Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
seharusnya tidak terlibat dalam audit yang asal asalan, mereka harus
memahami bahwa mereka :
sempit
Tidak dapat mengamati sebuah proses dan seenaknya memutuskan apakah
Bila staf audit yang ada tidak memiliki keahlian khusus, maka harus
didapat dari sumber diluar perusahaan seperti: keahlian di bidang
produksi, ekonomi, kesehatan, pekerjaan sosial, psikologi pendidikan, dan
analisis operasi, juga kebutuhan sumber dari luar dan kemitraan.
3. Pengorganisasian staf audit
Rencana tersebut harus diidentifikasi sebagai rencana berbentuk ramping
(dengan lapisan supervisi yang terbatas) atau gemuk
(banyak lapisan
memiliki
alternatif
tindakan
yang
bisa
diambil,
dengan
5. Audit Berhenti-Kemudian-Lanjut
Teknik audit berhenti-kemudian-lanjut membantu menghilangkan audit
dengan pengembalian yang rendah yang melewati proses penyaringan awal.
Konsep dasar di balik pendekatan berhenti-kemudian-lanjut adalah untuk
memberdayakan auditor lapangan untuk menghentikan audit selama survei
pendahuluan, atau pada waktu-waktu lainnya, jika tidak ada indikasi adanya
risiko-risiko yang substansial atau tidak ada temuan-temuan penyimpangan
potensial. Hasil penerapan audit berhenti-kemudian-lanjut adalah peningkatan
efisiensi audit dan bisa melakukan 13 atau 14 audit setiap tahun dan bukan 10
seperti yang direncanakan semula. Kelebihannya adalah:
1. Memaksa tujuan aktivitas audit untuk memuaskan sumber dayanya pada
hal-hal berisiko tinggi dan aktivitas-aktivitas dari perusahaan
2. Memungkinkan fleksibilitas auditor untuk berhenti-kemudian-lanjut, guna
mengurangi atau meningkatkan lingkup audit, dan memotivasi auditor
untuk focus pada aktivitas-aktivitas perusahaan
3. Meningkatkan jumlah audit di atas cakupan audit minimum, karena
auditor melakukan lebih banyak audit dengan jangka waktu yang lebih
pendek setiap tahun.
4. Control Self-assessment
Audit internal telah lama mengenal konsep audit partisipatif (participative
auditing) sebuah proses yang menerapkan berbagai tingkat kemitraan dengan
auditor dan klien. Audit tersebut diterapkan untuk mendapatkan informasi
yang terbukti sulit untuk dikumpulkan oleh staf audit tradisional. Control selfassessment memperbaiki kekurangan ini dengan menggunakan staf untuk
mengevaluasi aspek-aspek kontrol internal ini berdasarkan apa yang mereka
lihat, alami, dan praktikkan. Metode yang digunakan adalah mengembangkan
semacam pertemuan yang dilakukan staf audit, tetapi terdiri dari karyawan
klien yang akan mengevaluasi dan mengukur aspek-aspek lunak dari kontrol
internal. Mereka juga berusaha mengidentifikasi penyebab masalah dan
aktivitas perbaikan yang mungkin. Selama pertemuan tersebut terdapat diskusi
tentang tujuan utama yang diberikan unit usaha klien dan tentang tujuan
pendukung. Perbedaan yang ada menjadi peluang perbaikan. Peserta dijamin
kerahasiaannya dengan penggunaan papan ketik yang mengirimkan opini dan
tanggapan tanpa identitas. Tahap pelaporan ini sering kali dilakukan
menggunakan grafik-grafik yang berhubungan dengan tujuan utama dan
tujuan dasar.
5. Bagian-bagian Pekerjaan Lapangan
Tujuan-tujuan Audit
Mendapatkan barang yang tepat di tempat yang tepat, pada waktu yang
tepat, dan dengan harga yang tepat
standar yang otoritatif, atau membuat standar bersama klien. Hal ini mungkin
bukanlah hal yang sederhana, namun jika dilakukan dengan cermat, maka
menghasilkan temuan audit yang sebelumnya dikira berada diluar kemampuan
auditor.
Standar harus sesuai dengan tujuan-tujuan operasi yang diperiksa.Untuk halhal yang bersifat teknis, standar harus divalidasi oleh seorang ahli yang secara
teknis memiliki kualifikasi sebelum diterima oleh manajemen klien.
b. Penggunaan Tolok Ukur
Tolok ukur adalah pemilihan praktik-praktik terbaik yang dilakukan oleh
organisasi-organisasi lainnya atau oleh bagian-bagian organisasi itu sendiri
yang dimaksudkan untuk membantu dalam pencapaian tujuan. Arthur
Andersen dikabarkan melakukan studi Praktik-praktit Global Terbaik
(Global Best Practices) yang mengidentifikasi sebelas tindakan yang tepat
untuk menentukan aktivitas-aktivitas yang akan meningkatkan upaya
organisasi. Aktivitas-aktivitas ini dikelompokkan ke dalam empat tahap yaitu:
Analisis proses-proses audit
Merencanakan studi
Laksanakan studi
Dapatkan pemahaman
Penggunaan tolok ukur adalah proses audit yang diterapkan pada disiplin
ilmu audit internal secara utuh untuk mengidentifikasi metode-metode yang
inovatif dan produktif dan akan menghasilkan operasi audit internal yang lebih
efisien.
c. Evaluasi
Pengukuran melalui perbandingan dengan standar merupakan satu dari dua
tahap pekerjaan lapangan. Setelah pengukuran dilakukan, auditor internal
kemudian harus mengevaluasi temuan-temuan mereka untuk mencapai
pertimbangan professional.
Evaluasi dimaksudkan untuk mencapai pertimbangan yang benar secara
matematis, dan untuk menyatakan pertimbangan tersebut dalam hal apa yang
diketahui. Evaluasi jarang digunakan untuk menentukan nilai moneter, tetapi
lebih pada menemukan hal-hal sejenis dalam istilah-istilah yang lebih dikenal,
seperti ketepatan waktu pemrosesan faktur, atau akurasi matematisnya, atau
akurasi dalam pemeriksaan penerimaan.
Konotasi numerik memungkinkan pengukuran dan evaluasi, dua hal kunci
pada pekerjaan lapangan, untuk menelusuri jejak audit dengan penuh
keselarasan. Evaluasi numerik mencerminkan kemampuan untuk mengubah
data mentah menjadi penilaian yang beralasan.
d. Aspek-aspek Operasi
Pengukuran yang dilakukan auditor internal biasanya akan diarahkan ke tiga
aspek penting organisasi, yaitu kualitas, biaya, dan jadwal. Contoh yang
sederhana, misalkan auditor sedang memeriksa kontrol atas operasi
pembelian. Termasuk dalam pengukurannya adalah:
Kualitas. Tentukan apakah pesanan pembelian telah disetujui dengan
semestinya dan mengandung semua spesifikasi dan persyaratan yang
dibutuhkan.
Biaya. Tentukan apakah daftar para pemasok yang memberi penawaran telah
disetujui oleh penyedia departemen pembelian.
Jadwal. Tentukan apakah tanggal saat barang dibutuhkan tercantum dalam
pesanan pembelian dan apakah tanggal tersebut sesuai dengan yang diminta
oleh organisasi pengguna.
7. Pengujian
Tujuan Umum Pengujian
Auditor mencapai tujuan audit melalaui proses yang dikenal sebagai
pengujian. Pengujian berarti menempatkan aktivitas atau transaksi dalam
percobaan dengan memilih beberapa bukti dan menentukan kualitas atau
karakteristik inheren mereka.
Bagi
auditor
internal,
pengujian
berarti
pengukuran
hal-hal
yang
Pengujian harus bertanggung jawab untuk memenuhi satu atau lebih tujuantujaan di atas, tergantung pada arahan, baik implisit atau eksplisit, yang
dinyatakan organisasi audit dalam membuat penugasan proyek audit.
Merencanakan Pengujian
Seperti halnya bagian-bagian substantive dari proses audit, pengujian harus
diawali dengan perencanaan. Rencana tersebut harus diformalkan dengan
dokumentasi dan harus mencakup:
Pendefinisian tujuan pengujian
Pengidentifikasian jenis pengujian untuk mencapai suatu tujuan
Pengidentifikasian kebutuhan pegawai yang mencakup : keahlian dan
bahwa kerugian produksi harus ditolak jika tingkat kesalahan melebihi lima
persen, atau bahwa anggaran iklan boleh melebihi satu persen dari proyeksi
penjualan.
Standar bersifat implisit bila manjemen mungkin telah menetapkan tujuan
dan sasaran, atau sedang mengupayakan penetapannya, tetapi tidak
menyatakan secara eksplisit bagaimana mencapainya.
Pendefinisian Populasi Pengujian
Populasi yang akan diuji harus dipertimbangkan sesuai tujuan audit. Jika
tujuannya adalah memberi opini atas transaksi yang terjadi sejak audit
terakhir, total transaksi mencerminkan populasi. Pada kondisi ini, manajemen
tidak tertarik pada apa yang terjadi di masa lampau. Perhatian dipusatkan
pada saat ini dan masa depan. Apakah sistem bekerja dengan semestinya?
Jika tidak, bagaimana kita memperbaikinya?
Dalam kedua kondisi, auditor harus mencari bukti-bukti untuk mendukung
kewajaran jumlah dan materialitas transaksi yang terlibat, bukti-bukti tersebut
misalnya pesanan pembelian, memo penerimaan, faktur, bukti penagihan,
tiket pengiriman, pesanan took, penolakan barang, slip penjualan, kontrak,
tiket perjalanan, cetak biru, perubahan pesanan,dan daftar muatan kapal.
Metodologi Pengambilan Sampel yang Akan Dilakukan
Pemilihan sampel harus mengikuti rencana yang paling sesuai dengan tujuan
audit: baik melalui petimbangan maupun menggunakan metode statistik.
Pemilihan yang paling andal dilakukan berdasarkan daftar yang terpisah dari
catatan transaksi itu sendiri.
Teknik Teknik Pemeriksaan Transaksi Transaksi Atau Proses
Proses Terpilih
Auditor memiliki banyak teknik untuk membantu mereka mencapai
tujuannya. Adapun teknik teknik tersebut yaitu, :
a. Mengamati
b. Mengajukan pertanyaan
c. Menganalisis
d. Memverifikasi
e. Menginvestigasi
f. Mengevaluasi