Formula Asli
R/ Salep mata Tetrasiklin
II Rancangan Formula
Tiap 3,5 g salep mata mengandung :
Tetrasiklin HCL
35 mg
Klorbutanol
0,5%
-tokoferol
0,05%
Basis
ad
100%
Parafin cair
10%
Lanolin anhidrat
10%
Vaselin kuning
80%
Master Formula
Nama Produk : Duasiklin
Salep Mata
: 13 Februari 2007
: DKL 07002001 A1
No. Batch
: H 070201
Dibuat oleh :
Disetujui oleh :
Nursinatrya
Klp II
Perdosis
35 mg
0,5%
0,05%
10%
10%
80%
Sari, S.Si
Perbatch
0,0385 g
0,001925 g
0,01925 g
0,3791 g
0,3791 g
3,0328 g
Kode Bahan
TRK-01
KLB-02
ATK-03
PFC-04
LNH-05
VSK-06
Nama bahan
Tetrasiklin HCL
Klorobutanol
-tokoferol
Parafin cair
Lanolin anhidrat
Vaselin kuning
Fungsi bahan
Zat aktif
Pengawet
Antioksidan
Basis
Basis
Basis
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Bentuk-bentuk sediaan farmasi yang mempunyai karakteristik
umum karena dibuat menjadi steril yaitu bebas dari pencemaran mikroba.
Sterilitas pada sediaan-sediaan ini sangat penting karena cairan tersebut
langsung
berhubungan
dengan
cairan
dan
jaringan
tubuh
yang
Salep
mata
memberikan
arti
lain
dimana
obat
dapat
Prinsip Percobaan
Pembuatan salep mata steril Tetrasiklin dengan menggunakan alat
dan bahan yang telah disterilkan dengan cara yang sesuai dan dalam
kondisi aseptis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1
Teori umum
SDF : 37
Steril adalah suatu kondisi absolut dan harus tidak pernah
digunakan atau dianggap secara relatif sebagai bahan atau hampir steril.
2.
Lachman : 619
Steril
adalah
kondisi
yang
memungkinkan
terciptanya
RPS18 th : 1470
Steril adalah tidak adanya mikroorganisme yang aktif.
4.
lingkungan.
5.
RPS 18 th : 1470
Sterilitas adalah ketidakhadiran dari mikroorganisme yang
hidup.
2.
SDF : 15
Sterilitas adalah karakteristik yang disyaratkan untuk sediaan-
dicapai
tetapi
dapat
didekati
dengan
peningkatan
kemungkinan
Scovilles : 403
Sterilisasi adalah suatu proses membunuh atau menghilangkan
keadaan steril.
4.
Parrot : 274
Sterilisasi adalah proses pembunuhan atau penghilangan
adalah
suatu
proses
untuk
menghilangkan,
adalah
suatu
proses
dimana
semua
bentuk
7.
Ansel : 410
farmasetik
berarti
penghancuran
sempurna
seluruh
adalah
suatu
proses
mengurangi,
menghilangkan,
Injeksi
Larutan obat dalam pembawa yang sesuai dengan atau tanpa
2.
3.
4.
Steril Padat
Beberapa obat tidak mempunyai kestabilan yang cukup dalam
5.
Suspensi steril
Suspensi obat dalam pembawa parenteral yang cocok dibuat
Larutan irigasi
Larutan
irigasi
yang
digunakan
untuk
mencuci
atau
Bahan Diagnosis
Larutan yang digunakan secara parenteral untuk tujuan
9.
Ekstrak Allergenio
Ekstrak allergenio adalah konsentrasi steril pada allergen atau
1.
Pemanasan Kering
a.
Scovilles : 404
Bahan yang karena karakteristik fisikanya tidak dapat disterilisasi
dengan uap destilasi dalam udara panas-oven. Yang termasuk dalam
bahan ini adalah minyak lemak, paraffin, petrolatum cair, gliserin, propilen
glikol. Serbuk steril seperti talk, kaolin dan ZnO, dan beberapa obat yang
lain. Sebagai tambahan sterilisasi panas kering adalah metode yang
paling efektif untuk alat-alat gelas dan banyak alat-alat bedah.
Ini harus ditekankan bahwa minyak lemak, petrolatum, serbuk
kering dan bahan yang sama tidak dapat disterilisasi dalam autoklaf.
Salah satu elemen penting dalam sterilisasi dengan menggunakan uap
autoklaf. Atau dengan adanya lembab dan penembusannya ke dalam
bahan yang telah disterilkan. Sebagai contoh, organisme pembentuk
spora dalam medium anhidrat tidak dibunuh oleh suhu sampai 121 o C
(suhu
yang
biasanya
digunakan
dalam
autoklaf
bahkan
setelah
PTM : 123
Panas kering pada temperatur lebih 160oC efektif menghancurkan
mikroorganisme hidup dengan sebuah proses kehilangan kelembaban
secara inversible. Proses ini berjalan relatif lambat, mengisyaratkan
sedikitnya 1 jam pada suhu 160 oC tetapi lebih cepat pada temperatur yang
tinggi. Panas kering ini sering merugikan beberapa produk.
b.
kimia
yang
stabil
dalam
ampul
bersegel
dapat
logam, batang gelas, filter logam bekerfield dan filter bakteri lainnya. Mulut
botol, vial, dan labu ukur, gunting, jarum logam dan kawat, dan alat-alat
lain yang tidak hancur dengan pemijaran langsung. Papan salep, lumping
dan alu dapat disterilisasi dengan metode ini. Dalam semua kasus bagian
yang paling kuat 20 detik. Dalam keadaan darurat ampul dapat disterilisasi
dengan memposisikan bagian leher ampul kearah bawah lubang kawat
keranjang dan dipijarkan langsung dengan api dengan hati-hati. Setelah
pendinginan, ampul harus segera diisi dan disegel.
