Anda di halaman 1dari 8

MODEL PEMBELAJARAN ENVIRONMENTAL LEARNING UNTUK

MENINGKATKAN KESADARAN DALAM PENYELAMATAN LINGKUNGAN

Oleh: MAULANA
Guru Di SMAN 9 Kab. Tebo Provinsi Jambi
Mahasiswa Prodi Administrasi/Manajemen Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan
Pendidikan Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan
Email: maulana.onlyyy@gmail.com
Abstrak
Tulisan ini berawal dari kekhawatiran terhadap kondisi lingkungan yang semakin memprihatinkan.
Kerusakan lingkungan yang terjadi dikarenakan eksflorasi sumberdaya alam tanpa memperhatikan
kelestarian lingkungan. Sekolah sebagai tempat berbagai pendidikan seharusnya menanamkan
pentingnya pendidikan lingkungan hidup, karena pendidikan merupakan kunci untuk semua
kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat
mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Salah
satu model pembelajaran yang dikembangkan dalam dunia pendidikan adalah model
environmental learning. Environmental learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang
dalam pelaksanaannya mewajibkan guru berusaha untuk meningkatkan keterlibatan pembelajar
(siswa) melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Namun sayangnya masih
banyak guru-guru di sekolah yang belum menggunakan model pembelajaran ini, hal ini terlihat
kecendrungan proses pendidikan di lembaga sekolah berorientasi pada aspek akademis semata.
Melalui tulisan ini diharapkan penggunaan environmental learning di sekolah menjadi salah satu
alternatif dalam kegiatan pembelajaran, agar kesadaran dalam penyelamatan lingkungan semakin
meningkat baik di kalangan guru maupun di kalangan siswa.
Kata Kunci: Environmental learning, Sumber Belajar.

Abstract
This paper starts from concerns about increasing environmental damage. Environmental damage
that occurs due to natural resources exploration without regard to environmental sustainability.
School as a place of education varieties should play role of importance environmental education,
education is the key to all progress and development of quality, because the human education can
realize all her potential both as individuals and as citizens. One of the learning model that is
developed in the word of education is the the model of environmental learning. Environmental
learning is a learning approach in practice requires that a teachers tries to increase the
involvement of learners (students) through the utilization of the environment as a learning
resource. Unfortinately some teachers at school who have not been using this model, they tend to
use educational proces as academic oriented only. Through this paper is expected to use
environmental learning at school become one of alternatives in learning activities, in order that
awareness in saving the environment increas among both teachers and students.

