Anda di halaman 1dari 130

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

2014
Pusdiklat Aparatur dan
Pusat Kesehatan HajiKementerian Kesehatan
Republik Indonesia

MODUL MATERI INTI 6


PENCATATAN DAN PELAPORAN
MANUAL DAN ELEKTRONIK

MODUL PELATIHAN TIM KESEHATAN HAJI INDONESIA

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

DESKRIPSI SINGKAT
Pencatatan dan pelaporan merupakan salah satu elemen
yang

penting

dalam

sistem

informasi

Kesehatan

Haji.

Pelaksanaan kegiatan kesehatan haji yang didukung oleh sistem


informasi haji dengan menggunakan berbagai macam aplikasi
dan teknologi informasi dapat memfasilitasi kebutuhan untuk
pengumpulan data secara cepat, pengolahan data yang besar
dan banyak serta komunikasi data yang cepat. Sistem pencatatan
dan pelaporan kesehatan haji memiliki jaringan komunikasi
dengan berbagai entitas yang tersebar di indonesia dan di Arab
Saudi. Dengan sistem yang terintegrasi dari saat sebelum haji
berangkat

hingga

saat

kepulangan

haji

serta

evaluasi

pelaksanaan haji,
Pencatatan dan pelaporan di Kloter merupakan salah satu
kegiatan pokok dalam pelayanan kesehatan haji. Secara umum
pencatan dan pelaporan ini tidak berbeda dengan pencatatan dan
pelaporan

lazimnya,

namun

mempunyai

keunikan

dalam

kegiatannya, spesifik dalam tujuan dan kegunaannya.

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Bagi Petugas TKHI Kloter, pencatatan dan pelaporan (R-R) yang


harus dikerjakan baik secara manual dan elektronik berbasis
android selama bertugas meliputi :
1. R-R Kunjungan sakit
2. R-R jemaah yang dirujuk
3. R-R Visitasi
4. R-R Pengelolaan obat dan alat kesehatan di kloter
5. R-R Kegiatan Individu

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah

mengikuti

materi

ini peserta

peserta

mampu

melakukan pencatatan dan pelaporan secara manual dan


secara elektronik berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya di
kloter.
Tujuan Pembelajaran Khusus :
Setelah sesi ini selesai, peserta dapat :
1. Menjelaskan

Pengertian,

Fungsi,

penyampaian dan bentuk Pencatatan

syarat,

cara

dan Pelaporan

kloter
2. Menjelaskan jenis RR di kloter
3. Pengisian form COD
4. Pengisian Outopsi Verbal
5. Pengkodean penyakit sesuai code ICD X
6. Pencatatan penyakit jemaah pada buku kesehatan jemaah
7. Menjelaskan alur dan waktu pelaporan
8. Menjelaskan Networking Pencatan dan Pelaporan Kloter
9. Menjelaskan Menu e-reporting
4

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

10. Menampilkan menu display laporan harian operasional haji


11. Melakukan pengisian form pencatatan pelaporan berbasis
android dan manual
12. Melakukan Pencatatan dan pelaporan pengelolaan obat
dan alkes ( E-Logistik )
13. Melakukan rekonsiliasi data( data jemaah, data logistic,
jumlah kesakitan, data faktual )
14.

Membuat laporan kegiatan individu

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK


BAHASAN
A. System Pencatatan Dan Pelaporan Manual
Sistem pencatatan dan pelaporan kesehatan adalah metoda
atau cara-cara perencanaan dan pelaksanaaan terhadap semua
bentuk catatan dan laporan mengenai kesehatan yang di kerjakan
dalam rangka pelayanan kesehatan Jemaah haji mulai dari
embarkasi, sampai dengan kembali ke tanah air (debarkasi).
Yang dimaksud dengan catatan dalam sistem pencatatan dan
pelaporan kesehatan adalah semua bentuk kegiatan tulis menulis
yang dipakai dan disimpan oleh instansi atau petugas yang
bersangkutan itu sendiri. Sedangkan yang dimaksud dengan
pelaporan adalah semua kegiatan tulis menulis yang kemudian
dikirimkan kepada instansi atau pejabat yang lebih tinggi sebagai
bahan pemberitahuan atau informasi untuk instansi tersebut.
Syarat untuk sistem pencatatan dan pelaporan adalah :
sederhana bentuk formulirnya, seragam bagi unit yang sejenis,
dan jelas maksud setiap item yang ada didalamnya.

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Selama mendampingi Jemaah dikloter petugas TKHI melakukan


pencatatan dan pelaporan dengan menggunakan form yang
sudah desedikan oleh Kementrian Kesehatan.
Pencatatan Dan Pelaporan Kloter
Bentuk Komunikasi yang dapat dilakukan secara tertulis atau
lisan maupun visual mengenai suatu hal tertentu sesuai
dengan tujuan pelaporan di kloter
Bentuk perwujudan pertanggungjawaban TKHI atas pemberian
kepercayaan dalam melaksanakan tanggung jawab dan
pelimpahan

wewenang

untuk

mendukung

pelaksanaan

pelayanan kesehatan di kloter


Pencatatan dan pelaporan pada operasional haji Kloter di Arab
Saudi merupakan administrasi pelayanan kesehatan haji
Indonesia yang dilaksanakan oleh petugas kloter di seluruh
jenjang pelayanan kesehatan selama operasional haji.
Kecepatan dan ketepatan waktu dalam pencatatan dan
pelaporan tersebut menjadi indikator baik tidaknya sistem
pencatatan dan pelaporan dalam penyelenggaraan kesehatan
haji pada saat operasional haji tahun itu.

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

1. Jenis Pencatatan Dan Pelaporan (R-R)


a. R-R kunjungan berobat
Pada setiap jemaah yang berobat di kloter, dilakukan
pencatatan pada buku kunjungan berobat kloter (buku
sudah ada diberikan di tanah air) dan catan ringkan ringkas
di Buku Kesehatan Jemaah Haji (BKJH), meliputi : tanggal
kunjungan, anamnesis & pemeriksaan fisik, diagnosis,
tindakan/terapi, dan keterangan lain yang dibutuhkan. Bila
jemaah perlu dirujuk, catat indikasi rujuk, tanggal & jam
merujuk, tempat rujukan. Sertakan BKJH pada saat
merujuk dan serahkan kepada petugas kesehatan di
tempat rujukan. Saat jemaah dipulangkan kembali ke kloter,
pastikan pada BKJH tercatat diagnosis di tempat rujukan,
terapi, dan rencana tindak lanjut dari dokter di tempat
rujukan. Diagnosis penyakit ditulis sesuai dengan ICD-X.
Daftar diagnosis penyakit yang mungkin muncul (sesuai
ICD-X)

dapat dilihat di Buku Saku Kloter. Rekapitulasi

kunjungan sakit dituliskan pada form terlampir

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

b. R-R Pengelolaan Obat & Alat Kesehatan di Kloter


Setiap kloter akan menerima 1 (satu) tas kloter yang berisi
obat dan alat kesehatan. Daftar obat dan alat kesehatan di
kloter dapat dilihat di Buku Saku Kloter. Selanjutnya obat
dan alat kesehatan itu harus dikelola oleh petugas kloter.
Setiap penerimaan, pengeluaran, dan permintaan obat
dan alat kesehatan harus tercatat dalam formulir harian
yang disediakan untuk itu, dilaporkan setiap hari ke Sub
Daker (kesepakatan jam pelaporan akan ditetapkan
kemudian). Formulir dapat diperoleh di Daker/Sub Daker
c. R-R Persedian Obat Kloter
Selama masa operasional Petugas Kloter akan mendapat
tas yang telah dilengkapi obat dan

dapat mengajukan

permintaan obat kektor/BPHI, yang kesemuanya dicatat


dalam buku persediaan.
Menjelang

kepulangan

Petugas

kloter

harus

mengembalikan tas obat dilengkapi dengan laporan sisa


obat.

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

d. R-R pada Buku Laporan Pelaksanaan Tugas TKHI


Sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
TKHI, maka setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh TKHI
dicatat dan dilaporkan dalam Buku Laporan Pelaksanaan
Tugas TKHI.
Selain sebagai bentuk pertanggungjawaban, kegiatan
yang dicatat di dalam buku ini juga dapat dijadikan sebagai
informasi bagi kepentingan program kesehatan haji
selanjutnya.
e. Formulir rujukan

Petugas Kloter dapat meminta formulir rujukan di


Sektor/BPHI, dan digunakan apabila akan merujuk jemaah
baik ke sektor, BPHI maupun langsung Rumah Sakit
Saudi.
Apabila kloter langsung merujuk ke Rumah Sakit Saudi
harus

melapor

ke

Sansur

BPHI

untuk

dilakukan

pemantauan selanjutnya.
Dan apabila dianggap tidak mampu melaksanakan wukuf
tanpa

bantuan

petugas kesehatan.

Petugas kloter
10

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

membuat usulan safari wukuf dicatat pada formulir yang


diperuntukkan untuk itu (dapat diperoleh di BPHI Sektor)
dan diserahkan kepada petugas kesehatan di BPHI/
Sektor. Kriteria penyakit/kondisi kesehatan jemaah Safari
Wukuf ditentukan oleh
f. Rormulir COD (Certifikat Of Death) dan Outopsi Verbal
(OV)

Bila ada jemaah haji yang meninggal dunia di luar tempat


pelayanan dokter kloter yang membuat

keterangan

kematian dengan menggunakan formulir COD dan


mengisi OV.
Apabila di tempat pelayanan kesehatan maka dokter
sektor yang akan membuatkan COD dan AV. COD yang
diisi dengan lengkap dan benar, lembar pertama diberikan
kepada keluarga/karom/karu yang akan digunakan untuk
klaim asuransi.

11

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

g. Buku Laporan TKHI Kloter

Buku laporan penerbangan yang merupakan manifes


harus diisi oleh Petugas Kloter ditandatangai dan apabila
sudah sampai di Arab saudi pada saat melapor di BPHI
harus ditanda tangai oleh Kepala BPHI

h. Buku Panduan ICD IX

Adalah buku panduan yang berisi code penyakit, Dokter


harus menuliskan penyakit disertai dengan code ICD IX
pada hasil pemeriksanaan.

i.

Buku Resep

Seperti buka resep pada umumnya pada saat operasional


pelayanan jemaah haji juga dokter pada saat selesai
melakukan pemeriksaan apabila memberikan resep harus
menggunakan buku resep yang sudah disediakan dan
menuliskan kode resep. Kode resep nantinya akan dientry
pada menu yang aplikasinya sudah ada di smartphoen.

12

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

j. R-R Penyakit Jemaah pada buku kesehatan haji

Pada setiap jemaah yang berobat di kloter, dilakukan


pencatatan ringkas di Buku Kesehatan Jemaah Haji
(BKJH), meliputi : tanggal kunjungan, anamnesis &
pemeriksaan

fisik,

diagnosis,

tindakan/terapi,

dan

keterangan lain yang dibutuhkan.


Bila jemaah perlu dirujuk, catat indikasi rujuk, tanggal &
jam merujuk, tempat rujukan. Sertakan BKJH pada saat
merujuk dan serahkan kepada petugas kesehatan di
tempat rujukan.

13

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

2. Alur Pelaporan
Alur pelaporan merupakan suatu proses penyampaian /
pengiriman data pelayanan dan kegiatan petugas selama
operasional secara berjenjang
a. Waktu yang digunakan adalah waktu Arab Saudi
b. Petugas kloter diwajibkan mengentry data pelayanan
kesehatan dan visitasi secara online, dan batas upload
visitasi pukul 13.00 WAS, untuk pelayanan berikutnya tetap
terus dientry dan upload system akan menyimpan semua
data yang telah dientry
c. Data yang telah dientry dapat dilihat dan dibaca oleh
petugas siskohatkes penyelenggara program kesehatan
haji.
d. Karena bersifat realtime, dan semua menggunakan system
akan terlihat petugas kloter yang telah tiba di Saudi
melakukan pelayanan atau tidak, oleh karena itu setiap
petugas kloter yang telah tiba di arab saudi harus segera
melakukan sinkronisasi data maksudnya mencocokan data
manifes jamaah dan data yang ada dalam system
(smartphon) serta lokasi dimana kloter berada ( Ketika di
Jeddah, di Madinah, di Makkah, di Arofah, di Muzdalifah dan
di Mina) dan rekonsiliasi data maksudnya koreksi terhadap
jumlah data pelayanan
e. Semua data entry pelayanan selama operasional di Arab
Saudi setiap hari oleh petugas sansur akan melakukan
clean data yang kemudian akan dianalisis dan dilaporkan
kepada Kepala Seksi Kesehatan kemudian teruskan
kepada Ka.Daker, Askorbid Sansur/Kabid Kesehatan Arab
Saudi dan Sekretariat Opreasional Haji di Jakasrta dalam
14

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

f.

betuk laporan harian pelayanan kesehatan paling lambat


pukul 17.00 WAS
Sekretariat Operasional haji kemudian akan melaporkan
hasil pelayanan kesehatan selama di arab saudi kepada
Menteri Kesehatan setiap hari, wib.

Alur pelaporan secara of line

MENKES RI
Maksimal Jam

08 . 00 WIB

SEKRETARIAT OPRS HAJI


( PUSAT KES HAJI )
Maksimal Jam 06.00 WIB

KUH
Maksimal Jam 24.00 WAS

DAKER
Maksimal Jam 20.00 WAS

SANSUR DAKER
Maksimal Jam 17.00 WAS

SANSUR SEKTOR
Maksimal Jam 13.00 WAS

KLOTER
15

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Alur Pelaporan secara system

16

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Alur Pelaporan secara system

Tanah Air

Saudi Arabia

Internet

REAL TIME

Jam 13.00 WAS


UPLOAD

Petugas Kloter
17

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

B. Pencatatan Dan Pelaporan Elektronik


Pencatan dan pelaporan elektronik merupakan pencatatan dan
pelaporan dengan menggunakan teknologi berupa system
berbasis web, Petugas Kesehatan kloter (Dokter dan Perawat)
dibekali 1 (satu) perangkat smartphone yang didalamnya sudah
tersedia data jemaah sesuai dengan kloter dan embarkasi. Menu
entry data , dan system terhubung langsung ke server SISTEM
KOMPUTERISASI HAJI TERPADU BIDANG KESEHATAN (
SISKOHATKES) di Jakarta,
Petugas Kesehatan Kloter (dokter dan perawat) harus mampu
mengentry data kegiatan pelayanan kesehatan jemaah. Untuk
visitasi petugas kesehatan melaporkan dengan cara mengupload
foto visitasi jemaah. Kegiatan pencatatan dan pelaporan entry
data dapat diklakukan secara of line.