2.
Panas lembab
A.
paling umum memuaskan dan efektif yang ada. Ini adalah metode yang
diinginkan untuk sterilisasi larutan yang ditujukan untuk infeksi pada
tubuh, pembawa pada sediaan mata, bahan-bahan gelas. Untuk
yang
paling
prinsip
dan
penggunaan
uap
ini
adalah
Suhu
2.
3.
4.
hasil koagulasi protein sel, berbeda dengan cara panas kering, kematian
mikroorganisme yang paling penting adalah proses oksidasi.
USP menentukan sterilisasi uap sebagai penerapan uap jenuh di baeah
teakana paling kurang 15 menit dengan temperatur minimal 121 oC dalam
jaringan tekanan. Bentuk yang paling sederhana dari autoklaf adalah
home preasure cooker.
B.
adalah pada saat waktu pertama kali pemaparan pada uap membunuh
bakteri vegetatif tapi tidak sporanya. Tapi pada saat bahan disimpan pada
inkubator atau pada suhu ruangan selam 24 jam, banyak spora akan
tumbuh ke dalam bentuk vegetatif bentuk spora yang telah tumbuh ini
akan dimatikan pada pemanasan hari ke dua. Kesuksesan dari proses ini
tergantung pada spora yang berkembang ke bentuk vegetatif selama
masa istirahat.
C.
banyak dalam sterilisasi jarum spoit, penutup karet, penutup dan alat-alat
bedah. Bahan-bahan ini harus benar-benar tertutupi oleh air mendidih dan
harus mendidih paling kurang 20 menit. Setelah sterilisasi bahan-bahan
dipindahkan dan air dengan pinset yang telah disterilisasi menggunakan
pemijaran. Untuk menigkatkan efisiensi pensterilan dari air, 5 % fenol,
1-2% Na-carbonat atau 2-3% larutan kresol tersaponifikasi yang
menghambat kondisi bahan-bahan logam.
3.
produk-produk
pilahan
dengan
suatu
proses
dalam
batch
setrilisasi
dengan
proses
radiasi
dapat
dilakukan
baik
dengan
radiasi
radiasi
pada
obat-obat
rumah
sakit
dan
laboratorium.
dengan
bahan
menyebabkan
ionisasi
seperti
elektron
Oleh
sebab
itu
baik
partikel
maupun
elektromagnetik,
penggunaan
germisida
radiasi
sinar
UV
adalah
radiasi
sinar
UV
sebagai
cara
sterilisasi
tidak
resistensinya
dengan
penurunan
kelembaban.
Dalam
prakteknya, kelembaban dalam chamber pensteril ditingkatkan dari 5060% dan dipegang untuk suatu waktu pada permukaan dan kelembaban
membran sel sebelum penggunaan etilen oksida.
Etilen oksida bersifat eksplosif ketika dicampur dengan udara.
Penghilangan sifat eksplosif dengan menggunakan campuran etilen
oksida dan karbondioksida. Seperti Carboxide, Oxyfume 20, campuran
etilen oksida dengan hidrokarbon terflouronasi seperti Storoxide 12.
keduanya diluent inert yang mempunyai tekanan uap yang tinggi dan
bereaksi sebagai pembakar etilen oksida keluar dari silinder masuk ke
dalam chamber steril. Komponen terfloronasi mempunyai keuntungan
over karbondioksida yang disimpan dalam wadah yang ringan dan
campuran mengizinkan tekanan parsial tinggi dari etilen oksida pada
chamber pensteril pada tekanan total yang sama.
Sterilisasi gas berjalan lambat waktu sterilisasi tergantung pada
keberadaan kontaminasi kelembaban, temperatur dan konsentrasi etilen
oksida. Konsentrasi minimum etilen oksida dalam 450 mg/L, 271 Psi,
konsentrasi ini 85 C dan 50% kelembaban relativ dibutuhkan 4-5 jam
pemaparan. Di bawah kondisi sama 1000 mg/L membutuhkan sterilisasi 23 jam. Dalam partikel 6 jam pemaparan etilen oksida digunakan untuk
menyiapkan tepi yang aman dan memperbolehkan waktu untuk penetrasi
dengan metode filtrasi lain, filter bakteri ditujukan untuk filtrasi bebas
bakteri. Metode sterilisasi ini membutuhkan penggunaan teknik aseptik
yang benar. Sediaan obat yang disterilkan dengan metode ini dibutuhkan
yang mengandung bahan, bakteristatik, kecuali dinyatakan lain. Larutan
yang ditujukan untuk injeksi intratekal atau merupakan larutan dosis
tunggal intravena dengan volume lebih dari 15 ml, tidak boleh
ditambahkan bahan bakterisida. Paraffin cair dan minyak lain, tidak
disterilkan dengan metode ini karena dapat meningkatkan permeabilitas
dari filter bakteri. Untuk membuat larutan bebas dari bakteri dan steril,
filter dengan berbagai tipe digunakan. Tipe ini termasuk filter yang terbuat
dari silikon murni (diatomaccus atau klesegurh), porcelin, asbes dan gelas
fritled.
Karena
alat-alat
ini
mudah
dibersihkan
filter
seitz
yang
filtrasi
sangat
lambat
untuk
tujuan
praktis.