Keyword: Environmental Learning,Learning Resource

Proceeding of Regional Conference-Universitas Negeri Medan 2015

PENDAHULUAN
Kerusakan lingkungan dan sumber daya alam telah sampai pada tingkat yang sangat
mengkhawatirkan. Kerusakan lingkungan tidak hanya dirasakan oleh masyarakat lokal dan
nasional saja, tetapi dalam skala global, banyak kejadian-kejadian yang selama ini kita saksikan,
misalnya kebakaran hutan, semburan gas, sampah yang menggunung, polusi udara, limbah-limbah
yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik, dan banyak lagi yang dapat mengakibatkan kerusakan pada
lingkungan dan ekosistem yang selama ini kita dambakan kelestariannya, meskipun demikian
sesuai dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman yang terus menerus sesuai dengan
tuntutan kemajuan teknologi, pada tatanannya dapat memberikan dampak yang positif maupun
negatif tergantung pada peruntukkan dan cara pengelolaannya. Kerusakan lingkungan yang terjadi
dikarenakan eksflorasi sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhan manusia tanpa
memperhatikan kelestarian lingkungan. Kerusakan lingkungan ini telah mengganggu proses alam,
sehingga banyak fungsi ekologi alam terganggu.
Menyikapi perihal kerusakan lingkungan dan sumber daya alam, perlu adanya
pengetahuan dan keterampilan yang bersifat langsung dalam kehidupan sehari-hari serta menjadi
pola tindak dan pola pikir untuk penanganan yang lebih spesifik pada permasalahan yang dihadapi
oleh bangsa Indonesia umumnya, khususnya masyarakat. Masalah lingkungan tidak berdiri
sendiri, tetapi selalu saling terkait erat. Keterkaitan antara masalah satu dengan yang lain
disebabkan karena sebuah faktor yang merupakan sebab berbagai masalah, sebuah faktor
mempunyai pengaruh yang berbeda dan interaksi antar berbagai masalah dan dampak yang
ditimbulkan bersifat kumulatif.
Menurut Soerimaatmadja (2000) mengatakan bahwa dalam etika lingkungan, manusia
dan seluruh makhluk hidup lainnya yang terdapat di bumi ini merupakan bagian dari lingkungan.
Bedanya manusia di samping dilahirkan dalam lingkungan hidupnya, mereka juga pembentuk
lingkungan hidup. Seperti makhluk hidup yang lainnya, manusia juga bergantung pada sistem
pendukung kehidupan yang terdapat dalam lingkungan, umpanya air, udara, energi, sumber
hewani dan nabati, dan bahan mineral. Kemampuan manusia untuk mendayagunakan sumbersumber alam dalam lingkungan melebihi kemampuan makhluk hidup apapun yang terdapat
dimuka bumi ini. Bahkan secara konsepsional ini pulalah yang memisahkan antara derajat manusia
dengan makhluk hidup lainnya.
Sekolah sebagai tempat berbagai pendidikan seharusnya menanamkan pentingnya
pendidikan lingkungan hidup, karena pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan
perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua
potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Hamalik (2013)
mengatakan bahwa lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu dan
sebaliknya individu memberikan respons terhadap lingkungan. Tokoh-tokoh pendidikan masa
lampau berpandangan bahwa faktor lingkungan sangat bermakna dan dijadikan landasan dalam
mengembangkan konsepp pendidikan dan pengajaran. Menurut Supardi (2013) Efektivitas sekolah
menunjukkan adanya proses perekayasaan berbagai sumber dan metode yang diarahkan pada
terjadinya pembelajaran di sekolah secara optimal.
Berlangsungnya proses pembelajaran tidak terlepas dengan lingkungan sekitar.
Sesungguhnya pembelajaran tidak terbatas pada empat dinding kelas semata, karena pendidikan
adalah sebuah proses memberikan lingkungan agar peserta didik dapat berinteraksi dengan
lingkungan untuk mengembangkan kemampuan yang ada pada dirinya. Pembelajaran dengan
pendekatan lingkungan menghapus kejenuhan dan menciptakan peserta didik yang cinta
lingkungan. Pendidikan lingkungan merupakan pengetahuan, kajian, bahan materi pelajaran yang
berupaya untuk mendidik siswa untuk memahami dan mempraktikkan langsung cara penanganan
masalah-masalah lingkungan tersebut yang selama ini menjadi permasalahan dunia. Siswa-siswi di
sekolah adalah calon-calon penerus bangsa yang akan hidup di masa mendatang dan akan
menghadapi tantangan kehidupan yang tinggi dengan segala dilematisasi yang sangat kompleks.
Namun sayangnya guru-guru di sekolah memiliki kecendrungan bahwa proses pendidikan
di lembaga sekolah berorientasi pada aspek akademis semata. Segala upaya yang dilakukan pihak