18

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

1. Mengaktifkan smartphon
Smarphon diberikan di Bandara Jeddah sesuai dengan kloter
dan asal embarkasi.

2. Manajemen Pengguna
Adalah

pengecekan

ulang

pada

smartphon,

apakah

semartphon yang diberikan sudah sesuai dengan nama


dokternya, asal dan jumlah jamaah haji yang ada dikloternya

3. Sinkronisasi jamaah dan lokasi kloter


Setelah petugas menerima smartphon, kemudian petugas
melakukan sinkronsasi ( pemutahiran) data jemaah dan lokasi
jemaah, tanggal, bulan dan tahun

4. Entry data sesuai menu pada aplikasi


Kegitan memasukan data pelayanan kesehatan pada menu
yang disediakan aplikasi, kegaiatn ini dilaksanakan setiap kali
melakukan pelayanan, baik secara of line maupun online.
Waktu mengiriman (upload) bisa setiap saat dengan batas
maksimal pukul 13.00 WAS. Setiap harinya.

19

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Pelayanan setelah pukul 13.00 WAS tetap dientry pada aplikasi


dan upload (data real time). Ingat waktu : tanggal melakukan
pelayanan

5. Foto visitasi
Petugas kesehatan yang melakukan visitasi atau bila terjadi
kejadian luar biasa petugas harus mengambil foto visitasi dan
kejadian luar bisa kemudian di upload.
Bila melakukan visitasi dan menambil fotonya maka tidak ada
bukti bahwa petugas melakukan visitasi.

6. Upload data entry dan foto visitasi


Upload data entry dan foto visitasi menggunakan aplikasi yang
sudah ada dalam siskohatkes-indonesia.

20

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

BAHAN BELAJAR
1. Buku modul Pelatihan Tenaga Kesehatan Haji Kloter
2. Buku Panduan Penggunaan Siskohatkes Mobile
3. Formulir-formulir

21

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
PEMBELAJARAN
1. Fasilitator mengucapkan salam dan memperkenalkan
diri.

2. Fasilitator memberikan

apresiasi kepada

peserta,

bahwa peserta adalah orang-orang hebat dan terpilih


dari sekian banyak pelamar, gunakan kesempatan ini
untuk belajar sebaiknya kemudian dimantapkan lagi
setelah selesai pelatihan, sehingga pada gilirannya
dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.
3. Fasilitator menjelaskan bahwa petugas kesehatan haji
kesehatan haji selain harus melakukan pelayanan
kesehatan juga harus melakukan pencatatan dan
pelaporan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan.
4. Fasilitator menjelaskan Pengertian, fungsi dan jenislaporan serta formulir-formulir yang digunakan selama
melaksanakan kegiatan sebagai petugas.
22

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

5. Membimbing cara pengisian formulir-formulir secara


manual.
6. Fasilitator

menjelaskan

cara

mengoprasikan

smartphone yang berisi aplikasi dan cara entry data


menggunakan aplikasi secara elektronik.

7. Fasilitator mempraktekan entry data menggunakan


aplikasi secara elektronik.

8. Fasilitator

membimbing

peserta

dalam

praktek

penggunaan aplikasi elektronik.


9. Praktek

Pencatatan

dan

pelaporan

dengan

menggunakan aplikasi.

23

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

URAIAN MATERI
POKOK BAHASAN
Pencatatan Dan Pelaporan Secara Manual
Sistem pencatatan dan pelaporan kesehatan adalah
metoda atau cara-cara perencanaan dan pelaksanaaan terhadap
semua bentuk catatan dan laporan mengenai kesehatan yang di
kerjakan dalam rangka pelayanan kepada Jemaah haji.
Yang dimaksud dengan catatan dalam sistem pencatatan
dan pelaporan kesehatan adalah semua bentuk kegiatan tulis
menulis yang dipakai dan disimpan oleh instansi atau petugas
yang bersangkutan itu sendiri. Sedangkan yang dimaksud
dengan pelaporan adalah semua kegiatan tulis menulis yang
kemudian dikirimkan kepada instansi atau pejabat yang lebih
tinggi sebagai bahan pemberitahuan atau informasi untuk instansi
tersebut.
Adapun tujuan dari pencatatan dan pelaporan adalah
tersedianya data dan informasi epidemiologi kesehatan haji
sebagai dasar pengambilan keputusan dalam perencanaan,
24

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

pelaksanaan, pemantauan, evaluasi pelayanan kesehatan haji


mulai dari tanah air, selama di perjanan dan di Arab Saudi sampai
kembali ke tanah air
Syarat untuk sistem pencatatan dan pelaporan adalah :
sederhana bentuk formulirnya, seragam bagi unit yang sejenis,
dan jelas maksud setiap item yang ada didalamnya.
Pencatatan dan pelaporan pada operasional haji Kloter di
Arab Saudi merupakan administrasi pelayanan kesehatan haji
Indonesia yang dilaksanakan oleh petugas kloter di seluruh
jenjang pelayanan kesehatan selama operasional haji.
Kecepatan dan ketepatan waktu dalam pencatatan dan pelaporan
tersebut menjadi indikator baik tidaknya sistem pencatatan dan
pelaporan dalam penyelenggaraan kesehatan haji pada saat
operasional haji tahun itu.
Jenis-jenis Pencatatan dan Pelaporan (R-R)
1) R-R kunjungan sakit pada Buku Kesehatan Jemaah Haji
(BKJH)
Pada setiap jemaah yang berobat di kloter, dilakukan
pencatatan ringkas di Buku Kesehatan Jemaah Haji (BKJH),
meliputi : tanggal kunjungan, anamnesis & pemeriksaan fisik,
25

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

diagnosis,

tindakan/terapi,

dan

keterangan

lain

yang

dibutuhkan.
Bila jemaah perlu dirujuk, catat indikasi rujuk, tanggal & jam
merujuk, tempat rujukan. Sertakan BKJH pada saat merujuk
dan serahkan kepada petugas kesehatan di tempat rujukan.
Saat jemaah dipulangkan kembali ke kloter, pastikan pada
BKJH tercatat diagnosis di tempat rujukan, terapi, dan rencana
tindak lanjut dari dokter di tempat rujukan. Diagnosis penyakit
ditulis sesuai dengan ICD-X. Daftar diagnosis penyakit yang
mungkin muncul (sesuai ICD-X) dapat dilihat di Buku Saku
Kloter. Rekapitulasi kunjungan sakit dituliskan pada form
terlampir
2) R-R pada Buku Laporan Pelaksanaan Tugas TKHI
Sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
TKHI, maka setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh TKHI
dicatat dan dilaporkan dalam Buku Laporan Pelaksanaan
Tugas TKHI.
Selain sebagai bentuk pertanggungjawaban, kegiatan yang
dicatat di dalam buku ini juga dapat dijadikan sebagai informasi
bagi kepentingan program kesehatan haji selanjutnya.

26

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Pencatatan dilakukan di setiap etape perjalanan ibadah haji,


mulai dari pesawat saat keberangkatan ke Arab Saudi sampai
di pesawat saat kepulangan ke Indonesia. Pelaporan dilakukan
di setiap daerah kerja (Daker) dengan meminta pengesahan
dari petugas kesehatan yang berwenang di Daker (Wakadaker
Bidang Kesehatan).
Petunjuk penggunaan buku ini dapat dilihat pada Buku
Laporan Pelaksanaan Tugas TKHI.
3) R-R Pengelolaan Obat & Alat Kesehatan di Kloter
Setiap kloter akan menerima 1 (satu) tas kloter yang berisi obat
dan alat kesehatan. Daftar obat dan alat kesehatan di kloter
dapat dilihat di Buku Saku Kloter. Selanjutnya obat dan alat
kesehatan itu harus dikelola oleh petugas kloter. Setiap
penerimaan, pengeluaran, dan permintaan obat dan alat
kesehatan

harus

tercatat

dalam

formulir

harian

yang

disediakan untuk itu, dilaporkan setiap hari ke Sub Daker


(kesepakatan jam pelaporan akan ditetapkan kemudian).
Formulir dapat diperoleh di Daker/Sub Daker.
Ketepatan pencatatan dan pelaporan obat dan alat kesehatan
ini sangat diperlukan untuk perencanaan obat dan alat
kesehatan tahun berikutnya.
27

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

4) R-R jemaah rujuk, rawat dan jemaah Safari Wukuf


Jika kondisi jemaah tidak memungkinkan untuk ditangani
dikloter, maka dokter kloter mengajukan usulan jemaah yang
karena kondisi kesehatannya untuk dirujuk, dirawat pada
sarana layanan yang lebih lengkap dan dianggap tidak mampu
melaksanakan wukuf tanpa bantuan petugas kesehatan.
Usulan dicatat pada formulir yang diperuntukkan untuk itu
(dapat diperoleh di BPHI Sektor) dan diserahkan kepada
petugas kesehatan di BPHI Sektor. Kriteria penyakit/kondisi
kesehatan jemaah Safari Wukuf ditentukan oleh Wakadaker
Bidang Kesehatan di Mekkah.

28

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Manfaat Dan Tata Laksana ICD X Dalam Kesehatan Haji


Nomenklatur merupakan sistem yang digunakan untuk istilah
medis

yang

menggambarkan

penyakit,

symptom,

dan

prosedur. Nomenklatur juga dikenal sebagai terminologi klinis.


Penggunaan nomenklatur harus kompatibel dengan sistem
klasifikasi

yang

merupakan

sistem

yang

dapat

mengelompokkan penyakit-penyakit dan prosedur-prosedur


yang sama dan diakui secara internasional. Klasifikasi
Internasional Penyakit, Revisi Kesepuluh atau ICD 10
merupakan klasifikasi penyakit yang digunakan pada saat ini.
Sistem ini akan memudahkan pengaturan, penyimpanan,
pengambilan, dan analisis data kesehatan. Terlebih lagi, untuk
pengembangan dan penerapan pencatatan pasien

yang

terkomputerisasi.
Kebijakan dan prosedur sangat dibutuhkan untuk mengawasi
proses koding. Penggunaan perbendaharaan klinis oleh para
klinisi

bertujuan

mengambil

data

untuk
untuk

mengumpulkan,
tujuan

mengolah,

administrasi

dan

(statistik,

pembayaran, peralatan, dll), dan klinis (mengembangkan


pelayanan medik).

29

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

A. Tujuan dan Kegunaan ICD


a. Klasifikasi morbiditas dan mortalitas untuk tujuan statistik
b. Mengindeks pencatatan penyakit dan tindakan di sarana
pelayanan kesehatan
c. Pelaporan diagnosis tenaga medis
d. Memudahkan penyimpanan dan pengambilan data
e. Sebagai dasar pengelompokan DRGs untuk pembayaran
f. Pelaporan nasional morbiditas dan mortalitas

g. Tabulasi

data

pelayanan

kesehatan

untuk

evaluasi

perencanaan pelayanan medik


h. Menemukan bentuk pelayanan
i. Analisis pembayaran pelayanan kesehatan
j. Untuk penelitian epidemiologi dan klinis

B. Struktur ICD-10
ICD-10 terdiri atas 3 volume, volume 1 berisi klasifikasi
utama disebut dengan Tabular lis, volume 2 petunjuk
penggunaan, sedangkan volume 3 indeks alfabet. Volume 1
terdiri atas 21 bab yang disusun menurut sistem anatomi (body
30

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

system) dan grup khusus. Pengkodean menggunakan alfa


numerik

A00-Z99

kecuali

belum

digunakan

yang

dipersiapkan untuk kode diagnosis baru. Masing-masing bab


dimulai dengan huruf, empat belas bab menggunakan satu
huruf, tiga bab bergabung dengan bab lain, dan bab yang lain
lebih dari satu huruf (lihat lebih lanjut pada table 1).
Setiap bab dibagi menurut blok, setiap blok terdiri atas tiga
karakter dan setiap kategori tiga karakter dapat dirinci mejadi
kategori empat karakter atau lebih sesuai dengan rincian setiap
tiga karakter tersebut (lihat gambar 1).

Blok

Bab I-XXI

A Z Kecuali U

Karakter I

U
A0009

A10-

A20-

Z80-

A19

A29

Z99

3 Karakter

A00

A01

4 Karakter

A01.0

A01.1

Dst

Dst

A09

A01.4

31

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Tabel 1. Rincian bab ICD-10


Bab

ICD

Kode
Awal

Farr"s

Penyakit parasistik dan infeksi


tertentu

A,B

Epi

II

Neoplasma

C,D

Gen

III

Penyakit darah dan organ


pembentuk darah

Gen

IV

Penyakit endokrin, nutrisi dan


metabolic

Gen

Gangguan mental dan


perilaku

Gen

VI

Penyakit sistem syaraf

BS

VII

Penyakit mata dan organ


mata

BS

VIII

Penyakit telinga dan


prosessus mastoideus

BS

IX

Penyakit sistem sirkulasi

BS

Penyakit sistem nafas

BS

XI

Penyakit sistem cerna

BS

XII

Penyakit kulit dan jaringan


subkutan

BS

XIII

Penyakit sistem
muskulokeletal dan jaringan
penunjang

BS

XIV

Penyakit sistem kemih

BS

XV

Kehamilan, kelahiran, dan

Gen
32

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Bab

ICD

Kode
Awal

Farr"s

XVI

Kondisi tertentu yang bermula


dari masa perinatal

Divl

XVII

Kelainan kongenital,
deformitas, dan kelainan
kromosom

Divl

XVIII

Tanda, gejala, dan hasil


pemeriksaan klinik &
laboratorium yang tidak
normal

Gen

XIX

Cedera dan keracunan

S, T

masa nifas

CADANGAN
XX

Seluar kesakitan dan


kematian

XXI

Faktor yang mempengaruhi


keadaan kesehatan dan
kontak dengan pelayanan
kesehatan

u
V, W, X,
Y

Gen

Gen

33

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

A. Penggunaan ICD-10
Dalam

menggunakan

ICD-10

perlu

diketahui

bagaimana

menggunakan ICD, dan peraturan morbiditas serta petunjuk dan


peraturan kode mortalitas, yaitu:
I.

Peraturan Umum sistem Dagger dan Asterisk, serta delapan


langkah dasar pedoman sederhana dalam menentukan kode.

II.