Dengan
Filter seitz
Bagian dari filter ini dibuat dari bahan asbestos yang dijepit
pada dasar wadah besi. Keuntungan utama dari filter seitz adalah lapisan
filter
dapat
dibuang
setelah
digunakan
dan
untuk
masalah
ini
pertama
dari
filter
ini
cenderung
memberikan
dari
alkaloid
bebas
dari
garamnya
dan
dapat
Filter Selas
Filter ini secara kimia, menjadi resistensi terhadap semua
larutan yang tidak menyerang silika. Karena masing-masing partikel
meliputi filter semata-mata bersama selama proses manufaktur, ada
bahaya kecil partikel-partikel dari filter jauh dalam larutan.
Filter Candles-Pasteur-Chamberland
Ada pemanasan dengan Bekerfeld tetapi dibuat dari pori porselen tak
berkaca dengan pori kecil yang menghasilkan filtrasi lambat.
Kesimpulan :
Metode sterilisasi yaitu :
1.
Metode Fisika
a.
Pemanasan kering
Prinsipnya
adalah
protein
mikroba
pertama-tama
akan
Pemijaran langsung
Digunakan untuk sterilisasi alat logam, bahan yang terbuat dari
tidak rata. Suhu yang digunakan 500-600 oC dalam waktu beberapa detik,
untuk alat logam sampai berpijar.
-
sebagai lubrikan menjaga ketajaman alat, bahan kimia stabil dalam ampul.
Bahan atau alat dicelupkan dalam penangas dicelupkan dalam penangas
yang berisi minyak mineral pada suhu 160 oC. Larutan natrium atau
amonium klorida jenuh dapat digunakan pula sebagai pengganti minyak
mineral.
b.
Pemanasan basah
Prinsipnya adalah dengan cara mengkoagulasi atau denaturasi
untuk
sterilisasi
alat
gelas,
larutan
yang
yang tidak stabil dalam autoklaf. Tidak digunakan untuk larutan obat
injeksi intravena dosis tunggal lebih dari 15 ml, injeksi intratekal, atau
intrasisternal. Larutan yang ditambahkan bakterisida dipanaskan dalam
wadah bersegel pada suhu 100 oC selama 10 menit di dalam pensteril uap
atau penangas air. Bakterisida yang digunakan 0,5% fenol; 0,5%
klorobutanol; 0,002 % fenil merkuri nitrat; 0,2% klorokresol.
-
Air mendidih
Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti jarum spoit.
Metode Kimia
a.
fenol 5%.
b.
Sterilisasi gas
Dalam pensterilan digunakan bahan kimia dalam bentuk gas
atau uap, seperti etilen oksida, formaldehid, propilen oksida, klorin oksida,
beta propiolakton, metilbromida, kloropikrin. Digunakan untuk sterilisasi
bahan yang termolabil seperti bahan biologi, makanan, plastik, antibiotik.
Aksi antimikrobialnya adalah gas etilen oksida mengadisi gugus SH,
Metode mekanik
Filtrasi
Digunakan untuk sterilisasi larutan yang termolabil. Penyaringan
ini menggunakan filter bakteri. Metode ini tidak dapat membunuh mikroba,
mikroba hanya akan tertahan oleh pori-pori filter dan terpisah dari
filtratnya. Dibutuhkan penguasaan teknik aseptik yang baik dalam
melakukan metode ini. Filter biasanya terbuat dari asbes, porselen. Filtrat
bebas dari bakteri tetapi tidak bebas dari virus.
II.1.6 Keuntungan dan Kerugian metode sterilisasi
Sterilisasi Panas Kering
Keuntungan :
1.
vegetatifnya
yang kering seperti pada zat kimia kering atau larutan bukan air
(Ansel; 414).
Kerugian :
1.
panas, maka diperlukan temperatur yang lebih tinggi dan waktu yang lebih
panjang (Ansel; 413).
Sterilisasi Uap Panas
Keuntungan :
1.
Sel bakteri dengan kadar air besar umumnya lebih mudah dibunuh
(Ansel : 413).
4.
Dapat
membunuh
semua
bentuk
mikroorganisme
vegetatif
(Scoville`s : 408).
Kerugian :
1.
berminyak dan sediaan yang tidak dapat ditembus oleh uap air atau
Spora-spora
yang
kadar
airnya
rendah,
sukar
dihancurkan
(Ansel : 413).
Sterilisasi Gas
Keuntungan :
1.
Beberapa senyawa yang tidak tahan terhadap panas dan uap dapat
(Parrot : 280).
Kerugian :
1.
dengan cara ini daripada dengan cara lain karena waktu, suhu, kadar gas
dan kelembaban jumlahnya tidak setegas seperti pada sterilisasi panas
kering dan lembab panas (Ansel :417).
3.
Gas-gas
sulit
hilang
dan
kebanyakan
bahan-bahan
setelah
Iritasi jaringan dapat terjadi jika etilen oksida tidak dihilangkan sama
sekali, sifat karsinogenik dan mutagenik dari etilen oksida dari sisa-sisa
pada bahan yang digunakan pada manusia (Lachman Industri : 1285)
5.
Industri :1265).
3.
Peralatan yang digunakan relatif tidak mahal dan mikroba hidup dan
yang lebih lama terutama bila cairan kental dibandingkan dengan bila
memakai cara sterilisasi lembab panas (Ansel : 414).
2.
3.
Filter
bakteri
tidak
efektif
menghilangkan
firus
dari
larutan
(Scovilles : 419).
4.
kerusakan filter dan partiekel yang kecil pada filter merupakan problem
yang khusus (Scovilles: 419).
5.
sangat khusus dan pengaruh radiasi dan produk-produk dan wadahwadah (Ansel : 418).