Proceeding of Regional Conference-Universitas Negeri Medan 2015

sekolah lebih terkonsentrasi pada pencapaian target kurikulum dan nilai ujian nasional (UN).
Nyaris tiap hari anak membawa seabrek tugas dan pekerjaan rumah. Kadang-kadang orangtua
kewalahan membimbing anak belajar di rumah karena banyaknya tugas yang diberikan guru di
sekolah. Jika satu hari anak mempelajari tiga atau empat mata pelajaran, maka semua gurunya
memberikan tugas rumah yang tidak sedikit, sehingga anak telah mengalami proses belajar
monoton yang bersifat rutinitas di ruang kelas. Lama kelamaan akan mendatangkan kebosanan
pada anak jika tidak dicarikan solusi variasi model pembelajaran.
Salah satu model pembelajaran yang dikembangkan dalam dunia pendidikan adalah
model
Environmental
Learning,
Menurut
Wayan
(http://guru-kbm.blogspot.com/)
Pendekatan/model pembelajaran Environmental Learning (EL) adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang dalam pelaksanaannya mewajibkan guru berusaha untuk meningkatkan
keterlibatan pembelajar (siswa) melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar.
Pembelajaran yang berbasis lingkungan ini juga dikembangkan oleh ahli pskologi yang bernama
Lev Semyonovich Vygotsky atau dikenal dengan Vygotsky, ia mengatakan bahwa Setiap
kemampuan seseorang akan tumbuh dan berkembang melewati dua aturan, yaitu tataran sosial
lingkungannya dan tataran psikologis yang ada pada dirinya. Hanya saja teori belajar yang
dicetuskan oleh Vygotsky ini banyak dipengaruhi oleh lingkungan sosial.
Dari paparan di atas dapat kita ambil suatu kesimpulan bahwa model pembelajaran
Environmental Learning termasuk salah satu pembelajaran alternatif yang harus di terapkan dalam
dunia pendidikan dimasa sekarang. Mengingat pembelajaran sering berorientasi kepada
penguasaan materi pelajaran, sehingga kurang mampu mengangkat kualitas pendidikan kita, baik
dari segi hasil maupun proses belajar. Dengan alasan itulah penulis tertarik untuk berbagi kepada
para pembaca bahwa model pembelajaran Environmental Learning patut untuk dikembangkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Model Environmental Learning
Model pembelajaran environmental learning merupakan model pembelajaran berbasis
lingkungan yang dikembangkan agar siswa memperoleh pengalaman lebih berkaitan dengan
lingkungan sekitar. Ada pula yang menyatakan bahwa, Model environmental learning adalah
model pembelajaran yang mengedepankan pengalaman siswa dalam hubungannya dengan alam
sekitar, sehingga siswa dapat dengan mudah memahami isi materi yang disampaikan. Artinya,
model pembelajaran environmental learning ditujukan agar siswa dapat memiliki kepedulian
terhadap lingkungan sekitar. Wayan (http://guru-kbm.blogspot.com/) juga mengatakan bahwa
Pendekatan/model pembelajaran Environmental Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran
yang dalam pelaksanaannya mewajibkan guru berusaha untuk meningkatkan keterlibatan
pembelajar (siswa) melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar.
Menurut Hamalik (2013) Jenis-jenis lingkungan yang dapat dipakai sebagai sumber
belajar oleh siswa antara lain:
a. Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat baik kelompok besar atau kecil
b. Lingkungan personal meliputi individu-individu sebagai suatu pribadi berpengaruh
terhadap individu pribadi lainnya.
c. Lingkungan alam (fisik) meliputi semua sumber daya alam yang dapat diberdayakan
sebagai sumber belajar.
d. Lingkungan kultural mencakup hasil budaya dan teknologi yang dapat dijadikan
sumber belajar dan yang dapat menjadi faktor pendukung pengajaran. Dalam konteks
ini termasuk sistem nilai, norma, dan adat kebiasaan.
Model environmental learning digunakan dengan tujuan agar siswa dapat dengan mudah
berinteraksi dengan bahan pelajaran yang telah disusun dan disesuaikan dengan model
pembelajaran. Bahan pembelajaran yang disajikan kepada siswa disusun dengan melibatkan
lingkungan sekitar. Artinya, pembelajaran bisa dilakukan tidak hanya di dalam kelas, tetapi juga di
luar kelas dengan tujuan agar siswa lebih nyaman dan aktif dalam proses pembelajaran.

Proceeding of Regional Conference-Universitas Negeri Medan 2015

Model pembelajaran berbasis lingkungan ini menerapkan sistem permainan dan belajar di
luar kelas. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam model environmental learning yaitu isi
dan prosedur pembelajaran harus sesuai dengan lingkungan pembelajar, pengetahuan yang
diberikan harus memberikan jalan keluar dalam menanggapi lingkungan. Buah dari proses
pendidikan dan pembelajaran akhirnya akan bermuara pada lingkungan. Manfaat keberhasilan
pembelajaran akan terasa manakala apa yang diperoleh dari pembelajaran dapat diaplikasikan dan
diimplementasikan dalam realitas kehidupan. Inilah salah satu sisi positif yang melatarbelakangi
pembelajaran dengan pendekatan lingkungan.
Penggunaan model pembelajaran ini dapat dilakukan dengan sistem belajar di luar kelas
agar siswa memiliki pengalaman lebih dan proses pembelajaran bisa menyenangkan. Model
pembelajaran dengan pendekatan lingkungan, bukan merupakan pendekatan pembelajaran yang
baru, melainkan sudah dikenal dan populer, hanya saja sering terlupakan. Adapun yang dimaksud
dengan pendekatan lingkungan adalah suatu strategi pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan
sebagai sasaran belajar, sumber belajar, dan sarana belajar.
Kelebihan dan Kekurangan Environmental Learning
Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kelamahan yang berbeda. Hal
tersebut diklasifikasikan berdasarkan kebutuhan siswa dan kesiapan guru. Adapun yang menjadi
kelebihan penggunaan model environmental learning adalah siswa tidak bosan dengan apa yang
dipelajari, siswa mendapatkan pengetahuan dan pemahaman dengan cara mengamati sendiri, dan
menumbuhkan kecintaan siswa terhadap lingkungan. Secara rinci nilai-nilai yang terkandung
dalam model environmental learning antara lain:
a.