Peraturan Morbiditas

III. Peraturan Kode Mortalitas


1. Keterangan untuk Peraturan Morbiditas
Untuk pengkodean morbiditas sangat bergantung pada
diagnosa yang ditetapkan oleh dokter yang merawat pasien
atau yang bertanggung jawab menetapkan kondisi utama
pasien yang kemudian diklasifikasi dalam kode penyakit. Hal
yang dapat dijadikan tanda adalah gejala tanda, alasan kontak
dengan pelayanan kesehatan, kondisi multiple.
Hal yang perlu dicatat untuk pengkodean yang spesifik yaitu
penyakit dengan squelae, akut dan kronis, neoplasma, cedera
dan penyebab eksternal. Seperti contoh di bawah ini:
1. Carsinoma lobutan lower outer quadrant of the left brust C
50.5, M8520/3
34

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

2. Cerebral contusion due to fall from bed into floor S06.20


W06.04
3. Tuberculosis meningitis (dengan dagger dan asterisk)
A17.0, G01*
Pada keadaan dokter yang merawat atau bertanggung jawab
bila tidak dapat menunjukkan atau menetapkan keadaan
utama pasien atau tidak memungkinkan untuk mendapatkan
penjelasan,

maka

penetapan

kondisi

utama

melalui

ketentuan/aturan (rules) yang dapat menjamin bahwa kondisi


utama yang dipilih dan dikode menggambarkan kondisi yang
dapat dipertanggungjawabkan dalam satu episode pelayanan.
Koder harus terbiasa dengan ketentuan ini dan mampu
menggunakannya yaitu ketentuan (rules) MB1-MB5.
2. Keterangan untuk Peraturan Kode Mortalitas
a. Ketentuan Umum
Sertifikat kematian adalah sumber utama data mortalitas,
informasi kematian biasa di dapat dari praktisi kesehatan
atau pada kasus kematian karena kecelakaan, kekerasan,
dan penyakit jantung. Orang yang mengisi sertifikat
kematian akan memasukkan urutan kejadian yang
35

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

meyebabkan kematian pada sertifikat kematian sesuai


dengan format internasional .
Konsep sebab kematian hanya memberi satu sebab
kematian yang memudahkan untuk pengisian sertifikat
walaupun tercatat dua atau lebih kondisi morbiditas yang
menyebabkan kematian. Sebab yang mendasari kematian
merupakan pusat dari kode mortalitas.
WHO mendefinisikan sebab kematian adalah semua
penyakit, keadaan sakit atau cedera yang menyebabkan
atau

berperan

terhadap

terjadinya

kematian.

Oleh

karenanya sebab yang mendasari kematian adalah


keluhan atau kejadian atau keadaan yang jika tidak karena
hal tersebut pasien tidak akan mati.
b. Memilih sebab kematian
WHO telah menetapkan prosedur yang harus diikuti untuk
mengkode sebab yang mendasari kematian dengan
urutan langkah-langkah logis sebagai berikut:
1)

Prinsip umum
Apabila lebih dari satu penyakit atau keluhan ditulis
pada sertifikat, Maka penyakit atau keadaan tunggal
yang dicantumkan pada baris terakhir, hanya jika
36

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

penyakit/keluhan tersebut menyebabkan terjadinya


seluruh penyakit (keluhan yang tercantum diatasnya)
Contoh: (a) Abcess of lung
(b) Lobar pneumonia
Pilih Lobar pneumonia (J18.1), sebagai penyebab
mendasar sebab abses paru .
2) Aturan modifikasi
Dalam beberapa kasus sebab yang mendasari
kematian yang telah dipilih dengan menggunakan
aturan diatas tidak terpakai, dalam hal ini ditetapkan
cara modifikasi sesudah penggunaan prinsip umum
atau aturan 1-3 tidak biasa dipakai maka digunakan
aturan modifikasi A-F.
3. Keterkaitan ICD-10 dengan klasifikasi lainnya
WHO

pada

tahun

2004

mengembangkan

Family

Classification ICD-10 setelah disadari bahwa informasi pada


ICD 10 tidak cukup untuk dihubungkan dengan gangguan
kesehatan. (lihat lebih lanjut Gambar 2).

37

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Gambar 2. Family of Desease and Health-Related


Classification ICD-10

Informasi yang
me-nunjang pada
kese- hatan primer
- Lay reporting
- Skema info
berdasarkan
komunikasi lain
dalam kesehatan

Klasifikasi lain yg
berhub dgn
keseha-tan
- Kecatatan,
ketidakmampua
n & catat
bawaan
- Prosedur
- Akibat kunjungan
(Gugatan)

Klasifikasi inti ICD


3 karakter
- Diagnosis
- Gejala
- Hasil lab yg
abnormal
- Cedera &
keracunan
- Penyebab luar
Morbiditas &
mor-talitas
- Faktor
yg
mempe-ngaruhi
kesehatan

Daftar
tabula
si
ringka
s

ICD
klasifikasi 4 karakter

Penyesuaian
berdasarkan
spesialisasi
- Onkologi
- Gigi/mulut
- Penyakit kulit
- Psikiatri
- Syaraf
- Orthopedi
- Kebidanan/kandungan
- Penyakit anak
- Spesialisasi lain
- Praktek umum

NOMENKLATUR
INTERNASIONAL
MENGENAI
PENYAKIT (IND)

38

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

WHO

dalam

Classification

menerbitkan
(WHO-FIC)

buku

Family

mempunyai

of

tujuan

International
agar

dapat

digunakan mencapai visi yang terintegrasi untuk membandingkan


informasi kesehatan secara internasional. Klasifikasi tersebut
terbagi atas tiga kelompok:
1). Klasifikasi Rujukan yang terdiri atas:
International Classification of Diseases
International Classification of Functioning, Disability in Health
(ICF)
International Classification of Health Intervention (ICHI)
2). Klasifikasi spesifik yang terdiri atas:
International Classification of Diseases for Oncology, Third
Edition (ICD-O-3)
The ICD-10 Classification of Mental and Behavioral Disorders
Application of the International Classification of Diseases to
Dentistry and Stomatology, Third Edition (ICD-DA)
Application of the International Classification of Diseases to
Neurology (ICD-10-NA)
3). Klasifikasi yang berhubungan
International Classification of Primary Care (ICPC)
International Classification of External Causes of Injury (ICECI)

39

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

The Anatomical, Therapeutic Chemical (ATC) classification


system with Defined Daily Doses (DDDs)
ISO 9999 Technical aids for persons with disabilitiesClassification and Terminology
Sementara itu ada klasifikasi yang tidak masuk pada klasifikasi
diatas, seperti Sistem Klasifikasi pembedahan yang merupakan
kumpulan dari tindakan Pembedahan yang digunakan, pada
saat ini masih menggunakan klasifikasi

yang ditetapkan oleh

WHO (ICOPIM) tahun 1978 dan diterjemahkan kedalam bahasa


Indonesia tahun 1997. Klasifikasi pada ICOPIM mencakup
klasifikasi pembedahan, laboratorium, radiologi, tindakan bedah,
pengobatan, dan berbagai prosedur lain. Pada saat ini sedang
dikembangkan klasifikasi pembedahan tindakan yang baru yang
disebut dengan International Classification of Health Intervention
(ICHI), klasifikasi ini dikembangkan untuk negara yang telah
menerapkan ICD-10.

40

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

HAL-HAL PENTING DALAM KODING

1. Standar dan etik


Standar dan etik koding sudah dikembangkan oleh AHIMA,
terdapat beberapa standar yang harus dipenuhi oleh seorang
koder professional, antara lain:
1). Akurat, komplit dan konsisten untuk menghasilkan data
yang berkualitas
2). Koding harus mengacu pada ICD-CM
3). Koding harus mengikuti sistem klasifikasi yang sedang
berlaku dengan memilih koding diagnosis dan tindakan
yang tepat
4). Koding harus ditandai dengan laporan kode yang jelas dan
konsisten pada dokumentasi dokter dalam record pasien
5). Koding professional harus berkonsultasi dengan dokter
untuk klarifikasi dan kelengkapan pengisian
6). Koding professional tidak mengganti kode pada bill
pembayaran
7). Koding professional harus sebagai anggota dari tim
kesehatan, harus membantu dan mensosialisasikan
kepada dokter dan tenaga kesehatan lain
8). Harus mengembangkan kebijakan koding di institusinya
41

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

9). CP harus secara rutin meningkatkan kemampuannya


mengenai koding
10). Koding professional berusaha untuk memberi kode yang
paling sesuai untuk pembayaran.
2. Elemen kualitas koding
Audit harus dilakukan untuk mereview kode yang telah dipilih
oleh petugas. Koding proses harus dimonitor untuk beberapa
elemen sebagai berikut:
1). Reliability (Konsisten bila dikode petugas berbeda kode tetap
sama)
2). Validity (Kode tepat sesuai diagnosis dan tindakan)
3). Completeness (mencakup semua diagnosis dan tindakan
yang ada di rekam medis)
4). Timeliness (tepat waktu)
3. Kebijakan dan prosedur koding
Setiap

fasilitas

pelayanan

kesehatan

harus

membuat

kebijakan dan prosedur koding sesuai dengan tenaga dan


fasilitas yang dimilikinya. Kebijakan dan prosedur tersebut
sehingga merupakan pedoman bagi tenaga koding agar dapat
melaksanakan koding dengan konsisten. Kebijakan ditetapkan
oleh organisasi seperti organisasi rumah sakit (ARSADA), IDI,

42

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Persatuan Manajemen Informasi Kesehatan (PORMIKI) dan


organisasi lainnya.
KAITAN ICD DAN DIAGNOSTIC RELATED GROUPS (DRGS)
Perkembangan haji kedepan adalah mengembangkan manfaat
lain yang dapat dirasa, seperti ketika perkembangan pembayaran
dilakukan dengan didasari pada diagnosa penyakit. Besaran
biaya ini sangat ditentukan oleh diagnosa akhir pada saat pasien
keluar rumah sakit yang ditetapkan oleh dokter yang merawat
atau bertanggung jawab serta ketepatan koding yang diberikan
oleh petugas rekam medis dengan menggunakan ICD-10.
Dalam pembayaran DRG, rumah sakit maupun pihak pembayar
tidak lagi merinci tagihan dalam dengan merinci pelayanan apa
saja yang telah diberikan kepada seorang pasien. Akan tetapi
rumah sakit hanya menyampaikan diagnosis pasien waktu pulang
dan memasukan kode DRG untuk diagnosis tersebut. Besarnya
tagihan untuk diagnosis tersebut sudah disepakati oleh seluruh
rumah sakit di suatu wilayah dan pihak pembayar misalnya badan
asuransi/jaminan sosial atau tarif DRG tersebut telah ditetapkan
oleh pemerintah sebelum tagihan rumah sakit dikeluarkan.
Adapun DRG digunakan atas pengelompokan ICD yang telah
dimodifikasi

yang

disebut

dengan

ICDCM

(International
43

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Classification of Diseases Clinical Modification) pengelompokan


dilakukan atas dasar klasifikasi anatomi dan fisiologis, adanya
tindakan, umur, jenis kelamin pasien.
Pembayaran

dengan

cara

DRG

mempunyai

beberapa

keutamaan sebagai berikut, sebagian hal tersebut adalah:


Memudahkan administrasi pembayaran bagi rumah sakit
dan pihak pembayar
Memudahkan pasien memahami besaran biaya yang
harus dibayarnya
Sementara kelemahannya sebagian adalah penerapannya
yang membutuhkan pencatatan rekam medis, yang akurat
dan komprehensif. Sistem komputerisasi dan teknologi
kumputer kini sangat memudahkan penyelenggaraan sistem
ini.

44

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

CONTOH FORMULIR R-R DI KLOTER

1)

REKAPITULASI LAPORAN HARIAN ( Kumpulan laporan


harian dari hari 1 40 )

Lp.1
DAFTAR PERMINTAAN OBAT/ALAT KESEHATAN
Kloter :..BTJ/MES/BTH/JKG/JKS/SOC/SUB/UPG/BPN/BDJ/MTR
Tanggal : Tempat : .

NO

Jenis
Obat/Alat
Kesehatan

Mengetahui
Ka.Kloter
.

Jumlah
Permintaan

Jumlah
Diberikan

Keterangan

.200..
Dokter kloter..

PERMINTAAN
OBAT/ ALKES
DARI KLOTER

Permintaan
melalui Sub
Daker & Sub
Daker ke Daker di
wilayah Madinah
dan Makkah
Permintaan
minimal 3 hari
sebelum
kebutuhan

45

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

REFERED CASE
REPORT
Formulir rujukan
harus diisi & di
sertakan pada saat
merujuk jemaah
haji Indonesia ke
RS Arab Saudi

46

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

CERTIFICATE
OF DEATH
Form. Lm (COD) = Laporan
kematian di lengkapi dan di
serahkan secepatnya ke Sub
Daker dan Sub Daker akan
meneruskan ke Daker

Daerah Kerja

Wafat di pondokan COD di

buat & ditanda tangani


oleh dokter kloter
Wafat di RS Arab Saudi
COD di buat & ditanda
tangani oleh Waka Daker
Yankes dgn bukti Surat
Keterangan Wafat dari RS.
Arab Saudi (Tirkah Wafat)

47

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Buku Laporan TKHI di ambil


pada saat melapor di embarkasi
haji
Lapor dan minta tanda tangan
Wakil Kepala Daerah Kerja
Bidang Kesehatan pada buku
ini di setiap daerah kerja.
Setelah kembali di serahkan ke
petugas kesehatan haji di
debarkasi (KKP-Debarkasi)
KKP mengirim laporan TKHI ke
Pusat (Ditjen PP & PL, cq.
Subdit Kesehatan Haji) untuk di
analisis.

48

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

DATA KLOTER

Nomor Kloter : ................................


Embarkasi

: ...............................

Provinsi Asal Jemaah : (Tidak termasuk mutasi)


1. ............................................
2. ............................................
Kabupaten/kota Asal Jemaah : (Tidak termasuk Mutasi)
1. Pem kes II di RS/Dinkes/Puskesmas*
2. Pem kes II di RS/Dinkes/Puskesmas*
3. Pem Kes II di RS/Dinkes/Puskesmas*
4. Pem Kes II di RS/Dinkes/Puskesmas*
5. Pem Kes II di RS/Dinkes/Puskesmas*

*) Coret yang tidak perlu pada pemeriksaan kesehatan II

49

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

DATA PETUGAS KLOTER


NO
1

PHOTO

NAMA
Alamat

:
:

Tempat/tgl
lahir
Instansi
Bagian
Pangkat/gol
Jabatan
Pendidikan
terakhir bid
kesehatan
Pendidikan
terakhir non
kesehatan
Masa Kerja

Nama
Alamat

:
:

Tempat/tgl
lahir
Instansi
Bagian
Pangkat/gol
Jabatan
Pendidikan
terakhir bid
kesehatan
Pendidikan

:
:
:
:
:
:

.......Tahun

Tamat tahun .........


Tamat tahun .........

:
:
:
:
:

.......Tahun

Tamat tahun .........

:
50

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

terakhir non
kesehatan
Masa Kerja

Tamat tahun .........