2.
Sediaan farmasi dalam carian tubuh lebih sulit disterilkan karena efek
radiasi
terhadap
sistem
zat
pembawa
dari
jaringan
obat
vegetatifnya
terhadap pemanasan tinggi seperti alat gelas, logam, minyak lemak, alatalat yang terbuat dari porselen.
Kerugian
Diperlukan temperatur yang lebih tinggi dan waktu yang lebih panjang.
Sterilisasi Uap Bertekanan
Keuntungan :
1.
dan
menghancurkan sporanya.
2.
3.
Kerugian :
Tidak dapat digunakan untuk mensterilkan minyak-minyak lemak, sediaan
berminyak.
Sterilisasi Gas
Keuntungan :
1.
2.
Kerugian :
1.
dengan udara.
2.
Gas-gas
sulit
hilang
dari
kebanyakan
bahan-bahan
setelah
pemaparan.
Sterilisasi Dengan Penyaringan
Keuntungan :
1.
2.
Kerugian :
1.
pori-pori filter.
2.
3.
4.
II.2
FI III : 20
Salep mata adalah salep steril untuk pengobatan mata
menggunakan dasar salep yang cocok
2.
FI IV : 12
Salep mata adalah salep yang digunakan pada mata
3.
Scovilles : 356
SDF : 368
Salep mata memberikan arti lain dimana obat dapat
mempertahankan kontak dengan mata dan jaringan disekelilingnya
tanpa tercuci oleh cairan air mata. Basis untuk salep mata biasanya
petrolatum putih walapun dalam beberapa kasus basis laruit air juga
digunakan. Obat jika tidak larut didispersikan kedalam basis yang
disterilkan dengan panas kering dan dicampur secara aseptis
dengan obat dan bahan tambahan yang steril
5.
Kesimpulan :
1.
SDF : 368
Salep mata dapat dipertahankan kontak lama dengan mata
dan jaringan disekelilingnya tanpa tercuci oleh air mata
3.
lebih besar.
2.
Mata manusia adalah subjek yang menarik untuk pemberian topikal obat.
Dasar ini dapat ditemukan
1.
2.
Lapisan
vaskular
tengahsistem
uvea
atau
traktus
uveal,
asli dari proses siliar dan mata menjadi sistem yang berbeli-belit dari kanal
alirannya. Tahanan yang ditemui selama pelewatan dan kecepatan
pembentukan cairan merupakan faktor utama yang menentukan tingkat
tekanan intraokular. Sebagai tambahan untuk fungsi mekanis hidronya,
cairan humor bertindak sebagai carrier nutrient, substrat dan metabolit
untuk jaringan ovaskular mata. Tulang pada rangka juga mendukung
bentuk yang mendekati piramid yang ditempati oleh bola mata, disebut
orbit.
Konjungtiva
Membran konjungtiva menutupi permukaan terluar dari bagian putih
mata dan bagian dalam dari kelopak mata. Pada kebanyak tempat terikat
dengan longgar dan dengan demikian memungkinkan gerakan bebas dari
bola mata. Ini memungkinkan pemberian injeksi subkonjungtival kecuali
untuk kornea, konjungtiva merupakan bagian terluar dari mata
Sistem lakrimal
Permukaan konjungtiva dan kornea ditutupi dan dilicinkan oleh
suatu lapisan air yang disekresi oleh kelenjar lakrimal dan konjungtiva.
Sekresi dari kelenjar lakrimal, air mata, diantara ke beberapa duktus kecil
ke dalam formix konjungtiva, sekretnya jernih, berair, mengandung
berbagai garam-garam, glukosa, komponen organik lainnya, sekitar 0,7%
protein dan enzim lisosom. Bagian kelenjar lakrimal dikondisikan pada
fornix konjungtiva. Sekretnya cocok untuk melicinkan dan membersihkan
di bawah kondisi biasa dan untuk mempertahankan lapisan tipis berair
yang menutupi kornea dan konjungtiva (lapisan prekorneal). Lapisan
tipis bagian dalam. Hal ini diperbaharui pada setiap kedipan dan ketika
berkedip mengalami tekanan, baik oleh obat atau secara mekanik,
akhirnya akan mengering pada potongannya. Ini memperlihatkan tidak
berpengaruhnya penambahan konsentrasi hingga 2 % NaCl terhadap
cairan konjungtiva. pH dibawah 4 atau diatas 9 akan menyebabkan
kekacauan lapisan. Lapisan ini mempengaruhi gerakan lensa kontak dan
terbentuk cepat dengan mudah pada gelas daripada plastik.
Kornea
Kornea tebalnya 0,51 mm terdiri dari struktur berikut (dari depan
ke belakang) :
Epitel kornea
Endotel kornea
Kornea transparan untuk mendifusikan cahaya secara luar biasa,
besarnya cahaya karena susunan tegak lurus dari sel dan serat dan
karena tidak adanya pembuluh darah. Pengaburan kornea mengkin satu
dari beberapa faktor termasuk tekanan bola mata sebagai glaukoma;
jaringan bebas luka karena dilukai, injkesi atau kekurangan O 2 atau
kelebihan air seperti yang dapat terjadi karena pemakaian kontak lensa.
II.2.5 Syarat-syarat salep mata
1.
bahan
untuk
mencegah
pertumbuhan
atau
obat
pada
jangka
waktu
tertentu
pada
kondisi
SDF : 357
a.
yang
ditambahkan
untuk
meningkatkan
aktivitas
untuk
Kesimpulan :
Syarat-syarat salep mata, yaitu :
-
Steril.