b.

c.

d.

e.

Lingkungan menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari


Jumlah sumber belajar yang tersedia di lingkungan ini tidaklah terbatas, sekalipun pada
umumnya tidak dirancang secara sengaja untuk kepentingan pendidikan. Sumber belajar
lingkungan ini akan semakin memperkaya wawasan dan pengetahuan peserta didik
karena mereka belajar tidak terbatas oleh empat dinding kelas. Selain itu kebenarannya
lebih akurat, sebab peserta didik dapat mengalami secara langsung dan dapat
mengoptimalkan potensi panca inderanya untuk berkomunikasi dengan lingkungan
tersebut.
Penggunaan lingkungan memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna
(meaningfull learning) sebab peserta didik dihadapkan dengan keadaan dan situasi yang
sebenarnya. Hal ini akan memenuhi prinsip kekonkritan dalam belajar sebagai salah satu
prinsip pendidikan anak usia dini.
Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar akan mendorong pada penghayatan nilainilai atau aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya. Kesadaran akan pentingnya
lingkungan dalam kehidupan bisa mulai ditanamkan pada peserta didik sejak dini,
sehingga setelah mereka dewasa kesadaran tersebut bisa tetap terpelihara.
Penggunaan lingkungan dapat menarik bagi anak
Kegiatan belajar dimungkinkan akan lebih menarik bagi peserta didik sebab lingkungan
menyediakan sumber belajar yang sangat beragam dan banyak pilihan. Kegemaran
belajar sejak kecil merupakan modal dasar yang sangat diperlukan dalam rangka
penyiapan masyarakat belajar (learning societes) dan sumber daya manusia di masa
mendatang.
Pemanfaatan lingkungan menumbuhkan aktivitas belajar anak (learning activities) yang
lebih meningkat

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dengan model environmental learning siswa
akan lebih memahami dirinya sendiri dan lingkungannya. Selain itu, siswa juga akan memliki
kecintaan terhadap lingkungan sekitar mereka.
Selain memiliki kelebihan, model environmental learning juga memiliki Kelemahan
yakni model environmental learning di antaranya yaitu membutuhkan tenaga yang lebih, dan
hanya dapat digunakan dalam beberapa materi pembelajaran. Tenaga lebih yang dimaksud yaitu

Proceeding of Regional Conference-Universitas Negeri Medan 2015

keahlian guru dalam menyusun tema materi pembelajaran yang harus disesuaikan dengan
lingkungan belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model environmental learning
memiliki kelebihan yaitu siswa dapat memahami dirinya sendiri, dan menumbuhkan kecintaan
siswa terhadap lingkungan mereka sendiri. Sedangkan kelemahannya, guru disulitkan dengan cara
menentukan materi pembelajaran yang harus sesuai dengan lingkungkan siswa.
Pengertian Lingkungan
Wasti (2003) menguraikan tentang pengertian lingkungan diantaranya adalah secara
fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan materil jasmaniah di dalam tubuh, seperti gizi,
vitamin, air, zat asam, suhu, sistim syaraf, peredaran darah, pernafasan, pencernaan makanan,
kelenjar-kelenjar indoktrin, sel-sel pertumbuhan dan kesehatan jasmani. Secara psikologis,
lingkungan mencakup segala stimulasi yang diterima oleh individu sejak dalam konsesi, kelahiran,
sampai matinya. Stimulasi itu misalnya berupa: Sifat-sifat genes, interaksi genes, selera,
keinginan, perasaan, tujuan-tujuan, minat, kebutuhan, kemauan, emosi, kapasitas intelektual.
Sedangkan secara sosio-kultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi interaksi dan kondisi
eksternal dalam hubungan dengan perlakuan ataupun karya orang lain. Pola hidup berkeluarga,
pergaulan kelompok, pola hidup masyarakat, latihan, belajar, pendidikan pengajaran, bimbingan
dan penyuluhan, adalah termasuk sebagai lingkungan.
Dalam literatur lain disebutkan bahwa lingkungan itu merupakan kesatuan ruang dengan
semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan prilakunya serta
makhluk hidup lainnya. Lingkungan itu terdiri dari unsur-unsur biotik (makhluk hidup), abiotik
(benda mati), dan budaya manusia. Dengan demikian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada
di sekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun
tidak langsung.
Fungsi Lingkungan Pendidikan
Menurut Hamalik (2013) suatu lingkungan pendidikan/pengajaran memiliki fungsi fungsi
sebagai berikut:
a.

b.

c.

Fungsi Psikologis, stimulus bersumber dari atau berasal dari lingkungan yang merupakan
rangsangan terhadap individu sehingga terjadi respons yang menunjukkan tingkah laku
tertentu. Respons tadi pada gilirannya dapat menjadi suatu stimulus baru yang
menimbulkan respons baru, demikian seterusnya. Ini berarti, lingkungan mengandung
makna dan melaksanakan fungsi psikologi tertentu;
Fungsi pedagogis, lingkungan memberikan pengaruh-pengaruh yang bersifat mendidik,
khususnya lingkungan yang sengaja diciptakan sebagai suatu lembaga pendidikan,
misalnya keluarga, sekolah, lembaga pelatihan, lembaga-lembaga sosial. Masing-masing
lembaga tersebut memiliki program pendidikan, baik tertulis maupun yang tidak tertulis.
Fungsi Instruksional, program instruksional merupakan suatu lingkungan pengajaran
pengajaran atau pembelajaran yang dirancang secara khusus. Guru yang mengajar, materi
pelajaran, sarana dan prasarana pengajaran, media pembelajaran dan kondisi lingkungan
kelas (fisik) merupakan lingkungan yang sengaja dikembangkan untuk mengembangkan
tingkah laku siswa.

Suatu dimensi lingkungan yang sangat penting adalah masyarakat. Dalam konteks ini
masyarakat mencakup unsur-unsur individu, kelompok, sumber-sumber alam, sumber daya, sistem
nilai dan norma, kondisi/situasi serta masalah-masalah dan berbagai hal dalam masyarakat, secara
keseluruhan merupakan lingkungan masyarakat.

Proceeding of Regional Conference-Universitas Negeri Medan 2015

Lingkungan sebagai media dan sumber pembelajaran


Media belajar dan sumbel belajar merupakan komponen penting dalam sebuah
pembelajaran, jika berbicara media belajar maka sangat banyak ragamnya, mulai dari media grafis,
media audio, media proyeksi hingga media lingkungan. Begitu juga dengan sumber belajar, bahwa
yang dikatakan sumber belajar adalah sumber yang bentuknya dapat berupa data, orang, dan wujud
tertentu yang bisa dipergunakan oleh siswa selama belajar, sehingga mempermudah mereka
mencapai tujuan atau kompetensi yang diharapkan pada pembelajaran itu. Salah satu contoh
sumber belajar yang baik untuk digunakan dalam pembelajaran adalah lingkungan. Ada beberapa
Manfaat lingkungan sebagai sumber belajar : 1) menghemat biaya, karena memanfaatkan bendabenda yang telah ada di lingkungan, 2) memberikan pengalaman yang riil kepada siswa, pelajaran
menjadi lebih konkrit, tidak verbalistik. 3) karena benda-benda tersebut berasal dari lingkungan
siswa, maka benda-benda tersebut akan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Hal ini
juga sesuai dengan konsep pembelajaran kontektual (Contextual Learning). 4) pelajaran lebih
aplikatif, materi belajar yang diperoleh siswa melalui lingkungan sebagai sumber belajar
kemungkinan besar akan dapat diaplikasikan langsung karena siswa akan sering menemui bendabenda atau peristiwa serupa dalam kehidupan sehari-hari, 5) lingkungan sebagai sumber belajar
memberikan pengalaman langsung kepada siswa, siswa dapat berinteraksi secara langsung dengan
benda, lokasi atau peristiwa sesungguhnya secara alamiah. 6) lebih komunikatif, sebab benda dan
peristiwa yang ada di lingkungan siswa biasanya mudah dicerna oleh siswa, dibandingkan dengan
sumber belajar yang didesain oleh buku.
Beberapa pertimbangan harus dilakukan guru saat menentukan metode pembelajaran
untuk pemanfaatan sumber belajar dari lingkungan ini. Ada beberapa metode pembelajaran yang
dapat digunakan guru untuk memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar antara lain:
a.

b.

c.

d.

e.

Metode Survey
Pada metode survey, guru dapat mengajak siswa untuk melakukan survey dalam bentuk
observasi, wawancara, dan mempelajari dokumen atau data untuk memperoleh informasi
dan mempelajari proses-proses sosial yang ada di masyarakat, budaya, ekonomi,
keagamaan, dan lain sebagainya.
Metode Praktek Lapangan
Melalui metode praktek lapangan (dapat berupa Praktek Kerja Lapangan atau Praktek
Pengalaman Lapangan), siswa dapat memperoleh suatu keterampilan-keterampilan atau
kecakapan-kecakapan khusus agar nantinya dapat terjun ke dunia kerja yang sesuai
dengan bidang keahlian atau minatnya.
Metode Karya Wisata
Pembelajaran tidak melulu harus serius. Pembelajaran dengan metode karyawisata
menjadikan siswa tak hanya belajar semata. Lingkungan yang mereka kunjungi sebagai
sumber belajar juga dapat dinikmati sebagai wisata. Banyak sekali objek wisata yang
relevan dengan pembelajaran, misalnya museum, pantai, pegunungan, bendungan,
pabrik, dan sebagainya. Di tempat-tempat semacam ini siswa dapat belajar sekaligus
bersantai.
Metode Berkemah
Metode berkemah sebenarnya hampir setujuan dengan karyawisata. Hanya saja metode
berkemah membutuhkan waktu yang lebih lama dan mengahruskan siswa menginap di
lingkungan tempat ia belajar. Metode berkemah sangat cocok untuk pembelajaran ilmu
alam dan sosial. Siswa dapat mempelajari aneka ragam makhluk hidup beserta aspekaspek lingkungan yang ada di dalamnya, atau mempelajari bagaimana suatu struktur
sosial, kesenian, budaya, dan adat istiadat masyarakat atau suku-suku tertentu.
Metode Presentasi Narasumber
Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar tidak selalu berarti siswa dan guru
keluar kelas. Bisa juga lingkungan dibawa ke dalam kelas. Misalnya, kelas dapat
mengundang narasumber dari lingkungan sekitar untuk memberikan presentasi di depan
kelas. Siswa dapat berinteraksi dengan narasumber ini untuk mengetahui detil-detil yang
mereka perlukan tentang suatu topik pembelajaran. Biasanya narasumber dapat berupa
seorang yang profesional di bidang tertentu, misalnya dokter, bidan, pengacara, polisi,
dan sebagainya. Narasumber dapat juga dari orang tua yang kebetulan berada para

Proceeding of Regional Conference-Universitas Negeri Medan 2015

f.

profesi tersebut atau sukarelawan yang mau diajak bekerjasama untuk pembelajaran di
sekolah.
Metode Pengabdian Masyarakat
Metode alternatif lain yang dapat digunakan untuk memanfaatkan lingkungan sebagai
sumber belajar adalah metode pengabdian masyarakat. Siswa dapat diajak melakukan
bakti sosial di suatu daerah tertentu. Mereka dapat mengunjungi panti asuhan, panti
jompo dan berbagi bersama warga di sana. Siswa dapat pula diajak melakukan aksi
bersih-bersih sampah di lingkungan sekitar sekolah atau mengunjungi suatu daerah bekas
terkena bencana alam dan ikut memberikan bantuan di sana.