:

PETUGAS LAIN (TPHI dan TPHD)


Nama
:
No Paspor
:
Dokter TKHD
Nama
:
No Paspor
:
Perawat TKHD Nama
:
No Paspor
:
Lain-Lain
Nama
:
No Paspor
:
No Paspor
:

3 TPHI

51

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

OBAT DAN ALAT KESEHATAN


NO

JENIS
OBAT/ALKES

JUM
LAH

Abbocath no
18
Abbocath no
20
..........................
..........................
DST

2
3
4

KON
DISI

TER
PAKAI

SISA

KET

Kesimpulan : ...............................................................................................
..............................................................................................
...............................................................................................
Saran

: ............................................................................................
............................................................................................
...........................................................................................

52

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO INDIVIDUAL DI KLOTER

NO

VARIABEL RISIKO

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Jemaah Perempuan
Usia > 40 tahun
Usia > 60 tahun
Obesitas : IMT >
Anemia Hb < 10 mg%
Tekanan Darah > 140/90 mmHg
Pernafasan > 32 kali permenit
Nadi > 100 kali/menit
Gula Darah Sewaktu > 180
mg/dl
LDL >
Barthel Indeks <
(Pop at risk Usia > 40 thn)
Harvard Test <
(Pop at risk usia > 60 thn)
Existing Diseases :
1. ................................................
2. ................................................
3. ................................................
4. ................................................
5. ................................................

10
11
12
13

FREKU
ENSI

PRO
PORSI
*

KET

*) Proporsi (dalam %) adalah jumlah variabel risiko dibagi jumlah


jemaah kloter

53

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik


DATA LINGKUNGAN PERUMAHAN/MAKTAB/PONDOKAN PADA ETAPE PERJALANAN
NO

VARIABEL

Nama Wilayah/daerah
pondokan
Jarak tempuh pondokan
dengan pusat peribadatan
(Masjid Nabawi di Medinah
dan Masjidil Haram di
Mekkah)
Ket : dalam km
Sarana transportasi yang
biasa digunakan dari
pondokan ke pusat
peribadatan :
1. Mobil/Bis
2. Jalan Kaki
3. Lainnya :
__________________
___
Jarak pondokan dengan
poliklinik maktab terdekat
(dlm meter)

EMBAR
KASI

JEDDAH

MADINAH

MEKKAH

ARAFAH

MINA

DEBAR
KASI

54

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

7
8
9

10

11
12

Jarak pondokan dengan


pusat layanan rawat inap
terdekat, (BPHI, sub BPHI,
RSAS)
Apakah jemaah tinggal
pada beberapa pondokan
1. Ya
2. Tidak
Pondokan terdiri dari
berapa lantai ?
Sebagian besar jemaah
tinggal dilantai berapa ?
Adakah fasilitas lift untuk
turun/naik jemaah ?
1. Ada
2. Tidak Ada
Apakah lift terus berfungsi
?
1. Ya
2. Tidak
2
Berapa m rata-rata luas
kamar dipondokan ?
Berapa rata-rata jumlah
penghuni kamar ?

55

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

13

14

15

16

17

18

Apakah setiap kamar


memiliki AC ?
1. Ya
2. Tidak
Apakah AC selalu
berfungsi ?
1. Ya
2. Tidak
Apakah setiap kamar
memiliki exhaust fan ?
1. Ya
2. Tidak
Apakah setiap kamar
memiliki jendela/ventilasi ?
1. Ya
2. Tidak
Berapa rata-rata %
ventilasi dibandingkan luas
kamar ?
Apakah jemaah
menggunakan dapur yang
tersedia
1. Ya
2. Tidak

56

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

19

20

21

3. Tidak Tahu
Fasilitas apa saja yang ada
didapur ? (Jawaban boleh
lebih dari 1)
1. Kompor minyak tanah
2. Kompor gas
3. Rice cooker
4. Peralatan Masak
5. Wastafel
6. Tempat cuci piring
7. Tempat Sampah
8. Alat kebersihan
Sumber air minum jemaah
sebagian besar diperoleh :
1. Memasak
2. Disiapkan maktab
3. Membeli
Untuk memenuhi
kebutuhan makan
sebagian besar jemaah
memperoleh dengan cara :
1. Memasak
2. Disiapkan maktab
3. Membeli

57

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

22

23

24
25

26

Adakah jemaah yang


memasak di kamar baik
menggunakan listrik
maupun kompor ?
1. Ada
2. Tidak
Apakah setiap kamar
memiliki kamar mandi ?
1. Ya
2. Tidak
Berapa ratio jemaah
dengan kamar mandi ?
Apakah air cukup untuk
memenuhi kebutuhan
sehari-hari jemaah ?
1. Ya
2. Tidak
Adakah vector berikut
dipondokan (jawaban
boleh lebih dari 1)
1. Lalat
2. Semut
3. Kecoa
4. Tikus

58

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

27

28

29

27

28

5. Nyamuk
6. Burung
Apakah ada pelindung
terhadap vector mis :
kawat kasa.
1. Ada
2. Tidak ada
3. Tidak tahu
Apakah dilakukan
penyuluhan dikloter ?
1. Ya
2. Tidak
Jika Ya Berapa kali
dilakukan Penyuluhan
Kesehatan dikloter ?
Materi yang diberikan :
1.
2.
3.
4.
5.
Jika Tidak, mengapa ?
1. Kelelahan
2. Tidak sempat

59

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

29

30

31

32
33
34

3. Kendala Bahasa
4. Tidak ada fasilitas
penyuluhan
Apakah sarana yang
digunakan untuk
penyuluhan ?
Berapa kali dilakukan
visitasi terhadap jemaah
haji dikloter ?
Permasalahan yang
ditemukan saat visitasi
1.
2.
3.
4.
Nama Penanggung jawab
ditiap-tiap etape
Jabatan
Tanda Tangan

NIP.

NIP.

NIP.

NIP.

NIP.

NIP.

NIP.

60

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

REKAPITULASI KEADAAN JEMAAH DIKLOTER PADA TIAP ETAPE PERJALANAN


( Tidak termasuk petugas )

NO

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

VARIABEL

EMB

JEDDAH

MADI
NAH

MEKKAH
PRA
ARMINA

ARMINA

MEKKAH
PASCA
ARMINA

Jumlah Jemaah di Kloter


Jumlah Laki-laki
Jumlah Perempuan
Jumlah Wanita Hamil
Jumlah wanita hamil yang melahirkan
Jumlah jemaah sakit titipan kloter lain
Jumlah jemaah yang berangkat
Jumlah kunjungan ke petugas kloter
Jumlah kunjungan ke Poliklinik Maktab
Jumlah rujukan ke Sub BPHI
Jumlah rujukan ke BPHI
Jumlah Jemaah yang dirawat di RSAS
Jumlah jemaah yang dirawat di
embarkasi/debarkasi

61

DEB

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik


JEMAAH HAJI PULANG DINI/PULANG AKHIR/TITIPAN
NO

UMUR

NAMA

ALAMAT

DIAGNOSIS

KET

REKAPITULASI JEMAAH HAJI RAWAT INAP


NO
PASPOR

NAMA

UMUR
L

TGL

TGL

TEMPAT

DIAGNO

MASUK

KELUAR

RAWAT

SIS

KET

62

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

REKAPITULASI JEMAAH HAJI WAFAT

NO
PASPOR

UMUR
NAMA

TGL
WAFAT

LOKASI

TEMPAT
WAFAT

COD

KET

63

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik


LAPORAN KONDISI JEMAAH DALAM PERJALANAN

NO

VARIABEL

Jumlah Jemaah di Kloter

Jumlah Laki-laki

Jumlah Perempuan

Jumlah Wanita Hamil

DAERAH
ASAL KE
ASRAMA
EMBARKASI

ASRAMA
KE
PESAWAT

INDONESIA
ARAB SAUDI
(DIPESAWAT)

ARAB SAUDI
INDONESIA
(PESAWAT)

KET

Jumlah wanita yang melahirkan


diperjalanan
5

Jemaah kloter yang dititip ke kloter lain

Jemaah Titipan dari kloter lain

Jumlah jemaah yang dititipkan di


sarana pelayanan kesehatan
Jumlah jemaah sakit yang berkunjung
kepetugas kloter
Jumlah jemaah meninggal

8
9

64

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

LEMBAR BANTU KUNJUNGAN JEMAAH HAJI KE PETUGAS KLOTER

NO

NAMA

DIAGNOSIS
Kunj 1

Kunj 2

Kunj 3

Kunj 4

THERAPI
Kunj 5

Kunj 6

KET

Kunj 7

65

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

PETUNJUK PENGISIAN BUKU TKHI KLOTER

Data Kloter
1. Nomor Kloter : Nomor yang telah ditentukan dalam
pembagian kelompok terbang
2. Embarkasi : Tempat pemberangkatan jemaah haji dari
Indonesia ke Arab Saudi
3. Provinsi asal jemaah (Jelas), terkadang ada 1 kloter yang
berasal dari beberapa provinsi, tuliskan 2 provinsi dimana
sebagian besar jemaah berasal
4. Kabupaten asal jemaah (Jelas) untuk kloter yang berasal dari
1 kabupaten/kota tuliskan 1 saja, Pem kes II di .......... tempat
dimana

jemaah

kabupaten/kota

tersebut

melakukan

pemeriksaan tahap II di Puskesmas, RS ataukah di Dinas


Kesehatan Kab/kota

Data Petugas Kloter


1. Nama (sudah Jelas)
2. Alamat tempat tinggal terakhir
3. Tempat/tanggal lahir : Tempat dilahirkan dan tanggal,bulan,
tahun kelahiran. Cantumkan umur (dalam tahun) disebelahnya
4. Instansi dimana petugas aktif bekerja
5. Bagian dari instansi tempat petugas bekerja

66

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

6. Pangkat/gol (sudah jelas)


7. Jabatan dapat jabatan struktural, fungsional ataupun staf baik
teknis maupun administratif yang saat ini diemban
8. Pendidikan terakhir bidang kesehatan adalah pendidikan
formal

terakhir

yang

diselesaikan

pada

jurusan

/fakultas/program studi bid kesehatan. Cantumkan tahun


tamat
9. Pendidikan terakhir non kesehatan adalah pendidikan formal
terakhir yang diselesaikan pada jurusan/fakultas/program
study pada bidang non kesehatan. Cantumkan tahun tamat
10. Masa kerja (sudah jelas)

Data Obat Dan Alkes Tas Kloter


Lengkapi ketersediaan, kondisi dan jumlah terpakai serta sisa dari
alat kesehatan yang berada pada tas kloter

Data Identifikasi Faktor Risiko Di Kloter


Dari lampiran data faktor risiko tuliskan frekuensi (jumlah jemaah
berdasarkan

variabel

risiko)

dan

proporsi

(frekuensi

dibandingkan/dibagi jumlah total jemaah)


Data Lingkungan Perumahan / Maktab / Pondokan Pada
Etape Perjalanan
Sudah jelas (Penjelasan didapat pada setiap komponen variabel)

67

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Lampiran :

Identifikasi Faktor Risiko Jemaah Haji Indonesia Berdasarkan


Pemeriksaan II : merupakan informasi individual jemaah yang
dikumpulkan untuk tujuan mendapatkan gambaran yang utuh
tentang kondisi jemaah haji dan faktor risiko yang berhubungan
dengan kesehatan dan kesakitan jemaah, petugas tinggal
memindahkan data yang ada pada pem kes II dari BKJH jemaah
haji,
1. Nomor paspor dan Nama Jemaah : Tuliskan nomor paspor
dan nama seluruh jemaah yang ada dikloter tidak termasuk
petugas kloter
2. Data Biomarker hasil pemeriksaan II : Pindahkan seluruh hasil
pemeriksaan biomarker, bila tidak ada beri tanda strip (-)
3. Sex adalah jenis kelamin jemaah tuliskan L untuk laki-laki dan
P untuk perempuan
4. Umur (sudah jelas)
5. BB adalah Berat Badan Jemaah dalam Kg
6. TB adalah Tinggi badan Jemaah dalam cm
7. IMT (Indeks Massa Tubuh) adalah Proporsi BB dibandingkan
dengan BB, nilai > ...... merupakan kriteria obesitas
8. HR adalah Heart Rate atau Nadi/Pols jemaah/menit

68

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

9. RR adalah respiration rate : frekuensi pernafasan jemaah


/menit
10. TD adalah Tekanan Darah sistolik/diastolik Jemaah dalam
satuan mmHg
11. Hb adalah kadar haemoglobin darah
12. GDS adalah kadar gula darah sewaktu
13. LDL adalah kadar Low Density Lipoprotein
14. BI adalah nilai Barthel Indeks jemaah
15. HT adalah nilai Harvard Test jemaah < 50 merupakan indikasi
kemampuan jasmani yang kurang baik baik penilaian dengan
cara lambat maupun cepat.
16. Dx adalah diagnosis atau penyakit yang disandang oleh
jemaah ketika pemeriksaan kesehatan II dilaksanakan.

69

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

VI. Suplemen
1) Laporan Penerbangan Menuju Jeddah/Madinah *

LAPORAN PENERBANGAN
INDONESIA KE JEDDAH/MADINAH*

I. Umum
- Kloter : .
- Embarkasi Haji:
BTJ/MES/BTH/JKG/JKS/SOC/SUB/UPG/BPN/BDJ/MTR) *)
- Gelombang

- Berangkat jam

:.

- Tiba jam

1. Jumlah Jemaah

:.....orang

a. Pria

:.....orang

b. Wanita

:..orang

2. Jumlah petugas TKHI

:..orang

3. Jumlah yang berobat

: orang

4. Jumlah wafat

: ....orang

70

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

II. Khusus
Jumlah Jemaah Risiko Tinggi
1.

Penyakit Infeksi dan Parasit

: orang

2.

Neoplasma

: orang

3.

Penyakit Darah dan organ


pembentuk darah dan gangguan
mekanisme immune

4.

: orang

Penyakit Endokrin Nutrisi


dan Metabolik

: .... orang

5.

Gangguan Mental dan perilaku : orang

6.

Penyakit Sistem syaraf

: orang

7.

Penyakit Mata dan Adnexa

:. orang

8.

Penyakit Sistem Sirkulasi

: orang

9.

Penyakit Sistem Pernafasan

: orang

10. Penyakit Sistem Pencernaan : orang


11. Penyakit Kulit dan jaringan subkutan: orang
12. Penyakit Sistem Otot Tulang
dan jaringan penyambung

: ....... orang

13. Penyakit Sistem Genitourinary


(saluran kemih )

: orang

14. Kehamilan, kelahiran


dan masa nifas

: orang

71

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

15. Tanda,

gejala

dan

hasil

laboratorium yang tidak


tempat lain

pemeriksaan

klinik

normal, tidak diklasifikasi


: orang

16. Trauma, keracunan dan


akibat eksternal

: ... orang

17. Faktor yang mempengaruhi


keadaan kesehatan dan kontak
dengan pelayanan kesehatan : orang

72

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Penderita Dengan Pelayanan Khusus


No

Nama

Umur

No
Paspor

Diagnosis

Tindakan

,..20.
TKHI KLOTER ..........

(.)

73

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

2) Laporan Penerbangan Dari Jeddah/Madinah *

LAPORAN PENERBANGAN
JEDDAH/MADINAH* KE INDONESIA

I. Umum
- Kloter : .
- EmbarkasiHaji

BTJ/MES/BTH/JKG/JKS/SOC/
SUB/UPG/BPN/BDJ/MTR) *)
- Gelombang

: ......

- Berangkat jam :
- Tiba jam

1. Jumlah Jemaah

: orang

a. Pria

:.... orang

b. Wanita

:. orang

2. Jumlah petugas TKHI

: ........ orang

3. Jumlah yang berobat

: orang

4. Jumlah wafat

: orang

74

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

II.

KHUSUS
Jumlah Jemaah Risiko Tinggi
1. Penyakit Infeksi dan Parasit : orang
2. Neoplasma

: orang

3. Penyakit Darah dan organ


pembentuk darah dan gangguan
mekanisme immune

: orang

4. Penyakit Endokrin Nutrisi


dan Metabolik

: orang

5. Gangguan Mental dan perilaku: .. orang


6. Penyakit Sistem syaraf

: orang

7. Penyakit Mata dan Adnexa

: orang

8. Penyakit Sistem Sirkulasi

: orang

9. Penyakit Sistem Pernafasan : orang


10. Penyakit Sistem Pencernaan : orang
11. Penyakit Kulit dan jaringan subkuta: ... orang
12. Penyakit Sistem Otot Tulang
dan jaringan penyambung

: orang

13. Penyakit Sistem Genitourinary


(saluran kemih )

: orang

14. Kehamilan, kelahiran dan


masa nifas

: ... orang

75

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

15. Tanda, gejala dan hasil pemeriksaan klinik


laboratorium

yang

tidak

normal,

tidak

diklasifikasi tempat lain : orang


16. Trauma, keracunan dan
akibat eksternal
17. Faktor

yang

: ... orang
mempengaruhi

keadaan

kesehatan dan kontak dengan pelayanan


kesehatan

:................ orang

76

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

PENDERITA DENGAN PELAYANAN KHUSUS


No

Nama

Umur

No Paspor

Diagnosis

Tindakan

,..20
TKHI KLOTER ..........

(.....)

77

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

PEDOMAN PENULISAN SERTIFIKAT MEDIS PENYEBAB


KEMATIAN/COD (Certificate of Death)
1. Penjelasan Umum
Sertifikat Medis Penyebab Kematian (SMPK) adalah sertifikat
penyebab kematian yang digunakan Kloter, Rumah Sakit (RS) dan Balai
Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) untuk mencatat dan melaporkan
kejadian kematian dan penyebab kematian menurut International
Classification of Diseases-10 (ICD-10). Sertifikat Medis Penyebab
Kematian mencakup informasi identitas jenazah, keterangan khusus
untuk kematian di masjid, pondokan serta tempat lain dan penyebab
kematian berdasarkan ICD-10.
2. Tata Cara Pengisian Smpk
Petunjuk umum pengisian
1. Isilah formulir ini dengan ballpoint dan pastikan tulisan cukup jelas dan
terbaca.
2. Tuliskan jawaban di atas titik-titik dan gunakan huruf cetak/ huruf balok
agar mudah dibaca.
Contoh :
Nama Lengkap
: AMIR HANDOKO BIN KROMO DIMEJO
Tempat/Tanggal Lahir
: Blitar, Tanggal 17 Bulan 10 Tahun 1974
3. Lingkari kode (angka) di depan pilihan jawaban yang sesuai.
Contoh :
Jenis kelamin : 1 1. Laki-Laki 2. Perempuan
.
4. Isikan jawaban setiap pertanyaan
dengan jelas dan lengkap.
.

78

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

5. Pengisian SMPK bagian I ( Identitas Jenazah) dapat dilakukan


oleh paramedis.
6. Pengisian SMPK bagian II harus dilakukan oleh dokter kecuali
pengisian kode menurut ICD-10 dilakukan oleh petugas kode
yang sudah dilatih.

Petunjuk rinci pengisian


No : Isikan nomor urut pencatatan kematian yang terjadi
selama musim haji.
Daker : Isikan daerah kerja dimana kasus kematian

terjadi,

misalnya Daker Mekah


Nama Rumah Sakit/ BPHI
Isikan

nama

Rumah

Sakit/

BPHI

tempat

almarhum/ah

meninggal.
I. Identitas Jenazah
1. Nama Lengkap
Isikan nama lengkap almarhum/ah sesuai dengan yang
tertera pada paspor atau buku kesehatan jemaah haji/
identitas lainnya.
2. Nomor Kloter
Isikan nomor kloter almarhum/ ah sesuai
Nomor Maktab : isikan nomor maktab sesuai dengan
nomor maktab dimana almarhum/ah tinggal.
79

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

3. Jenis Kelamin
Lingkari kode 1 untuk laki-laki dan kode 2 untuk
perempuan
4. Tempat /Tanggal Lahir
Isikan tempat, tanggal, bulan, dan tahun almarhum/ah
dilahirkan. Bila tanggal lahir lupa, upayakan bulan dan tahun
terisi. Bila bulan dan tahun lupa, tanyakan kejadian-kejadian
penting yang mungkin terjadi sekitar waktu kelahiran
almarhum/ah sehingga tahun kelahiran bisa diperkirakan.
5. Alamat Tempat Tinggal
Isikan alamat lengkap tempat almarhum/ah biasa tinggal di
Indonesia.
6. No Pasport :
Isikan nomor pasport almarhum/ah
7. Tanggal berangkat : tulis tanggal dan bulan berangkat

dari

tanah air.
8. Embarkasi : Tulis nama embarkasi dimana almarhum/ah
berasal, misalnya embarkasi Surabaya, Surakarta dan
sebagainya.
9. Tanggal Meninggal
Isikan tanggal, bulan, tahun meninggalnya almarhum/ah.

80

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

10. Umur saat meninggal


Isikan umur almarhum/ah saat meninggal. Umur saat
meninggal dapat dihitung sebagai perbedaan antara tanggal
lahir sampai waktu meninggal.
11. Tempat Meninggal
Isikan tempat almarhum/ah meninggal. Tempat meninggal
dapat terjadi di fasilitas kesehatan, Masjid, atau lainnya
(misalnya di jalan, di kapal, di pasar, di hotel, dll).

II. Penyebab Kematian


Jika penyebab kematian karena cedera, SMPK diisi setelah
prosedur baku melalui pihak kepolisian selesai dilaksanakan.
1. Penyebab Kematian berdasarkan ICD-10
Penyebab kematian berdasarkan ICD-10 diisi pada pada
lembar kedua. Bagian ini akan dijelaskan lebih lanjut pada
Bab II mengenai aplikasi ICD-10 untuk penetapan diagnosis
penyebab kematian di SMPK.
Menurut ICD-10, format pencatatan penyebab kematian
umur 7 hari ke atas berbeda dengan format pencatatan
penyebab kematian umur 0-6 hari yaitu sebagai berikut:
a. Kematian umur 7 (Tujuh) hari ke atas
1) Penyebab langsung
b. Penyebab antara
81

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

c. Penyebab antara
d. Penyakit dasar
2. Kondisi lain yang berkontribusi tapi tidak terkait
dengan 1a-d.

Selang waktu mulai terjadinya penyakit sampai meninggal


dihitung dari terjadinya penyakit penyebab kematian sampai
meninggal. Untuk penyakit/cedera yang sangat akut seperti MCI,
Stroke hemoragik, perdarahan hebat karena kecelakaan, maka
selang waktu sangat singkat sehingga yang terisi umumnya kolom
jam.
Pengkodean menurut ICD-10 akan diisi oleh petugas kode yang
sudah dilatih.
SMPK harus ditandatangani oleh dokter yang menegakkan
diagnosis sesuai dengan ICD-10.
Dokter

yang

bertanggungjawab

mendiagnosis
untuk

adalah

pengisian

dokter

penyebab

yang

kematian

berdasarkan ICD-10.

82

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

3. Penulisan diagnosis Penyebab Kematian Menurut aturan


ICD-10

a. ICD-10 (International Classification of Diseases)


International Classification of Diseases (ICD) adalah suatu
sistem pengelompokan penyakit berbasis multiaksial yang
dikembangkan oleh WHO. Tujuan dari ICD ini adalah untuk
standardisasi pengelompokkan dan pengkodean penyakit
dalam sistem pencatatan, analisis, dan pelaporan, sehingga
dapat dibandingkan baik antar waktu maupun antar tempat.

Dalam perkembangannya, klasifikasi penyakit yang tertuang


dalam ICD mengalami perubahan dari waktu ke waktu,
sehingga bertambah lengkap dan sempurna seiring dengan
makin canggihnya pemeriksaan penunjang diagnosis.
Klasifikasi penyakit terakhir yang digunakan adalah ICD-10
disusun menurut kode alfa numerik dan pengelompokkan
umum dimulai dari bab, blok, kategori tiga karakter dan kategori
empat karakter. Pengelompokkan penyakit berdasarkan Bab
dan kategori tiga karakter dapat dilihat pada matriks berikut :

83

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik


RENTANG
BAB

KELOMPOK
PENYAKIT

KATEGORI 3
KARAKTER

Bab I
Bab II

Penyakit infeksi dan parasit tertentu


Neoplasma

A00-B99
C00-D48

Bab III

Penyakit darah dan organ pembentuk


darah dan penyakit tertentu yang
melibatkan mekanisme kekebalan
Penyakit endokrin, gizi dan penyakit
metabolik
Gangguan mental dan perilaku
Penyakit sistem syaraf
Penyakit mata dan jaringan mata
Penyakit
telinga
dan
prosesus
mastoideus
Penyakit sistem sirkulasi
Penyakit sistem respirasi
Penyakit sistem pencernaan
Penyakit kulit dan jaringan subkutan
Penyakit sistem muskuloskeletal dan
jaringan ikat
Penyakit sistem genitourinaria
Kehamilan, melahirkan dan nifas
Kondisi tertentu yang berasal dari
periode perinatal

D50-D89

Bab IV

Bab V
Bab VI
Bab VII
Bab VIII
Bab IX
Bab X
Bab XI
Bab XII
Bab XIII
Bab XIV
Bab XV
Bab XVI

E00-E90

F00-F99
G00-G99
H00-H99
H60-H95
I00-I99
J00-J99
K00-K93
L00-L99
M00-M99
N00-N99
O00-O99
P00-P96

84

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Bab XVII

Malformasi, deformasi, abnormalitas


kromosom kongenital
Bab XVIII Gejala, tanda, temuan klinis dan
laboratorium abnormal, yang tidak
dapat diklasifikasikan
Bab XIX Cedera, keracunan dan akibat tertentu
lainnya dari penyebab luar
Bab XX
Penyebab luar kesakitan dan kematian
Bab XXI Faktor yang mempengaruhi status
kesehatan dan kontak
dengan
pelayanan kesehatan.
Bab XXII Kode untuk tujuan khusus (Codes for
special purpose)

Q00-Q99
R00-R99

S00-T98
V01-Y98
Z00-Z99

U00-U99

Data penyebab kematian dari Sertifikat Medis Penyebab Kematian


merupakan salah satu sumber utama berbagai indikator kematian
menurut penyebab yang dapat dipakai untuk memberikan
gambaran status kesehatan di masyarakat.

Pengisian SMPK

dapat diperoleh dari: (1) rekam medis Rumah Sakit/Puskesmas


untuk kematian yang terjadi di Rumah Sakit/Puskesmas, dan (2)
autopsi verbal untuk kematian yang terjadi di luar fasilitas
kesehatan. Selain itu cara penulisan penyebab kematian harus
mengikuti aturan yang ditetapkan dalam ICD-10.

85

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

a. Penyebab Kematian
Penyebab kematian adalah semua penyakit, kondisi atau
penyebab cedera yang menyebabkan atau berperan terhadap
terjadinya kematian. Dalam definisi ini tidak termasuk gejala dan
cara kematian seperti henti jantung atau henti napas. Oleh
karena cara kematian henti jantung dan henti napas tidak
memberikan informasi yang baik dan tepat bagi pengelola program
kesehatan maka hal ini sebaiknya dihindarkan.
Menurut ICD-10, format pencatatan penyebab kematian umur 7
hari ke atas berbeda dengan format pencatatan penyebab
kematian umur 0-6 hari.
Untuk Kematian Umur 7 hari ke atas ICD-10 menganjurkan
urutan penulisan penyebab kematian sebagai berikut:
1. a. Penyebab Langsung

adalah penyakit yang secara

langsung menyebabkan kematian.


b. Penyebab Antara adalah penyakit yang menyebabkan
atau mengakibatkan terjadinya penyakit yang disebutkan
pada 1a.
c. Penyebab Antara
d. Penyebab Dasar adalah penyakit yang merupakan awal
dimulainya perjalanan penyakit menuju kematian atau
keadaan kecelakaan/

kekerasan yang menyebabkan

cedera dan berakhir dengan kematian.

86

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

2. Kondisi lain yang berkontribusi tapi tidak terkait dengan


urutan peristiwa penyakit penyebab kematian di atas.

Contoh 1:
Penyebab kematian langsung adalah Emboli paru, penyebab
antara adalah Fraktur patologis dan Kanker femur sekunder,
sedang penyebab kematian dasar adalah Kanker payudara.

Contoh 2:
Penyebab
penyebab

kematian

langsung

adalah

Bronkopneumonia,

kematian dasar adalah Bronkitis kronis, dan penyakit

yang berkontribusi tapi tidak terkait dengan urutan peristiwa


Bronkitis kronis-Bronkopneumonia adalah Miokarditis kronis.

Contoh 3:

Penyebab

kematian

langsung

adalah

epidural

hematoma,

penyebab antara adalah fraktur tulang temporal, penyebab dasar


adalah

pengendara sepeda motor tanpa helm tertabrak truk

sehingga kepala bagian kiri membentur trotoar

87

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

b. Tata cara memilih penyebab kematian Memakai Konsep


URUTAN LOGIK

Contoh:
Gagal hati disebabkan karena Obstruksi saluran empedu dan
obstruksi ini disebabkan karena Carcinoma pankreas. Dengan
kata lain, Carcinoma pankreas menyebabkan Obstruksi saluran
empedu, yang lebih lanjut menyebabkan Gagal hati. Dengan
demikian Carcinoma pankreas diambil sebagai penyebab dasar
karena Carcinoma pankreas adalah awal dari rangkaian
perjalanan penyakit yang berakhir dengan kematian. Carcinoma
pankreas ditempatkan pada penyebab dasar, Obstruksi saluran
empedu ditempatkan pada penyebab antara, Gagal hati
ditempatkan pada penyebab langsung.
1 a. Gagal hati
b. Obstruksi saluran empedu
c. d. Carcinoma pankreas
Bila hanya terdapat satu diagnosis sebagai penyebab kematian
maka penyebab kematian ini dipilih sebagai penyebab dasar
dan dituliskan pada 1d.
Bila lebih dari satu diagnosis sebagai penyebab kematian maka
pemilihan penyebab kematian dilakukan menurut konsep
88

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

urutan logik. Dalam hal ini penyebab dasar merupakan


penyebab utama yang menjadi dasar dimulainya perjalanan
penyakit yang berakhir dengan kematian.
Bila diagnosis kematian adalah cedera maka keadaan yang
menyebabkan cedera (Bab XX) dan sifat cedera (Bab XIX)
harus dituliskan.

Dalam hal ini

penyebab dasar kematian

adalah penyebab luar yang mengakibatkan cedera (Bab XX).

Contoh:

Pejalan kaki tertabrak truk ketika menyeberang jalan sehingga


mengalami patah di kedua tulang tungkai atas dan tulang
lengan bawah kanan. Korban meninggal di tempat kejadian.
Pengisian pada SMPK adalah sebagai berikut:
1 a. Syok traumatik (T79)
b. Fraktur Multiple (S72)
c.
d. Menyeberang jalan tertabrak truk (V04)
Bila ditemukan 2 rangkaian penyakit penyebab kematian, maka
rangkaian penyakit dari keluhan utama sampai almarhum/ah
meninggal ditempatkan pada penyebab dasar, penyebab
antara dan penyebab langsung, sedangkan rangkaian penyakit
89

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

lainnya ditempatkan pada kondisi lain yang berkontribusi tapi


tidak terkait dengan rangkaian penyebab dasar.

Contoh:

Pasien dengan riwayat Gagal jantung kongestif, dan Sirosis


hati.

Sebelum

meninggal

almarhum

muntah

darah/hematemesis. Pengisian pada SMPK adalah:


1 a. Varises esofagus (I85)
b. c. d. Sirosis hati (K74)
2. Gagal jantung kongestif (I50)
Catatan : Pengkodean alfa numerik dan penentuan final
penyebab dasar menurut ICD-10 dilakukan oleh
petugas kode yang sudah dilatih.

Contoh-contoh lain dapat dipelajari dari CD SMPK dan ICD-10


vol 2

90

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

PEDOMAN PENCATATAN KEMATIAN JEMAH HAJI


INDONESIA
1. Format Autopsi Verbal
Format Autopsi Verbal adalah format yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi tentang riwayat penyakit dan ada
tidaknya tanda dan/atau gejala penyakit penyebab kematian
almarhum/ah.

Format

ini diisi oleh

pewawancara selama

wawancara AV berlangsung. Informasi yang diperoleh akan


digunakan oleh dokter untuk menentukan penyebab kematian.
Struktur Format AV
Secara umum, masing-masing format terdiri dari beberapa bagian
antara lain:
I.

IDENTITAS ALMARHUM/AH

II.

KETERANGAN PEWAWANCARA DAN RESPONDEN

III.

KETERANGAN ALMARHUM/AH

IV.

RIWAYAT PENYAKIT ALMARHUM/AH

V.

GEJALA DAN TANDA PENYAKIT

VI.

PENGGUNAAN TEMBAKAU, ALKOHOL dan NAPZA

VII.

PENCARIAN PENGOBATAN

VIII.

KETERANGAN PENDUKUNG

IX.

RESUME DAN DIAGNOSIS DOKTER KLOTER.

X.

RESUME DAN DIAGNOSIS DOKTER SPESIALIS.

91

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

2. Pedoman pengisisan Format Autopsi Verbal


I. Identitas Almarhum/ah
Tuliskan nomor paspor, nomor kloter, Nomor Maktab,
Alamat di Indonesia, provinsi, embarkasi, tanggal masuk
embarkasi dan tanggal berangkat dari embarkasi
cara

dengan

menanyakan pada responden atau menyalin dari

BKJH almarhum/ah.
Tanggal wawancara : isikan dengan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Contoh jika responden diwawancarai pada tanggal 19 Juli
2010, maka tulis tanggal wawancara di kolom yang tersedia.

II. Keterangan Pewawancara dan Responden


1. Nama Pewawancara/perawat : ditulis lengkap.
2. Nama Responden ditulis lengkap, dan bila responden
lebih dari satu, tuliskan nama responden mulai dari
responden

utama

(responden

yang

paling

banyak

mengetahui riwayat penyakit almarhum/ah).


3. Hubungan responden dengan almarhum/ah
Pilihan ini menjelaskan hubungan antara responden utama
(bila responden lebih dari satu) dengan almarhum/ah.
Lingkari jawaban yang diberikan responden di antara

92

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

kategori yang tersedia kemudian tuliskan pilihan jawaban


pada kotak yang tersedia.
1. keluarga 2. Teman sekamar 3. Teman satu kloter
4. Lainnya
Yang termasuk keluarga : yang ada hubungan keluarga
(contoh : suami, istri, anak, orangtua)
Teman sekamar: yang dimaksud adalah teman sekamar dan
satu kloter dengan almarhum/ah dan

bukan keluarga

almarhum/ah.
Teman satu kloter : yang dimaksud adalah teman dalam satu
kloter dengan almarhum/ah tapi tidak sekamar
Lainnya : yang termasuk lainnya adalah informasi didapatkan
dari bukan keluarga, bukan teman sekloter/sekamar.
4. Apakah responden (utama) tinggal dengan almarhum/ah
Bagian ini memberikan rincian apakah responden (utama)
tinggal bersama dengan almarhum/ah pada saat sebelum
meninggal. Jika responden tinggal bersama almarhum/ah
selama dia sakit atau sebelum meninggal, maka jawabannya
adalah 1-ya.
Jika

responden

tidak

tinggal

bersama

almarhum/ah,

jawabannya 2-tidak. Masukkan kode pilihan jawaban pada


kotak yang tersedia.

93

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

III. Keterangan Almarhum/Almarhumah


1. Nama almarhum/Almarhumah
Tulis nama lengkap almarhum/ah dalam kolom yang tersedia
sesuai dengan BKJH.
2. Jenis Kelamin
Lingkari pilihan responden dan tuliskan pada kotak yang
tersedia :
1. = laki-laki
2. = perempuan
3. Tanggal lahir, Umur : diperoleh dari BKJHI hal.13 atau dari
responden.
Misalnya jika tanggal lahir almarhum/ah adalah 10 Januari
1980. Tulis:
1

Jika tidak tahu tanggal lahir tetapi tahu umur, tulis umur
almarhum/ah dalam tahun, isikan pada kotak yang tersedia.
Tanggal Meninggal
Isilah tanggal, bulan dan tahun meninggal di kolom yang
disediakan. Jika responden mengatakan bahwa almarhum/ah
meninggal tanggal 13 November 2010, tulis tanggal di kolom
yang tersedia seperti di bawah ini:
1

0
94

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Umur Saat Meninggal


Tanyakan kepada responden tanggal, bulan dan tahun
almarhum/ah saat meninggal dan isikan dalam kotak yang
tersedia.
4. Status Perkawinan:
Tanyakan pada responden status kawin almarhum/ah pada saat
meninggal atau disalin dari BKJH.
5. Pekerjaan : disalin dari buku kesehatan haji.
Tanyakan pada responden jenis pekerjaan utama (indikasi
pendapatan) dari almarhum/ah dalam 1 tahun terakhir sebelum
meninggal.
6. Tempat meninggal
Penting diketahui di mana almarhum/ah meninggal. Pilih salah
satu tempat yang terdapat pada format. Lainnya diisi jika
kematian terjadi bukan di no 1 sampai 10. Sebutkan jika
pilihannya no 11.
Sebelum menanyakan pertanyaan-pertanyaan, anda harus
memberi penjelasan singkat seperti yang tertera di bawah ini:
Maaf, saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan yang
berkaitan penyakit yang dialami oleh almarhum/ah selama sakit
menjelang meninggal. Jawaban Saudara akan membantu kami
untuk

mendapatkan

gambaran

penyebab

kematian

almarhum/ah.
95

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

IV. Riwayat Penyakit Almarhum/ah


1. Menurut saudara apa penyebab kematian almarhum/ah.
Tanyakan

kepada responden penyebab kematian menurut

pendapat responden. Tuliskan semua jawaban responden (jika


responden menjawab dengan bahasa daerah, pewawancara
harus menterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia tanpa
merubah arti sebenarnya),

pewawancara tidak boleh

menginterpretasikan jawaban responden. Hal ini penting untuk


memastikan bahwa penyebab kematian seperti yang tertulis
dalam bagian ini adalah benar-benar menurut pendapat
responden. Jika responden menyatakan bahwa tidak ada
sesuatu yang terjadi, misalnya kematian yang mendadak, catat
jawaban responden apa adanya.
2. Bagaimana riwayat perjalanan penyakit almarhum/ah sebelum
meninggal?
Tuliskan riwayat perjalanan penyakit almarhum/ah menjelang
kematian seperti yang diceritakan oleh responden. Ini
merupakan

cerita tentang penyebab kematian. Riwayat

tersebut mungkin merupakan urutan gejala-gejala penyakit dan


kesehatan almarhum/ah pada umumnya sebelum meninggal,
mungkin saja yang menyebabkan meninggalnya almarhum/ah.
Istilah penyakit daerah asal yang umum harus ditulis
sebagaimana diucapkan misalnya bengek ditulis bengek dan

96

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

sebagainya. Lakukan probing untuk mendapatkan informasi


selengkap lengkapnya tentang riwayat perjalanan penyakit
almarhum/ah sampai meninggal.
3. Penyakit apa saja yang pernah dialami almarhum/ah yang
pernah didiagnosis oleh tenaga kesehatan dan berapa lama
menderita?
Pertanyaan mengenai penyakit menahun yang diderita
almarhum/ah ditanyakan pada bagian ini. Ini adalah kondisi
yang telah didiagnosis oleh tenaga kesehatan dan ditanyakan
untuk mendapatkan pengertian yang lebih baik mengenai
kontribusi penyakit-penyakit tersebut pada kesehatan individu
sebelum meninggal.
Tanyakan pada responden apakah almarhum/ah menderita
penyakit . Jika responden menjawab ya pada penyakit di atas,
tanyakan lamanya almarhum/ah menderita penyakit tersebut
dalam bulan, yang dihitung mulai saat didiagnosa sampai saat
meninggal.
Jika almarhum/ah pernah didiagnosis menderita penyakit TB,
tetapi saat meninggal sudah dinyatakan sembuh maka tidak
dicatat sebagai penderita Penyakit TB. Jika tidak diketahui
sembuh atau tidak, tetap dituliskan mempunyai riwayat penyakit
TB.
Informasi dapat diperoleh dari responden atau dari BKJH.
97

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Contoh:
Almarhum/ah didiagnosis dengan penyakit jantung dan telah
didiagnosis 6 bulan sebelum kematian tuliskan angka 6 pada
tempat

yang

tersedia.

Jika

responden

menjawab

telah

didiagnosis 6 tahun sebelum meninggal tuliskan 72 (6 th x 12


bulan = 72 bulan) pada tempat yang tersedia.

V. Gejala Dan Tanda


Bagian ini memuat serangkaian pertanyaan sehubungan dengan
gejala dan tanda yang mungkin dialami oleh almarhum/ah
sebelum meninggal termasuk lamanya gejala dan tanda tersebut.
P1. Apakah almarhum/ah menderita demam/panas tinggi
menjelang meninggal? Demam adalah meningginya suhu
tubuh lebih dari 37,5C. Lingkari jawaban yang diberikan
responden dan isikan kode jawaban pada kotak yang tersedia.
1-ya

2-tidakP3

9-tidak tahuP3

Bila jawaban ya catat berapa bulan atau berapa hari


almarhum/ah demam pada tempat yang tersedia.
.............bulan/ . hari
P2

Apakah demamnya? Dikatakan demam terus menerus

bila jamaah mengalami demam terus-menerus sepanjang hari,


dikatakan demam turun naik bila jamaah mengalami demam
secara periodik, baik dalam jam atau hari. Demam berulang

98

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

disertai keringat malam biasanya disebabkan oleh penyakit TB.


Demam juga bisa disertai dengan menggigil. Jika demam terusmenerus dan menggigil maka tulis demam disertai menggigil
kode 3.
P3. Apakah almarhum/ah nafasnya sesak pada saat
melakukan pekerjaan ringan? Contoh pekerjaan ringan di
rumah misalnya mencuci piring, berkebun ringan atau mengelap
jendela, menyapu rumah/halaman.
Bila jawaban ya catat berapa bulan dan berapa hari pada
tempat yang tersedia.
.............bulan/. Hari
P4.

Apakah almarhum/ah mengalami sesak nafas ketika

tidur sehingga badan harus diganjal menggunakan beberapa


bantal? Sesak nafas ketika tidur terlentang dikaitkan dengan
penyakit jantung atau paru-paru. Lingkari jawaban yang diberikan
responden dan isikan kode jawaban pada kotak yang tersedia.
Bila jawaban ya catat berapa bulan atau berapa hari pada tempat
yang tersedia.
.............bulan/. Hari.
P5.

Apakah almarhum/ah mengeluh jantungnya berdebar-

debar? Kebanyakan orang tidak menyadari akan kondisi jantung


mereka. Bila denyut jantung dapat terasa artinya jantung berdenyut

99

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

dengan cepat, tidak teratur sehingga jantung bisa dirasakan


berdebar-debar.
Bila jawaban ya catat berapa bulan atau berapa hari pada tempat
yang tersedia.
.............bulan/. Hari
P6.

Apakah

almarhum/ah

nafasnya

berbunyi

ketika

mengeluarkan nafas? Nafas berbunyi adalah tanda adanya


sumbatan di saluran pernafasan bawah (bronkus). Gejala ini
adalah salah satu gejala penyakit asma.
Bila jawaban ya catat berapa bulan atau berapa hari pada tempat
yang tersedia.
.............bulan/. hari
P7.

Apakah almarhum/ah menderita batuk lebih dari 2

minggu? Tujuan dari pertanyaan ini adalah untuk mengetahui


kelainan di paru-paru yang bersifat kronik berhubungan dengan
lamanya batuk. Lingkari jawaban yang diberikan responden dan
isikan kode jawaban pada kotak yang tersedia.
1-ya

2-tidakP9

9-tidak tahuP9

Bila jawaban ya catat lama batuknya berapa bulan atau berapa


hari pada tempat yang tersedia. .............bulan. Bila jawaban tidak
atau tidak tahu maka loncat ke pertanyan no 10.

100

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

P8.

Jika jawaban P7 adalah ya, tanyakan jenis batuknya,

apakah batuk kering, berdahak, berdahak bercampur darah


atau tidak. Lingkari jawaban yang diberikan responden dan isikan
kode jawaban pada kotak yang tersedia.

P9. Apakah pernah dilakukan pemeriksaan dahak oleh tenaga


kesehatan? Pada penderita yang dicurigai menderita penyakit TB
paru maka akan dilakukan pemeriksaan dahak sebanyak 3 kali
yaitu sewaktu, pagi dan sewaktu untuk diperiksa Basil Tahan
Asam. Bila pemeriksaan dahak tidak dilakukan sebanyak 3 kali
maka dianggap tidak atau tidak tahu. Jika tidak atau tidak tahu
maka loncat ke pertanyaan 11 (P11).

P10. Jika ya bagaimana hasilnya? Tuliskan bagaimana hasilnya


jika diketahui. Jika tidak diketahui tuliskan tidak diketahui.

P11.
Paru?

Apakah pernah dilakukan pemeriksaan foto Rontgen


Pemeriksaan

foto

Rontgen

Paru

bertujuan

untuk

mengetahui kelainan yang ada di paru-paru seperti TB Paru, Ca


Paru, pembesaran jantung dll.
1-ya

2-tidakP13

9-tidak

tahuP13

Bila jawaban tidak, tidak tahu lanjut ke P13.

101

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

P12.

Jika Ya bagaimana hasilnya? Dapat diperoleh dari

BKJH atau dari responden. Jika jawaban responden positif,


tanyakan hasil positif tersebut untuk penyakit apa dan tuliskan
jawaban tersebut pada tempat yang tersedia.

P13.

Apakah almarhum/ah sebelum meninggal dianjurkan

oleh tenaga kesehatan untuk minum obat minimal 6 bulan.


Pemberian obat anti TB (OAT) diberikan minimal 6 bulan.

P14.

Apakah almarhum/ah menjelang meninggal minum

obat yang menyebabkan warna kencingnya menjadi merah.


Salah satu obat TB yaitu Rifampisin dapat menyebabkan air seni
berwarna merah.

P15.

Apakah almarhum/ah menjelang meninggal pernah

dinyatakan oleh tenaga kesehatan menderita penyakit TB?


Maksudnya adalah almarhum pernah didiagnosa menderita
penyakit TB oleh tenaga kesehatan. Informasi bisa dicek pada
BKJH.

P16.

Apakah almarhum/ah mengeluh nyeri hebat di dada

kiri? Nyeri di dada kiri dapat disebabkan oleh penyakit jantung dan

102

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

penyakit paru-paru. Lingkari jawaban yang diberikan responden


dan isikan kode jawaban pada kotak yang tersedia.
1-ya

2-tidakP18

9-tidak tahuP18

Bila jawaban ya catat berapa bulan atau berapa hari pada tempat
yang tersedia.
.............hari/. Jam.
Jika jawaban tidak atau tidak tahu lanjut ke P18.

P17.

Jika jawaban P16 ya. Tanyakan pada

responden

Bagaimana timbulnya rasa nyeri? Apakah nyerinya mendadak atau


bertahap. Nyeri dada hebat dan mendadak merupakan gejala
penyakit Myocardium Infark.

P18.

Apakah almarhum/ah menderita diare? Diare/ mencret

adalah berak cair berulang (lebih dari 3 kali sehari) dengan atau
tanpa darah. Anggota masyarakat mungkin menggunakan istilah
lain, oleh karena itu anda dapat menggunakan istilah setempat
untuk menjelaskannya.
1-ya

2-tidakP22

9-tidak tahuP22

Bila jawaban ya catat berapa bulan atau berapa hari pada tempat
yang tersedia.

103

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

P19.

Jika jawaban P18 ya, berapa kali per hari dan catat pada

tempat yang tersedia.


. kali per hari.

P20.

Apakah

faecesnya

bercampur

dengan

darah?

Maksudnya adalah pada feses terdapat darah.


P21. Apakah almarhum/ah mengalami dehidrasi berat? Tada
tanda dehidrasi berat: mata cekung, mulut dan lidah kering dan
rasa haus, kencing sedikit atau tidak sama sekali, gelisah atau
mengantuk, sehingga penderita bisa tidak sadarkan diri.

P22.

Apakah almarhum/ah kehilangan nafsu makan? Tidak

selera makan dapat

berupa kurang nafsu atau hilang nafsu

makan. Kehilangan nafsu makan bisa terjadi karena adanya


penyakit infeksi maupun non-infeksi.

P23.

Apakah almarhum/ah mengeluh sakit waktu menelan?

Yang dimaksud rasa sakit menelan pada pertanyaan ini adalah


rasa sakit seperti terbakar, diremas pada waktu menelan (terasa di
leher sampai di belakang tulang dada) yang biasanya ditemukan
pada penyakit abses peritonsil dan penyakit kanker di daerah mulut
dan tenggorokan.

104

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

P24.

Apakah almarhum/ah mengeluh

kesulitan menelan?

Kesulitan menelan adalah adanya rasa tersumbat di tenggorokan


atau perut bagian atas. Dapat ditemukan pada penyakit tumor,
kelumpuhan saraf (stroke), kelainan pada oesophagus.

P25.

Apakah suara almarhum/ah terdengar sengau? Yang

dimaksud adalah suara tidak seperti normal biasanya. Suara


Sengau atau bindeng yang dimaksud disini terjadi dalam jangka
waktu yang lama, bukan pada saat akut seperti pada penyakit
influenza. Suara sengau biasanya ditemukan pada penyakit kanker
nasopharing.

P26.

Apakah

almarhum/ah

mengeluh

telinga

terasa

penuh/berdengung? Gejala ini bisa ditemukan karena adanya


gejala-gejala ditelinga ataupun di nasofaring seperti otitis media, ca
nasofaring dll.

P27.

Apakah almarhum/ah mengeluh sakit kepala? Yang

dimaksud dengan sakit kepala di sini adalah sakit kepala yang


tidak sembuh-sembuh dan berlangsung sampai almarhum/ah
meninggal. Sakit kepala bisa disebabkan oleh adanya kelainan di
otak dan jaringan sekitarnya serta kelainan sistemik.
105

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

P28.

Apakah ada darah di air seni almarhum/ah? Buang air

kecil (BAK) bercampur darah menunjukkan adanya kelainan dalam


ginjal atau infeksi pada saluran kencing.

P29.

Apakah almarhum/ah mengalami nyeri pada waktu

buang air kecil? Rasa sakit waktu BAK dapat merupakan gejala
adanya infeksi pada saluran kencing mulai dari kandung kemih
sampai uretra.

P30.

Apakah ada gangguan kencing? Yang dimaksud dengan

gangguan kencing di sini adalah sulit kencing, kencing menetes,


tidak dapat kencing, kencing tidak terkontrol (beser).

P31. Jika jawaban P30 ya, tanyakan dan tuliskan gangguan


tersebut pada tempat yang tersedia.

P32.

Berapa kali almarhum/ah kencing di malam hari? Sering

kencing terutama di malam hari dikaitkan dengan penyakit diabetes


mellitus (DM). Tuliskan jawaban responden pada tempat yang
tersedia : ...........................kali

106

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

P33.

Apakah

almarhum/ah

mengeluh

kesemutan

di

kaki/tangan? Kesemutan adalah rasa seperti ditusuk-tusuk yang


tidak nyaman atau rasa baal/tebal biasanya di tangan dan atau
kaki. Gejala ini merupakan salah satu tanda penyakit diabetes
melitus.

P34. Apakah almarhum/ah menderita luka yang sulit sembuh?


yang dimaksud disini adalah jika orang tersebut menderita luka,
penyembuhannya lama/lebih dari 1 minggu atau bahkan tidak
sembuh. Orang yang menderita kencing manis bila mengalami
luka akan sulit sembuh, bahkan bisa mengakibatkan gangren.

P35. Apakah ujung-ujung jari-jari tangan terlihat membesar


dan tampak kebiruan? Pada penderita Penyakit Paru Obstruksi
Kronik (PPOK) biasanya ditandai dengan pembesaran pada ujungujung jari tangan dan tampak kebiruan (clubbing finger).

P36.

Apakah almarhum/ah mengeluh nyeri perut? Nyeri perut

bisa

disebabkan karena adanya

gangguan pada saluran

pencernaan misalnya pada diare atau adanya gangguan di fungsi


organ di rongga perut seperti appendicitis/usus buntu, ulkus gaster
dan duodenum, abses hati, batu saluran empedu, kanker dan

107

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

peradangan lainnya. Bila jawaban tidak atau tidak tahu langsung


ke P41.

P37.

Jika jawaban P36 ya, tanyakan pada responden nyerinya

pada perut bagian mana? Lingkari jawaban yang diberikan


responden dan isikan kode jawaban pada kotak yang tersedia.

P38.

Apakah ada benjolan (tumor) di perut? Maksudnya

adalah di dalam perutnya terdapat benjolan. Adanya benjolan di


perut bisa karena tumor, misalnya tumor hati atau abses hati.
Dapat juga terjadi pembesaran organ-organ dalam rongga perut,
misalnya pembesaran hati, limpa. Jika jawaban tidak atau tidak
tahu langsung ke P43.

P39. Jika jawaban P38 ya, Tanyakan pada responden di bagian


perut sebelah mana benjolan tersebut.

P40.

Apakah perut almarhum/ah membesar karena cairan?

Yang dimaksud perut membesar karena cairan pada pertanyaan


ini adalah adanya cairan yang berlebih dalam rongga perut (asites).
Dapat diketahui dari lingkar perut yang bertambah.

108

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

P41.

Apakah almarhum/ah mengalami muntah? Muntah

adalah keluarnya sisa makanan dari saluran pencernaan melalui


rongga mulut.

P42.

Jika jawaban P41 ya, tanyakan pada responden apakah

muntahnya bercampur darah? Maksudnya adalah ketika muntah,


muntahannya disertai darah. Bisa juga terjadi muntahannya berupa
darah. Hal ini dapat terjadi pada gastritis yang hebat atau pada
penyakit demam berdarah yang sudah parah. Atau pada iritasi
karena pengobatan.

P43.

Apakah almarhum/ah Buang Air Besar (BAB) darah

segar? Yang dimaksud adalah BAB disertai dengan darah segar


disebabkan karena adanya keganasan pada saluran cerna bagian
bawah.

P44.

Apakah almarhum/ah BAB darah kehitaman? BAB

darah kehitaman disebabkan karena adanya keganasan pada


saluran cerna bagian atas.

P45.

Apakah

almarhum/ah

mengalami

penurunan

kesadaran? Tingkat kesadaran mulai dari compos mentis


(kesadaran baik), somnolen (mengantuk), delirium (mengigau), pre
109

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

coma dan coma (tidak sadar). Terjadinya penurunan kesadaran


disini adalah menjelang wafatnya almarhum/ah, bukan terjadi pada
saat yang lampau. Penurunan kesadaran dapat terjadi pada
penyakit stroke, infeksi di selaput otak/otak atau gangguan koma
pada penyakit diabetes mellitus.

P46.

Apakah ada bagian tubuh almarhum/ah yang lumpuh?

Kelumpuhan adalah hilangnya rasa dan gerakan pada satu/lebih


bagian tubuh. Kelumpuhan dapat disebabkan oleh penyakit
tertentu seperti tekanan darah tinggi/stroke dan tumor di otak (di
pusat motorik). Jika jawaban tidak atau tidak tahu langsung ke P51.

P47.

Jika jawaban P46 ya, tanyakan pada responden bagian

tubuh mana yang lumpuh? Sebutkan bagian yang lumpuh


misalnya kaki kanan, tangan kanan atau tangan kanan dan kaki
kanan, dsb.

P48.

Apakah seluruh tubuhnya kaku

P49.

Apakah almarhum/ah sulit membuka mulut (trismus)?

Trismus adalah kesulitan membuka mulut karena otot-otot rahang

110

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

dan muka mengalami kejang (spasme). Gejala ini ditemukan pada


Tetanus. Gejala ini ditulis jika terjadi menjelang almarhum/ah wafat.

P50.

Apakah almarhum/ah mengalami kaku kuduk? Yang

dimaksud dengan kaku kuduk adalah kekakuan didaerah leher,


leher tidak dapat digerakkan ataupun ditekuk. Kaku kuduk tidak
sama dengan nyeri/pegal di leher. Kaku kuduk merupakan gejala
infeksi pada selaput otak (meningen) seperti meningitis atau bisa
ditemukan juga pada tetanus. Gejala ini ditulis jika terjadi
menjelang almarhum/ah wafat.

P51.

Apakah otot perut almarhum/ah kaku seperti papan?

Otot perut yang kaku seperti papan disebabkan karena otot daerah
perut mengalami kejang (spasme). Gejala ini ditemukan pada
tetanus atau bisa juga terjadi pada infeksi berat pada saluran
cerna. Gejala ini ditulis jika terjadi menjelang almarhum/ah wafat

P52.

Apakah almarhum/ah menderita kejang? Kejang adalah

otot anggota badan menjadi kaku, kadang-kadang mata akan


berputar. Kejang terjadi karena adanya proses gangguan di otak
seperti tumor, infeksi. Panas tinggi, terutama bila naik secara cepat
dapat menimbulkan reaksi kejang. Pada penyakit epilepsy kejang

111

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

dapat terjadi berulang-ulang tanpa disertai demam. Gejala ini ditulis


jika terjadi menjelang almarhum/ah wafat.

P53.

Apakah pergelangan kakinya bengkak? Tunjukkan pada

responden bagian pergelangan kaki yaitu daerah persendian


diatas telapak kaki. Bengkak bisa di satu pergelangan atau kedua
pergelangan kaki.

P54.

Apakah almarhum/ah menderita bengkak di persendian

lain? Maksudnya adalah selain di persendian kaki juga terjadi


pembengkakan di sendi-sendi lain, misalnya jari-jari tangan/kaki,
dsb.

P55.

Apakah berat badan almarhum/ah turun drastis?

Maksud dari pertanyaan ini adalah jika menjelang wafat almarhum


mengalami penurunan berat badan yang drastis dalam waktu yang
cepat. Biasanya terjadi pada penyakit HIV atau pada penyakit
keganasan/kanker.

P56.

Apakah mulutnya sariawan yang meluas di seluruh

mukosa mulut? Sariawan yang terjadi adalah banyak, tidak hanya


satu.

112

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

P57.

Apakah almarhum/ah tampak pucat? Maksudnya adalah

warna kulit /wajah almarhum terlihat pucat tidak seperti normalnya.

P58.

Apakah

almarhum/ah

menderita

penyakit

kulit?.

Maksudnya adalah apabila menjelang wafat pada kulit almarhum


terjadi kelainan- kelainan, misalnya merah-merah, melepuh atau
bergelembung-gelembung, dsb.