Basis
yang
digunakan
tidak
mengiritasi
mata,
mampu
a.
Kejernihan
Larutan mata adalah dengan definisi bebas dari partikel asing
dan jernih secara normal diperoleh dengan filtrasi. Tentunya,
pentingnya peralatan filtrasi agar jernih dan tercuci baik
sehingga bahan-bahan partikulat tidak dikontribusikan untuk
larutan dengan desain peralatan untuk menghilangkannya.
Pengerjaan penampilan untuk larutan dalam lingkungan yang
bersih,
penggunaan
LAF
dan
harus
tidak
tertumpah
b.
Stabilitas
Stabilitas
obat
dalam
larutan
seperti
produk
mata
Buffer dan pH
Idealnya, sediaan mata sebaiknya diformulasi pada pH
yang ekuivalen dengan cairan air mata yaitu 7,4. dan prkteknya
jarang dicapai. Mayoritas bahan aktif dalam optalmology adalah
garam basa lemah dan paling stabil pada pH asam. Ini
umumnya dapat dibuat dalam suspensi kortikosteroid tidak larut.
Suspensi biasanya paling stabil pada pH asam
pH optimum umumnya menginginkan kompromi pada
formulator. pH diseleksi jadi optimum untuk stabil. Sistem dapar
diseleksi agar mempunyai kapasitas adekuat untuk memperoleh
pH dengan range stabilitas untuk durasi umur produk. Kapasitas
buffer adalah kunci utama situasi ini
d.
Tonisitas
Tonisitas berarti tekanan osmotik yang diberikan oleh
garam-garam dalam larutan berair. Larutan mata adalah isotonik
dengan larutan lain ketikamagnitude sifat koligatif larutan
adfalah sama. Larutan mata dipertimbangkan isotonik ketika
tonisitasnya sama dengan 0,9 % larutan NaCl
Sebenarnya mata lebih toleran terhadap variasi tonisitas
dari suatu waktu yang diusulkan. Mata biasanya dapat
Viskositas
USP mengizinkan penggunaan peningkat viskositas untuk
memperpanjang waktu kontak dalam mata dan untuk absorpsi
obat dan aktivitasnya. Bahan-bahan seperti metil selulose,
polivinil alkohol dan hidroksil metil selulose ditambahkan secara
berkala untuk meningkatkan viskositas
Investigator telah mempelajari efek peningkatan viskositas
pada waktu kontak dalam mata. Umumnya viskositas meningkat
dari 25 50 cps range signifikan meningkatkan lama kontak
dalam mata
f. Bahan Tambahan
Penggunaan
dibolehkan,
Antioksidan,
bahan
namun
tambahan
pemilihannya
khususnya
natrium
dalam
larutan
dalam
jumlah
bisulfit
atau
mata
tertentu.
metasulfit,
jarang
digunakan
sebagai
kosolven
untuk
meningkatkan kelarutan
Penggunaan surfaktan, khususnya beberapa konsentrasi
signifikan,
sebaiknya
dengan
karakteristik
bahan-bahan.
toksisitas
faktor
pembatas
konsentrasi,
sebagai
Jika mempunyai lebih dari satu tube untu salep mata yang
sama, buka satu tube saja.
Presc : 181
Jika suatu anggapan batasan mekanisme pertahanan mata
menjelaskan dengan sendirinya bahwa sediaan mata harus steril. Air mata
tidak seperti darah tidak mengandung antibodi atau mekanisme untuk
memproduksinya. Mekanisme utama untuk pertahanan melawan infeksi
mata adalah aksi sederhana pencucian dengan air mata dan suatu enzim
yang ditemukan dalam air mata (lizosim) yang mempunyai kemampuan
menghidrolisa selubung polisakarida dari beberapa mikroorganisme, satu
dari mikroorganisme yang tidak dipengaruhi oleh lizosim yakni yang paling
mampu menyebabkan kerusakan mata yaitu Pseudomonas aeruginosa
(Bacilllus pyocyamis). Infeksi serius yang disebabkan mikroorganisme ini
ditunjukka dengan suatu pengujian literatur klinis yang penuh dengan
istilah-istilah seperti enukleasi mata dan transplantasi kornea. Penting
untuk dicatat bahwa ini bukan mikroorganisme yang jarang, namun juga
ditemukan disaluran intestinal, dikulit normal manusia dan dapat menjadi
kontaminan yang ada diudara
2.
SDF : 359
Sterilitas merupakan syarat yang paling penting. Larutan mata yang
murni. Bacillus gram negatif juga tumbuh pada sediaan mata yang
menjadi sumber infeksi serius dari kornea. Ini dapat menyebabkan
kehilangan penglihatan pada 24-48 jam. Pada konsentrasi yang
ditopleransi
oleh
jaringan
mata
menunjukkan
bahwa
semua
zat
SDF : 62
Satu sumber dari pengendapan pada larutan yang dikemas dan
kaca dihasilkan dari reaksi komponen-komponen dari larutan dengan
alkali dari kaca atau ion-ion logam yang mempunyai aksi sebagai katalis
untuk reaksi yang lain. Larutan yang mengandung fosfat, sitrat, atau tartrat
akan menyerpih karena reaksi dengan bahan dari kaca. Pengendapan
telah diteliti jika secara komersial disiapkan larutan dekstrosa 5% dalam
air yang dikombinasikan dengan larutan yang mengandung 40 mEq
kalium klorida. Pengendapan ditunjukkan dengan analisa silika dan
alumina. Kemungkinan besar bahwa silika adalah bahan dari wadah kaca.
