungsi tertinggi angan-angan (sadar), suasana perasaan (percaya)
dan nafsu (taat) dapat dimanfaatkan oleh Sang Akunya manusia lebih mendekat kepada
TheSource (Suksma Kawekas), sumber dan asalmula hidup. Melalui tuntunan TheForce
(Suksma Sejati) di dalam dirinya, di dalam pusat-spiritual yang imateri, omnipotensi dan
abadi. TheGate (Rahsa Jati), ambang rasa bahagia di dalam diri mikrokosmos. TriAspect/
Tripurusa adalah jati diri sesungguhnya manusia.
Pengetahuan tersebut, secara sekunder dapat dimanfaatkan sebagai dasar untuk mempertahankan kesehatan mental, mencegah sakit jiwa, dan sekaligus menjalankan reedukasi
untuk terapi mental spiritual.
Hendaknya kemampuan memahami keyakinan mental spiritual dirinya sendiri, orang lain,
klien sehat, dan pasien sakit dapat dipakai sebagai dasar untuk mempertajam empati.
Empati hubungannya bersifat netral (perkawanan, pertemanan), sebaliknya simpati dan
antipati bersifat keterikatan (hukum) seperti dalam perkawinan dan perceraian. (D1-4=
dimensi, matra)

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
160

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Rela adalah ikhlas dan ridho; Narima yaitu syukur dan puas; Jujur ialah benar,
adil, dan berani; serta Budi luhur itu sendiri (Pancasila: kunci utamanya adalah
jujur).
5. Empati
Dengan mempelajari Candra Jiwa Indonesia, memperdalam konsep empati,
diharapkan mampu memahami keyakinan mental-spiritual dirinya sendiri, orang
lain, klien sehat, dan pasien sakit. Sebagai dasar untuk mempertajam empati,
mempertahankan kesehatan mental, mencegah sakit jiwa, dan sekaligus
menjalankan reedukasi maupun terapi mental spiritual.
6. Kesadaran Diri
Pengetahuan tentang fungsi tertinggi angan-angan (sadar), suasana
perasaan (percaya), dan nafsu (taat) dapat dimanfaatkan oleh Sang Akunya
manusia lebih mendekat kepada TheSource sebagai sumber dan asalmula hidup.
Melalui tuntunan TheForce di dalam dirinya, di dalam pusat spiritual, yang imateri,
omnipotensi, dan abadi.
7. Fungsi Luhur
Dengan semakin redup-nya kesadaran sang Aku, terang dan membesarnya
kesadaran hidup TheSelf (Roh Suci), yang merembes melalui Rahsa Jati (TheGate):
kontinuitas kesadaran, diharapkan terbukanya kemungkinan peningkatan fungsi
luhur manusia, kebijaksanaan, intuisi, dan aspek keajaiban lainnya yang
bermanfaat untuk menyelesaikan tugas hidup manusia di dunia.
8. Semoga kesejahteraan, ketenteraman, dan kebahagiaan selalu meliputi
saudara-saudara sekeluarga karena cinta, kasih sayang, tuntunan dan lindungan
dari TheForce, Sadar Kolektif Dinamis, Sang Guru Sejati, Utusan Tuhan yang abadi
di dalam pusat hidupnya setiap manusia.
Terima kasih.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

161

Prof. Dr. dr. Soemantri Hardjoprakoso, Acting Director SEAMEO, 17 Maret 1969 - 19 January 1970

Foto 8.1.1: Prof. Soemantri Sedang Membuat Catatan Penting di Ruang Kerjanya
Patut dicatat dalam sejarah bahwa beliau telah membuktikan hipotesis Jung mengenai
terjadinya intuisi dengan studi kasus kualitatif pada diri R. Soenarto Mertowardojo,
sekaligus juga pada dirinya sendiri, melalui introspeksi.
Dengan tuntunan Sadar Kolektif Dinamis, TheForce, tersusunlah candra jiwa baru yang
lebih lengkap dari apa yang telah disarankan oleh Carl Gustav Jung, Sigmun Freud, dan
Alfred Adler yaitu Candra Jiwa Indonesia atau Candra Jiwa Soenarto, yang berlaku secara
universal.
Kol. Dr. dr Soemantri Hardjoprakoso adalah termasuk salah satu pendiri sekaligus Dekan
(pertama: 1961-1962) Fakultas Psikologi Universitas Pajajaran (Berdiri 2 September
1961). Kuliah-kuliah awal 30 mahasiswanya dilaksanakan di Dinas Psikologi Angkatan
Darat di Jalan Sangkuriang 17 Bandung, tempat kuliah berikutnya dan ujian Sarjana Muda
Psikologi yang pertama kali (1964) di Gedung Danawarih di Jalan Haji Wasid 31 Bandung.
__________

http://www.seameo.org/vl/library/dlwelcome/photogallery/director/soemanti/soeman4.jpg cited May 15, 2011.


162

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

EPILOG
Sekar Dhandhang Gula Eling-eling

*]

Dhandhang Gula Eling-eling

*]

Eling, eling pra siswa den eling,

Sadarlah, hai para siswa sadarlah

Kang pracaya mring adiling Suksma,

Percayalah akan keadilan Tuhan

Mituhu kabeh dhawuhe,

Taati semua perintah-Nya

Aja nrajang pepacuh,

Jangan melanggar larangan-Nya

Marsudiya ambeg utami,

Berusahalah memiliki watak utama

Rila, sabar, sabar, narima,

Rela, sabar, narima

Temen, budi luhur,

Jujur, budi luhur

Anetepi Dasa Sila,

Menetapi Dasa Sila

Pepakeming Paguyuban Ngesti Tunggil,

Pedoman Paguyuban Ngesti Tunggal

Mrih antuk sihing Suksma.

Agar memperoleh Sih Tuhan

Syair lagu berbahasa Jawa yang bermetrum dandhang gula ini berisi ajakan bagi semua
mahasiswa yang sedang belajar di Universitas Kehidupan Nyata. Agar selalu sadar, percaya
atau beriman kepada Tuhan YME, serta menaati, semua perintah-Nya yang lazimnya disebut
sebagai takwa. Jangan sampai melanggar larangan-Nya serta berusaha memiliki watak utama
yang terpuji, yaitu; ikhlas (rela), sabar, syukur (narima), jujur (temen), dan budi luhur, serta
ajakan untuk menetapi sepuluh sila, agar mendapatkan kasih sayang Tuhan Yang Maha Esa.
Dasa sila**] berisi (1) Berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa; (2) berbakti kepada
Utusan Tuhan; (3) setia kepada kalifatullah (pembesar negara dan undang-undangnya); (4)
berbakti kepada tanah air, (5) berbakti kepada orang tua (ayah-ibu); (6) berbakti kepada
saudara tua; (7) berbakti kepada guru; (8) berbakti kepada pelajaran keutamaan; (9) kasih
sayang kepada sesama hidup; dan (10) menghormati semua agama. Sila ke-9 merupakan
ringkasan dari kesepuluh sila tersebut.
Melaksanakan semua hal tersebut di dalam praktik kehidupan nyata sehari-hari, artinya
menyatu dan guyub dengan masyarakat. Praktik tersebut akan mengubah perilaku dan watak
manusia, menyelamatkan hidup serta mendapatkan kasih sayang Tuhan Yang Maha Esa, pusat
dan sumber hidup kita semua, di mana kelak kita akan kembali kepada-Nya.
__________
*] Buku Saku Panembah dan Pangesti. Paguyuban Ngesti Tunggal. Jakarta 2003. h. 33.
**] Idem h. 36.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

163

Foto 9.1.1: Kapten TNI Angkatan Darat R. Soenarto Mertowardojo

__________

Dokumentasi Perpustakaan Paguyuban Ngesti Tunggal


164

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

LAMPIRAN
LAMPIRAN-1: Skema I ( MAKROKOSMOS dan MIKROKOSMOS)

SKEMA I

MIKROKOSMOS

Angan-angan arti luas


PANCAINDRA

Otak Besar

Cipta-Pangaribawa

Nalar-Prabawa

Pangerti-Kamayan

I. Penglihatan
Jantung
Angan-angan arti sempit

II. Pendengaran
I

III. Pembau

Aku
u

AKU
Hati

Perasaan

II

IV Perasa(an)
Nafsu

merasakan rasa
orang lain
V Pengucap (bahasa)

Paru

Mutmainah (putih)

Amarah (merah)

Sumsum

Sufiah (kuning)

Daging

Luamah (ungu)

Darah
MAKROKOSMOS:

Langit Lapis 7
Materi halus-Jiwa

RAHSA JATI
TRIPURUSA

Manusia, dewa, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan mineral.

Bumi Lapis 7
Materi kasar-Fisik-Kimiawi

III

Catatan penulis:
Dalam tulisan penulis lainnya nafsu luamah sering digambarkan sebagai kuda yang berwarna hitam, bukan
berwarna ungu (warna daging). Memang warna ungu (tua) dan hitam dalam hal warna kuda memiliki persepsi
yang mirip, dapat dipersamakan. Polaritas nafsu ini memang dapat berubah dari negatif menjadi netral (konversi,
sublimasi). (BSP)
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

165

Foto 9.1.2: Bapak dan ibu R. Trihardono Soemodihardjo


Bapak Soemodihardjo dilahirkan pda tanggal 10 Agustus 1891 di kampung Kauman-Solo.
Dari pernikahannya dengan R. Ngt. Siti Marijam beliau memperoleh seorang putra bernama R. Ilham B.A. Pendidikan terakhirnya di College Balai Pengetahuan Umum A dan B di
Solo (1946-1947). Terakhir beliau bekerja sebagai Komis pada Mahkamah Islam Tinggi di
Surakarta (1 Juli 1951-31 Agustus 1952).
Beliau adalah penulis yang self-made man, pengetahuan umumnya sangat luar biasa. Nama
samaran dalam artikelnya di Dwija Wara antara lain Ki S. Among Budhaya, Ida Bagus Sumo,
Sabda Pallon, Condestu, S. Taroeno dan Ki Suksmadi. Beliau wafat pada 26 September 1952
di Surabaya.
__________
Majalah Dwija Wara, Mei 2005 hal. 5
166

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

LAMPIRAN-2: Skema II (Skema dari R. Trihardono Soemodihardjo)


1. Suksma Kawekas, Karsa
2. Suksma Sejati, Sang Sabda sipat
Kawicaksanan ingkang
ngudaneni
3. Roh Suci, Ingsun kang langgeng,
daya pangwasa
4. Daya prabawa
5. Daya prabawa
6. Ingsun
7. Rasa djati
8. Nalar (prabawa) perangan alus
9. Nalar (prabawa) perangan wadak
10. Pangerti (kemayan) perangan
alus

11. Pangerti (kemayan) perangan wadak


12. Aku
13. Cipta/pikir pangaribawa
14. Rasa pangrasa , juru panimbang
15. Karep
16. Pribadi luhur (tan gumana)
17. Pribadi asor (gumana)

1. Suksma Kawekas, Kehendak (putih)


2. Suksma Sejati, Sang Sabda. Sifat
kebijaksanaan yang maha tahu
(kuning)
3. Roh Suci, aku yang abadi, daya
kekuasaan. (biru)
4. Pengaruh awal, perkenalan, Suksma
Sejati melalui Roh Suci, dan
faktor empiris luar pengetahuan
5. Pengaruh awal Suksma Kawekas
pada keinginan. Pada penghakiman
kepribadian Tri Purusa
6. Keakuan (mengarah kepada kerohanian)
7. Rasa Jati, keadaan sadar keakuan ,
yang di dorong ke Roh Suci (biru)
8. Fungsi asosiasi dari intelektual.
Kemampuan (faktor besar) (kuning)
9. Fungsi asosiasi (faktor lebih rendah)
10. Peninjau, fungsi mengawasi.
Kemampan (faktor besar)
11. Peninjau, fungsi mengawasi (faktor
kecil)
12. Ke-aku-an (mengarah ke duniawi)
13. Pikiran, fungsi pembentukan gambaran dari intelektualitas. Kemampuan
(biru)
14. Perasaan, juru penimbang
15. Kehendak (ungu)
16. Kepribadian lebih tinggi, mengarah ke
Tri Purusa

18. Sang pribadi


19. Karep ingkang boten
kabiantu mutmainah

17. Kepribadian lebih rendah, mengarah


ke duniawi, terikat kepada kekotoran,
penerawangan dengan indrawi
18. Individualitas

20. Asmara sufi (~laya)

19. Kehendak, yang tidak dibantu oleh


nafsu sosial dan suprasosial.

21. Mutmainah

20. kecenderungan sosial dan suprasosial

22. Supiah

21. Mutmainah (putih)

23. Amarah

22. Sufiah (kuning)

24. Luamah

23. Amarah (merah)


24. Luamah (hitam)

Catatan penulis: R. Trihardono Soemodihardjo adalah salah satu dari tiga penulis Buku Pustaka
Sasangka Jati. Beliau termasuk nara sumber utama Dr. Soemantri Hardjoprakoso dalam studinya tentang Candra Jiwa Soenarto. Catatan warna (perkiraan) dalam kurung sebelah kanan
adalah tambahan dari penulis (BSP).
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

167

Foto tiga orang penulis pustaka intuisi Sasangka Jati, dikenal sebagai Tiga Serangkai

Foto 9.1.3: Tiga Serangkai Penulis Pustaka Intuisi Sasangka Jati


Dari kiri ke kanan R. Soenarto Mertowardojo, R. Trihardono Soemodihardjo dan, R.T.
Hardjoprakoso (berdiri). Salah satu dari tujuh buku yang terangkum di dalam pustaka
intuisi Sasangka Jati (Terbabarnya Alam Semesta), dipakai sebagai bahan acuan utama
disertasi Dr. Soemantri Hardjoprakoso.
__________
Dokumentasi Perpustakaan Paguyuban Ngesti Tunggal
168

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

LAMPIRAN-3: Skema III (Nilai Positif dan Negatif Sentra Vitalitas)


Ciri yang utama: kedaulatan, persepsi ke-aku-an, atau individu, dinamis
ANGAN-ANGAN

PERASAAN

POSITIF

NEGATIF

Hierarki

Monarki Absolut

Rasional

Tirani

Kreatif

Merusak

Pertanggung jawaban

Menekan

Berwawasan

Memerintah

Ciri yang utama: ke-kita-an atau kolektifitas, statis, subjektif

NAFSU-NAFSU

POSITIF

NEGATIF

Menerima

Menolak

Menerima, komprehensif

Menolak, tertutup

Penghibur, ceria, peduli

Cuek, mengabaikan

Cinta

Benci

Stabil, konstan

Tidak konstan

Tenang, damai

Tidak tenang, gelisah

Ciri yang utama: motivator untuk sentra yang lain, berkembang, pendorong
POSITIF

MUTMAINAH

Langsung dengan sendirinya setia pada yang atas

NEGATIF
Tidak ada

(kedudukan lebih tinggi), menggunakan ke-aku-an


Dewasa

(kesadaran saya) untuk mendukung kesadaran kita (kekita-an), pengorbanan, pemurah pada tetangga dekat
dan semacamnya

NETRAL

Anak

LUAMAH

NEGATIF

Kemauan untuk toleransi yang besar terhadap

Nafsu egosentrik dalam

kebutuhan fisik seperti rasa lapar, terluka, dingin,

minat seksualitas

kurang tidur, menahan gejolak seksual

(sahwat) dan cenderung


ke arah sadisme,
masokis, oral dan anal.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

169

=====================================================================
D4 Alam Sejati
Pusat Imateri
Spiritual
IVTRIPURUSA:

3Roh

- - - - - - - - - - - - - - - - -l

Suci, 2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas

Rahsa Jati

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Hati Nurani
IANGAN-ANGAN,-

--IIPERASAAN, IIINAFSU-NAFSU
(aku)

Mental
----------------------------------------------------------------D3

D2

MIKROKOSMOS

Fisik

=================l Pancaindra l==========================


D1

MAKROKOSMOS

Alam Semesta

Bagan Transenden Terbalik 9.1.1: Suprastruktur Yang Transenden di Hati Sanubari


Bagan ini untuk mendukung Skema IV (Perbandingan 4-Candra Jiwa), perhatikan D4 (Dimensi-4)
Pusat Imateri diletakkan di atas, D1 Alam Semesta seisinya (makrokosmos) diletakkan paling
bawah.
Hati Nurani terletak di antara EGO dan Roh Suci. Kesadaran pribadi (Roh Suci) tunduk kepada
kesadaran kolektif sebagai yang paling dominan di Pusat Imateri (Skema IV). Hati Nurani setara
dengan SUPEREGO (Freud), segi-segi KEMASYARAKATAN (Adler), dan PERSONA (Jung).
Pada dimensi-3 (D3, Jiwa, Jasmani Halus) di samping sang Aku, masih terdapat 3 dari 4 sentra
vitalitas manusia. Tiga sentra yang otonom di D3 tersebut adalah angan-angan, perasaan, dan
nafsu-nafsu. Sentra vitalitas yang paling unggul adalah yang ke-IV yaitu TRIPURUSA terletak
pada Dimensi, Dunia ke-4 (D4, dimensi rohani), pusat hidup imateri, alam sejati, sebagai Jati
Dirinya Manusia yang Hakiki.
Terserapnya kembali kesadaran pribadi manusia oleh kesadaran kolektif merupakan puncak
evolusi tertinggi yang masih mungkin dicapai oleh egonya manusia dalam peristiwa Pamudaran
(Liberation, Pembebasan).
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
170

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

LAMPIRAN-4: Skema IV (Perbandingan Empat Candra Jiwa)


FREUD

ADLER

JUNG

Das Selbst Kesadaran kolektif

CANDRA JIWA INDONESIA


(Soenarto)
Suksma
Kawekas

Kesadaran kolektif

Suksma
Sejati
SUPER
EGO

Kemasyarakatan
(Rasa kebersamaan)

EGO
(aku)

EGO
(aku)