PEMBAHASAN
Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan di atas, model environmental learning
telah diterapkan di beberapa sekolah, misalnya penelitian yang berjudul Penggunaan Lingkungan
Sekolah Sebagai Sumber Belajar dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi oleh Syamsudduha
dan Rapi (2012) menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan terhadap hasil belajar biologi dimana
siswa memiliki kemauan yang tinggi dalam belajar, serta adanya perubahan kebiasaan siswa dalam
memecahkan masalah secara mandiri, sehingga aktivitas belajar berjalan dengan baik. Begitu pula
penelitian yang dilaksanakan oleh Ahmar (2012), menyimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran
IPA berbasis lingkungan menjadikan siswa antusias dalam aktivitas belajar, hal ini dikarenakan
proses pembelajaran memberikan konsep yang nyata kepada siswa. Selain itu Suyono dan
Maryatun (2007) juga mengembangkan melalui penelitiannya yang berjudul Penerapan Metode
Eksperimen Berbasis Lingkungan dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas X Semester
1 SMA Swadhipa Natar, hasilnya menyimpulkan bahwa aktivitas belajar seperti bertanya,
menjawab pertanyaan, dan memberikan pendapat dapat ditingkatkan melalui pembelajaran
berbasis lingkungan ini.
Beberapa penelitian yang telah penulis ungkapkan di atas menunjukkan bahwa model
Environmental Learning masih banyak diterapkan pada pembelajaran Sains, padahal jika dipahami
kajian teori yang telah dijelaskan sebelumnya mengatakan bahwa lingkungan itu memiliki banyak
jenisnya, misalnya lingkungan sosial, lingkungan personal, lingkungan kultural dan lain
sebagainya. Jadi tidak tertutup kemungkinan bahwa rumpun mata pelajaran yang lainnya dapat
menerapkan model pembelajaran ini.

KESIMPULAN
Berdasarkan analisis terhadap kajian teori dan beberapa penelitian yang telah dilakukan
oleh beberapa peneliti maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut:
1. Model Environmental Learning atau pembelajaran berbasis lingkungan dapat dijadikan
salah satu alternatif dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.
2. Penggunaan lingkungan memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna
(meaningfull learning).
3. Selain dapat menarik perhatian siswa Environmental Learning juga dapat meningkatkan
aktivitas dan motivasi siswa dalam belajar.

SARAN
Agar model Environmental Learning ini dapat dilaksanakan oleh guru, ada beberapa
saran yang ingin penulis sampaikan, yaitu:
1.
2.

Hendaknya model Environmental Learning mulai dibiasakan penerapannya oleh masingmasing guru disekolah.
Hendaknya guru-guru yang berlatar belakang selain rumpun mata pelajaran IPA juga
dapat menerapkan model Environmental Learning ini.

Proceeding of Regional Conference-Universitas Negeri Medan 2015

DAFTAR PUSTAKA
Ahmar, Dwi Agung P (2012) Pelaksanaan Pembelajaran IPA Berbasis Lingkungan Alam Sekitar
Kelas III di SD Islam Terpadu Ibnu Masud Kulon Progo. S1 thesis. Universitas Negeri
Yogyakarta.
Efendy,

Faiq,

Muhammad.
http://efendi08.blogspot.com/2013/03/lingkungan-sebagai-mediapembelajaran.html. Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran. Di akses tanggal 20
Febrauri 2015 pukul 15: 30 wib
Muhammad.
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/02/lingkungan-sebagaisumber-belajar.html. Manfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar siswa. Di akses
tanggal 28 Febrauri 2015 pukul 13:50 wib

Kasub, Wayan I. http://guru-kbm.blogspot.com/. Metode/Pendekatan/Model Pembelajaran. Di


akses tanggal 28 Febrauri 2015 pukul 14: 20 wib
Hamalik, Oemar. (2013). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Maryatun dan Suyono. (2007). Penerapan Metode Eksperimen Berbasis Lingkungan Dalam
Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas X Semester 1 Sma Swadhipa Natar.
Proceeding of The First International Seminar of Science Education. UPI Bandung.
Soeriaatmadja, R.E. (2000). Pembangunan Berkelanjutan yang Berwawasan Lingkungan. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Supardi. (2013). Sekolah Efektif Konsep Dasar dan Praktiknya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Syamsudduha dan Rapi. (2012). Penggunaan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Biologi. Jurnal Lentera Pendidikan Vol. 15. No. 1 Juni
2012.
Utomo, Prisiadi. https://ilmuwanmuda.wordpress.com/pemanfaatan-lingkungan-sebagai-sumberbelajar-untuk-anak-usia-dini/. Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Untuk Anak Usia Dini. Di akses tanggal 20 Febrauri 2015 pukul 15: 00 wib
Wasty, Soemanto. (2003). Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan). Jakarta:
PT. Rhineka Cipta

Proceeding of Regional Conference-Universitas Negeri Medan 2015

Anda mungkin juga menyukai