II.3
garam Natrium atau garam HCl-nya mudah larut. Dalam keadaan kering,
bentuk basa dan garam HCl tetrasiklin ralatif bersifat relatif stabil. Dalam
larutan
kebanyakan
tetrasiklin
sangat
labil
jadi
cepat
berkurang
potensinya.
FT : 655
Pemakaian topikal hanya dibatasi untuk infeksi mata saja. Salep
mata golongan tetrasiklin untuk mengobati trakoma dan infeksi lain pada
mata oleh kuman gram positif dan gram negatif yang sensitif. Selain itu,
salep mata ini dapat pula digunakan untuk profilaksis oftalmia neonatorum
pada neonatus.
b).
larutan mata adalah garamnya. Basa bebas dan garam akan berada pada
ekuilibrum yang mana tergantung pada pH dan pada karakteristik individu
dari bahan penyusunnya.
garam pada larutan berair. Karena kapasitas netralisasi dari air mata, pH
pada tetes mata sesuai pK fisiologis.
d).
Indikasi
Mekanisme Kerja
FT IV : 651
Menghambat sintesis protein bakteri pada ribosomnya, paling
Efek samping
MD 28th : 259
Gastrointestinal seperti mual, muntah, diare, khususnya dosis
besra menyebabkan iritasi mukosa. Efek lain seperti mulut kering, glositis,
perubahan warna lidah, perut, dyspagia.
FT : 653
Hepatoksik,
wanita
hamil
dengan
pielonefritispaling
sering
Kontraindikasi
MD 32th : 259
Hipersensitivitas seperti bintik-bintik merah, letupan obat, exfoliatif
h).
Dosis
RPS18th : 1215
FT : 656
MD 28 th : 261
1%
OOP V : 75
1%
1%
1%
II.3.2 Pengawet
a)
bahan
untuk
mencegah
pertumbuhan
atau
menghancurkan
FI IV : 1086
Bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk mencegah
b)
No
Konsentrasi
1.
Komponen
amonium
kuaterner
2.
Merkuri organik
0,001-0,1%
3.
Parahidroksi
benzoat
Maksimum
0,1%
4.
Klorobutanol
0,5%
Inkomp
0,004-0,02 %
Sabun, bahan anionik,
Biasanya 0,01% salisilat nitrat
Alkohol
aromatik
0,5-0,9%
c)
Scovilles : 237
Dia dideaktifasi dalam alkali dan lalu tidak dapat digunakan dengan
kurang dari 3,5% deaktifasi terjadi ketika larutan tanpa buffer dipanaskan
pada suhu 121oC selama 10 menit.
3.
dan Na-Sulfatiazol.
1.
3.
disebutkan sebelumnya.
4.
5.
lemah pada larutan berair dan dipercaya menyebabkan sensasi perih dan
iritasi pada mata. (Ensiklopedia XI : 55)
d)
Konsentrasi
Exp : 73 0,5 %
DOM : 896
0,5 %
Scovilles : 237
0,5 %
DFM : 370
0,2 -0,5 %
II.3.3 Antioksidan
a)
Mekanisme antioksidan
Scovilles : 341
Campuran yang dimurnikan dari hidrokarbon semisoliddiperoleh
1. d--tokoferol
2. d--tokoferol asetat
3. dL--tokoferol asetat
4. d--tokoferol asam suksinat
5. dL--tokoferol asam suksinat
E.
c)
Konsentrasi
Exp : 18
0,001-0,05
II.3.4 Basis
Presc : 249
Banyak salep mata disiapkan dengan basis petrolatum, petrolatum-
Paraffin lembut
80,0
Paraffin cair
10,0
Lanolin anhidrat
10,0
Parrot : 369
Petrolatum adalah basis yang paling sering digunakan dalam salep
mata karena petrolatum stabil dan dapat dihasilkan dengan 2 jam terpapar
170oC. Salep mata yang lembut dapat dihasilkan dengan penambahan
minyak mineral dalam petrolatum. Seperti basis anhidrous, petrolatum
dapat digunakan sebagai basis untuk obat-obat yang sensitif terhadap air
seperti klortetrasiklin, nistatin, dan isoflurofat. Petrolatum lembut ditujukan
untuk salep tipe emulsi yang mengandung bahan aktif permukaan yang
berpotensi menyebabkan iritasi.
Scovilles : 357
Jika diinginkan, 10% dari petrolatum kuning dalam formula dapat
digantikan
dengan
jumlah
yang
seimbang
dari
petrolatum
cair
RPS 18 th : 1310
Pemakaian vaselin kuning untuk mencegah kemungkinan iritasi
Nama Resmi
: Tetracyclini hydrochloridum
Sinnonim
RM / BM
Rumus Bangun
: Tetrasiklin hidroklorida
C22H24N2O8 . HCl / 480,91
:
:
Pemerian
Kelarutan
menjadi
keruh
karena
P,
larut
dalam
larutan
alkali
Kegunaan
Stabilitas
Incomp
(Scovilles 520)
-
dengan
obat-obat
yang
tidak
2.
Nama Resmi
Sinnonim
: -tocopherolum
: Vitamin E
RM / BM
Rumus Bangun
: C29H50O2 / 92,09
:
R1
CH3
R2
CH3
CH3
CH3
CH3
HO
R3
Pemerian
Kelarutan
kuning jernih
: Praktis tiak larut dalam air, larut dlam etanol
(95%) P, dan dapat bercampur dengan eter P,
dengan kloroform P
: Harus disimpan di bawah gas inert dalam wadah
kedap udara pada temperatur yang sejuk dan
Kegunaan
Kestabilan
Incomp
Kesetaraan
Konsentrasi
Sterilisasi
3.
plastik.
: 1 mg -tokoferol = 1,49 UI
: 0,001 0,05 %, 0,001 0,1 %
: Oven pada suhu 150oC, selama 1 jam.
Nama Resmi
Sinnonim
: Chlorobuthanol
: Klorobutanol
RM / BM
Pemerian
: C4H7Cl3O / 177,46
: Menguap, sedikit berwarna ataua kristal
Kelarutan
Penyimpanan
etanol (95 %) P
: Serbuk materiil disimpan pada wadah
Kegunaan
Incomp
Kestabilan
Mg
trisilikat,
polietilen
dan
klorobutanol
cair
0,5
%,
pada
dan
mengkristal
jika
temperatur
dikurangi.
Sterilisasi
: Radiasi sinar
Konsentrasi
: Sampai 0,5 %
Titik lebur
: 95 97oC
4. Parafin cair ( FI III : 474, Exp : 345)
Nama Resmi
Sinnonim
Pemerian
: Parafinnum liquidum
: Parafin cair
: Cairan
kental,
transparan,
tidak
Penyimpanan
Kegunaan
Kestabilan
dalam eter P.
: Dalam wadah tertutup rapat,
: Sebagai basis
: Teroksidasi oleh panas dan cahaya dan
: Vaselinum flavum
: Vaselin kuning
: Massa lunak, lengket, kuning, bening, sifat
ini tetap setelah zat dilebur dan dibiarkan
hingga dingin tanpa diaduk, berfluoresensi
lemah. Jika dicairkan tidak berbau, hampir
Kelarutan
tidak berasa.
: Praktis tidak larut dalam air, dan dalam
kadang-kadanag
teropalesensi
lemah
: Dalam wadah tertutup baik.
: Sebagai basis
: Kebanyakan masalah stabilitas
karena
sejumlah
kecil
larutan
terjadi
dengan
dapat
merupah
petrolatum
dan
Jarak lebur
Sterilisasi
incomp
: 38,56 38,60oC
: Oven pada suhu 150oC selama 1 jam
6.
Nama Resmi
Sinnonim
Pemerian
: Adeps lanae
: Lanolin anhidrta
: Cairan jernih, tidak berwarna, odourless,
Kelarutan
tidak berasa
: Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut
dalam etanol, mudah larut dalam kloroform
Penyimpanan
P dan eter P
: Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
Kegunaan
Kestabilan
Incomp
Sterilisasi
BAB III
METODE KERJA
III.1
III.1.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan adalah batang pengaduk, cawan
porselen, lumpang, alu, pinset, sendok tanduk, spatel, dan sudip.
III.1.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan, aluminium foil, kertas
timbang, kloramfenikol, klorobutanol, lanolin anhidrat, parafin cair, vaselin
kuning, dan -tokoferol.
III.2
1.
Perhitungan
Perhitungan bahan
Kloramfenikol =
1 x 3850 mg = 38,5 mg
100
-tokoferol
0,05
x 3850 mg = 1,925 mg
100
Klorobutanol =
Basis
Parafin cair
Lanolin anhidrat
Vaselin kuning
10
= 100 x 3791 mg = 37,91 mg
10
= 100 x 3791 mg = 37,91 mg
80
=100 x 3791 mg = 3032,28 mg mg
2.
Perhitungan pengenceran
Kloramfenikol 38,5 mg
Kloramfenikol
50 mg
Basis steril
50 mg
100 mg
38,5 mg kloramfenikol
100 mg x 38,5 mg = 77 mg
50 mg
Klorobutanol 19,25 mg
Klorobutanol
50 mg
Basis steril
100 mg
150 mg
19,25 mg klorobutanol
-tokoferol 1,925 mg
1 mg -tokoferol
1 kapsul natur E
1,49 UI
= 100 UI
1,925 mg
x 1,49 UI = 2,868 UI
-tokoferol yang dibutuhkan
=1 mg
2,868 UI
x 1800 mg
Pengenceran =
100 UI
= 52 mg
1,925 mg -tokoferol
50 mg basis steril
3.
Tetrasiklin
HCL,
-tokoferol,
dan
klorbutanol
diencerkan
dengan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
Pengamatan
Wadah
Penampilan
Etiket brosur
Viskositas
Warna
Penimbangan
Partikulat
Volume
Klorfen
+
+
+
+
-
IV.2 Pembahasan
Pada percobaan ini, dilakukan pembuatan sediaan salep mata
kloramfenikol dengan indikasi untuk pengobatan konjungtivitas akut
(radang pada konjungtiva akibat bakteri seperti Haemophillus influenzae,
P. aeruginosa, Staphylococcus, Streptococcus, dsb), serta untuk blephritis
(radang pada kelopak mata atau tepi kelopak mata).
Salep mata merupakan sediaan steril yang dimaksudkan untuk
pengobatan mata dimana menggunakan dasar salep yang cocok,
dikerjakan secara aseptis, dan tempat kerjanya di iris, konjungtiva, kornea,
kelopak mata, dan kelenjar sebaseus. Dibuat dalam bentuk salep mata
sebab tempat kerjanya di kelopak mata dan konjungtiva dari mata,
sedangkan tetes mata tidak bisa bekerja dikelopak mata, kloramfenikol
juga tidak larut dalam air, serta akan mengalami degradasi dalam media
air karena pemecahan hidrolitik pada lingkaran amida.