P59.

Bila jawaban P58 adalah ya, tuliskan jenis kelainan

kulitnya...............................

P60.

Apakah muka almarhum/ah bengkak? Yang dimaksud

adalah jika wajah almarhum/ah menjelang wafat terlihat bengkak/


agak gembung dari normalnya. Biasanya terlihat pada pipinya
yang lebih gembung dari biasanya.

P61.

Apakah bagian putih mata almarhum/ah berubah

menjadi kuning? Bagian putih mata menjadi kuning adalah salah


satu gejala penyakit kuning. Penyakit kuning disebabkan oleh
infeksi pada hati (hepatitis) atau tumor pada hati.

113

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

P62.

Apakah pernah cedera akibat kecelakaan lalu lintas?

Maksudnya adalah jika almarhum/ah wafat karena disebabkan


kecelakaan lalu lintas. Jika tidak atau tidak tahu langsung ke P64.

P63.

Pertanyaan ini ditanyakan jika jawaban P62 adalah

ya. Tanyakan pada responden bagian tubuh mana yang cedera.


Misalnya kaki patah, gegar otak dsb.
Tanyakan proses kejadian kecelakaannya misal: berjalan kaki
tertabrak bus di jalan raya

P64.

Apakah pernah cedera akibat

lainnya? cedera disini

adalah cedera pada setiap etape perjalanan haji termasuk


terhimpit-himpit pada waktu tawaf, sai. Cedera juga dapat
disebabkan terpeleset di kamar mandi, jatuh dari tangga, dll. Jika
jawaban tidak atau tidak tahu langsung ke

P65.

Pertanyaan ini ditanyakan jika jawaban P64 adalah

ya. Tanyakan pada responden bagian tubuh mana yang


cedera? Tuliskan jawaban responden pada tempat yang tersedia.
Tanyakan proses kejadian kecelakaannya misal: terinjak-injak saat
melontar jumroh.

114

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

P66.

Apakah dilukai secara sengaja oleh orang lain?

Maksudnya adalah menjelang almarhum/ah wafat sebelumnya


telah dicederai orang lain. Misalnya ditusuk orang lain.

P67.

Apakah almarhum/ah mengalami keracunan? Yang

dimaksud keracunan pada pertanyaan ini adalah keracunan yang


tidak disengaja (contoh keracunan makanan, obat-obatan,
termasuk alkohol). Jika jawaban tidak/tidak tahu langsung ke P69.

P68.

Ini adalah pertanyaan saringan ditanyakan apabila jawaban

P67

adalah

ya.

Tanyakan

pada

responden

penyebab

keracunannya dan tuliskan dalam tempat yang tersedia.

P69.

Apakah almarhum/ah bunuh diri? Yang dimaksud

pertanyaan disini adalah jika almarhum/ah melakukan tindakan


bunuh diri. Misalnya menggantung diri, minum racun serangga,
dsb. Bila jawaban ya. Maka dituliskan dalam riwayat penyakit
almarhum/ah di blok IV, bagian 2.
VI. Penggunaan Tembakau, Alkohol dan NAPZA
Jika almarhum/ah pernah merokok atau mengkonsumsi alkohol
atau Napza, isikan sesuai keterangan dari responden. Jika

115

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

responden keberatan menjawab abaikan pertanyaan pada


bagian ini.

VII. Pencarian Pengobatan


1. Apakah almarhum/ah pernah mendapatkan pengobatan
selama sakit?
Maksudnya adalah menjelang wafat almarhum/ah pernah
dirawat atau berobat karena sakitnya itu.
2. Jika jawaban 1 adalah ya, tanyakan pada responden
dimana saja dan kapan? Jawaban dapat lebih dari satu, dan
tuliskan semua jawaban responden pada tempat yang
tersedia.
3. Jika Petugas kesehatan mengatakan penyakit lainnya, maka
tuliskan penyakit tersebut pada pertanyaan no 4

116

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

VIII. Keterangan Pendukung


Dalam bagian ini, pewawancara harus mencatat resume
dari setiap sumber tertulis yang diperoleh dari responden.
Informasi ini akan membantu proses untuk menentukan
kemungkinan penyebab

kematian. Ada berbagai jenis

bukti yang mendukung yaitu : Surat Keterangan Keluar dari


Rumah Sakit/kartu Kontrol, Visum et Repertum, Catatan
Medik pasien rawat jalan dan rawat inap termasuk resep,
dan hasil laboratorium/citologi foto rontgen. Semuanya
harus dicatat dalam format AV.
Selama wawancara AV, tanyakan pada responden, apakah
pernah melihat dokumen pendukung dan ringkaslah semua
keterangan dalam semua dokumen pendukung ini ke
dalam format AV.
Selain bukti dari dokumen rumah sakit, keluarga dari
almarhum/ah

yang

meninggal

mungkin

diberitahu

mengenai penyebab kematian oleh tenaga kesehatan.


Informasi

ini

berikutnya.

penting

dan

Pewawancara

merupakan
harus

pertanyaan

bertanya

apakah

responden diberitahu tentang penyebab kematian pada


alamarhum/ah oleh petugas layanan kesehatan. Lingkari
jawaban yang benar dan tuliskan kode jawaban pada kotak
yang tersedia.
117

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Contoh:
Bila pewawancara melihat surat kematian dari rumah sakit
yang menyebutkan bahwa penyebab kematiannya adalah
SIROSIS

HEPATIS

salinlah

dengan

cermat

penyebab

kematian tersebut setelah kata diagnosis, seperti di bawah ini:

Surat Keterangan dari Sarana Kesehatan BPHI/Rumah Sakit


Diagnosis selama dirawat : .............................................................
Surat kematian dari RS
Penyebab Kematian : SIROSIS HEPATIS
Visum et Repertum
Penyebab Kematian : ............................................................................
Catatan Medik
Diagnosis selama dirawat : ....................................................................
Hasil Laboratorium/sitologi selama dirawat/rontgen

Apakah petugas kesehatan mengatakan penyebab kematiannya?


1-ya

2-tidak

9-tidak tahu

Jika ya, apa yang dikatakannya?


...................................................................................................................

118

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Wawancara berakhir sampai di sini. Setelah memastikan


pengisian format telah lengkap, pewawancara harus membuat
catatan riwayat penyakit almarhum/ah secara kronologis
(waktu). Kemudian mengembalikan format yang telah diisi
kepada dokter untuk mengisi resume dan menegakkan
diagnosis.

IX. Resume dan Diagnosis


Resume Autopsi Verbal
Setelah dokter penegak diagnosis melakukan pemeriksaan
format AV, dokter harus menuliskan resume AV pada kolom
yang tersedia. Resume mencakup semua informasi yang
diperoleh

mengenai

keadaan

kesehatan

almarhum/ah

sebelum meninggal, mulai dari identitas sampai keterangan


pendukung.
Penyebab kematian menurut dokter penegak diagnosis
Ini merupakan bagian terakhir dari format AV di mana dokter
penegak diagnosis mengisi bagian penyebab kematian menurut
aturan ICD-10, berdasarkan resume dan diskusi dengan
pewawancara AV.

119

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Penyebab langsung, antara dan dasar dan penyebab lain yang


berhubungan dituliskan dalam tempat yang tersedia, berserta
dengan periode waktu mulainya penyakit hingga almarhum/ah
meninggal.

120

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Penyebab kematian menurut dokter:


Selang waktu mulai terjadinya Penyakit sampai meninggal
Tahun Bulan

Hari

Tanggal

Penyebab Kematian
1. a. Penyebab Langsung : .............. ......

b. Penyebab Antara

: .............. ......

......

..... .......

......

...... ......

c. Penyebab Antara : .............. ....... ..... ...... ......


d. Penyebab Dasar : .............. ....... ...... ......

.....

2. Penyakit/kondisi lain yang berkontribusi namun tidak


berhubungan dengan 1a-d : ................ ....... ...... ...... .......

121

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

POKOK BAHASAN
PENCATATAN DAN PELAPORAN
ELEKTRONIK
Sebagai bentuk pengembangan system pencatatan dan
pelaporan khususnya pelayanan kesehatan, kebutuhan dan
persediaan obat dan alkes kloter, untruk memudahkan petugas
sudah dikembangkan dengan pendekatan teknologi berbasis
website, ini juga sudah mulai diterapkan di tanah air pada saat
pemeriksaan kesehatan Jemaah haji.
Aplikasi

yang

dikembangkan

disesuaikan

dengan

kebutuhan data yang tentunya bila dianalisis akan bermaksa, dan


data bersifat real time.
Untuk petugas kloter aplikasi sudah di sediakan dalam
smartphone yang akan menjadi perangkat kerja petugas kloter
semala operasional pelayanan haji,
Siskohatkes adalah aplikasi untuk pengelolaan kesehatan
Jemaah haji secara professional dan terpusat, yang berbasiskan
web.
Karena aplikasi Siskohatkes merupakan aplikasi yang
berbasiskan web, maka untuk mengakses aplikasi ini hanya
diperlukan Browser / Pengaya. Untuk mengakses sistem ini harus
122

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

menggunakan username dan password yang akan dikelola oleh


seorang administrator.
Mengakses dan Menggunakan Sistem
Untuk mengakses sistem siskohatkes, ini diperlukan username
dan password yang diberikan oleh System Administrator. Berikut
akan dibahas cara pengaksesan sistem secara detail

Sebelum menjalankan aplikasi SISKOHAT MOBILE ada


beberapa yang harus diperhatikan, diantaranya :

SISKOHATKES MOBILE
Aplikasi berbasiskan Android yang merupakan sub-system dari
Siskohatkes Induk, yang dirancang khusus untuk petugas kloter
yang berada di lapangan untuk mengirimkan data / laporanlaporan yang terjadi di kloter.
Dengan demikian data dari para petugas kloter dapat digunakan
untuk analisa dan penunjang pengambilan keputusan oleh pihakpihak terkait.

123

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

PERSIAPAN / KEBUTUHAN SYSTEM/ SMARTPHONE


Sebelum menggunakan aplikasi Siskohatkes Mobile Anda
harus memiliki perlengkapan berikut ini
Tablet / HP Android dengan minimum spesifikasi berikut ini :
Processor 1.2 GHZ
Android 2.2 atau keatas
RAM 2 GB
Storage 2 GB (Minimum)
HSDPA & GPS
Layar 480x800

CATATAN:
Android

mempunyai

banyak

varian,

sehingga

aplikasi

Siskohatkes Mobile di beberapa HP / Tablet tidak dapat berjalan


sempurna.
Username dan Password, username dan password akan
diberikan oleh Administrator kepada setiap petugas kloter
yang ingin menggunakan aplikasi Siskohatkes Mobile ini.
Akses internet, diperlukan pada saat pengaturan awal, dan
pengiriman laporan.

124

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Persiapan (pemasangan Sim card)


Sebelum dapat digunakan, pastikan SIM Card telah terpasang
pada HP / Tablet, petugas kloter akan diberikan satu SIM
Card Arab Saudi, yang dapat digunakan untuk mengakses
internet guna penyampaian laporan.
Cara pemasangan SIM Card pada HP Android
Buka penutup belakang dari HP Android Anda, dan lepaskan
batere.
Tempatkan SIM Card pada tempt yang telah disediakan
(posisi sesuai dengan gambar petunjuk yang tertera pada
body HP Anda.
Pasangkan kembali batere dan tutup penutup belakang
sampul HP Anda.

125

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Pengaturan Awal
Setelah SIM Card terpasang, nyalakan HP Anda, sampai
muncul layar Home.Pengaturan Setting InterrnetMasuk ke
menu Settings dengan cara mengklik tombol menu yang ada
dibawah kanan. Kemudian, masuk ke menu Settings /
Setelan.
Masuk ke menu Jaringan dan Koneksi Data, centang pada
kotak Gunakan Koneksi Data
Pengaturan Zona Waktu,
Masuk ke menu Settings/Setelan Date and Time / Tanggal
dan Waktu Zona Waktu, dan pilih zona waktu (Kuwait atau
GMT + 3 Arabian Standard Time)

INSTALASI APLIKASI
Untuk menggunakan aplikasi, Anda harus menginstal aplikasi
terlebih dahulu, dengan cara adalah sebagai berikut :
Setelah berhasil terunduh, klik/touch pada aplikasi
terunduh sehingga muncul layar konfirmasi, apakah Anda
akan menginstall aplikasi Siskohatkes Mobile, dan pilih
YA.
Apabila sudah terinstall dengan sempurna, maka akan
muncul logo Bhakti Husada (Warna Hijau) dan nama
aplikasi Siskohatkes Mobile
126

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

Setelah aplikasi berhasil diinstall, selanjutnya Anda dapat


memulai penggunaan aplikasi:
Klik / Touch pada logo Bhakti Husada. Ketika pertama kali
aplikasi dijalankan maka Anda dihadapkan dengan layar
pengaturan. TAHUN HIJRIAH: adalah tahun operasional
hijriah. (1434), untuk keperluan training karena data Jemaah
belum menampung Jemaah 1435 M, maka gunakanlah data
tahun 1434 M.
USERNAME & PASSWORD: masukkan username dan
password yang telah Anda terima, untuk pelatihan gunakan:
kltsoc01 | 12345678.
NAMA PERAWAT dan TELP PERAWAT, dapat diisikan
sesuai dengan data yang Ada.
DAKER dan SEKTOR, isikan sesuai dengan lokasi awal kloter
Anda.
URL, isikan sesuai dengan url http://beta.zivlab.com/api
(saat operasional diisi
http://siskohatkes.depkes.go.id/api )
Tekan Simpan, untuk menyimpan data

127

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

REFERENSI
1. UU NO 36 TAHUN 2009 Tentang Kesehatan
2. Kepmenkes No: 442 / MENKES / SK / VI/ 2009 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kesehatan Haji
3. Permenkes No. 1501/MENKES/PER/X/2010 tentang Jenis Penyakit
Menular Tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya
Penanggulangannya.
4. Bahan Bacaan Materi Pelatihan Tenaga Kesehatan Haji

128

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

LEMBAR PENUGASAN

KASUS 1
JEMAAH WAFAT
TUGAS :
a. Mengisi COD
b. Membuat Outopsi Verbal

KASUS 2.
DAFTAR JEMAAH YANG BEROBAT (15 Data Jemaah )
TUGAS :
1. Sinkronisasi daerah kerja
2. Entry data kedalam aplikasi (of line/on line)
3. Upload

KASUS 3
129

Modul Pencatatan dan Pelaporan Manual dan Elektronik

KEGIATAN VISITASI
TUGAS
1. Melakukan visitasi
2. Pengambilan gambar dengan menggunakan aplikasi
3. Penyimapanan
4. Upload

130

Anda mungkin juga menyukai