PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
jiwa
melainkan
megandung
berbagai
karakteristik
yang
positif
Beberapa teori percaya bahwa tidak ada satupun manusia normal dengan
sempurna dan kemampuan untuk mempertahankan sebuah mental yang sehat di
pandangan hidupnya. Di sisi lain orang yang mengalami kecacatan genetik
mempengaruhi seseorang untuk mempertahankan kesehatan jiwanya. Setiap orang
memiliki sifat yang berbeda, ada yang sensitive dan ada yang temperamental semua
itu dipengaruhi oleh lingkungannya.
2.1.2 Nurturing During Childhood (Pemeliharaan Sewaktu Kecil)
Hal ini mengacu pada interaksi dengan orang tua di masa kecil juga akan
mempengaruhi kesehatan jiwa. Pemeliharaan yang dimulai dengan positif ketika anak
dilahirkan akan menciptakan perasaan cinta, aman dan mau menerima. Pemeliharan
yang buruk ketika kecil juga akan mempengaruhi mental sang anak seperti
kekurangan kasih saying ibu, penolakan dari orang tua dan kegagalah komunikasi
awal.
2.1.3 Life Circumstance (Keadaan Hidup)
Keadaan hidup bisa mempengaruhi keadaan mental seseorang dimulai dari dia
lahir. Contoh keadaan yang positif adalah sukses di sekolah, keuangan yang
mencukupi, kesehatan fisik yang baik, pekerjaan yang menyenangkan dan
perkawinan yang sukses. Sedangkan keadaan hidup yang negative meliputi kesehatan
fisik yang buruk, pekerjaan dan perkawinan yang tidak sukses.
2.2 CIRI-CIRI JIWA YANG SEHAT
Setiap orang ingin memiliki jiwa yang sehat, tetapi tidak semua orang bisa
mengontrol emosi dan mengelola stresnya. Sehingga banyak orang yang memilih
jalan yang salah yaitu dengan mengakhiri hidupnya. Jiwa yang sehat memiliki ciriciri sebagai berikut :
2.2.1 Menurut WHO :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
jawab
terhadap
diri
sendiri,
keputusannya,
a. Marc Lehrer ( 300 bayi yg diteliti): stimulasi dini ( berupa suara, musik,
getaran, sentuhan ) setelah dewasa memiliki perkembangan fisik, mental dan
emosional yg lebih baik.
b. Mednick : ada hubungan skizofrenia dengan infeksi virus dalam kandungan.
Mednick membuktikan bahwa mereka yang pada saat epidemi sedang berada
pada trimester dua dalam kandungan mempunyai resiko yang lebih tinggi
untuk menderita skizofrenia di kemudian hari. Penemuan penting ini
menunjukkan bahwa lingkungan luar yang terjadi pada waktu yang tertentu
dalam kandungan dapat meningkatkan risiko menderita skizofrenia. Mednick
menghidupkan kembali teori perkembangan neurokognitif, yang menyebutkan
bahwa
pada
penderita
skizofrenia
terjadi
kelainan
perkembangan
berkurangnya
kemampuan
dalam
mempertahankan
perhatian,
membedakan suara rangsang yang berurutan, working memory, dan fungsifungsi eksekusi sering dijumpai pada penderita skizofrenia. Dipercaya
kelainan neurokognitif di atas didapat sejak dalam kandungan dan dalam
kehidupan selanjutnya diperberat oleh lingkungan, misalnya, tekanan berat
dalam kehidupan, infeksi otak, trauma otak, atau terpengaruh zat-zat yang
mempengaruhi fungsi otak seperti narkoba. Kelainan neurokognitif yang telah
berkembang ini menjadi dasar dari gejala-gejala skizofrenia seperti halusinasi,
kekacauan proses pikir, waham/delusi, perilaku yang aneh dan gangguan
emosi.
2.5.2 Tren peningkatan masalah kesehatan
10
Pada era globalisasi ini masalah kesehatan jiwa sudah meningkat, hal ini
sudah terbukti dalam dua tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh beban hidup yang
semakin berat. Pada saat sekarang ini pasien gangguan jiwa bukan hanya dari
kalangan bawah tetapi juga dari kalangan mahasiswa, pns, pegawai swasta pejabat
dan masyarakat kalangan menengah ke atas. Semua itu terjadi karena sebagian besar
masyarakat menengah ke atas tidak mampu mengelola stress dan juga bisa
disebabkan oleh post powewr syndrome atau mutasi jabatan. Pada saat sekarang ini
penyakit gamgguan jiwa tidak lagi mengenal strata social dan usia. Banyak orang
kaya yang terkena gangguan jiwa karena hartanya habis akibat bencana.
Selain itu kasus neurosis pada anak dan remaja, juga menunjukkan
kecenderungan meningkat. Neurosis adalah bentuk gangguan kejiwaan yang
mengakibatkan penderitanya mengalami stress, kecemasan yang berlebihan,
gangguan tidur, dan keluhan penyakit fisik yang tidak jelas penyebabnya. Tipe
gangguan jiwa yang lebih berat, disebut gangguan psikotik. Klien yang menunjukkan
gejala perilaku yang abnormal secara kasat mata. Inilah orang yang kerap mengoceh
tidak karuan, dan melakukan hal-hal yang bisa membahayakan dirinya dan orang lain,
seperti mengamuk.
2.5.3 Meningkatknya Post Traumatic Syndrome Disorder
Trauma yang katastropik, yaitu trauma di luar rentang pengalaman trauma yang
umum di alami manusia dalam kejadian sehari-hari. Mengakibatkan keadaan stress
berkepanjangan dan berusaha untuk tidak mengalami stress yang demikian. Mereka
menjadi manusia yang invalid dalam kondisi kejiwaan dengan akibat akhir menjadi
11
tidak produktif. Trauma bukan semata-mata gejala kejiwaan yang bersifat individual,
trauma muncul sebagai akibat saling keterkaitan antara ingatan sosial dan ingatan
pribadi tentang peristiwa yang mengguncang eksistensi kejiwaan.
2.5.4 Tren bunuh diri pada anak-anak dan remaja
Gagasan bunuh diri merupakan keluhan pertamayang sering dijumpai dalam
pelayanan psikiatrik darurat. Semua ancaman bunuh diri, sikap dan buah pikiran itu
harus ditanggapi dengan serius, sampa dapat dibuktikan sebaliknya. Pasien yang
berisiko bunuh diri perlu diamati secara cermat. Alas an seseorang bunuh dir adalah
putus asa dengan masalah dia hadapi dan tidak merasa tidak berdaya. Di dunia pun
bunuh diri merupakan masalah psikologis dunia yang sangat mengancam, angka
kejadian terus meningkat dan sangat mengancam Sejak tahun 1958, dari 100.000
penduduk Jepang 25 orang diantaranya meninggal akibat bunuh diri. Sedangkan
untuk negara Austria, Denmark, dan Inggris, rata-rata 25 orang. Urutan pertama
diduduki Jerman dengan angka 37 orang per 100.000 penduduk. Di Amerika tiap 24
menit seorang meninggal akibat bunuh diri. Jumlah usaha bunuh diri yang sebenarnya
10 kali lebih besar dari angka tersebut, tetapi cepat tertolong. Kini yang
mengkhawatirkan trend bunuh diri mulai tampak meningkat terjadi pada anak-anak
dan remaja. Di Benua Asia, Jepang dan Korea termasuk Negara yang sering
diberitakan bahwa warganya melakukan bunuh diri. Di Jepang, harakiri (menikam
atau merobek perut sendiri) sering dilakukan bawahan untuk melindungi nama baik
atasannya. Sebagai contoh, sekretaris pribadi mantan Perdana Menteri Takeshita
12
melakukan bunuh diri, ketika skandal suap perusahaan Recruits Cosmos terbongkar
pada tahun 1984.
Lockheed terbongkar. Sang sopir menusuk perutnya, demi menjaga kehormatan
pimpinannya.
mengungkapkan bahwa satu juta orang bunuh diri dalam setiap tahunnya atau terjadi
dalam seiap 40 detiknya. Bunuh diri juga termasuk satu dari tiga penyebab utama
kematian pada usia 15-34 tahun, selain faktor kecelakaan. Metode bunuh diri yang
paling disukai adalah menggunakan pistol, menggantung diri dan minum racun.