Wadah yang digunakan untuk salep mata adalah wadah tube 3,5
gram berwarna putih, dengan ujung berliku agar memudahkan saat
pemakaian, dan ujung tube yang runcing sehingga saat pemakaian
ujungnya tidak menyentuh lapisan atas mata. Semua sediaan memiliki
penampilan yang baik.
Viskositas dari salep mata tidak boleh terlalu encer atau terlalu
kental. Bila terlalu encer maka pada saat penggunaan dapat mengotori
mata pemakai karena dapat mengalir keluar dari mata, sedangkan bila
terlalu kental maka pada saat penekanan untuk pemakaian, salepnya sulit
keluar dari tube. Semua sediaan tidak memenuhi persyaratan viskositas
salep yang baik karena basis yang digunakan tidak ditimbang dengan
baik.
Warna dari salep tidak boleh terlalu kuning atau terlalu putih juga
jangan terlalu pucat. Maka hendaknya warna salep mengikuti warna dari
basis, biasanya berwarna kuning muda. Sediaan Klorfen , KlorCha, dan
Kloramacz memberi warna kuning, sedangkan sediaan Chloram dan
Fichlor tidak memberikan warna yang memuaskan.
Salep mata harus bebas dari bahan partikulat yaitu bahan atau zat
yang kasar yang bisa merusak permukaan mata. Oleh karena itu, dalam
pembuatan, bahan harus betul-betul digerus sampai halus saat dilevigasi
dengan basis. Sediaan Klorfen tidak bebas dari bahan partikulat karena
penggerusan tidak dilakukan dengan baik sedangkan sediaan lain
hasilnya positif karena bebas dari bahan partikulat.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari percobaan ini, diperoleh kesimpulan bahwa :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
V.2 Saran
Saran untuk laboratorium yaitu alat timbangan ditambah. Saran
untuk asisten yaitu waktu pengerjaan ditambah karena alat terbatas.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta.
2. Ditjen POM, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Depkes RI,
Jakarta.
3. Ganiswara, 1995, Farmakologi
Farmakologi FK UI, Jakarta.
dan
Terapi,
Edisi
IV, Bagian
Chloram
Salep Mata
Netto : 3,5 g
Diproduksi oleh:
:
:
:
DKL 0601010131 A1
G 0601
17 September 2008
Chloram
Salep Mata
Netto : 3,5 g
Diproduksi oleh:
HARUS
DENGAN
RESEP
HARUS
DENGAN
RESEP
DOKTER
DOKTER
LAMPIRAN
Brosur
KLORAM
Salep Mata
KLORAM
Ophthalmic Ointment
Netto : 3,5 g
Netto : 3,5 g
Komposisi :
Tiap 3,5 gram salep mata mengandung :
Kloramfenikol1%
Basis................qs
Farmakologi :
KLORAM
Salep mata mengandung Kloramfenikol
yang bekerja sebagai antibiotika spektrum luas
yang berkhasiat terhadap bakteri Gram positif
maupun Gram negatif. Bekerja menghambat
sintesis protein bakteri dengan mengikat ribosom
bakteri 70s pada subunit 50s dan mencegah
pengikatan asam amino terakhir pada t-RNA amina
asil ke tempat akseptor dalam ribosom.
Indikasi :
Konjungtivitas akut dan blepharitis.
Kontra Indikasi :
Neonatus, pasien dengan gangguan hati dan pasien
yang hipersensitif.
Efek Samping :
Hipersensitivitas, neuropati optis .
Aturan Pakai :
Tiap 2-3 jam untuk 3 hari pertama
Tiap 3-4 jam untuk hari selanjutnya
Digunakan maksimal 2 minggu
Penyimpanan :
STERIL
Simpan di tempat yang
sejuk dan terlindung dari
cahaya.
HARUS DENGAN RESEP
DOKTER A1
No. Reg
: DKL 0601010131
Composition :
Each 3,5 gram ophthalmic ointment contains :
Chloramphenicol...1%
Base.......................qs
Pharmacology :
KLORAM
Ophthalmic ointment contains
Chloramphenicol which work as broad spectrum
antibiotic effective for positive Gram even negative
Gram bacteria. Inhibit bacteria protein synthesis by
bind bacteria ribosom 70s on subunit 50s and
prevent the binding of last amino acid at t-RNA
amina asil to acceptor place in ribosom.
Indication :
Acute conjunctivityand blepharitis.
Contra Indication :
Neonatus, patient with hepar obstruction and
hipersensitivity.
Adverse effect :
Hipersensitivity, optic neuropati.
Dosage :
Every 2-3 hours for 3 first days
Every 3-4 hours for the days after
Use maximal 2 weeks
Storage :
STERIL
Keep in cool place and
protected from the light.
E
ON
MEDICAL A1
Reg. Number : DKL
0601010131
PRESCRIPTION ONLY
Diproduksi oleh:
Producted by :
Makassar-Indonesia
Makassar-Indonesia
Etiket
Kloram
Salep Mata
Netto : 3,5 g
Tiap 3,5 gram salep mata mengandung :
Kloramfenikol1%
Basis...............qs
Indikasi : Konjungtivitas akut dan blepharitis.
Aturan Pakai :
Tiap 2-3 jam untuk 3 hari pertama
Tiap 3-4 jam untuk hari selanjutnya
Digunakan maksimal 2 minggu
Simpan di tempat yang sejuk dan terlindung
dari cahaya.
Untuk keterangan lebih lengkap lihat brosur.
No. Reg
No. Batch
Exp. Date
:
:
:
DKL 0601010131 A1
G 06001
17 September 2008
STERIL
DKL
G 06001
STERI
LE
ON MEDICAL PRESCRIPTION
ONLY
Diproduksi oleh: