Anda di halaman 1dari 35

TEKNOLOGI PEMBAKARAN

BATUBARA

Ir. Nur Rokhati, MT


Teknik Kimia Fakultas Teknik UNDIP

Keunggulan Batubara Dibandingkan Bahan


Bakar Fosil Lainnya

Batubara yang siap dieksploitasi secara


ekonomis terdapat dalam jumlah banyak.
Batubara terdistribusi secara merata di
seluruh dunia.
Jumlah yang melimpah membuat batubara
menjadi bahan bakar fosil yang paling lama
dapat menyokong kebutuhan energi dunia.

Kelemahan Batubara

Identik sebagai bahan bakar yang kotor dan tidak


ramah lingkungan karena komposisinya yang terdiri
dari C, H, O, N, S, dan abu.
Kandungan C per mol batubara jauh lebih besar
dibandingkan bahan bakar fosil lainnya sehingga
pengeluaran CO2 dari batubara jauh lebih banyak.
(batubara : minyak : gas = 5:4:3)
Kenaikan efisiensi panas 1% akan mengurangi beban
emisi CO2 sebesar 2,5%
Kandungan S dan N batubara bisa terlepas sebagai
SOx dan NOx dan menyebabkan terjadinya hujan
asam.

Pemanfaatan Pembakaran
Batubara

Pembangkit listrik
Memproduksi steam dan panas di industri
Pemanas kiln di pabrik semen
Cooking untuk pembuatan baja
Pemanas ruang
Bahan bakar rumah tangga

PERSIAPAN BATUBARA

Penggilingan

Penghancuran batubara menjadi ukuran kecil. Biasanya


menggunakan ball mill

Pencucian

Pemisahan kandungan non organik (bahan mineral dan sulfur) secara


grafimetris.
Batubara yang sudah dihancurkan, disuspensikan dalam campuran
air dan magnetite halus dengan s.g 1,3 1,8. sedangkan batubara
organik mempunyai s.g 1,2 1,5 dan bahan non organik batubara
sekitar 2,7. Sehingga maseral batubara akan mengapung dan bahan
non organik akan mengendap dan siap dipisahkan. Pada proses ini
sulfur yang bisa terpisah hanya senyawa sulfur non organik (misal
pyrit)

Pengeringan.
Pengklasifikasian ukuran partikel

Persyaratan untuk pembakaran batubara pada boiler biasanya


digunakan ukuran batubara yang minimum 70% lolos dari ayakan
ukuran 200 mesh.

Klasifikasi pembakaran:
Aliran

: tercampur, plug, resirkulasi.


Metode proses pembakaran :

Unggun/lapisan tetap (fixed bed combustion)


Suspensi (pulverized coal combustion/PCC)
Unggun terfluidakan/ lapisan mengambang
(fluidized bed combustion / FBC).

Ukuran

kecil.

partikel : besar (1-5cm), sedang,

Metode pembakaran

Pembakaran Lapisan Tetap


(stoker boiler )

- Ukuran partikel maks 30 mm


- Tebal minimum lapisan abu 5 cm
- Bahan batubara dg kadar abu tdk
terlalu rendah (10-15%)
- Jumlah fly ash sedikit (30% total)

Pembakaran Batubara Serbuk


(Pulverized Coal Combustion/PCC)
-Batubara dihancurkan dg coal mill
shg ukurannya 200 mesh
-Butiran batubara + udara
disemprotkan ke ruang pembakaran
-kadar air kurang dari 30%
-rasio bahan bakar (fuel ratio) kurang
dari 2
-Suhu operasi : 1400 1500 oC
-menghasilkan abu yang terdiri diri
dari clinker ash sebanyak 15% dan
sisanya berupa fly ash.

Pembakaran Lapisan Mengambang


(Fluidized Bed Combustion/FBC)
-batubara dihancurkan menggunakan
crusher sampai berukuran maksimum 25mm
-Kecepatan/tekanan udara dijaga shg
batubara mengambang
- Perpaduan gaya dorong keatas dan gaya
gravitasi menyebabkan batubara spt fluida
yg selalu bergerak
- Sirkulasi udara berjalan baik & kontak
udara-batubara baik shg rekasi pembakaran
sempurna
- Syarat bahan batubara tidak seketat
metode yang lain, kecuali kadar air
permukaan tidak lebih 4%
- Suhu operasi 850 900oC (NOx dpt
ditekan)

Berdasarkan mekanisme kerja pembakaran, metode


FBC terbagi 2 :
Bubbling Fluidized Bed Combustion (FBC)
Circulating FBC (CFBC)
Pada CFBC dilengkapi cyclone suhu tinggi. Partikel
media fluidized bed /batubara yang belum bereaksi yg
ikut aliran gas buang akan dipisahkan di cyclone ini
untuk kemudian dialirkan kembali ke boiler.
Kelebihan:

Efisiensi lebih tinggi


Dapat menggunakan batubara kualitas rendah maupun
bahan lain seperti biomass, sladge, plastik, dll
Semua abu sisa pembakaran berupa fly ash yg mengalir
bersama gas buang yang nantinya bisa ditangkap
dengan Electric Precipitator

Gambar . CFBC Boiler


(Sumber: Idemitsu Kosan Co., Ltd)

Penampang boiler Internal Circulating FBC (ICFBC)


(Sumber: Coal Note, 2001)

Ruang pembakaran
utama dan ruang
pengambilan panas
dipisahkan oleh dinding
penghalang shg
keausan pipa bisa
dihindari.
Aliran udara dr bag tepi
yang besar dan aliran
udara bagian tengah
kecil menyebabkan
terbentuknya spiral flow
Pembuangan bahan tak
terbakar (abu) lebih
mudah

Skema pembangkitan listrik pada PLTU batubara


(Sumber: The Coal Resource, 2004)

Slagging dan Fouling


Pada prinsipnya kedua fenomena ini adalah sama,
penyebabnya pun sama yaitu terutama disebabkan
oleh faktor bahan bakar (batubara).

Slagging adalah fenomena terjadinya


penimbunan/deposit kerak (abu batubara padat atau
leburan) pada permukaan heat exchanger di daerah
terjadinya pembakaran batubara (di daerah terjadinya
perpindahan panas secara radiasi)
Fouling adalah fenomena terjadinya
penimbunan/deposit kerak akibat pembakaran batubara
di daerah terjadinya pertukaran panas secara konveksi

Penyebab slagging dan fouling akibat kandungan unsur alkali pada abu batubara

Penampang Boiler

Cara penilaian terhadap slagging/fouling

Rasio alkali dalam abu (base/acid ratio)


Rasio alkali dalam abu = unsur alkali / unsur
asam = (Fe2O3 + CaO + MgO + Na2O+ K2O)
/ (SiO2 + Al2O3 + TiO2 )
Fabrikan boiler biasanya menentukan nilai rasio
yang lebih rendah dari 0.4 ~ 0.5

Total alkali (Na2O + K2O)


pembuat boiler biasanya menentukan nilai total
alkali kurang dari 5%, dengan angka ideal kurang
dari 3%

FLY ASH

Fly ash merupakan abu ringan yang dihasilkan dari


pembakaran batubara.
Ukuran partikel fly ash berkisar antara 10 - 20m
dengan bentuk partikel sperti bola.
Fly ash mengandung mineral SiO2 amorf, SiO2 kristalin,
Al2O3, CaO, TiO2, Fe2O3 dan MgO.
Komposisi fly ash sangat tergantung pada jenis batubara
dan sistem pembakaran batubara tersebut.
Permasalahan kesehatan yang diakibatkan oleh fly ash
adalah iritasi pada mata, iritasi pada kulit, iritasi pada
membran mucuous, penyakit pada organ pernafasan
seperti pada paru-paru dan penyakit kanker.
Sifat fly ash yang dapat larut di dalam air menyebabkan
oksida logam yang terkandung di dalamnya tersebar
dalam lingkungan sehingga fly ash menjadi polutan bagi
lingkungan

KONTROL POLUSI GAS BUANG


BATUBARA
Polusi

udara adalah keadaan di udara


atmosfir, dimana satu atau lebih bahan-bahan
polusi, yang jumlah dan konsentrasinya dapat
membahayakan kesehatan manusia,
binatang, tanaman, atau dapat merusak,
mempengaruhi kenyamanan hidup.
Oleh karena itu segala bahan padat, cair,
atau gas yang ada di udara dalam kadar yang
dapat menimbulkan ketidaknyamanan disebut
polusi udara.

Standart polusi udara:


Polusi udara primer : partikulat, oksida sulfur
(SOx), oksida nitrogen (NOx), volatile organic
compounds (VOCs), carbon monoksida (CO), dan
partikulat timbal (Pb)
Polusi udara sekunder : ozone (O3)
Jenis polusi udara lain : hujan asam dan CO2.
Bila oksida sulfur dan nitrogen bereaksi dengan
oksigen dari udara atmosfir, maka akan
menghasilkan hujan asam, yang akan turun
kebawah bersama hujan (wet diposition) atau turun
kebawah secara sendiri atau kering (dry deposition)