Persona

Hati nurani

EGO
(aku)

TRIPURUSA

Roh Suci

EGO
(aku)
Mutmainah
Amarah
I. Individual

Prasadar

Sufiah
Lauwamah

Nafsu egosentrifugal
Asmara sufi
Nafsu sosial dan
suprasosial (Carp)
(Kekuatan energi,
ketekunan)
(Nafsu keinginan,
hasrat, harapan)
(Nafsu egosentripetal)

Ketidaksadaran

ES

Asadar
I. Pribadi (penampung isi yg terdesak)
II. Kolektif (arketip, pola dasar libido)

Nafsu mati

Nafsu
seks

Mementingkan diri sendiri


Kekuatan pendorong
Perasaan rendah diri

Asadar

Angan-angan dalam arti


sempit
(penampung kehendak yang belum
tercapai dan pengendapan pengalaman)

II. Kolektif
(menyeluruh)

Catatan penulis:
Perbandingan 4 (empat) candra jiwa yang semuanya dilahirkan di Eropa. Posisi sang-Aku (Ego)
sebagai sentra pembanding utamanya. Menjadi jelas bahwa Candra Jiwa Indonesia berdiri
sejajar dengan lainnya dan tampak lebih lengkap strukturnya. Das ES di dalam Candra Jiwa
Freud disebut juga sebagai ID. Freud tidak percaya adanya Tuhan, Adler tidak membicarakan
Tuhan maupun struktur jiwa, jadi keduanya tidak memiliki Yang di Atas, suprastruktur.
Suprastruktur adalah bagian transendennya (kalbu-hati) manusia.
Pada suprastruktur Jung menempatkan Das Selbst suatu tujuan evolusi puncaknya Ego manusia
untuk mencapai kesadaran kolektif. Pada awalnya Sadar Kolektif itu ada dua (BiAspect):
Suksma Kawekas (statis) adalah tujuan hidup, sumber, dan asal mula hidup dan Suksma Sejati
(dinamis) adalah utusan-abadinya yang statis, yang meng-hidup-i, menjadi penuntun dan
gurunya Ego-yang-imateri (Roh Suci, yang di-hidup-i, Sadar Kolektif Pribadi) manusia. Egomateri (Aku) adalah bagian sadar individu yang merupakan kristalisasi dari angan-angan, secara
struktur berasal dari Cipta-nya manusia. (BSP)
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

171

Transenden
Imanen
SPIRITUAL

MENTAL

FISIK

A
Abbssoolluutt
||

E
EG
GO
O
MIKROKOSMOS

MAKROKOSMOS
Manusia, Binatang, Tumbuh-tumbuhan, Dewa, dan Mineral

Diagram Transenden Terbalik 9.1.1: Evolusinya Ego ke Dalam Dirinya Yang Hakiki
Candra Jiwa Indonesia menunjukkan titik-titik perbedaan yang hakiki dan absolut di antara
berbagai candra jiwa yang bertujuan pada pengembangan diri (TheSelf) dengan lainlainnya yang menuju kepada kekuatan-kekuatan dan faktor-faktor diluar dirinya.
Menunjukkan apa yang hakiki dalam eksistensi manusia yaitu Ego (Aku) dan Super Ego
(Aku Luhur), yang memungkinkan dapat terserap ke dalam dirinya yang hakiki, Absolut
dan transenden.
Candra Jiwa Indonesia dan candra dunia yang lengkap telah didusun berdasarkan data
yang lebih dari cukup diperoleh dari R. Soenarto Mertowardojo pribadi. Kasus studi
kualitatif ini oleh dr. Soemantri Hardjoprakoso disusun menjadi bahan disertasinya.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
172

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Lampiran 5. Indonesisch Mensbeeld als Basis Ener Psycho-Therapie.


Sumantri Hadjoprakoso (Dissertation)
Rijkuniversiteit, Leiden-Nederland, 20 June 1956
SUMMARY

RANGKUMAN

01.
The need is felt for conception of
men and world which may be used as a
starting point and basis for a way of living
and from which at the same time can be
deduced a psychoprophylactic and a
psychotherapy.

01. Dirasakan perlunya candra jiwa dan


candra dunia sebagai titik tolak serta dasar
pemikiran suatu cara hidup, sekaligus
dapat dimanfaatkan untuk psikoprofilaksis
dan psikoterapi.

02. Preference is given to the conception


of man and world as formed by Sunarto
Mertowardojo because of the subsequent
reasons:

02. Pilihan jatuh kepada candra jiwa dan


candra dunia seperti yang telah
dirumuskan oleh Soenarto Mertowardojo
karena beberapa sebab berikut ini:

1. It comprises by the most ample data for 1. Disusun berdasarkan data yang lebih
a complete conception of man and
dari cukup untuk suatu candra jiwa dan
world originating from one single source.
candra dunia yang lengkap, yang berasal
dari satu sumber.
2. It indicates the greatest common 2. Merupakan faktor persekutuan terbesar
divisor of the various conceptions of man (rangkuman) dari berbagai candra jiwa dan
and world current in Indonesia.
candra dunia yang ada di Indonesia.
3. It points out the essential differences
between those conceptions of man which
aim at the development of the Self and
those others which are orientated on
forces and factors outside the self.

3. Menunjukkan titik-titik perbedaan yang


hakiki di antara berbagai candra jiwa yang
bertujuan pada pengembangan Diri
dengan lain-lainnya yang menuju kepada
kekuatan-kekuatan
dan
faktor-faktor
diluar dirinya.

4. It points to that essence in human


existence which embodies the possibility 4. Menunjukkan apa yang hakiki di dalam
of absorption in the transcendent eksistensi manusia, yang memungkinkan
Absolute.
dapat terserap ke dalam (dirinya) yang Absolut transenden.
----------

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

173

MAKROKOSMOS
Manusia, Binatang, Tumbuh-tumbuhan, Dewa, dan Mineral

Fungsi
Spesifik
Ke-IV
MENTAL

MIKROKOSMOS
FISIK

Empat
Fungsi Spesifik

I
Anganangan

(IV)

II
Perasaan

III
Nafsunafsu

Fisik (badan/jasmani kasar, soma), Mental (badan/jasmani halus, psike),


Spiritual (Fungsi Spesifik ke-4: rohani, alam sejati, sadar kolektif, Pusat Imateri)

DiagramTransenden 9.1.2: Fungsi Spesifik ke-4 Sebagai Pusat Potensi Yang Hakiki
Tiga sentra vitalitas di dalam jiwa manusia oleh Candra Jiwa Indonesia, di kemukakan juga
sebagai tiga fungsi spesifik: angan-angan, perasaan, dan nafsu-nafsu, masih ada fungsi
spesifik yang ke-empat yang mungkin merupakan pusat hakiki dari manusia (!)
Yang menarik adalah makna fungsi yang keempat di dalam pusat imateri (spiritual), selain
sebagai pusat potensi, sekaligus suatu keniscayaan untuk masuk ke dalam status
transendennya. Fungsi keempat memungkinkan untuk mempelajari seluruh mekanisme
sadar dan asadar di dalam jiwa manusia dan aspek komunikasinya.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
174

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

5. A psychotherapy maybe deduced from 5. Intisarinya mungkin dapat digunakan


it.
untuk psikoterapi.
6. It can fully stand comparison with the 6. Dapat ditegakkan sejajar dengan candra
conceptions of man and world formulated jiwa dan candra dunia yang telah
by Freud, Adler and Jung.
dirumuskan oleh Freud, Adler, dan Jung.
7. It points out potencies in man which 7. Menunjukkan adanya potensi-potensi
may prove of theoretical and practical di dalam diri manusia yang dapat dibuktivalue in the future.
kan kelak berdasarkan teori dan praktik.
03. The conception of man is expounded
in two ways. In the first part, the chapters
The way, About life after death and
About Karma it is presented in its
orthodox form. In the second part it is
explained in psychological terminology.

03. Candra jiwa ini dijelaskan dalam dua


cara. Pada bagian pertama, dalam bab
Jalan, Hidup setelah mati dan Karma
dikemukakan dalam bentuk umum. Pada
bagian kedua diterangkan dalam istilah
psikologi.

04. In a separate chapter, comparative


speculations on the place of the ego in the
system of Freud, Adler and Jung and in the
Indonesian conception of man, outlines of
the 4 systems have been placed side by
side. For those familiar with the western
points of view, the outline of the systems
of Freud, Adler and Jung maybe of help to
appreciate the Indonesian conception of
man and world.

04.Pada satu bab terpisah, Tinjauan banding posisi sang aku dalam sistem Freud,
Adler, dan Jung serta Candra Jiwa Indonesia, skema dari keempat sistem tersebut
disejajarkan. Bagi mereka yang sudah
terbiasa dengan pandangan Barat, skema
dari Freud, Adler, dan Jung tersebut,
diharapkan dapat membantu menghargai
candra jiwa dan candra dunia Indonesia.

05. In the Indonesian conception of man


there is, apart from the specific functions
of thought, of affection and of will, still a
fourth function which is supposed to be
the essential centre of man.

05.
Di dalam Candra Jiwa Indonesia,
selain dari fungsi spesifik angan-angan,
perasaan, dan nafsu-nafsu, masih ada
fungsi keempat yang mungkin merupakan
pusat hakiki dari manusia.

06.
This fourth function is not only a
centre of potence, but at the same time it
is a perspective to enter into the
transcendent state of being. This fourth
function moreover makes it possible to
observe all the conscious and unconscious
mechanism in the human psyche.

06. Fungsi yang keempat ini selain pusat


potensi, sekaligus suatu keniscayaan untuk
masuk ke dalam status keberadaan yang
transenden. Fungsi keempat memungkinkan untuk mengamati seluruh mekanisme sadar dan asadar di dalam jiwa
manusia.

---------Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

175

D1

MAKROKOSMOS

=================l Pancaindra l==========================


MIKROKOSMOS

D2

Body

------------------------------------------------D3

EMPAT FUNGSI. . . . . . . . . . .SPESIFIK:


---IIPERASAAN, IIINAFSU-NAFSU
IANGAN-ANGAN,- --

- - - - - - - - - - - - - - - -l
D4

TriAspect:

TheGate
3TheSelf,

Mind

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2TheForce, 1TheSource

Spirit

IVPUSAT IMATERI

=====================================================================
===
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 9.1.2: Candra Jiwa dan Candra Dunia Indonesia


Pusat Imateri adalah fungsi spesifik (sentra vitalitas) yang ke 4, terletak di dalam Dimensi4. Tiga fungsi spesifik lainnya adalah angan-angan, perasaan dan nafsu-nafsu terletak di
dalam Dimensi-3, di dalam badan/jasmani halus, psike, jiwanya manusia (Mind). Dimensi1 adalah makrokosmos dan di dalam mikrokosmos terdapat tiga dimensi lainnya yaitu
Dimensi-2 (Body), dimensi-3 (Mind), dan dimensi-4 (Spirit). (D1-4= dimensi, matra,
dunia)
Status dan kehidupan imateri merupakan titik awal, tujuan dan sumber dari seluruh
kehidupan, oleh karena itu pencapaian status imateri bermakna kembalinya ke Sumber
Awal dari kehidupan di dalam dirinya.
Hidup imateri adalah satu, tetapi mempunyai tiga aspek (Tripurusa, TriAspect, TreFoil),
pertama adalah Suksma Kawekas (TheSource) yang diam dan statis. Dari aspek pertama
muncul yang kedua yaitu Suksma Sejati (TheForce) awal dari hidup dinamis,
mengejawantahkan Mahakuasanya Suksma Kawekas. Percikan sinar dari Suksma Sejati
menjadikan Roh Suci (TheSelf) sebagai aspek yang ketiga, sebagai Rohaninya manusia.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
176

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

This fourth function is called the Fungsi keempat ini disebut pusat imateri
immaterial centre because it forms at the karena pada saat yang sama sekaligus
same time the gate of entrance to the membentuk pintu masuk ke dalam eksisstate of immaterial being.
tensi imateri.
07. This immaterial state of being is the
set purpose for man and mankind. As the
Indonesian conception of man based on
the principle of immaterial life as the
commencement and the original source of
all life, so the attainment of this state of
immaterial being is at the same time seen
as the return to that selfsame Original
Source of all life.

07. Eksistensi status imateri merupakan


tujuan dari manusia dan kehidupannya.
Candra Jiwa Indonesia berprinsip bahwa
kehidupan imateri merupakan titik awal
dan sumber dari seluruh kehidupan, oleh
karena itu pencapaian status imateri ini
sekaligus dipandang sebagai kembalinya
ke Sumber Awal dari seluruh kehidupan di
dalam dirinya.

08.
This immaterial life is one but it
shows three aspects. The first aspect of it
is called Suksma Kawekas, the Quiet, Static
Life. From this first aspect originates the
second one, Suksma Sejati, the starting
Dinamic Life by which the Omnipotence of
Suksma Kawekas can come into
manifestation. The third aspect is Roch
Sutji, seen as a spark from Suksma Sedjati.
This Roch Sutji is the Spirit of man.

08.
Hidup imateri adalah satu, tetapi
mempunyai tiga aspek. Aspek pertama
disebut Suksma Kawekas, Hidup yang diam
dan statis. Dari aspek pertama muncul
aspek kedua, Suksma Sejati, awal dari
Hidup dinamis yang memanifestasikan
Mahakuasanya Suksma Kawekas. Aspek
ketiga adalah Roh Suci, terlihat sebagai
percikan sinar dari Suksma Sejati. Roh suci
ini adalah Rohaninya manusia.

09.
This trinity of Suksma Kawekas,
Suksma Sedjati and Roch Sutji is that which
constitutes the immaterial centre of
everyman and is called TriPurusa. Suksma
Sedjati is also conceived as the eternal
Representatives of Suksma Kawekas, or as
the Son of the Father. In correlation with
Roch Sutji, Suksma Sedjati is the Light, the
Veritable Teacher and Guide the Word, the
Sepherd, etc.

09.
TriAspek dari Suksma Kawekas,
Suksma Sejati, dan Roh Suci merupakan
pusat imateri dari setiap manusia dan
disebut Tripurusa. Suksma Sejati adalah
Utusan abadi Suksma Kawekas, atau
bagaikan Sang Putra terhadap Ayahnya.
Terhadap Roh Suci, Suksma Sejati adalah
Sang Penerang, Sang Penuntun, Guru
Sejati, Sang Sabda, dan Sang Gembala, dst.

10a.
The material body has innate
polarized forces which are the drives and
the immanent forces constituting the
material body. On the one hand there is
the egoistical or egocentripetal drive, on
the other hand the social and supersocial
(Carp) or egocentrifugal drive.

10a.
Badan/jasmani kasar memiliki
kekuatan alami yang memiliki arah dan
tujuan. Di satu pihak terdapat nafsu yang
egoistik atau nafsu egosentripetal, lainnya
adalah nafsu sosial dan suprasosial (Carp)
atau nafsu egosentrifugal.

---------Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

177

MAKROKOSMOS
============l Pancaindra l=============================
MIKROKOSMOS

(Soma)

FISIK

------------------------------------------------ANGAN-ANGAN

MENTAL
3Pangerti

(Psike)

-Kamayan 2Nalar -Prabawa 1Cipta Pangaribawa

- - - - - - -Il- - - - - - - - - - - - ll - - - - - - - - - - ll - - - - - - - - - - - 1Suksma Kawekas, 2Suksma Sejati,


3Roh Suci: TRIPURUSA
SPIRITUAL

(Pusat Imateri)

Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 9.1.3: Kapasitas Intelektual Manusia adalah Bayangan Tripurusa


Tripurusa bagaikan terendam di dalam badan/jasmani, dirinya memancarkan bayangan.
Bayangan dari Tripurusa ini memiliki fungsi memimpin terhadap nafsu-nafsu. Kekuatan
bayangan tersebut dikenal sebagai kapasitas intelektual atau angan-angan manusia.
Tripurusa, terdiri atas tiga aspek, maka bayangannya (angan-angan) juga terdiri dari tiga
aspek: 1) cipta berfungsi sebagai pembentuk gambar, 2) fungsi penalaran, asosiasi, dan 3)
fungsi supervisi transenden dan pengertian. Sifat terpenting dari kapasitas intelektual
adalah kedaulatan sebagai bayangan/refleksi mutlaknya Tripurusa.
Perhatikan urutannya angan-angan: 1) cipta-pangaribawa, 2) nalar-prabawa, dan 3)
pangerti-kamayan merupakan refleksi (terbalik) dari Tripurusa: 3) Roh Suci, 2) Suksma
Sejati, dan 1) Suksma Kawekas. Kamayan disebutkan memiliki daya kemampuan ekstra
dan sifat yang terpenting dari angan-angan adalah sifat kedaulatannya.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
178

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Desire or lust and the function of the will


or the power of perseverance are
secondary drives which support the
egocentripetal and the egocentrifugal
drive. As the TriPurusa is imbedded in the
material body, it throws in this body the
shadow itself. This shadow of the
TriPurusa has a leading function in regard
with the drives. We acknowledge it as
mans intellectual capacities or his logos.

Keinginan atau harapan dan kemauan,


atau kekuatan pendorong, adalah nafsu
sekunder yang berfungsi membantu nafsu
ego sentripetal dan ego sentrifugal.
Dengan terselubunginya Tripurusa di dalam materi badan/jasmani, ia memancarkan bayangan dirinya. Bayangan dari
Tripurusa ini memiliki fungsi memimpin
terhadap nafsu-nafsu. Kita mengenalnya
sebagai kapasitas intelektual atau anganangan manusia.

10b. Just as in the TriPurusa, there are


three different aspects in the logos,
10b. Karena Tripurusa, terdiri atas tiga
aspek, maka angan-angan juga terdiri dari
1) the thought- or picture-forming tiga aspek,
function,
1) cipta atau fungsi pembentuk gambar,
2) the associative function, and
2) fungsi penalaran, dan
3) the transcendent function of
supervision and insight. The principal 3) fungsi supervisi transendental dan pecharacteristic of the intellectual capacities ngertian. Sifat terpenting dari kapasitas
is sovereignity as the reflection of the intelektual adalah kedaulatan sebagai
bayangan/refleksi mutlaknya Tripurusa.
Absoluteness of the TriPurusa.
10c. By this reflection of the TriPurusa the
consciousness of the ego is created which
like a veil covers the other function.
The consciousness of the ego leads to
individuality. Thus in man the purely
material and the immaterial go side by
side. The material includes in itself the
biological, the lustful and the collectively
unconscious.
10d. The immaterial is the spiritual, the
free-of-lust and the collectively conscious.
Between these two, the purely material
and the immaterial, is the consciousness of
the ego, the individual which comprises
both the individually conscious and the
individually unconscious, the individually
lustfull and the individually free-of-lust.

10c. Karena adanya bayangan dari


Tripurusa, terbentuklah kesadaran sang
aku, yang menyelimuti fungsi yang lain.
Kesadaran sang aku terbitlah individualitas. Oleh karena itu, di dalam diri manusia
yang material dan yang imateri berdampingan. Yang material terdiri atas bagian
yang bersifat biologis, penuh dengan
keinginan dan asadar kolektif.
10d. Yang imateri adalah bagian spiritual,
bebas dari keinginan dan kesadarannya
bersifat kolektif. Di antara keduanya,
murni material dan
imateri, terdapat
kesadaran sang aku; suatu individu yang
memiliki sekaligus bagian sadar dan tidak
sadar pribadi, serta individu yang penuh
keinginan dan yang bebas keinginan.

---------Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

179

MAKROKOSMOS
===============l Pancaindra l============================
Asadar Kolektif

MIKROKOSMOS (Biologis)

FISIK

-------------------------------------------------Angan-angan
Nafsu-nafsu
MENTAL
-CIPTA
-NALAR
-PANGERTI

Sadar Pribadi

-AMARAH (Kemauan) -SUFIAH (Keinginan)


-LAUWAMAH (ego sentripetal; netral)

Aku
Aku

-MUTMAINAH (sosial; suprasosial)

Perasaan

Aku
Aku

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -l

l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - TriAspect: 3TheSelf, 2TheForce, 1TheSource


TheGate

Sadar Kolektif
SPIRITUAL
======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 9.1.4: Pudarnya Kesadaran Ego


Badan/jasmani kasar memiliki kekuatan alami yang memiliki arah dan tujuan. Terdapat
nafsu yang egoistik (ego sentripetal), lainnya adalah nafsu sosial dan suprasosial (ego
sentrifugal). Keinginan atau harapan yang kuat dan kemauan atau kekuatan pendorong,
keduanya berfungsi membantu nafsu ego sentripetal dan ego sentrifugal.
Tugas sang Aku secara pelan-pelan menghilangkan dominasi penuh keinginan biologisnya
agar supaya kehidupan spiritual (TriAspect,Tripurusa) yang bebas keinginan menjadi
terungkap. Terjadilah perpindahan polarisasi arah ke dalam sadar kolektif. Kesadaran
sang aku akan memudar dan terabsorpsi secara keseluruhan di dalam sadar kolektif.
Pudarnya kesadaran ego menjadi bersinarnya kesadaran Roh Suci (TheSelf, sadar terbatas)
makin lama makin meningkat menjadi sadar kolektif, atas tuntunan sadar kolektif dinamis
(TheForce, Sang Guru Sejati).
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
180

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

11.
The curve of development of man
and humanity in this line of thought is
from the biological to the spiritual or from
the lustful to the free of lust, or again from
the collectively unconscious to the
collectively conscious. This development
leads through the forming of the individual
consciousness of the ego. In everyday man
the consciousness of immaterial life freeof-lust has been overgrown by the
biological lustful life.
11a. The collectively conscious become
latent by the domination of the collectively
unconscious. By the individuality of the
consciousness of the ego something like a
phase of transition is formed between the
biological and the spiritual, the lustful and
the
free-of-lust,
the
collectively
unconscious and the collectively conscious.
11b. For this reason it is the task
consciousness of the ego to let gradually
disappear the domination of the
biologically lustfull in order that the
spiritual
free-of-lust
may
become
manifest. In this way there is a shift in the
direction of the collectively conscious.
11c. In this development the consciousness of the ego will fade and will at last
become entirely absorpted in the
collectively conscious. This shift to the
collectively conscious free-of-lust is
accompanied by a release of fixation to the
collectively unconscious and lustful.
12.
As a consequence of this fading of
the consciousness of the ego, the
individually unconscious disappears at the
same time, and the individually conscious
will become increasingly collective.

11.
Kurva perkembangan dari manusia
dan kemanusiaan dalam alur pemikiran ini
berangkat dari yang bersifat biologis
menuju ke spiritual atau dari yang penuh
keinginan menuju ke bebas keinginan,
selanjutnya dari asadar kolektif menuju ke
sadar kolektif. Perkembangan ini melalui
pembentukan kesadaran individu dari ego.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia, kehidupan sadar imateri yang bebas keinginan tersebut tertutupi oleh kehidupan biologis yang penuh keinginan.
11a. Kesadaran kolektif menjadi laten oleh
dominasi asadar kolektif. Dengan adanya
individualitas dari kesadaran sang aku
bagaikan suatu fase transisi yang terbentuk di antara yang biologis dan yang spiritual; yang penuh keinginan dan yang bebas
keinginan; serta yang asadar kolektif dan
yang sadar kolektif.
11b. Oleh karena itu, tugas kesadaran ego
secara
pelan-pelan
menghilangkan
dominasi penuh keinginan biologis agar
supaya kehidupan spiritual yang bebas
keinginan menjadi manifest. Dalam hal ini
terjadilah perpindahan arah ke dalam
sadar kolektif.
11c. Dalam perkembangan ini, kesadaran
sang aku akan memudar dan pada akhirnya terabsorpsi secara keseluruhan di dalam sadar kolektif. Pergeseran ke bagian
sadar kolektif yang bebas keinginan tersebut diikuti oleh terlepasnya ikatan kepada
asadar kolektif yang penuh keinginan.
12.
Dengan pudarnya kesadaran sang
aku, pada saat yang sama asadar individu
juga menghilang, dan
sadar individu
meningkat menjadi sadar kolektif.

---------Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

181

MAKROKOSMOS
================l Pancaindra l===========================
Asadar Kolektif

MIKROKOSMOS
(Keinginan Biologis)

(FISIK)

-------------------------------------------------Sadar Pribadi
Hati Nurani

(Jasmani Halus, Jiwa)

(MENTAL)

Suara hati

- - - - - - - - - - - - - - - -I Intuisi l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - TriFoil: 3TheSelf,


, 1TheSource
Sadar Kolektif

Pusat Imateri

(SPIRITUAL)

========================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 9.1.5: Mencicipi Status Omnipotensi


Pembebasan atau Pamudaran adalah tahap akhir dari perkembangan sadar-individu
masuk ke dalam sadar-kolektif. Karena dalam Pembebasan atau Pamudaran itu kesadaran
dari sang aku menghilang, maka hubungan-hubungan di dalam jiwa manusia mengalami
perubahan yang besar. Suara hati menghilang setelah pertentangannya dengan nafsu-nafsu
menjadi larut. Yang biologis (penuh keinginan) menata dirinya untuk menuju ke yang
spiritual (bebas keinginan). Sadar pribadi (individu) melarutkan dirinya ke dalam hidup
kolektif, dengan istilah yang lain sinar hidup-nya (TheSelf) telah ditarik kembali oleh yang
meng-hidup-i (TheForce).
Ketika sadar individu mendekati sadar kolektif, terjadi fase loncatan bahwa seseorang
menyadari lainnya. Pertemuan-pertemuan pertama tersebut seakan-akan mencicipi status
omnipotensi dari sadar kolektif dan kira-kira dapat dijelaskan sebagai intuisi-intuisi atau
ilham-ilham.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
182

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

13. This prinsciple it is which forms the


basis of this Indonesian psychoprophylactic, the psychotherapy and the
psychohygienics.

13.
Prinsip inilah yang membentuk
dasar pemikiran ke-Indonesiaan tentang
psikoprofilaksis,
psikoterapi,
dan
psikohigienik.

14. The final debouchment of the individual development into the collectively
conscious is called Liberation or Redemption. As in Liberation or Redemption the
consciousness of the ego disappears, the
inner relations in the human psyche also
undergo a radical change.
Polarity between conscience and the drive
becomes dissolved. Conscience no longer
exists, as the biological has subjected itself
to the spiritual, the lustful has been
replaced by the free-of-lust, individuality
has dissolved itself into collectiveness.

14. Tahap akhir dari perkembangan individu masuk ke dalam sadar kolektif dinamakan Pembebasan atau Pamudaran. Karena
dalam Pembebasan atau Pamudaran itu
kesadaran dari sang aku menghilang, maka
hubungan-hubungan di dalam jiwa manusia mengalami perubahan yang besar.
Pertentangan antara hati nurani dan
nafsu-nafsu menjadi larut. Hati nurani
menghilang, yang biologis menata dirinya
untuk menuju ke yang spiritual; yang
penuh keinginan diganti oleh yang bebas
keinginan; individualitas melarutkan dirinya ke dalam hidup kolektif.

15.
The drives are reduced to a vital
forces and no longer form a component
part of the psychic activity of liberated
man.

15. Nafsu-nafsu terreduksi menjadi kekuatan-kekuatan vital dan tidak membentuk


komponen dari aktivitas jiwa orang yang
sudah mengalami Pembebasan.

16.
When the individually conscious
approaches the collectively conscious,
there are passing phases where the one
will verge on the other. These first
approaches may be looked on as some
foretaste of the omnipotent state of the
collectively conscious and may be called
intuitions or revelations.

16. Ketika sadar individu mendekati sadar


kolektif, terjadi fase loncatan bahwa
seseorang menyadari lainnya. Pertemuanpertemuan pertama tersebut seakan-akan
mencicipi status omnipotensi dari sadar
kolektif dan kira-kira dapat dijelaskan
sebagai intuisi-intuisi atau ilham-ilham.

17.
The instinctive (Carp) on the other
hand is a potency of man which, as in
telepaty, clairvoyance, etc. surpasses the
commonplace, but it does not surpass the
individual consciousness of the ego. In
other words, this is a potency which the
ego may unfold by a total bundling of all
the forces under its competency.

17.
Insting (Carp) adalah potensi
manusia yang, terjadi pada telepati,
meramal masa datang, dan sebagainya
melampaui keadaan wajar, tetapi tidak
melampaui sadar individu dari sang aku.
Dengan kata lain, ini adalah potensi yang
dapat dikembangkan oleh
sang aku
dengan cara menyatukan seluruh kekuatan
di bawah kekuasaannya.

---------Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

183

MAKROKOSMOS
=================l Pancaindra l===========================
MIKROKOSMOS

Fisik

------------------------------------------------1

-Pusat Intelektual
-ANIMA (pada pria)
2

-Pusat Afeksi
-ANIMUS (pada wanita)

Mental

-AMARAH (Kemauan)
-LAUWAMAH (ego sentripetal; netral)
-SUFIAH (Keinginan)
-MUTMAINAH
(ego sentrifugal: sosial; suprasosial)

- - - - - - - - - - - - - - - -I TheGate l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -TriFoil: 3TheSelf, 2TheForce, 1TheSource


Pusat Imateri
Spiritual
======================================================================
Mikrokosmos/dunia kecil terdiri dari 1] Fisik (badan/jasmani kasar, soma, body, dimensi-2),
2] Mental (badan/jasmani halus, jiwa, psike, mind, dimensi-3), dan 3] Spiritual (rohani, alam sejati, Pusat Imateri,
spirit, dimensi-4). Makrokosmos/alam semesta berada di dimensi-1 mewadahi mikrokosmos

Bagan Transenden 9.1.6: Sentra Vitalitas Gender dan Latar Belakangnya


Soemantri berpendapat ketika kecerdasan menjadi sentra vitalitas pria, maka sentra
perasaan akan menjadi latar belakang. Sebaliknya, ketika sentra vitalitas perasaannya
dibawa perempuan (wanita) ke depan, maka kapasitas intelektualnya terlihat sebagai latar
belakang. Personalisasi latar belakang yang terbalik oleh Jung disebut sebagai anima atau
animus.
Bergeraknya titik berat kesadaran dari ego sentripetal (egoistik) ke ego sentrifugal (sosial
dan suprasosial) dapat dicapai dengan menjalankan kesederhanaan hidup, suka menolong,
perhatian, dan kasih sayang kepada sesama hidup. Kesederhanaan dalam bermasyarakat,
mungkin dapat dicapai dengan menjalankan tapabrata (mengekang hawa nafsu). Proses
perubahan yang terjadi di dalam jiwanya adalah suatu proses sublimasi.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
184

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

18.
In infancy, when the affections and
the intelectual capacities are still
undeveloped, the centre of gravity is in the
drives. As we grow up this centre will shift
either to the affections or to the
intellectual capacities. With man, the
centre of gravity usually is in his
intelligence, with woman in her affections.

18.
Pada masa kanak-kanak, ketika
angan-angan dan perasaan belum berkembang, pusat gravitasi berada pada nafsunafsunya. Mengikuti pertumbuhan kita,
pusat ini bergeser ke perasaan atau ke
kapasitas intelektualnya. Pada pria, pusat
gravitasi terletak pada kecerdasannya, dan
pada wanita terletak pada perasaannya

19. When the centre of gravity is in the


intellect, then the life of affections will
remain in the background. On the
otherhand, when woman brings her
affections to the fore, her intelectual
capacities in the background will show
through. What remains in the background
Jung personifies as either anima or
animus.

19.
Ketika pusat gravitasi berada pada
kecerdasan, maka kehidupan perasaan
akan menjadi latar belakang. Sebaliknya,
ketika wanita membawa perasaannya ke
depan, kapasitas intelektualnya terlihat
sebagai latar belakang. Apa yang menjadi
latar belakangnya, dipersonalisasikan oleh
Jung sebagai anima atau animus.

20. When ordering his life in such a way


as attain Liberation, man has to
subordinate his egocentripetal drive under
his social and suprasocial drive. His egocentripetal drive will then change into a
drive enabling him to bear hardness and
bodily suffering. This sift of accent from
the egocentripetal to egocentrifugal can
be accomplished by living frugally and
practising helpfullness, compassion and
neighbourly love. Frugality among others
maybe accomplished by practising ascetism in some or other. This intrapsychical
modification is the mechanism of sublimation.

20.
Jika memilih jalan hidupnya untuk
mencapai Kebebasan, manusia harus
meletakkan nafsu egosentripetalnya dibawah nafsu sosial dan suprasosial. Maka
nafsu egosentripetalnya akan berubah
menjadi nafsu yang memberikan kekuatan
jasmani dan tahan penderitaan. Pergeseran aksentuasi dari egosentripetal ke
egosentrifugal dapat dicapai dengan kesederhanaan hidup dan suka menolong,
perhatian serta kasih sayang kepada sesama hidup. Kesederhanaan dalam bermasyarakat, mungkin dapat dicapai dengan
menjalankan tapa brata. Perubahan yang
terjadi di dalam jiwanya adalah suatu
mekanisme sublimasi.

21.
Another essential point in the
process of Liberation is the shifting of the
centre of gravity from the intelectual
capacities or from the life of affections to
the immaterial centre. This shift can be
achieved by prayer in the most ample
acception of the word.

21.
Hal penting lainnya pada proses
Pamudaran adalah bergesernya pusat
gravitasi dari kapasitas intelektual atau
dari kehidupan perasaan menuju ke pusat
imateri. Pergeseran ini dapat dicapai
melalui panembah dalam arti kata yang
seluas-luasnya.

-----------Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

185

MAKRO-D1-KOSMOS
D2

(FISIK)

D3

(MENTAL)
IAngan-angan,

IIPerasaan, IIINafsu-nafsu

[Aku]
-------------------l

PAMUDARAN

l------------------

D4

, SUKSMA SEJATI,

IVPusat

Imateri

(SPIRITUAL)

Diagram Transenden 9.1.3: Kesadaran pada Status Pamudaran


Kesadaran pada proses Pamudaran sungguh-sungguh berbeda. Pada status Pamudaran
dalam dirinya terasa berada pada setiap bentuk kehidupan dan keberadaannya tidak
dibatasi oleh ruang dan waktu. Tidak ada lagi perbedaan baik di dalam (mikrokosmos)
maupun di luar (makrokosmos), juga tidak ada lagi proses kegiatan di dalam jiwa.
Kesadaran pada status Pamudaran adalah suatu posisi perkembangan terakhir kesadaran
hidupnya perasaan, angan-angan, dan nafsu-nafsu. Ketiga sentra vitalitas pudar
kekuasaannya. Ketiga fungsi itu sekarang menyatu di dalam status Pamudaran dan menjadi
akhir keberadaannya. Status Pamudaran adalah identik dengan status Suksma Sejati dan
potensial dapat dicapai oleh setiap manusia.
Candra Jiwa Jung satu-satunya sistem psikologi Barat yang mengemukakan kemungkinan
perkembangan lanjut dari jiwanya manusia.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.
186

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

22. For this reason, frugality and prayer 22. Oleh sebab itu, kesederhanaan dan paare vital factors in the Indonesian nembah merupakan faktor penting dalam
conception of man and world.
candra jiwa dan candra dunia Indonesia.
23.
What really changes in the process
of Liberation is consciousness. The
consciousness of man becomes less and
less limited by the consciousness of the
ego, steadily growing more impersonal
until in the end it will become absolutely
unlimited and impersonal in Liberation
itself. Whoso has accomplished this
Liberation
will
experience
the
consciousness of being himself in any form
of living being and of being no longer
limited by time and space.There is no
longer an inner world and outer world, nor
will there be any intrapsychical processes.

23. Yang benar-benar berubah pada proses Pamudaran adalah kesadaran. Kesadaran manusia menjadi semakin mengecil
dibatasi oleh kesadaran sang aku, semakin
lama semakin bersifat apribadi sampai
akhirnya menjadi absolut tidak terbatas
dalam peristiwa Pamudaran. Siapa saja
yang berhasil menyelesaikan Pamudaran
ini akan merasakan kesadaran dalam
dirinya berada pada setiap bentuk kehidupan dan keberadaannya tidak dibatasi
oleh ruang dan waktu. Tidak ada lagi perbedaan dunia dalam maupun dunia luar,
juga tidak ada lagi proses kegiatan di
dalam jiwa.

23a. Di dalam Pamudaran, siapa saja akan


23a. In the liberated one both the greatest
mengalami sekaligus sebagai faktor
common divisor and the least common
(pembagi) persekutuan terbesar dan kelimultiple of every man are manifest.
patan persekutuan yang terkecil.
23b. Consciousness in the state of
Liberation is the term in the development
of the life of affections, the life of the logos
and the life of will. These three functions
now converge in the state of Liberation
and end to exist as such. The state of
Liberation is identical to the state called
Suksma Sedjati and potentially attainable
for every man.

23b. Kesadaran pada status Pamudaran


adalah suatu istilah dalam mengikuti
perkembangan terakhir kesadaran hidupnya perasaan, angan-angan, dan nafsunafsu. Ketiga fungsi itu sekarang menyatu
di dalam status Pamudaran dan menjadi
akhir keberadaannya. Status Pamudaran
adalah identik dengan status Suksma Sejati
dan potensiil dapat dicapai oleh setiap
manusia.

24.
In the various psychological system
of the West, Jung is the only one to have
pointed out the possibility of a further
development of the human psyche.

24.
Dalam berbagai sistem psikologi
Barat, Jung satu-satunya yang mengemukakan kemungkinan perkembangan lanjut
dari jiwanya manusia.

--------------

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

187

May. Jend. TNI Prof. Dr. dr. Soemantri Hardjoprakoso, Neurolog-Psikiater


Foto 9.1.4: Reedukasi Sebagai Dasar Terapi Jiwa
Candra Jiwa Jung paling awal mengemukakan kemungkinan perkembangan lanjut dari
jiwanya manusia di antara berbagai sistem psikologi Barat. Proses Pamudaran dalam
Candra Jiwa Indonesia telah disebut oleh Jung sebagai werden zur Persnlichkeit, atau
Selbstverwirklichung, Verselbstung atau sebagai Individuationprozess.
Reedukasi adalah kunci utama (psiko) terapi pada candra jiwa dan candra dunia Indonesia.
Pada prinsipnya bertujuan membangkitkan kembali kemauan pasien untuk mengubah
perilakunya dengan cara mengarahkan dirinya ke pusat imateri di dalam dirinya sendiri.
__________

Dokumentasi Perpustakaan Paguyuban Ngesti Tunggal


188

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

In Jungs terminology, the process called


Liberation or Redemption in the
Indonesian conception of man is indicated
as werden zur Persnlichkeit, or as
Selbstverwirklichung, Verselbstung or
again as Individuationsprozess.

Proses Pembebasan atau Pamudaran


dalam Candra Jiwa Indonesia telah disebut
oleh Jung sebagai werden zur Persnlichkeit, atau Selbstverwirklichung, Verselbstung atau sebagai Individuationprozess.

25.
For Freud, the only term of life is
death. Adlers ideal is the absolut
observance of the demands made by
society, without the ego ever being able to
identify itself with society.

25. Menurut Freud, titik akhir kehidupan


adalah kematian. Bagi Adler yang ideal
adalah mengikuti kebutuhan masyarakat
secara mutlak, tanpa kemungkinan sang
aku dapat menyatukan dirinya dengan
masyarakat.

26. The therapy based on the Indonesian


conception of man and world will in its
principle aim at stirring the patients
willingness to alter his attitude by directing
himself to this immaterial centre in the
self.

26.
Dasar terapi pada candra jiwa dan
candra dunia Indonesia pada prinsipnya
bertujuan
membangkitkan
kemauan
pasien untuk mengubah perilakunya
dengan cara mengarahkan dirinya ke pusat
imateri di dalam dirinya sendiri.

>> >> << <<

>> >><< <<

----------

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

189

MAKROKOSMOS
Masyarakat

[Alam Semesta]

============l Pancaindra l=================================


[penglihatan,

pendengaran,pembau,perasa(an),pengucap (bahasa)]

MIKROKOSMOS
Soma
--------------------------------------------------ANGAN-ANGAN PERASAAN
NAFSU-NAFSU
Psike
(+) Menerima
1CIPTA
4LUAMAH
-Pangaribawa
Senang
(Netral)
(Ego sentripetal)
Menarik
-Tahan pen
-Makan -Minum
2NALAR
Manusia

-Prabawa
3PANGERTI

-Kamayan

Positif
(-) Menolak
Tak suka
Negatif

SADAR PERCAYA TAAT

__________

deritaan
-Kekuatan
jasmani

-Tidur
-Loba
-Iri
-Fitnah

-Sahwat
-Tamak
-Aniaya
-Dsb.

3AMARAH

(Kemauan)
2SUFIAH (Keinginan)
1MUTMAINAH (Ego sentrifugal)

-Sosial (+)
-----------------Suprasosial (++)
- - - - - - - - - - -I Rahsa Jati l- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Tripurusa: 3Roh Suci, 2Suksma Sejati, 1Suksma Kawekas
[Alam Sejati]

Pusat Imateri

========================================================================
Bagan Transenden 9.1.7: Candra Jiwa Indonesia (Soenarto)
Tiga sentra vitalitas dalam psike (jiwa) dengan fungsinya yang tertinggi yaitu angan-angan
(sadar), perasaan (percaya), dan nafsu-nafsu (taat) adalah syarat mutlak introversinya
Aku terhadap Tripurusa. Secara strukturil sang Aku dibentuk oleh ciptanya manusia,
secara fungsionil merupakan kristalisasi angan-angan manusia yang membentuk
kesadaran dan kedaulatan pribadinya.

__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
190

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Lampiran-6: Candra Jiwa Indonesia (Soenarto)

SUPER EGO
EGO

Catatan Penulis:
Dr. Soemantri Hardjoprakoso telah mengibaratkan dirinya sebagai Ibu kandung Candra Jiwa
Indonesia, jabang bayi ini asli Indonesia, ia dilahirkannya tanggal 20 Juni 1956 kira-kira jam
15.00 di Leiden, Negeri Belanda dengan dokter kebidanan-nya adalah Prof. Carp. Di
Indonesia diperkenalkan sebagai Candra Jiwa Soenarto. R. Soenarto Mertowardojo adalah
penulis utama Buku Pustaka (intuisi) Sasangka Jati yang salah satu buku di dalamnya yaitu Buku
Terjadinya Alam Semesta (Gumelaring Dumadi) menjadi referensi utama disertasi Dr.
Soemantri dengan judul Indonesisch Mensbeeld als Basis Ener Psycho-Therapie (Candra Jiwa
Indonesia sebagai Dasar Psikoterapi).

__________
http://pangestu.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=58&Itemid=74 accessed May 31,
2012.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

191

MAKROKOSMOS
.

Asadar
Kolektif

Asadar
Biologis
.

Aku

Hati
Nurani
MENTAL

FISIK

TRIPURUSA
Sadar Kolektif
SPIRITUAL

.
Diagram Transenden 9.1.4: Emansipasi Diri dari Himpitan Asadar dan Hati Nurani
Melalui jalan tertentu di dalam dirinya sendiri Sadar Pribadi (sang Aku) dapat melepaskan
diri dari himpitan Asadar (kolektif dan biologis) dan Hati Nurani. Jalan tertentu tersebut
adalah jalan transendental religius yang menuju Pamudaran. Merujuk istilah intrapsikis
maka Asadar Biologis adalah Asadar Kolektif karena Mikrokosmos merupakan bagian dari
Makrokosmos dalam arti yang luas diluar manusia, dewa, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
Pertemuan antara Sadar Pribadi dan Sadar Kolektif (Tripurusa) adalah intuisi atau wahyu
itu sendiri. Pudarnya sadar pribadi di dalam sadar kolektif adalah peristiwa Pamudaran
yang potensiil dapat dicapai oleh setiap manusia sebagai tahap akhir dari perkembangan
jiwanya.
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012
192

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

LAMPIRAN-7: Dalil-Dalil
1. Dalam hubungan intrapsikis pamudaran berarti emansipasi diri dari
himpitan antara hati nurani dan asadar.
2. Intuisi atau wahyu adalah pertemuan antara sadar pribadi dan sadar
kolektif.
3. Refleks Babinski tidak pathognomonik untuk penyakit yang ada di jalur
piramida.
4. Meningkatkan kesadaran tentang kesehatan masyarakat di daerah
terbelakang di-perlukan penyuluhan kesehatan di sekolah-sekolah di
daerah tersebut.
5. Masyarakat Indonesia kurang membutuhkan orang-orang dengan
pendidikan khusus (spesialis) dibandingkan dengan orang-orang dengan
pengetahuan umum tentang kesehatan untuk perbaikan yang cepat dari
situasi kesehatan yang buruk di daerah-daerah terbelakang.
6. Hipotesis yang khusus di bidang ilmu kedokteran Psikosomatik sedikit
memungkinkan.
7. Faktor kebutaan secara proporsional berbanding terbalik dengan naiknya
standar hidup dan pendidikan.
8. Tonsilektomi dan adenektomi (operasi amandel) sering tidak cukup untuk
menanggulangi gejala-gejala penyakit lymphoid pharingeal.
9. Meminumkan secara oral vaksin BCG mengandung bahaya menularkan
tuberkulosis.
10.Cara kerja Rauwolfia Serpentina dan preparatnya masih diragukan.
11.Myelografi tidak boleh ditinggalkan pada kasus dengan diagnosis tumor
pra- dan para-vertebral.
12.Pendidikan untuk menjadi psikoterapis dibutuhkan ilmu pengetahuan
agama.
13.Wayang-lakon Dewa Ruci berkisah tentang perjuangan psiko-religius
seorang tokoh, seperti yang diungkapkan dalam Ramayana dan
Mahabarata.
14. Lebih banyak upaya yang harus dilakukan terhadap organisasi daripada
terapi demi kepedulian kesehatan yang efisien di ketentaraan Indonesia.
__________
Dalil-dalil tersebut di atas adalah pernyataan hipotesis Dr. Soemantri Hardjoprakoso dalam lampiran
(terpisah) disertasi Indonesisch mensbeeld als basis ener psycho-therapie, Rijkuniversiteit di Leiden, 20
Juni 1956.
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

193

Foto 9.1.5: Prof.Dr.dr. Soemantri Hardjoprakoso, Mayor Jendral TNI AD dengan

toganya dengan latar belakang lukisan Kapten TNI AD R. Soenarto Mertowardojo.


Candra Jiwa Soenarto diperkenalkan Prof. Soemantri sebagai Candra Jiwa
Indonesia yang sejajar dengan candra jiwa dari Freud, Adler dan Jung.
__________
Dokumentasi Perpustakaan Paguyuban Ngesti Tunggal
194

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

LAMPIRAN-8: Lembar Eksekutif


Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia
(Transcendence to the depth of the heart and beyond)
Candra Jiwa Indonesia (Soenarto) pada hakekatnya adalah ilmu pengetahuan tentang jati diri
manusia, yaitu pusat hidup imateri. Memperkenalkan sadar kolektif yang disebut Tripurusa (TriAspek,
TreFoil). Sadar kolektif-statis adalah Suksma Kawekas (TheSource) sebagai asal mula, sumber, dan
tujuan hidup. Sadar kolektif-dinamis (utusan yang statis) Suksma Sejati (TheForce) yang menghidupi,
dan yang terbatas adalah Roh Suci (TheSelf) yang dihidupi, tidak lain adalah Sang Akunya manusia yang
imateri (Ego-Rohani). Pusat imateri yang spiritual tersebut memiliki selubung materi-halus (jasmani
halus) sebagai psike, jiwa atau mentalnya manusia dan memiliki selubung materi-kasar (jasmani-kasar)
sebagai soma, fisik-jasmaninya manusia yang dilengkapi dengan pancaindra untuk berkomunikasi.
Sadar pribadi sang Aku materi (Ego-Jasmani) manusia berpotensi meningkat secara evolusi
menjadi sadar kolektif-terbatas Sang Aku imateri (Roh Suci) melalui jalan introversi, introspeksi, maupun
religi. Intuisi adalah pertemuan antara sadar pribadi dengan sadar kolektif, makin lama semakin intensif,
berakhir pada leburnya sadar pribadi di dalam sadar kolektif. Peristiwa terakhir tersebut adalah tujuan
akhir evolusi kesadaran manusia, dikenal sebagai peristiwa Pamudaran. Seluruh rangkaian peristiwa
tersebut atas nama Sadar Kolektif Statis (Suksma Kawekas) dan dilaksanakan penuh kebijaksanaan oleh
utusannya yang abadi yaitu Sadar Kolektif Dinamis (Suksma Sejati).
Ilmu pengetahuan ini diperoleh setelah menempuh jalan kehidupan yang sangat berat, termasuk
menjalani upaya-upaya
introspeksi, introversi, dan intuisi yang berkelanjutan dari R. Soenarto
Mertowardoyo. Beliau adalah satu-satunya kasus studi kualitatif penelitian dokter Soemantri
Hardjoprakoso untuk memperoleh gelar Doktor Psikiatri dengan predikat cum laude dari Rijkuniversiteit di
Leiden, Negeri Belanda, setelah mempertahankan disertasinya yang berjudul Indonesisch Mensbeeld als
Basis ener Psycho-therapie, pada sidang promosinya tanggal 20 Juni 1956. Adapun bahan-bahan yang
diambil untuk diolah dan dimasak dalam disertasi tersebut diperoleh dari pustaka intuisi Sasangka Jati.
Penulisan pustaka tersebut juga unik yaitu pada awalnya intuisi diucapkan berkelanjutan secara lisan oleh
penulis pertamanya yaitu R. Soenarto Mertowardojo kemudian dicatat bersama oleh penulis kedua dan
ketiga yaitu R.T. Hardjoprakoso dan R. Trihardono Sumodihardjo akhirnya diolah dan dijadikan pustaka
intuisi oleh ketiga penulis tersebut.
Kelima buku lepas (Pentalogi) ini terdiri atas buku Studium Generale (Kuliah Umum) 1/5 (2012);
tiga buku studium particulare (Kuliah Khusus): Psike 2/5 (2013), Ego 3/5 (2014), dan Intuisi 4/5 (2015);
serta Magnum Opus (Karya Besar) 5/5 (2016). Sekiranya sulit memahami lembar-lembar kanan dari
buku-buku ini tidak lain karena berisi materi strata-3 ilmu kedokteran. Sebagai tuntunan dapat dibaca
rangkumannya terlebih dahulu yang hanya terdiri dari 4-5 baris di dalam kotak kecil di sebelah kanan
atas. Penulis masih menawarkan lembar kiri yang jauh lebih nyaman untuk dibaca karena dilengkapi
dengan tontonan berupa foto, gambar, bagan, dan diagram untuk mempermudah memahami seluruh isi
buku ini. Pentalogi diteruskan dengan Trilogi (Prequel, Monograph, dan Postquel) sebagai Oktalogi.
Semoga TheForce, Sadar Kolektif Dinamis, Utusan Tuhan yang Abadi menuntun sang Aku di
dalam diri kita masing-masing ke jalan yang benar, yang berakhir di kesejahteraan, ketentraman, dan
kemuliaan abadi, ialah di hadirat Tuhan Sejati. Terima Kasih.
Jakarta, 9 Juli 2012
Penulis
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

195

(D1):
MIKROKOSMOS:
(D2)
(D3)

MAKROKOSMOS

Mutmainah

Sufiah

4 SENTRA VITALITAS
IIINafsu-nafsu

Amarah

Luamah

IIPerasaan

Mind

IAngan-angan

][

(D4)

TheSelf

IVPusat

Imateri

KERETA KUANTUM MIKROKOSMOS


Diagram Transenden 10.1.1: Kereta Perkasa Mikrokosmos
Kereta kuantum mikrokosmos ini adalah imajinasi dari kereta dengan empat ekor kuda
berdasarkan Candra Jiwa Soenarto (Indonesia). Disain kereta ini adalah untuk 1) tugas ke luar
(ekstraversi) ke dunia luar, berkiprah membahagiakan masyarakat, dan memelihara alam
semesta (D1, Dimensi-1, makrokosmos). Angan-angan (mind dengan aku, ego sebagai perwakilannya) manusia yang fungsi vitalitasnya nyaris (tak) terbatas itu bertugas sebagai sang Kusir
(TheDriver) yang mengendalikan kekuatan 4-nafsu.
Arah perjalanan ditentukan oleh potensi egosentrifugal (mutmainah, kuda putih). Keinginan
(kuning) mampu menarik kemauan (merah) dan egosentripetal (hitam) yang pro kenikmatan
agar menjadi egonetral yang memiliki ketahanan mental dan kesanggupan untuk menderita
dalam perjalanan hidup. Kendali positif dan negatif sang Kusir disesuaikan dengan panduan
ideal ekstraversi (ikhlas, sabar, syukur, jujur, budi luhur) dan introversi (sadar, percaya, taat)
kepada Pusat Imateri (Tripurusa). 2) Tugas ke dalam (introversi) ke Pusat Imateri adalah proses
kembalinya hidup-pribadi manusia ke asal mulanya (sadar kolektif) yang meng-hidup-i (gambar
sinar terang abadi, TheForce), dan sumber hidup-nya (TheSource).
__________
Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012.

196

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Tentang Penulis
Prof. Dr. dr. Budhi Setianto Purwowiyoto, SpJP (K), FIHA, lahir di Yogyakarta 28
Desember 1950, adalah seorang dokter akhli jantung dan pembuluh darah (1982), guru besar
pada Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular, Fakultas Kedokteran UI (2003), yang
mendalami Kardiologi Sosial, Epidemiologi, Preventif, dan Rehabilitasi Jantung. Yang bersangkutan mempertahankan disertasi doktornya di Fakultas Pascasarjana Universitas Indonesia;
tentang memperbaiki cara merekam gelombang atrium untuk mempertajam diagnosis aritmia
(2000). Saat buku ini mulai ditulis (2010), sedang bekerja sebagai Staf Pengajar di Divisi
Preventif dan Rehabilitasi Jantung, Dep. Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI. Serta
sebagai Kepala UPF unit tersebut pada R.S. Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jakarta.
Setelah purna tugas sebagai anggota Tim Dokter Kepresidenan RI (SBY 2005-2009).
Pidato pengukuhan Guru Besar-nya (2003) berjudul Kardiologi Sosial; Dari Rumah Sakit
menuju Rumah Sehat. Penulis juga menjadi tim editor dan kontributor buku Kardiologi Sosial
(Balai Penerbit FKUI; 1987). Penulis menaruh minat besar dalam kesehatan mental/psikologi
yang berhubungan dengan ABC-nya perilaku: merokok, berlebihan makan, kurang olahraga dan
stres mental psiko sosial sebagai dasar faktor risiko penyakit jantung koroner, yang masih dapat
diperbaiki. Berbekal pada pengetahuannya yang mendalam tentang Candra Jiwa Indonesia,
penulis berusaha memperbaiki faktor risiko tersebut dalam praktik sehari-hari. Sayang, usulan
proposal disertasi tentang bagaimana mengatasi perilaku merokok, tidak diizinkan.
Sebenarnya, perjumpaan pertama kali dengan Candra Jiwa Indonesia yang istimewa ini
dimulai sejak duduk dibangku SMA Negeri IV Yogyakarta (1968), diperkenalkan oleh almarhum
Bapak Abdul Hamid, orang Minangkabau yang menjadi perwira meteorologi TNI Angkatan
Udara di Pangkalan Udara Adi Sutjipto, Yogyakarta. Kemudian penulis mewakili Pelajar Daerah
Istimewa Yogyakarta sebagai anggota PASKIBRAKA Nasional, 17 Agustus 1968 di Istana Negara,
Jakarta. Dikala senggangnya, banyak membaca buku-buku tulisan dari Mayor Jendral TNI AD.
Prof. Dr. dr. Soemantri Hardjoprakoso, neurolog-psikiater: Arsip Sardjana Budi Santosa, Ulasan
Kang Kelana, Heimwee, Olah Rasa, Candra Jiwa Indonesia (Ceramah Ilmiah, Studium Generale
Universitas Gadjah Mada), serta terjemahan khusus disertasi untuk warga Paguyuban Ngesti
Tunggal. Tentu saja penulis membaca buku-buku dan tulisanPenulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

197

Bagan Transenden 10.1.1: Ego-mental, Hati nurani, dan Ego-spiritual


TheSelf (Ego-Spiritual) adalah Ego-nya manusia di dalam dunia spiritual di dalam
pusat hidupnya manusia yang imateri ialah dirinya yang hakiki. Hati nurani adalah
lapis luar dari TheSelf (D4: imateri) dan adalah lapis dalam dari Ego-nya manusia
(Ego-Mental) dalam dimensi mental (D3: fisik halus, terikat oleh ruang dan waktu)
oleh karena itu hati nurani masih memiliki dua ekstrim baik dan buruk. Tripurusa
(TriAspect, TreFoil): Suksma Kawekas (TheSource), Suksma Sejati (TheForce), Roh
Suci (TheSelf) berada di pusat imateri tidak terikat oleh ruang dan waktu.
Suksma Kawekas dan Suksma Sejati adalah sadar kolektif yang tak-terbatas, serta
Roh Suci adalah sadar kolektif terbatas. Suksma Kawekas (sadar kolektif statis)
adalah sumber dan tujuan hidup; Suksma Sejati (sadar kolektif dinamis) adalah
utusan Suksma Kawekas yang abadi: Dia-lah yang menghidupi Roh Suci sekaligus
sebagai pemimpin, penuntun, dan gurunya yang sejati. Semua kekuasaan adalah
kekuasaan Suksma Kawekas ada pada Suksma Sejati dan para hamba (Roh Suci)
semua ada di dalam kekuasaan Suksma Sejati.
Roh Suci adalah tuannya (bukan tuhannya) sang Aku yang secara fungsional
mewakili tiga sentra vitalitas: angan-angan (akal), nafsu-nafsu, dan perasaan
manusia. Tripurusa (TriAspek, Trifoil) adalah sentra vitalitas yang ke-4 ialah pusat
hidup imateri di dalam dirinya manusia.
(Purwowiyoto BS. Candra Jiwa Indonesia Warisan Ilmiah Putra Indonesia. Penerbit H&B PERKI, Jakarta 2012)
198

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

tulisan dari R. Soenarto Mertowardojo, Kapten TNI-AD, sebagai asal mula dari candra jiwa
tersebut, layak disebut sebagai Candra Jiwa Soenarto Mertowardojo.
Pengabdian sebagai Dokter Wajib Militer dengan pangkat Letnan Satu TNI-AU, menjadi
Kepala Seksi Operasi JANKES KODAU VII/ Perwira WAMIL TNI AU di Biak, Papua dan Langgur,
Maluku Tenggara (1976-1978). Menulis pengalaman mengerikan di majalah Intisari: 2 jam 10
menit di atas laut Banda terbang dengan satu baling-baling. Penulis lepas di majalah umum:
Sartika, Panacea, dan majalah khusus: Majalah Ilmiah Kardiologi Indonesia dan Tabloid Kardiovaskular. Pembicara di forum ilmiah, di forum masyarakat awam, radio, televisi, dan menjadi
Relawan Yayasan Jantung Indonesia sejak masih dokter umum.
Selain itu, penulis menjadi kontributor dan tim editor berbagai bidang kardiologi sesuai
dengan penugasannya, seperti: Editor buku saku Jantung Dasar (Ghalia Indonesia; 2011);
Kontributor; Genetic and molecular target in hypertension. Dalam: Hypertension, vascular
disease: management and prevention from dream to reality (Jakarta: Dep. Kardiologi dan
Kedokteran Vaskular FKUI; 2003). Kontributor; Peranan penghambat kalsium pada hipertensi
dan atherosklerosis bagaimana kaitannya? Dalam: Aspek metabolik pada penyakit
kardiovaskular. (Jakarta: Bag. Kardiologi FKUI; 2002). Kontributor; Diagnosis dan manajemen
gagal jantung; Dalam: Diagnosis dan tata laksana hipertensi, sindrom koroner akut dan gagal
jantung. (Jakarta: Penerbit RS Jantung Harapan Kita; 2001). Kontributor; Sindroma koroner
akut: Patofisiologi. Dalam: Diagnosis dan tatalaksana hipertensi, sindrom koroner akut dan
gagal jantung. (Jakarta: Penerbit RS Jantung Harapan Kita; 2001). Kontributor; Tinjauan kritis
homosistein. Dalam: Penyakit jantung koroner dari prevensi sampai intervensi. (Jakarta: Bagian
Kardiologi FKUI; 2000), Anggota Tim Editor. Dalam: Pedoman makan untuk kesehatan jantung
Indonesia. (Jakarta: PERKI Pusat, Yayasan Jantung Indonesia dan Nestl Omega; 2002).
Kontributor; Faal jantung dan pembuluh darah dalam Buku ajar kardiologi. (Jakarta: Balai
Penerbit FKUI; 1998). Tim Editor Buku Standar Pelayanan Medik RS Jantung Harapan Kita.
(Jakarta: Balai Penerbitan RS Jantung Harapan Kita; 1998).
Semoga oktalogi (pentalogi + trilogi) tentang Candra Jiwa Indonesia ini dapat dianggap
sebagai angsuran utang atas ilmu pengetahuan yang telah banyak membantu penulis dalam
mengarungi samudra kehidupan nyata sebagai manusia biasa, pramuka, komando pelajar serba
guna, paskibraka nasional, pemuda pandu ibu Indonesia, dokter umum, tentara wajib militer,
kardiolog, konsultan (temporer) WHO, tim dokter kepresidenan, dosen penguji S:1, 2, 3 dalam
negeri, S-3 luar negeri, dan sebagai guru besar tetap UI.
Semoga Sadar Kolektif Dinamis, Utusan Tuhan yang Abadi, memberikan kesejahteraan,
ketenteraman, dan kebahagiaan kepada kita semuanya. Amin.
Terima kasih.

(email: heybudhi@gmail.com)
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

199

Gedung Medische Hogeschool (sekolah tinggi kedokteran), kini gedung FKUI, tahun 1937

Foto 9: Fakultas Kedoteran Universitas Indonesia


Fakultas Kedokteran UI atau disingkat FKUI beralamat di Jl. Salemba Raya No.6, Jakarta Pusat.
FKUI memiliki lima program pendidikan, yaitu Program Diploma, Program Sarjana, Program
Pendidikan Dokter Spesialis, Program Magister, dan Program Doktor. FKUI adalah fakultas
kedokteran tertua di Indonesia.
Sejarah kelahiran FKUI bermula dari didirikannya Dokter Djawa School pada tahun 1851. Pada
tahun 1898 Dokter Djawa School diubah namanya menjadi STOVIA, dan pada 1927 diubah lagi
menjadi Geneeskundige Hooge School. Pada masa pendudukan Jepang, lagi-lagi namanya
diubah menjadi Ika Daigaku.
Pada masa kemerdekaan Indonesia, pemerintah Indonesia menggabungkan Ika Daigaku ke
dalam Balai Perguruan Tinggi RI dan mengubah namanya menjadi Pendidikan Tinggi Kedokteran. Setelah Indonesia mendapat kemerdekaan penuh pada akhir tahun 1940-an, pemerintah
mengambil alih sekolah kedokteran yang didirikan Belanda, Geneeskundige Faculteit Nood
Universiteit van Indonesia, dan menggabungkannya dengan Pendidikan Tinggi Kedokteran.
Gabungan ini kemudian diberi nama baru, yaitu Fakultas Kedokteran yang berada di bawah
naungan Universitas Indonesia pada 2 Februari 1950. Kegiatan perkuliahan awalnya dilaksanakan di dua tempat, yaitu di Jakarta dan di Surabaya, namun sejak tahun 1954, Fakultas di
Surabaya digabungkan ke Universitas Airlangga.
__________
http://id.wikipedia.org/wiki/Fakultas_Kedokteran_Universitas_Indonesia cited Dec. 18, 2013

200

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

Catatan:
Buku MAGNUM OPUS (5/5) 2016, adalah induk dari sekuel Pentalogi Candra Jiwa Indonesia
menurunkan empat buku berikutnya: Studium Generale (1/5) 2012; Psike (2/5) 2013; Ego (3/5)
2014; dan Intuisi (4/5) 2015. Buku-buku Pentalogi dilanjutkan dengan buku-buku Trilogi:
Prequel (6/8) 2017; Monograph (7/8) 2018; dan Postquel (8/8) 2019; menjadi Oktalogi. (BSP)
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

201

Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan Delapan Wajib TNI


Sapta Marga :
1. Kami Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersendikan Pancasila.
2. Kami Patriot Indonesia, pendukung serta pembela Ideologi Negara yang
bertanggung jawab dan tidak mengenal menyerah.
3. Kami Kesatria Indonesia, yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta
membela kejujuran, kebenaran dan keadilan.
4. Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia, adalah Bhayangkari Negara dan Bangsa
Indonesia.
5. Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia, memegang teguh disiplin, patuh dan
taat kepada pimpinan serta menjunjung tinggi sikap dan kehormatan Prajurit.
6. Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia, mengutamakan keperwiraan di dalam
melaksanakan tugas, serta senantiasa siap sedia berbakti kepada Negara dan
Bangsa.
7. Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia, setia dan menepati janji serta Sumpah
Prajurit.
Sumpah Prajurit :
Demi Allah saya bersumpah / berjanji :
1. Bahwa saya akan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
2. Bahwa saya akan tunduk kepada hukum dan memegang teguh disiplin
keprajuritan.
3. Bahwa saya akan taat kepada atasan dengan tidak membantah perintah atau
putusan.
4. Bahwa saya akan menjalankan segala kewajiban dengan penuh rasa tanggung
jawab kepada Tentara dan Negara Republik Indonesia.
5. Bahwa saya akan memegang segala rahasia Tentara sekeras-kerasnya.
Delapan Wajib TNI :
Demi Allah saya bersumpah / berjanji :
1. Bersikap ramah tamah terhadap rakyat.
2. Bersikap sopan santun terhadap rakyat.
3. Menjunjung tinggi kehormatan wanita.
4. Menjaga kehormatan diri di muka umum.
5. Senantiasa menjadi contoh dalam sikap dan kesederhanaannya.
6. Tidak sekali-kali merugikan rakyat.
7. Tidak sekali-kali menakuti dan menyakiti hati rakyat.
8. Menjadi contoh dan memelopori usaha-usaha untuk mengatasi kesulitan rakyat
sekelilingnya.
__________
http://www.organisasi.org/1970/01/sapta-marga-sumpah-prajurit-dan-delapan-wajib-tni.html cited 15 Dec., 2013

202

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

LAFAL SUMPAH DOKTER


"Saya bersumpah/berjanji bahwa: Saya akan membaktikan hidup saya guna
kepentingan perikekemanusiaan; Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara
yang berhormat dan bersusila, sesuai dengan martabat pekerjaan saya; Saya akan
memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur jabatan kedokteran;
Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya
dan karena keilmuan saya sebagai Dokter; Kesehatan penderita senantiasa akan
saya utamakan;
Dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita saya akan berikhtiar dengan
sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbangan Keagamaan,
Kebangsaan, Kesukuan, Politik Kepartaian atau Kedudukan Sosial; Saya akan
memberikan kepada Guru-guru saya penghormatan dan pernyataan terima kasih
yang selayaknya; Teman-sejawat saya akan saya perlakukan sebagai saudara
kandung;
Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan; Sekalipun
diancam, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan Kedokteran saya untuk
sesuatu yang bertentangan dengan hukum perikemanusiaan; Saya ikrarkan sumpah
ini dengan sungguh-sungguh dan dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya".

Catatan:
PP 26/1960, LAFAL SUMPAH DOKTER Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Nomor: 26 TAHUN 1960 (26/1960) Tanggal: 2 JUNI 1960 (JAKARTA). Ditetapkan di Jakarta pada
tanggal 2 Juni 1960 oleh Pejabat Presiden Republik Indonesia: DJUANDA. Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 2 Juni 1960 oleh Menteri Kehakiman: SAHARDJO
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

203

R. Soenarto Mertowardojo dan Prof.Dr.dr. Soemantri Hardjoprakoso

Foto 11.1.1: Putra Indonesia ini Telah Mewariskan Candra Jiwa Indonesia
Intuisi Sadar Kolektif pada R. Soenarto Mertowardojo yang telah disampaikan secara lisan
dan dicatat oleh R.T. Hardjoprakoso dan R. Tri Hardono Soemodihardjo kemudian diolah
menjadi tujuh buah buku yang dihimpun menjadi sebuah Pustaka (intuisi) Sasangka Jati.
Dr. Soemantri Hardjoprakoso menamatkan pendidikan dokternya di Sekolah Tinggi
Kedokteran (Geneeskundige Hogeschool), cikal bakal Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia di Jakarta pada bulan Februari 1942. Bersumber utama dari salah satu buku di
dalam pustaka intuisi tersebut yaitu Terciptanya Alam Semesta maka disusunlah sebuah
disertasi dengan judul Indonesisch Mensbeeld als Basis ener Psycho-therapie. Disertasi
tersebut telah dipertahankan dalam sidang ilmiah untuk memperoleh gelar Doktor dalam
ilmu Kedokteran Jiwa dengan predikat cum laude di Rijkuniversiteit Leiden, Negeri
Belanda tanggal 20 Juni 1956.

__________
Dokumentasi Perpustakaan Paguyuban Ngesti Tunggal
204

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

INDEKS BUKU PSIKE (2013)


A
Absolut: lihat transenden 61; ~transenden 173.
Adler; mutlak mengikuti peraturan masyarakat 189.
air: ~dan uap air: kontinuitas, bumi dan langit,
jasmani kasar dan halus 75-6.
Alam Semesta; Terciptanya~ (judul buku); kosmos:
makro dan mikrokosmos: dari luar ke dalam: material-kasar (jasmani), material-halus (jiwa), dan
yang imateri (Pusat Imateri), terdalam, pusat hidup imateri 0-1.
alternatif bacaan semi ilmiah xxv.
Aku: kristalisasi dari angan-angan: dunia aku: sentral kehidupan; sadar terbatas: bersifat indivualitas
(pribadi) 2-3 mati: ada eksistensi-, tidak terikat
jasmani 3, pancaindra 3; ~Roh Suci: Aku imateri;
setelah matinya sang Aku-angan-angan (materi):
lebih tinggi, berdaulat, berkuasa 51: kesadaran
dari sinar Sang Pepadang, masih terbatas, sudah
apribadi: sadar-dikandung-Hidup, mengandung
janji introversi hanya kepada Suksma Sejati dan
Suksma Kawekas saja=paugeran, kredo, syahadat
53; Tahap selanjutnya: leburnya Roh Suci ke
dalam Suksma Sejati: Sinar dipanggil kembali
oleh Yang Punya (TheSource) melalui UtusanNya
(TheForce): kesadaran dan kedaulatannya tak terbatas, mutlak, meliputi segala-galanya, meliputi
alam semesta 54-5.
angan-angan; dunia luar: tidak berdaulat, digarap,
dipotong, diuraikan, ilmu pengetahuan; tak kenal
batas, menyerah: batasnya 19; refleksi Tripurusa,
tiga aspek 15; refleksi (bayangan) Tripurusa, selubung materi halus: daya intelektual manusia 701; sebagai regulator terhadap nafsu 99.
anima; (Jung) personalisasi latar belakang (arketip
perempuan) yang terbalik (pada pria) 184-5.
animus; (Jung) personalisasi latar belakang (arketip
pria) yang terbalik (pada perempuan) 184-5.
antipati: keterikatan, hukum, perceraian 160.
asmara-sufi: keinginan lebih tinggi: mutmainah dan
ufiah; sosial dan suprasosial 15; sejajar sifat-sifat
Tripurusa: tidak perlu angan-angan untuk memerintah nafsu, tidak perlu kedaulatan Aku ; perasaanpun mengarah kepada Tripurusa 35; adaptasi~: harus seimbang dengan retensi angan-angan
yang menggelisahkan 29, tumbuh kesadaran (Ketuhanan): FPB dari semua hidup, menurunkan
(undur diri dari) singgasana (isi) angan-angan
(cipta, nalar)-nya 31.
Aspek, Aspect; Dwi~, Bi~ 158; Tri~ (Tripurusa)
2,6,8,27,63-5,70-1,82-4.
automatisme: kaca ajaib sentra vitalitas melihat

kerusakan diri: menyadari dan mendorong tanpa:


putus asa dan trauma; hati nurani, rasa berdosa,
tanggung jawab, mengorbankan diri 24 penerangan hati nurani di depan angan-angan 25.
B
badan/jasmani kasar: kekuatan alami, nafsu egoistik, sosial, suprasosial, keinginan; harapan, kemauan; kekuatan, hasrat 180-1.
Bagan Transenden Terbalik: Skema IV 170-1.
bahasa; pengucap: salah satu pancaindra 73-4; ~jiwa: tanpa gerak, doa; lebih primitif dari ~isyarat,
~gerak, ~tutur, diajarkan dan ditanamkan sejak
masa kecil: tidak perlu mempermasalahkan asesori kasat mata: penghormatan kepada semua agama dan kepercayaan menjadi kenyataan yang hakiki; terdeteksi oleh naluri halus masyarakat 104.
bayangan: ~induktif: ditangkap oleh pancaindra sering berasal dari luar, dialami selama panembah:
sebagai gangguan, tidak sempurnanya proses introversi, munculnya Tripurusa (imanen) terhalang
134-5; ~intuisi: bedakan dari bayangan induktif;
renungkan apakah penampakan dari pancaindra?
sang Aku dapat menterjemahkan dalam lambang
atau kata-kata dari intuisi; intuisi tidak dilanjutkan secara sensoris kepada sang aku [induksi asensoris] 134-5, 137.
Bayu Sejati: Tenaga-tenaga saudara tujuh dapat
digabungkan oleh sang Aku digunakan menurut
kehendak hatinya: telepati, hipnotis, dan meramal
(clairvoyance) 47-8: masih material terikat sepenuhnya, taat mutlak terhadap Tripurusa: anganangan melepaskan diri dari nafsu dan perasaan:
kekuasaannya tidak terganggu; pamer: Bayu Sejati
tidak berbuat atau melakukan sesuatu yang lain;
peringatan yang mendidik: saudara kita, bukan
hewan pengangkut; Derajat Roh Suci: daya dan
selubungnya 49; Akunya sehari-hari adalah Bayu
Sejati itu; tidak adalagi ketakutan, kesangsian,
yang dapat merintangi penyerahan dirinya tak
bersyarat kepada Tripurusa 50-1; totalitas integrasi tujuh saudara, supranatural, diaktifkan sesuai
kehendak, kesadaran tetap utuh 82-3.
berdampingan; materi-imateri 179.
Bhinneka Tunggal Ika, titik temu vii.
Bima sakti, tatasurya xxx.
blencong: lampu atau obor yang menerangi layar
tempat dalang memainkan wayangnya 154.
Body, mind, spirit; dimensi 1-4 204.
Bre Redana xxiv.
budi darma: praktikum suka beramal, suka meno-

__________
Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

205

long dan mencintai sesama hidup= melatih tendensi-tendensi suprasosial= asmara sufi, barometer sesama: manusia/ hidup (kesadaran bersama; kolektif)~matinya kesadaran Aku/ jiwa 137.
Budi Darmadi; Dr.Ir., M.Sc. vii, -Soedjarwo
Budi Darmadi, Dr, Ir, MSc: Ketua Pengurus Pusat
Pangestu; Kongres Pangestu XVI Tahun 2010:
Surakarta 21 Mei 2010; 155.
budi luhur: setelah memiliki watak sabar, rela, nerima dan jujur 123; sikap kemerdekaan, lepasnya
semua bentuk keterikatan yang teridentifikasi;
sempurna penyerahan total dirinya kepada Tripurusa sampai tidak ada gerak sama sekali; diserahkan bidang religi; CJI hanya menunjukkan jalan mencapai pamudaran melewati pelaksanaan
Trisila dan Pancasila, berhati-hati terhadap Pemali, dan pelatihan Jalan Rahayu 142-3.
bumi: raga, soma, body, 7 lapis 58; soma, jasmani
kasar: proses biologi 75.
busana: bersifat unsur, bentuk, gerak, metamorfosa,
dan yang tak terpisahkan dari unsur; ada-musnah,
lahir-mati, tumbuh-surut, kehendak-Nya 67.
C
candra ideal: tingkat akhir perkembangan, cangkok,
tenaga asing, jalan sesat, beda esensial 61;
pencerahan: sekarang juga tercapai! 63.
Candra: ~Jiwa Soenarto xxii, xxix, Indonesia xv;
pegangan visual untuk memahami anatomi dan
fisiologi manusia sebagai makhluk batiniah dan
rohaniah 59; jalan; pedoman, sungguh sulit, laten:
kurang tumbuh 61; perbandingan 4-; sadar kolektif: statis, dinamis, dan pribadi (terikat jasmaninya) 171; ~dunia; ~manusia: jarak cukup: perangsang; menghilangkan 23 jarak
lebar 25.
Carp; insting 183
Centini, serat , The Centhini Story: The Javanese
Journey of Life xvii.
cinta, The Art of Loving , Erich Fromm xix.
cintailah musuhmu: (setelah tercapai kesadaran
bersama): bukan suatu pengertian kejiwaan (individu) yang afektif; tetapi telah direduksi menjadi
pengertian administratif 139; iklim kecintaan tak
terbatas; lihat individu 139.
cipta: mengontak nafsu: menyadarkan keinginan;
mengontak perasaan: emosi, realisasi keinginan;
posisi tanpa bayangan (kontak stop) 31;
Cipularang KM 90 xxiv.
CJI: Candra Jiwa Indonesia
cogito ergo sum, Rene Descartes xxix.
cum laude xiv.

D
Dasa Sila: ditaati sukarela 152-3; 10-Pedoman Paguyuban Ngesti Tunggal, berbakti, setia, kasih sayang, menghormati, watak, perilaku, Tuhan Yang
Maha Esa 163.
daya tarik makrokosmos; material dan dewa 184-5.
dekat: sangat-: Yang Maha Tinggi bersifat imateri,
di dalam jiwanya sendiri: aman, tenteram, terlindungi, dipimpin, dibutuhkan: penderita neurosis
dan setiap manusia pada umumnya 108.
Delapan Wajib TNI 202.
depresi, neurosis: sakit psikosomatik: angan-angan
arti sempit penuh sesak; bongkar muatan: ucapan,
gerak, dan impian; bongkar sehat: menerima, tawakal, dan percaya (iman) 88-9.
Derajat Roh Suci: tiga syarat: 1. bebas ikatan, 2.
sikap positif (kasih sayang, tanggung jawab,
apribadi), dan introversi tanpa syarat 32-3; kedaulatan sang Aku angan-angan di reduksi sampai
nol, kekuatan nafsu berhenti, titik tengah polaritas,
keseimbangan sempurna, titik akhir kemampuan
(kedudukan) manusia dan kemanusiaannya 33;
potensial dapat dicapai setiap orang 34-5 harmoni
dan integrasi tumbuh menjadi satu 36-7.
Dewa Ruci: lihat ular naga 72-3; TheSelf nya,
setiap manusia memilikinya 112; epos Ramayana,
Mahabarata: perjoangan psiko-religius seorang tokoh 185.
Dhandhang Gula Eling-eling 163
dimensi: ~1-4, makro/ mikro-kosmos xxviii.
disain: tuntunan dan rangkuman; tontonan, keterangan, dan kaitan vii.
disertasi; bayi, ibu, dokter kebidanan (Carp) xxi.
Dwija Wara: majalah bulanan Paguyuban Ngesti
Tunggal; untuk suluh kehidupan bahagia; websitenya di http://www.pangestu.or.id; 154
Dwitunggal, Dwiaspek, BiAspect; Sadar Kolektif
158
E
Ego: perjalanan ke dimensi-4 xxviii; sentra pembanding utama, Id 171.
empat pilar kebangsaan xxiii.
empati: hubungan netral, perkawanan, pertemanan,
mempertajam, terikat: simpati, antipati 160,
memperdalam 161.
esensi manusia: terletak pada hubungan Roh Suci di
dalam Tripurusa di Pusat Imateri ini; menunggu
panggilan terakhir puncak evolusi seraya melaksanakan Hastasila 57.
evolusi: sadar pribadi (sang aku) meningkat menjadi
sadar kolektif terbatas (Roh Suci); peningkatan

__________
206

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

________
kualitas kesadaran manusia; introspeksi (dan introversi) 56-7.
F
faktor: ~baru: pengalaman yang tidak dikenal sebelumnya, lihat intuisi 136-7; ~persekutuan terbesar; FPB, 173.
fiksasi (ikatan): 1.angan-angan: kedaulatan di dunia
luar, mementingkan kekuasaan di masyarakat.; 2.
nafsu: luamah sebagai pengikat: egoistik, serakah
dan pro sahwat, tanpa pertimbangan kedaulatan
atau alasan pangrasa; 3. perasaan: aman, pasif, tak
bertanggung jawab, surga kesenangan duniawi
(bayi dalam kandungan) 37-8; Pertumbuhan jiwa:
tanggung jawab, harus bekerja, dan mengenal bahaya; kolot, kacamata tertentu 39.
fungsi: psike, angan-angan, perasaan, nafsu 58;
~spesifik ke-4: pusat hakiki; imateri, spiritual,
potensi, status transenden, aspek komunikasi 174.
TreFoil; Tre~= Tri~ 186, Tripurusa, TriAspect:
TheSource, TheForce, dan TheSelf 204
TheForce; Suksma Sejati, Sadar Kolektif Dinamis,
Wakil Suksma Kawekas 158.
FPB: faktor (pembagi) persekutuan terbesar; 187.
G
gadis jelita metropolitan vii.
ganjil; halaman vii.
gravitasi: pusat-; kecerdasan, perasaan, pria,
perempuan, wanita 185.
genap, halaman vii.
Geneeskundige Hogeschool, Sekolah Tinggi Kedokteran, Fak. Kedokteran UI di Jakarta vii.
guru: terhadap murid iv.
H
hakekat: -manusia; aspek struktural, fungsional; dunia luar 59
Hardjoprakoso; Soemantri~ vi,xv, Soerini~ Soedjarwo vii, Winahyo~ , dr, SPOG vii; R.T.~:
Raden Tumenggung~, foto Tiga Serangkai 168
harmoni: bersifat integrasi, dibentuk oleh tingkat
penguasaan nafsu dan perasaan untuk taat kepada
sang Aku; Jika angan-angan sesuai kehendakNya,
asmara-sufi (laya) akan berdominasi 35; (keselarasan) timbul, jika manusia sadar untuk melepaskan daya-ikat dunia dan tujuannya: bertunggal dengan Hidup di dalam dirinya melalui Rahsa Jati
40-1
hati: ~nurani: candra dunia/ manusia 7, 9 disimpan
di angan-angan dalam arti sempit, asadar, beda
tempat dengan nafsu asadar 8-9; bertemunya

dunia luar dengan manusia: nafsu- nafsu asadar,


serta angan-angan dan perasaannya yang sadar 9;
sesuai titik beratnya~ Tripurusa; di atas: emosi,
bayangan, pikiran, hasrat, keinginan, kemauan 25;
refleksi jahat, baik, ideal 26; suara~, menghilang,
pertentangan nafsu 182; nurani 183.
heart, qalb, jantung, jantung hati xxv.
Heksalogi Star Wars: film-film xvii.
hipotesis Jung xxii.
Hidup: ~Sejati: jati diri, dekat jantung, ekstase, pintu gerbang, titik pangkal/pusat candra jiwa/ dunia,
abadi, meliputi, melahirkan ruang waktu, tak
terikat, abadi, satu; tiga aspek (TriAspek) 62-3;
ada di mikro dan makrokosmos; kesatuan-keseluruhan, unitas dan totalitas; Aku: terbatas, dipisahkan oleh individualitasnya, tidak mengalami totalitas, dibuang jadi pimpinan sentra vitalitas 81.
hubungan pasien-dokter: batas kedalaman tertentu
saja untuk pendidikan mental; peran guru; mudah
tersinggung; hubungan pribadi (Freud) tidak perlu
disinggung terutama perempuan; tunjukkan kekuatan-2 imanen 146-7; penjelasan simbol-2 147;
harapan sembuh ke Tripurusa, bukan dokternya;
dokter sebagai kakak (metode Adler); diingatkan potensi Tripurusa 148-9, dokter juga harus
ikut mengalaminya 151.
I
ikhlas: lihat rela
individu: (di dalam kesadaran bersama); pengertian
baru: direduksi, diperkecil; pengertian pancaindra
(bukan afektif); tidak menimbulkan reaksi mental,
kejiwaan (keterbatasan pribadi) 139.
Individuation: individu telah menjadi absolut 103.
Indonesisch Mensbeeld.. xiv, xv.
induksi asensoris: kontinyuitas sang Aku anganangan dalam menterjemahkan intuisi ke dalam
lambang atau kata-kata akibat pertemuannya
Sang Aku imateri dengan sadar kolektif dinamis
134, 137. [induktor: sensoris= pancaindra; asensoris= rahsa jati, theGate]
intuisi: pertemuan sadar individu dengan Tripurusa,
isi-: adalah pertemuan itu sendiri, di luar pengalaman individu (faktor baru). Tripurusa: sebagai
gambaran masa depan hati nurani yang dapat
dicapai 136.
imateri: prinsip-: hakekat; yang materi: selubungnya, tidak terikat, titik hubungan kerja: dekat
jantung 63.
imateri : struktur: Tripurusa, Triaspek: Suksma
Kawekas, Suksma Sejati dan Roh Suci 77; hidup,
satu~tiga aspek 176, Pusat; pintu masuk eksistensi

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

207

__________

________
status~ ; titik awal, sumber, dan tujuan kehidupan;
di dalam dirinya 177; spiritual, bebas keinginan,
sadar kolektif, Aku di antara i- dan materi 179.
impian; bunganya tidur, sedikit (+/- 1%) sebagai
perlambang (profetis) ; arti khas dapat dibuka:
pribadi, ahli budi, psikolog, dan psikiater yang
terlatih 89,90-1
individu; sekaligus punya - dan sadar, a- dan
keinginan 179.
Indonesia: kean: dasar pemikiran; pamudaran,
pembebasan; prinsip: psikoprofilaksis (psikopreventif), psikoterapi, dan psikohigienik 183.
insting; (Carp) telepati, ramalan, potensi di bawah
sang aku, dapat dikembangkan 183.
intelektual, kekayaan xxi.
intelektual; kapasitas, angan-angan, kedaulatan 179
ingat mati; ketentraman, mulai hidup baru, sesuai
sadar kolektif; beda ingin cepat mati: tidak mengurangi kedaulatan aku 28, 31; meninggalkan
cara hidup lama 31.
introspeksi: mengamati/ mempelajari diri sendiri, ke
dalam, ke dunia ketiga; bedakan dengan introversi
(32)
introversi: jalan~: menggeser Aku ke imateri 12;
transendental, ke dalam: berserah diri tanpa syarat
(posisi di rahsa jati, batas dunia/dimensi ke-3 dan
ke-4) 32; bedakan/ lihat introspeksi 32.
intuisi, ilham atau wahyu: Roh Suci (TheSelf),
berserah diri sepenuhnya kepada Suksma Sejati
(TheForce); tidak bersyarat: tidak dapat dengan
sengaja ditimbulkan; tidak ada perbedaan esensial,
tidak dapat dilukiskan, ada gejala-gejala pengiringnya: gambaran-gambaran keadaan manusia,
di mana ilham atau wahyu menyatakan diri, sesuai
keadaan jiwa orang yang bersangkutan; perbedaan
antara iklim jiwanya sehari-hari dengan iklim dekat dengan Suksma Sejati. 43; sebagai bayangan,
ucapan, pengertian tertentu, dan pencerahan: nonpancaindrawi; mengalami di dalam diri yang sedalam-dalamnya; manusia menterjemahkan perjumpaannya itu 44; perjumpaan sadar individu
dengan sadar kolektif 45;
intuisi: ciri-cirinya: 1. timbul dari esensi yang terdalam, 2. bebaswaktu dan tempat. 3. tidak dapat
ditimbulkan, 4. timbul sebagai bayangan, ucapan
atau mengerti sesuatu, 5. bukan pancaindrawi, 6.
terasa damai dan bahagia yang bergema sementara, 7. rasa kepastian dan kebenaran, 8. tidak ada
sensasi jasmaniah kecuali nomor 6 dan 7, 9. tidak
ada kekuatan dari luar, 10. saat datang berhentilah angan-angan, emosi dan nafsu 47.
intuisi: pertemuan sadar pribadi dengan sadar kolek208

tif, semakin meningkat, leburnya sadar pribadi


disebut Pamudaran: tujuan akhir evolusi 59; ~Soenarto Mertowardojo, hipotesis Jung, puncak evolusi kesadaran, meningkatnya kesadaran pribadi
159; ~Soenarto, puncak evolusi, kunci 159, pustaka 170; Bukan~; tenaga saudara kita sendiri dengan kemampuan gaibnya: sering menyatakan
hal-hal yang tidak benar 47; faktor dituntun Suksma Sejati: Sang Sabda atau Sang Pepadang 51.
J
janin: dalam kandungan, seperti di surga (jasmani),
asadar, nikmat maksimal, terikat mutlak jasmani
ibu 96-7, tangis pertama 98, tali pusat 99; berkembang dari penuh nikmat ke anikmat, sang aku harus melepaskan sedikit demi sedikit 99.
Jay Subyakto iv.
Jujur: (Jawa: temen) bagian terpenting dari Pancasila, melatih diri menganut keyakinan, kepercayaan secara aktif 114; ke~an: menambah ketulusan,
keberanian dan kepercayaan masyarakat dengan
sepenuh hati, melihat: kesalahan diri, sekilas,
gambaran jiwa baru yang lebih baik 115-6.
K
Kapten Sasangka Jati v.
Kapten; TNI A.D., R. Soenarto Mertowardojo, foto
164.
karya anak bangsa iv.
kaya: ter~: narima 123.
keberanian: menata, transformasi ilmu xix.
kedamaian; dan ketentraman: lihat pangerti 31.
kedaulatan; sifat terpenting, refleksi mutlak
Tripurusa 179.
Kedokteran; Sekolah Tinggi, Geneeskundige Hogeschool, Fak. Kedokteran UI di Jakarta vii.
kehidupan: sehari-hari manusia merasa ditempatkan
antara dunia besar dan hidup imateri: tahu banyak
dunia luar, tahu sedikit tentang Hidup imateri, Ia
terikat kedua-duanya 37.
keinginan; harapan kuat 179.
kekal: tidak-; persepsi: kekayaan, pekerjaan,kehormatan, kedudukan, pengaruh dan kekuasaan 119.
kelompok sudra xxiv.
kekuatan gaib: angan-angan: pangaribawa (cipta);
prabawa (nalar); kemayan (pangerti): mempunyai
kekuatan khusus 49.
kemauan; semangat, daya dorong 179.
kepribadian: kontinyuitas, candra ideal: tingkat
akhir perkembangan 61.
kesadaran kolektif: dunia--: totalitas universal, tak
perlu komunikasi dengan dunia luar dan dalam,

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

__________

________
tak perlu indra, hidup imateri: tak terikat ruang
dan waktu, tidak ada kebutuhan: tidak tumbuh,
sifat terbatas/ individualitas hilang, kehidupan
psikis yang pribadi hilang; langsung ke alat
pelaksana 10-1; simultan tiga dunia (dimensi,
matra): saling merembes dan berdampingan 11.
kesadaran: posisi- sang aku: diantara dunia yang
tertangkap dan tidak oleh pancaindra 109:
makrokosmos dan pusat imateri 111.
kesadaran; sang Aku, menyelimuti, terbit individualitas 179.
kesenian tradisional ketoprak xxiv.
ketentraman; dan kedamaian: lihat pangerti 31.
keyakinan: kepercayaan: adalah kebenaran, atau
apa-apa yang dianggap benar, kebenaran itu
berubah-ubah sesuai pengalaman, dihadapi
dengan kekuatan adalah bermanfaat: mempertinggi integritas, dapat merugikan dirinya sendiri 116.
kompleks: keseluruhan yang tersusun; lawannya
simpleks= tunggal 5.
komunikasi: -indrawi; psikologi: dunia luar, -batiniah: dengan yang transenden 60-1.
kontroversi manajemen mental: 1. menerima surga
kekal; 2. melepaskan tahap kenikmatan; solusi:
reedukasi sikap unggulan: Hastasila, Pemali 95;
dihadapi: 1. menerima perspektif baru, 2. melepaskan kenikmatan: reedukasi Trisila dan Pancasila, kontrol luamah, paugeran: menerima potensi
besar, introspeksi dan integrasi, supra/sosial, tapabrata, bebas neurosis 104-5.
kosmos: alam semesta: makro (D1= dimensi, matra,
dunia) dan mikrokosmos (D2: fisik; D3: mental,
psike; D4: pusat imateri, spiritual) 1; makro, mikro xvi, xxviii.
kotak Budi Darma: untuk menampung donasi dari
para anggota paguyuban sesuai dengan kemampuan dan keikhlasannya; tidak ada iuran anggota
156-7.
KPK: kelipatan persekutuan terkecil; 187.
kritik, saran xxvii.
kualitatif; studi kasus, intuisi, introspeksi, R. Soenarto Mertowardojo, universal 162.
kusir: sais ~ sang Aku manajer kereta jiwa pengendali keempat nafsu agar menuju hidup bahagia
dan kelak kembali ke asal mula hidup 94.
L
langit: jiwa, psike, mind, ~7 lapis 58; psike, mental,
jiwa: mekanisme kejiwaan 75.
lapis tujuh; bumi, materi kasar, fisik, kimia; langit,
materi halus, jiwa, pengucap (bahasa), daging
165.

laten: kurang tumbuh 61.


Leiden, Nederland, Universitas xiv.
luamah: dorongan mempertahankan dan memperoleh kenikmatan, diputus sang aku 99; sifat anak
169.
luhur; fungsi, keajaiban, redup-terang 161.
M
makhluk rohaniah: Yang Absolut Transenden bermanifestasi; sulit, harus mengubah watak 61.
kosmos: makro/mikro~, dimensi 1-4 xxviii; makro~:
dunia luar; tak terbatas dibanding manusia (fisik
dan mentalnya), bahan pengalaman indrawi saja
43.
manusia: makhluk batiniah, candra jiwa, candra
manusia: pedoman hidup 59; ~unggul: bebas tak
terikat, taat peraturan, budi luhur: aku sebelum
musnah 122.
masyarakat: kestabilan-: dasar perkembangan mental; dampak sosial-: Hastasila dan Pemali 106-7.
materi; biologis, keinginan, asadar kolektif, Aku di
antara i- dan materi 179; terikat-: 1.Angan-angan:
a.Pangerti Kemayan, b.Nalar Prabawa, c.CiptaPangaribawa, 2.Nafsu-nafsu: a. Mutmainah,
b. Amarah, c Sufiah, d.Luamah; 3.Perasaan (rasa-pangrasa); 1,2,3: tiga makhluk berbeda 21:
kesadaran angan-angan: sifat utama: kedaulatan
(terbatas); nafsu+jasmani: potensi tertentu, sang
Aku 78-9; pribadi: mengandung rasa puas 78;
~halus: kehidupan tiga kompleks (sentra, pusat)
3-4
mati: titik akhir kehidupan menurut Freud 189.
Membangun badan: adalah gerak jiwa yang egosentripetal (negatif) memperkuat ikatan-ikatan duniawi (makan, minum , tidur, sahwat, dan sikap negatif lainnya) 144.
Membangun jiwa: adalah gerak introversi dari
asadar kolektif (jasmani) menuju ke sadar kolektif
(rohani), se-bagai sisipan di tengahnya adalah
sadar individu (jiwa): penyembuhan 144-5.
menerima; menghormati perbedaan xxi.
mental; kesehatan xv, ~spiritual xxi; mentalitas
kepengikutan xix.
metafora; ilustrasi viii.
mikrokosmos: hidup dengan busana kecil, jasmani,
materi, imateri, Tripurusa 76-7.
Mind: pengendali nafsu dan lain-lainnya 58.
mistik; Cipularang KM 90 xxiv.
monoton: hubungan sang aku tanpa kedaulatan
(satu nada) dengan dunia luar, tanpa hak
kedaulatan 29.
murid; melihat guru iv.

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

209

__________

mutmainah: menerima anikmat 99; sifat dewasa 169


N
nafsu: asadar; luamah: -keselamatan diri; mutmainah: ~kehidupan bersama; sufiah: sumber keinginan dan hasrat; amarah: kemauan dan semangat; terikat oleh ruang dan waktu 1-2; asadar aktivitasnya dapat memasuki kesadaran pribadi 3-4;
mutmainah (kuda putih; suasana): perikemanusiaan, sosial dan suprasosial, cinta kasih; amarah
(kuda merah; api): temperamen, mudah marah, kekuatan, kehendak, kemauan, keuletan; sufiah (kuda kuning; air) keinginan, hasrat, cinta kasih, tertarik keindahan; luamah (kuda hitam; tanah): pemuasan seks, egoistik, keselamatan diri, puas diri, enggan mulai bergerak/ bertindak; malas, loba,
tamak, iri hati, dan mencari enaknya 68-9; drive,
passion, kekuatan, power ; segi baiknya: tunduk
kepada mutmainah: kekuatan jasmani, keuletan,
tahan penderitaan kekurangan, toleransi, daya
tampung besar: sifat ibu bumi (tanah) 13.
nafsu: daya dorong asadar yang menggerakkan
(power; 86) sentra vitalitas sadar: angan-angan
dan perasaan; Luamah (nafsu egosentripetal, kuda
hitam) berlawanan polaritasnya dengan
Mutmainah (egosentrifugal, kuda putih); Sufiah
(keinginan, kuda kuning) dan Amarah (kemauan,
keuletan usaha, kuda merah): nafsu-nafsu pembantu. Kombinasi hasil kerja luamah, sufiah dan
amarah ini diteruskan kepada angan-angan;Cipta
lalu membentuk bayangan dari apa yang diingini
(nyata, abstrak); Nalar mengasosiasikan setiap
kemungkinan; Pangerti memandang keseluruhan
dipertajam, dan disimpulkan. Pancaindradiwaspadakan, nafsu dirangsang lagi, dan akhirnya alatalat pelaksana dimobilisasikan oleh angan-angan,
untuk mencapai keinginan 85-7; kombinasi
Mutmainah dan Sufiah (asmara sufi-laya): merangsang kemurahan, kebaikan hati, keluhuran
budi, kasih sayang, sosial, dan suprasosial 87;
ketika Mutmainah mendominasi, Luamah sebagai
hamba (konversi, sublimasi): kekuatan jasmani,
daya tahan kekuatan (endurance), penderitaan,
toleransi 87,89; polarisasi Mutmainah menetap
87; ~asadar (Jung): menghasilkan dan dapat menarik kembali keinginan 125; kekuatan alami; arah dan tujuan, egoistik, sosial, dan suprasosial
177; terreduksi 183.
Naga air; gadis jelita, dunia (dimensi) 1-4, viii.
nalar: asosiasi bayangan (terus menerus); posisi tan
pa bayangan (asosiasi stop) 31: ke dunia dalam 33.
Narima: status jiwa (mental, psike) yang selalu
210

puas dan penuh rasa syukur: benda konkrit, abstrak, merugikan 116-7.
neurosis: persoalan dan penyelesaian pertama di
dalam dirinya sendiri: prioritas, lainnya nomor
dua 102; inti~: dominasi luamah; menuju Tripurusayang tak terbayangkan: anti neurosis 125-7
nikmat: ke~an: kekecewaan, menjelang kematian;
pro (luamah): tertinggal, penguasa aku 101.
nilai: -nilai dunia luar: posisi naik turun: rela dan
narima: berada di atasnya, tidak tersangkut
aktivitas sang aku: prestasi, tugas 117
NKRI, Negara Kesatuan RI, Pancasila xxiii.
O
omnipotensi; status, mencicipi, pertemuan; intuisi,
iham, fase loncatan 182-3.
ontogenetis= pengalaman umat manusia
seluruhnya
selama perkembangannya, sejak adanya hingga
sekarang 93.
orientasi: potensi di dalam diri tetapi di luar sang
aku: keluar: sadar terhadap dunia luar, kedalam
mungkin menemukan potensi yang khusus. 113.
P
pancaindra: dapat mengamati materi-kasar (dunia
biologis manusia), sitim penunjangnya dan bendabenda di alam semesta 1; alat komunikasi jiwa
dengan makrokosmos 56-7; adalah alat komunika
si mikrokosmos 57; penglihatan, pendengaran,
pembau, pengucap (bahasa), dan perasa: rasa halus manusia, organ peraba yang tak tampak, meraba-raba perasaan dan pikiran orang lain sampai
sedalam-dalamnya; menerima atau menolak sesuatu; bertempat di hati 73; bagian kasar dan halusnya; kasar: pengamatan keluar; tidur mimpi atau
lamunan: bagian yang halus tetap bekerja 74-5.
Paguyuban Ngesti Tunggal: PANGESTU: perkumpulan yang tujuannya bersatu, bertunggal dengan
masyarakat dan Tripurusa 153.
pamudaran; menemukan jalan-: kemajuan dalam
perkembangan jiwa; gerak asadar kolektif menuju ke pusat imateri manusia, ke sadar kolektif, lepasnya kesadaran secara absolut dari jasmani 97;
akhir peperangan: kancah dunia: projeksi, subjektivasi, dan personalisasi, individuasi 103; skala
kecil: Hastasila + Pemali: melepaskan diri dari
keterikatan, ontogenik: meninggalkan fase yang
nikmat. Neurosis: keterikatan pada sang aku;
~skala kecil dan relatif: kearah penghapusan
113; keikhlasan, status asadar musnah 121; sang
aku: barang mati, Tripurusa 121; realisasi hati

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

__________

sanubari dan merupakan tujuan akhir dari perkembangan manusia 136-7.


Prototipe angan-angan: kedaulatan menonjol, individualistik, merdeka, benci: paksaan, tradisi, wibawa 15; tidak ada: hormat, keramat, toleransi;
kekuasaan, kewibawaan, tanggung jawab, bertugas selalu, tak kenal tujuan akhir, jalan terus,
prestasi 16-7; menolak empati 17; perasaan
(indikator) dan nafsu (motor dan motif) menyokong kedaulatan 19.
~perasaan: iklim psikis, disimpan, sifat: meliputi,
memuat, memelihara; kedaulatan orang lain dihormati, nilai subjek di atas segalanya, objek disubjek
-kan 18-9; fungsi mengikat: sifat utama, menonjolkan ikatan antar subjek (angan-angan menyoroti dirinya sendiri), kedudukan sejajar, membentuk
sintesa, FPB= KPK: mendunia; angan-angan tidak
berkembang, suka merenung, statis, kolot, tradisionil; nafsu: motor dan motifnya 21.
~nafsu: mengutamakan keinginan, hasrat
dan tenaga jasmaniah: jika hasil jelas, rasa positif;
asmara-sufi/ luamah-sufiah: gerak jika ada hadiah
langsung 21; angan-angan dan perasaan indikator
rasa aman 21
~Roh Suci: jiwa sejati, (penguasa) sentra
vitalitas melalui sang aku yang telah ditundukkan;
diefisienkan 22-3; agar mengarah (hamba) ke
Suksma Kawekas melalui Suksma Sejati; tapabrata sukarela, 23.
psike; dunia mental: angan-anganlah yang mendominasi: dunia angan-angan. 1-2.
pamit mati, pentas xxiv.
pemegang dan pendukung sadar pribadi 80.
pentalogi: 5 buku: Kuliah Umum: Studium Generale (1/5), Studium Particulare (Kuliah Khusus):
Psike (2/5), Ego (3/5), dan Intuisi (4/5); serta
Magnum Opus (5/5) vi-vii.
Perpustakaan Pusat Pangestu xxv.
produktif, waktu luang xxiv.
pusat= sentra vitalitas: empat: Tripurusa, anganangan, perasaan dan nafsu-nafsu 83-4; ~imateri:
hakekat (jati diri; rohani, spiritual, spirit) manusia; prinsip materi (halus dan kasar) sebagai selubungnya; selubung halus: jiwanya (psike, mental,
mind); selubung kasar: fisiknya (jasmani kasar,
body) 56-7 Tripurusa (TriAspek, TreFoil): Suksma Kawekas (TheSource) sebagai sumber dan tujuan hidup, Suksma Sejati (TheForce) adalah
utusan Tuhan yang abadi yang menghidupi Roh
Suci (TheSelf), memimpin dan kelak menuntun
Roh Suci kembali kepada sumber dan tujuan
hidupnya 57, 59; ~spiritual (hidup) imateri,

omnipotensi, abadi 160.


pamudaran: lihat pembebasan, tahap akhir perkembangan individu masuk ke sadar kolektif 182-3;
kesadaran ada di setiap kehidupan, bebas ruang
dan waktu, tidak ada proses kegiatan jiwa; perkembangan akhir dari angan-angan, perasaan dan
nafsu: status~ identik status Suksma Sejati;
potensial dapat dicapai oleh setiap manusia; Jung
satu-satunya psikolog Barat, mengalami FPB
sekaligus KPK 186-8; dikemukakan Jung sebagai
werden zur Persnlich keit, atau Selbstverwirklichung, Verselbstung atau sebagai Individuationprozess 188-9; emansipasi diri dari himpitan hati
nurani dan asadar 193.
pangerti: tidak bertempat di otak, tidak dikeruhkan
bayangan; posisi kosong bayangan (cipta dan
nalar statis); -masih ada: tentram-damai 31.
panembah: anak tangga kedua, reposisi ibadah:
dengan atau tanpa upacara, pengalaman jiwa lebih
penting; angan-angan sadar, perasaan dekat, nafsu
mendorong panunggal, pamudaran 129; istirahat
sempurna: observasi, asimilasi asadar ke sadar
meningkat, ego semakin bijaksana 130; aksentuasi
cara hidup agar Tripurusa yang imanen itu dapat
muncul sepenuhnya 135.
paugeran: kesadaran Roh Suci, posisi strategis sang
aku, candra: jiwa, dunia; tanggung jawab, pelatihan introversi, utang, beruntung, sadar 124; tergambar dlm batin, direalisasikan mutmainah;
membalikkan luamah: kenikmatan hilang 125.
pelajar: ter~: sabar 123.
pelayaran: kompas (Trisila) 123.
Pembebasan: pamudaran, kesadaran sang aku
menghilang, suara hati menghilang, sadar individu masuk ke sadar kolektif; biologis (penuh
keinginan) ke spiritual (bebas keinginan); sinar
hidupnya (TheSelf) ditarik oleh yang menghidupi
(TheForce); fase loncatan, mencicipi status
omnipotensi: intuisi, ilham; 182-3
pengorbanan: menghentikan angan-angan: sikap rasional-aktif dihindari, Trisila: ~tidak rasional, (kearah imateri); cara lain: keadaan eksistensi tanpa
gerakan pancaindra (Rohani), abadi, tidak berubah selamanya: Trisila + Pancasila 110-1; Pancasila + Pemali: melepaskan makrokosmos 111
pengucap: bahasa, salah satu pancaindra, bukan
pengecap 73-4.
penyakit jiwa: pencegahan dan terapi 173.
penyembuhan terapeutik sekunder: terlepasnya
ikatan-2 sebagai akibat dicapainya suatu sikap
hidup baru (Budi luhur): luas dan dalam 144-5:

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

211

__________

______
tanpa menelusuri masa lampau Freud; perhatikan
pengaruh negatif luamah: struktural dan fungsional
sama saja 145.
peraba: organ-: lihat perasa 73-4.
perasaan: interaksi angan-angan dan nafsu: positif
(senang, sehat, menerima); negatif (sedih, malas,
marah, menolak) 30; suasana, ekstase di langit,
interaksi angan-angan dan nafsu 58.
perempuan; wanita, perasaan ke depan, animus
184-5.
potensi: 159 omni- 159-60.
pria; kecerdasan ke depan, anima 184-5.
psiko; -profilaksis, -terapi, -higienik 183.
puas: senang; perasaan hidup sang aku: menutupi
kosong-pemuasan nafsu~ Tripurusa 15; meninggalkan pemuasan nafsu: mutmainah + sufiah 15.
pusat imateri; rohaniah, spiritual, paling transendental 76-7.
perasa: rasa halus manusia, meraba rasa (organ
peraba) dan pikiran orang lain, menerima/ menolak sesuatu, bertempat di hati 73-4.
perasaan; sebagai indikator 99.
percaya: -bulat: perasaan mau menerima apa saja
yang akan terjadi pada sang aku; beda tingkat:
aktivitas dari angan-angan; sebabnya dapat dinalar: bumi itu bulat, bumi mengitari matahari 111.
perkembangan jasmani: lahir-ajal: sang Aku harus
melepaskan sedikit demi sedikit kenikmatannya,
tidak enak; melepaskan diri~pamudaran kecil:
menghilangkan neurosis 95, 99.
perspektif terapeutik: potensi Tripurusa, bersifat
sekunder; primernya pengembangan diri 150
pertanian: dunia-: sawah (jiwa), bajak (rela), garu
(temen= jujur) pupuk (sabar dan narima), air
(Trisila), panduan hama (Pemali) 123
phylogenetis= pengalaman seseorang selama
perkembangannya sejak dalam kandungan atau
sejak lahir 93.
potensi imateri (Tripurusa): pasien, dokter, dan siapa saja sama (universal) di dalam dirinya; 148-9
pasien diingatkan berkali-kali 149; dokter juga
harus ikut mengalaminya sendiri 151
proses mental: 1. integrasi menguat, 2. introspeksi
mendalam, 3. keterikatan pribadi, neurosis menghilang, 4. penuh kesadaran, proporsional; menjalankan tugas paripurna 132; panembah: sentra
vitalitas berhenti dan istirahat semakin lama 133.
puas: kandungan rasa sadar pribadi: eratnya anganangan, perasaan, dan nafsu (pemuas) 79-80
perasaan: emosi, kehidupan perasaan= jembatan
keberadaan materi kasar dan halus 3-4.
212

percaya: ke-an: sifat setia kepada hati-nurani dalam


keadaan yang bagaimanapun juga 35.
perkembangan jiwa: interaksi psikis dunia aku dan
dunia luar; sentra vitalitas berkembang 7.
pintu gerbang (TheGate, Rahsa Jati): di dalam mikrokosmos (bagian makrokosmos): dapat masuk
kedalam dan meleburkan diri ke dalam Hidup
imateri (kolektif, universum): ada sesuatu yang
sama yaitu Roh Suci, jati diri manusia. 40-1.
polaritas: arah; titik tengah-: posisi/ derajat Roh
Suci: kedaulatan sang Aku angan-angan di
reduksi sampai nol, kekuatan nafsu berhenti:
keseimbangan sempurna 33
Q
qalb, heart, jantung, jantung hati xxv
R
Rahsa Jati= TheGate adalah titik singgung psike
(mental) dan Pusat Imateri, esensi dari kehidupan
perasaan, bukan organ, tetapi suasana tertentu
dari kehidupan jiwa, kontinyuitas kesadaran:
ambang pintu masuk pusat imateri 8-9, 12-13; suatu ambang kehidupan yang bersifat kontinyu antara jiwa dengan pusat imateri 57; bukan indra
karena sang akunya manusia tidak mampu mengamati pusat imateri kecuali refleksinya dikembalikan kepada Sang Akunya yang imateri (Roh Suci)
dengan introversi tertentu atau mengikuti jalan
religi 57; suatu kontinyuitas (ambang) kesadaran
jiwa-pusat imateri 58; bukan indra 60; ambang kesadaran sejati Tripurusa; perasaan terdalam, terhalus terasa sebagai pintu gerbang masuk ke alam
prinsip (pusat) imateri, menuju akhir dari perjalanan hidup manusia 92; Letaknya? 93.
rasa-pangrasa atau hidup-perasaan 77.
reedukasi: orientasi kembali merupakan koreksi
terhadap gambaran hati nurani, penting 115; kunci
utama (psiko) terapi Candra Jiwa Indonesia:
membangkitkan kembali perilaku mengarahkan
dirinya ke pusat imateri 188-9.
refleksi: -Tripurusa: angan-angan 78-9.
rela; ~dan narima: trauma, fiksasi, menyerah tanpa
syarat: status tanpa kewenangan dan kedaulatan,
melepaskan subjektivasi, keterikatan afektif,
autistik, cinta tak terbatas; bukan bersifat pribadi
119-20; menggali asadar, keterikatan dimunculkan, sadar merampas asadar; asadar musnah: pamudaran 121; ikhlas melepas sesuatu: status mental (jiwa) sama, tidak terikat dengan apa saja adalah upaya preventif menghadapi fiksasi dan trauma psikis yang mengganggu kinerja sang aku 116.

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

__________

______
Rijkuniversiteit di Leiden xiv.
S
sabar: menyeluruh, tidak berhenti, tidak statis, dinamis, semangat, rajin 122
sadar: ke~an: sifat yang selalu membangunkan hatinurani di dalam dirinya 35; ~hidup: Sumber Hidup menyisipkan hidup pada manusia melalui
UtusanNya 79, 81; ~terbatas: milik Sang Aku
imateri (Roh Suci) di refleksikan ke sang Aku
materi (Ego) 81; ~individu: terbatas: antara asadar kolektif (nikmat) dengan sadar kolektif (anikmat), terbatas di dalam nikmat-anikmat: ~memiliki sesuatu 99; ~kolektif: berada di atas perubahan
psikis, tidak berubah dan bersifat kekal, tanpa kenikmatan 96; potensi, ke~an pribadi, ~kolektif : terbatas (TheSelf), dinamis (TheForce), statis
(TheSource), 159.
sang Aku: pimpinan sentra vitalitas (tujuh saudara):
selubung, strukturnya angan-angan (cipta) 81;
~asli: menutupi Tripurusa (latent), menguasai jasmani (raja), angan-angan lemah menyesuaikan
nafsu, egosentripetal merajelela 91; ~luhur: angan-angan terarah kepada Tripurusa: pemilihan
bayangan, asosiasi dan pengertiannya selaras
Tripurusa. 92-3; ~sosial-suprasosial: mutmainah
lebih kuat dari luamah; seperti hati nuraninya: semua pengalaman phylogenetis dan ontogenetik
manusia; kearah Tripurusa 93.
Sang Aku: mengalahkan semua nafsu (regulator),
pusat imateri 100, pahlawan, transendental 101;
sujud kepada Sumber Hidup, mengurangi kedaulatan, narima, penyerahan total, tanpa syarat, relung hati terdalam, tahap akhir eksistensi sang aku
118, semakin sepi, ikhlas, tahap akhir 119; budi
luhur: totalitas, sentra otonomi tergabung, tanpa
otonomi, hilangnya batas pribadi, pasif, hancur,
pamudaran 123; posisi eksentrik, bukan sentral;
titik sentral: titik imateri ~apribadi (sempit)
individu; tidak pernah sentral, sementara, sirna
(Soemantri) sebelum masuk pusat imateri;
Panunggal: kesadaran tertinggi 127; perlu tekanan
sufiah dalam suasana panembah: sunyi, sepi 128.
Sapta Marga 202.
Sardjito, Prof. Dr.; Rektor vii.
sehat mental: mencegah sakit jiwa,reedukasi, terapi,
160.
sentra vitalitas; kebutuhan budaya 6,7.
serius xxiv.
sinarawedi, mitra yang sudah seperti saudara, tiga
saudara vii.
simpati: keterikatan, hukum, perkawinan 160.

simpleks= tunggal, lihat kompleks.


Situasi terakhir: keniscayaan Tripurusa: sadar individu masuk ke dalam imateri, batas individu, individualitas semakin menghilang dan terbukalah
sadar kolektif untuk selama-lamanya 133, 135
Skema III: lampiran-3, sentra vitalitas, ciri utama,
positif, negatif, dewasa, anak, kedaulatan, kolektif, luamah: sifat anak; mutmainah: sifat dewasa
169.
Skema IV: lampiran-4; perbandingan 4-Candra Jiwa
171.
Slamet Rahardjo iv.
Soedjarwo; Soerini- viii, Budi Darmadi- Dr, Ir viii.
Soemantri Hardjoprakoso; xiv, Winahyo- , dr, SpOG
vii.
Soemodihardjo, R.T.: Raden Trihardono--; selfmade man, R. Ngt. Siti Marijam, Dwija Wara, foto 166, Skema II, Lampiran-2; 167, foto Tiga
serangkai 168.
TheSource; sumber dan asal mula hidup 187-8.
sublimasi: proses-: dari nafsu egoistik ke nafsu sosial
dan suprasosial; kesederhanaan hidup (tapabrata=
mengekang hawa nafsu), suka menolong, perhatian, dan kasih sayang 184-5.
R. Soenarto Mertowardojo: potret xviii: candra jiwa
xxii; R=Raden~; foto Kapten TNI AD~; foto 164,
Tiga Serangkai 168.
Soerini Soedjarwo; Ibu- vii, Soerini-Hardjoprakoso
Soedjarwo 198.
Star Wars: Heksalogi-: film-film xvii.
struktur: anatomik organ tubuh 58.
studium generale, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 27 November 1958, vi-xv,1.
Sumpah; Lafal ~Dokter 203, ~Prajurit 202.
T
taat: ke-an: melaksanakan dengan teliti hati-nurani
35.
Taat: bidangnya nafsu, menyerah tanpa kemauan
dan keinginan, kepada Tripurusa di dalam
konfrontasi tersebut: menyediakan kancah untuk
menerima pencerahannya 113.
Tapabrata: cara untuk melatih dan mengendalikan
hawa nafsu; mendorong mutmainah selalu bersifat positif; lemahnya badan mengurangi kekuatan
nafsu-nafsu egosentripetal dan membiasakan diri
terhadap kekurangan-kekurangan dan hal-hal yang
tidak enak; sifat luamah menjadi netral: kekuatan
menahan rasa sakit, kekurangan energi, dan gizi
138-9; munculnya pikiran mengenai ajal selama
tapabrata: sikap asosial manusia menjadi positif
139-40: mengintensifkan: paugeran, panembah,

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

213

__________

________
dan budi darma; bukan kunci surga; dasar dari
proses pamudaran; dapat membantu manusia bila
menemui jalan buntu; tidak perlu menurut peraturan: tiap cara hidup yang mengubah semangat
yang meluap-luap dari luamah menjadi kesediaan
untuk narima dan yang memperkuat mutmainah
adalah cara hidup bertapabrata 141; ~=mengekang hawa nafsu 184-5.
TheGate: lihat Rahsa Jati 58, 60
kesadaran, inti mikrokosmos 58,60
TheMatrix: Trilogi-: film-film xvii.
tiga dunia: material kasar, halus, dan imateri
(biologis, psikis, dan rohaniah) bereksistensi
dalam sadar kolektif 11, 14.
titikberat kesadaran: material kasar: dominasi nafsu,
fungsi biologis; psikis: angan-angan, perasaan;
imateri: total, kolektif, universal; titik akhir,
potensial dapat dicapai 13; ~ hidup: dua kemungkinan: 1. Tripurusa (alam sejati); 2. psike: intelektual (angan-angan), kualitas perasaan (pangrasa),
daya keinginan-kemauan (nafsu-nafsu) 82-4.
Toko Bisu: meja dengan berbagai barang-barang,
transaksi keuangannya dilakukan sendiri seperti
mengambil sertamenukar barang, membayar, menukar uang, dan mengambil pengembalian uangnyanya 157.
Transcendence to th depth .. viii, xxv.
TreFoil= TriFoil, Tripurusa: pusat hidupnya alam
sejati/ imateri 8.
TriAspek: (Tripurusa, TriFoil, TreFoil) tiga aspek
Hidup Sejati; Pertama: tertinggi, Hidup yang mutlak diam dan statis (sumber hidup): Suksma
Kawekas (TheSource) 63-4; Kedua: Hidup yang
dinamis dari yang statis (yang menghidupi):
Suksma Sejati (TheForce): Penuntun, Panutan,
Guru, Sang Sabda, Sang Pepadang. Ketiga: jiwa
sejatinya manusia, (yang dihidupi): Roh Suci
(TheSelf): cahaya atau percikan api, hamba (DwiAspek) 64-5.
Trilogi The Matrix: film-film xvii.
Tripurusa (alam sejati): lihat =TriAspek, Tri/TreFoil) 2,8; Pusat Vitalitas ke-4 (omnipotensi) di
alam sejati 6; Hidup aktif yang menyongsong,
memimpin, menolong manusia; (introversi)
kesadaran, evolusi jiwa ideal 27; juga memiliki
tiga aspek refleksi: TriAspect: Roh Suci memantulkan Cipta, pikiran atau fungsi membentuk bayangan dari angan-angan; Suksma Sejati memantulkan nalar: fungsi asosiatif; Suksma Kawekas
merefleksikan pangerti: kemampuan menangkap

arti, melihat keseluruhan, menilik dan menembus objek 70-1; psike: intelektual (angan-angan),
kualitas perasaan (pangrasa), daya keinginankemauan (nafsu-nafsu) 82-4.
Trisila: mengarahkan ketiga sentra vitalitas kepada
satu titik (introversi); totalitas kepribadian (sifat):
ke-sadar-an, ke-percaya-an dan ke-taat-an 35;
mobilisasi tiga sentra vitalitas, meningkatkan integritas, tidak membatasi ruang, waktu, dan seremoni 107-9
tugas sang aku: menghilangkan dominasi biologis,
mengungkapkan kehidupan spiritual, kesadaran
memudar, terabsorbsi sadar kolektif, bersinarnya
kesadaran Roh Suci, sadar kolektif dinamis 180-1.
tujuan hidup: menemukan jalan pamudaran, ke
sadar kolektif; pelatihan introversi dan ekstraversi,
lepas dari keterikatan apapun; ontogenik fase
nikmat, menghilangkan neurosis 95.
tujuh saudara: dibentuk oleh tiga potensi anganangan: cipta, nalar dan pangerti, beserta keempat
kekuatan nafsu: luamah, sufiah, amarah dan mutmainah, bebas, dapat digabung 81-3.
U
ular naga: berkepala tiga: diferensiasi angan-angan
Dewa Ruci 72-3.
Universitas: -Kehidupan Nyata, mahasiswa 163.
unsur: empat~ : suasana, api, air, tanah, potensi, aktifitas; nafsu: dapat dipersatukan, berebut pengaruh 67; ~dasar: empat~: suasana, api, air, dan tanah, penciptanya (Suksma Sejati), atas nama
(Suksma Kawekas)berinteraksi, perencanaan,
terjadinya alam semesta 65, manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dewa 66.
W
waktu luang xxiv.
Winahyo Hardjoprakoso; dr, SpOG vii.
Y
Yang Esensiil; ~manusia: Roh Suci dengan hubungan mutlak di dalam Tri Purusa; ~hewan: Roh
Suci saja, tanpa hubungan mutlak di dalam Tripurusa; ~tumbuh-tumbuhan dan ~dewa: tanpa
Roh Suci sebagai esensi: tumbuh-tumbuhan: daya
hidup unsur-unsurnya sendiri: air dan tanah 67.
dewa: kekuatan dan kekuasaan kemayan, bersifat
materi (Buku Ego, Sang Aku [3/5] bab Dewa) 67.
Yingluck Sinawatra; PM ke-28 Thailand, Raja Bhumibol, membungkuk, menyembah, Bangkok, 118.

__________
214

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

~Naga Tirta Asisik Kencana~


~Naga Air Bersisik Emas~

____________________
http://www.wetcanvas.com/Community/images/06-May-2009/28375-Water_Dragon_gw1.jpg cited May 5, 2012

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

215

CANDRA JIWA INDONESIA


Warisan Ilmiah Putra Indonesia

PSIKE
(Mental-Spiritual)

Budhi Setianto Purwowiyoto

H&B
PERKI

216

2013

2/5
Ver. 1.1.1

Tontonan selalu mengasyikkan tetapi tuntunan memerlukan niat, tekad, dan nekat

CANDRA JIWA INDONESIA: Studium Particulare (Kuliah Khusus):

[Type text]

PSIKE 2/5 (2013)

[Type text] [Type text]

H&B
Heart & Beyond PERKI
(Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia)

Penulis: Mari kita belajar bersama akan menjadi mudah dan pasti menyenangkan|

217

Anda mungkin juga menyukai