2.5.5 Paterrn of Parenting dalam Kep. Jiwa
Dengan banyaknya kasus bunuh diri dan depresi pada anak, maka pola asuh
keluarga kembali menjadi sorotan Pola asuh yang baik adalah pola asuh dimana
orang tua menerapkan kehangatan yang tinggi disertai dengan kontrol yang tinggi.
Kehangatan adalah Bagaimana orang tua menjadi teman curhat, teman bermain,
teman yang menyenangkan bagi anak terutama saat rekreasi, belajar dan
berkomunikasi. Berbagai upaya agar anak dekat dan berani bicara pada orang tuanya
saat punya masalah. Orang tua menjadi teman dalam ekspresi feeling anak sehingga
anak menjadi sehat jiwanya. Bagaimana anak dilatih mandiri dan mengenal disiplin
di rumahnya. Kemandirian menjadi hal yang sangat penting dalam kesehatan jiwa,
karena akan memiliki self confidence yang cukup. Orang tua juga melatih anak
bertanggung jawab mengerjakan tugas-tugas di rumah sepert: mencuci, menyiram
bunga dll
13
pendidikan
keperawatan
sangat
penting,
terutama
14
c.
d.
15
menjelaskan secara ilmu aspek spiritual. Tiga kebutuhan spiritual menurut Randi
(1984) adalah mencari arti kehidupan, meninggal secara wajar dan kebutuhan untuk
ditemani pada saat sakratul maut.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kesehatan jiwa seseorang bisa terganggu karena masalah-masalah yang didapat
selama hidup. Dalam menjalankan kehidupan setiap orang akan mendapatkan
masalah. Sebagian besar manusia tidak mampu mengontrol emosi dan mengelola
stresnya, sehingga akan melakukan yang hal-hal yang tidak baik bagi dirinya.
Walaupun begitu ada sebagian orang yang bisa melaluinya dengan baik. Kesehatan
17
jiwa menjadi masalah besar di dunia dan dianggap sangat mengancam. Seseorag yang
mengalami gangguan jiwa akan melakukan beberapa hal, seperti menggunakan
NAPZA, melakukan bunuh diri dll. Setiap tahunnya kasus bunuh diri selalu
meningkat yang menyebabkan banyak orang yang meninggal. Pada saat sekarang ini
tren dan isu tentang keperawatan jiwa sangat berkembang. Gangguan jiwa bukan
hanya terjadi pada orang dewasa dan lansia saja tetapi juga terjadi pada anak-anak
dan remaja. Dan tidak hanya dialami oleh masyarakt kalangan bawah saja tetapi juga
kalangan menengah ke atas.
3.2 SARAN
Banyaknya persoalan yang dihadapi selama hidup ini seperti ekonomi dan
kemiskinan dapat menyebabkan terganggunya kesehatan mental. Orang yang
mengalami depresi atau stress akan berusaha menghilangkan stresnya dengan
menggunakan NAPZA dan ada yang melakukan bunuh diri. Untuk itu sebagai
seorang perawat kita harus bisa merawat pasien dengan gangguan jiwa dengan baik
agar tidak melakukan hal-hal yang tidak baik. Penigkatan pelayanan terhadap pasien
juga harus diperhatikan. Untuk mengurangi pasien penyakit jiwa bisa dilakukan
dengan dimensi spiritual, sehingga pasien harus lebih diperkenalkan dengan
agamanya dan memperkuat imannya.
18
DAFTAR PUSTAKA
Kaplan, A.I, Sadock B.J. (1998). Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat (I); Jakarta. Widya
Medika.
Hamid, A.Y.S. (2009). Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa (I);
Jakarta. Buku Kedokteran ECG.
Shives, L.R. (1998). Basic Consept of Psychiatric-Mental Health Nursing (4); East
Washington Square. Lippincott.
Prasetyo, H. Nugroho, P. (2009). Tingkat Pengetahuan Mahasiswa dalam Merawat
Pasien Jiwa pada Praktek Klinik Keperawatan Jiwa. Soedirman. 4 (1), 15-19.
19
2011.
Diakses
pada
tanggal
27
September
2012
dari
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/31490
Anonim. Kesehatan Jiwa. Diakses pada tanggal 28 September 2012 dari
http://faperta.ugm.ac.id/articles/kesehatan_jiwa.pdf
20