Tabel : Standart Nasional polusi udara di Indonesia

Jenis Polusi

Rata-rata waktu

Baku Mutu

Partikulat

Geometri tahunan

0,26 mg/m3

SO2

Geometri tahunan

0,1 ppm

Timbal (Pb)

Geometri 3 bulan

0.06 mg/m3

NO2

Geometri tahunan

0,05 ppm

CO

Geometri 8 jam

20 ppm

O3

Geometri 1 jam

0,1 ppm

BAHAN BATUBARA PEMBENTUK POLUSI UDARA

Ada 3 bahan penyebab polusi dalam batubara:


Nitrogen
Sulfur
SO2 dan SO3 adalah dua oksida sulfur yang terbentuk
bila terdapat bahan mengandung sulfur yang terbakar.
Efek yang sangat serius akan terjadi jika oksida sulfur
lepas ke atmosfi. Sehingga harus ada kontrol oksida
sulfur yang lepas ke atmosfir.
Mineral

Bila batubara dibakar maka ketiga komponen tersebut akan


berubah menjadi NOx, SOx dan ROx (partikulat).
Gas SOx dan NOx tersebut dapat bereaksi dengan uap air yang ada di
udara sehingga membentuk H2SO4 dan HNO3 sehingga mengakibatkan
terjadinya hujan asam

AKIBAT HUJAN ASAM

Asam dalam air hujan menambah kemampuan air itu


untuk melarutkan logam-logam berat keluar dari tanah,
seperti merkuri (Hg) dan aluminium (Al) serta melarutkan
tembaga (Cu) dan timbal (Pb) dari pipa-pipa logam untuk
menyalurkan air.
Peristiwa ini tentu saja akan menggganggu persediaan
air untuk konsumsi manusia (nilai pH antara 6-9).
Air dengan pH 5 menyebabkan ikan salem dan farel
tidak mampu berkembang biak.
Pada pH sekitar 4,5, ikan lenyap dari danau.
Sedang pada pH 4, danau menjadi tanpa kehidupan.
Pada pH mendekati 3, daun tanaman menjadi rusak.

STRATEGI KONTROL POLUSI


(Kontrol polusi pra pembakaran)

Pemilihan batubara bersih


Memilih jenis batubara dengan kadar N, S, dan mineral rendah.
Blending batubara
Mencampur batubara kadar polusi tinggi dengan kadar polusi rendah
Pembersihan batubara
Penurunan kadar sulfur dan mineral batubara secara fisis
Konversi batubara
Dalam rangka mendapatkan energi yang efisien dan ramah lingkungan,
akhir-akhir ini telah dikembangkan cara konversi batubara misalnya,
likuifikasi, gasifikasi
Seleksi boiler
Penggunaan boiler dengan tungku yang mampu membakar bahan bakar
cair/minyak.
Pembuatan campuran batubara air (coal-water slurry fuel)
Kandungan sulfur dan partikulat dapat dikurangi sekitar 50%
Adanya campuran air, hasil pembakaran menghasilkan NOx lebih rendah.

STRATEGI KONTROL POLUSI


(Kontrol polusi selama proses pembakaran)

Mengurangi excess udara.


Pengurangan udara berarti menurunkan kadar N2 dan O2 sehingga
pembentukan NOx dapat dikurangi
Memasukkan kembali gas hasil pembakaran kedalam tungku (recirculating)
Dapat mengurangi suhu api sehingga menurunkan hasil NOx
Memasukkan uap atau air kedalam ruang api.
Mengurangi suhu api akan menurunkan hasil NOx
Fluidized bed combustion menggunakan kapur.
Campuran kapur akan menangkap SO2 dan suhu pembakaran turun
sehingga produksi NOx bisa berkurang.
Penggunaan proses pembakaran bertingkat (stage combustion).
Dalam tahap awal, penggunaan udara pada pembakaran batubara
dibawah nilai stoichiometri. Dengan cara ini udara dan suhu api turun
sehingga tidak mampu merubah kandungan nitrogen manjadi NOx tetapi
akan berubah manjadi N2.
Tahap dua, bahan bakar yang belum terbakar di tahap awal akan
terbakar sempurna dengan penambahan udara sekunder.
Dengan cara ini akan menurunkan hasil NOx hingga 50-60%.

STRATEGI KONTROL POLUSI


(Kontrol polusi setelah pembakaran)

Kontrol partikulat : Cyclone, Elektrostatic precipitator (ESP),


Fabric Filter (bag filter), Scrubber
Kontrol Oksida Sulfur :
Proses kontrol oksida sulfur pada gas hasil pembakaran :
Lime scrubbing :
Larutan limestone dikontakkan dengan gas buang didalam
suatu menara spray. SO2 diserap, dinetralisasikan, dan
sebagian dioksidasikan menjadi kalsium sulfit dan kalsium
sulfat.
Kontrol Oksida nitrogen
Ada dua cara pengambilan NOx yaitu :
Proses Kering
Mereduksi NOx menjadi N2 dengan menggunakan catalytic
reduction
Proses basah (wet scrubbing)
Penambahan air dan amonia ke dalam flue gas yang
mengandung NOx dan SOx akan menghasilkan bahan padat
NH4NO3 dan (NH4)2SO4 yang selanjutnya bisa dipisahkan

Proses denitrasi pada boiler PCC


(Sumber: Coal Science Handbook, 2005)
Bahan bakar sebagian
dimasukkan ke bagian di sebelah
atas burner utama.
NOx yang dihasilkan dari
pembakaran utama selanjutnya
dibakar melalui 2 tingkat.
Di zona reduksi kandungan
Nitrogen dalam bahan bakar akan
diubah menjadi N2.
Selanjutnya, pembakaran tingkat
kedua atau pembakaran oksidasi
(oxidizing combustion), di zona
pembakaran sempurna.
Dengan tindakan ini, NOx dalam
gas buang dapat ditekan hingga
mencapai 150 200 ppm

Dari Polutan ke Gipsum


Salah satu metode untuk memisahkan polutan SOx dalam
gas buang adalah dengan teknik flue-gas desulfurization
(FGD).

Gas buang dari cerobong dimasukkan ke dalam fasilitas FGD.


Ke dalam alat ini kemudian disemprotkan udara sehingga SO2
teroksidasi menjadi SO3.
Gas buang selanjutnya didinginkan dengan air, sehingga SO3
bereaksi dengan air (H2O) membentuk asam sulfat (H2SO4).
Asam sulfat direaksikan dengan batu kapur atau Ca(OH)2
sehingga diperoleh hasil pemisahan berupa gipsum (gypsum).
Gas buang yang keluar dari sistim FGD sudah terbebas dari
oksida sulfur. Hasil samping proses FGD disebut gipsum
sintetis

BEBERAPA KELEMAHAN
PEMBAKARAN LANGSUNG
Cara mengatasinya ?

UNGGUN TETAP (FIXED BED)

Pada sistem ini batubara berada pada sebuah kisi


sementara udara pembakaran dilewatkan (biasanya dari
bawah) kisi

Kelemahan:
tingginya biaya untuk menangkap SO2, terutama apabila
menggunakan batubara berkualitas rendah (kadar
belerang tinggi)
Diperlukan pembakar khusus untuk mengurangi
terbentuknya NOx dari udara pembakaran.
terjadinya klinker dalam unggun tetap akan mengganggu
aliran dalam tungku
Efisiensi pembakaran rendah

SISTEM BATUBARA HALUS (PULVERIZED COAL).

Pada sistem ini batubara yang telah dihaluskan (< 100m)


dihembuskan kedalam tungku dengan menggunakan aliran udara.

Kelemahan:

tingginya biaya untuk menangkap SO2, terutama apabila


menggunakan batubara berkualitas rendah (kadar belerang tinggi)
Diperlukan pembakar khusus untuk mengurangi terbentuknya NOx
dari udara pembakaran.
jumlah abu terbang yang harus ditangkap oleh sistem penangkap
debu sangat besar (dapat mencapai 80%)
Terjadinya fouling pada dinding tungku sistem batubara-halus dan
terbentuk endapan abu
Perlu ruang pembakaran besar. Perlu tempat penyempurnaan
pembakaran, perpindahan panas, menghindari pengendapan jelaga.
Erosi boiler oleh abu terbang

SISTEM UNGGUN TERFLUIDA

batubara dibakar dengan sebuah unggun yg berisikan partikel padat


(biasanya pasir, batukapur) dengan gas (udara) sbg media fluidisasi
untuk pembakaran.
Keuntungan :
Perlengkapan penyerap SO2
Suhu pembakaran merata dan suhu relatif rendah (sekitar 8500C),
lebih rendah dr suhu pembentukan termal nitrogen membentu
NOx.
Diperlukan ukuran butiran batubara yang cukup besar (1-5 mm)
Kontak antar batubara dan udara cukup baik
Kecepatan perpindahan panas dan produk energi persatuan
volume cukup tinggi
Kelemahan:
Erosi dan korosi di dalam boiler karena gerak antar partikel yang
menumbuk pipa boiler.
Efisiensi berkurang akibat hilangnya karbon yang terikut aliran gas
buang

Jenis Konversi Batubara


Padat

Briket batubara

Cair

Likuifaksi batubara
Campuran batubara-air

Gas:

Gasifikasi

Pirolisis

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai